Australia harus memilih program teknologi pertahanan dengan hati-hati.
Negara mengharapkan memiliki angkatan bersenjata yang canggih, namun
dengan populasi 24 juta penduduk dan tidak memiliki uang serta keahlian
teknik yang mendalam, membuat banyak persoalan atas pengembangan di
dalam negeri.
|
Spektrum radar Jindalee Australia |
CANBERRA-(IDB) : Selama beberapa dekade Australia tanpa lelah telah mengejar satu
program yang sangat sulit: Radar over-the-horizon Jindalee, untuk
menjawab masalah nasional bagaimana secara ekonomis dapat memantau
kondisi maritim dari benua yang besar yang bernama: Australia.
Dengan sedikit publikasi, Departemen Pertahanan dan kontraktornya
telah menyelesaikan upgrade utama dari sistem radar Jindalee, yakni:
tiga instalasi antena besar, rentang pemasangan antena, pantulan radio
frekuensi tinggi dari ionosfer untuk mengamati pesawat terbang dan kapal
dalam area 3.000 km, mungkin sejauh Laut Cina Selatan. Upgrade telah
meningkatkan kecepatan, sensitivitas dan ketepatan sensor, dan
konekainya ke dalam Sistem Komando dan kontrol nasional dari Pangkalan
Royal Australian Air Force (RAAF).
Departemen Pertahanan berencana meminta persetujuan awal untuk
peningkatan lebih lanjut sistem radar Jindalee pada bulan Juni tahun
2015, namun ada tuntutan agar fokus upaya pengembangan saat ini bergerak
untuk memastikan Angkatan Udara Australia RAAF dapat mengoperasikan
Jaringan Radar Jindalee mulai saat ini hingga tahun 2040.
Australia tidak mengungkapkan detil radar Jindalee, dan hanya
menggambarkan sedikit prinsip-prinsip operasinya. Namun dalam sebuah
wawancara dengan Defense Material Organization (DMO), digambarkan
sedikit rinci prestasi upgrade terbaru dan tujuan berikutnya, namun
masih merahasiakan sebagian besar langkah-langkah kinerja berikutnya.
Upgrade yang sekarang dilakukan sudah memasuki Fase 5 dari program Jindalee, yang akan dilakukan hingga 2025.
Menteri Pertahanan David Johnston mengungkapkan penyelesaian upgrade
fase 5 dari radar Jindalee telah dilakukan tanggal 28 Mei 2014. Dia
mengatakan radar tersebut telah mencapai kemampuan operasional. Menurut
Mike Walkington dari DMO, level pencapaian itu sebenarnya telah dicapai
pada akhir tahun lalu.
Upgrade ini sebenarnya diselesaikan terlambat dua tahun disebabkan
sebagian besar karena kekurangan keterampilan. Namun Meski demikian
upgrade ini telah mencapai hampir semua -specifications dan jumlah di
bawah anggaran yang ditentukan, kata Walkington. Pekerjaan itu dilakukan
oleh Australia Lockheed Martin dan BAE Systems, dengan dukungan dan
saran dari Defense Science & Technology Organization. Anggarannya
belum diungkapkan.
Dengan upgrade Tahap 5, maka radar di Laverton, Australia Barat, dan
Longreach – Queensland, telah dipasang ke standar instalasi asli seperti
di Alice Springs, Northern Territory. Sistem pengembangan merujuk pada
radar Alice Springs yang lebih maju. Sekarang ketiga radar telah sama
dan radar Alice Springs terintegrasi sebagai instalasi operasional.
Radar di Alice Springs tidak lagi memiliki status khusus; salah satu
dari tiga radar dapat digunakan untuk pekerjaan pengembangan lebih
lanjut, kata Walkington.
Perbaikan utama yang dilakukan untuk radar Jindalee terkait sistem
pertahanan, adalah membuat sistem elektroniknya menjadi lebih cepat.
Array yang sekarang mengumpulkan lebih banyak data, yang dikirim dalam
bentuk basic ke Pangkalan RAAF Edinburgh, dekat Adelaide, Australia
Selatan, di mana radar dikendalikan. Bandwidth antara array (radar) dan
ruang kendali (base) harus sangat besar.
Edinburgh memproses informasi mentah untuk mengekstrak track data
yang masuk ke RAAF Williamtown di Newcastle, New South Wales. Data itu
dimasukkan ke Vigilare, yang merupakan sistem komando-dan-kontrol
(Boeing) yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk
menciptakan gambar udara taktis nasional. Jindalee telah memiliki link
dengan Vigilare sebelum Fase 5 selesai. Dan sekarang telah “terintegrasi
dengan baik” dengan sistem komando-dan-kontrol, kata Walkington.
Data masuk ke Vigilare juga ditingkatkan. Jindalee sekarang lebih
sensitif, lebih mampu mengekstrak target dari noisy dan
mengklasifikasikan mereka berdasarkan ukuran. Sistem ini juga mampu
menentukan lokasi yang diidentifikasi, perkiraan kecepatan serta arah
tujuannya. Radar Jindalee enjadi lebih presisi.
“Kami belum mendapatkan peningkatan yang signifikan dalam hal
mendeteksi ukuran target”, kata Walkington. Ukuran target yang dideteksi
sudah bisa lebih kecil, namun belum seperti ukuran yang ditetapkan
kepada kami. Departemen ini tidak mengubah pedoman yang telah ditetapkan
bahwa sistem harus dapat mendeteksi target sekecil pesawat jet latih
atau kapal patroli ukuran 300 ton. Kinerja radar Jindalee yang
sebenarnya mungkin lebih baik, tetapi RAAF bersikeras bahwa radar ini
tidak dapat mendeteksi, misalnya, perahu kayu bermesin yang berjalan
lambat.
Sensor Jindalee mendeteksi target dengan Doppler, pergeseran kecil
dalam frekuensi gelombang radio yang terpantul disebabkan oleh gerak
target menuju atau menjauh dari radar. Mereka ditantang tidak hanya oleh
tingkah ionosfer yang terkadang membuat obyek menjadi kabur, pantulan
yang tidak stabil, juga oleh rentang kolosal di mana mereka beroperasi:
Energi yang kembali dari target ribuan kilometer jauhnya sangat kecil.
Array (radar) yang ada tentu sangat besar. Transmisi Array yang ada di
Alice Springs memiliki panjang 2,8 km (1,7 mil.).
|
Australia
memiliki tiga radar Jindalee, yang masing-masing ditempatkan di
pedalaman. Ukuran radar Jindalee tidak berubah setelah dilakukan upgrade
pada tahun lalu. Rentang yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar. |
Sebuah kemajuan penting dalam upgrade Fase 5 adalah kecepatan
pemrosesan. Radar seperti Jindalee tidak lancar memindai bidang pandang
mereka, melainkan masih terpatah patah. Setelah upgrade, tiga instalasi
Jindalee “dapat melihat area yang lebih besar dalam waktu yang lebih
cepat,” kata Walkington. Dia tidak mengungkapkan apakah waktu pemindaian
untuk satu area (tile) tinggal puluhan detik, menit atau puluhan menit
untuk setiap tile, tetapi jelas bahwa radar lebih cepat dan lebih baik
dalam memindai area yang luas dengan berpindah dari satu tile ke tile
lainnya.
Upgrade Tahap 5 telah membuat Jindalee lebih digital, namun
tidak sepenuhnya begitu, kata Walkington. Konversi Analog-ke-digital
dari signal tidak segera dilakukan pada array. Hal ini karena Antena-nya
phase array, sehingga dibutuhkan signal analog untuk mengarahkan
elektroniknya ke azimuth, tetapi masing-masing radar ternyata hanya bisa
memindai satu tile (area) pada suatu waktu. Ditanya apakah lebih dari
satu tile dapat diamati secara bersamaan, Walkington mengatakan: “Kami
memiliki tiga radar.”
Jilatan api matahari (solar flares) dan coronal mass ejections
mengganggu ionosfer, dan ini tetap menjadi masalah. Tapi radar kini
dapat lebih baik menangani perubahan kondisi ionosfer. Upgrade Fase 5
menghasilakn perbaikan performa yang diinginkan kecuali satu, yakni
kecerdasan (buatan) radar.
Walkington tidak mengungkapkan kinerja Jindalee, kecuali mengatakan
bahwa jangkauan dari sistem ini tidak berubah, yakni dari minimal 1.000
km sampai maksimum 3.000 km, seperti angka yang ditetapkan departemen
dan RAAF sebelumnya. Analis pertahanan Australia percaya bahwa dalam
kondisi ionosfer yang baik, radar Jindalee dapat melihat lebih jauh.
Ada tanda-tanda bahwa perbaikan sensitivitas dan tingkat presisi
radar dalam Fase 5 telah cukup. Salah satu indikasi adalah bahwa
departemen (DMO) tidak mengharapkan upgrade tahap berikutnya mencapai
seperti yang sudah dilakukan di fase 5. Kemajuan semakin sulit, meskipun
demikian Walkington menambahkan: “Kami akan terus bekerja pada akurasi
pendeteksian. Kami akan terus bekerja pada pemantauan ionosfer, “isu
kunci dalam penggalian data lebih tajam”.
Keuntungan lain dari peningkatan performa radar Jindalee adalah
peningkatan sensitivitas radar telah memotong biaya cukup signifikan.
Radar dihidupkan tergantung pada kondisi yang ada. Radar sekarang
beroperasi pada daya yang telah dikurangi, untuk penghematan yang diharapkan menghemat AUS $ 100 juta
dalam waktu 10 tahun. Tidak mengherankan, Upgrade fase 5 tidak
menggantikan power amplifier frekuensi tinggi, karena output yang asli
sudah cukup.
|
Instrumen radar Jindalee
|
RAAF tidak mengoperasikan radar Jindalee terus menerus, karena biaya
dan situasi masa damai yang mendukung. Namun dengan kemampuan mode daya
rendah sekarang, membuat radar ini bisa dihidupkan lebih sering.
Beberapa hari setelah hilangnya Malaysia Airlines 370 pada pagi hari
tanggal 8 Maret, Aviation Week bertanya apakah Jindalee telah melacak
itu. Kesempatan untuk melacaknya tidak besar, karena refleksi dari
ionosfer di malam hari lemah dan mengecilkan kemampuan operasi radar
over-the-horizon.
Upgrade tahap 5 radar Jindalee tertunda pada tahun 2003, termasuk
instalasi Laverton dan Longreach. Kontraktor pertama untuk sistem
operasional, gagal tepat waktu.
Keuntungan utama Jindalee adalah memungkinkan Australia untuk
menyebarkan pesawat terbang dan kapal dalam jumlah yang terbatas, kata
Andrew Davies dari Institut Kebijakan Strategis Australia.
Sebuah pertanyaan penting yang belum terjawab adalah apakah radar
Jindalee dapat memandu jet jet tempur RAAF untuk menemukan target udara;
24 tahun yang lalu, diperiode sangat awal dalam perkembangannya, hal
itu tidak mampu dilakukan.
Radar Over-the-horizon memiliki keuntungan kunci mengalahkan siluman.
Igor Sutyagin, pelajar Rusia yang studi di Royal United Services
Institute di Inggris, menunjukan kemampuan radar gelombang sangat
panjang, dalam sebuah makalah yang dirilis bulan ini. “ Radar Longer
wavelength, decameter-band” seperti REZONANS-NE Rusia bisa efektif
melawan B-2 Northrop Grumman dan target lain yang dirancang untuk
menghindari deteksi oleh radar frekuensi yang sangat tinggi (meter
band), ujar Sutyagin.
Jindalee beroperasi di band yang sama. Menurut salah satu makalah
teknik US, radar gelombang yang sangat panjang mampu mendekati ukuran
fisik dari target, pengukuran radar cross-section dan pengurangan teknik
konvensional tidak berlaku, dan pendeteksian target adalah masalah
ukuran fisik.
Upgrade dari Jindalee terasa lambat. Waktu dua tahun yang hilang di
awal program, membuat penundaan dua tahun dalam pengiriman, terutama
karena kepergian orang-orang yang telah bekerja pada membangun sistem
operasional. Ini adalah simbol dari tantangan Australia yang
mengembangkan sistem pertahanan canggih sendirian (alone): Tidak
memiliki keterampilan yang mendalam, dan meskipun berbagai negara telah
membangun radar tersebut sejak 1950-an, orang Australia percaya bahwa
mereka berada di tepi teknologi terkini, sehingga mereka tidak mau
beralih ke sekutu, seperti Amerika Serikat, untuk membantu.
Upgrade berikutnya, Tahap 6, juga dalam kondisi bahaya akibat
eksodus-nya para pekerja penting. “Ketika kami datang ke akhir dari
Tahap 5 kita bisa melihat hal yang sama terjadi,” kata Walkington. Jadi
departemen melaksanakan upaya sementara, yakni masuk ke Tahap 7, dengan
tujuan utama untuk menjaga 60 orang yang menjadi kunci tidak ikut
eksodus ke luar negeri.
Tugas mereka akan meliputi perbaikan atau mengembangkan kinerja
radar, mengerjakan wave-form generator dan receiver untuk phase 6,
mengembangkan receiver digital multichannel yang akan mengurangi jumlah
komponen, meningkatkan sounders ionosfer dan mengembangkan perangkat
lunak yang cocok untuk memelihara kelestarian alat dalam jangka panjang.
Sementara fase 6 akan ditujukan menangani peralatan yang usang. Namun
upaya ini harus mendapatkan persetujuan pemerintah. Departemen berharap
untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pada semester pertama 2015
untuk mulai bidding kontraktor. Dua tahun kemudian akan dibutuhkan
approval untuk kontrak yang diajukan, dan harus tunduk pada review dari
kebijakan pertahanan.