Pages

Kamis, September 25, 2014

KRI John Lie 358 Dan Usman Harun 359 Tiba Di Jakarta

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio didampingi oleh Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI Arie H. Sembiring menyambut kedatangan KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 dalam suatu acara penyambutan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (25/09).

Kedatangan kedua KRI tersebut, disambut dengan tari Jaipongan dari Jawa Barat dilanjutkan pengalungan bunga oleh Kasal sebagai ucapan selamat datang kepada Komandan KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 yang telah berhasil menyeberangkan kapal perang dari Inggris. Sebelumnya,  pada 12 September 2014 di tempat yang sama, KRI Bung Tomo-357 juga telah disambut oleh Kasal.


KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 merupakan Kapal Perang produksi BAE System Maritime Naval Ship Inggris yang dibeli oleh pemerintah Indonesia. KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan mengarungi samudera sejauh 9740 Nautical Mile dengan masing-masing membawa 87 ABK Perwira, Bintara dan Tamtama.


KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 mempunyai Spesifikasi berat tonase 1,940 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,8 meter, dengan tenaga penggerak mesin 4 X Man B&W ruston diesel engine yang dapat menyemburkan tenaga hingga berkecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km

Turut hadir dalam penyambutan tersebut adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. serta pejabat teras Mabesal lainnya.




Sumber : TNI Al

Indonesia China Bahas Pengadaan Radar

BEIJING-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan China sepakat untuk melakukan PENILAIAN mendalam tentang pengadaan radar maritim Over the Horizon (OTH) SLR-66 untuk meningkatkan keamanan jalur laut di Negara Kepulauan Indonesia. Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro memberitahu ANTARA di Beijing Mortality Selasa bahwa Indonesia Dan China akan mengevaluasi MEKANISME pembiayaan untuk pengadaan radar. “Singkatnya, Indonesia dan China akan meninjau segala sesuatu yang berkaitan artikel baru pengadaan radar mata-mata maritim,” katanya.


Menteri Purnomo mengungkapkan bahwa Indonesia juga akan meninjau kembali Spesifikasi Teknis yang diperlukan untuk memastikan keamanan jalur laut di Nusantara dan interoperabilitas radar SLR-66 OTH dengan Kapal Patroli maritim yang di-deploy Indonesia. “Selama ini, jalur-jalur laut telah dimonitor menggunakan Kapal Patroli maritim Dan Pesawat Angkatan Laut Indonesia,” katanya.


Untuk meningkatkan keamanan maritim wilâyah Indonesias yang luas, terutama di wilâyah timur, Purnomo menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan radar mata-mata yang ditawarkan China.


Selama kunjungan balasan tiga hari Ke China, 21 – 23 September, Menteri Purnomo juga mengunjungi Perusahaan (CEIEC) yang menawarkan radar mata-mata untuk Indonesia.


Dalam kesempatan tersebut, Direktur CEIECs, Qu Huimin, menyatakan, radar mata-mata SLR-66 OTH memiliki kemampuan Mode operasional Aktif untuk memantau hingga 280 kilometer, serta Mode pasif dengan kemampuan Pemantauan 500 kilometer.


Radar SLR-66 OTH juga bisa dioperasikan dari Stasiun yang bersifat stasioner yang berlokasi di jalur laut strategis. Selain memproduksi Radar SLR-66 OTH, Perusahaan CEIEC juga memproduksi Peralatan Pemantauan Udara (UAV dan UCAV) serta radar deteksi bawah laut. 



Sumber : JKGR

4 Jenis Pesawat Tempur TNI AU Latihan Formasi Flypass

SURABAYA-(IDB) : Deru pesawat tempur menggelegar di atas langit Madiun dan sekitarnya, karena seluruh pesawat tempur TNI Angkatan Udara, berkumpul di Lanud Iswahjudi dalam rangka latihan fly pass, yang nantinya akan tampil memeriahkan peringatan HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Kamis (24/9/14).

Empat jenis pesawat tempur terdiri dari 9 pesawat tempur Sukhoi SU 27/30, 9 pesawat F-16 Fighting Falcon, 12 pesawat Hawk 109/209, dan 10 pesawat T-50i Golden Eagle, melaksanakan latihan terbang formasi sejak hari Senin (22/09/14), hingga menjelang pelaksanaan Fly Pass di Surabaya. Sedangkan 3 pesawat tempur F-5 Tiger melaksanakan latihan Fly Pass dengan formasi tersendiri.

Komadan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Donny Ermawan T., M.D.S., yang didampingi para Kepala Dinas, memantau langsung pelaksanaan latihan Fly Pass pesawat tempur dan mengharapkan latihan yang dilakukan mulai Senin kemarin semakin mantap dan siap ditampilkan pada puncak peringatan HUT ke-69 TNI tanggal 7 Oktober mendatang.

Sementara itu, dengan berkumpulnya seluruh pesawat tempur TNI AU di Lanud Iswahjudi, membuat pelaksanaan operasi dan latihan penerbangan di Lanud Iswahjudi semakin padat, hal tersebut menuntut para personel Lanud Iswahjudi pendukung langsung penerbangan tetap mengutamakan Keselamatan Terbang dan Kerja guna mewujudkan Zero Accident.


Hawk 100/200 Meriahkan HUT TNI Di Surabaya 

Tekad TNI Angkatan Udara untuk menghitamkan langit di Surabaya pada puncak perayaan HUT ke-69 TNI akan segera terwujud pada tanggal 7 Oktober 2014 ini. Direncanakan sebanyak 139 pesawat milik TNI Angkatan Udara akan menghitamkan langit di kota Pahlawan tersebut.

Saat ini sejumlah pesawat telah berada di Lanud Iswahyudi sebagai pangkalan aju bagi pesawat tempur, termasuk enam unit pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin yang bertolak dari Pekanbaru menuju Madiun.

Keberangkatan 6 pesawat Hawk 100/200 Skadron Udara 12 tersebut dilepas langsung oleh Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis di Shelter Skadron Udara 12. Pada kesempatan tersebut Danlanud menyampaikan bahwa, alutsista kebanggaan masyarakat bumi melayu ini akan turut andil dalam menghitamkan langit Surabaya pada HUT ke-69 TNI di Surabaya.

Keberangkatan enam pesawat Hawk 100/200 terbagi dalam dua Flight yakni “Panther Flight” dan “Hawk Flight” dipimpin langsung oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Reka “Ice Pack” Budiarsa yang melaksanakan Ferry Flight dengan route Rsn-Hlm-Iwy. Keenam pesawat tersebut tergabung dengan sejumlah pesawat tempur TNI Angkatan Udara lainnya yang akan melaksanakan Fly Pass pada peringatan puncat HUT TNI tahun 2014 ini.

Pada peringatan HUT ke-69 TNI yang akan digelar pada tanggal 7 Oktober mendatang, TNI akan menampilkan berbagai demonstrasi baik dari TNI AU, TNI AL dan TNI AD dengan melibatkan sejumlah alutsista yang dimiliki.



Sumber : Poskota

Tank Medium Pindad Tampil Di HUT TNI 2014

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad (Persero) mengembangkan tank jenis medium dan Panser Anoa Amphibi. Setelah sebelumnya berhasil mengembangkan kendaraan tempur panser Anoa versi darat dan Komodo.

Selain itu, BUMN produsen senjata dan kendaraan tempur ini juga akan mengembangkan jenis tank medium bernama SBS. Tank ini rencananya bisa ditampilkan pada pagelaran perayaan ulang tahun TNI Oktober 2014.

"Program SBS ngembangin medium tank. 2014 bisa ditampilkan," ucap Marketing Manager PT Pindad (Persero) Sena Maulana kepada wartawan pada acara pameran produk militer di silang Monas Jakarta, Jumat (5/10/2013).

Sena menjelaskan kesiapan pengembangan tank di Pindad sudah cukup lama. Selama ini Pindad telah memproduksi berbagai komponen tank.
 

"Pindad sudah supply rantai tank, buggy dengan punya itu. Kita desain sendiri medium tank," sebutnya.

Selain pengembangan tank sendiri, Pindad juga membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank. Namum diproyeksi produk tank asli buatan dan pengembangan Pindad akan selesai lebih awal.

"Di Kementerian Pertahanan punya program dengan Turki," sebutnya.

Selain tank, Pindad tengah mengembangkan varian panser Anoa versi Amphibi. Saat ini panser masih tahap uji berjalan di atas sungai dan danau. Untuk masa depan panser Anoa mampu turun dari kapal perang di atas laut.

"Anoa target 2014 uji dinamis mungkin produksi baru pesanan. Anoa mau fase peningkatan kemampuan. Tahap pertama bisa bisa amphibi danau dan sungai," terangnya.



Sumber : Detik

Lapan Uji Terbang Pesawat PK-LSA 01

SUBANG-(IDB) : Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan dan Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP) Direktorat Jenderan Perhubungan Udara, mengambil gambar berbagai tempat di Kabupaten Subang dengan menggunakan pesawat PK-LSA 01. Kegiatan tersebut berlangsung pada 18-19 September.

Pesawat berangkat dari Lanud Budiarto Curug kemudian transit di Lanud Suryadarma di Subang. Tim melakukan penyisiran udara di Kabupaten Subang dengan menggunakan kamera tetracam yang terpasang di pesawat. Gambar yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis oleh Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lapan. Gambar yang dihasilkan dalam uji ini akan sangat berguna untuk mengetahui indeks kesehatan tanaman.

Ini adalah pertama kalinya, PK-LSA 01 melakukan uji terbang untuk pemantauan lahan pertanian di wilayah Subang. Uji terbang ini merupakan kerja sama Lapan dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Dalam kegiatan ini, BBKF sebagai operator pesawat yang dimiliki oleh Lapan tersebut. Kegiatan ini juga didukung dengan koordinasi TNI AU dan Kementerian Pertahanan.

PK-LSA 01 dikembangkan untuk berbagai misi, antara lain akurasi citra satelit, verifikasi dan validasi citra satelit, monitoring produksi pertanian, aerial photogrammetry, pemantauan, pemetaan banjir, deteksi kebakaran, search and rescue (SAR), pemantauan perbatasan dan kehutanan, serta pemetaan tata kota. Pesawat ini memiliki total panjang mencapai 8,52 m dengan tinggi 2,45 m dengan lebar rentang sayap sepanjang 18 m.




Sumber : Lapan

Bercermin Pada Radar Jindalee Australia

Australia harus memilih program teknologi pertahanan dengan hati-hati. Negara mengharapkan memiliki angkatan bersenjata yang canggih, namun dengan populasi 24 juta penduduk dan tidak memiliki uang serta keahlian teknik yang mendalam, membuat banyak persoalan atas pengembangan di dalam negeri.

Spektrum radar Jindalee Australia
Spektrum radar Jindalee Australia

CANBERRA-(IDB) : Selama beberapa dekade Australia tanpa lelah telah mengejar satu program yang sangat sulit: Radar over-the-horizon Jindalee, untuk menjawab masalah nasional bagaimana secara ekonomis dapat memantau kondisi maritim dari benua yang besar yang bernama: Australia.


Dengan sedikit publikasi, Departemen Pertahanan dan kontraktornya telah menyelesaikan upgrade utama dari sistem radar Jindalee, yakni: tiga instalasi antena besar, rentang pemasangan antena, pantulan radio frekuensi tinggi dari ionosfer untuk mengamati pesawat terbang dan kapal dalam area 3.000 km, mungkin sejauh Laut Cina Selatan. Upgrade telah meningkatkan kecepatan, sensitivitas dan ketepatan sensor, dan konekainya ke dalam Sistem Komando dan kontrol nasional dari Pangkalan Royal Australian Air Force (RAAF).


Departemen Pertahanan berencana meminta persetujuan awal untuk peningkatan lebih lanjut sistem radar Jindalee pada bulan Juni tahun 2015, namun ada tuntutan agar fokus upaya pengembangan saat ini bergerak untuk memastikan Angkatan Udara Australia RAAF dapat mengoperasikan Jaringan Radar Jindalee mulai saat ini hingga tahun 2040.


Australia tidak mengungkapkan detil radar Jindalee, dan hanya menggambarkan sedikit prinsip-prinsip operasinya. Namun dalam sebuah wawancara dengan Defense Material Organization (DMO), digambarkan sedikit rinci prestasi upgrade terbaru dan tujuan berikutnya, namun masih merahasiakan sebagian besar langkah-langkah kinerja berikutnya.


Upgrade yang sekarang dilakukan sudah memasuki Fase 5 dari program Jindalee, yang akan dilakukan hingga 2025.


Menteri Pertahanan David Johnston mengungkapkan penyelesaian upgrade fase 5 dari radar Jindalee telah dilakukan tanggal 28 Mei 2014. Dia mengatakan radar tersebut telah mencapai kemampuan operasional. Menurut Mike Walkington dari DMO, level pencapaian itu sebenarnya telah dicapai pada akhir tahun lalu.


Upgrade ini sebenarnya diselesaikan terlambat dua tahun disebabkan sebagian besar karena kekurangan keterampilan. Namun Meski demikian upgrade ini telah mencapai hampir semua -specifications dan jumlah di bawah anggaran yang ditentukan, kata Walkington. Pekerjaan itu dilakukan oleh Australia Lockheed Martin dan BAE Systems, dengan dukungan dan saran dari Defense Science & Technology Organization. Anggarannya belum diungkapkan.


Dengan upgrade Tahap 5, maka radar di Laverton, Australia Barat, dan Longreach – Queensland, telah dipasang ke standar instalasi asli seperti di Alice Springs, Northern Territory. Sistem pengembangan merujuk pada radar Alice Springs yang lebih maju. Sekarang ketiga radar telah sama dan radar Alice Springs terintegrasi sebagai instalasi operasional. Radar di Alice Springs tidak lagi memiliki status khusus; salah satu dari tiga radar dapat digunakan untuk pekerjaan pengembangan lebih lanjut, kata Walkington.


image

Perbaikan utama yang dilakukan untuk radar Jindalee terkait sistem pertahanan, adalah membuat sistem elektroniknya menjadi lebih cepat. Array yang sekarang mengumpulkan lebih banyak data, yang dikirim dalam bentuk basic ke Pangkalan RAAF Edinburgh, dekat Adelaide, Australia Selatan, di mana radar dikendalikan. Bandwidth antara array (radar) dan ruang kendali (base) harus sangat besar.


Edinburgh memproses informasi mentah untuk mengekstrak track data yang masuk ke RAAF Williamtown di Newcastle, New South Wales. Data itu dimasukkan ke Vigilare, yang merupakan sistem komando-dan-kontrol (Boeing) yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menciptakan gambar udara taktis nasional. Jindalee telah memiliki link dengan Vigilare sebelum Fase 5 selesai. Dan sekarang telah “terintegrasi dengan baik” dengan sistem komando-dan-kontrol, kata Walkington.


Data masuk ke Vigilare juga ditingkatkan. Jindalee sekarang lebih sensitif, lebih mampu mengekstrak target dari noisy dan mengklasifikasikan mereka berdasarkan ukuran. Sistem ini juga mampu menentukan lokasi yang diidentifikasi, perkiraan kecepatan serta arah tujuannya. Radar Jindalee enjadi lebih presisi.


“Kami belum mendapatkan peningkatan yang signifikan dalam hal mendeteksi ukuran target”, kata Walkington. Ukuran target yang dideteksi sudah bisa lebih kecil, namun belum seperti ukuran yang ditetapkan kepada kami. Departemen ini tidak mengubah pedoman yang telah ditetapkan bahwa sistem harus dapat mendeteksi target sekecil pesawat jet latih atau kapal patroli ukuran 300 ton. Kinerja radar Jindalee yang sebenarnya mungkin lebih baik, tetapi RAAF bersikeras bahwa radar ini tidak dapat mendeteksi, misalnya, perahu kayu bermesin yang berjalan lambat.


Sensor Jindalee mendeteksi target dengan Doppler, pergeseran kecil dalam frekuensi gelombang radio yang terpantul disebabkan oleh gerak target menuju atau menjauh dari radar. Mereka ditantang tidak hanya oleh tingkah ionosfer yang terkadang membuat obyek menjadi kabur, pantulan yang tidak stabil, juga oleh rentang kolosal di mana mereka beroperasi: Energi yang kembali dari target ribuan kilometer jauhnya sangat kecil. Array (radar) yang ada tentu sangat besar. Transmisi Array yang ada di Alice Springs memiliki panjang 2,8 km (1,7 mil.).


Australia memiliki tiga radar Jindalee, yang masing-masing ditempatkan di pedalaman. Ukuran radar Jindalee tidak berubah setelah dilakukan upgrade pada tahun lalu. Rentang yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar. (photo: Departemen Pertahanan Australia).
Australia memiliki tiga radar Jindalee, yang masing-masing ditempatkan di pedalaman. Ukuran radar Jindalee tidak berubah setelah dilakukan upgrade pada tahun lalu. Rentang yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar.

Sebuah kemajuan penting dalam upgrade Fase 5 adalah kecepatan pemrosesan. Radar seperti Jindalee tidak lancar memindai bidang pandang mereka, melainkan masih terpatah patah. Setelah upgrade, tiga instalasi Jindalee “dapat melihat area yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat,” kata Walkington. Dia tidak mengungkapkan apakah waktu pemindaian untuk satu area (tile) tinggal puluhan detik, menit atau puluhan menit untuk setiap tile, tetapi jelas bahwa radar lebih cepat dan lebih baik dalam memindai area yang luas dengan berpindah dari satu tile ke tile lainnya.

 Upgrade Tahap 5 telah membuat Jindalee lebih digital, namun tidak sepenuhnya begitu, kata Walkington. Konversi Analog-ke-digital dari signal tidak segera dilakukan pada array. Hal ini karena Antena-nya phase array, sehingga dibutuhkan signal analog untuk mengarahkan elektroniknya ke azimuth, tetapi masing-masing radar ternyata hanya bisa memindai satu tile (area) pada suatu waktu. Ditanya apakah lebih dari satu tile dapat diamati secara bersamaan, Walkington mengatakan: “Kami memiliki tiga radar.”


Jilatan api matahari (solar flares) dan coronal mass ejections mengganggu ionosfer, dan ini tetap menjadi masalah. Tapi radar kini dapat lebih baik menangani perubahan kondisi ionosfer. Upgrade Fase 5 menghasilakn perbaikan performa yang diinginkan kecuali satu, yakni kecerdasan (buatan) radar.


Walkington tidak mengungkapkan kinerja Jindalee, kecuali mengatakan bahwa jangkauan dari sistem ini tidak berubah, yakni dari minimal 1.000 km sampai maksimum 3.000 km, seperti angka yang ditetapkan departemen dan RAAF sebelumnya. Analis pertahanan Australia percaya bahwa dalam kondisi ionosfer yang baik, radar Jindalee dapat melihat lebih jauh.


Ada tanda-tanda bahwa perbaikan sensitivitas dan tingkat presisi radar dalam Fase 5 telah cukup. Salah satu indikasi adalah bahwa departemen (DMO) tidak mengharapkan upgrade tahap berikutnya mencapai seperti yang sudah dilakukan di fase 5. Kemajuan semakin sulit, meskipun demikian Walkington menambahkan: “Kami akan terus bekerja pada akurasi pendeteksian. Kami akan terus bekerja pada pemantauan ionosfer, “isu kunci dalam penggalian data lebih tajam”.


Keuntungan lain dari peningkatan performa radar Jindalee adalah peningkatan sensitivitas radar telah memotong biaya cukup signifikan. Radar dihidupkan tergantung pada kondisi yang ada. Radar sekarang beroperasi pada daya yang telah dikurangi, untuk penghematan yang diharapkan menghemat AUS $ 100 juta dalam waktu 10 tahun. Tidak mengherankan, Upgrade fase 5 tidak menggantikan power amplifier frekuensi tinggi, karena output yang asli sudah cukup.

Instrumen radar Jindalee
Instrumen radar Jindalee
RAAF tidak mengoperasikan radar Jindalee terus menerus, karena biaya dan situasi masa damai yang mendukung. Namun dengan kemampuan mode daya rendah sekarang, membuat radar ini bisa dihidupkan lebih sering.


Beberapa hari setelah hilangnya Malaysia Airlines 370 pada pagi hari tanggal 8 Maret, Aviation Week bertanya apakah Jindalee telah melacak itu. Kesempatan untuk melacaknya tidak besar, karena refleksi dari ionosfer di malam hari lemah dan mengecilkan kemampuan operasi radar over-the-horizon.


Upgrade tahap 5 radar Jindalee tertunda pada tahun 2003, termasuk instalasi Laverton dan Longreach. Kontraktor pertama untuk sistem operasional, gagal tepat waktu.


Keuntungan utama Jindalee adalah memungkinkan Australia untuk menyebarkan pesawat terbang dan kapal dalam jumlah yang terbatas, kata Andrew Davies dari Institut Kebijakan Strategis Australia.


Sebuah pertanyaan penting yang belum terjawab adalah apakah radar Jindalee dapat memandu jet jet tempur RAAF untuk menemukan target udara; 24 tahun yang lalu, diperiode sangat awal dalam perkembangannya, hal itu tidak mampu dilakukan.


Radar Over-the-horizon memiliki keuntungan kunci mengalahkan siluman. Igor Sutyagin, pelajar Rusia yang studi di Royal United Services Institute di Inggris, menunjukan kemampuan radar gelombang sangat panjang, dalam sebuah makalah yang dirilis bulan ini. “ Radar Longer wavelength, decameter-band” seperti REZONANS-NE Rusia bisa efektif melawan B-2 Northrop Grumman dan target lain yang dirancang untuk menghindari deteksi oleh radar frekuensi yang sangat tinggi (meter band), ujar Sutyagin.


Jindalee beroperasi di band yang sama. Menurut salah satu makalah teknik US, radar gelombang yang sangat panjang mampu mendekati ukuran fisik dari target, pengukuran radar cross-section dan pengurangan teknik konvensional tidak berlaku, dan pendeteksian target adalah masalah ukuran fisik.


Upgrade dari Jindalee terasa lambat. Waktu dua tahun yang hilang di awal program, membuat penundaan dua tahun dalam pengiriman, terutama karena kepergian orang-orang yang telah bekerja pada membangun sistem operasional. Ini adalah simbol dari tantangan Australia yang mengembangkan sistem pertahanan canggih sendirian (alone): Tidak memiliki keterampilan yang mendalam, dan meskipun berbagai negara telah membangun radar tersebut sejak 1950-an, orang Australia percaya bahwa mereka berada di tepi teknologi terkini, sehingga mereka tidak mau beralih ke sekutu, seperti Amerika Serikat, untuk membantu.


Upgrade berikutnya, Tahap 6, juga dalam kondisi bahaya akibat eksodus-nya para pekerja penting. “Ketika kami datang ke akhir dari Tahap 5 kita bisa melihat hal yang sama terjadi,” kata Walkington. Jadi departemen melaksanakan upaya sementara, yakni masuk ke Tahap 7, dengan tujuan utama untuk menjaga 60 orang yang menjadi kunci tidak ikut eksodus ke luar negeri.


Tugas mereka akan meliputi perbaikan atau mengembangkan kinerja radar, mengerjakan wave-form generator dan receiver untuk phase 6, mengembangkan receiver digital multichannel yang akan mengurangi jumlah komponen, meningkatkan sounders ionosfer dan mengembangkan perangkat lunak yang cocok untuk memelihara kelestarian alat dalam jangka panjang.


Sementara fase 6 akan ditujukan menangani peralatan yang usang. Namun upaya ini harus mendapatkan persetujuan pemerintah. Departemen berharap untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pada semester pertama 2015 untuk mulai bidding kontraktor. Dua tahun kemudian akan dibutuhkan approval untuk kontrak yang diajukan, dan harus tunduk pada review dari kebijakan pertahanan.



Sumber : JKGR

Sertijab Pamen Di Jajaran Kopassus

JAKARTA-(IDB) : Tradisi serah terima jabatan prajurit Kopassus khususnya bagi perwira, merupakan salah satu implementasi dari upaya pembinaan personel dan sekaligus penghormatan bagi yang bersangkutan. Acara tradisi ini dipimpin langsung oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, SE pukul 09.00 Wib, di gedung Flamboyan Kopassus Cijantung- Jakarta Timur, Selasa (23/09/2014).

Perwira yang dilepas oleh Danjen Kopassus adalah Letkol Chb Monang Convert Napitupulu (Kepala Perhubungan), Letkol Cba Gusman Hakim (Kepala Pembekalan Dan Angkutan), Mayor Cpl Andi Edwin (Kasi Renada Peralatan), Mayor Chk M. Isa Ansari (Kasikum ops Nal).


Sementara perwira yang menduduki jabatan baru di lingkungan Kopassus yaitu, Kolonel Inf Arif Bukhori menjabat Pamen Ahli Khusus, Letkol Inf I Gusti Agung Adhiputra Winata menjabat Wa Aspers, Letkol Chb Widodo menjabat Kepala Perhubungan, Letkol Cba Bambang Muktiono menjabat Kepala Perbekalan Dan Angkutan.


Melalui kesempatan ini, Danjen Kopassus mengatakan, ”Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada perwira Kopassus yang telah mengabdikan diri selama berdinas di Kopassus, semoga ditempat yang baru akan dapat mengabdi dan berkarya lebih baik lagi. Dan bagi yang menjabat dilingkungan Kopassus, saya atas nama pimpinan dan pribadi mengucapkan selamat atas jabatan yang baru, disertai harapan semoga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan bidang tugasnya sebagaimana yang diharapkan satuan”.



Sumber : Kopassus

Laksamana TNI Dr Marsetio Terima Legion Of Merit Medal AS

WASHINGTON-(IDB) : Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Dr Marsetio, menerima bintang kehormatan The Legion Of Merit dari pemerintah Amerika Serikat, yang disematkan Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan Greenert, dalam upacara militer, di Washington, Amerika Serikat, Rabu (24/9). 

Tembakan meriam kehormatan 19 kali mengiringi penyematan bintang yang hanya diberikan kepada sosok pemimpin dengan jasa sangat luar biasa di bidang kemiliteran bagi Amerika Serikat itu. 

"Kami menyambut baik sahabat dan mitra kami, Laksamana TNI Dr Marsetio, selaku kepala  Staf TNI AL pada pagi ini, di halaman Markas Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam upacara yang penuh kehormatan," kata Greenert.

"Laksamana TNI Dr Marsetio adalah pemimpin yang visioner baik pada angkatan lautnya serta di kawasan regional Asia Tenggara," kata Greenert, saat menyematkan bintang kehormatan.

Greenert dan Marsetio secara pribadi juga saling mengenal dan bersahabat baik selain di ranah kedinasan sebagai militer profesional. 

Indonesia secara perlahan namun pasti tengah mewujudkan visinya sebagai angkatan laut berkelas dunia, dimulai dengan investasi SDM ke berbagai belahan dunia dan sistem di lingkungan internal. 
Dalam kurun waktu 2012 sampai 2014, kata Greenert dalam pidatonya, "Laksamana TNI Dr Marsetio telah berhasil meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dan harmonis kedua Angkatan Laut."

TNI AL telah berperan signifikan dalam menjaga keamanan maritim di Asia Tenggara, serta dapat menjalin kemitraan yang sama di kawasan Pasifik, seturut keterangan TNI AL, di Jakarta, Kamis. 
Marsetio menggagas dan mewujudkan Simposium Keamanan Maritim Internasional yang diikuti 57 negara pada 2013. Kemitraan strategis kedua pemerintahan diterjemahkan dalam bentuk nyata pada berbagai aspek kemiliteran di lingkungan angkatan laut Indonesia dan Amerika Serikat. 

Hal itu diikuti latihan bersama skala besar Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 dengan 18 negara negara-negara ASEAN dan sejumlah negara besar Eropa dan Asia lain di Laut Natuna, yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. 

"Kerja keras yang telah ditorehkan akan selalu dikenang dan saya berharap kerja sama kedua bangsa antara Amerika dan Indonesai khususnya kedua Angkatan Laut akan terus berjalan," kata Greenert.
Marsetio berada di Amerika Serikat juga sebagai partisipan penting pada Simposium Ke-21 Sea Power Internasional di Naval War College, Newport, Virginia, Amerika Serikat, yang diikuti 113 negara. 

Simposium itu juga untuk meningkatkan operasi, kerja sama dan sinergitas dalam menanggulangi kerawanan dan kejahatan maritim, membahas tren masa depan dalam keamanan maritim, dan implikasi perubahan iklim terhadap keamanan maritim. 

Ada juga sesi untuk mengatasi tantangan Angkatan Laut dalam kondisi geografis tertentu.

Inilah juga forum ilmiah tentang kemaritiman dan angkatan laut internasional, dihadiri 72 kepala staf angkatan laut sedunia, 14 rektor perguruan tinggi sekolah peperangan angkatan laut, 21 kepala Pengawal Pantai, dan tokoh-tokoh akademik lain.



Sumber : Antara

Pekerjaan Rumah Jokowi-JK Di Bidang Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Pasangan Jokowi-JK tak lama lagi akan mengambil alih pemerintahan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan Jokowi-JK di bidang pertahanan yakni menyiapkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk TNI.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, semasa dirinya menjabat Renstra 1 pengadaan alutsista TNI sudah dilalui dengan baik. Sejumlah persenjataan baru seperti tank Leopard, KRI Usman Harun, Hellikopter, dan Meriam Cesar berhasil dihadirkan dan memperkuat persenjataan Indonesia. Semua itu akan ditampilkan pada HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Surabaya.


“Renstra itu terbagi menjadi 3 periode. Renstra pertama 2009-2014 ini kita sudah penuhi 40% dari total ketiga resntra pengadaan alutsista,” kata Purnomo usai upacara pembaretan Pesera Bela Negara, di Silang Monas, Kamis (25/9/2014).


Pengadaan alutsista memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat keberadaan alutsista terbaru menjadi sangat penting, terlebih di bidang cyber.


“Memang pembangunan kekuatan tidak bisa setengah-setengah. Kita tidak bisa selalu mengharapkan aman dan nyaman karena ancaman bisa datang kapan saja. Sekarang sudah ada cyber, separatisme dan lainnya,” imbuh Dia.


Purnomo berharap, apa yang sudah dilakukan dirinya selama memimpin Kementerian Pertahanan dapat dipertahankan. Bahkan, bukan tidak mungkin dilanjutkan dengan dukungan politik aanggaran yang lebih baik.


“Saya tidak bisa bicara atas nama pemerintah baru tapi ini harapan untuk tugas renstra pertama kita berharap dilanjutkan. Tapi, ingat nanti banyak lagi alutsista kita datang. Ini ada presiden baru, menteri baru, kita harapkan diteruskan,” tutup Purnomo.




Sumber : SCTV

Mencari Pengganti F-5E Tiger TNI AU

TNI AU-(IDB) : TNI Angkatan Udara dalam tugasnya melakukan upaya pertahanan, penegakan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yurisdiksi nasional membutuhkan alat utama sistem senjata (alutsista) yang handal. Alutsista yang digunakan antara lain adalah pesawat tempur yang mampu digunakan untuk menjaga dan mengamankan wilayah NKRI terkait kepentingan nasional kita.

Skadron Udara 14 adalah satuan operasional tempur yang sejak awal sejarah pembentukannya telah mengoperasikan pesawat tempur strategis di eranya seperti Mig-21F Fishbed, F-86 Sabre serta F-5E Tiger. Khusus untuk pesawat F-5E Tiger yang sudah digunakan selama 33 tahun sejak tahun 1980 telah memerlukan pergantian karena tingkat operasional menurun, karena usia, terbatasnya sumber pasokan suku cadang yang mengakibatkan sulit dan mahalnya perawatan pesawat tersebut.

Skadron Udara 14 dibentuk menjelang pelaksanaan Kampanye Trikora tahun 1962. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri/ Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 135 tanggal 7 Agustus 1962 yang berisikan tentang pembentukan Skadron 14 sebagai Home Base pesawat Mig-21F dengan bertempat di Lanud Iswahyudi Madiun. Indonesia adalah Negara pertama diluar Pakta Warsawa yang menggunakan pesawat Mig-21. Namun setelah peristiwa G-30S pesawat Mig-21F berhenti dioperasikan dan akhirnya digantikan kedatangan pesawat F-86 Sabre hibah Australia pada tahun 1973.

Selanjutnya pada tahun 1980 Skadron Udara 14 dilengkapi 16 pesawat F-5 E/F Tiger II buatan Northrop, AS. Pesawat ini bisa dikatagorikan pesawat tempur strategis pada jaman itu dengan kemampuan serangan darat dan pertempuran udara ke udara yang cukup baik disamping mampu mencapai 1.6 Mach (Kecepatan Suara). Bentuknya yang kecil dan lincah, mudah dioperasikan dan dirawat serta mampu mendarat di sebagian besar landasan udara di tanah air.

Pada jamannya pesawat F-5E/F Tiger II memiliki daya detterent (penggentar) yang cukup ampuh.dimana memaungkinkan Skadron Udara 14 melakukan berbagai jenis operasi antara lain : operasi pertahanan udara, operasi serangan udara strategis, operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara seperti penyekatan udara, serangan udara langsung, bantuan tembakan udara, perlindungan udara dan pengamatan/ pengintaian.

Namun setelah mencapai usia 33 tahun masa pakai maka TNI AU mempertimbangkan mengganti pesawat tersebut dengan pesawat tempur strategis baru yang lebih modern dan handal serta mampu menjawab tantangan tugas operasi udara modern sesuai dengan tugas Skadron Udara 14.

Pemilihan pesawat sebagai kandidat pengganti F-5E TNI AU dimulai dengan melirik berbagai jenis pesawat tempur modern, diantaranya pesawat tempur Sukhoi Su-30 MKI, F-15 SE Silent Eagle, Eurofighter Typhoon, F-16 E/F Block 60/62, Rafale-B, F-18 E/F Super Hornet, Su Su-35 Flanker dan JAS-39 Gripen NG. Semuanya adalah pesawat tempur modern generasi terbaru generasi 4.5 yang secara kasar diperkirakan memenuhi kriteria pesawat tempur strategis TNI AU.

Pihak TNI AU memulai proses pemilihan dengan pertama-tama melihat semua kemampuan pesawat yang menjadi kandidat lewat factor-faktor antara lain : Karakteristik Umum pesawat, Performance, Persenjataan, dan Avionics pesawat tersebut. Semuanya melalui analisa mendalam terkait Aspek Operasi, Aspek Tehnis dan Aspek Non Tehnis.

Setelah itu dilakukan perbandingan kemampuan pesawat yang menjadi kandidat pesawat tempur strategis. Semuanya dibandingkan untuk dilihat apakah memenuhi persyaratan operasi TNI AU dengan kriteria penilaian antara lain: pesawat harus jenis Multi Role minimal generasi 4.5, mampu menjangkau sasaran strategis dengan radius of action jauh baik sasaran permukaan dan bawah permukaan, mampu melaksanakan misi pertempuran siang dan malam hari pada segala cuaca, memiliki radar modern dengan jangkauan jauh, mampu melaksanakan Network Centric Warfare, perawatan mudah, alat avionic, navigasi dan komunikasi modern yang tersandi, peralatan perang elektronika pasif dan aktif serta memiliki kemampuan meluncurkan senjata konvensional, senjata pintar dan senjata pertempuran udara jarak sedang atau beyond visual range.

Tahap terakhir adalah membandingkan langsung kemampuan pesawat kandidat dalam kecepatan, ketinggian operasional, kemampuan tinggal landas, kemampuan jangkauan radar, kemampuan combat radius of action dan kemampuan Agility pesawat. Kemampuan Agility bisa diartikan tingkat kelincahan maneuver dan kecepatan reaksi pesawat untuk bertindak menyerang dan bertahan terhadap situasi baru tanpa penundaan waktu.

Pakar perang udara modern, Col. John Boyd menyebutkan bahwa Agility adalah kemampuan merubah dari satu maneuver ke maneuver lainnya dimana kemampuan bermanuver adalah kemampuan kombinasi untuk mengubah ketinggian, kecepatan dan arah pesawat dengan cepat dan tepat. Kemampuan maneuver disebut juga ketangkasan yang meliputi kemampuan terbang menanjak, akselerasi, membelok secara vertical (pull up) dan secara horizontal (turn).

Tidak saja dikaitkan dengan kemampuan maneuver pesawat, Agility juga dikaitkan dengan kemampuan avionic dan persenjataan, yang secara total menentukan seberapa cepat penerbang bisa mengarahkan senjata dan menembak lawan, kecepatan menembak ini adalah hasil kemampuan maneuver pesawat dan kemampuan sensor avionic serta kemampuan senjata pesawat.

Selain itu TNI AU juga melakukan analisa pada aspek bidang aeronautic yang meliputi enam katagori yaitu : usia perawatan rangka pesawat (air Frame), usia perawatan mesin pesawat (engine), biaya perawatan, biaya operasi, dan perbandingan usia pakai. Analisa yang tidak kalah detilnya dalam bidang avionic yang meliputi apakah pesawat sudah memenuhi aspek antara lain: konfigurasi yang Human Machine Interface, ketersediaan dukungan suku cadang, tingkat kegagalan, publikasi pemeliharaan dan operasional, kehandalan, teknologi, populasi dan kemudahan pemeliharaan.

Analisa yang menyangkut aspek non tehnis meliputi : tinjauan politis terkait kebijakan pemerintah, transfer teknologi, tingkat ekonomis, perbandingan dengan kemampuan pesawat yang berpotensi menjadi calon lawan, perkiraan biaya operasional nyata, kesulitan dan kemudahan pengadaan serta yang terpenting kemampuan menghasilkan efek deterrent atau penggentar.

Semua kriteria itu dijadikan referensi oleh TNI AU untuk mengusulkan kandidat pesawat pengganti F-5E Tiger II Skadron Udara 14 kepada pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak Kementerian Pertahanan. Sekarang keputusan penentuan tentang pesawat yang dipilih masih berada di pihak pemerintah yang diwakili Kemhan. Karena itu sampai saat ini belum ada satupun nama pesawat yang telah ditetapkan secara resmi sebagai pengganti pesawat F-5E Tiger TNI AU. Semoga pesawat yang dipilih akan mampu memenuhi peran dan fungsinya sebagai pesawat tempur strategis untuk meningkatkan kemampuan Kekuatan Kedirgantaraan Negara kita.




Sumber : TNI AU

Mengintip Rumah F-35B Royal Navy

LONDON-(IDB) : Tujuh tahun lalu pemerintah Inggris mengumumkan akan memperkuat armada Angkatan Laut dengan menambah dua kapal induk. Kapal induk ini sejatinya akan menjadi tempat bernaung bagi pesawat tempur F-35B yang telah dipesan Royal Navy. Kabar itu berlanjut dengan penandatanganan kontrak kerjasama tiga kontraktor pertahanan besar, BAE System Surface Ships, Thales Group, dan Babcock Marine yang kemudian membentuk Aircraft Carrier Alliance.



Kerja keroyokan itu kemudian melahirkan desain kapal induk kelas Queen Elizabeth, kapal induk terbesar sepanjang sejarah Royal Navy. Kementerian Pertahanan Inggris pun rela merogoh kocek anggaran belanjanya sebesar 6,2 miliar poundsterling untuk pembangunan kapal tersebut. Kapal pertama yang telah rampung dibangun diberi nama HMS Queen Elizabeth.



Anggaran segitu besarnya mengalir ke hampir seluruh wilayah Inggris Raya karena pembangunan HMS Queen Elizabeth dikerjakan setidaknya di enam tempat berbeda di Inggris. Konstruksi kapal induk ini dibagi ke dalam sembilan blok besar yang dikerjakan di enam galangan kapal. Galangan tersebut antara lain dua galangan milik BAE System di Glasgow dan Portsmouth, dua galangan milik Babcock di Appledore dan Rosyth, galangan A&P di Hebburn, serta galangan Cammell Laird di Birkenhead. Galangan terakhir ditunjuk untuk membangun flight deck.



Galangan di Glasgow, Appledore, Hebburn, Birkenhead, dan Portsmouth membangun bagian (section) dari kapal, kemudian seluruh section dikirim ke galangan Rosyth untuk menjalani perakitan. HMS Queen Elizabeth memiliki panjang lebih 280 meter, atau jika kapal ini didirikan maka ia lebih tinggi dari menara Spinnaker di Portsmouth. Sedangkan lebarnya mencapai lebih dari 70 meter, dua kali lipat daripada kapal induk yang saat ini dimiliki Royal Navy. Sedangkan soal tinggi, lebih tinggi empat meter dari air terjun Niagara, atau sekitar 56 meter.



Luas flight deck HMS Queen Elizabeth mencapai 13.000 meter persegi atau setara 49 lapangan tenis. Dengan luas ini, flight deck HMS Queen Elizabeth mampu menampung 470 bus tingkat khas kota London. Hangar di dalam badan kapal mampu menjadi lahan parkir bagi 20 pesawat tempur dan helikopter. Kapal ini dilengkapi dua lift besar yang hanya membutuhkan 60 detik untuk menaikkan F-35B atau helikopter pendukung lainnya ke flight deck.



Bagaimana soal daya listriknya? Kapal yang memiliki bobot mati 65.000 ton ini memiliki jaringan distribusi listrik yang dihasilkan oleh dua generator Wartsila 16V38 berkekuatan 11,6 megawatt dan dua generator Wartsila 12V38 berkekuatan 8,7 megawatt. Dua generator ini jika dipakai untuk keperluan listrik sehari-hari dapat menyalakan 5.500 rumah kecil. Soal tenaga penggeraknya pun tak main-main. ‘Si ratu’ dilengkapi dua baling-baling dengan tenaga masing-masing 40 megawatt.



Pilot F-35B Bersiap

Dengan sedemikian besarnya kapal ini, Royal Navy berencana untuk mengisinya dengan total 40 pesawat tempur dan helikopter, 12 F-35B Joint Strike Fighter akan menjadi sebagian dari armada udara. “Sejak awal HMS Queen Elizabeth memang telah didesain agar sesuai dengan karakteristik F-35,” ujar David Atkinson, F-35/carrier Integration Lead. Selain F-35B, HMS Queen Elizabeth juga akan diisi helikopter AW 101 Merlin, AW 159 Wildcat, Chinook, dan helikopter serang Apache yang diproduksi Agusta Westland, di bawah lisensi Boeing.



Sumber : Angkasa

TNI Canangkan Pembuatan 10 Juta Lubang Resapan Biopori

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNIDr.Moeldoko secara resmi membuka acara pencanangan gerakanTNI pembuatan berjuta-juta Lubang Resapan Biopori dalam rangka Peringatan ke-69 Hari TNI Tahun 2014 di Lapangan GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Acara pencanangan pembuatan Lubang Resapan Biopori oleh TNI dimeriahkan juga dengan konser musik Iwan Fals dalam Gebyar Pencanangan Biopori secara Nasional dengan bertemakan “Bersama TNI, Lingkungan Sehat Rakyat Sejahtera”.

Kegiatan penggalian lubang biopori ini dilakukan di seluruh Markas TNI di Indonesia, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko melalui teleconference memantau penggalian secara serentak di jajaran TNI seluruh Indonesia.

Panglima TNI mengatakan, pembuatan berjuta-juta Lubang Resapan Biopori (LRB) ini dimulai awal Agustus 2014 lalu dengan target 3.110.000 LRB pada lahan TNI di seluruh Indonesia dan hingga saat ini jumlah LRB yang berhasil dicapai sejumlah 10.311.981 LRB serta akan dilaksanakan secara terus menerus meskipun telah melampaui target.

“Kegiatan ini memiliki makna yang berharga bagi kelangsungan umat manusia di bumi. Untuk itu, lanjutkan karena memiliki makna strategis keberlanjutan untuk keberlangsungan hidup manusia,” ujar Panglima TNI.

Aksi berjuta-juta Lubang Resapan Biopori yang digagas TNI ini mendapat apresiasi dari Direktur/Ketua Umum Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana yang berkesempatan hadir untuk menyerahkan piagam rekor MURI sebagai pembuatan Lubang Resapan Biopori dengan jumlah dan di lokasi terbanyak. Piagam penghargaan museum rekor-dunia Indonesia diserahkan kepada Panglima TNI sebagai pemrakarsa kegiatan tersebut.

Menurut Jaya Suprana, pembuatan jutaan Lubang Resapan Biopori oleh TNI ini menembus rekor dunia. Baginya, tak ada angkatan bersenjata lain yang sedemikian peduli dengan lingkungan. Pembuatan lubang ini membuat TNI mencatat rekor sebagai angkatan bersenjata yang paling peduli terhadap lingkungan. Jaya Suprana bahkan membandingkan TNI dengan angkatan bersenjata Amerika Serikat terkait hal tersebut.

Hadir dalam acara tersebut para Kepala Staf Angkatan, Asisten Panglima TNI, Kepala Badan Pelaksana Pusat (Kabalakpus) TNI, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, Wakil Walikota Bekasi, perwakilanMahasiswa Penggiat Lingkungan Hidup,organisasi kemasyarakatanOrang Indonesia (OI), Pengurus IKKT dan Dharma Pertiwi.



Sumber : Jurnas

DPR RI Akan Bentuk Tim Pengawas Intelijen Negara

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI akan membentuk Tim Pengawas intelijen Negara yang akan mengawasi para intelijen negara dalam menjalankan tugasnya di lapangan.

Demikian dikatakan oleh Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

"Komisi I DPR RI telah selesai menyusun dan membahas Peraturan DPR RI tentang pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara sebagaimana penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI tanggal 11 Oktober 2012 yang menugaskan Komisi I DPR RI untuk menyusun dan membahas Peraturan DPR RI tentang Tim Pengawas intelijen Negara di DPR RI," kata Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Anggota Komisi I DPR RI, Tritamtomo mengatakan, pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara itu didasarkan pada UU 17 tahun 2011 pasal 43 ayat 2 dan 3 tentang intelijen Negara.

"Rancangan Peraturan DPR RI tentang Tim intelijen Negara dibuat berdasarakan UU 17/2011 pasal 43 ayat 2 dan 3 tentang intelijen Negara yang mengisyaratkan bahwa pengawasan eksternal dapat dilakukan oleh penyelenggara kegiatan intelijen negara dengan melibatkan komisi yang membidangi masalah itu," kata Tritamtomo.

Selain itu, dalam UU MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) pasal 71, dalam melakukan pengawasan, itu merupakan hak dari DPR untuk melakukan pengawasan dalam UU termasuk untuk APBN dari mitra kerja. "Pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara oleh DPR RI juga amanat dari UU Komisi Informasi Pusat (KIP).

"Dengan dasar itu, Komisi I DPR RI membuat konsep tentang Tim Pengawas. Ini berlaku 2014-2019," kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Sedang anggota dari Tim Pengawas intelijen Negara DPR RI terdiri dari masing-masing fraksi yang diwakilkan oleh satu orang anggota fraksinya.

"Nanti masing-masing fraksi menugaskan orang yang dianggap kredible untuk melakukan kegiatan di waktu reses yang sifatnya krusial terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh intelijen. Misalnya intelijen kan bukan eksekutor, tahu-tahu kita dapat informasi soal sengketa tanah dan aparat intelijen diduga bermain, Tim Pengawas intelijen Negara DPR RI melakukan pengecekan, benar atau tidak," kata politisi PDIP itu.

Disebutkan oleh Tritamtomo menambahkan, pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara DPR RI adalah untuk menciptakan checks and balances, supaya tidak terjadi penyimpangan di lapangan.

"Racanangan peraturan ini dibuat dan Badan intelijen Negara (BIN) merespon baik, memberikan masukan. Jadi dari BIN sangat terbuka," sebut dia.

Tim Pengawas intelijen DPR RI, katanya, bila dinamika di lapangan, tim akan datang melihat, mendengar, berinteraksi, mengelar rapat terbatas dan ada yang merasa dirugikan, nanti kemudian tim pengawas ini akan memberikan masukan untuk melakukan selanjutnya internal BIN memberikan masukan guna diambil tindakan internal, koreksi sifatnya. Jadi tidak semena-mena seperti zaman dulu, main tangkap, diambil dulu, proses kemudian. Sekarang tidak bisa," kata Tritamtomo.



Sumber : Antara

TNI AL Korban Kecelakaan Tol Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Enam anggota TNI AL tewas dan 15 lainnya luka dalam kecelakaan setelah truk yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk kontainer di KM 3+400 Tol Dupak (sebelumnya ditulis Tol Waru) arah Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur sekira pukul 10.19 WIB tadi.

Seluruh korban kini dirawat di RS TNI AL Dokter Ramalen Surabaya. 

Berikut nama-nama korban :


Korban Tewas

1. Serka Joko
2. Koptu Sunoko
3. Serka Bambang
4. Sertu Katirin
5. Sertu Mahmudin
6. Pelda Sudjono.


Korban Luka

1. Sertu Feri
2. KLK Miftahul Rochim
3. Pelda Sukatno
4. Serma Herman
5. KLK Miftahul Choiri
6. Pelda Sudjoko
7. Kopda Didik Rijanto
8. Kopda Suroso
9. Kopka Sukandar
10. Serka Sukamto
11. Serka Anton
12. Koptu Hadi
13. Serka Sugeng
14. Serma Sunar
15. Sertu Towapi.


Sementara itu, Kepala Bagian Pelayanan Jasa Raharja Cabang Jawa Timur, S. Sihombing, mengungkapkan enam korban tewas, empat di antaranya berasa dari Mojokerto dan dua lagi dari Jombang.


“Sudah kami data ada 21 korbannya. 15 Luka-luka dan 6 orang tewas. Semuanya dari TNI AL,” kata Sihombing di RS TNI AL Dokter Ramalen Surabaya, Kamis (25/9/2014).
Ia menjelaskan, rencananya, santunan bagi korban meninggal masing-masing Rp25 juta, akan diserahkan kekeluarga besok pagi.



Sumber : Okezone

KSAD : Saya Marah Sebagai Seorang Ayah

BATAM-(IDB) : Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Gatot Nurmantio langsung mengunjungi empat orang prajurit yang menjadi korban tembak, dalam bentrok TNI dengan Brimob Polda Kepri, di RSUD Embung Fatimah, sekitar pukul 01.45 dinihari Selasa (23/9).

Sebelumnya, Gatot memerintahkan semua senjata prajurit ditarik dan disimpan di markas komando Kodim 0316 Batam.
KS


"Saya dari Australia langsung ke Singapura dan melanjutkan perjalanan ke Batam menggunakan ferry terakhir. Sampai di Batam saya langsung melihat prajurit yang terkena tembakan di Rumah Sakit," kata KSAD Jendral TNI, Gatot Nurmantio, disela-sela kunjunan di Mako Yonif 134 Tuah Sakti (TS).


Gatot langsung mengumpulkan semua prajurit yang mengetahui kejadian, baik di depan Perumahan Cipta Asri (TKP 1) dan di Mako Brimob (TKP 2).


"Setelah saya mendengar semua cerita dari Prajurit. Saya aspresiasi  Prajurit Yonif 134 TS, merupakan pewakilan seluruh prajurit saya yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Mereka merupakan prajurit yang bermoral tinggi, bermental baja, disiplin dan profesional," katanya.


Asprisasi kepada prajurit ini disampaikan, karena saat rekannya tertembak, mereka bisa menahan diri.


"Saya marah sebagai seorang ayah dan KSAD. Begitu melihat mereka luar biasa, saya berikan aspresiasi,"katanya.


"Apa yang mereka katakan, kalau kita menyerang Brimob, tidak sampi 10 menit selesai. Karena meraka dilatih dipersenjatai. Mereka dilatih dipersenjatai bukan untuk menghadapi siapa-siapa, tapi hanya musuh negara, yang mengusik keutuhan kesatuan negara Indonesia, dan mereka mengatakan panglima tertinggi adalah hukum," ujarnya.


Gatot menceritakan kornolgis kejadian itu bermula saat empat orang prajurit Yonif 134 TS, mengikuti mobil yang masuk ke mako Brimob setelah ke TKP 1. Kemudian prajurit itu ke penjagaan yang dipimpin oleh Praka Eka Basri, dan  menanyakan kenapa kaki rekannya ditembak.


Saat itu petugas Brimob langsung kongkang senjata dan lari ke dalam, tiba-tiba ada aba-aba serang. Eka Basri pun tertangkap saat itu.


Kemudian Pratu Eko Saputra ditembak kakinya. Dan selanjutnya Pratu Sudirman menyampaikan kepada pasi Intel tentang kejadian.


Selanjutnya Pasi Intel Lettu Irham  dan Dankima (Komandan Kompi Markas), datang yang kemudian  menyampailkan kepada Wakasat Brimob bahwa anggota Yonif 134 TS ditahan di dalam.


"Ada apa kamu, tidak bisa dikeluarkan. Kemudian diyakinkan lagi Pasi Intel, apakah abang membiarkan anggota saya mati di dalam. Barulah Wakasat Briomb perintahkan keluar dan terdengar suara tembakan satu kali saat lampu padam,"katanya.


Selanjutnya setelah keluar, ada sekitar 15 orang anggota Yonif 134 TS. Saat itu mereka baru pulang apel dan tinggal di perumahan Cipta Asri dan dilerai. Waktu itu juga  bahwa ada yang tertembak di dalam mako Brimob.


Kemudian di evakuasi langsung ke Batalyon bukan ke rumah sakit. Kemudian komandan Batalyon datang ke Mako Brimob. Kemudian diperintahkan semua prajurit untuk pulang ke markas


"Saya perintahkan semua senjata ditarik dan disimpan di Kodim dan semua prajurit tidur semua di lapangan dengan mendirikan tenda, ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.


Dalam kesempatan ini Gatot menghimbau seluruh peajurit AD di mana saja mereka bertugas. Bahwa kepolisan dan aparat pemerintah, adalah paner.


Mereka adalah Polisi yang bertugas profesional. Dan yang melakukan adalah polisi-polisi kriminal dan tidak bertanggung jawab, serta polisi yang kena erosi pimpinan.


"Masalah ini kami serahkan kepada tim investigasi dan saya sebagai bapaknya untuk mencari kebenaran. Dan yang paling penting adalah hasil dari investigasi, kemudian ada pengadilan, hasil pengadilan yang adil-lah yang bisa mengobati luka hati saya dan prajurit-prajurit saya,"ujarnya.


Gatot enggan menanggapi kejadian di TKP 1 (Gudang Solar didepan Cipta Asri). Dia menyerahkan kepada tim investigasi yang terdiri dari TNI-Polri.


Gatot mengaku tidak relevan untuk menceritakan di TKP 1. Karena takut nanti dianggap memihak.


"Kita serahkan saja ke tim investigasi. Jika anggota saya yang salah, akan saya evaluasi. Namun kita tetap serahkan kepada tim investigasi dan hasilnya harus disampaikan terbuka ke publik,"katanya. 




Sumber : Tribunnews

KSAD Tegaskan Tak Ada Kendala Investigasi Penembakan Batam

BATAM-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, pihaknya sama sekali tidak menemukan kendala dalam investigasi tim gabungan kasus penembakan empat prajurit TNI di Batam oleh oknum anggota Brimob Polda Kepulauan Riau pada Minggu (21/9).

“Saya pikir selama ini laporan dari staf saya di lapangan, tidak ada kendala. Berjalan lancar dan kami semua berdoa, agar tim investigasi mampu bekerja secara profesional,” kata KSAD upacara sertijab beberapa jabatan strategis, di lapangan Madivif 1, Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Jumat.


Gatot mengatakan, seluruh proses investigasi berjalan sebagaimana mestinya. Dalam waktu dekat, hasilnya diharapkan akan segera diketahui publik.


Hasil investigasi, kata dia, akan dibuka secara transparan dan masyarakat tidak perlu khawatir ada kebohongan publik.


“Karena tim investigasi ini akan disampaikan kepada publik. Dan tidak ada kebohongan publik. Kami semua berniat untuk memberikan yang terbaik,” ujar Gatot.


Ia menegaskan, TNI AD tetap berkomitmen memberikan sanksi tegas jika ada prajuritnya yang bersalah. Jika dibiarkan, maka sama dengan merusak institusi secara keseluruhan.


“Kami berkomitmen bagi prajurit yang merusak citra, akan kami tindak tegas dan saya tidak akan mengorbankan institusi untuk membela dia,” ujarnya.



Sumber : Antara