Pages

Minggu, September 21, 2014

Kesiapan TNI AD Di HUT TNI Ke 69

SURABAYA-(IDB) : Dalam perayaan HUT TNI ke 69, 7 Oktober mendatang, dijadwalkan ribuan pasukan terjun payung dari TNI AD akan beraksi saat puncak acara yang dipusatkan di Komando Armada Maritim Timur (Koarmatim). Sebanyak satu Brigade atau 3.000 pasukan akan melakukan penerjunan dengan sasaran pendaratan di Pulau Madura.

Persiapan yang dilakukan ditinjau langsung oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), (19/9/2014) di Kodam V Brawijaya. Kedatangan KSAD juga untuk memastikan kesiapan TNI AD dalam perayaan puncak acara HUT TNI ke 69.


Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kedatangannya untuk memastikan semua persiapan berjalan lancar. Mulai dari pasukan, dan alutsista yang akan dipamerkan.


“Sebagai KASAD, harus melihat kesiapan semuanya. Dan tadi saya sudah melihat Tank Leopard, Tank Marder, demo beladiri TNI AD, parade dan defile pasukan. Serta defile kendaraan tempur lainnya,” kata KASAD di Makodam V Brawijaya.


Dia menambahkan, saat puncak HUT TNI ke 69 nanti, pihaknya akan memamerkan seluruh alutsita TNI AD, yang dimiliki selama pembangunan 10 tahun pemerintahan SBY. Seperti Tank Leopard, MLRS, Meriam 155 Caesar, Meriam 185, dan yang lainnya.


“Peralatan dan senjata ini akan dipamerkan pada HUT TNI ke 69, termasuk helikopter Apache. Semua akan datang ke Armatim,” ujarnya.


image

image

Untuk penampilan khusus pada HUT TNI nanti, kata dia, TNI AD akan melakukan terjun payung, oleh 1 brigade pasukan. Pelaksanaan terjun payung dengan melibatkan ribuan pasukan sendiri, baru pertama kali dilaksanakan, dan belum pernah terjadi selama sejarah berdirinya Republik Indonesia.


“Terjun payung dengan kekuatan satu brigade ini, merupakan penampilan khusus TNI AD dalam HUT TNI ke 69 nanti. Dan baru pertama kali dilaksanakan selama kemerdekaan RI,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, dalam peringatan HUT TNI ke 69, TNI AD akan memamerkan beberapa peralatan dan persenjataan yang dimiliki TNI AD, selama kurun waktu 10 tahun. Antara lain meliputi, 18 unit Tank Leopard, 2 unit Transporter IVECO, 13 unit Tank Scorpion, 6 unit AMX Retrofit, 6 unit Tarantula, 18 unit Tank Marder, 9 unit Ranpur Anoa, 14 unit pucuk meriam 105/KH 178, 14 pucuk meriam 155/KH179, 4 pucuk meriam 155 Caesar, 13 unit MLRS, 4 unit Komando Nexter, 9 unit Mistral, 9 unit Komodi MPDA, 1 unit MPCV. 

Berikut liputannya :



Sumber : SS

Salam Komando Perpisahan Menhan Purnomo Yusgiantoro

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro

BEIJING-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan “salam komando perpisahan” dengan Wakil Komite Pusat Militer Tiongkok Jenderal Fan Changlong, di sela kunjungan kerjanya ke Tiongkok, 21-23 September 2014.


Usai disambut hangat dan berfoto bersama dilatarbelakangi dua bendera masing-masing negara, Purnomo spontan mengajak mitranya melakukan salam komando Jenderal Fan Changlong.


“Sekali lagi, salam ala Indonesia,” katanya, mengajak berpose salam komando, Minggu.


Purnomo mengatakan, meski nantinya tidak lagi menjadi Menteri Pertahanan, namun dirinya akan selalu menekankan kepada penerusnya, bahwa hubungan dan kerja sama Indonesia serta Tiongkok harus senantiasa dilandasi rasa persaudaraan yang telah terjalin lama.


“Selain itu, hubungan dan kerja sama pertahanan Indonesia dan Tiongkok harus dilandasi dengan kesamaan kebudayaan yang ada di antara kedua bangsa, yang telah pula saling melengkapi,” ujar Purnomo.


“Saya juga sangat berterima kasih atas dukungan dan dorongan yang diberikan Jenderal Fan Changlong, sehingga hubungan serta kerja sama militer dan pertahanan kedua negara semakin berkembang pesat.”


Sementara itu Jenderal Fan Changlong mengatakan dalam lima tahun terakhir hubungan serta kerja sama militer kedua negara semakin berkembang pesat dan luas, tidak saja sebatas pada forum konsultasi bilateral bidang pertahanan tetapi juga sudah mencapai pertukaran perwira, latihan bersama dan industri pertahanan.


“Menhan Purnomo merupakan salah satu yang berperan penting dalam mendorong hubungan dan kerja sama kedua negara, termasuk dibidang pertahanan dan keamanan. Diharapkan, dengan Pemerintah Indonesia yang baru nantinya, hubungan dan kerja sama kedua negara akan semakin erat dan berkembang,” katanya.

Kerja sama pertahanan kedua negara diawali dengan penandatangan Perjanjian Kerja sama Pertahanan Indonesia-Tiongkok pada 7 November 2007. 




Sumber : Antara

Tingkatkan Daya Tempur TNI AU Melalui F16 Hibah Dan KF/IF-X

RI-(IDB) : Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya mengapa pemerintah AS berbaik hati mau memberikan (hibah) 24 buah pesawat tempur canggih F-16 C/D Block-25 kepada Indonesia untuk memperkuat armada tempur TNI AU. Ada pendapat yang meremehkkan bahwa F-16 itu adalah pesawat bekas pakai US Coast Guard yang di modifikasi. Tetapi sedikit sekali yang mengetahui bagaimana pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertahanan berhasil melakukan lobi untuk mendapatkan 24 pesawat tempur canggih dengan kondisi yang murah dan menguntungkan.


Pemerintah Indonesia telah memilih untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara melalui upgrade dan regenerasi dari program EDA (Excess Defence Article)  yang  berada dibawah Departemen Pertahanan AS (Department of Defense). Yang bertanggung jawab dan mengatur program EDA adalah The Defense Security Cooperation Agency (DSCA). Pesawat-pesawat F-16 yang dihibahkan kepada pemerintah RI adalah alutsista yang tidak lagi dipakai oleh US Coast Guard dan dinyatakan kelebihan dari Angkatan Bersenjata Amerika.


US Coast Guard memiliki misi penegakan hukum maritim (dengan yurisdiksi di  perairan domestik dan internasional) dan juga mempunyai misi sebagai  badan pengawas federal. Badan ini beroperasi di bawah US Department of Homeland Security selama masa damai, dan dapat dialihkan penugasannya dibawah  Departemen Angkatan Laut oleh Presiden AS setiap saat, atau oleh Kongres AS dalam masa perang.


Menurut ketentuannya, kelebihan alutsista ini dapat dikurangi atau  ditawarkan dengan tanpa biaya kepada pihak penerima (negara) asing yang berhak dengan dasar “as is, where is”  untuk mendukung tujuan-tujuan keamanan nasional  dan kebijakan luar negeri. Menurut UU Bantuan Luar Negeri AS, dinyatakan bahwa transfer EDA tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi  teknologi nasional AS serta basis industrinya, disamping  tidak akan  mengurangi peluang industri AS untuk menjual peralatan baru kepada pihak yang diusulkan menerima program EDA.


Pada saat proses awal dalam program EDA, pemerintah Indonesia telah memilih untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya melalui upgrade dan regenerasi dari kelebihan pesawat AB Amerika Serikat, yaitu pesawat tempur F-16 Block 25. Pemerintah AS pada bulan Agustus 2011 menyetujui memberikan  pesawat dalam proses hibah.  Saat persetujuan itu, Indonesia sudah memiliki  10 pesawat tempur  F-16 A / B Block 15.  Akuisisi dan regenerasi hibah 24 buah  F-16 C / D melalui proses EDA memungkinkan pemerintah Indonesia untuk secara signifikan meningkatkan kapasitas pertahanan udara tanpa mengorbankan anggaran pertahanan dan prioritas nasional lainnya.


Pada awalnya  Indonesia meminta secara  total 30 pesawat F-16, dengan dengan perincian 24 F-16 Block 25  untuk regenerasi, empat F-16 Block 25 dan dua F-16 Block 15 untuk digunakan sebagai suku cadang. Termasuk juga dalam rangkaian hibah adalah  28 buah engine Pratt dan Whitney. Indonesia telah mengalokasikan dana untuk regenerasi 24 pesawat F-16 dan perbaikan dari 28 engine.


Setelah penandatanganan proses  hibah pada bulan Januari 2012, pemerintah Indonesia membayar  sekitar US$ 670 juta, untuk proses administrasi penghapusan 24 pesawat tempur F-16  dari tempat penyimpanan, biaya  perbaikan, upgrade dan refurbish (regeneration) keseluruhan pesawat.  The Ogden Air Logistics Complex, atau ALC, akan merombak sayap, landing gear, dan komponen lain pada setiap pesawat disebut Falcon Star atau Falcon Structural Augmentation Roadmap . Program ini terkait dengan penguatan struktur pesawat sehingga masa usia pakai pesawat bisa digunakan secara maksimal hingga mencapai 10.800 EFH.


Dilakukan Avionic Upgrade,  yang mencakup penggantian semua sistem avionik F-16 Block 25 menjadi setara Block 52. Penggantian yang paling menonjol dan mampu meningkatkan kemampuan dalam hal air superiority secara signifikan adalah digunakannya Radar APG-68 yang memiliki cakupan hingga 184 nm (296 km) dan software persenjataan yang mampu menembakkan rudal AMRAAM (Advanced Medium Range Air To Air Missile). Hal lain yang cukup penting adalah penggunaan Modular Mission Computer (MMC) sebagai sistem komputer yang mampu mengintegrasikan semua jenis senjata mutakhir pada F-16.


Selain itu, sesuai perjanjian,  minimal tiga puluh penerbang tempur TNI AU  akan mengikuti latihan terbang di Amerika Serikat, disamping  para instruktur pilot  mobile dari Amerika Serikat akan melatih penerbang dan mekanik  dari TNI AU.


Menurut siaran pers  dari Gedung Putih pada November 2011,  kesepakatan itu merupakan transfer atau hibah  terbesar dari kelebihan alutsista pertahanan AS dalam sejarah kerjasama  bilateral antara  AS-Indonesia, dan akan memungkinkan pemerintah Indonesia untuk secara signifikan meningkatkan kapasitas pertahanan udara tanpa mengorbankan anggaran pertahanan serta prioritas nasional lainnya.


Sebagai realisasi proses  hibah, pada tanggal Jumat (25/7/2014) pada  pukul 11.25 WIB, tiga pesawat bagian hibah dari 24 pesawat F-16 C/D 52ID  dari pemerintah AS telah tiba di fighter home base, Lanud Iswahyudi   Madiun. Ketiga pesawat diterbangkan dari  Anderson AFB (Air Force Base) Guam ke IWY  dalam waktu 5 jam 16 menit dengan melaksanakan empat kali air refueling  oleh pesawat Tanker KC-10 yang berasal dari pangkalan AU Amerika, Yokota AFB Jepang. Flight F-16 (Viper Flight)  ini terbang pada ketinggian 26.000 kaki dan terus di kawal pesawat tanker hingga memasuki wilayah udara Indonesia. Setelah diterimanya tiga unit pertama, F-16C/D berikutnya akan diterbangkan ke Indonesia secara bertahap hingga selesai pada akhir 2015.


Sesuai rencana maka mulai awal bulan Agustus 2014 enam orang instruktur penerbang F-16 A/B-15OCU TNI AU (versi lama yang sudah dimiliki TNI AU) akan mulai melanjutkan latihan terbang konversi “differential flying training” F-16 C/D-52ID di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi tiga instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team. Apabila ke 24 pesawat tempur F-16 hibah tersebut sudah lengkap, Ke-24  F-16 C/D 52ID TNI Angkatan Udara ini selanjutnya akan menjadi kekuatan satu skadron 16 di Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru (16 pesawat) dan sisanya melengkapi F-16 yang sudah ada di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun.


Dengan demikian maka wilayah perbatasan Barat akan terdapat penggelaran F-16 serta Hawk 100/200, wilayah Tengah dipertahankan oleh gabungan F-16, F-5E serta wilayah Timur oleh pesawat pempur Sukhoi 27/30. Dari beberapa latihan gelar kekuatan, maka kombinasi pertahanan udara akan cepat terisi dengan penggeseran skadron tempur seperti yang selama ini dilakukan. Beberapa pangkalan udara TNI telah mampu menerima kedatangan pesawat tempur.

Dengan kondisi riil dan penuh kepastian maka pada tahun 2015, TNI AU akan sudah memiliki beberapa skadron tempur unggulan lengkap dengan persenjataannya yang canggih. Seluruh wilayah akan dapat dipertahankan dengan dukungan coverage radar Kohanudnas.



Disamping kekuatan yang sudah ada, berita baik lainnya bagi TNI AU dan Kohanudnas adalah dilanjutkannya proyek kerjasama pembuatan pesawat tempur  KFX/IFX. TNI AU  akan memiliki pesawat tempur yang setidaknya cukup untuk persediaan 20 tahun ke depan. Itu berarti TNI AU telah memiliki cukup Sukhoi untuk saat ini dan Indonesia juga menanamkan investasi dalam program KFX/IFX bersama Korea Selatan, yang nantinya akan menghasilkan jet fighter yang ditujukan untuk menggantikan pesawat seperti F-5 dan F-16.


Indonesia  akan membeli jet tempur fighter KFX/IFX sebanyak 3 skadron, masing-masing 16 pesawat. Itu akan memenuhi program jangka panjang, demikian ditegaskan oleh Sekjen Kemenhan saat itu (Marsdya Eris Heryanto).  Program KFX/IFX dihentikan sementara oleh pemimpin baru Korea Park Geun-Hye pada akhir 2012 setelah meninjau kondisi finasial di negaranya. Proyek prestisius ini digarap sejak awal 2011, tak lama setelah Presiden Lee Myung-bak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan kerjasama bilateral di bidang pertahanan di Jakarta. Dari Fase Technology Development yang telah dituntaskan, tim ilmuwan telah menyelesaikan sejumlah desain yang kemudian mengerucut menjadi dua.


Kedua desain itu adalah model jet tempur siluman peraih keunggulan udara bermesin ganda dengan horizontal-tails di belakang, dan satunya lagi dengan canards di depan. Konfirmasi tentang kelanjutan program pembuatan front-liner jet fighter Korea-Indonesia diterima Kementerian Pertahanan RI pada 3 Januari 2014. Pemberitahuan ini selanjutnya diumumkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2014, di sela-sela Rapim Kemenhan di Jakarta. Penjelasan disampaikan terkait paparan rencana pengadaan alut sista dalam Renstra II, 2015-2019.


Pemerintah Indonesia berharap proyek pembuatan jet tempur generasi 4,5 itu bisa terlaksana karena bakal jadi rujukan program alih teknologi untuk melepas ketergantungan dari negara lain. Program ini ditargetkan menelurkan jet tempur dengan performa yang sepadan atau lebih unggul dari jet tempur lawan yang di antaranya adalah Sukhoi Su-35, ini adalah keinginan dari Pemerintah Korea Selatan yang mengukurnya dari alutsista Korea Utara.


Apabila proyek KFX/IFX tetap berjalan dengan normal sesuai rencana, maka pada tahun 2020 Indonesia akan mempunyai kekuatan udara yang sangat kuat, dimana paling tidak tujuh skadron udaranya akan diisi oleh jenis pesawat tempur canggih, dengan tulang punggung F-16, Sukhoi 27/30 dan Boramae (KFX/IFX). Dengan demikian maka daya kepruk TNI AU akan meningkat paling tidak tiga kali lipat.


Pada saat itu  maka Indonesia akan menjadi negara penyeimbang dalam hal kekuatan udara apabila kawasan di Laut China Selatan bergolak. Paling tidak pesawat-pesawat tempur TNI AU bisa unjuk gigi dalam mempertahankan kedaulatan negara di udara. Dalam hal ini jelas Amerika sudah berhitung tentang kemungkinan memanasnya wilayah Laut China Selatan di masa mendatang, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara memang harus siap dalam menghadapi setiap kemungkinan terburuk. Oleh karena itu maka program EDA kepada Indonesia disetujui.


Apakah China akan melakukan ekspansinya dalam penguasaan kawasan? Kita semua tidak ada yang tahu, yang terlihat kini, China mulai mencari wilayah yang memiliki potensi sumber energi dan wilayah itu ada di kawasan kepulauan Spratley dan Paracel. Beberapa langkah militer telah dilakukan oleh China, termasuk penetapan ADIZ dan pengerahan kekuatan serta kapal induknya. Bahkan, bukan  tidak mungkin kawasan Natuna juga akan menjadi incaran selanjutnya. Oleh karena itu, memang pemerintah Indonesia harus menyadari bahwa kita membutuhkan peralatan tempur yang mampu mempertahankan wilayah tanah air.


Bila kita tidak berfikir secara geopolitik dan geostrategi serta dengan dasar intelijen strategis, maka suatu saat kita akan terkejut, menghadapi betapa dalam sebuah persaingan hidup di dunia ini, intervensi akan dilakukan oleh siapapun yang merasa  dirinya kuat. Mungkin begitu.



Sumber : RI

Alutsista Jepang Siap Ubah Dunia

TOKYO-(IDB) : Pelonggaran pembatasan eksport Jepang baru diputuskan 1 April lalu. Namun, PM Jepang Shinzo Abetak membuang banyak waktu untuk segera memanfaatkan peluang terbuka itu.

Tak tanggung-tanggung produk Jepang yang kemungkinan besar akan segera menjadi komoditas eksport terbaru negeri itu adalah KS kelas Soryu, salah satu alutsista tercanggih di dunia.

Australia sudah hampir pasti akan membeli 12 kapal selam made in Japan tersebut. Australia memang punya kebutuhan mendesak untuk mengganti 6 KS kelas Collins yang menjadi satu-satunya andalan armada bawah air negeri itu yang akan dipensiunkan pada 2026-2027.

Hubungan pemerintahaan Abe dan pemerintahan PM Australia Tony Abbot bagaikan melaju di jalur cepat sejak Tokyo melonggarkan aturan eksport itu. Abbot melawat resmi ke Tokyo pada 7 April, hanya 6 hari setelah pelonggaran itu di tetapkan.

Seperti yang dicatat oleh The Guardian, lawatan itu disusul kunjungan Menhan Australia David Johnston dan Menlu Australia Julie Bishop ke Tokyo pada bulan Juni. Bulan berikutnya, PM Abe menjadi pemimpin pertama Jepang yang berkunjung ke Australia sejak 2002.

Kunjungan Abe itu berbuah penandatangan perjanjian perdagangan bebas dan kerjasama pertahanan kedua negara. Di sektor pertahanan, kedua pihak sepakat mengembangkan teknologi siluman (stealth) dalam proggram KS.

Kesepakatan pembelian KS Soryu itu belum dilakukan dan kemungkinan paling cepat baru diputuskan Januari 2015. Johnston mengaku masih mempertimbangkan tawaran KS dari sekutu Eropa-nya seperti Swedia, Jerman, Perancis, dan Spanyol.

Meski demikian, kecenderungan Australia terhadap kapal Jepang ini terlihat jelas. Johnston yang menjadi politisi pertama dari luar Jepang yang memasuki KS itu, mengaku sangat berkesan.

Dalam sebuah konferensi di Australian Strategic Policy Institute, dia mengatakan kapal selam kelas Soryu memilik desain paling mendekati kebutuhan Australia. "Tak ada KS Diesel Elektrik lain yang memiliki ukuran dan dimensi seperti (Soryu) itu. Kami harus berbicara dengan mereka (jepang) soal ini, dan kami memang sedang melakukan itu," paparnya.

Selain kecanggihan, urusan harga juga jadi faktor penting ketertarikan Australia. Pemerinta Australia sebelumnya berkomitmen membuat sendiri 12 KS pengganti kelas Collins. Namun biaya yang mencapai 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 479 trilyun) dipandang terlalu berat.

Sementara kelas Soryu, ditawarkan Jepang dengan harga “hanya” 500 juta dolar AS (Rp 6 trilyun) per unit. Bahkan setelah ditambah biaya operasional dan perawatan 12 kapal itu sampai pensiun, yang kira-kira besarnya sama dengan harga belinya, total biayanya masih lebih murah daripada biaya produksi sendiri.

“Yang paling penting adalah mendapatkan kapal selam terbaik dan memiliki kapabilitas dengan harga terjangkau bagi para pembayar pajak Australia,” kata PM Abbot Senin (15/9), seperti dikutip ABC.

Pergeseran Besar 

Jika pembelian ini jadi disepakati, hal itu akan menandai pergeseran besar, baik di Australia, Jepang, maupun kawasan. Bagi Australia, ini akan menjadi pembelian persenjataan utama pertama dari sebuah negara Asia. Kehadiran 12 KS baru itu juga akan mendongkrak kekuatan maritim Australia secara signifikan.

Bagi Jepang ini akan menjadi penjualan pertama alutsista buatannya ke luar negeri sejak PD II berakhir. Penjualan ini juga akan menandai perubahan besar di Jepang yang tak lagi terlalu terbelenggu konstitusi-nya.

Semua ini diyakini akan memicu Tiongkok yang sedang bersengketa dengan Jepang dan menuduh negara itu ingin membangkitkan militerismenya. Tiongkok juga akan makin yakin bahwa AS dan sekutu-nya tengah membangun pengukungan dan pengepungan atas kebangkitan kekuatan militernya di Kawasan.

Pengamat pertahanan Kyle Mizokami dalam artikelnya di majalah The National Interest, 14 Juni lalu, bahkan menyebut spesifik bahwa KS kelas Soryu ini sebagai 1 dari 5 senjata andalan Jepang yang perlu ditakuti Tiongkok.

Bagi Indonesia, rencana pembelian KS Jepang oleh Australia ini juga menjadi sesuatu yang wajib dicermati dari 2 sisi. Pertama, fakta bahwa Jepang telah membuka keran eksport alutsistanya memberikan peluang menarik bagi Indonesia untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan alutsista kita sendiri.

Tentu kita tidak bisa buru-buru berharap Jepang akan mau mejual alutsista sekelas Soryu kepada kita. Namun kemajuan teknologi yang dimiliki Jepang memberikan berbagai alternatif menarik untuk melirik aneka alutsista lain buatan "Negeri Sakura" itu.

Di sisi lain, fakta bahwa calon pembeli 12 KS itu adalah Australia, negara tetangga dekat yang suka panas dingin dalam sejarah hubungan dengan Indonesia, juga sesuatu yang sangat perlu dicermati. Kemampuan Australia untuk melakukan penetrasi persenjataan utama bawah laut tanpa terdeteksi adalah sesuatu yang tak biasa diabaikan begitu saja oleh negara maritim serperti Indonesia.

Kekuatan maritim kita termasuk kekuatan bawah air, harus menjadi perhatian serius apabila kita benar-benar ingin menjalankan strategi poros maritim.(DAHONO FITRIANTO/Kompas) 

Kapal Selam Tercanggih Jepang

KS kelas Soryu disebut sebagai KS non-nuklir terbesar dan tercanggih yang dioperasikan di dunia saat ini, Kapal tersebut dirancang untuk dioperasikan Pasukan Bela diri Jepang (JMSDF) sejak 2009. Jepang kini mengoperasikan 5 KS ini dan sedang membangun 3 unit lagi dengan opsi 2 unit lagi setelah itu.

Kapal yg sudah beroperasi:

1. SS-501 Soryu (2009)
2. SS-502 Unryu (2010)
3. SS-503 Hakuryu (2011)
4. SS-504 Kenryu (2012)
5. SS-505 Zuiryu (2013)

Spesifikasi :

* Bobot (Displacement) standar: 2.900 ton (permukaan) / 4.200 ton (menyelam).
Material : Tubuh KS Soryu dibungkus campuran baja khusus berkode HY-80 yg digunakan pada seri KS nuklir kelas Los Angeles milik AS. Baja ini dicat dengan lapisan “anechoic” di bagian luarnya dan dilapisi pelindung kedap suara di bagian dalam untuk meminimalkan deteksi suara dan sonar.
* Mesin: 1 mesin propulsi elektrik, 2 mesin diesel Kawasaki 12 v 25/25 tipe SB, dan 4 mesin stirling Kawasaki Kockums V4-275R dengan AIP yang membuat kapal bisa menyelam terus menerus hingga 2 minggu tanpa muncul ke permukaan.
* Kecepatan maksimum: 13 knot (permukaan) / 20 knot (menyelam).
* Daya Jelajah: 6.100 mil laut (11.300km), pada kecepatan 6,5 knot.
* Kedalaman menyelam: 274.32 – 304 m (maksimum).
* Sistem kemudi: bilah kemudi (rudder) berbentuk X yang dikendalikan komputer untuk manuverabilitas tinggi dan kemampuan beroperasi sangat dekat dengan dasar laut.
* Awak: 65 personel terdiri dari 9 perwira dan 56 kelasi.
* Sensor: Radar Navigasi dan permukaan ZPS-6F, sonar ZQQ-7 Frequensi Rendah dibagian haluan, lambung dan sonar tarik, dilengkapi sistem pertahanan elektronik (ESM) ZLR-3-6, dengan peluncur perangkat pengecoh akustik (ADC).
* Persenjataan: 6 Tabung torpedo HU-606 533mm dengan 20 torpedo kecepatan tinggi tipe 89, dan peluru kendali anti kapal UGM-84 Sub Harpoon. Kapal kelas ini juga memiliki kemampuan meluncurkan rudal jelajah, jika doktrin serangan “pre emtive“ disetujui di Jepang.
* Produsen: Mitsubitshi Heavy Industries dan Kawasaki Shipbuilding Corp.
* Harga: sekitar 500Jt Dollar AS/Unit.(littlesophie24-GM)



Sumber : Kaskus