Pages

Sabtu, September 20, 2014

Konsul Kehormatan RI Di Palestina Disetujui Presiden Mahmud Abbas

RAMALLAH-(IDB) : Proposal Pemerintah Indonesia agar adanya konsul kehormatan RI di Palestina disetujui Presiden Mahmud Abbas. Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan proposal itu tinggal menunggu pengesahan.

"Saya menjelaskan mengenai proposal Indonesia untuk membuka konsul kehormatan di Palestina, sejak April sudah sampai di Presiden Mahmud Abbas dan tak ragu-ragu untuk menyetujuinya karena dikuatkan dengan kunjungan MPR sebeluum ini," ujar salah seorang perwakilan Kemenlu Palestina dalam pertemuan delegasi DPR RI dengan Dewan Legislatif Palestina (Palestinian Legislative Council) di Ramallah, Palestina, Sabtu (20/9/2014).

Menurutnya, Palestina mendukung siapapun yang ditunjuk menjadi konsul kehormatan RI. Otoritas Palestina bahkan juga memberikan izin jika akan dibangun kantor konsul di Ramallah.

Anggota PLC Abdullah Abdullah menambahkan, parlemen Palestina akan mendorong agar Presiden Mahmud Abbas bisa segera menandatangani proposal RI. Mahmud Abbas saat ini kata Abdullah masih berada di Prancis.

"Sekarang tinggal masalah teknis," ucapnya.

Ketua delegasi DPR RI yang juga ketua Komisi I Mahfudz. Sidik menambahkan, konsul kehormatan RI di Palestina sebenarnya perpanjangan tangan dari KBRI di Amman, Yordania yang saat ini lingkup tugas diplomatiknya masih meliputi Palestina. Karena itu kewenangannya sangat terbatas, hanya sebagai fungsi komunikasi.

"Tidak punya fungsi protokoler ataupun meengambil kebijakan. Tapi keberadaannya menjadi penting untuk kemudahan pertukaran informasi Indonesia-Palestina," jelas Mahfudz.



Sumber : Detik

Al Ofouq Class Oman Buatan Singapura

OMAN-(IDB) : Singapore Technologies (ST) Marine telah meluncurkan Kapal patroli Al-Ofouq class yang ketiga untuk Royal Navy of Oman (RNO), ujar seorang pejabat perusahaan ST saat dikonfirmasi oleh IHS Jane.


Kapal 75 meter ini untuk menggantikan Dhofar class dan akan menjadi bagian dari upaya RNO untuk meningkatkan patroli lepas pantai Oman.


Kapal dengan panjang 75 meter ini merupakan turunan dari desain Fearless-75 ST Marine yang diluncurkan di fasilitas Benoi, Singapura, 17 September 2014.


Pada bulan April 2012, ST Marine mengalahkan perusahaan Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding dan India Goa Shipyard untuk proyek pembuatan empat kapal dengan nilai kontrak SGD 880 juta (USD 703 juta) dari Departemen Pertahanan Oman.


Kapal patroli Al-Ofouq class memiliki bobot sekitar 1.100 ton dan menampung awak sekitar 60 orang. Kapal buatan Singapura ini memiliki kecepatan tertinggi 27 knot, dapat menempuh jarak 3.000 nautical mile pada kecepatan 16 knot. Kapal ini kemungkinan akan dipersenjatai dengan meriam Oto Melara 76 mm Super Rapid system, sebagai senjata utama.


Pada bulan Juli 2012, IHS Jane melaporkan bahwa Thales Nederland telah mendapatkan kontrak untuk melengkapi kapal ini dengan sistem manajemen tempur TACTICOS, surveillance radar, STIR 1.2 EO Mk 2 radar/electro-optical tracking system, dan Vigile electronic support measures.


ST Marine mengatakan kapal class ini diluncurkan pertama kali 29 Januari 2014 dan yang kedua pada 17 Juni di tahun yang sama. Kapal-kapal patroli ini diharapkan akan dikirim pada kuartal kedua 2015, dan kapal terakhir akan diserahkan pada kuartal ketiga 2016.

Saat ini Angkatan Laut Singapura, RSN mengoperasikan 11 kapal asli Fearless.



Sumber : JKGR

F-22 Intercept Jet Tempur Rusia

ALASKA-(IDB) : Dua pesawat tempur Rusia terbang mendekati wilayah udara Amerika Serikat secara ilegal. Akibatnya, pesawat tempur tersebut dihadang oleh jet tempur F-22 milik AS di dekat wilayah Alaska.

Insiden yang terjadi pada Rabu (17/9) diikuti oleh insiden kedua yang terjadi pada Kamis (18/9) yang melibatkan dua pesawat pengebom jarak jauh milik Rusia. Kedua pesawat militer Rusia tersebut juga terbang mendekati wilayah udara Kanada dan dihadang oleh dua jet tempur F-18 milik Kanada.

Dalam dua insiden tersebut, pesawat-pesawat Rusia terbang keluar dari wilayah udara yang dilarang, tanpa insiden berarti. Demikian seperti dilansir AFP, Sabtu (20/9/2014).

Dalam keterangannya, juru bicara Komando Pertahanan Wilayah Udara Amerika Utara, Mayor Jamie Humphries menyatakan bahwa pesawat perang Rusia tidak pernah memasuki wilayah kedaulatan AS maupun Kanada.

 
Humphries menjelaskan, pesawat tempur Rusia didampingi oleh dua pesawat pengisi bahan bakar dan dua pesawat pengebom jarak jauh mendekati wilayah Alaska.

Sedangkan seorang pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya menuturkan, meskipun insiden semacam ini pernah terjadi sebelumnya, namun ini merupakan yang pertama terjadi dalam jangka waktu lama.

Demi mengamankan wilayah udara suatu negara, terdapat zona identifikasi pertahanan udara yang merupakan perpanjangan dari wilayah udara dan dirancang sebagai area penyesuaian agar memberikan pemerintah lebih banyak waktu untuk merespons ancaman potensial di udara.

Zona identifikasi pertahanan udara tersebut tidak berada di bawah perjanjian internasional dan juga hukum internasional.

Di sisi lain, insiden ini terjadi bertepatan dengan kunjungan Presiden Ukraina Petro Poroshenko ke Washington, AS. Namun Pentagon menyatakan, tidak ada indikasi keterkaitan antara kunjungan Poroshenko dengan insiden udara ini.



Sumber : Detik

Kisah Dari Penjaga Perbatasan Pulau Terluar

Anggota Pasmar-1 Surabaya, Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar menjaga Kepulauan Fani. (Pasmar-1 Surabaya/ Jawa Pos)

TNI AL-(IDB) : Konflik perbatasan dengan Malaysia di Tanjung Datu, Sambas, Kalimantan Barat, mengusik Praka Mar Roby Eka Sanjaya. Langkah Malaysia membangun mercusuar di perairan Indonesia, membuat staf intelijen Pasmar 1 Surabaya itu prihatin. Menurutnya, luas wilayah laut Indonesia memang belum sebanding dengan jumlah personel TNI.


Kondisi tersebut mengingatkan Roby ketika bergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar, tiga tahun lalu. Kala itu dia bersama 29 prajurit baret ungu lainnya diterjunkan menjaga Kepulauan Fani.


Pulau Fani adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan negara Palau. Pulau Fani ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Sorong, Papua Barat.


Kepulauan itu terdiri atas tiga pulau. Yang terluas adalah Pulau Fani. Lalu ada Pulau Igi dan Pulau Miarin. Secara administratif, pulau itu masuk Kabupaten Raja Ampat.


Saat air laut surut, tiga pulau itu terlihat dihubungkan sebuah jembatan panjang dari kayu. Begitu laut pasang, jembatan tersebut bisa tidak terlihat dan jarak antar-pulau menjadi lebih jauh.


Kepulauan Fani terdiri dari 3 pulau di Papua Barat

“Sekitar enam bulan bertugas di pulau terluar menjadi tantangan tersendiri”, tutur Roby. Sebanyak 30 anggota satgas didominasi Yonif 5 Marinir yang bermarkas di Ujung – Pabean Cantikan dikirim ke sana. Yonif ini berada di bawah Brigade Infanteri 1 Marinir Gedangan, Pasmar 1 Surabaya.


Satgas di Pulau Fani dikomandani Kapten Mar Wachit. Lalu, ada dua prajurit dari Pasmar 1, Roby dan Praka Mar Fani Andri Santoso. Personel Batalyon Komunikasi dan Elektronika 1 Marinir adalah Serma Mar Abuwono dan Kopda Mar Bejo Susanto.


Dari Batalyon Kesehatan 1 Marinir ada Koptu Mar Gandi dan KLS Agus Kelik. Dua batalyon itu di bawah Resimen Bantuan Tempur 1 Karangpilang, Pasmar 1 Surabaya.


“Sebulan sebelum berangkat, anggota satgas wajib mengikuti pratugas,” ujar Kapten Mar Wachit. Sebab, mereka harus ”perang” di medan yang berbeda. Terbiasa berdinas di kota dapat membuat anggota kaget kalau tidak ada persiapan. Pratugas itu dilaksanakan di Pusat Latihan Pasukan Pendarat Komando Latih Marinir (Kolatmar) Gunungsari dan Pusat Latihan Pendaratan Khusus Kolatmar Grati, Pasuruan.


Sebagian besar pulau terluar punya garis pantai dan karang yang agak jauh dari daratan. Selain itu, belum semua punya fasilitas dermaga, baik yang paten maupun yang apung. Cuaca di kawasan bibir Samudra Pasifik tersebut juga dikenal kurang bersahabat dan cenderung ekstrem. Perlu kecakapan pendaratan dari kapal pengantar atau perahu yang berukuran tidak terlalu besar. Banyaknya barang bawaan, baik satuan maupun pribadi, mengharuskan setiap pendaratan punya teknik keseimbangan.


Kecakapan pendaratan juga diperlukan saat menurunkan perbekalan logistik. Setengah tahun bertugas, mereka dipasok beras belasan kuintal dari pos komando taktis Sorong. Waktunya tiga bulan sekali, bahkan bisa molor. Itu bergantung pada cuaca dan keberanian nelayan mengirim sembako. Ketinggian gelombang air laut banyak membuat kapal perintis berpikir ulang. “Biasanya, hanya nelayan pemburu hiu bernyali tinggi yang nekat membantu,” timpal Praka Mar Roby.


Saat pendaratan, material maupun beras tidak boleh sampai terjatuh ke air. Selama pratugas di Gunungsari maupun Grati, mereka dituntut menguasai teknik pendaratan. Salah satunya melintasi titian keseimbangan papan kayu memanjang yang digantung dengan tambang di kiri dan kanannya. Pratugas semakin berat saat diuji bertahan hidup. Dalam simulasi, mereka dipaksa survive tanpa bekal. Prajurit dituntut memaksimalkan potensi alam Gunungsari dan Grati.


satgas-pulau-fani

Keterbatasan air tawar mengharuskan mereka menandon air tatlaka hujan. Jika hujan tidak turun, solusi lain adalah menampung air laut dalam galian atau dengan wadah penyaringan.


Kondisi alam memang ekstrem. Saat air pasang, jarak pos hanya sekitar 4 meter dari laut. Saat badai dan angin puting beliung tiba, para anggota tawakal sembari mengamankan diri dari berbagai kemungkinan. Hawa dingin ketika tengah malam-dini hari serta panas saat siang terik menjadi hal biasa yang dihadapi.


Meski dibekali beras untuk keperluan tiga bulan sekali, beras bisa lebih cepat habis. Penyebabnya bukan konsumsi yang melebihi takaran. Tetapi, serangan hewan pengerat berupa tikus pulau membuat jatah beras prajurit berkurang. Pantangan adat yang melarang membunuh tikus membuat anggota berusaha mematuhi kearifan lokal tersebut.


Pulau-Fani“Pernah suatu waktu karena sudah jengkel, kami berondongi tikus itu dengan tembakan. Tidak lama setelah siang itu, terasa ada gempa dan badai lumayan besar,” kenang prajurit yang 3 Oktober nanti genap 28 tahun tersebut. 

Kebetulan pada saat bersamaan, beberapa rekannya memanjat pohon kelapa. Akibat gempa sesaat itu, personel yang hendak mengambil buah kelapa terjatuh. Untungnya, mereka tidak cedera parah. Sebuah pohon besar dengan diameter sepanjang keliling enam orang yang melingkari pohon tersebut juga tumbang.


Pantangan lain yang berlaku di pulau terluar itu adalah membakar seafood jenis kepiting seperti rajungan maupun lobster. Ikan jenis lain diperbolehkan. Belum ada alasan rasional yang menjelaskan larangan tersebut.


Kepulauan Fani yang dikenal sebagai habitat ikan karang dan berbagai biota laut membuat prajurit sejatinya tidak sampai kehabisan pengisi atau pengganjal perut dari rasa lapar. Hanya, masalah selera makan acap menghinggapi mereka.


Penyakit yang dapat muncul kemudian biasanya rasa jenuh dan bosan. Beruntung, mereka memiliki berbagai objek untuk melawan perasaan yang kadang menggelayut di pikiran itu. Untuk membunuh kejenuhan dan rasa bosan, olahraga menjadi salah satu aktivitas yang dapat mengusir dan menyalurkan waktu. “Di pos jaga tersedia beberapa perkakas sederhana untuk membuat badan lebih fit,” kenang suami Nurul Chasanah yang berputra Alfatif Dirga Sanjaya itu.


Kapten Wachit menambahkan, ada kebanggaan sebagai prajurit penjaga pulau terluar. Sebab, mereka termasuk berada di garda terdepan dalam mengamankan tanah air. Enam bulan jauh dari peradaban menjadi momentum lebih untuk mengenali jati diri dan Tuhan. Semangat yang membara menjadi komitmen tidak akan ada lagi kisah tragis seperti dialami Sipadan dan Ligitan yang jatuh ke pelukan negeri jiran Malaysia. “NKRI adalah harga mati,” tegasnya. 


Kunjungan KRI Sultan Hasanuddin-366


KRI Sultan Hasanuddin-366Pulau Fani yang merupakan pulau terluar wilayah NKRI di tepi Samudra Pasifik  dihuni oleh sekitar ± 150 orang dewasa dan anak-anak yang merupakan penduduk musiman pada waktu tertentu saja selebihnya pulau ini dihuni oleh anggota Satgas Pam pulau terluar dari anggota Posal P. Fani. Sulitnya transportasi menyebabkan kelangkaan bahan pokok sehingga penduduk enggan mendiami pulau ini secara permanen.


Dalam rangkaian Operasi Cakra Hiu-14 pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2014 Pejabat Guspurlatim Asops Kolonel Laut (P) Retiono Kunto dan Asintel Kolonel Laut (P) Joni Sudianto didampingi Perwira KRI SHN-366 Kapten Lengkong mengunjungi pulau Fani menggunakan RHIB KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 kunjungan disambut oleh Sertu Muhtadi anggota tertua yang mewakili Danton Pamtas Lettu Mar Dedi Elyadi Putra yang saat itu berada di Sorong dalam rangka persiapan pergantian personel. Pada kesempatan tersebut kapal markas Ops Cakra Hiu-14 KRI SHN-366 memberikan sumbangan kepada personel yang bertugas di pulau Fani berupa Beras 1 karung, supermi, makanan ringan dan BBM.


pulau-fani-papua-indonesia

Dalam kesempatan tersebut Asops Guspurlatim menyampaikan bahwa dalam operasi seperti ini kita perlu mengunjungi Pulau terluar sebagai bentuk komitmen TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI dan sekaligus dapat memberikan semangat kepada petugas perbatasan. 

Dalam keterangannya Sertu Muhtadi menyampaikan bahwa jumlah personel yang ada sebanyak 13 orang gabungan (Marinir dan TNI AD) disampaikan juga bahwa situasi di pulau ini aman dan penduduk yang ada adalah penduduk musiman jika sedang banyak ikan warga dari Papua datang ke pulau ini untuk mencari ikan. Untuk komunikasi setiap hari hanya satu kali yaitu pada pukul 07.00 WIT menggunakan radio sedangkan untuk penerangan menggunakan Solar Sel karena  PLN belum ada.

 Mengingat pentingnya menjaga wilayah perbatasan maka kepada instansi terkait diharapkan segera mengusahakan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan sehingga petugas perbatasan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan keberadaan Pulau Fani tidak dimanfaatkan pihak asing. 




Sumber : TNI AL

Satgas Kizi TNI Berperan Dalam Proses Perdamaian Di Afrika

AFRIKA-(IDB) : Satuan  Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/MINUSCA (United Nations Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) dibawahpimpinan, Letkol Czi Alfius Navirinda K selaku Komandan Satgas (Dansatgas)Konga XXXVII-A/Minusca melaksanakan upacara resmi pembukaan misi Minusca, Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Central African Republic (CAR). Acara ini berlangsung di Markas Pasukan MISCA (Mission internationale de soutien à la Centrafrique sous conduite africaine) M’Poko Bangui, Afrika, Kamis (18/9/2014).

Upacara pembukaandihadiri oleh Presiden CAR Cathrine Samba–Panze didampingi oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Hervé Ladsous untuk Operasi Penjaga Perdamaian PBB. Hadir pula pejabat sipil dan militer CAR serta perwakilan organisasi-organisasi internasional yang saat ini sedang berkonsentrasi membantu pemulihan stabilisasi di CAR.

Misi baru yang bernama Minusca tersebut menjadi lain karena adanya proses peralihan dari MISCA yang beranggotakan pasukan militer dari negara-negara Uni Afrika seperti Rwanda, Kongo, Burundi, Kamerun, Nigeria yang selama ini menjadi penengah dalam konflik bersenjata bernuansa sektarian dan agama tersebut sebelum misi PBB dibuka. Minusca juga ditambah dengan beberapa pasukan negara lain seperti Indonesia, Prancis, Pakistan, Bangladesh dan Kamboja. 

Menurut angka PBB terbaru, kehadiran Minusca ini terdiri dari 6.500 tentara, 1.000 polisi dan staf sipil yang nantinya akan mencapai jumlah 12.000 personil disebar diseluruh wilayah CAR.

Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca yang beranggotakan 167 personil, telah hadir sejak bulan Mei 2014 dan merupakan satu-satunya pasukan yang bersama beberapa staf PBB ikutmemulai dari awal proses dibukanya misi.

Dengan perlengkapan dan kemampuan personil yang dimiliki, Satgas Kizi TNI berperan mendukung persiapan pembukaan misi dengan memberikan dukungan berupa pembukaan dan penyiapan lahan mulai dari Perkantoran, Logistic Yard, Super Camp dan sarana pendukungmisi lainnya.

Sekjen PBB Ban Ki Moon dalam sambutan tertulis dibacakan Wakil Sekjen PPB Hervé Ladsous menyampaikanapresiasi ke semua pihak yang memungkinkan dunia internasional ikut ambil bagian di negara yang runtuh oleh adanya konflik internal sejak digulingkannya Pemerintahan Presiden Francois Bozize pada2013 yang diikuti oleh aksi saling bunuh dan saling serang antara pihak Seleka dan Anti Balaka sehingga berdampak luas dengan jatuhnya  korban dipihak masyarakat yang tidak berdosa.

Berdasarkan siaran pers Perwira Penerangan Konga XXXVII-A/MINUSCA, Mayor Kav Eddy Wijaya, S.Sos melalui Pusat Penerangan TNI, sebanyak 2,2 juta rakyat CAR mengalami dampak dari pembunuhan, perampasan dan pengusiran. Dimana 400.000 orang diantaranya telah mengungsi ke negara-negara sekitar CAR seperti Sudan, Chad dan Kamerun.Disamping itu, Dansatgas Kizi TNI Konga XXXVII-A/Minusca Letkol Czi Alfius Navirinda K, menyampaikan Pasukan Indonesia telah menampilkan performa sebagai Pasukan Perdamaian yang ikut bahu-membahu dengan elemen PBB lainnya untuk mendukung  dimulainya misi yang akan memprioritaskan perlindungan warga sipil dan fasilitasi proses transisi, termasuk pelaksanaan ketentuan dalam Perjanjian Penghentian Permusuhan diantara pihak yang bertikai.
 Sumber : Jurnas