Pages

Minggu, Agustus 31, 2014

Berita Foto : Welcome To Your New Home... Leo...!!!

JAKARTA-(IDB) : Satu persatu, MBT Leopard 2 dan IFV Marder diturunkan dari kapal pengangkutnya. Bukan pekerjaan mudah memang menurunkan sebanyak total 26 unit MBT Leopard 2 dan 26 buah Marder. 

Secara cepat dan efisien, kru dari Jerman itu mampu menurunkan puluhan tank. 

Dan menyaksikan puluhan MBT berjejer memang tiada bandingnya. Apalagi, ARC sempat ikut joyride dari kapal pengangkut menuju lapangan. Whoaaa… its a best ride eveeerrrr…!!

Hingga berita ini diturunkan, belum semua MBT dan Marder selesai diturunkan. Dan rencannya, pemuatan ke kapal angkut menuju Surabaya baru akan dilakukan pada Minggu (31/08) pagi. 

Untuk itu mari kita nikmati dulu sebagian foto-foto jepretan ARC berikut ini. Tapi jangan lupa nantikan update selanjutnya.




Sumber : ARC

Taiwan Investasikan USD 2,5 Miliar Untuk Sistem Arhanud

TAIPEI-(IDB) : Taiwan berencana akan menghabiskan dana senilai USD 2,5 miliar dalam sembilan tahun ke depan untuk mendapatkan sistem anti rudal guna meningkatkan pertahanan udara terhadap China. Dengan dana tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan bermaksud membeli sistem rudal pertahanan udara Tien Kung 3 (Sky Bow 3) dalam rentang tahun 2015 hingga 2024.



Rudal Tien Kung 3
Rudal Tien Kung 3

Tien Kung 3 adalah sistem rudal pertahanan udara buatan dalam negeri Taiwan yang rencananya akan menggantikan sistem rudal Hawk yang sudah tua, kata Lin Yu-fang, anggota parlemen Taiwan dari komisi pertahanan dilansir laman Channel News Asia. Pengadaan ini akan menjadi pengadaan sistem anti rudal buatan dalam negeri terbesar dalam beberapa tahun terakhir, Lin menjelaskan pada Jumat.


Tien Kung 3 adalah sistem rudal versi ketiga dari sistem rudal Tien Kung yang dikembangkan oleh Chungshan Institute of Science and Technology (CSIST) Taiwan. CSIST merancang Tien Kung 3 yang mirip dengan sistem rudal Patriot Amerika Serikat ini sebagai senjata pertahanan udara untuk menghadapi rudal balistik, rudal jelajah dan pesawat tempur siluman. Dilaporkan, Tien Kung 3 memilki jangkauan sekitar 200 km.



Sejak mulai mengembangkan sistem anti rudal pada tahun 1996, CSIST dilaporkan hingga saat ini telah menghabiskan dana senilai USD 678 juta. Tien Kung 3 sendiri baru pertama kali ditampilkan di hadapan publik saat Parade Hari Nasional pada tahun 2007, dan telah diuji coba dalam latihan tempur skala besar pada tahun 2011.



Peluncur rudal Tien Kung 3
Peluncur rudal Tien Kung 3

Ketegangan antara Taipei dan Beijing berangsur mereda sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada tahun 2008 dan terpilih kembali pada tahun 2012. Meski ketegangan cenderung mereda, namun China tetap menganggap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah bagian wilayahnya, yang menunggu reunifikasi, jika perlu dengan kekuatan militer.
Analis militer Taiwan memperkirakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China saat ini telah menyebarkan lebih dari 1.600 rudal yang ditujukan kepada Taiwan. Namun ketika pejabat Taiwan dimintai konfirmasi oleh media, mereka tidak bersedia memberikan keterangan.



Persaingan Sistem Rudal Pertahanan Udara Dengan China
 

Tidak hanya Taiwan, dalam beberapa tahun kedepan China juga akan berinvestasi besar-besaran untuk sistem rudal pertahanan udara. Di satu sisi, telah banyak terlihat tanda bahwa China akan menjadi pembeli pertama sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia. Sebelumnya China telah mengoperasikan S-300 dan sistem rudal buatan dalam negeri HQ-9.
 

Dilaporkan, S-400 mampu terlibat dengan 36 target udara secara simultan dan memiliki jangkauan hingga 400 km. Selain itu S-400 dilaporkan mampu mencegat hampir semua ancaman udara pesawat taktis dan strategis, rudal balistik dan rudal jelajah, termasuk dan senjata hipersonik seperti jet tempur F-35 Amerika Serikat.
 

Yang paling merasa terancam jika China jadi membeli S-400 adalah Taiwan. Untuk saat ini, sistem pertahanan udara tercanggih China yaitu S-300 dan HQ-9 memang hanya mampu mencapai sebagian kecil barat laut Taiwan. Namun, apabila China sudah memiliki S-400, mereka mampu mengancam seluruh cakupan pertahanan udara Taiwan. Terlebih lagi jika dikombinasikan dengan jet-jet tempur, maka China akan lebih mendominasi.



Bagi Taiwan, untuk mengatasi ancaman China mereka mungkin akan menambah armada tempur udaranya dengan F-35, meningkatkan produksi rudal jelajah atau mencari rudal balistik. Bahkan, sebagian berspekulasi bahwa Taiwan akan mengerahkan pasukan khusus dekat ke daratan untuk mencoba menghancurkan S-400 di awal terjadinya konflik.
 

Sedangkan, Tien Kung 3 diharapkan akan memberikan kontribusi besar untuk pertahanan udara Taiwan dalam menghadapi rudal jelajah dan rudal balistik China. Khususnya, harus mampu menghadapi jet tempur siluman J-20 China. Seperti pernah dikatakan oleh Kao Hua-Chu, mantan Menteri Pertahanan Taiwan, bahwa Tien Kung 3 akan mampu berurusan dengan J-20 asalkan dilengkapi dengan radar yang lebih canggih.




Sumber : Artileri

2015 Markas Batalion Infanteri Hadir Di Natuna

KEPRI-(IDB) : Pada tahun 2015 nanti, satu batalion infanteri TNI AD akan hadir di Natuna. Penambahan dan penempatan kekuatan TNI tersebut adalah sebagai salah satu upaya dalam pengembangan gelar kesatuan di wilayah terdepan NKRI.

"Benar, pada tahun 2015 nanti akan ada batalion infantri di Natuna. Ini adalah salah satu upaya dalam pengembangan gelar kekuatan pasukan TNI di wilayah perbatasan," ungkap Danrem 033/Wira Pratama Kepri Brigjen TNI B Zuirman di sela kunjungan ke Natuna, Rabu.

Jenderal bintang satu itu mengatakan, nantinya markas batalion tersebut akan ditempatkan di daerah Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur dengan nama Batalion Infanteri 135.

"Mengapa Batalion Infanteri, sebab batalion ini adalah pasukan yang bisa di arahkan kemana saja dan siap tempur kalau terjadi apa-apa nantinya, juga taktis. Sedangkan alat perangnya adalah yang terdepan atau utama," kata Brigjen B Zuirman.

Perlu diketahui, tambah jenderal lagi, Kabupaten Natuna merupakan daerah NKRI yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, dan wilayah timurnya berbatasan dengan Malaysia Timur, Thailand dan Brunei, yang bila terjadi konflik sangat riskan dijadikan musuh sebagai pangkalan sebelum masuk ke wilayah Indonesia.

"Posisi Natuna ini sangat strategis dan banyak pulau-pulau kecil, yang dikelilingi oleh negara asing, bila terjadi konflik, sangat mungkin dijadikan pangkalan oleh musuh sebelum masuk ke wilayah RI, oleh sebab itu, perlu ada tambahan pasukan yang terpusat di wilayah ini," tambahnya.

Sementara ini kata dia, untuk lahan, Pemerintah Daerah Natuna sudah mempersiapkannya, dan menunggu sertifikatnya saja. Sedangkan dana untuk pembangunan markas tersebut, berasal dari pusat.

"Kita juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Natuna, yang sudah mempersiapkan lahan untuk TNI, semoga pada tahun 2015 nanti apa yang kita harapkan dan bisa terwujud, demi keutuhan dan keamanan NKRI di daerah perbatasan," pungkasnya.



Sumber : Antara

Pesan Kemerdekaan Prof. Yohanes Surya " Penjajah Pikiran "

Maaf  waktunya sudah lewat, tapi pesan yang disampaikan saya rasa tidak akan mati dan mudah-mudahan bisa menjadi motivasi untuk kita semua......

PYS-(IDB) : Pagi tadi di Universitas Surya diadakan upacara 17 Agtustus. Mungkin untuk suatu universitas agak aneh mengadakan acara peringatan ini apalagi dihari libur. Lebih aneh lagi kalau setiap senin pagi semua mahasiswa wajib menyanyikan lagu Indonesia raya sebelum kuliah. Selama saya kuliah S1 seingat saya tidak pernah kami mengadakan upacara 17 Agustus apalagi nyanyi Indonesia Raya (kecuali waktu ospek). Padahal saya pikir ini hal yang sangat penting.


Anyway, dalam acara itu saya share tentang merdeka dari penjajah pikiran.


Penjajah Pikiran selalu mengganggu kita dengan perkataan-perkataan spt: “aku bodoh” “aku tidak mampu..” “aku tidak akan bisa mengalahkan dia..” “kita sih tidak mungkin bersaing dengan Amerika…” “wah mengalahkan Korea… jauh deh… apalagi mengalahkan Jerman”


Merdeka dari penjajah pikiran ini memerlukan perubahan cara pikir (revolusi mental). Pikiran “aku tidak bisa.” harus diubah total menjadi “ya.. kita mampu!!! Kita bisa!!!”
 

“Tidak ada gunung yang tidak dapat didaki, tidak ada laut yang tidak dapat disebrangi, tidak ada mimpi yang tidak dapat dikejar… ”
 

Selalu berpikir positif dalam kondisi apapun juga.


Penjajah Pikiran berusaha mencegah kita bermimpi besar:
 

“Tdk usah mimpi ngalahin Jerman, ngalahin kamboja aja sdh bagus..”
 

“Tidak usah mimpi tinggi…kita ini orang kecil.. cukup segini saja”
 

“jangan kelewat ngoyo… ini sudah cukup… ”


Merdeka dari penjajah Pikiran memerlukan mimpi besar dan langkah tekun mengejar mimpi itu.

Tahun 1993 kami memimpikan Indonesia juara dunia olimpiade fisika… awalnya gelap tidak tahu harus mulai dari mana…Saingan dengan Amerika? Jerman? Rusia? China? Woow apa mungkin? Walau begitu kami melangkah … ketika melangkah itu terlihatlah titik terang.. jalan menuju kesana terbuka… selangkah demi selangkah kami jalani … banyak hambatan… banyak kesulitan… banyak tantangan… namun kami terus melangkah… tahun ke 7 dapat 1 emas, tahun ke 8 jatuh lagi …kemudian bangkit dan Indonesia jadi juara Asia 2003, jatuh lagi.. bangkit lagi.. dan akhirnya tahun ke-14 (2006) kita meraih the absolute winner.

Mimpi besar membebaskan kita dari penjajah pikiran….membawa kita terbang tinggi seperti burung Rajawali…


Selamat ulang tahun kemerdekaan RI ke 69 ! Semoga Indonesia Jaya cepat terwujud!! Merdeka...!!!





Indonesia Kazakhstan Jajaki Kerjasama Kontra Terrorisme

NUSA DUA-(IDB) : Indonesia dan Kazakhstan sedang menyiapkan kerangka kerja atau “jurus” untuk menumpas terorisme. Kedua pemerintah ini mulai mewaspadai potensi serangan teroris, setelah muncuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berulah di Irak utara dan Suriah.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natelegawa, mengatakan, salah satu negara yang sedang dijajaki oleh Indonesia untuk diajak kerjasama menumpas terorisme adalah Kazakhstan. Hal itu disampaikan Marty usai bertemu Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Erlan Idrissov, Sabtu (30/8/2014) di Bali.

“Sudah ada framework-nya, tinggal sekarang followup-nya. Sudah ada pertemuan kelompok kerja,” kata Marty menjelang penuntupan Global Forum UNAOC Keenam di Nusa Dua, Bali.

”Yang tadi kita bahas adalah betapa kerjasama ini semakin relevan, karena menghadapi situasi perkembangan di dunia, seperti ISIS. Indonesia dan Kazakhstan merasa perlu untuk meningkatkan upaya-upaya guna menangkal terorisme,” ujarnya.

Namun, menurut Marty, masih ada beberapa hambatan terkait kerjasama untuk menumpas terorisme tersebut. ”Hambatannya saya kira lebih pada persepsi. Ada anggapan bahwa Kazakhstan adalah negara yang jauh, negara yang belum jelas potensinya,” kata Marty mencontohkan. “Kita hanya perlu saling mengenal.”




Sumber : Sindo