Pages

Jumat, Agustus 29, 2014

Atase Marinir Amerika Berkunjung Ke Mako Kormar



JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington menerima kunjungan Atase Marinir Amerika untuk Indonesia Mayor USMC Koichi Takagi di ruang tengah Markas Komando Korps Marinir Jl. Prapatan 40 Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).

 

Pada saat menerima kunjungan tersebut, Komandan Korps Marinir didampingi oleh Asisten Operasi Dankormar Kolonel Marinir Hasanudin dan Asisten Personel Dankormar Kolonel Marinir Purnomo.

 

Kunjungan tersebut dalam rangka memperkenalkan diri sebagai Atase Pertahanan Marinir Amerika untuk Indonesia yang baru sebagai pengganti pejabat lama Letkol USMC Miquel Avila yang beberapa waktu lalu berpamitan dengan Komandan Korps Marinir.




Sumber : Kormar

U.S. And Malaysian And Armed Forces Kick Off Joint Exercise

KG TANDUO-(IDB) : Members of the United States and Malaysian armed forces came together to officially open Malaysia – United States Amphibious Exercise 2014 during an opening dinner at Kg Tanduo, Malaysia, Aug. 26.


The exercise, planned over the span of several months, is designed to improve participating forces’ amphibious training, readiness and interoperability.


Approximately 500 Marines and sailors from the 11th Marine Expeditionary Unit will be partnered with members of the 7th and 22nd Royal Malay Regiments. A small number of planners from Amphibious Squadron Five and the Makin Island Amphibious Ready group will also be partnered with planners from the Malaysian Armed Forces.


Col. Matthew Trollinger, the 11th MEU’s commanding officer, urged participants to use the exercise as an opportunity to learn from each other and to work together.


“The U.S. and Malaysia have shared a longstanding military relationship and we are grateful to build upon that tradition over the next week,” said Trollinger.


Partnered training with the Malaysian Armed Forces includes shipboard familiarization, medical and dental capabilities, weapons familiarization, amphibious rehearsals with ship-to-shore connectors, live-fire ranges, rapid response planning process, execution of an amphibious assault and landing, and reconstitution.


The U.S. military and Malaysian Armed Forces have partnered in counter-terrorism operations since 1985 and have participated in numerous exercises over the years.


MALUS AMPHEX 14 is a realistic and challenging exercise that brings service members closer and improves both nations’ ability to work bilaterally, which better prepares both nations to provide regional and global security.




Source : USMarine

Tim Transisi Kaji Keterbatasan Anggaran Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Kelompok Kerja (Pokja) Kantor Transisi Jokowi-JK Bidang Pertahanan dan Luar Negeri melakukan rapat, untuk menyoroti permasalahan terbatasnya anggaran untuk bidang pertahanan? seperti sekarang ini.

“?Anggaran untuk Minimun Essensial Force 2014 Rp 84 triliun, seharusnya bisa di atas atau dua kali lipatnya. Pastinya dengan anggaran terbatas itu sistem pertahanan kita harus dimaksimalkan?,” kata anggota Pokja Yuddy Chrisnandi usai rapat di Kantor Transisi, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Yuddy berbicara atas mandat Ketua Pokja Bidang Pertahanan dan Luar? Negeri Rizal Sukma. Permasalahan pertahanan ini harus dipetakan lebih lanjut oleh Pokja.

“Kita belum bisa pastikan kebijakan pertahanan kita, karena sangat banyak yang harus dipetakan, termasuk keamanan perbatasan, alutsista,” tutur Yuddy.

Belum jelas betul bagaimana solusi untuk masalah anggaran untuk pertahanan. Yang jelas, tutur Yuddy, Jokowi-JK lebih berkonsentrasi untuk program kerakyatan seperti Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.

“Pembahasan belum sampai ke sana (solusi anggaran),” tutur Yuddy 




Sumber : Detik

Pasukan Perdamaian PBB Ditangkap Di Golan

GOLAN-(IDB) : Empat puluh tiga penjaga perdamaian PBB ditahan sebuah "kelompok bersenjata" di Dataran tinggi Golan Suriah, kata juru bicara PBB.


Anggota Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF) ditangkap di dekat Quneitra, saat terjadi bentrokan antara pemberontak Suriah dan pasukan pemerintah. 

Sementara itu delapan puluh satu anggota pasukan perdamaian dibatasi pergerakannya, hanya di daerah al-Ruwayhina dan Burayqa.


Peristiwa ini terjadi satu hari setelah pemberontak merebut perlintasan ke daerah Golan yang dikuasai Israel setelah terjadi perang dalam waktu yang lama.


Pegiat mengatakan pemberontak yang terlibat adalah anggota Front al-Nusra, bagian dari al-Qaeda di Suriah.


Selama bentrokan tersebut, seorang tentara Israel dan satu warga sipil Israel terluka tembakan peluru.


Militer Israel mengatakan mereka telah membalas dengan tembakan artileri terhadap dua posisi militer Suriah.

PBB Tuntut Pembebasan Prajurit Yang Ditahan Di Golan

PBB pada Kamis, menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat sebanyak 43 prajurit pemelihara perdamaian yang diculik oleh "satu kelompok bersenjata" di daerah pemisah Dataran Tinggi antara Suriah dan Israel.

Dewan Keamanan PBB "mengutuk keras penahanan 43 prajurit pemelihara perdamaian Pasukan Pengamat Pemisah PBB (UNDOF) dari dalam Daerah Pemisah" oleh "satu kelompok yang mengincar Dewan Keamanan dan oleh anggota kelompok bersenjata tanpa-negara", kata DK PBB di dalam satu pernyataan.

Prajurit pemelihara perdamaian tersebut, semuanya anggota satuan Fiji, ditahan di sekitar Quneitra pada Kamis pagi, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.

Pasukan pemerintah dan gerilyawan Suriah telah terlibat pertempuran sengit di daerah itu, terutama di sekitar Quneitra, Ibu Kota Gubernuran Quneitra --yang kebanyakan bangunannya rudak dan tak dihuni-- di Suriah Baratdaya, untuk memperebutkan satu-satunya pos penyeberangan perbatasan antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel.

PBB menyatakan badan dunia tersebut tak bisa mengkonfirmasi kelompok mana yang menahan prajurit Baret Biru itu, demikian laporan Xinhua.

Beberapa kelompok, yang memproklamasikan diri sendiri seperti yang berafiliasi pada Front An-Nustra, cabang Al Qaida yang beroperasi di Suriah, mengaku bertanggung jawab atas penahanan tersebut, kata Dujarric. Ia menambahkan, "Tapi kami tak bisa mengkonfirmasinya."

"Ada lebih dari 81 prajurit dari Filipina yang gerakan mereka telah dibatasi di Posisi 68 dan 69 di lingkungan Ar-Ruwayhinah dan Burayqah," tambahnya.

Badan PBB dengan 15-anggota itu menyeru semua pihak agar bekerja sama dengan UNDOF guna memungkinkannya beroperasi secara bebas dan memastikan keamanan penuh personelnya. DK PBB menekankan, "Tak boleh ada pasukan militer di daerah pemisah tersebut selain pasukan UNDOF."




 Sumber : BBC

KPK Harap Transparansi Pengadaan Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas berharap Tentara Nasional Indonesia transparan dalam proyek-proyek pengadaan. Transparansi menurut Busyro diperlukan untuk pembenahan.

"Iya, harus itu. Kalau dibilang transparansi untuk alat-alat, oke. Dijelaskan, definisi transparansi itu apa. Di bidang jenis apa, mekanismenya kayak apa," katanya di kantornya, Kamis malam 28 Agustus 2014.

Dia menuturkan, transparansi di tubuh TNI tidak bisa berjalan sendiri. Namun, harus juga sejalan dengan instansi terkait lainnya, seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan DPR.

Sejauh ini, KPK belum mempunyai jadwal untuk mengkaji pencegahan korupsi di sektor alat utama sistem persenjataan. Namun Busyro menilai bahwa hal itu dinilai penting dan akan didiskusikan. Saat disinggung mengenai indikasi korupsi di sektor pertahanan, Busyro menjawab secara diplomatis.

"Paling enggak dengan isu pembelian alat Sukhoi, isu itu kan bagaimana pemerintah itu harus dihargai, dilacak. Kalau memang enggak ada, ya declare. Clean and clear, tapi kalau ada ya diusut dong. Harus tuntas," ujarnya.




Sumber : Vivanews

Peluang Ilham Habibie Jadi Menteri

JAKARTA-(IDB) : Nama Ilham Akbar Habibie muncul dari usulan masyarakat untuk menjadi calon menteri melalui www.seleksimenteri.com. Putra sulung Presiden RI ketiga BJ Habibie ini pun masuk di tiga besar sebagai calon Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Perindustrian.

Menurut catatan detikcom, Ilham Habibie lahir di Aachen (Jerman) pada tahun 1963. Dia menamatkan jenjang kesarjanaan hingga doktor di Technical University of Munich, Jerman.

Meraih gelar doktor pada usia ke-31 di tahun 1994 rupanya tak lantas dia menghentikan studinya. Amerika Serikat, Perancis, dan Singapura kemudian menjadi tujuan dia selanjutnya untuk mengasah ilmu mengenai ekonomi hingga tahun 2003.

Selepas studinya itu dia pun mendirikan PT ILTHABI dan menjadi CEO di berbagai perusahaan. Beberapa bulan terakhir ini pun namanya kembali muncul terkait rencana produksi pesawat R80 yang merupakan ‘the next N250′.

“R80 sudah bisa diproduksi dan dijual kami targetkan pada 2018,” kata Ilham yang saat ini menjabat sebagai Komisaris PT Ragio Aviasi Industri (RAI) ketika ditemui di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, seperti dikutip, Senin (18/3/2013).

Meski baru desain awal, tetapi Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memroduksi pesawat di antara negara-negara ASEAN. Hal itu seharusnya dipertahankan dan dilanjutkan dalam rangka menghadapi persaingan global.

“Kita mampu buat CN235 itu dalam bentuk Joint venture, 2212 itu pesawat untuk lisensi dan N-250, apalagi kita punya market khususnya dalam negeri, kemampuan kita lengkap, kalau dibandingkan dengan Malaysia kita jauh lebih terdepan. Malaysia saat ini tidak mampu buat pesawat utuh karena risiko cukup besar karena pasar dalam negeri mereka tidak banyak hanya 28 juta penduduk atau 1/10 kita, wilayahnya juga tidak terlalu luas yakni hanya di Semenanjung dan sebagian di pulau dekat Kalimantan,”ungkap dia

Ilham selalu ingin Indonesia mengembangkan teknologi sendiri sehingga tak bergantung dengan negara lain. Dia pun pernah menyatakan kalau Indonesia sudah waktunya mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak.

“Indonesia harus lebih berani mengembangkan teknologi kita sendiri. Jangan cuma beli-beli saja dari luar. Ada yang perlu buat kita sendiri. Kita tidak boleh tergantung oleh orang lain, paling tidak terhadap teknologi kunci seperti UAV (Unmanned Aero Vehicle) itu,” ujar Ilham usai bertemu Wapres Boediono di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (7/2/2012).

Menurut Ketua harian Dewan TIK Nasional itu biaya pengembangan pesawat tanpa awak jauh lebih murah dan risikonya rendah, tetapi memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. “Tidak ada salahnya jika kita memiliki program nasional yang kita kembangkan teknologi seperti UAV yang kalau kita lihat memiliki masa depan yang cerah bagi bangsa ini,” pungkas dia. 



Sumber : Detik

Launching Kapal Perang KRI Teluk Bintuni Lampung Diundur

LAMPUNG-(IDB) : Kapal perang khusus pengangangkut Tank KRI Teluk Bintuni batal melaut hari ini(28 Agustus 2014). Informasi tersebut diperoleh dari General Manager Production PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung Edy Wiyono kepada saibumi.com.

"Rencana Launching LST (Landing Shift Tank) KRI Bintuni dengan sangat berat hati saya sampaikan ditunda. Launching akan dilaksanakan pada 5 September 2014 pukul 14.00 WIB," ujar Edy.


Persiapan landasan khusus untuk membawa kapal tersebut ke lautan juga terus dilaksanakan. Lebih lanjut Edy mengutarakan alasan penundaan tersebut. "Karena ada beberapa equipment kapal yang hingga saat ini belum sampai digalangan. Sehingga diperlukan waktu yang lebih untuk pemasangannya didalam kapal," tambahnya.


Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa undangan untuk acara launching kapal pengangkut Tank jenis Leopard asal Jerman tersebut sudah disebar. "Informasi terkini yang saya peroleh, baru KSAL yang memastikan datang ke Lampung pada acara launching tersebut. Tamu-tamu besar lainnya kami tinggal tunggu konfirmasinya saja," ujarnya diujung wawancara.


Sebelumnya PT DRU Lampung mendapat kepercayaan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk membuat kapal. Kepercayaan tersebut adalah kepercayaan perdana pihak swasta dilibatkan dalam industri pembuatan sistem persenjataan milik bangsa Indonesia.


Sumber : Saibumi

Indonesia Australia Mulai Kembali Kerjasama Militer

Indonesia Australia Sepakati Kerja Sama Intelijen 

NUSA DUA-(IDB) : Indonesia dan Australia menyepakati kerja sama intelijen dalam kerangka kerja sama keamanan atau Traktat Lombok di Nusa Dua Bali, Kamis.

Kesepakatan kerja sama intelijen itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam satu kesepahaman bersama yang berisi dua butir kesepahaman.

★ Butir pertama, yaitu kedua negara tidak akan menggunakan setiap intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan, atau sumber-sumber daya lainnya dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

★ Butir kedua, yaitu kedua negara akan mendorong kerja sama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

"Ini adalah suatu kesepakatan yang sangat penting sebagai dua negara yang memiliki hubungan mitra strategis. Kita tidak dapat melihat atau membiarkan tindakan-tindakan penyadapan seperti yang mungkin terjadi pada masa lalu," kata Marty.

Marty mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian antara Indonesia dan Australia tentang Traktat Lombok itu akan menempatkan hubungan kedua negara, termasuk kerja sama intelijen, ke hubungan yang positif.

"Pemulihan kembali komunikasi angkatan bersenjata kedua negara sebagaimana sediakala," ujar Marty.

Sementara itu, Bishop mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian Traktat Lombok itu merupakan instrumen yang memperkuat rasa hormat mendalam untuk setiap kedaulatan dan integritas wilayah pihak lain.

"Kami berdua percaya kerja sama intelijen yang kuat merupakan aspek penting untuk kedua negara dan merupakan cara paling efektif untuk mengalahkan pihak lain yang akan mengancam orang Australia ataupun orang Indonesia," ujar Bishop.

Para menteri luar negeri ataupun kepala badan intelijen masing-masing negara akan mengadakan pertemuan-pertemuan tahunan sebagai tindak lanjut atas tata perilaku pelaksanaan perjanjian Traktat Lombok.

Pertemuan-pertemuan itu, menurut Bishop, berarti penting untuk menghadapi tantangan-tantangan keamanan di masing-masing negara, regional, dan dunia.

"Termasuk ancaman dari kelompok radikal di negara mereka ketika kembali dari daerah konflik di Timur Tengah, Suriah, dan Irak," kata Bishop. 


Indonesia Australia Bangun Kembali Kerjasama Pertahanan 

Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan Indonesia dan Australia akan membangun kembali kerjasama di bidang pertahanan, pascapenandatanganan nota kesepahaman tentang kerjasama keamanan atau Traktat Lombok di Nusa Dua, Bali.

"Penandatanganan nota kesepahaman tentang code of conduct ini, akan ditindaklanjuti melalui komunikasi yang efektif," kata Menko Polhukam dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis malam.

Komunikasi antara kedua negara itu, katanya, akan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dan tiga kepala staf angkatan (TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut).

Nota Kesepahaman yang baru saja ditandatangani juga berisi suatu tata perilaku di mana para pihak tidak akan menggunakan kemampuan intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan atau sumber-sumber daya lainnya, dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

Bersamaan dengan itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk mendorong kerjasama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

Dalam pelaksanaan hal-hal tersebut dan di bawah kerangka pertemuan tahunan Menteri Luar Negeri Australia dan Indonesia, para kepala badan intelijen kedua negara akan bertemu dan berkonsultasi secara berkala.

Kesepakatan kerjasama intelijen itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam satu kesepahaman bersama yang berisi dua butir kesepahaman.




Sumber : Antara

TNI AU Kerahkan Boeing B-737 Dan CN-295 Cari WNA Hilang

BIMA-(IDB) : TNI AU dalam hal ini Lanud Rembiga dibawah kendali Koopsau II mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar serta Pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban Kapal wisata Versace Amara yang diduga tenggelam setelah menabrak karang‎ di perairan Pulau Sangeang, Kec Wera, Kab Bima, NTB. Kapal yang membawa 20 turis asing dan 5 awak kapal itu tenggelam pada hari sabtu 16 Agustus yang lalu sekitar pukul 20.00 WITA.

Sebagaimana konteks Lanud Rembiga sebagai pangkalan aju operasi, Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA beserta seluruh personel Lanud Rembiga siap mendukung dan membantu proses pencarian dua warga Negara spanyol korban kapal tenggelam di perairan pulau Sangeang, Kec Wera Kab. Bima NTB yang hingga kini masih belum diketemukan.


Pencarian sebelumnya telah menyisir sektor utara sampai 100 mil dari bima hingga ke pulau tengah kemudian kembali ke selatan menyusuri pantai utara ke pulau sangeang api hingga gili banta sampai pulau kelapa.


Di pencarian hari kedua Pesawat CN-295 tail number A-2907 dari Skadron 2 dengan Captain Pilot Mayor Pnb Dhian dan Copilot Kapten Pnb Anto bersama 6 crew menyisir wilayah pantai selatan bima hingga ke tambolaka hingga ke pantai timur lalu kembali ke pulau sangeang dan terbang sekitar 2 jam pencarian dengan menggunakan metode low level, dan terbang di ketinggian 2000 ft sampai dengan 1000 ft diatas laut untuk visual contact dengan sasaran.

Turut serta dalam pencarian menggunakan pesawat CN 295  Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputy Operasi Basarnas Brigjend TNI Tatang Zaenudin.

Pesawat Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar juga turut terlibat dalam pencarian dan penyisiran di perairan sangeang, dengan Captain Pilot Mayor Pnb Iwan dan Copilot Lettu Pnb Muslih.


Danlanud Rembiga Letkol Pnb Adi Syahri, ST.,MM.,MMA menjelaskan Keterlibatan TNI AU dalam hal ini Koopsau II dan Lanud Rembiga khususnya sebagai Pangkalan Aju Operasi dalam mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP)  TNI mutlak diperlukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.


Selain itu hal ini juga didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan,  pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.




Sumber : TNI AU

Raungan Su-27/30MKI TNI AU Bikin Takjub Warga Timika

TIMIKA-(IDB) : Warga Timika, Papua, terkagum-kagum sekaligus takjub menyaksikan atraksi dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30MKI Flankers dengan suara meraung-raung saat bermanuver di atas langit kota itu, Kamis.

Dibandingkan pesawat tempur lain TNI AU, raungan mesin Su-27/30MKI Flankers memang jauh lebih menggetarkan dan "dalam". Kedua mesinnya sangat bertenaga dengan ukuran yang jauh lebih besar, bahkan ketimbang mesin F-16 Fighting Falcon sekalipun.

"Ini ada apa, koq ada pesawat tempur terbang di Timika. Selama ini saya belum pernah menyaksikan atraksi pesawat tempur seperti ini di Timika," kata Marsianus, salah seorang warga yang bermukim di kawasan Koperapoka, Timika.

Perwira Kosekhanudnas IV Biak, Letnan Kolonel Elektronika Lilik Irianto, di Timika, Kamis, mengatakan, atraksi dua pesawat tempur Su-27 Flankers dari Skuadron Udara 11 TNI AU itu bagian dari simulasi latihan Komando Pertahanan Udara Nasional Sektor IV yang berpusat di Biak.


Dalam latihan itu, disimulasikan ada pesawat terbang musuh (pesawat C-130 Hercules) tertangkap Satuan Radar 243 Timika memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar Timika untuk menyerang area obyek vital nasional, PT Freeport Indonesia.

Saat pesawat musuh tersebut sudah teridentifikasi maka dalam jarak sekitar lima kilometer pasukan Detasemen Pertahanan Udara Komando Pasukan Khas TNI AU mencegat dengan menembakkan rudal QW.

Namun pesawat musuh tersebut mampu meloloskan diri dan selanjutnya menembaki sejumlah objek vital di area PT Freeport.

Menyikapi itu, Kohanudnas memerintahkan dua pesawat tempur Flankers yang ada di Biak yaitu Sukhoi-27 dan Su-30MKI untuk mengusir pesawat terbang musuh itu.

Dalam latihan tersebut juga dilibatkan satuan-satuan terkait lainnya dan komponen cadangan, di antaranya Kodim 1710/Mimika untuk mengvakuasi warga, polisi, Pemadam Kebakaran, pihak pengelola Bandara Timika, petugas medis dari RSUD, dan lainnya.

Menurut Irianto, selama latihan simulasi, Su-27 dan Su-30MKI itu melakukan tujuh kali running atau manuver. Padahal sesuai rencana semula, Flankers itu hanya dua kali manuver di atas langit Kota Timika.

"Ini suatu kebijaksanaan untuk masyarakat Timika. TNI AU melakukan itu untuk memberikan 'hiburan' kepada warga Timika mengingat selama 10 tahun berdirinya Kosekhanudnas IV ini baru pertama kali pesawat tempur terbang ke Timika," ujar dia.

Usai melakukan latihan simulasi, kedua Flankers itu langsung kembali ke Pangkalan Utama TNI AU Biak.

Sebelum melakukan latihan di Timika, Kosekhanudnas IV juga menggelar latihan serupa di Jayapura. 



Sumber : Antara