JAKARTA-(IDB) : Nama Ilham Akbar Habibie muncul dari usulan masyarakat untuk menjadi
calon menteri melalui www.seleksimenteri.com. Putra sulung Presiden RI
ketiga BJ Habibie ini pun masuk di tiga besar sebagai calon Menteri
Riset dan Teknologi dan Menteri Perindustrian.
Menurut catatan
detikcom, Ilham Habibie lahir di Aachen (Jerman) pada tahun 1963. Dia
menamatkan jenjang kesarjanaan hingga doktor di Technical University of
Munich, Jerman.
Meraih gelar doktor pada usia ke-31 di tahun 1994
rupanya tak lantas dia menghentikan studinya. Amerika Serikat, Perancis,
dan Singapura kemudian menjadi tujuan dia selanjutnya untuk mengasah
ilmu mengenai ekonomi hingga tahun 2003.
Selepas studinya itu dia
pun mendirikan PT ILTHABI dan menjadi CEO di berbagai perusahaan.
Beberapa bulan terakhir ini pun namanya kembali muncul terkait rencana
produksi pesawat R80 yang merupakan ‘the next N250′.
“R80 sudah
bisa diproduksi dan dijual kami targetkan pada 2018,” kata Ilham yang
saat ini menjabat sebagai Komisaris PT Ragio Aviasi Industri (RAI)
ketika ditemui di kantornya di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, seperti
dikutip, Senin (18/3/2013).
Meski baru desain awal, tetapi
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memroduksi pesawat di
antara negara-negara ASEAN. Hal itu seharusnya dipertahankan dan
dilanjutkan dalam rangka menghadapi persaingan global.
“Kita mampu
buat CN235 itu dalam bentuk Joint venture, 2212 itu pesawat untuk
lisensi dan N-250, apalagi kita punya market khususnya dalam negeri,
kemampuan kita lengkap, kalau dibandingkan dengan Malaysia kita jauh
lebih terdepan. Malaysia saat ini tidak mampu buat pesawat utuh karena
risiko cukup besar karena pasar dalam negeri mereka tidak banyak hanya
28 juta penduduk atau 1/10 kita, wilayahnya juga tidak terlalu luas
yakni hanya di Semenanjung dan sebagian di pulau dekat
Kalimantan,”ungkap dia
Ilham selalu ingin Indonesia mengembangkan
teknologi sendiri sehingga tak bergantung dengan negara lain. Dia pun
pernah menyatakan kalau Indonesia sudah waktunya mengembangkan teknologi
pesawat tanpa awak.
“Indonesia harus lebih berani mengembangkan
teknologi kita sendiri. Jangan cuma beli-beli saja dari luar. Ada yang
perlu buat kita sendiri. Kita tidak boleh tergantung oleh orang lain,
paling tidak terhadap teknologi kunci seperti UAV (Unmanned Aero
Vehicle) itu,” ujar Ilham usai bertemu Wapres Boediono di Kantor Wapres,
Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Menurut
Ketua harian Dewan TIK Nasional itu biaya pengembangan pesawat tanpa
awak jauh lebih murah dan risikonya rendah, tetapi memiliki prospek yang
baik di masa yang akan datang. “Tidak ada salahnya jika kita memiliki
program nasional yang kita kembangkan teknologi seperti UAV yang kalau
kita lihat memiliki masa depan yang cerah bagi bangsa ini,” pungkas dia.