Pages

Minggu, Agustus 24, 2014

Indonesia Sukses Uji Coba Roket RX-450 Dan RX-320

GARUT-(IDB) : Uji coba terhadap roket RX 450 dan RX 320 di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil. Dua roket yang tengah dikembangkan untuk program peluncuran satelit tersebut memenuhi target saat menjalani pengujian berbeda.

Kepala Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Sutrisno mengatakan, roket RX 450 diuji statis sementara roket RX 320 diuji terbang (dinamis). Pengujian statis roket RX 450 ditujukan agar para peneliti LAPAN mengetahui performa motor roket.

"Hasilnya, uji statis terhadap RX 450 berhasil memenuhi target. Kami memprediksi durasi performa motor roket RX 450 adalah selama 18 detik. Namun hasil uji statis ini menunjukkan durasi waktunya mencapai 19,5 detik," kata Sutrisno di Garut, Jumat (22/8/2014).

Roket berkaliber 450 mm dengan panjang total 6.110 mm ini memiliki gaya dorong sekitar 12.895 kg. Roket yang menggunakan bahan bakar propelan komposit ini memiliki panjang motor 4.459 mm. "Setelah keberhasilan ini, kami akan mengagendakan uji terbang roket RX 450 di akhir 2014 mendatang," ujarnya.


Pengujian terbang roket RX 320 juga berhasil memenuhi harapan. Untuk alasan keamanan dan keselamatan jiwa para teknisi, peneliti, dan masyarakat di sekitar lokasi peluncuran, roket berdiameter 320 mm ini diterbangkan LAPAN pada kemiringan 70 derajat.

"Kami luncurkan di kemiringan 70 derajat. Jadi tidak tegak lurus. Namun, hasilnya cukup memuaskan. Berdasarkan data dari rekaman yang kami miliki, roket RX 320 berhasil terbang pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ketinggian ini cukup memenuhi target, karena hanya diluncurkan dalam posisi elevasi 70 derajat. Kalau diluncurkan dengan posisi tegak lurus, daya jangkaunya akan lebih jauh lagi," paparnya.

Menurut Sutrisno, RX 450 dan RX 320 merupakan jenis roket sonda. Roket sonda adalah roket yang biasa digunakan untuk misi meneliti parameter atmosfer, kelembaban temperatur, dan lainnya.

"Jadi, jika kita mampu menguasai teknologi roket sonda, meluncurkan satelit sendiri di kemudian hari bukan hal yang tidak mungkin lagi. Kami akan terus mencoba, meneliti, dan mengembangkan masing-masing roket sesuai tahapan-tahapannya. Karena untuk meluncurkan satelit pada ketinggian tertentu, diperlukan lebih dari satu roket atau bertingkat.




Sumber : Sindo

KRI Bung Tomo 357 Singgah Di Jeddah

JEDDAH-(IDB) : Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo 357 singgah di Pelabuhan Jeddah, Rabu (20/8/2014). Dalam pelayarannya menuju tanah air, KRI Bung Tomo dipimpin Komandan Kolonel (laut) Yayan Sofiyan, membawa ABK sebanyak 87 personel yang terdiri dari strata pangkat Perwira, Bintara, Tamtama, ditambah dengan 5 orang sipil dari warga negara asing sebagai teknisi kapal.

Kapal Perang terbaru buatan Inggris tipe fregat ringan atau Multi Role Light Frigate (MRLF) ini sandar di Pelabuhan Jeddah sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Usai sandar, Komandan kapal beserta ABK disambut oleh Konjen RI Jeddah, Dharmakirty SP beserta jajarannya dan Atase Pertahanan KBRI Riyadh, Kol. Chb. Roedy Roemin.

Selama transit di Jeddah, Kamis (21/8/2014), kegiatan ABK diantaranya melakukan kunjungan kehormatan Komandan KRI Bung Tomo kepada Komandan Armada Barat, Kepala Otoritas Pelabuhan, Kepala Satuan Pengamanan Pelabuhan dan Kepala Konjen RI Jeddah. Selain itu, ABK juga melaksanakan ibadah umrah dilanjutkan dengan ziarah ke Kota Madinah Al-Munawwarah.

Esoknya, Jumat (22/8/2014), ABK diagendakan acara coctail party di atas geladak kapal dan mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan selama sandar di Pelabuhan Jeddah. Kegiatan tersebut, dihadiri oleh Dubes RI Riyadh, Bapak Abdurrahman Muhammad Fachir, Konjen RI Jeddah, Bapak Dharmakirty SP, serta Atase Pertahanan KBRI Riyadh, Kol. Chb. Roedy Roemin.

Hari berikutnya, Sabtu (23/8/2014), pukul 08.00 waktu setempat KRI Bung Tomo 357 kembali melanjutkan perjalanannya ke Indonesia. Sebelum sampai ke Indonesia, KRI Bung Tomo 357 singgah kembali di beberapa kota pelabuhan, yakni Salalah (Oman) dan Cochin (India).

KRI Bung Tomo 357 merupakan sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan sistem persenjataan mutakhir, seperti peluru kendali anti kapal permukaan MM 40, peluru kendali anti serangan udara Sea Wolf, meriam 76 mm, meriam 30 mm, dan torpedo anti kapal selam. Dengan memiliki berat 1.941 ton, dengan panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dan dilengkapi sistem pendorong empat motor pokok CODAD (Combined diesel and diesel) yang mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 31 knots dan jarak jelajah 9,000km, KRI Bung Tomo didukung juga oleh sistem kendali persenjataan, navigasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan baik, kapal jenis MRLF tersebut dirancang untuk mampu bertempur menghadapi ancaman baik dari atas air, bawah air maupun udara.

Selain itu, KRI Bung Tomo 357 merupakan salah satu dari tiga kapal perang canggih yang dibeli Indonesia yang kini tengah dalam perjalanan dari Inggris menuju Indonesia. Kedua KRI yang menyusul yakni KRI Jhon Lie 358 dan KRI Usman Harun 359 yang direncanakan juga akan singgah di Pelabuhan Jeddah pada tanggal 1 September 2014. Ketiga kapal tersebut akan memperkuat sistem pertahanan laut Indonesia dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI.




Sumber : Detik

Pesawat N-219 Akan Jadi Kado HUT Ke 70 Indonesia

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) optimistis merampungkan pembuatan dua unit pesawat N-219 dan akan menjadi kado istimewa pada HUT ke-70 RI tahun 2015.

"Pesawat N-219 yang merupakan produk asli PTDI optimitis rampung pada Agustus 2015 dan menjadi kado bagi HUT ke-70 RI," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di sela acara HUT PTDI ke-38 di Bandung, Sabtu.

Ia menyebutkan, setelah merampungkan prototype sebanyak dua unit itu, PT DI menargetkan untuk bisa memasarkan pesawat baling-baling tersebut pada 2015-2016.

Menurut Budi Santoso, pesawat yang rencananya membidik pasar penerbangan perintis itu merupakan hasil rancangan insinyur-insinyur PTDI yang dirancang dengan tingkat kehandalan yang bersaing di kelasnya.

"Kami ingin buktikan kepada calon pengguna keunggulan dari pesawat ini. Bila mendapat respon pasar PTDI memiliki kapasitas untuk bisa memproduksi 12 hingga 18 unit per tahun," kata Budi Santoso.


Pesawat yang berkapasitas 19 penumpang itu, rencanaya akan dirilis dengan harga 5 juta dolar AS. Harga itu menurut Budi sangat bersaing di kelasnya.

PTDI menurut dia memiliki pengalaman bidang teknologi kedirgantaraan dan selama ini telah menjadi mitra sejajar dengan produsen pesawat dunia seperti Boeing, Eurocopter dan lainnya.

"Pesawat N-219 memiliki pasar potensial, keunggulannya bisa melayani penerbangan perintis dengan landasan pendaratan dan pacu yang pendek," kata Budi.

Ia menyebutkan pasar dalam negeri cukup terbuka, yakni untuk melayani rute perintis di Kalimantan dan Papua yang saat ini dilayani oleh pesawat kecil yang dioperasikan oleh operator penerbangan perintis di kawasan itu.

Pesawat N-219 merupakan pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang oleh Dirgantara Indonesia dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.

Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

N-219 merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI di bawah lisensi CASA. Selain itu PTDI juga memiliki produk unggulan yakni CN-235 versi MPA dan sipil serta pemegang lisensi pemasaran pesawat N-295 di kawasan Asia Pasifik.




Sumber : Antara

Berita Foto : Loading 52 Tank Leopard Indonesia

BERLIN-(IDB) : 52 tank produksi Rheinmetall Jerman dijadwalkan tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada 28 Agustus 2014. Tank yang dikirim, dengan perincian sebanyak 24 MBT Leopard A4 dan 28 Tank Marder. Kedua jenis tank ini telah diberangkatkan sejak 31 Juli 2014 lalu, dengan kapal kargo berbendera Panama, Morning Celesta, dari pelabuhan Bremenhaven, Jerman. [Foto: Dok. Kantor Athan KBRI Berlin]

Melihat Perakitan Kendaraan Tempur PT Pindad
Melihat Perakitan Kendaraan Tempur PT Pindad
Melihat Perakitan Kendaraan Tempur PT Pindad
Melihat Perakitan Kendaraan Tempur PT Pindad
Melihat Perakitan Kendaraan Tempur PT Pindad

Sebanyak 52 Tank Leopard dan Marder pesanan Indonesia memasuki kapal cargo bendera Panama, Morning Celesta, di pelabuhan Bremenhaven.




Sumber : Vivanews

Berita Foto : Lini Produksi Ranpur Pindad


BANDUNG-(IDB) : Modifikasi atau retrofit tank AMX-13 milik TNI di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014.

Modifikasi tank AMX-13 milik TNI di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014. Tank yang sebelumnya bermesin bensin dimodifikasi menjadi bermesin Diesel Turbointercooler.


Pekerja menyelesaikan perakitan kendaraan tempur lapis baja APC 6x6 Anoa 2 di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014.

Perakitan kendaraan tempur lapis baja APC 6x6 Anoa 2 di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014.




Pekerja menyelesaikan perakitan kendaraan taktis Komodo 4x4 di Unit Produksi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014.

Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said mengendarai kendaraan taktis Komodo 4x4 di Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2014. Mobil ini mengadopsi desain dan konsep mobil perang Humvee buatan Amerika Serikat atau Sherpa buatan Prancis.



Sumber : Tempo

Helikopter Alouette III Perlu Diganti

ALOR SETAR-(IDB) : Setelah lebih 50 tahun menabur bakti termasuk melahirkan ramai juruterbang berkaliber, Panglima Tentera Udara, Jeneral Tan Sri Rodzali Daud merasakan sudah tiba masanya untuk helikopter Alouette III yang masih digunakan sebagai pesawat latihan di Pusat Latihan Terbang 2 (Pulatibang 2) di sini digantikan.
 
Menurutnya, meskipun pesawat itu sehingga kini masih memberi perkhidmatan baik, namun atas beberapa faktor termasuk usianya sudah melepasi jangka hayat perkhidmatan, maka proses itu perlu dilakukan.
 
“Kami sedang dalam proses untuk memohon agar helikopter itu digantikan. Dalam keadaan sekarang, kami amat berharap agar proses itu dapat dipercepatkan.
 
“Setakat ini Alouette III memang memberikan kami khidmat yang baik tetapi disebabkan usianya sudah melepasi jangka hayat perkhidmatan, menyebabkan timbul sedikit sebanyak masalah buat kami," katanya tanpa memaklumkan berapa jumlah pesawat itu yang masih digunakan di pusat latihan tersebut.
 
Beliau berkata demikian dalam sidang akhbar ketika menghadiri Majlis Sambutan Jubli Emas Pusat Latihan Terbang 1 (Pulatibang 1) di Kepala Batas, di sini hari ini.
 
Yang turut hadir, Timbalannya, Leftenan Jeneral Datuk Roslan Saad serta dua bekas pegawai memerintah terawal Pulatibang 1 iaitu Squadron Leader JF Woodard dan Marsyal Muda Udara (B) Tan Sri Sulaiman Sujak.




Sumber : Utusan