Pages

Selasa, Agustus 19, 2014

Seperti Apa Wujud Tank 'Misterius' Buatan Pindad?

BANDUNG-(IDB) : Pemerintah menyiapkan 7 program kemandirian industri pertahanan (inhan) yakni Pengembangan Pesawat tempur (KFX/IFX), Roket dan Rudal Nasional, Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Selam, Pembangunan Industri Propelan, Radar Nasional dan Tank Nasional.

Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Inhan, untuk Lead Integrator dipercayakan kepada perusahaan pelat merah yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Strategis. Salah perusahaan tersebut adalah PT Pindad, yang dipercayakan menangani program Tank Nasional.


Direktur Operasi Produk Hankam PT Pindad, Tri Hardjono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan konsep pembuatan kendaraan tempur lapis baja menggunakan roda rantai ini.


Konsep awal akan dilakukan untuk membangun tank ukuran sedang bersama sejumlah mitra luar negeri, salah satunya Perusahaan Kontraktor Militer FNSS asal Turki. Sesuai dengan kondisi geografis, bobot tank dipilih tidak boleh lebih dari 30 ton.


“Tank medium itu kita diminta untuk mengkoordinir seluruh aktivitas, desain engineering maupun hungan sourching itu yang kita lakukan dengan FNSS. Rencananya itu adalah penelitian bersama dan produk sharing bersama. Harapannya Pindad punya pakar, baik di dalam negeri maupun kawasan sekitar,” ucap Tri di kantornya, Bandung, Jawa Barat.


Untuk Turret system, PT Pindad sudah menyiapkan 3 pilihan yaitu Cockerill Maintenance & Ingenierie (CMI) Belgia, Oto Melara asal Italia dan Denel Land System asal Afrika Selatan. Sedangkan untuk mesin pemilihan dari Negara di Eropa salah satunya dari industry pertahanan Perancis.


“Ini juga ada beberapa alternatif, karena kita sudah putuskan medium tank ini menggunakan 105mm, kita punya tiga alternatif yang bisa menyuplai 105 mm. Ada CMI, Oto Melara, Ada denel. Itu juga kita ajukan kepada pihak kementerian kepada KKIP, kepada user, terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kanon turret ini,” papar Tri.


“Teman-teman sudah memiliki beberapa alternatif. Itu ada 3 pilihan untuk engine. Sesuai dengan pengalaman, kita lebih mudah menggunakan produk Eropa. Di sana mereka telah memiliki berbagai varian, di mana engine itu juga digunakan untuk komersil,” imbuh dia.


Selain bobot yang menjadi syarat utama, sejumlah pra-syarat juga harus dipenuhi desainer PT Pindad dan FNSS seperti Silhouette (bayangan). Hal ini dilakukan agar tank mudah bersembunyi saat berada di medan perang.


“Konsep produknya dari Pindad, kita sudah memberikan desain-desain bahwa tinggi tidak boleh lebih dari 2,5 meter di atas kanon kayak gitu-gitu dari Pindad. Kemudian, performance seperti apa itu juga dari Indonesia. Itu yang kita mengembangkan kerjasama dengan mereka, bahwasanya penentuan sumber sourching contohnya Power Pack, Engine. Itukan sangat menentukan pada saat nanti kemudian maintenance dan sebagainya. Itu juga kita memberikan masukan,” terangnya.


Tank medium buatan Pindad ini akan selesai pada Tahun 2016. Pindad berharap tank medium dapat membantu kebutuhan alat utama sistem alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang telah berumur uzur.

“Bapak KSAD juga sudah mengharapkan Pindad segera mengeluarkan roda rantai, karena penggunaan dan kebutuhan berbeda. Medium tank, karena ini pendanaan dari Negara ya dari Kementrian harapannya dalam 3 tahun APBN itu bisa diselesaikan,” tandas Tri. 



Sumber : SCTV

Passing Exercise KRI FKO-368 Dengan KRI Bung Tomo 357

MEDITERANIA-(IDB) : Bersamaan dengan pelaksanaan on task yang ke-17, Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014 KRI Frans Kaisiepo-368 (FKO) bertolak dari pelabuhan Beirut menuju titik rendezvous (RV) dalam rangka melaksanakan Passing Exercise (Passex) dengan kapal perang baru TNI Angkatan Laut di Laut Mediterania, Lebanon, Minggu (17/8/2014).

Sekilas tentang kapal perusak kawal rudal jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) yang belum lama ini pada tanggal 18 Juli 2014, diresmikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Bapak Purnomo Yusgiantoro di dermaga Anchorline, Barrow-In-Furness, Inggris dan diberi nama pahlawan asal Surabaya yaitu KRI Bung Tomo-357 (TOM). Kapal perang yang diproduksi BAE Systems Inggris pada tahun 2004 tersebut memiliki spesifikasi teknis yang handal, dengan panjang 95 meter dan lebar 12,7 meter serta dilengkapi mesin pendorong empat motor pokok Combined Diesel and Diesel (CODAD) yang mampu berlayar dengan kecepatan maksimum hingga 31 knots. Selain itu juga didukung dengan sistem persenjataan yang cukup mutakhir seperti Surface to Surface Missile (SSM) Exocet MM 40 Blok II, Surface to Air Missile (SAM) Sea Wolf, meriam utama 76 mm, meriam 30 mm, dan torpedo untuk anti kapal selam.

Bertepatan dengan Hari proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2014, pukul 06.00 waktu setempat, KRI FKO-368 dan KRI TOM-357 telah berada di titik yang telah ditentukan yaitu di Zone  1 South, Area of Maritime Operations. Setelah berkomunikasi secara singkat, kedua kapal mulai bermanuver dengan didahului oleh KRI FKO-368 yang melaksanakan operasi penerbangan Helly BO-105 untuk mengabadikan kegiatan tersebut dari udara. Kegiatan passex dilanjutkan dengan station keeping yang dilaksnanakan oleh KRI FKO-368 sekaligus memberikan penghormatan perdana kepada KRI TOM-357. Simple Manoeuvring Exercise dilaksanakan sebagai penutup kegiatan passex. Selanjutnya kedua KRI bergerak sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing setelah saling memberikan penghormatan.

Kegiatan passex dapat berjalan aman dan lancar, berlangsung selama kurang lebih 2 jam sesuai rencana yang sudah dikoordinasikan jauh sebelumnya. Selanjutnya, KRI FKO-368 menuju sektor patrolinya di Zone 1 Center dalam rangka melanjutkan misinya di bawah bendera PBB dan KRI TOM-357 bergerak ke Selatan menuju terusan Suez dalam rangka melanjutkan operasi penyeberangan menuju tanah air tercinta Indonesia.


Sumber : TNI AL

Rantis Komodo SAM TNI AD

JKGR-(IDB) : TNI AD pesan 52 unit Komodo versi SAM bekerjasama dengan Mistral. Pengerjaan masih jalan dan diperkirakan serah terima dilakukan tahun depan. 


Apa komentar Anda ?. Mantap bukan...???



Sumber : JKGR

Panglima TNI Buka Latihan Bersama 21 Negara Di Sentul

BOGOR-(IDB) : Latihan bersama dengan GPOI Capstone Exercise Garuda Canti Dharma di PMPP TNI Sentul, Bogor, resmi dibuka. Upacara pembukaan dipimpin langsung oleh Panglima TNI Moeldoko dan General Vincent K. Brooks selaku Commanding General of USARPAC.

Garuda Peace Operation Initiative (GPOI) Capstone Exercise Garuda Canti Dharma 2014 adalah program kerja kerjasama international yang dilaksanakan TNI dengan pihak GPOI USA. Kegiatan itu melibatkan 726 peserta dari 21 negara seperti di antaranya Jepang, Bangladesh, Nepal, Korea Selatan, Tanzania dan Mongolia.

Dalam sambutannya, Panglima TNI Moeldoko mengatakan, materi latihan difokuskan pada bidang Civil Military Cooperation, Capacity Building dan Enhancing Regional Cooperation yang dipadukan dalam 3 rangkaian kegiatan yang meliputi GPOI Snior Training Seminar (STS), Staff Training Event (STE) dan field training event (FTE).

Tujuan kegiatan ini di antaranya untuk meningkatkan pemahaman tentang aspek-aspek multidimensi dari kemungkinan opperasi perdamaian yang kompleks. Juga untuk mengatasi kendala-kendala dalam latihan guna meningkatkan kemampuan dalam kesipan operasional.

"Sasaran latihan di kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan baik secara individu maupun kolektif guna menyiapkan peacekeepers dalam rangka dukungan operasi perdamaian dalam lingkup regional maupun international," jelas Moeldoko.

Sementara Direktur Latihan, Komandan PMPP TNI Brigjen TNI AM Putranto mengatkan dalam latihan nanti melibatkan 63 instruktur, yang terdiri dari 31 orang instruktur dari TNI dan 32 orang intruktur dari tentara asing.

"Selain itu melibatkan 6 orang staf dari GPOI serta fasilitator 11 tentara asing. Latihan rencananya akan dilaksanakan hingga 1 September 2014," pungkas Putranto.



Sumber : SCTV

Indonesia Australia Pulihkan Kerjasama Intelijen

Australia dan Indonesia sepakat untuk memulai kembali kerjasama intleijen dan militer. Pemulihan kerjasama ini dituangkan dalam dokumen Joint Understanding of a Code of Conduct (JUCC) yang akan ditandatangani di Jakarta oleh kedua negara.

CANBERRA-(IDB) : Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop akan terbang ke Jakarta dalam beberapa hari ini untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan secara resmi menandatangani apa yang dinamakan JUCC.

Tahun lalu Indonesia membekukan kerjasama dengan Australia setelah muncul laporan bahwa Australia memata-matai Presiden SBY, isterinya dan sejumlah pejabat tinggi Indonesia.

Paling tidak tujuh latihan militer Angkatan Bersenjata Australia (ADF) dengan TNI dibatalkan, termasuk latihan anti pembajakan.

Menlu Bishop, yang selama beberapa bulan terakhir ini berunding dengan Menlu Natalegawa mengenai tata tertib baru tersebut, telah menegaskan terobosan itu.

"Kami telah mencapai persetujuan mengenai pengertian bersama dan kami saat ini sedang mengatur waktu untuk menandatanganinya," katanya.

Jurubicara Oposisi bidang Luar Negeri Tanya Plibersek menyambut baik perkembangan ini, dan berharap hubungan dengan Indonesia bisa segera pulih kembali.

Namun ia menyatakanm Pemerintahan Tony Abbott tidak mengelola hubungan dengan Indonesia secara baik.

"Faktanya, dibutuhkan 257 hari bagi pemerintah untuk menyatakan bahwa hubungan telah dipulihkan kembali," katanya.

Mantan Dubes Australia untuk Indonesia John McCarthy mengatakan, tantangan dari kesepakatan pemulihan hubungan ini adalah bagaimana implementasinya di lapangan.

Rincian pengertian bersama itu belum diumumkan tapi dikabarkan mencakup penggunaan badan-badan intelijen di Indonesia oleh Australia.

Penandatanganan itu akan disaksikan oleh Presiden SBY. Menurut sumber ABC, tanggal penandatanganan akan tergantung pada jadwal SBY.
 Sumber : RadioAustralia

Koarmatim Siapkan KRI Sultan Iskandar Muda 367 Untuk Tugas Ke Lebanon

SURABAYA-(IDB) : Dinas Pemeliharaan Kapal Komando Armada RI Kawasan Timur (Disharkaparmatim)  mendukung penyiapan KRI Sultan Iskandar Muda-367, untuk menjalankan misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa. Kegiatan penyiapan kapal perang tersebut ditinjau langsung oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S. Sos dengan didampingi beberapa pejabat teras Koarmatim di KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (18/8/2014).

Sebelumnya, pada hari yang sama kegiatan penyiapan kondisi teknis kapal perang korvet jenis  Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) dibahas dalam rapat di Gedung Disharkaparmatim, Ujung. Rapat dihadiri Kadisharkap Kolonel Laut (T) Isrovi, S.E., M.M., Kadismatbek Koarmatim Kolonel Laut (T) Budi Raharjo, dan para perwira  KRI Sultan Iskandar Muda-367.

Rencananya KRI Sultan Iskandar Muda-367 akan melaksanakan tugas penjaga perdamaian PBB yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontigen Garuda XXVIII-G Maritime Task Force (MTF) United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon tahun 2015, dalam waktu dekat ini.

Untuk itu perlu dilakukan penyiapan kondisi teknis sejak dini agar kapal perang di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim tersebut dapat menjalankan tugas dengan baik. Hal teknis yang dipersiapkan Disharkap Koarmatim antara lain, yaitu berkaitan dengan platform kapal, sistem bahari, sistem pendorong, sistem listrik, sistem motor bantu, sistem air laut dan Sensor, Weapon, Control and Command (SEWACO) dan komponen kapal lainnya.

Dalam hal ini Koarmatim sudah ke enam kalinya mengirimkan kapal perang dalam menjalankan tugas dibawah Kontigen Garuda XXVIII-G MTF/UNIFIL di Lebanon.  “Oleh karenya kami perlu mendukung penyiapan kondisi teknis kapal agar dapat beroperasi secara baik dan optimal sehingga dapat meraih kesuksesan dalam penugasan”, kata Kadisharkaparmatim.

Kadisharkaparmatim berharap para rekanan kerja dapat bekerja secara cepat, tepat dan akurat dan selalu menjalin koordinasi dengan jajaran terkait sehingga setiap kendala yang dihadapi dapat segera diselesaikan. Selain itu Kadisharkaparmatim berpesan agar setiap pimpinan proyek, selalu menyampaikan program kerja kepada jajaran ditingkat pelaksana. 


Sumber : TNI AL

Sea Trial KCR 60 M Ke-2 KRI Tombak 629

SURABAYA-(IDB) : Kapal Cepar Rudal (KCR) 60 M KRI Tombak-629 akan memperkuat Alat Utama Sisten Senjata (Alutsista) TNI AL, setelah melakukan tahap tes uji berlayar dalam acara Commodore Inspection di perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jum’at (15/08). Commodore Inspection dilaksanakan oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., dihadiri tim dari Mabesal antara lain Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Ir. Fedhy E. Wiyana, Kadislaikmatal Laksamana Pertama TNI Ir. Muhammad Suyanto, Kadissenlekal Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha, S.T., Kadisadal Laksamana Pertama TNI Agus Setiadji, Kadisbekal Laksamana Pertama TNI Teguh Prihantono dan Komandan Satgas KCR 60M Kolonel Laut (P) Rony Saleh beserta perwira Satgas lainnya.

Rombongan Commodore Inspection tiba di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL, disambut oleh Komandan KRI Tombak-629 Mayor Laut (P) Dicky Rizanny Nurdiansyah, PSC (J), MMDS. Pada kesempatan tersebut Kasarmatim mengadakan pertemuan dengan Komandan KRI Tombak guna mendapatkan masukan tentang berbagai hal mengenai Kapal Cepat Rudal yang baru diawakinya antara lain tentang peralatan Penyelamatan Kapal (PEK) seperti alat pemadam kebakaran dan kebocoran dan sebagainya.

KRI Tombak-629 melaksanakan Sea Trial di perairan APBS selama Kurang lebih tiga jam, bertolak dari Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya pada pukul 09.00 WIB dan kembali pada pukul 11.30 WIB. Sedikitnya ada sepuluh rangkaian tes yang dilakuakan KRI Tombak dalam Commodore Inspection antara lain Result Of Compass Adjusment, Result Sea Trial (Hull Part), Vibration Measurement, Anchor System, Steering Gear, Official Sea Trial (Machinery Part), Block Out System dan Function Test Of Sea Trial (EXT. Tactical Communication).

Serangkaian tes kemampuan KRI Tombak disaksikan langsung oleh Kasarmatim beserta rombongan didampingi tim dari PT PAL yang dipimpin oleh Manager QA Eng & Comm Tatag Heru Suyanto. Dalam uji kecepatan di perairan Selat Madura KRI Tombak mampu melaju dengan kecepatan hingga mencapai 30 knot.

“Uji berlayar Commodore Inspection merupakan rangkaian tes kemampuan tahap akhir yang harus dilaksanakan sebelum kapal diserahkan kepada Kementrian Pertahanan dalam hal ini TNI AL sebagai pengguna”, kata Kasarmatim. Hasil tes (Sea Trial) akan dibahas dalam forum bersama TNI AL dan PT PAL.

KRI Tombak diawaki 55 personel, yang saat ini masih dalam tahap pelatihan dibawah pembinaan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan KCR 60M yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Rony Saleh. “Para awak kapal telah mendapat pembekalan teknis selama kurang lebih dua bulan di Kolat Koarmatim”, kata Dansatgas KCR 60M.

Komandan KRI Tombak menyampaikan kepada Kasarmatim bahwa, kapal yang dikomandaninya memilki sistem tombol alarm otomatis dengan nada berbeda untuk peran operatif, darurat dan peran khusus. “KRI Tombak juga dilengkapi empat kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di haluan, buritan, kamar mesian dan Mesin Pendorong Pokok (MPK) yang terpantau oleh monitor di Anjungan”, kata Komandan KRI Tombak.

Sebelumnya rombongan pejabat TNI AL tiba di PT PAL Surabaya, disambut oleh Direktur Utama (Dirut) PT PAL Ir. Firmansyah Arifin, M.M., di ruang Pusat Informasi PT PAL(PIP) lantai dasar. Pada kesempatan itu Dirut PT PAL didampingi Direktur Produksi Ir. Edy Widarto, M.Eng., Direktur Disain dan Teknologi Ir. Sayiful Anwar, Direktur Bisnis dan Perencanaan Ir. Eko Prastyanto serta Direktur SDM dan Umum Etty Soewardani, S.H.

Spesifikasi teknis KRI Tombak-629 yaitu :


Nama Kapal              : KRI Tombak-629

Jenis Kapal               : Kapal Cepat Rudal 60M

Mesin Pendorong    : 2x2880 kW (MTU 16V400M73L)

Peletakan Lunas     : 18 April 2013

Peluncuran               : 28 Mei 2014

Ukuran Utama          :  
  • Panjang seluruh (LOA)            : 60,00 M
  • Panjang antara garis tegak    : 54,82
  • Lebar                                         : 8,10 M
  • Tinggi geladak atas (H)           : 4,85 M 
  • Sarat air (T)                              : 2,60 M
  • Kecepatan ekonomis              :15 Knots
  • Kecepatan jelajah (cruising)   : 20 Knots
  • Kecepatan maksimum            : 28 knots
  • Jumlah ABK                              : 55 Orang
  • Tonase kotor (GT)                     : 378,09
  • Tonase bersih (NT)                   : 197,82.

KRI Tombak merupakan KCR 60M generasi kedua yang dibuat oleh PT PAL Surabaya. Sebelumnya PT PAL telah membuat KCR 60M generasi pertama dengan nama KRI Sampari-628 yang diserahterimakan pada tanggal 28 Mei 2014 di Dermaga Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia Ujung Surabaya. Kapal perang tersebut akan memperkuat Alutsista jajaran Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim, dengan komandan kapal Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni.



Sumber : TNI AL

Dua Pesawat F-16 C/D 52ID Mendarat Di Lanud Roesmin Nurjadin

PEKAN BARU-(IDB) : Tepat pukul 02.50 UTC atau pukul 09.50 WIB dua pesawat tempur terbaru TNI Angkatan Udara jenis F-16 C/D 52ID Mendarat mulus di Lanud Roesmin Nurjadin, Senin (18/8). Pendaratan ini merupakan pendaratan perdananya di Lanud Roesmin Nurjadin setelah tiba di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Setelah Landing pada Runway 36, kedua pesawat langsung menuju Skadron Udara 16 dan disambut oleh Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis di Shelter Skadron Udara 16.

Direncanakan kedua pesawat tempur sergap dengan nomor TS-1620 dan TS-1623 ini akan melaksanakan uji Statik Aressting Cable Mobile sebelum pesawat ini resmi beroperasional di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin dalam waktu dekat ini. Pesawat F-16 C/D 52ID dengan nomor TS-1620 ini dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyo dan Mayor Pnb Nur Alimi sedangkan pesawat TS-1623 dipiloti oleh Mayor Pnb Bambang Aprianto dan Kapten Pnb Anugerah Gigih Pratama. Penerbangan dengan Call Sign “Falcon Fligh” ini menempuh route dari Lanud Halim PK menuju Lanud Rsn dan nantinya akan bertolak menuju Lanud Iswahyudi setelah melaksanakan uji Statik Aressting Cable Mobile.

Sebagaimana diketahui, Sebanyak 24 unit pesawat tempur sergap F-16 C/D 52ID akan menambah kekuatan TNI Angaktan Udara yang akan ditempatkan didua Skadron Udara tempur yakni Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru dan Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun. Ke 24 pesawat ini direncanakan akan datang secara bertahap hingga akhir 2015 nanti.

Saat ini seluruh pelaksanaan pembangunan Skadron Udara 16 dengan segala fasilitasnya telah rampung dilaksanakan dan siap menerima kedatangan pesawat tempur yang memiliki kemampuan mutakhir setara dengan kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52. 


Ujicoba Fungsi Fortable Arresting Cable 

Sebelum dioperasionalkannya Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin yang akan mengawaki pesawat tempur F-16 C/D 52ID, hari ini Senin (18/8) dilaksanakan uji fungsi Arresting Cable yang dilaksanakan di Runway Lanud Rsn. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan system peralatan dalam mendukung pendaratan pesawat F-16 ini berfungsi dengan baik. Kegiatan Uji fungsi Arresting Cable ini turut disaksikan langsung oleh Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis.

Pelaksanaan uji fungsi ini berjalan dengan lancar dan dipastikan bahwa peralatan Fortable Arresting Cable yang dipasang sudah berfungsi dengan baik apabila dibutuhkan dalam pendaratan pesawat F-16. Arresting Cable merupakan salahsatu peralatan yang harus dimiliki sebelum pesawat tempur F-16 C/D 52ID beroperasional di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin.

Skadron Udara 16 merupakan satuan tempur Lanud Roesmin Nurjadin yang akan diresmikan dalam waktu dekat ini oleh Presiden RI. Seluruh sarana prasarana dan fasilitas pendukungnya dipastikan sudah siap dalam mengoperasionalkan pesawat tempur F-16 C/D 52 ID.




Sumber : TNI AU

AMX-13 Retrofit Pindad Siap Unjuk Kemampuan

BANDUNG-(IDB) : Sebanyak 10 tank AMX-13 hasil retrofit PT Pindad siap unjuk kemampuan pada rangkaian HUT TNI, 5 Oktober mendatang. Tank buatan Prancis itu akan tampil "manglingi" karena sudah dipermak fiturnya sehingga lebih gahar.

Menurut Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said di sela-sela Lomba Menembak Agustusan di Bandung, Minggu (17/8), retrofit yang merupakan tugas dari Kemenhan itu menyasar tank dengan populasi besar. "Kami akan menyelesaikan retrofit Tank AMX, tank dengan populasi besar sekitar 400-an di Tanah Air. Kecuali body-nya, semua komponennya diperbaharui," jelas pria kelahiran Brebes itu.

Direktur Operasi Produk Pertahanan dan Keamanan, Tri Hardjono menambahkan, keseluruhan tank yang di-retrofit pada tahap pertama sebanyak 13 unit. Sepuluh di antaranya minta ditampilkan pada hari jadi TNI guna diperkenalkan. "Rencananya, akhir tahun diserahkan. Meski demikian, semua unit yang kita perbaharui telah memperoleh sertifikat lulus pengujian dari Dislitbang AD," katanya.

Usai disegarkan, tank yang termasuk alutsista sepuh itu berubah menjadi tank modern. Tak lagi mekanik, sistem penggeraknya sudah elektronik. Alat tempur tersebut juga bisa mengadopsi amunisi terbaru.

"Kita barukan sistem automotif-nya, transmisi dan enginennya sehingga memiliki kemampuan tank modern, dan paling utama sistem persenjataannya," jelas direktur yang berasal dari Purworejo itu.

Dengan sentuhan tersebut, tank kelas ringan itu mampu bermanuver sangat lincah. Di tubuhnya tertanam mesin Navistar asal AS berkekuatan 320 HP yang sanggup melaju hingga 70 Km per jam.

Tak hanya itu, tank AD tersebut juga sanggup melahap beragam medan. Hal itu merujuk pada hasil pengujian di trek Jabar selatan yang lengkap termasuk kualifikasi offroad. Di kawasan Sukabumi, tank itu sudah melalui uji pasir, uji pantai, dan tanjakan.

Untuk melindungi sekaligus kemampuan menyerang, ukuran cannon-nya pun diubah. Dari semula 75 mm menjadi 105 mm. Presisinya pun semakin akurat karena digerakan secara elektronik.

"Dengan perubahan itu, AMX-13 memiliki daya jangkau yang lebih jauh. Daya tembak jauh lebih besar, dan bisa digunakan untuk amunisi modern," jelas Tri Harjono yang sempat menjadi Pjs Dirut Pindad itu.




Sumber : SuaraMerdeka

Jadwal Kedatangan MBT Leopard

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sudah membuat perjanjian dengan pabrikan Rheinmetall dalam membeli 124 unit MBT Leopard 2A4. Nilai proyek pengadaan MBT Leopard sebesar 280 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,27 triliun.

Kepala Puskom Publik Kemenhan, Sisriadi menyatakan, perjanjian kontrak sudah ditandatangani. Karena itu, ia tidak khawatir, pemerintah ke depan akan mengevaluasi atau bahkan membatalkan kontrak tersebut. Pasalnya, nota kerja sama yang sudah diteken kedua perwakilan tidak bisa dibatalkan begitu saja.

Sisriadi menyatakan, sebanyak 124 unit MBT Leopard dan tank Marder datang secara bertahap. "Sebanyak dua unit MBT Leopard dan dua unit tank Marder telah diserahkan pada 22 Septmber 2013. Sebanyak 26 unit MBT 2A4 plus 26 unit tank Marder rencananya daang pada pekan pertama September mendatang," katanya kepada Republika Online, kemarin.

Jadwal selanjutnya, ada 21 unit diserahkan pada Desember mendatang. Pada 2015, datang empat gelombang pengiriman, yakni 25 unit pada Maret, tiga unit pada Juni, 21 unit pada September, dan 21 unit pada Desember.

"Sisanya, 24 unit diserahkan Rheinmetall ke Kementerian Pertahahan pada April 2016, 14 unit pada Juni, dan pengiriman terakhir sebanyak 21 unit diserahkan November 2016," kata mantan kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat tersebut.

Sembari menunggu kedatangan MBT Leopard 2A4 dalam jumlah besar, ungkap Sisriadi, Kemenhan juga sedang membangun kapal pengangkut tank kelas berat. Saat ini, kata dia, baru satu kapal dari rencana tiga kapal pengangkut yang akan dibangun. "Pembangunannya di galangan di Bandar Lampung. Nanti kapal pengangkut bisa muat 10 tank Leopard," ujarnya.




Sumber : Republika

KKIP : Presiden Baru Tidak Bisa Seenaknnya Ubah Kebijakan Pembelian Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Penerapan UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan sudah dimulai tahun ini. Komite Kebjakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam diskusi di Jakarta kemarin menyatakan UU tersebut bakal melindungi kebijakan pertahanan yang telah disusun pemerintah.
 

Sehingga, kebijakan yang dibuat tidak gampang diubah meski kepemimpinan nasional berganti.
  
Kepala Divisi Perencanaan KKIP Muhammad Said Didu menjelaskan, UU itu membuat Indonesia kini lebih merdeka dalam hal membeli Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam). "Aturan dalam UU ini memposisikan pembeli benar-benar menjadi raja," terangnya.
  
Perubahan mendasar dalam UU tersebut, pemerintah kini tidak bisa seenaknya mengganti kebijakan alpalhankam. Indonesia sudah memiliki rencana alpalhankam hingga 25 tahun mendatang. Karenanya, siapapun Presiden Indonesia berikutnya tidak akan bisa mengubah kebijakan seenaknya.
  
Selain itu, UU tersebut membuat Indonesia lebih selektif dalam membeli Alpalhankam. Pembelian Alpalhankam diprioritaskan dari dalam negeri. Jika harus impor, maka ada sejumlah tahapan dan syarat ketat yang harus dilalui produsen sebelum mengikuti tender.
  
Pertama, setelah ada perencanaan Alpalhankam, akan dianalisis oleh KKIP apakah bisa diproduksi di dalam negeri. Jika bisa, maka alpalhankam akan diproduksi di dalam negeri. Jika tidak mampu, maka impor.

"Impor hanya bisa dilakukan lewat dua jenis kerjasama. Government to Government dan Government to Manufacture. Tidak boleh lagi lewat pedagang," lanjutnya.
  
Dalam perencanaan kerjasama, tidak boleh ada persyaratan yang menghambat Indonesia. seperti potensi embargo, persyaratan politis antarnegara, atau pembatasan penggunaan. Jika lolos, maka akan ada evaluasi teknis. Sepertimengakomodir  local content, transfer of technology, dan beberapa syarat teknis lain.
  
Setelah itu, barulah diprhitungkan prosentase syarat teknis tersebut. Untuk local content misalnya, UU menetapkan minimum 85 persen. Artinya, benefit atas harga yang dibayarkan kepada produsen alpalhankam asing harus kembali ke Indonesia sebesar 85 persen. Bisa dalam bentuk fasilitas pemeliharaan, suku cadang, atau fasilitas lain.
  
Said mencontohkan benefit pembelian Main Battle Tank Leopard. Indonesia menjadi pusat pemeliharaan tank Leopard untuk wilayah Asia Pasifik. Pemeliharaan akan dipusatkan di PT Pindad," tuturnya.
  
Said menambahkan, perubahan rencana alpalhankam masih dimungkinkan dengan persyaratan khusus yang akan diatur dalam PP. Seperti adanya perubahan geopolitik di ntingkat kawasan atau jika ada perkembangan teknologi yang signifikan.

"Kalau ada temuan yang dahsyat dari anak bangsa sehingga alpalhankam tertentu akhirnya bisa dibuat di dalam negeri, maka rencana bisa berubah juga," tambahnya.
  
Sementara itu, Kapuskom Kemenhan Brigjen Sisriadi menjelaskan, sejumlah alutsista yang dipesan sesuai rencana strategis Kemenhan sudah nyaris seluruhnya datang. "Kita sudah melampaui target jangka panjang, yang awalnya di bawah 30 persen, sudah mampu dipenuhi 38 persen," ujarnya.
  
Beberapa alutsista yang penyerahannya masih butuh waktu adalah 124 unit MBT Leopard, 33 unit Howitzer, 25 unit rudal Astros, 127 rudal arhanud mistral, tiga kapal selam, dan sejumlah alutsista lain termasuk pesawat tempur dan sejumlah kapal perang. 



Sumber : Sumeks