Pages

Rabu, Agustus 13, 2014

TNI AU : Let’s Rock and Roll

JAKARTA-(IDB) : Seperti hari kemarin, pagi ini sejumlah jet tempur TNI AU terbang rendah di Jakarta. Raungan mesin jet pesawat menggambarkan kekuatan alutsista ini dalam bermanuver. Suaranya kencang, bertenaga namun kering. Harmonik, seperti mobil F-1 yang digeber di sirkuit atau Ferari yang pada hari sabtu atau minggu mencoba tenaga mesinnya di jalan tol Jagorawi.


Namun suara jet tempur kita itu, volumenya bisa dikatakan 100 kali lebih kencang dari suara mesin F-1 atau Ferari yang melintas.


Saat ini dia kembali terbang rendah di kawasan Sudirman Jakarta. Untuk sesaat semua terdiam, mendengarkan suara jet tempur itu. Lagian suara kita ditelan oleh auman jet tempur TNI AU. Kita yang mendengarnya merasa kagum karena ada pelindung handal untuk tanah air kita.


TNI AU mengerahkan 35 pesawat tempur untuk terbang formasi (fly pass) memeriahkan peringatan detik-detik proklamasi ke-69 tanggal 17 Agustus 2014 di Istana Negara. Untuk itu, sejak Minggu (10/8) ke-32 pesawat tersebut, masing-masing 7 Pesawat Sukhoi dari Makassar, 8 Pesawat F-16 dan 12 Pesawat T 50i dari Madiun dan 8 Hawk 100/200 dari Pekanbaru diparkir di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma untuk berlatih terbang formasi di udara Jakarta.


Sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), sebanyak 32 pesawat tempur TNI AU akan membentuk dua formasi arrow melaksanakan fly pass di atas peserta upacara peringatan HUT RI ke-69 di Istana Negara. Kedua formasi besar terdiri dari flight pertama terdiri dari 10 pesawat T-50 Golden Eagle dan 6 pesawat Hawk 100/200 serta flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 termasuk pesawat F-16 C/D 52ID yang baru dan 8 pesawat Sukhoi SU-27/30,.

Selama enam hari seluruh penerbang pesawat tempur akan mengadakan latihan dua kali sehari untuk mencapai penampilan terbaiknya dan pada tanggal 15 Agustus 2014 akan latihan di atas Istana Negara sebagai gladi bersih. Fly Pass pesawat tempur TNI AU ini diharapkan menumbuhkan kebanggaan para generasi muda untuk meningkatkan semangat juang dan lebih mencintai dirgantara. 




Sumber : TNI AU

TNI Ajukan Rencana Pembangunan 1.034 Km Jalan Patroli Di Perbatasan Malaysia

BALIKPAPAN-(IDB) : TNI ajukan rencana pembangunan jalan patroli di sepanjang titik-titik patok di perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimatan Utara dengan Negara Malaysia. Rencananya jalan ini membentang sepanjang 1.034 kilometer dari Long Apari di Kutai Barat di Kalimantan Timur hingga Sei Ular di Nunukan, Kalimantan Utara.

Pembangunan jalan patroli diperkirakan memerlukan dana sedikitnya Rp 2 triliun. Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan TNI sedang mengajukan anggaran itu ke pemerintah.


“Rencana sudah matang. Sekarang kami sedang memohon ke pemerintah pusat untuk membuat jalan patroli, tapi belum ada anggarannya,” kata Dicky usai menutup kegiatan Karya Bakti TNI Kodam VI Mulawarman TA 2014, Senin (11/8/2014).


Dicky mengatakan, jalan patroli tersebut direncanakan memiliki lebar 12 meter dan berjarak 50 meter dari patok batas negara Indonesia-Malaysia. TNI merancang jalan bisa dilintasi kendaraan pengangkut logistik dan kendaraan aksi cepat. Mereka juga akan menempatkan pos-pos penjagaan beserta prajurit-prajuritnya di situ.


Tidak Hanya Jalan


Menurut Dicky, TNI juga akan memasang pemantau di sepanjang jalan patroli yang direncanakan itu. Alat pemantau ini berteknologi laser yang mampu memantau keluar-masuknya orang atau kendaraan.


“Jadi dari pos ke pos tidak lagi pakai helikopter. Kami pakai helikopter secara terbatas saja. Dengan jalan menyambung terus dengan hutannya, maka pengamanan lebih mudah. Kendaraan bisa lebih lancar dan pasukan yang tinggal di pinggir hutan akan lebih cepat (pergerakannya),” papar Dicky.


Perbatasan Malaysia-Indonesia membentang sepanjang 2.019 km dari Tanjung Batu di Kalimantan sebelah Barat Laut, melewati dataran tinggi pedalaman Kalimantan, hingga ke Teluk Sebatik dan Laut Sulawesi di Timur Kalimantan.

Dengan panjang perbatasan itu, banyak persoalan yang bisa terjadi mulai dari penyelundupan narkoba, pedagang lintas perbatasan, hingga penyelundupan tenaga kerja ilegal. Jalan patroli diharapkan bisa mengurangi dampak persoalan perbatasan tersebut.




Sumber : Kompas

Enam Helikopter Super Cougar Segera Perkuat TNI AU

JAKARTA-(IDB) : Enam helikopter canggih buatan Prancis yaitu Super Cougar akan tiba di Bandung pada akhir tahun dan menjadi tantangan baru bagi Satuan Pemeliharaan 16 Depo Pemeliharaan 10 TNI Angkatan Udara.

"Helikopter ini merupakan helikopter terbaru dan akan datang mulai akhir tahun, satu persatu secara bertahap masing-masing selama 3 bulan," kata Komandan Depohar 10 TNI Asmawi Prawiro, di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, seusai serah terima jabatan Dansathar, Rabu (13/8/2014).

Asmawi meminta para personel yang bertugas khusus memelihara helikopter milik TNI AU ini lebih meningkatkan kemampuannya, karena mereka pun sebenarnya sudah dikursuskan di Prancis untuk perawatan khusus helikopter tersebut.

"Jadi setelah pesawat datang, kita sudah siap menangani pesawat dengan konfigurasi dan peralatan baru. Selain itu, kita juga harus menguatkan sarana pra sarana, hingga perangkat. Harus mampu meningkatkan kinerja dengan maksimal," kata Asmawi.

Sementara itu Asmawi dalam kesempatan tersebut memimpin serah terima jabatan Dansathar 16 dari Jhon Kennedy Ginting ke Arief Tandju, dan dihadiri sejumlah pejabat TNI AU di Husein Sastranegara.

Sementara itu ditemui usai pelantikan, Arief menegaskan, dirinya siap memajukan Sathar 16 dengan berupaya meningkatkan kinerja serta kompetensi anak buahnya. Arief pun mengaku akan meneruskan kebijakan-kebijakan yang dibuat pendahulunya, Jhon Kennedy Ginting.

Dari data yang dihimpun di lapangan usai pergantian tersebut, Jhon Kennedy Ginting akan mengisi jabatan baru sebagai Staf Perencanaan di Mabes TNI AU.




Sumber : PikiranRakyat

13 Tank Marder Jerman Akan Segera Tiba

PALUR-(IDB) : Sebanyak 13 unit tank jenis Marder buatan Jerman bakal tiba di Markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro Palur, Mojolaban, Oktober 2014 mendatang.

Danyonif 413/ Bremoro, Mayor (Inf) Setyo Wibowo, menerangkan pihaknya telah mendapat kejelasan perihal rencana kedatangan tank seberat 30 ton perunit itu. Diperkirakan tiba di tempatnya pada 5 Oktober. Saat ini, tank-tank untuk memperkuat pertahanan NKRI itu ada di pangkalan Surabaya, Jawa Timur.

“Baru diserahterimakan setelah tanggal 5 Okober. Kami masih terus berkoordinasi. Tinggal selangkah lagi jadi pasukan mekanik atau tank,” terangnya, baru-baru ini.

Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Yonif Lintas Udara 330 itu mengaku, pihaknya terus melakukan persiapan baik dari segi kemampuan prajurit maupun tempat dan fasilitasnya.

“Sudah siap sejak lama. Kami tinggal menerima tanknya tidak lama lagi. Dipastikan tetap tahun ini,” ungkap Mayor (Inf) Setyo Wibowo.

Disinggung apakah tank-tank itu akan dikenalkan pada masyarakat luas, dirinya mengaku belum ada rencana. Meski begitu, dengan dibentuknya pasukan tank di 413/Bremoro, hal itu menjadi kebanggaan tersendiri.

“Kami harus izin pimpinan daerah dulu. Kan itu beratnya 30 ton, bisa merusak jalanan, yang penting tanknya datang dulu,” pungkas Mayor (Inf) Setyo Wibowo.



Sumber : Timlo

Kapolri Dan KSAD Jajal Jet Tempur Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara akan menganugerahkan lencana Wing Penerbang Kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Polisi RI Jenderal Sutarman di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 13 Agustus 2014. Rencananya, penyerahan lencana kehormatan disematkan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia.

Sebelum penyematan lencana kehormatan, kedua jenderal tersebut diwajibkan 'menjajal' pesawat tempur milik TNI AU Sukhoi SU-30 MK2. Tak mau ketinggalan, KSAU sebagai pemberi lencana kehormatan, ikut menemani Jenderal Gatot dan Sutarman terbang.

Walhasil, ketiganya diwajibkan memakai seragam khusus penerbang tempur. Ketiga jenderal bintang empat itu memakai seragam seperti dalam film Top Gun, yang dibintangi Tom Cruise dan dirilis pada 1986. Tampilan ketiganya makin gagah saat kacamata hitam terpasang di depan mata mereka.

Sebelum terbang, ketiganya mendapat penjelasan dari instruktur dan penerbang pesawat tempur Sukhoi yang langsung didatangkan dari Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam presentasi terungkap bahwa para penerbang angkatan udara hendak mengajak ketiga jenderal itu untuk terbang dari Jakarta ke wilayah Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Penerbangan tersebut diperkirakan memakan waktu sekitar 30-45 menit.KSAD dan Kapolri Kemudikan Sendiri Sukhoi SU-30 MK2 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgom0r3ooQmfDDE1Qubn0H_rSIA6-e0bj4CvhUN2I8iKhF48aTw_70qaSodquJLn2SGLlBzsYZHRK6OXQyM1YAwYum9nvKMkuDTkc9ns5UXyZj8i86G3BnqVL3vioMfjeyNY8PHTg0ZQ1w-/s400/flankerfly10ng8.jpgKepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia memberikan kesempatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Polisi RI Jenderal Sutarman untuk menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2.

Ida Bagus memberi misi khusus kepada kedua pilot yang mendampingi kedua petinggi instansi keamanan ini untuk membantu selama penerbangan. "Nanti saat terbang, tolong dipersilakan beliau-beliau (Jenderal Gatot dan Jenderal Sutarman) mengemudikan sendiri pesawat, dampingi untuk berbelok atau terbang lurus," katanya.

Jenderal Gatot dan Jenderal Sutarman pun tampak girang dan antusias mendengar perkataan KSAU.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara menganugerahkan lencana Wing Penerbang Kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Polisi RI Jenderal Sutarman di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 13 Agustus 2014. Sebelum prosesi dilakukan, keduanya diminta untuk menjajal terlebih dulu pesawat buatan Rusia tadi.

Dalam penerbangan kali ini, pilot-pilot TNI AU akan mengajak para jenderal itu untuk bermanuver dengan pesawat buatan Rusia tersebut.

Minimal pilot-pilot itu akan mempraktekkan manuver terbang loop dan roll, atau terbang memutar 360 derajat. Walhasil Jenderal Gatot dan Jenderal Sutarman akan merasakan tekanan gravitasi bumi hingga tiga atau empat kali lipat. "Beliau-beliau akan merasakan 'pijitan' gravitasi yang tak akan terlupakan," kata seorang instruktur yang memancing tawa ketiga jenderal.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan pemberian lencana Wing Penerbang Kehormatan adalah agenda rutin TNI AU. Lencana tersebut diberikan kepada pejabat-pejabat negara yang menjadi tamu kehormatan TNI AU. "Kali ini diberikan kepada Kapolri dan KSAD," kata dia kepada Tempo.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana juga pernah mendapatkan lencana kehormatan serupa tahun lalu. Ketiganya juga diberi kesempatan terbang dengan jet tempur Sukhoi SU-30 MK2 TNI AU.


Kapolri-KSAD Sukses Terbangkan Sukhoi SU30 MK2 

Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo akhirnya sukses menjajal pesawat tempur Sukhoi SU30 MK2 milik TNI Angkatan Udara.

Keduanya tampak gembira ketika mendarat dan turun dari pesawat Sukhoi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2014.

Mereka mendapatkan kesempatan emas dari Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia untuk menjajal pesawat tempur buatan Rusia tersebut. Putu Dunia sengaja hendak memberikan lencana Wing Penerbang Kehormatan untuk Jenderal Sutarman dan Jenderal Gatot. Namun, sebagai syarat, keduanya wajib menerbangkan Sukhoi dari Jakarta ke wilayah udara Pelabuhan Ratu dan balik lagi ke Ibu Kota.

Begitu turun dari pesawat tempur, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia memenuhi janjinya. Dia memimpin langsung upacara penyematan lencana Wing Penerbang Kehormatan ke dada kanan Jenderal Sutarman dan Jenderal Gatot. Upacara tersebut berjalan khusyuk dengan latar sebuah pesawat tempur Sukhoi berkelir abu-abu.

Seusai upacara, Jenderal Sutarman dan Jenderal Gatot menceritakan keseruan yang mereka alami saat terbang dengan pesawat tempur. "Seumur hidup baru sekali ini saya naik pesawat tempur," kata Sutarman disambut tawa pejabat TNI dan wartawan.

Dia mengaku kagum dengan kemampuan pilot-pilot tempur TNI AU. Pilot yang dia tumpangi terbang dengan berbagai manuver, seperti loop dan roll, alias aksi terbang memutar hingga 360 derajat. Sutarman mengaku kewalahan saat pilot mengajaknya bermanuver di udara. "Malu saya menahan agar tak muntah saat manuver," katanya sambil tertawa. 


KSAD Guyon Dan Kapolri Minta Tambah 

Kepala Polisi RI Jenderal Sutarman mengatakan dia sempat meminta tambahan manuver kepada pilot yang mendampinginya saat menerbangkan pesawat tempur Sukhoi SU30 MK2 milik TNI Angkatan Udara.

Menurutnya bukan hal yang mudah mengemudikan sebuah pesawat tempur. Ini karena menerbangkan pesawat tempur membutuhkan keseimbangan, kemampuan, dan pengetahuan yang tinggi mengingat canggihnya teknologi pesawat tempur. "Pokoknya saya nurut apa perintah pilot saja, tapi saya minta tambah manuver, ya buat uji nyali" kata dia.

Senada dengan Sutarman, Jenderal Gatot Nurmantyo, juga mengaku puas bisa terbang dengan pesawat tempur Sukhoi. Sambil berkelakar, dia bercerita pengalamannya ketika mencoba memegang kemudi pesawat. "Pokoknya tak bisa diangkat Kapolri lah, sebab tak ada rambu lalu lintas di atas," kata dia sambil tertawa.

Gatot pun mengerti betapa pentingnya pesawat tempur untuk menjaga kedaulatan dirgantara Indonesia. Dia berharap pemerintah bisa menambah kekuatan tempur TNI AU. Sebagai contoh pesawat tempur baru pengganti F-5 Tiger yang sudah uzur.

"Kita berdoa agar AU ditambah dengan Sukhoi SU35 (pesawat baru buatan Rusia). Kalau punya itu, TNI AU punya kekuatan hebat," kata dia.

Sebelum upacara, Jenderal Sutarman dan Jenderal Gatot Nurmantyo sempat berfoto ria di depan pesawat tempur Sukhoi yang mereka tumpangi. Masih mengenakan pakaian pilot tempur berwarna abu-abu gelap, mereka tampak gagah ditambah kacamata hitam. Selanjutnya, mereka diminta menandatangani helm yang mereka pakai saat terbang sebagai kenang-kenangan TNI AU.

Keduanya mendapat penghargaan lencana Wing Penerbang Kehormatan dari Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia. Namun sebagai persyaratan, keduanya wajib menerbangkan Sukhoi dari Jakarta ke wilayah udara Pelabuhan Ratu dan balik lagi ke Ibu Kota.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan pemberian lencana 'Wing Penerbang Kehormatan' adalah agenda rutin TNI AU. Lencana tersebut diberikan kepada pejabat-pejabat negara yang menjadi tamu kehormatan TNI AU. "Kali ini diberikan kepada Kapolri dan KSAD," kata dia kepada Tempo.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana juga pernah mendapatkan lencana kehormatan serupa tahun lalu. Ketiganya juga diberi kesempatan terbang dengan jet tempur Sukhoi SU30 MK2 TNI AU.




Sumber : Tempo

PT. DI Dan Pesawat Patroli Jarak Jauh Filipina

Dari 10 perusahaan yang membeli dokumen penawaran, Arinc Aerospace dan Field Aviation tidak melanjutkan penawaran mereka, sementara Raytheon Company telah memilih untuk menjadi subkontraktor dari PT Dirgantara Indonesia.

MANILA-(IDB) : Tahap pertama penawaran 5,9 miliar Peso ($ 133.6 juta), kontrak untuk 2 pesawat patroli jarak jauh untuk Angkatan Udara Filipina (PAF) mengalami kebuntuan pada Senin, 11 Agustus.

Tujuh dari 10 perusahaan yang membeli dokumen penawaran bergabung dengan tender penawaran Senin, tetapi – setelah 12 jam dari sesi penawaran dan serangkaian pertemuan eksekutif – mereka dinyatakan “tidak memenuhi syarat.” Mereka, memiliki waktu 3 hari untuk mengajukan peninjauan kembali, menurut juru bicara pertahanan Filipina, Arsenio Andolong.


Pesawat patroli jarak jauh tidak lagi dimiliki oleh angkatan udara Filipina, dan proyek akuisisi dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan domain maritim negara itu merespon ketegangan yang tumbuh di Barat Laut Filipina (Laut China Selatan) di antara negara-negara yang mengklaim LCS.


Dua perusahaan Israel – Elta Systems dan Elbit Systems – lulus persyaratan dokumenter awal, tapi mereka akhirnya gagal memenuhi spesifikasi teknis atau parameter kinerja yang diperlukan oleh departemen pertahanan.


Lima perusahaan lain dinyatakan non-compliant karena kekurangan dokumenter. Mereka adalah Saab Asia Pacific Co Ltd (Swiss), L3 Misi Integrasi (AS), PT Dirgantara Indonesia (Persero), Indonesia Aerospace, dan Lockheed Martin (AS). Mereka juga diberikan waktu 3 hari untuk mengajukan mosi dipertimbangkan kembali.


Akibatnya dalam proses bidding ini, komite departemen pertahanan tidak mencapai tahap di mana mereka akan memeriksa jenis dan merek pesawat yang ditawarkan.


Untuk Surveillance Maritime


Pesawat Fokker angkatan udara Filipina dulu mampu terbang jarak jauh, tetapi pesawat itu digunakan untuk tujuan yang berbeda.


Pesawat patroli jarak jauh “sangat penting,” kata Asisten Menteri Pertahanan Patrick Velez kepada wartawan, karena “pesawat akan memberikan mata dan telinga di bidang kesiagaan domain maritim dan menutup kesenjangan dalam kapasitas pengawasan udara.”


Pesawat akan didanai oleh program modernisasi revisi Angkatan Bersenjata Filipina. Pengiriman diharapkan setelah masa pemerintahan Presiden Benigno Aquino III.


Pesawat ini tidak hanya untuk wilayah Barat Laut Filipina, kata Velez. “Ini tidak selalu Laut Barat Filipina. Hal ini dapat dimanfaatkan juga untuk kawasan penting lainnya seperti di Benham Rise,” katanya.

Dari 10 perusahaan yang membeli dokumen penawaran, Arinc Aerospace dan Field Aviation tidak melanjutkan penawaran mereka, sementara Raytheon Company telah memilih untuk menjadi subkontraktor dari PT Dirgantara Indonesia. 




Sumber : JKGR

China Siapkan 10 Kapal Induk Baru

BEIJING-(IDB) : Untuk membangun Angkatan Laut mereka yang Blue Navy, China sedang menyiapkan 10 kapal induk buatan dalam negeri, menurut Kanwa Defense Review, majalah militer berbahasa mandarin yang dioperasikan oleh Andrei Chang yang juga dikenal sebagai Pinkov, Analis militer dari Kanada.

Setelah Kepala Staf Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat, Laksamana Jonathan Greenert mengunjungi kapal induk pertama China, Liaoning, yang didapat dari Ukraina, blue print dari kapal induk buatan pertama China, hampir selesai, menurut Kanwa Defense Review.


Laksamana Greenert mengatakan China mempercepat konstruksi kapal induk kedua mereka. Menurutnya kapal itu akan bergabung dengan Angkatan Laut China, dalam waktu yang tidak lama lagi.

Liputan video : 




Sumber : JKGR

TNI AU Kandangkan Sementara 10 Pesawat Latih Bravo

SUKOHARJO-(IDB) :  : TNI AU untuk sementara mengandangkan 10 pesawat latih jenis AS 202 Bravo. Keputusan tersebut diambil Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta setelah peristiwa jatuhnya pesawat buatan Swiss tahun 1980 itu di areal persawahan Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (12/8) kemarin.

Pernyataan tersebut dikemukakan Komandan Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama TNI Agus Munandar, saat meninjau proses evakuasi, bangkai pesawat di Sukoharjo, Rabu (13/8).

"TNI AU saat ini masih menyelidiki penyebab kejadian kemarin. Tim dari Mabes sedang melakukan penyelidikan," katanya.

Menurut dia, selama penyelidikan pesawat jenis tersebut akan dikandangkan hingga penyelidikan selesai.



Agus mengatakan, dugaan awal mengarah pada kemungkinan terjadinya gangguan mesin. Kondisi tersebut membuat pesawat tidak memungkinkan untuk berputar kembali menuju pangkalan. Menurut dia, keputusan awak pesawat sudah tepat untuk mendarat darurat di persawahan.

"Badan pesawat kita bawa ke pangkalan di Yogyakarta, untuk diperiksa secara menyeluruh," ucapnya.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, meski dikandangkan, hal tersebut tidak akan mengganggu proses pendidikan di Skuadron Pendidikan (Skadik) 101 Yogyakarta. Pihaknya menggunakan banyak pesawat dari berbagai tipe.

"Pesawat jenis Bravo ini kami gunakan sebagai latihan dasar karena lebih mudah dioperasikan," jelasnya.




Sumber : Merdeka

Formasi Pesawat Tempur TNI AU Di Langit Jakarta

JAKARTA-(IDB) : TNI angkatan Udara mengerahkan 35 pesawat tempur untuk terbang formasi (fly pass) memeriahkan peringatan detik-detik proklamasi ke-69 tanggal 17 Agustus 2014 di Istana Negara. Untuk itu, sejak Minggu (10/8) ke-32 pesawat tersebut, masing-masing 7 Pesawat Sukhoi dari Makassar, 8 Pesawat F-16 dan 12 Pesawat T 50i dari Madiun dan 8 Hawk 100/200 dari Pekanbaru diparkir di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma untuk berlatih terbang formasi di udara Jakarta.


Sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), sebanyak 32 pesawat tempur TNI AU akan membentuk dua formasi arrow melaksanakan fly pass di atas peserta upacara peringatan HUT RI ke-69 di Istana Negara. Kedua formasi besar terdiri dari flight pertama terdiri dari 10 pesawat T-50 Golden Eagle dan 6 pesawat Hawk 100/200 serta flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 termasuk pesawat F-16 C/D 52ID yang baru dan 8 pesawat Sukhoi SU-27/30,.


Selama enam hari seluruh penerbang pesawat tempur akan mengadakan latihan dua kali sehari untuk mencapai penampilan terbaiknya dan pada tanggal 15 Agustus 2014 akan latihan di atas Istana Negara sebagai gladi bersih. Fly Pass pesawat tempur TNI AU ini diharapkan menumbuhkan kebanggaan para generasi muda untuk meningkatkan semangat juang dan lebih mencintai dirgantara.




Sumber : TNI AU

Rusia Sebarkan Pesawat T-50 Dan Rudal S-500 Pada Tahun 2016

MOSCOW-(IDB) : Pada tahun 2016, militer Rusia akan mulai mengerahkan dua alutsista canggih, pesawat tempur generasi kelima PAK FA dan sistem rudal pertahanan udara S-500, menurut kepala staf Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Bondarev.
 

Bondarev membeberkan garis besar rencana modernisasi dalam kecabangannya, termasuk membangun infrastruktur di Arktik, dalam sebuah wawancara radio dengan stasiun Russian News Service pada hari Minggu, 10 Agustus 2014, yang dilansir RIA Novosti.
 

"Uji coba penerbangan PAK FA atau T-50 akan segera tuntas, dan rencananya pada tahun 2016 Rusia akan memulai induksi T-50 ke Angkatan Udara," ujar Bondarev.



PAK FA merupakan pesawat tempur generasi kelima pertama yang dibangun oleh Sukhoi Corporation. Sejauh ini sudah lima prototipe yang dibuat dan semuanya tengah menjalani berbagai pengujian. Pesawat tempur siluman ini direncanakan untuk menggantikan atau beroperasi bersama Sukhoi seri 27.
 

"Pesawat ini telah dua kali ambil bagian dalam (kompetisi pilot internasional) Aviadarts, dan melakukan penerbangan aerobatik. Saya yakin pesawat ini memiliki masa depan yang cemerlang," kata sang jenderal.
 

Tambahan alutsista canggih lainnya untuk militer Rusia pada tahun 2016 adalah S-500 Triumfator-M, sistem rudal pertahanan udara hasil pengembangan Almaz Antei, kata Bondarev. Pihak produsen saat ini masih merampungkan pengembangan rudal baru untuk S-500, yang akan dilengkapi dengan homing electronic canggih.



"Rudal-rudal (S-500) dilengkapi dengan sistem intelijen, yang akan menganalisis lingkup radar dan udara, dan mengambil keputusan tentang ketinggian, kecepatan dan arah penerbangan (rudal)," kata Bondarev.
 

S-500 yang akan menjadi sistem rudal pertahanan udara tercanggih Rusia bukan merupakan hasil pengembangan lebih lanjut atau upgrade dari S-400. S-500 merupakan rancangan baru yang didesain untuk mencegat rudal balistik yang terbang di ketinggian hingga 200 km. Sistem ini diharapkan juga akan mampu mencegat 10 rudal balistik secara simultan (bersamaan). Jangkauan radar S-500 juga lebih jauh dibandingkan S-400.
 

Selain PAK FA dan S-500, Jenderal Bondarev juga menyinggung soal pengembangan PAK DA, pesawat pembom strategis baru Rusia. Sejauh ini belum banyak informasi yang didapatkan mengenai pesawat pembom siluman ini, yang rencananya akan menggantikan pembom Tupolev Tu-95 dan Tu-160 sebagai tulang punggung kemampuan nuklir udara Rusia di masa depan. PAK DA dilaporkan memiliki desain sayap untuk penerbangan subsonik dan mungkin akan dilengkapi dengan rudal jelajah baru yang berkemampuan nuklir.



Bondarev menegaskan bahwa Angkatan Udara Rusia berharap Tupolev (pengembang) segera menyelesaikan prototipe pertama PAK DA pada akhir dekade ini dan mulai memproduksinya pada tahun 2021 atau 2022. Sementara menunggu PAK DA masuk ke Angkatan Udara, Bondarev mengatakan bahwa Rusia akan memodernisasi dan mengupgrade pembom Tu-95 dan Tu-160 agar memiliki jangkauan dan kemampuan yang lebih baik, sekaligus menjaga kecukupan armada pembom strategis Rusia.
 

Bisa dikatakan bahwa upaya modernisasi terbesar Angkatan Udara Rusia akan difokuskan pada pembangunan dan pengoperasian kembali infrastruktur di Arktik. Di mana dulu di masa Uni Soviet, di Arktik terdapat banyak lapangan udara besar dan stasiun radar, tapi setelah Uni Soviet runtuh, fasilitas-fasilitas ini terabaikan. Dengan lengkapnya infrastruktur militer di Arktik, Rusia akan lebih mudah mengakses wilayah-wilayah potensi konflik.
 

"Kami belum melihat adanya persaingan di Kutub Utara sekarang, tapi jika ada tantangan yang datang, kami siap membela daerah ini. Kehadiran kami di Arktik akan kami tingkatkan," kata Bondarev.

Pada tahun ini, Rusia telah mengoperasikan kembali lapangan udara di Pulau Kotelny, sebelah utara dari timur Siberia. Rusia juga berencana memperbesar pangkalan udara di Tiksi, Alykel, Vorkuta, dan Anadyr. Di masa depan, kekuatan dan resimen penuh Angkatan Udara Rusia akan digelar di utara.




Sumber : Artileri

Korea Selatan Minati Iron Dome

SEOUL-(IDB) : Korea Selatan muncul sebagai salah satu dari beberapa pelanggan potensial internasional untuk sistem rudal pertahanan rudal Iron Drone hasil pengembangan Rafael Advanced Defense Systems Ltd, Israel. Tidak jelas diungkapkan oleh siapa, namun hal ini dilansir di laman armedforces-int.com.
 

Yedidia Yaari, Chief Executive Officer dari Rafael Advanced Defense Systems Ltd melalui Radio Angkatan Darat Israel menginformasikan bahwa keberhasilan teknologi Iron Dome telah membuat negara lain serius mempertimbangkan penggunaan Iron Dome dalam sistem pertahanan mereka, seperti yang diungkapkan sumber.

Iron Dome mulai dioperasikan sejak 2011. Mampu mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan artileri yang diluncurkan dari jarak 40 mil. Awal pengembangan Iron Dome sebagai tanggapan Israel atas roket-roket pejuang Hizbullah yang diluncurkan ke wilayah Israel sepanjang 1990-an.

 

Pada tahun 2007, program pertahanan rudal Iron Dome disetujui, dan Rafael Advanced Defense Systems Ltd bekerjasama dengan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) ditunjuk untuk mengembangkannya. Menurut pejabat pertahanan Israel, pada 2011 sepasang Iron Dome telah diaktifkan, dan saat ini tidak kurang dari enam unit telah diaktifkan, persentase keberhasilannya mencapai 90 persen.
 

Berdasarkan data diterbitkan Rafael, Iron Dome dapat dioperasikan di semua cuaca, dan dapat terlibat dengan beberapa jenis ancaman udara di saat bersamaan.
 

Iron Dome terdiri dari Detection & Tracking Radar, Battle Management & Weapon Control, dan Missile Firing Unit. Semuanya merupakan satu kesatuan, radar akan melacak ancaman udara yang masuk, Battle Management & Weapon Control mengatur pertempuran, dan Firing Unit bertugas meluncurkan rudal untuk mencegat ancaman yang masuk.

 

Sumber : Artileri