Pages

Kamis, Juli 24, 2014

SBY Lantik Letjen TNI Gatot Nurmantyo Jadi Kasad

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan melantik Letjen TNI Gatot Nurmantyo sebagai menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Budiman di Istana Negara Jakarta, Kamis (24/7).

"Besok pagi (Kamis, 24 Juli 2014), Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono melantik Letjen TNI Gatot Nurmantyo jadi Kepala Staf Angkatan Darat, menggantikan Jenderal TNI Budiman," kata Jenderal Moeldoko, usai buka puasa bersama serta pemberian santunan berupa uang dan bingkisan kepada 2 ribu Anak Yatim Piatu dan Kaum Dhuafa se-Jabodetabek, di GOR A. Yani Mabes TNI Cilangkap, Rabu malam (23/7).


Dalam acara yang sama, Panglima TNI Jendral Moeldoko kembali memberikan pengarahan kepada 1.419 Perwira Tinggi dan Perwira Menengah berpangkat Kolonel dan Letkol yang berdinas di Mabes TNI Cilangkap. Dia mengingkatkan bahwa TNI di tangannya ingin membangun semangat yang sama.


Untuk itu ujarnya, Panglima TNI membuat satu baret hitam bagi seluruh prajurit yang menggunakan badge Mabes TNI dengan tujuan agar program Panglima TNI atau kebijakan Panglima TNI dalam rangka membangun kebersamaan, soliditas bisa terbangun dengan baik karena jiwanya kita satukan melalui baret hitam itu.

"Itu adalah sebuah simbol bagi sebuah organisasi untuk menunjukkan semangat untuk bersatu itu muncul dan pada akhirnya interoperabilitas TNI, baik di interoperabilitas intelijen, bidang operasi maupun logistik, semuanya bisa berjalan dengan sebaik-baiknya," ujar Panglima TNI. 




Sumber : JPNN

Kerjasama Pertahanan Indonesia China Makin Kokoh

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka memperkuat kerjasama strategis di bidang pertahanan antara RI-Tiongkok, Vice Chairman of The Central Military Commission PLA Tiongkok Jenderal Fan Changlong,  berkunjung ke Kementerian Pertahanan Indonesia Kamis (24/7) di Kantor Kemhan RI, Jakarta. Saat tiba di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jenderal Fan Changlong disambut dengan upacara militer di Kemhan.  Selanjutnya Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Jenderal Fan Changlong melakukan pertemuan bilateral yang membicarakan tindak lanjut peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.  

Pertemuan Bilateral membahas macam kerjasama pertahanan yang telah ada. 

Pertama, kerjasama dalam forum dialog yang secara periodik dilaksanakan secara bergantian, yaitu forum dialog antar Menteri Pertahanan.  Tahun ini kegiatan tersebut akan diadakan di Beijing.  

Kedua, forum konsultasi bilateral antar Wakil Menteri Pertahanan yang akan dilaksanakan juga di Beijing, 

Ketiga, forum dialog strategis (Defence Engagement Cooperation Talk /DECT) pada level Direktur Jenderal yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 di Jakarta. 


Keempat, kerjasama pendidikan dan pelatihan.  Dibidang pendidikan, setiap tahun TNI menerima tawaran pendidikan dan latihan dari lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan PLA (People’s Liberation Army).   Banyak Perwira TNI lulusan lembaga pendidikan PLA ini yang saat ini telah menduduki jabatan penting di lingkungan Kemhan dan TNI.  Jenderal Fan Changlong menyampaikan kesediaan pemerintahnya untuk memberikan bantuan fasliitas Laboratorium bahasa Mandarin yang ada di Kementerian Pertahanan RI. Laboratorium Bahasa ini diharapkan dapat melatih kemampuan Diplomat-Diplomat Militer Indonesia dalam berbahasa Mandarin.  Sedangkan dalam pelatihan, penerbang-penerbang pesawat Sukhoi TNI AU telah melaksanakan simulator training di Tiongkok.


Kelima, pertemuan yang membahas kerjasama bidang industri pertahanan yang dikukuhkan dengan penandatangan nota kesepahaman industri pertahanan kedua negara pada Maret 2011. Kerjasama industri pertahanan ini diwujudkan melalui kegiatan pengadaan alutsista antara Kemhan RI dengan pihak SASTIND (State Administration for Science, Technology and Industry for National Defence). Produk industri pertahanan RRT yang telah digunakan TNI diantaranya Rudal C-802, C-705, Rudal QW-1 dan QW-3. Saat ini Kemhan RI dan SASTIND sedang berkomunikasi intens untuk melakukan produksi bersama dan transfer teknologi.


Keenam, pertemuan mengenai latihan bersama antar Angkatan Darat kedua negara, khususnya untuk pasukan khusus.  Latihan bersama antara Kopassus TNI AD dengan Pasukan Khusus People’s Liberation Army (PLA) dengan sandi “Sharp Knife” dilaksanakan tahun 2011 di Batujajar Bandung, dan pada tahun 2012 di Beijing. Pada tahun 2013, latihan tersebut melibatkan Satuan Lintas Udara (Airborne) dari unsur Korpaskhas TNI AU dan PLA yang dilaksanakan di Indonesia.


Ketujuh, forum dialog antar Angkatan, yaitu Navy to Navy Talks yang banyak membicarakan Maritime Security dan telah dilaksanakan di Beijing tahun 2013. Kedepannya, forum-forum dialog ini akan diadakan tidak hanya pada level high official, tetapi juga pada level Perwira Menegah.


Pertemuan bilateral tersebut merupakan implementasi dari kemitraan strategis (Strategic Partnership) yang ditandatangani oleh Presiden kedua negara pada tahun 2005, dan diperkuat dengan perjanjian kerjasama di bidang pertahanan pada tahun 2007 yang ditandatangani oleh menteri pertahanan kedua negara.




Sumber : DMC

Menhan : TNI Pas Dan Cocok Dengan Rudal China

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan hubungan RI dan Tiongkok semakin intens dalam kerjasama di bidang industri pertahanan. Salah satunya adalah kegiatan pengadaan alutsista berupa misil rudal.

Menurut Purnomo, TNI terutama Angkatan Laut sudah merasa cocok dengan rudal buatan China. "Pas latihan gabugan di Jawa Timur. Saya sendiri hadir melihat kemampuan rudal China tersebut. Dari temen-temen di TNI terutama Angkatan Laut itu merasa pas dan cocok dengan rudal-rudal China. Dari segi kualitas dan cost," ujar Purnomo di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, (24/7/2014).

Purnomo menambahkan untuk misil Rudal, pihaknya serius terkait kerjasama pengadaan alutsista ini. Dia menekankan ada empat kerjama di bidang ini dengan prioritas pengadaan rudal jarak pendek dan jarak menengah. Kerjasama ini direalisasikan antara Kementerian Pertahanan RI dengan State Administration for Science, Technology and Industry for National Defence (SASTIND).

"Jadi mereka dan kami betul-betul menjalin kerjasama ini. Ada empat kerjasama pengadaan yaitu rudal jarak pendek dan rudal jarak menengah," ujar mantan Menteri ESDM itu.

Adapun sejauh ini produk rudal yang digunakan TNI di antaranya Rudal C-802, C-705, Rudal QW-1, dan QW-3. Saat ini, Kementerian Pertahanan dan SASTIND terus berkomunikasi intens untuk melakukan produksi bersama dan transfer teknologi.

Sementara, hari ini Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya mendapat kunjungan Vice Chairman of the Central Military Commission PLA Tiongkok, Jenderal Fan Changlong. Kunjungan ini sebagai bentuk implementasi kerjasama strategis di bidang pertahanan antara RI - Tiongkok.




Sumber : Detik

Menhan Tegaskan Netralitas Indonesia Di Sengketa LCS

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro hari ini mendapat kunjungan dari Vice Chairman of the Central Military Commission PLA Tiongkok Jenderal Fan Changlong. Kunjungan ini sebagai bentuk implementasi kerjasama strategis di bidang pertahanan antara RI-Tiongkok.

Meski terus intens dalam kerjasama dengan Tiongkok di bidang militer, Purnomo menegaskan kalau posisi Indonesia tetap netral dalam sengketa Laut Cina Selatan.

"Kita sampaikan juga posisi Indonesia. Kalau kita ingin jalur itu sebagai kawasan bebas berlayar, zona damai, stabilitas jalurnya," kata Purnomo di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, (24/7/2014).

Dia mengatakan Laut China Selatan bisa digambarkan sebagai rute bagi kapal-kapal niaga antar negara yang melintas. Indonesia sebagai negara kepulauan, menurutnya tetap mengupayakan zona damai di kawasan Laut China Selatan. Dia menyebut sejauh ini ada empat negara Asean yang bermasalah dalam kasus Laut Cina Selatan yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.

"Ada empat negara Asean yang bersengketa dengan mereka yaitu Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei. Terutama Vietnam dan Filipina. Begitu juga China dengan Jepang antara mereka. Kita memahami negara ini dua negara kuat. Tapi, sesuai pembukaan 1945 itu ditegaskan kalau Indonesia ikut menjaga kedamaian di dunia," kata Purnomo.

Soal kunjungan Jenderal Fan Changlong, Purnomo menyebut kalau pertemuan ini menjadi implementasi dari perjanjian kerjasama di bidang pertahanan sejak 2007. Kerjasama ini berlanjut dengan pengukuhan penandatanganan nota kesepahaman industri pertahanan kedua negara pada Maret 2011. Dalam kerjasama ini pula, kata dia, sudah diaplikasikan latihan gabungan antara TNI dengan militer Tiongkok.

"Kita dalam setahun itu tujuh kali mengadakan pertemuan (dengan Tiongkok)," ujarnya.

 China Apresiasi Sikap Indonesia Terkait LCS

Pemerintah Tiongkok menghormati sikap netral dan adil yang diterapkan oleh Indonesia dalam menyikapi sengketa wilayah di area Laut China Selatan. Menurut Negeri Tirai Bambu, itulah sikap yang seharusnya ditunjukkan agar tidak memperkeruh suasana di kawasan tersebut. 




Demikian ungkap juru bicara delegasi dan Direktur Kantor Bidang Luar Negeri Kementerian Pertahanan Tiongkok, Mayor Jenderal Guan You Fei yang ditemui dalam pertemuan khusus dengan media, termasuk VIVAnews, di Hotel Shangrilla, pada Rabu, 23 Juli 2014. Dalam kesempatan itu, Guan menegaskan posisi Tiongkok selalu jelas dalam menyikapi konflik di Laut China Selatan. 


"Kami selalu mengedepankan dialog secara bilateral dan menolak kehadiran pihak luar," ungkap Guan. 


Tiongkok, imbuh Guan, akan selalu berupaya untuk menjaga perdamaian di kawasan dan ingin melihat perkembangan yang dapat membuat rakyat masing-masing negara sejahtera. 


"Laut China Selatan bukan masalah ASEAN, oleh sebab itu, tidak akan kami masukkan ke dalam agenda regional," kata dia. 


Dalam kesempatan itu, Guan turut menegaskan penolakan Pemerintah Tiongkok terhadap beberapa negara yang menunjukkan gelagat untuk mengadu domba beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Guan menyampaikan pemerintahnya tidak akan membiarkan dan merusak kedaulatan Tiongkok serta perdamaian di kawasan. 


"Kami mengimbau kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghormati deklarasi tata berperikelakuan di kawasan LCS (DOC)," ujar Guan. 


Kenetralan Indonesia ditunjukkan oleh sikap Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang mendorong kerangka regional untuk menyelesaikan klaim maritim tersebut. Kantor berita Amerika Serikat, VOA Indonesia edisi 2012 lalu, melansir, Marty mendorong inisiasi itu dari Phnom Penh ke Manila, Bangkok, sampai Hanoi. 


Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, kenetralan Indonesia membantu mendinginkan situasi yang panas.


“Indonesia menjadi semacam titik tumpu, mencoba tetap di tengah, di mana pun titik tengah itu berada. Saya kira peran negara tersebut akan bergerak maju. Status Indonesia telah meningkat seiring hasil dari diplomasi yang dijalankannya,” ujar Justin Logan, direktur studi kebijakan luar negeri di Cato Institute, AS.



Sumber : Detik

Analisis : Menjelang Akhir Pujian Mengalir

Ikut berperan dalam misi perdamaian dunia
ANALISIS-(IDB) : Begitulah gambaran perjalanan pemerintahan kita selama sepuluh tahun terakhir ini. Atas nama demokrasi, kebebasan berpendapat maka jalannya pemerintahan sepanjang jalan ceritanya dicecar terus oleh beberapa media vulgar untuk menggiring opini publik seakan-akan jalannya pemerintahan tidak membawa nilai, perbaikan dan pertumbuhan. Tetapi ketika menjelang akhir justru pujian mengalir dari media yang sama pula seiring dengan beralihnya cara pandang dan kepentingan mereka menghujat dari Presiden eksisting ke para Capres yang didukungnya.



Sejak awal kita berpandangan bahwa dalam setiap ide dan tulisan yang kita publikasikan, rangkaian kalimat yang kita sampaikan selalu ingin menyatakan niat khusnuzon.  Tidak ingin berputar pada alinea menyalahkan tetapi pada hasrat yang menggebu untuk menempatkan nilai prestasi pada koridor yang pantas.  Banyak hal yang sudah dicapai dalam perjalanan pemerintahan SBY tetapi apakah hasil itu kemudian bisa dipublikasikan secara proporsional oleh media “independen” kita. Jawab jelasnya tidak.  Yang diberitakan oleh media dengan tanda kutip independen itu lebih banyak publikasi hujatan, prasangka buruk, caci maki dan ejekan diluar batas-batas kepatutan untuk sebuah media berita. Pura-pura independen tetapi sejatinya untuk menyuarakan kepentingan pemilik medianya.


Pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 5 % selama sepuluh tahun merupakan prestasi yang pantas dipublikasikan termasuk peningkatan kesejahteraan.  Kekuatan ekonomi RI menjadi 10 besar dunia dan peningkatan pendapatan perkapita yang signifikan  membuat lembaga keuangan dunia mengapresiasi kepemimpinan SBY. Kepemimpinannya yang penuh perhitungan sehingga dianggap sebagai peragu belakangan baru dipahami sebagai bagian dari strategi kecerdasan untuk membangun harkat dan martabat. Contohnya masalah Ambalat ketika memanas di awal pemerintahan SBY.



Ketika masalah itu sempat mendidihkan adrenalin bangsa ini, Presiden SBY justru melontarkan statemen diplomasinya yang halus dan tidak ingin membakar hasrat bermusuhan dengan Malaysia.  Dia katakan bahwa antara Indonesia dan Malaysia adalah tetangga yang punya banyak kesamaan, disana ada jutaan TKI yang  mencari nafkah, maka segala perselisihan teritorial hendaklah diselesaikan di meja perundingan.  Waktu itu banyak orang yang “gondok” dengan sang Presiden yang ternyata tidak lantang menyanyikan lagu maju tak gentar.



Namun perjalanan berbangsa kemudian membuktikan bahwa Panglima Tertinggi sejatinya “marah besar” dengan polah jiran sebelah yang meremehkan teritori Indonesia. Disamping itu berdasarkan kajian intelijen cuaca di Laut Cina Selatan diprediksi dalam beberapa tahun kedepan akan bergelombang dan membahayakan.  Maka melalui rembug nasional yang melibatkan Kemhan dan Parlemen dibuatlah strategi besar untuk memperkuat militer RI dengan belanja alutsista secara besar-besaran, terbesar sejak era Dwikora.  Disiapkan anggaran US$ 15 Milyar untuk modernisasi militer kita selama tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Minimum Essential Force (MEF) jilid satu.

Prajurit Marinir di RIMPAC 2014 Hawaii, meningkatkan harkat dan martabat


Kini setelah rencana besar itu digulirkan lima tahun lalu, hasilnya adalah mengalirnya dengan deras beragam alutsista untuk mengisi satuan tempur hulubalang republik.  Yang lebih membanggakan lagi adalah menggeliatnya industri pertahanan dalam negeri seperti PT PAL, PT DI, Pindad dan industri hankam swasta nasional untuk ikut meramaikan produksi alutsista buatan anak negeri maupun kerjasama produksi dengan negara lain.  Bukankah ini sebuah prestasi untuk meningkatkan harkat dan martabat.  Bayangkan kita sekarang punya 300 Panser Pindad, 12 Kapal Cepat Rudal, 2 LPD, murni produksi anak bangsa. Bukankah itu membanggakan harkat dan martabat.



Penggiringan opini publik memang luarbiasa selama sepuluh tahun ini.  Kebebasan menyuarakan suara miring seakan-akan republik ini menjadi negara gagal sangatlah memalukan.  Ada yang menyebut negeri auto pilot sambil membawa kerbau, bahkan ada yang menyebut negeri ini negeri para bedebah dengan puisi karangannya seakan-akan dialah satu-satunya malaikat, sementara penghuni republik ini setan semua.  Kalau mau diurai terlalu banyak umpatan, caci maki dan ejekan dalam serial pemerintahan menjelang satu dasawarsa ini.



Nah, sekarang ketika pemerintahan ini menjelang tutup buku untuk digantikan pemerintahan yang baru, hujatan itu tak ada lagi berganti dengan sanjungan dan pujian.  Dikatakan bahwa  SBY adalah seorang negarawan, seorang politisi santun yang telah mampu membawa berbagai kemajuan dan kebanggaan untuk negeri ini. SBY adalah jendral cerdas yang perlu dicontoh oleh presiden berikutnya.  Ironi bukan, dunia sudah jauh-jauh hari menyatakan keberhasilan yang mampu meningkatkan harkat dan martabat itu, baru kemudian pujian itu dilantunkan di pasar media dalam negeri oleh pasar yang sama pula yang dulunya menghujat.



Bagi kalangan militer SBY telah menoreh sejarah emas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan  hulubalang republik termasuk peningkatan kesejahteraan para prajurit. Demikian juga kalangan yang memiliki visi perspektif dan bernaluri khusnuzon, termasuk tetangga kiri kanan sudah sejak lama mengapresiasi kepemimpinannya baik dari sisi kemajuan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, hubungan luar negeri, kecerdasan diplomasi dan perkuatan pertahanan. 



Tidak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan gaya kepemimpinan SBY.  Kesempurnaan hanyalah milik Allah.   Masih banyak yang harus dibenahi untuk negeri majemuk ini, dan bangsa besar ini akan terus berjalan menikmati eksistensi dan pertumbuhannya.  Maka ketika kita memandang dari sisi itu niscaya penilaian proporsional pada akhirnya akan menempatkan nilai Presiden ke enam itu sebagai seorang yang telah mampu mengantar negeri ini ke pintu martabat dan harkat yang jauh lebih baik dan bernilai memuaskan.



Sumber : Analisis

Anggaran pertahanan China Tahun Ini Naik 12,2 Persen.

BEIJING-(IDB) : Juru bicara Delegasi dan Direktur Kantor Bidang Luar Negeri Kementerian Pertahanan China, Mayor Jenderal Guan You Fei, memaparkan penyebab anggaran pertahanan negaranya terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, dia menegaskan adanya kenaikan anggaran tersebut seharusnya tidak perlu membuat khawatir beberapa negara tetangga, seperti Taiwan dan Jepang.

Alasan pertama, tugas yang kini dihadapi China lebih berfokus di kawasan Somalia. Menurut harian The Guardian akhir Juni lalu, China kembali membuka Kedutaan Besar mereka di Ibu Kota Mogadishu setelah 23 tahun ditutup.

Pembukaan Kedubes itu menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, dimulai per 1 Juli 2014. China sempat menutup Kedubesnya karena adanya perang sipil di Somalia tahun 1991 silam.

"Alasan kedua, kini kami tengah memfokuskan untuk melakukan penarikan secara besar-besaran di Libya. Ketiga, kerjasama kami di bidang pertahanan dengan beberapa negara sedang mengalami peningkatan," ujar Guan, Rabu 23 Juli 2014.

Selain itu, lanjut Guan, faktor ekonomi turut berpengaruh.

"Kami sangat beruntung karena tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat. Ini sesuatu yang tidak dialami oleh negara-negara di kawasan Eropa. Dengan adanya kenaikan anggaran pertahanan, tentu kami berharap bisa meningkatkan kesejahteraan perwira militer," kata Guan.

Ke depan, lanjut Guan, setiap ada kenaikan anggaran di bidang pertahanan maka akan dituangkan di dalam buku putih.

Menurut kantor berita Reuters kenaikan anggaran pertahanan China tahun ini mencapai 12,2 persen menjadi 808,23 miliar Yuan. Meningkatnya anggaran pertahanan ini sempat membuat khawatir beberapa negara tetangganya.

Namun, China menegaskan mereka tidak perlu merasa seperti itu, karena sejak awal China telah berkomitmen untuk menyelesaikan konflik sengketa di Laut China Timur dan Laut China Selatan melalui jalur diplomasi dan bukan militer. 




Sumber : Vivanews

Empat Misi Jenderal China Di Indonesia

Jenderal Fan Changlong sedang berkunjung ke Indonesia sejak 23 Juli 2014.

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Republik Rakyat China Jenderal Fan Changlong berkunjung ke Indonesia pada 23 Juli 2014. Dalam kunjungannya ke RI untuk kali pertama ini, Fan membawa empat misi ketika nanti bertemu dengan beberapa pejabat tinggi Indonesia.

Demikian pemaparan yang disampaikan oleh juru bicara Delegasi dan Direktur Kantor Bidang Luar Negeri Kementerian Pertahanan China, Mayor Jenderal Guan You Fei dalam sesi pertemuan terbatas dengan media, termasuk VIVAnews di Hotel Shangrilla pada Rabu, 23 Juli 2014.

Selain membahas isu pertahanan, Fan turut berdiskusi mengenai kebijakan luar negeri China. "Jenderal Fan dijadwalkan akan berada di Indonesia selama tiga hari hingga tanggal 25 Juli 2014. Tujuan secara umum, kami ingin mempererat kemitraan antara China dan Indonesia yang telah berada di tahap kemitraan yang strategis," ujar Guan.

Selama berada di Indonesia, lanjut Guan, Fan akan bertemu dengan beberapa pejabat Indonesia, antara lain Wakil Presiden Boediono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Moeldoko.

"Melalui kunjungan ini, kami ingin mengimplementasikan konsensus kedua belah pihak dan kerjasama kedua militer kedua negara," ujar Guan.

Ada pun empat titik fokus misi Fan ke Indonesia, lanjut Guan, yaitu satu, mempererat kunjungan tingkat tinggi dan pertukaran personil kedua negara.

"Jenderal Fan akan mengusulkan untuk lebih sering meningkatkan kunjungan kedua pihak. China pun siap menerima kunjungan Menhan Purnomo jika berkunjung ke Beijing tahun ini," katanya.

Kedua, meningkatkan kerjasama di bidang militer, khususnya melawan aksi pembajakan dan mengamankan jalur pelayaran.

Sementara fokus ketiga, China ingin meningkatkan latihan militer bersama. Sebelumnya, lanjut Guan, sudah terjalin tiga kali latihan militer kedua negara.

"Tahun ini akan digelar latihan militer bersama keempat. Rencananya, latihan akan digelar di China pada bulan Oktober," kata Guan.

Melalui latihan militer bersama itu, diharapkan jumlah personel yang berpartisipasi bisa lebih banyak.

Keempat, Fan ingin meningkatkan hubungan bilateral. Selama ini, imbuh Guan, China telah terlibat dalam forum Menteri Pertahanan ASEAN Plus.

Fan juga akan membahas beberapa isu terhangat baik di tingkat regional maupun global.

Rencananya hari Kamis, 24 Juli 2014 Fan akan bertemu dengan Menhan Purnomo pada pukul 09.00 WIB di Kemenhan.



Sumber : Vivanews

Atase Pertahanan Malaysia Bertemu Wamenhan Untuk Berpamitan

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka untuk berpamitan kepada para pejabat pertahanan Indonesia, Atase Pertahanan Malaysia  untuk Indonesia Brigjen Dato’ Pahlawan Hj. Mohd. Anuar bin Rijaludin, Rabu (23/7) bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Wamenhan RI, Jakarta.
 

Pada kesempatan tersebut Wamenhan atas nama Menteri Pertahanan, RI, mengucapkan terimakasih kepada Athan Malaysia karena telah menjadi duta pertahanan Indonesia di Malaysia, dan atas hubungan kerjasama yang telah dijalin selama 4 tahun menjabat sebagai Atase Pertahanan Malaysia untuk Indonesia.




Sumber : DMC

Komandan Unit Lapis Baja Israel Tewas Di Tangan Pejuang Gaza

TEL AVIV-(IDB) : Kanal 10 televisi rezim Zionis Israel mengabarkan tewasnya seorang komandan unit lapis baja rezim itu di tangan para pejuang Palestina, Brigade Ezzeddin Al Qassam.

Pusat Informasi Palestina (24/7) melaporkan, stasiun televisi Israel, Rabu (23/7) mengumumkan, nama komandan militer Israel yang tewas itu adalah Kapten Dmitri Levitas.

 

Levitas tewas di tangan penembak jitu Brigade Ezzeddin Al Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas.

Sejak dimulainya agresi militer Israel ke Gaza, 8 Juli lalu, sampai sekarang sedikitnya 30 personel militer Israel tewas dan puluhan lainnya terluka.



Sumber : Irib

Kecanggihan Drone Perang 'Siluman' Milik Inggris

LONDON-(IDB) : Baru-baru ini Inggris telah melakukan uji coba kedua pesawat perang tak berawak, atau drone. 



Pesawat yang mempunyai nama Taranis ini mampu menjalankan pengawasan, mengumpulkan informasi intelijen, dan menargetkan serangan tempur di darat maupun udara.



Dilansir Livescience, Rabu 23 Juli 2014, menurut BAE Systems, perusahaan kedirgantaraan Inggris yang bertanggung jawab dalam produksi Taranis, mengatakan pada 15 Juli lalu, burung besi itu telah menyelesaikan serangkaian ujicoba kedua penerbangannya.



Dalam uji coba itu, para operator menilai Taranis memiliki kecerdasan sebagai pesawat perang karena didukung dengan sistem komunikasi yang aman, mesin yang terintegrasi, hingga mempunyai teknologi siluman yakni memungkinkan Taranis dapat menghindari deteksi radar musuh.



Pesawat tak berawak ini mempunyai keunggulan lainnya yaitu mampu secara mandiri untuk lepas landas, mengarah ke area pencarian sasaran, mendeteksi target yang diincar sehingga dapat melakukan perencanaan mancari yang diincarnya, dan kendaraan ini mempunyai penilaian simulasi kerusakan saat menyerang dan pasca-serangan, sebelum melakukan pendaratan otomatis.



Selain itu, Taranis mempunyai kemampuan melakukan sasaran geo-lokasi dengan mengandalkan peta elektronik onboard yang bisa mendeteksi posisi target saat GPS sinyalnya macet.



"Taranis merupakan puncak dari teknik dan desain yang dirancang oleh penerbangan Inggris," ujar BAE Systems.



Berbentuk Panah



Kepala BAE Systems pengembangan bisnis Future Combat Air System (FCAS), Martin Rowe-Willcoks, mengatakan meskipun Taranis adalah program rahasia tapi untuk beberapa rincian tentang pesawat perang itu telah dirilis ke publik.



Hal ini, karenakan perusahaan Inggris masih dalam tahap pembangunan sebagian besar teknologinya, sehingga kata BAE Systems, perusahaan AS seperti General Electric dan Triumph Group berkontribusi dalam sistem penerbangan.



Taranis berbentuk seperti panah dengan lebar sayap yang membentang secara keseluruhan sekitar 10 meter. 



Program perancangan Taranis ini mengeluarkan biaya sekitar US$316 juta, atau setara Rp3,6 triliun sejak pertama kali resmi diluncurkan pada Juli 2010.



Pada kesempatan Farnborough International Airshow pada pertengahan Juli lalu, Inggris telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Prancis untuk melanjutkan pekerjaan pada Future Combat Air System dengan enam industrinya, yang salah satunya adalah BAE Systems. 



Program tersebut akan menggelontorkan biaya US$205 juta, atau Rp2,3 triliun. 



Namun, ketika disinggun apakah kerja sama tersebut termasuk mendemonstrasikan teknologi prototipe, mereka enggan mengkonfirmasikannya. 
Sumber : Vivanews

Details Emerge Of Vietnam's C295 Purchase

JANE'S-(IDB) : The three C295 transport aircraft that Vietnam has ordered from Airbus Defence and Space (DS) are scheduled to enter service with the Vietnamese air force from 2015, IHS Jane's understands.
 
The purchase contract - thought to be secured in 2013 at a cost of about USD100 million - also includes the supply of spares, maintenance, and training to the air force, which is expected to take delivery of the aircraft at intervals of about six months.
 
It is also understood that the aircraft are being sold to Vietnam in a basic transport configuration with no additional mission systems included. Airbus DS's production of Vietnam's first C295 aircraft, which is currently under way in Seville, Spain, was revealed by IHS Jane's in June, although contract details have not previously been disclosed.




Source : Jane's

Peluncuran Pesawat F-35A Pertama Australia

WASHINGTON-(IDB) : Pesawat tempur siluman pertama dari 100 fighter Lockheed Martin F-35A Lightning II untuk RAAF (Royal Australian Air Force), resmi diluncurkan pada tanggal 24 Juli.


Seremoni penyerahan pesawat kepada RAAF dan pejabat pemerintah Australia akan dilakukan di Fort Worth facility.


Pesawat ini kemudian akan dibawa ke hanggar jalur penerbangan untuk pekerjaan terakhir sebelum penerbangan pertama, dan selanjutnya akan dikirim ke Sekolah Angkatan Udara F-35 di Lukas AFB Arizona, di mana pesawat akan dikumpulkan dengan Pesawat milik AS dan mitra negara lain pengguna F-35As untuk pelatihan.


Saat ini hanya dua pesawat F-35As yang telah dipesan (kontrak) oleh Australia, meskipun pembelian batch susulan untuk 12 pesawat juga telah dibayar. Pada pembelian mendatang, sebanyak 58 pesawat F-35As telah disetujui oleh pemerintah, dan ini akan dipesan, saat produksi pesawat yang dipesan pemerintah AS telah banyak.

Dua pilot RAAF gelombang pertama untuk pesawat F-35A akan memulai pelatihan pesawat pada akhir tahun ini dan awal tahun depan. 




Sumber : JKGR

KAI Bangun Helikopter Militer Korea Selatan

KAI Siapkan Helikopter Korea Selatan
KAI Siapkan Helikopter Korea Selatan
SEOUL-(IDB) : Badan Program Akusisi Pertahanan Korea Selatan, DAPA, menetapkan Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mengembangkan helikopter seberat 10.000 pound yang akan digunakan untuk tujuan sipil dan militer.

DAPA mengadakan rapat dewan eksekutif puncak, Selasa, 22 Juli, dan memilih KAI sebagai pemenang lelang untuk proyek tersebut. KAI mengalahkan Korean Air, bendera-maskapai nasional yang terlibat dalam produksi helikopter berlisensi dan komponen pesawat.

Kemenangan ini merupakan produksi kedua bagi KAI, yang mana telah membangun helikopter kelas medium Surion bersama Eurocopter.

KAI akan memilih partner luar negeri dalam beberapa bulan ke depan untuk bergabung membangun Light Civil Helicopter (LCH) untuk kepentingan intai maritim dan transport pada tahun 2020. Helikopter LCH selanjutnya akan dimodifikasi ke dalam versi militer – helikopter militer ringan/ Light Armed Helicopter (LAH) — yang pada tahun 2022 akan menggantikan armada helikopter tua 500MDs dan AS-1s.

Kontrak final pembangunan Helikopter LCH/ LAH dijadwalkan November berkonsultasi dengan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi. Juru bicara DAPA Baek Yoon-hyung mengatakan :”Proyek ini bukan saja meningkatkan kemampuan pertahanan kami tapi juga meningkatkan kualitas dari Industri dirgantara kami kepada pencapaian yang lebih tinggi”.

Proyek ini akan menyerap lebih dari 1 triliun won (US $ 974 juta) investasi segar dan biaya diharapkan didanai oleh pemerintah, KAI serta mitra asing.


imageKAI mengatakan pengembangan LCH maupun LAH (dual) akan membantu meningkatkan kesamaan komponen hingga 60 persen, yang mengarah kepada kestabilan dukungan logistik dan mengurangi biaya pengembangan dan pemeliharaan.

“Pembangunan bersama LCH dan LAH diperkirakan membantu mengurangi biaya keseluruhan sebesar 340 miliar Won,” kata juru bicara KAI Lee Myung-hwan.

Perusahaan ini bertujuan menjual 1.000 pesawat, dimana sekitar 600 bisa dijual di luar negeri.

Proyek helikopter diproyeksikan menghasilkan senilai 33 triliun Won untuk pendapatan dalam negeri dan dapat memberikan kontribusi hingga 50 triliun won bagi perekonomian, serta mempekerjaan 160.000 orang untuk proyek tersebut.

Menurut pejabat KAI, calon kemitraan asing adalah: AgustaWestland, Airbus Helicopter, Bell dan Sikorsky.

Airbus Helicopter, sebelumnya dikenal sebagai Eurocopter, disebut sebagai pesaing utama, karena memiliki catatan bekerja sama dengan KAI untuk mengembangkan Surion.

CEO dari KAI Ha Sung-yong mengatakan baru-baru ia menerima jaminan dari perusahaan Eropa bahwa tidak akan ada batas untuk penjualan helikopter, tidak seperti Surion, yang dibatasi untuk penjualan di Eropa.
 

Airbus Helicopter menawarkan AS365 Dauphin diperbesar, sedangkan Bell mengusulkan pembangunan helikopter yang nyaris konstruksi baru. Sikorsky menawarkan helikopter S-76 dengan badan yang lebih besar, dan AgustaWestland mengusulkan Model AW169, menurut pejabat DAPA.




Sumber : JKGR

Australia Kembangkan Rudal JSM Kongsberg

Kongsberg Group Joint Strike Missile (JSM) (grafik: devotek)
Kongsberg Group Joint Strike Missile (JSM)

CANBERRA-(IDB) : Departemen Pertahanan Australia (DoD) di Canberra seperti yang dikonfirmasi IHS Jane pada 21 Juli, mengakui Australia berupaya memperkuat keterlibatannya dalam proyek rudal udara anti kapal laut Norwegia, Kongsberg Joint Strike Missile, (JSM).


Proyek kolaborasi ini dibingkai atas dasar partisipasi kedua negara dalam program Lockheed Martin F-35 Lightning II Joint Strike Fighter. The JSM telah dikenal sebagai rudal serang presisi yang dirancang khusus untuk diangkut di dalam internal bay F-35A dan varian pesawat F-35C.

Seorang juru bicara dari Departemen Pertahanan mengatakan meskipun industri Australia sebelumnya telah berpartisipasi dalam program JSM, babak baru pembicaraan antara kedua negara terfokus pada potensi memperluas kolaborasi pada integrasi rudal JSM kongsberg ke dalam pesawat F-35. 




Sumber : JKGR

Perancis Pertahankan Penjualan Kapal Mistral Ke Rusia

PARIS-(IDB) : Perancis menegaskan dilaksanakannya perjanjian penjualan kapal perang pengangkut helikopter Mistral ke Rusia.
 

Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius pada Selasa (22/7) mengatakan, kesepakatan penjualan kapal perang Mistral telah ditandatangani pada tahun 2011 dan berdasarkan hukum internasional, perjanjian tersebut harus dilaksanakan. Demikian dilansir RIA Novosti.

 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengkritik Perancis yang menekankan realisasi perjanjian itu.

 

Pada Juni 2011, Rusia dan Perancis telah menandatangani kesepakatan senilai 1,6 miliar dolar untuk pembelian dua buah kapal perang Mistral.

 

Berdasarkan perjanjian tersebut, kapal pertama akan dikirim ke Rusia hingga akhir tahun 2014 dan kepal kedua harus diserahkan kepada Rusia pada tahun 2015.

 

Penekanan Perancis untuk melaksanakan perjanjian tersebut dilakukan ketika krisis Ukraina telah menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat.

 
Negara-negara Barat berusaha meningkatkan tekanan terhadap Rusia melalui pemberlakuan sanksi terhadap Moskow.




Sumber : Irib

KRI Jajaran Koarmabar Pasang Meriam Dan Alat Sensor

JAKARTA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) salah satu KRI jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor Koarmabar) secara resmi mulai melaksanakan pengerjaan pemasangan (Retrofit) meriam 30 mm 7 barrels berikut peralatan Sensor Weapon Command (Sewaco) baru dari Cina, di PT PAL, Surabaya.

Guna kelancaran pengerjaan pemasangan Meriam 30 MM 7 barrels, Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E., M.P.M., melaksanakan acara berbuka puasa bersama sekaligus pengajian dan pemotongan tumpeng, di Lounge Room Bintara KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376.

Sementara itu, saat acara potong tumpeng, Komandan KRI STS-376 secara simbolis menyerahkan potongan tumpeng kepada Tamtama termuda. Turut hadir dalam acara tersebut, Pjs Komandan KRI STS, Mayor Laut (P) Toni Soemarno, S.E., KKM Mayor Laut (T) M. Irwan Ridhwan, Palaksa Kapten Laut (P) Denny Firdian, beserta seluruh Perwira, Bintara dan Tamtama KRI STS-376.

Dalam kesempatan tersebut, Komandan KRI STS-376 yang merupakan alumnus Armed Forces of Philippines Command and General Staff College ini memberikan penekanan, di antaranya yaitu untuk selalu memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT di dalam setiap langkah dan tindakan, serta tetap meningkatkan kewaspadaan dan purba jaga di dalam pelaksanaan pemasangan meriam baru ini, memahami dan melaksanakan tugas secara profesional, proporsional dan penuh tanggung jawab, jangan sampai lengah serta senantiasa melaksanakan pengecekan ulang terhadap seluruh ruangan-ruangan guna mengantisipasi bahaya kebakaran maupun kebocoran.

Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan pemasangan meriam baru ini dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, seluruh ilmu pengetahuan yang telah diperoleh personel KRI STS-376 selama menjalani training di China baru-baru ini dapat diaplikasikan di dalam mengoperasikan maupun merawat semua alutsista yang dipasang meriam dan peralatan sensor jenis tersebut.

Selanjutnya, Komandan KRI STS-376 menambahkan bahwa dengan adanya pemasangan meriam dan peralatan sensor yang baru ini, akan meningkatkan kemampuan tempur KRI STS-376 sebagai salah satu unsur KRI di jajaran Satkor Koarmabar.




Sumber : Poskota