Pages

Rabu, Juli 16, 2014

Serah Terima Pesawat F-16 C/D 52ID

TUCSON-(IDB) : Tiga buah pesawat tempur dari total 24 pesawat F-16 C/D 52ID telah diserahkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada pemerintah Indonesia pada hari Senin (14/7) pukul 12.56 siang waktu setempat bertempat  di hangar Flight Test Facility Hill AFB. Pihak Amerika serikat diwakili oleh Dr Chalon Keller yg sehari-hari menjabat sebagai acting chief F-16 International Branch telah menyerahkan tiga pesawat F-16 C/D 52ID kepada pihak Indonesia yg dalam hal ini diwakili oleh Atase Udara RI Kol Pnb Beni Koessetianto. Pengadaan 24 pesawat F16 C/D-52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” ini merupakan kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 17 Januri 2012.

Ketiga pesawat terdiri dari dua pesawat F-16 D (kursi ganda) dengan nomor ekor TS-1620 dan TS-1623, serta sebuah pesawat F-16 C (kursi tunggal) dengan nomer ekor TS-1625. Turut hadir pula dalam acara penyerahan ini Maj. Gen Brent Baker selaku Komandan Hill AFB,  perwakilan dari 309 AMXG, perwakilan dari Kellstrom Industry, BAE system, Northrop Grumman, Indonesian F-16 program office Mayor Tek Subagyo serta Komandan Skadron Udara 3 Letkol.Pnb.Firman “Foxhound” Dwi Cahyono  beserta dua orang penerbang yaitu Mayor.Pnb.Anjar “Beagle” Legowo dan Mayor Pnb.Bambang “Bramble” Apriyanto . Acara berlangsung dengan khidmad dan ditandai demgan penandatanganan berita acara penyerahan yang dilanjutkan dg konferensi pers dengan media setempat.

Dalam kesempatan ini pula untuk pertama kalinya para penerbang Skadron Udara 3 melihat sosok luar dan cockpit F-16 C/D block 52 ID yang nampak baru dengan hampir semua peralatan dan layar penunjuk baru. Para penerbang mendapat penjelasan saat diberi kesempatan melihat pengerjaan pesawat-pesawat lain yang sedang di regenerasi setelah acara serah terima bahwa dibutuhkan kurang lebih 17.500 man-hour untuk mengerjakan pesawat pertama karena baru sekarang ini Depo Regenerasi dan Lockheed Martin melakukan upgrade mengganti system avionik pesawat blok 25 dengan blok 52. Untuk pengerjaan pesawat ke dua dan selanjutnya hanya dibutuhkan 15.000 man hour atau mungkin kurang setelah pabrikan mendapatkan road map pengerjaan pesawat. Acara kemudian ditutup dengan refreshment dan berakhir pukul 15.00 waktu setempat.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI I.B Putu Dunia didampingi Atase Udara RI di Washington DC, Kol Pnb Benedictus B Koessetianto dan Technical Liaison Officer Mayor Tek. Subagyo telah melaksanakan kunjungan kerja selama 2 hari di Depo Regenerasi Hill AFB, Utah pada tanggal 4-5 April 2014. Dalam kesempatan tersebut Kasau melaksanakan inspeksi ke hangar tempat regenerasi pesawat dilaksanakan. Kasau juga melihat langsung pesawat pertama (TS 1625) yang telah selesai melaksanakan upgrade dan modifikasi.

Menjelang penyerahan enam orang penerbang menjalani ground training di Tucson ANG Base Arizona. Selama menjalani kegiatan ground training baik di kelas maupun di simulator mereka mendapatkan bahwa  metode yg diterapkan sangat efektif. Pelajaran di kelas dan pelatihan di simulator ditekankan kepada pendalaman avionik apa saja yg diupgrade serta penggunaannya dalam penerbangan. Simulator di sini ada dua macam, yaitu simulator utk block 25 dan simulator utk block 42. Pelatihan para penerbang TNI AU menggunakan simulator block 42 yg dinilai lebih mendekati pada kemampuan pesawat blok 52ID kita. Kegiatan di simulator terdiri atas familiarisasi cockpit dan avionik, prosedur normal dan prosedur emergency, Air To Ground (Serangan darat) dan Air To Air (Pertempuran Udara) yang meliputi Basic Intercept, Air Combat Tactic 2 v 2 dan 2 v 4. Tujuannya  utk memperlancar penggunaan sistem avionik dan HOTAS (Hand On Throttle And Stick) sehingga penerbang mahir menggunakan pesawat dalam pertempuran tanpa memindahkan tangan dari kemudi.

Selanjutnya pada tanggal 15 Juli dua orang penerbang TNI AU akan ikut dalam penerbangan “Ferry”  jarak jauh tiga pesawat  pertama yang akan dikirim ke Indonesia. Rencananya dua pesawat F-16 D dengan nomer ekor TS-1620 diawaki oleh Col.Howard Purcell (Komandan 162 Fighter Wing) / Letkol.Firman Dwi Cahyono dan TS- 1623 diawaki Ltc. Erik Houston / Mayor. Anjar Legowo serta sebuah pesawat F-16 C  dengan nomer ekor TS 1625 diawaki oleh Maj. Collin Coatney. Selama perjalanan ketiga pesawat akan terbang.

Melintasi Samudera Pasifik dengan  mengikuti pesawat tanker KC-135 milik USAF sebagai pesawat untuk “air refueling” atau pengisian bahan bakar di udara. Rencananya penerbangan dimulai tanggal 15 juli 2014 dengan take off dari Hill AFB, Utah pada pukul 11.00 menuju  Eilsen AFB Alaska (4 jam 23 menit), selanjutnya tgl 17 Juli Dari Eilsen AFB Alaska menuju Andersen AFB Guam (9 jam 40 menit) dan leg terakhir tanggal 20 Juli dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi Madiun ( 5 jam 16 menit). Ketiga pesawat direncanakan  akan mendarat di Madiun  pukul 11.16 pada hari Minggu tanggal 20 Juli 2014.

Keenam instruktur penerbang selanjutnya mulai bulan Agustus akan melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi para instruktur penerbang  dari US Air Force (Mobile Training Team). Saat ini konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID tidak dilengkapi dengan drag chute (rem payung) sehingga untuk menyesuaikan dengan kondisi Indonesia maka pesawat-pesawat ini direncanakan akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag chute yang dilakukan tehnisi TNI AU dibantu personil Lockheed Martin pada kuartal pertama 2015.

Kemampuan operasi  dan tehnologi pesawat ini untuk saat ini dirasa sudah memadai untuk meningkatkan secara signifikan kemampuan jajaran tempur TNI AU   dalam manajemen perang udara modern. Harapan kita pada saat pesawat tempur masa depan IFX sudah bisa dioperasikan maka kita bisa  menerapkan berbagai prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID ini sehingga kita bisa menyamai dan bahkan mengungguli kekuatan udara calon lawan dan pesaing negara kita. Pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi perang udara modern yang didapat dalam pengoperasian F-16 CD 52ID akan membantu kita untuk memperbaiki perencanaan, pengadaan, pelatihan serta doktrin dan taktik perang udara TNI AU sehingga mampu menjadi tulang punggung kekuatan dirgantara nasional kita.




Sumber : TNI AU

Inspesksi Panglima TNI Di Mako Kormar



JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington menerima kunjungan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Moeldoko dalam rangka inspeksi pasukan marinir yang terlibat dalam pengamanan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 di lapangan apel Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta selatan, Rabu, (16/07/2014). Bertindak sebagai Komandan Upacara Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn.



Rombongan Panglima TNI yang tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB tersebut untuk mengecek kesiapan serta mengetahui jumlah kekuatan serta kondisi pasukan menjelang pengumuman hasil akhir pilpres pada tanggal 22 Juli mendatang.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dalam arahannya menyampaikan beberapa hal yang wajib dipedomani oleh seluruh Prajurit TNI yaitu pertama, jaga netralitas TNI. Kedua, bersikap tegas dalam setiap tindakan. Ketiga, profesianal dalam pelaksanaan tugas, dan yang terakhir menegaskan bahwa seluruh komando berada di bawah kendali Panglima TNI.

 

Pada pengamanan pilpres kali ini, Korps Marinir menerjukan sedikitnya 2901 personel dari jajaran marinir wilayah barat yang terbagi dalam tujuh Satuan Setingkat Batalyon (SSY) dan dua Satuan Khusus Setingkat Kompi (SSK), serta menyiapkan material pendukung berupa munisi, kendaraan truk dan tameng PHH.

Hadir pada acara tersebut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, M.M, Wakasal Laksdya TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., serta Perwira Staf di Jajaran Mabes TNI juga para Perwira Staf Marinir.

 

Sebelum ke Marinir, rombongan Panglima TNI juga telah menyambangi beberapa lokasi seperti Markas Kostrad Gambir, Markas Paskhas Halim, dan Mako Kopassus Cijantung.




Sumber : Kormar

Rimpac 2014, Prajurit Korps Marinir TNI AL Serbu Hawaii




HAWAII-(IDB) : Satu peleton Korps Marinir dipimpin Lettu Marinir William David Halley, Minggu (13/7) melakukan serbuan dengan kendaraan tempur (ranpur) amfibi LVT (Landing Vehicle Traked)-7 di MCTAB (Marine Corps Training Area Bellow), Bellow Beach, Hawaii.


Serbuan mekanis dalam bentuk Kerjasama Infanteri Tank (KSIT) gabungan infanteri dan ranpur Korps Marinir tersebut merupakan bagian dari skenario latihan Satgas Latma Rim of the Pasific (RIMPAC) 2014 dibawah kendali Komandan Kompi Kapten Marinir Helmy Hamsyir yang dilaksanakan di Hawaii. Kegiatan ini dalam rangka menyelesaikan perintah operasi di sasaran CLT objektif 4 (mount site 2) guna pengamanan objek vital air, dan mengamankan AO (area of operation) PLT 2 CLT 2. Selain itu juga dilaksanakan patroli sektor guna pengamanan jalur logistik dari satuan atas selama dua hari kedepan.

 


Sebelumnya pada Jumat (11/7) prajurit Korps Marinir TNI AL melaksanakan latihan pendaratan di pantai Bellow, Oahu, Hawaii. Pendaratan yang juga diikuti personel gabungan dari Amerika, Australia, dan Tonga ini melibatkan dua ranpur amfibi Landing Vehicle Traked (LVT)-7 dan 13 unit Assault Amphibious Vehicle (AVV) yang diluncurkan dari kapal perang Amerika USS Rusmore LSD-47.     

 


Pendaratan dua buah LVT-7 milik Korps Marinir TNI AL yang dipimpin Lettu Marinir Remon Dabuke, berhasil mendarat di pantai setelah menempuh jarak kurang lebih 8255 meter dalam waktu 1 jam 20 menit. Usai mendarat dilanjutkan dengan melaksanakan pertahanan/ harbouring di Marines Corps Training Area Bellow (MCTAB).


Pada waktu yang sama, di tempat berbeda, satu peleton Marinir yang dikomandani Kapten Agus Muttaqim melaksanakan HELO (Helly Operation) yang on board di kapal perang USS Peliliu LHA-5.

 


Latihan ini dilaksanakan sebagai kerjasama infanteri dan ranpur saat operasi darat untuk menguji kecepatan dan kekompakkan dalam penyerangan dan pertahanan secara cepat dan aman.




Sumber : Kormar

DAMEN Apresiasi Speed Kinerja PAL Indonesia

SURABAYA-(IDB) : Gathering yang diselenggarakan tim Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) di Bengkel Aluminium Divisi Kapal Perang PT PAL INDONESIA (PERSERO) dihadiri ratusan Insan PAL INDONESIA yang terlibat pada Proyek Perusak Kawal Rudal (PKR), Rabu siang (25/06).

Acara ini dihadiri oleh Direktur Produksi PT PAL INDONESIA (PERSERO) Edy widarto serta perwakilan manajemen, perwakilan Manajemen DSNS dan Satuan Tugas PKR TNI AL. Menurut salah satu anggota Damen, mereka tidak ingin acara gathering ini terjadi kesenjangan antara satu tim dalam mencapai tujuan bersama “One team one Goal “ layaknya slogan proyek PKR. Gathering ini dikemas sedemikian dengan pembagian sertifikat oleh DAMEN SCHELDE NAVAL SHIPBUILDING (DSNS).

Acara ini disambut dengan meriah Manager Produksi DSNS Tijs Buijs, memberikan sambutan dengan menggunakan bahasa indonesia. Dalam sambutannya, Tijs menyampaikan terkait proses pembangunan kapal PKR telah berlangsung selama enam bulan, dan merupakan waktu yang tepat sebelum Ramadhan untuk menghargai prestasi yang telah dicapai. Banyak karyawan PT PAL yang telah menerima sertifikat ToT, sertifikat lainnya akan dibagikan dan akan diadakan pelatihan lagi dalam beberapa bulan ini. Pembagian sertifikat oleh DSNS kepada 60 karyawan Welders dan Filters, diberikan oleh Direktur Produksi dan DSNS didampingi Kadiv BO SDM dan Kepala Diklat.

Kerjasama antara PT Pal dan Damen sebagai satu tim, telah mencapai tingkat kualitas yang sangat baik dalam penyelesaian proyek yang berlangsung. Tahapan penyelesaian 4 modul dari kapal pertama PKR 105 ini beriringan dengan 2 modul yang dikerjakan di Vlissingen Belanda. Sehingga ketepatan waktu kinerja (Speed) Insan PAL INDONESIA telah dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan amanah Direktur Utama dalam HUT PT PAL ke 34 (15/04).




Sumber : PAL

Ilmuwan Muda Indonesia Di Ekspedisi Mars


JAKARTA-(IDB) : Dari puluhan ilmuwan di seluruh dunia yang melamar ekspedisi ke Mars yang dilakukan The Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Bagus Nugroho terpilih ikut dalam penelitian itu.


Bagus Nugroho adalah ilmuwan muda Indonesia yang tengah studi S3 di University of Melbourne. Usianya baru 31 tahun.


Ia terpilih menjadi satu di antara 2 peneliti seluruh dunia yang mendapat kesempatan melakukan riset untuk program ekspedisi Jepang ke Planet Mars.


Pemuda asal Yogya ini akan meneliti meneliti parasut supersonic Mars yang menggunakan terowongan angin super-sonic.


Memang Bagus tidak pergi ke Mars, tetapi penelitian adalah untuk pembuktian dari penggunaan parasut supersonic Mars. Parasut ini menggunakan terowongan angin super-sonic (terowongan yang memiliki kecepatan angin, yang lebih cepat dari kecepatan suara).


Bagaimana sampai ia terpilih mengikuti ekspedisi Mars yang digelar JAXA (seperti NASA milik Amerika)? Berikut wawancara khusus dengan Bagus Nugroho secara tertulis, karena Bagus kini sudah ada di Jepang, Rabu (15/7/2014).


Bagaimana prosesnya Anda terpilih menjadi peneliti ekspedisi ke Mars, apakah mengikuti seleksi-seleksi yang ketat dan berat? 
 

Beberapa bulan lalu JAXA membuka lowongan intern research kepada mahasiswa siapapun di seluruh dunia yang merasa memiliki kualifikasi sesuai dengan yang mereka butuhkan.


Salah satu lowongannya adalah tentang menyelidiki parasut supersonic Mars menggunakan terowongan angin super-sonic (terowongan yang memiliki kecepatan angin lebih cepat dari kecepatan suara).  Prosesnya waktu itu seperti halnya aplikasi kerja, mengirim CV, dan menjawab beberapa pertanyaan mereka.


Mengenai seleksi internalnya saya kurang tahu karena itu berdasarkan internal dari JAXA. Kurang lebih sebulan kemudian mereka menghubungi saya kembali dan meminta copy passport dan data diri tambahan. Serta menanyakan beberapa pertanyaan lebih lanjut.


Beberapa minggu kemudian mereka menawarkan satu dari tiga posisi intern research bidang ini. Saya akan berada di Jepang hampir sebulan (Bagus di Jepang sejak 12 Juli 2014).


Bisa dijelaskan ekspedisi ke Mars ini dalam rangka apa? Posisi Anda sebagai peneliti apa?
 

JAXA berencana mengirim robot ke Mars pada 2020 untuk menyelidiki adanya kemungkinan kehidupan di mars (mikroba atau bakteri) serta meneliti lebih jauh mengenai planet ini.


Ada puluhan orang dari seluruh dunia yang melamar untuk mendapat kesempatan melakukan intern research ttg parasut supersonic di JAXA. Yang diterima ternyata hanya dua (awalnya saya kira tiga), saya dan satu lagi siswa dari universitas teknik terkenal di Prancis.


Posisi saya sebagai mahasiswa intern research untuk meneliti parasut supersonic Mars menggunakan terowongan angin super-sonic.


Apakah ikut ekspedisi ini berarti Anda berangkat ke Mars, atau bagaimana?
 

Bukan, saat ini belum ada rencana mengirim manusia ke sana, seperti yang ditulis di artikel dari ABC ini kemungkinan besar untuk mengirim probe.  


Dengan terpilih mengikuti ekspedisi ke Mars ini, apakah Anda membawa bendera kampus, pribadi atau Indonesia? 

Saya apply sebagai Mahasiswa Melbourne University .


Dengan background pendidikan aerodinamika, sebenarnya apa yang menjadi impian dan cita-cita Anda?
 

Saya ingin bekerja di badan antariksa atau bagian riset dan pengembangan pembikin pesawat atau apapun yang berhubungan dengan aerospace dan aerodinamik.


Banyak sudah peneliti yang melakukan penelitian tentang Mars, sebenarnya apa hal yang paling menarik dari Mars menurut kacamata Anda?
 

Saya keahliannya bukan planetary science, namun karena ini adalah salah satu object paling dekat dengan bumi selain bulan maka sangat menarik.



Apakah Anda akan berkarir di Indonesia? Kalau iya atau kalau tidak, apa alasannya?
 

Mungkin dalam waktu dekat ini saya belum bisa berkarir di Indonesia karena masih ingin mencari pengalaman dahulu di negeri orang. Selama ini saya sudah hampir 12 tahun di Australia untuk sekolah, dan belum sempat mengenyam banyak pengalaman kerja.


Kemarin saya sempat iseng apply ke dua perusahaan di Indonesia namun ditolak karena tidak sesuai dengan yang mereka cari. Keyataannya memang susah untuk orang seperti saya bekerja di Indonesia dengan latar belakang ini.


Agak sedih juga, karena kebalikannya di Australia. Yang tahun lalu ada bukaan untuk bekerja di badan riset departemen pertahanan mereka dimana kualifikasi saya sangat cocok (benar-benar persis yang mereka mau). Serta mereka langsung menanyakan ke salah satu profesor saya untuk ditawarkan ke murid-murid beliau.


Namun mereka mensyaratkan harus menjadi warga negara Australia. Karena berbagai pertimbangan saya urung untuk apply, terutama karena persyaratan menjadi warga negara Australia. Namun godaannya sangat menarik, karena selain gaji yang luar biasa tinggi (gaji awal Rp 50 juta sebulan), mereka menawarkan kami bekerja untuk meneliti dan menjadi bagian dari tim yang mendesain kapal selam militer masa depan mereka.


Keadaan di atas sedikit banyak menggambarkan betapa negara maju sangat haus akan ilmuwan-ilmuwan.


Anda menempuh pendidikan di Australia selama 12 tahun, kenapa pilihannya Australia?
 

Karena Australia dekat, Melbourne adalah the most liveable city in the world (4 tahun terakhir), serta kualitas Melbourne University yang sangat bagus. Group riset fluid mechanics Melbourne University adalah salah satu yang tertua, terbaik dan terkenal di dunia, terutama untuk mempelajari turbulent flow di bidang fluid mechanic (aerodynamic adalah salah satu cabang dari fluid mechanic).


Sebentar lagi Indonesia akan punya presiden baru, apa harapan Andaterhadap dunia pendidikan, penelitian dan aerodinamika dari presiden baru ini?
 

Saya berharap presiden baru lebih memperhatikan ristek, terutama peneliti yang di luar negeri. Panggillah mereka, dan gajilah mereka dengan layak. Beri peralatan dan kebebasan meneliti. Niscaya hasilnya akan luar biasa.


Selama saya di Australia itu yang saya rasakan, mendapatkan peralatan dan kebebasan akan memberikan hasil yang mengagumkan. Serta berilah mereka waktu dan bersabar, hasil riset tidak ada yang instant. Hasil yang kami peroleh hari ini mungkin baru dapat diaplikasikan 10 tahun mendatang. Tidak ada jalan pintas dalam sains dan teknologi.


Contoh yang mudah: Teori relativitas Einstein yang beliau kemukakan 100 tahun yang lalu baru bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat biasa pada akhir-akhir ini saja, dalam bentuk GPS di smartphone.


Menurut Anda, apakah Indonesia siap mengembangkan kedirgantaraan atau aerodinamika seperti negara lain, apa yang harus disiapkan?
 

Indonesia dasarnya sudah ada, sudah difondasikan oleh B J Habibie dan ahli-ahli sebelumnya dalam bentuk PT DI dan Lapan. Tinggal bagaimana kita mengembangkan yang sudah ada serta memberikan kesempatan kepada universitas teknik seperti ITB, ITS, Surya University, dll untuk mengembangkan bidang ini.


Biaya memang akan mahal karena perlu terowongan angin yang berkualitas, namun apabila dipusatkan di satu lokasi akan menghemat biaya. Isntitusi-institusi tersebut juga perlu di-encourage (didorong) bekerjasama dengan institusi lain yang kuat di bidang ini. Apabila di bidang saya tentang fluid mechanic dan turbulent flow contohnya seperti Melbourne University, Princeton dan Cambridge.



BIODATA


Nama: Bagus Nugroho
Usia: 31 Tahun
Status: Belum Menikah


INTERESTS


Scientific : Aerospace, astronautics, physics, history, paleontology, zoology.
Outdoor activities : Photography, radio control model, traveling.
Sports : Badminton, fencing.
Entertainment : Listening to classical rock music, watching movies, video games.


EDUCATION


2009 – 2014 : Doctor of Philosophy (Fluid Mechanics)
Mechanical Engineering, University of Melbourne
Expertise: aerodynamics, turbulent flow, flow control.
2010 – 2013 : Graduate Certificate (Commercialization)
Melbourne Business School, University of Melbourne
2010 – 2012 : Postgraduate Certificate (Nanotechnology)
Department of Continuing Education, University of Oxford
2004 – 2008 : Bachelor of Engineering (Mechanical-Honours)
Mechanical Engineering, University of Melbourne
2004 – 2008 : Bachelor of Science (Physics)
School of Physics, University of Melbourne


TRAINING CERTIFICATES


2006 : South East Asia Computer Aided Design Technologies (SEACAD)
SolidWorks Product Design (CAD Software)

2009 : MatLab Australia
MatLab Fundamentals (Mathematical Software)

2010 : LEAP Australia
Ansys CFX Introduction and DesignModeler (Fluid Software)


WORK EXPERIENCES


May 2014 – Present : Researcher at the Dept. of Mechanical Engineering – the
University of Melbourne

March 2009 – Present : “Angkasa” Aerospace Magazine,
Australian and UK Contributor

Jan 2008 – Feb 2008 : Daimler Mercedes-Benz,
Technical Department of Personal Vehicle Production

Dec 2007 – Jan 2008 : Indonesian Aerospace (IA),
Aircraft Development Center Division, Fluid Dynamic Group

Jan 2007 – Feb 2007 : Garuda Indonesia Maintenance Facility (GMF),
Engineering Division

SCIENTIFIC PUBLICATIONS


Refereed Journal Paper :

  1. E. P Gnanamanickam, B. Nugroho, M. Kozul, J.P. Monty, N. Hutchins (2014) Reorganizing energy in a turbulent boundary layer using directional surfaces. Physical Review Letter. 
  2. B. Nugroho, N. Hutchins, J.P. Monty (2013) Large-scale spanwise periodicity in a turbulent boundary layer induced by highly ordered and directional surface roughness. International Journal of Heat and Fluid Flow. 41:90 -102.


Refereed Conference Paper :

  1. B. Nugroho, E. P Gnanamanickam, Kevin, J.P. Monty, N. Hutchins (2014) Roll-modes generated in boundary layers with passive surface modification. AIAA, SciTech 2014, Maryland, United States.
  2. N. Hutchins, B. Nugroho, J.P. Monty (2012) Large-scale secondary flows in a turbulent boundary layer caused by highly ordered and directional surface roughness. 9th International ERCOFTAC Symposium on Engineering Turbulence Modelling and Measurements. Thessaloniki, Greece.
  3. K.X Oh, B. Nugroho, N. Hutchins, J.P. Monty (2012) Meandering riblets targeting spanwise spatial oscillation of turbulent boundary layer. 18th AFMC Conference, Launceston. Australia.
  4. B. Nugroho, N. Hutchins, J.P. Monty (2012) Effects of diverging and converging roughness on turbulent boundary layers. 18th AFMC Conference. Launceston, Australia.
  5. B. Nugroho, V. Kulandaivelu , Z. Harun, N. Hutchins, J.P. Monty (2010) Investigation into the effects of highly directional surface roughness on turbulent boundary layers. 17th AFMC Conference. Auckland, New Zealand.
  6. Z. Harun, V. Kulandaivelu, B. Nugroho, M. Khashehchi, J.P. Monty, I. Marusic (2010). Large scale structures in an adverse pressure gradient turbulent boundary layer. 8th International ERCOFTAC Symposium on Engineering Turbulence Modelling and Measurements. Marseille, France.


Sumber : SCTV

Training Area During RIMPAC 2014

HAWAII-(IDB) : Indonesian and U.S. Marines run out of a CH53E Super Stallion helicopter at Kahuku Training Area as part of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in the biennial RIMPAC exercise which is a multinational maritime exercise held biannually in and around the Hawaiian Islands and Southern California. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.

An Indonesian Marine looks back as a group of U.S. and Indonesian service members regroup after exiting a CH53E Super Stallion helicopter at Kahuku Training Area during Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in the biennial RIMPAC exercise which is a multinational maritime exercise held biannually in and around the Hawaiian Islands and Southern California. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.

An Indonesian Marine puts camouflage paint on Cpl. Joseph Josleyn, infantryman with 3rd Battalion, 3rd Marine Regiment, aboard USS Peleliu (LHA 5) before they fly to Kahuku Training Area as part of Company Landing Team 1 during Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in the biennial RIMPAC exercise which is a multinational maritime exercise held biannually in and around the Hawaiian Islands and Southern California. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.

Indonesian Marines walk through a grassy area to reach their objective at Kahuku Training Area as part of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in the biennial RIMPAC exercise which is a multinational maritime exercise held biannually in and around the Hawaiian Islands and Southern California. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971. 

Indonesian and U.S. Marines run out of a CH53E Super Stallion helicopter at Kahuku Training Area as part of Rim of the Pacific (RIMPAC) Exercise 2014. Twenty-two nations, 49 ships, six submarines, more than 200 aircraft and 25,000 personnel are participating in the biennial RIMPAC exercise which is a multinational maritime exercise held biannually in and around the Hawaiian Islands and Southern California. RIMPAC 2014 is the 24th exercise in the series that began in 1971.



Sumber : DVIDS

Berita Foto : Siaga Satu Tank Stormer TNI

JAKARTA-(IDB) : Sejumlah kendaraan taktis milik TNI-AD Tank Stormer, dari kesatuan Kaveleri 1 Kostrad disiagakan di depan Museum Kebangkitan Nasional, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2014). 


Kendaraan tersebut siaga dalam rangka pengamanan pemilihan presiden (Pampilpres) 2014 di Jakarta hingga 22 Juli mendatang. Warta Kota/angga bhagya nugraha.




Sumber : Tribunnews

Kasarmatim Dampingi Ketua MPR Tinjau KCR 60

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., mendampingi Ketua MPR RI Drs. Sidarto Danusubroto, S.H., meninjau Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan industri stategis PT. PAL Ujung, Suarabaya, Selasa (15/07). Turut dalam rombongan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal TNI Syafri Samsudin serta beberapa anggota DPR RI dari Komisi I, Komisi VI, Komisi IX serta pejabat dilingkungan kementrian terkait .

Pembangunan KCR ini, merupakan langkah awal untuk kemandirian alutsista khususnya bagi TNI AL. KCR-60 meter memiliki fungsi sebagai kapal patroli dengan kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara.

Selain itu memiliki kemampuan dalam pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious raid, dan lawan infiltrasi. Kapal tersebut dirancang untuk bisa dipasangi senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di bagian belakang kapal. “PT. PAL Surabaya merupakan salah satu industri strategis bidang maritim yang berada di wilayah Komplek Koarmatim”, kata Kasarmatim.

Dalam mengembangkan industri perkapalan dalam negeri PT. PAL menyandang peringkat Pemandu Utama (Lead Integrator). Kapal berkapasitas 55 orang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

“Kunjungan kerja ini dalam rangka mewujudkan industri strategis untuk meningkatkan kualitas dan standar terbaiknya untuk menghasilkan karya yang membanggakan”, kata Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto.

Pada bulan Mei 2014 yang lalu, Koarmatim telah menerima penyerahan Kapal Cepat Rudal (KCR)- 60 M ke-1, yaitu KRI Sampari-628 yang berlangsung di  Dermaga Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia Ujung Surabaya. Rabu (28/5). Kapal perang tersebut akan memperkuat Alutsista jajaran Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim, dengan komandan kapal Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni.

TNI AL bekerja sama dengan PT. PAL untuk membangun tiga unit kapal KCR-60 M, satu di antaranya adalah KRI Sampari-628 yang telah selesai dikerjakan.  Langkah tersebut  merupakan upaya guna membangun kemandirian pemenuhan alutsista sesuai dengan Undang-Undang nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Kapal jenis KCR-60 M disesain memiliki kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam menempati posisi tembak, dan mampu melaksanakan penghindaran dari pukulan balasan lawan. Selain itu, kapal jenis ini juga memiliki ketahanan bernavigasi dalam segala cuaca.  

KCR-60 M memiliki panjang 60 meter, lebar 8.10 meter, berat muatan penuh 460 ton, kecepatan berlayar 15 knot, kecepatan jelajah 20 knot max 28 knot. Kapal ini dipersenjatai meriam dan peluncur rudal,  dengan jumlah awak kapal 55 orang. 



Sumber : TNI AL

Myanmar Dan Turki Jajaki Kerjasama Dengan PT. PAL

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia mendapat pesanan dari militer Filipina untuk pembuatan kapal jenis Landing Platform Deck (LPD), setelah berhasil memproduksi Kapal Cepat Rudal (KCR) milik Kementerian Pertahanan RI.


Perusahaan juga tengah melakukan penjajagan dengan sejumlah negara untuk keperluan yang sama.

"Sudah ada dua negara yang melakukan penjajakan kerja sama. Besok, Rabu 16 Juli 2014, jadwalnya dilakukan kerja sama dengan pemerintah Myanmar. Selain itu, pemerintah Turki juga menaksir produksi kita," ujar Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto di Surabaya, Selasa 15 Juli 2014.

Dia menjelaskan, PT PAL Indonesia memang tengah melakukan penjajagan dengan sejumlah negara, di antaranya Turki dan Myanmar. "Tetapi, kami belum tahu apa saja yang dibutuhkan kedua negara itu," kata Edy.

Saat ini, PT PAL Indonesia telah memproduksi sejumlah kapal niaga, baik jenis petikemas, kargo, penumpang, tanker kimia, dan tanker minyak. Termasuk juga membuat alutsista, seperti KCR dan PKR, ditambah rencana pembangunan kapal selam.

Selain itu, PT PAL Indonesia juga mampu memproduksi EPCI Gass Compressor senilai US$43 juta.

Myanmar disebut tertarik dengan jenis kapal LPD, seperti yang dipesan Filipina dengan nilai US$90 juta. Soal jenis kapal apa yang akan dipesan Myanmar, pihaknya belum bisa memastikan. "Saat ini, kami masih melayani pesanan KCR dari Kemenhan. Dengan Myanmar masih dibicarakan besok," katanya.

Sebelumnya, pada Mei lalu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut pemerintah membutuhkan 16 unit KCR 60 meter dan 16 unit KCR 40 meter. Sementara itu, kapasitas produksi PT PAL Indonesia mampu membangun tiga unit KCR dalam setahun.

Sjafrie Sjamsoeddin disela kunjungannya, menyebut pemerintah tengah melakukan penjajagan kerjasama dengan sejumlah negara, dengan menunjuk PT PAL Indonesia sebagai lead integrator yang memiliki combat system."Pada tahun 2025 nanti, alutsista kita akan ideal. Saat ini, kita butuh peningkatan industri pertahanan, yang di dalamnya menyangkut alutsista. Apakah itu kapal, pesawat, maupun persenjataannya," katanya.



Sumber : Vivanews

Thales Kembangkan Misil Baru UAV

thales-uav

LONDON-(IDB) Thales memperkenalkan misil baru, varian precision-guided Lightweight Multirole (LLM), untuk diintegrasikan dengan unmanned air vehicle (UAV) jarak jauh, 14/07/2014.


Thales menggandeng Textron Systems sekitar 8 bulan lalu untuk mengintegrasikan amunisi 6 kg ke badan UAV, dan mereka sekarang siap membawanya ke pasar.


Misil yang dilepas dari UAV ini memiliki panjang 70 cm, lebar 7,6 cm dengan membawa hulu ledak 2 kg, untuk melakukan serangan persisi -termasuk untuk menghantam kendaraan militer- yang memiliki sistem navigasi internal, seperti semi-active laser guidance.


Juni ini telah diumumkan bahwa Thales akan mennyuplai helikopter serang AgustaWesland Wilcat Angkatan Laut Inggris, dengan misil LLM ini, terkait program the Future Anti-Surface Guided Weapons Light (FASGW-L). Misil LLM akan menyediakan rudal kelas ringan bagi Angkatan Laut Inggris, untuk menghadapi kapal boat, kapal cepat serta target kecil lainnya.


“Saat ini ada celah di market, dan ada kebutuhan untuk memenuhinya”, ujar Direktur Marketing Thales Inggris, Ricky Adair.


Adair mengatakan, UAV telah terbukti kegunaannya sebagai aset inteligen, surveillance dan reconnaissance, namun pengguna membutuhkan kemampuan tambahan dari UAV -khususnya dikaitkan mahalnya harga bantuan udara (close air support) yang menggunakan pesawat.


“Kami bekerja tanpa mengenal rasa lelah, untuk membuktikan kemampuan tersebut”, ujar Adair.


Perusahaan Thales bisa menyediakan misil LLM, 12 bulan sejak pemesanan dan saat ini segera melakukan uji coba untuk melayani konsumen potensial.

Textron adalah perusahaan UAV yang juga memasok RQ-7 Shadow untuk Angkatan Darat serta Marinir AS dan juga Aerosonde – design XMQ-19A yang digunakan Amerika Serikat. 



Sumber : JKGR

Fakta : Korut Memiliki Kapal Selam Terbanyak Di Dunia

USS Georgia

JKGR-(IDB) : Untuk membandingkan kekuatan militer negara-negara di dunia, jumlah persenjataan, personel, anggaran militer, dan faktor-faktor lainnya harus diperhitungkan. Agar lebih sederhana, kita gunakan data dari laman Global Firepower, yang merilis indeks kekuatan militer dari 106 negara berdasarkan 50 faktor, termasuk di dalamnya jumlah senjata, personel dan anggaran militer. Indeks dirilis pada April 2014.



Negara yang menempati peringkat teratas untuk total kekuatan militer tetap tidak berubah dari tahun lalu, yaitu Amerika Serikat, disusul Rusia, China dan India. Korea Utara sendiri berada di peringkat 35, jauh dibawah beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Namun yang menarik adalah Global Firepower juga merilis daftar negara dengan kekuatan kapal selam terbanyak, yang menempati peringkat teratas ternyata Korea Utara dengan 78 kapal selam, membawahi Amerika Serikat, China dan Rusia yang masing-masing 72, 69, dan 63 kapal selam.
 

Indeks ini sendiri memang fokus pada kuantitas bukan pada kualitas, tidak ada perbedaan antara kapal selam bertenaga nuklir dan diesel, juga tidak memperhitungkan jenis (serang, berkemampuan nuklir, dll), dan usianya. Artinya jika sebuah negara memiliki 2 kapal selam nuklir canggih, peringkatnya akan berada di bawah negara yang memiliki 3 kapal selam diesel, meskipun kemampuan 3 kapal selam diesel tersebut kalah jauh dari kapal selam nuklir, dan bahkan merupakan kapal selam dari era Perang Dunia II. 

Negara dengan kapal selam terbanyak
Diluar negara-negara ini tidak dilaporkan memiliki kapal selam militer.

Meskipun yang terbanyak, sebagian besar kapal-kapal selam Korea Utara ini dalam kondisi kritis dan layak pensiun. Sepertiganya adalah kapal selam dari Kelas Romeo, kapal selam bising yang tidak lagi diproduksi Uni Soviet sejak tahun 1961. Jangkauan tembaknya pun ditaksir hanya dikisaran empat mil, berbeda jauh dengan kapal selam canggih Amerika Serikat yang memiliki jangkauan tembak ratusan mil. Sedangkan kapal selam terbanyak yang dimiliki Korea Utara adalah kapal selam Kelas Sang-O, jumlahnya sekitar 40 unit lebih, juga sebagai kapal selam terbanyak yang dibangun oleh Korea Utara. 
Sumber : Artileri

TNI AU Gelar Latihan PAM ALKI II

MALANG-(IDB) : Untuk mengamankan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), Skadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, hari ini Rabu (16/7) melaksanakan Pam ALKI II yang melibatkan tiga pesawat tempur yang dimilikinya.

Pelaksanaan tugas ini diawali dengan briefing penerbangan pukul 07.00 Wib. bertempat di ruang rapat Skadron Udara 21 dipimpin oleh Mayor Pnb Heru dan dihadiri oleh Komandan Wing 2 Lanud Abd Saleh Kolonel Pnb Wayan Superman beserta para crew yang terlibat di dalam misi tersebut.

Keterlibatan pesawat tempur Super Tucano di dalam Pam ALKI II ini baru pertama kali dilakukan dan melibatkan 3 pesawat Super Tucano dengan nomor TT.3101 yang dipiloti Mayor Pnb Heru dan Lettu Tomo.

Sedangkan pesawat Super Tucano nomor TT 3102 diterbangkan oleh Kapten Pnb Yuda dan Lettu Jaya dan yang ketiga nomor TT 3104 oleh Mayor Pnb Hery dan Lettu Pnb Ilham.

Tepat pukul 09.15 Wib ketiga pesawat tersebut Take off dengan route Abd-Sempu-sasaran. Kemudian kembali dengan route sasaran Sempu-Abd.

Operasi udara pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ini merupakan program kerja Koopsau II dalam pengamanan wilayah terhadap berbagai pelanggaran.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, Skadron Udara 21 siap melaksanakan tugas operasi udara berupa patroli pengamanan ALKI II sesuai perintah Panglima Koopsau II.

Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Sungkono, S.E., M.Si. turut menyaksikan persiapan Skadron Udara 21 di dalam melaksanakan Pam ALKI II mengharapkan kepada Crew yang terlibat dalam kegiatan tersebut agar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan yang lebih penting adalah perhatikan faktor keamanan serta keselamatan terbang dan kerja dalam melaksanakan tugas dengan mentaati dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.




Sumber : TNI AU

Pelatihan Calon Awak KRI Bung Tomo Class

LONDON-(IDB) : Prajurit Koarmatim yang menjadi awak kapal perang fregate buatan Inggris menerima pembekalan teknis dari kru ahli bidang senjata, radar, mesin di Galangan Kapal di Barrow in Furness, Inggris, Selasa (15/07). Para prajurit tersebut tergabung dalam Satuan Tugas Multi Role Light Fregatte (MLRF).

Sebelumnya, para prajurit pengawak kapal perang jenis MRLF ini telah melaksanakan berbagai pelatihan dan pembekalan tentang fungsi, peran, prosedur, pengoperasian peralatan, baik secara individu maupun terintegrasi bagi para calon pengawak kapal perang ini di Kolatarmatim.

Satgas MLRF dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan.  Selama di Inggris parajurit TNI AL yang menjadi awak kapal perang itu mendapatkan berbagai macam pembekalan tentang senjata, radar, mesin dan pengetahuan struktur bangunan dan operasional kapal tersebut. “Dengan demikian diharapkan prajurit  dapat mengawaki peralatan yang berada di kapal perang itu sesuai tugasnya”, Kata Dansatgas MLRF.

Ketiga kapal MLRF tersebut rencanaya akan diserahkan oleh Pemerintah Inggris ke Pemerintah RI dalam waktu dekat sekaligus penamaan kapal perang tersebut menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Nama ketiga kapal perang tersebut yaitu KRI Bung Tomo-357, KRI Jhon Lie-358 dan KRI Usman Harun-359.

Ketiga kapal ini akan diseberangkan secara bertahap menuju tanah air . Tahap pertama Adalah  KRI Bung Tomo 357 dan KRI Usman Harun-359  sedangkan tahap kedua adalah KRI Jhon Lie-358.


Sumber : TNI AL

Puncak Latihan Tingkat Regu Yonzipur 10/2 Kostrad 2014

GRATI-(IDB) : Batalyon Zeni Tempur 10/2 Kostrad pada minggu ke-26 bulan Juli telah menyelesaikan jadwal latihan tingkat regu nya. Rangkaian latihan tingkat regu dimulai dengan Latorjabru pada awal triwulan II kemudian UTJ Jabru yang dilaksanakan di Kesatriaan Pasuruan dan Probolinggo dilanjutkan Geladi Peta Model dan Medan tingkat Regu dan puncaknya diakhiri dengan latihan taktis tingkat Regu serta UST tingkat Regu yang digelar selama 14 hari di Rahlat Puslatpur Marinir Grati.

Latihan taktis tingkat regu dimulai pada tanggal 11- 20 Juni 2014 di Home Base dan Rahlat Puslatpur Marinir Grati yang diikuti oleh 18 regu dari Kizipur A, B dan C. Dalam pelaksanaan latihan taktis tingkat regu dilaksanakan dengan sifat dua pihak di kendalikan.

Materi yang dilaksanakan dalam latihan ini adalah Banpurzi dalam pemindahan Taktis, Banpurzi dalam serangan dan Banpurzi dalam pertahanan. Sub materi yang dilatihkan adalah Lidikzi, Penyebrangan sungai, Perkubuan, Rintangan, Samaran dan Bek Air Listrik. Latihan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan secara garis besar latihan dapat berjalan dengan aman, lancar dan sasaran latihan dapat tercapai.



Untuk Uji siap tempur tingkat regu dilaksanakan pada tanggal 23 – 26 Juli 2014 di ikuti oleh 180 orang dan dilaksanakan di tempat yang sama.

Dalam pelaksanaan Uji siap tempur ini bertujuan untuk menguji kemampuan dan keterampilan tempur satuan Zeni tingkat Regu dalam melaksanakan pekerjaan tugas peleton zipur guna memberikan Banpurzi kepada satuan manuver setingkat Batalyon dalam pelaksanaan tugas operasi. Seluruh pelaku tampak bersemangat mengikuti latihan ini.

Selain dapat memelihara kemampuan yang dimiliki UST juga berfungsi untuk mengukur kemampuan personel tersebut. Dalam latihan kali ini hasil yang dicapai adalah seluruh Regu Zipur dapat 100% lulus mengikuti latihan tingkat regu tahun ini.

Untuk merangsang semangat berlatih maka pada pelaksanaan UST TK Ru kali ini kemampuan tiap-tiap regu dalam menyelesaikan setiap persoalan UST di kompetisikan.

Regu yang memperoleh nilai tertinggi diberikan penghargaan / hadiah berupa uang tunai sejumlah Rp.500.000,- sedangkan regu yang mendapat nilai terendah mendapatkan hukuman melaksanakan Hanmars sejauh ±5 KM dari daerah latihan menuju ke titik muat kendaraan



Sumber : TNI AD