Pages

Minggu, Juli 13, 2014

DPR RI Setujui RUU Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia Turki

JAKARTA-(IDB) : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui Rancangan Undang Undang tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki untuk disahkan menjadi Undang - Undang dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-32, Kamis (10/7) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan dihadiri oleh Pihak Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa serta beberapa pejabat Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait lainnya.


Menhan mengatakan dengan disetujuinya RUU tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki oleh DPR RI, maka telah terbentuk payung hukum bagi upaya kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki yang bertujuan membangun kapasitas pertahanan dan industri pertahanan yang menguntungkan bagi kedua negara.


Kerjasama di bidang industri pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki telah diwujudkan dalam bentuk Persetujuan tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki (Agreement of Defence of The Indutry Cooperation Between The Government of The Republic of Indonesia and The Government of The Republic of Turkey) yang ditandatangani di Angkara, Turki, pada tanggal 29 Juni 2010.


Beberapa bagian penting dalam RUU tentang Pengesahan Persetujuan Tentang Kerjasama Industri Pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Turki diantaranya;

  1. Kerjasama dalam bidang industri pertahanan meliputi penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan bagi ruang lingkup teknis dalam hal penelitian bersama, pengembangan, produksi dan proyek modernisasi, bantuan timbal balik dalam bidang produksi dan pengadaan produk industri dan jasa pertahanan, penjualan produk akhir, pertukaran informasi ilmiah dan teknis, partisipasi dalam pameran industri pertahanan dan simposium, serta penjualan atau pembelian yang saling menguntungkan.
  2. Pembentukan Komite Bersama dalam kerja sama industri pertahanan.
  3. Kewajiban untuk saling melindungi hak kekayaan intelektual, informasi, dokumen dan bahan-bahan yang bersifat rahasia.
  4. Komitmen kedua negara untuk mengedepankan kepentingan, keamanan dan integritas masing-masing negara.


Sumber : DMC

Bangsa Indonesia Bangsa Besar

JAKARTA-(IDB) : Kolom ini dimulai dengan pertanyaan mengapa bangsa-bangsa jajahan tertinggal dan bangsa-bangsa pewaris imperium besar tetap saja menjadi bangsa yang paling maju dan berkuasa di dunia baik politik, militer, ekonomi, maupun peradaban?

Bangsa-bangsa Barat de facto tetap menjadi penguasa dunia sampai sekarang ini. Dulu mereka menguasai dunia dengan kolonialisme dan imperialisme, sekarang tetap juga "menguasai” dunia melalui modus lain yang lebih canggih. Penguasaan tentu hanya bisa dilakukan oleh bangsa-bangsa yang kuat (strong nation), percaya diri, dan selalu punya pemimpin dengan mental penakluk (conqueror).

Jika tidak dengan kualifikasi demikian, rasanya mustahil mereka berhasil memosisikan negara-negara lain di bawah kendali kekuasaannya selama berabad-abad. Bangsa-bangsa jajahan sebaliknya dikenal, meminjam istilah Gunnar Myrdal dalam Asian Drama, sebagai soft nation, bangsa yang lembek! Sebagai bangsa yang mengalami penjajahan -mitos atau realitas- 350 tahun, bangsa Indonesia ditengarai oleh banyak pihak sebagai mengidap mentalitas inlander.

Novel-novel Pramudya Ananta Toer rasanya banyak mengangkat tema-tema ini: bangsa yang dituding -dan menuding dirinya– sebagai bangsa yang tanpa rasa kepercayaan diri yang kuat, inlander, dan bermental kalah. Anehnya, setelah satu setengah dasawarsa reformasi pun ternyata kita masih berjalan di tempat. Rasa percaya diri kita sebagai bangsa terus merosot. Buktinya, kita malah semakin suka memperolok diri sendiri ketika bicara tentang kemajuan bangsa lain.

Kita Mestinya Bisa
 
Tetapi, apakah benar kita tidak bisa menjadi bangsa yang besar? Dulu kita memang negara jajahan dan menjadi bangsa pecundang. Tetapi, kini kita meyakini bahwa negara kita ini benar-benar negara besar alias gede banget. Karena itu, kita mestinya bisa menjadi bangsa yang maju dan kuat. Bangsa ini hanya memerlukan pemimpin yang hebat dengan mentalitas conqueror.

Pemimpin yang percaya diri dan mampu membuat bangsa ini percaya diri pula. Quails rex talis grex, demikian rajanya atau pemimpinnya, demikian pula rakyatnya! Jika pemimpinnya lembek, madek mangu, dan pecundang, demikianlah pula rakyatnya. Regis ed exemplar, melalui teladan pemimpin masyarakat diarahkan! Para founding fathers kita mewariskan marwah bangsa yang kuat dan bermartabat.

Mereka mewarisi darma cinta, ilmu pengetahuan, dan militansi–tiga darma yang oleh Alain Badiou disebut sebagai syarat mutlak bagi setiap individu dalam memajukan sebuah peradaban. Mereka adalah figur-figur saleh yang penuh cinta terhadap bangsa, ilmu pengetahuan, dan militansi demi tegaknya Merah Putih di Kepulauan Nusantara. Mereka mengenal bangsa ini, sebagaimana mereka mengenal dan mencintai diri mereka sendiri.

Dengan pengetahuan, mereka merasa sederajat dengan bangsa lain, pun dengan seorang kolonial! Spirit mereka bagaikan pasukan Sparta yang berperang melawan tentara Persia. Militansi yang tak lekang oleh zaman. Sikap mental begitu penting bagi republik ini sehingga proyek kebangsaan pertama yang digemakan oleh Presiden Soekarno adalah nation and character building.

Soekarno jeli melihat, kemerdekaan politik dan ekonomi hanyalah prasyarat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Tetapi, dua hal itu tidak akan berarti jika bangsa Indonesia yang tergerus mentalitas jajahan selama tiga setengah abad tidak memiliki karakter dan jati diri bangsa yang kuat. Kecemasan Soekarno dan para pendahulu bangsa ini mengenai perlunya karakter dan jati diri bangsa juga kita rasakan.

Kita sesungguhnya adalah bangsa besar yang mempunya watak kuat. Kita mempunyai tradisi politik, ekonomi, dan sosial yang besar. Kita pernah mempunyai sejarah kerajaan dan kesultanan di Nusantara yang disegani dan dikagumi dunia karena memiliki peran strategis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, agama, dan keamanan. Kita juga mewarisi peradaban Atlantis jika kita bersetuju dengan tesis dan temuan Prof Aryos Santos dari Brasil itu. Singkat kata, kita tak boleh merasa rendah diri, minder, malu, dan merasa tak sederajat dengan bangsa-bangsa lain.

Kita tak boleh mengutuk diri dalam kesendirian dan kebodohan. Kita adalah bangsa berperadaban besar dan berkemajuan. Nenek moyang kita mewariskan keteladanan berupa rasa percaya diri (self confidence) dan percaya pada orang lain (trust) yang notabene adalah dua karakter dasar bagi suatu bangsa untuk menuju kejayaan peradaban. Dua hal inilah yang harus kita raih dan miliki kembali. Sejarah modern bangsa Indonesia sebenarnya juga bergelimang prestasi.

Kita tengok anak-anak SMA kita yang meraih penghargaan dan medali internasional dalam bidang sains dan teknologi, menyabet emas olimpiade fisika mengalahkan Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Prancis, dan negara-negara maju lain. Anak-anak Indonesia banyak pula yang berprestasi di kampus-kampus bergengsi di seluruh dunia. Mereka membuktikan bahwa bangsa kita bangsa besar yang mempunyai prestasi.

Hidupkan Cahaya Peradaban

 
Kita harus melawan stigma yang tertempel di jidat kita bahwa bangsa Indonesia berkelas sudra yang tak piawai mencapai peradaban dan keadaban tinggi. Kishore Mahbubani dalam bukunya Can Asians Think? secara tegas mengatakan bahwa bangsa Asia termasuk Indonesia memiliki asian values yang membantah mitos jika bangsa Asia itu pemalas.

Kita ini, sebaliknya, adalah bangsa yang giat dan rajin bekerja, biasa berkorban untuk sebuah mimpi dan cita-cita, tak pernah putus asa meski kegagalan kadang menyapa. Selain itu, bangsa Indonesia juga bangsa muslim terbesar di dunia yang dipengaruhi etos kerja Islam yang rasional, menghargai waktu, dan berkeinginan untuk maju. Etos Islam pada dasarnya mirip dengan spirit Protestantisme dan Calvinisme yang menjadi spirit kemajuan bangsa Barat.

Pada dasarnya agama (Islam) mengajarkan kepada umatnya untuk menggapai ”kampung dunia" dan ”kampung akhirat” secara bersamaan. Islam mengajarkan tauhid, keyakinan pada satu Tuhan, sekaligus amal saleh. Seorang muslim yang beriman adalah seseorang yang menerjemahkan keyakinannya pada pencapaian amal saleh melalui sedekah, zakat, dan infak. Itulah etos Islam yang berkemajuan dan itulah subkultur sebagian besar rakyat Indonesia yang bersifat dinamis dan gandrung pada kemajuan dunia untuk meraih surga di akhirat kelak.

Penelitian Clifford Geertz di Mojokuto (Pare, Kediri) membuktikan bahwa spirit dan etos kerja muslim pada hakikatnya adalah etos berkemajuan mirip temuan Max Weber tentang etika Protestan di Eropa Barat. Dalam konteks dan perspektif ini, yang mendesak untuk dilakukan adalah perubahan mentalitas budaya masyarakat Indonesia yang tampaknya masih jauh dari –meminjam istilah Plato– cahaya peradaban.

Bangsa Indonesia pada sejatinya memiliki semua prasyarat untuk maju dan berkemajuan: pengalaman yang sangat kaya, sejarah bangsa yang besar, dan berkali-kali jatuh bangun melakukan perubahan sistem politik dan ekonomi. Ini semua seharusnya cukup untuk mendorong bangsa ini bergerak maju dengan dinamis.

Hambatan kemajuan adalah dan hanyalah mentalitas feodalistik, minder, serta hilangnya konfidensi dan trust. Ini harus segera dipungkasi. Kita berharap demokrasi yang kini tengah mekar dan memasuki era konsolidasi dapat mentransformasi mentalitas kebudayaan bangsa yang kokoh dan berkarakter kuat yakni mentalitas rasional, tekun, dan giat bekerja dalam mencapai kemajuan yang dilandasi prinsip cinta bangsa.

Kita selalu berdoa semoga presiden baru yang janji-janjinya luar biasa hebat itu akan benar-benar mampu membawa bangsa Indonesia yang tengah berubah ini menuju sebuah perubahan transformatif, berkemajuan, dan berkeadaban. Semoga!




Sumber : Sindo

Berita Foto : Rimpac 2014, Amfibi TNI AL In Action

HAWAI-(IDB) : Pasukan Amfibi Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7). RIMPAC adalah latihan gabungan marinir terbesar di dunia yang diikuti oleh 22 negara.

Pasukan Pendarat Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).

Pasukan Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).

Pasukan Amfibi Marinir saat ikut dalam latihan gabungan RIMPAC korps marinir di Waimanalo, Hawaii (12/7).

PACIFIC OCEAN (July 08, 2014) Assault Amphibious Vehicles (AAV), assigned to the Indonesian Navy Landing Platform Dock ship (LPD 593), prepare to embark the amphibious dock landing ship USS Rushmore (LSD 47) following small boat operations during the at-sea phase of Rim of the Pacific (RIMPAC) exercise 2014.




Sumber : Merdeka

Kedatangan Leopard Dan Konsep MEF

ARTILERI-(IDB) : Sebanyak 26 unit tank tempur utama (MBT) Leopard dan 26 unit tank Marder akan tiba di Indonesia pada minggu pertama September 2014. Pengiriman tersebut merupakan pengiriman gelombang pertama dari total 130 unit tank Leopard dan 50 unit tank Marder yang dibeli Kementerian Pertahanan berdasarkan kontrak pengadaan nomor TRAK/1198/PLN/XII/2012/AD antara Kementerian Pertahanan dengan pihak Rheinmetall, Jerman. Upacara pengiriman dilakukan Senin, 23 Juni 2014, di Unterluss, Jerman, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
 

Kehadiran tank Leopard merupakan salah satu bagian dari penguatan postur pertahanan Indonesia yang digariskan untuk membangun kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) TNI dengan daya pukul dahsyat, daya gentar (deterrent effect) besar, dan mobilitas tinggi.



"Apabila penguatan angkatan udara dengan pengadaan pesawat F-16 dan Sukhoi, angkatan laut dengan pengadaan kapal selam dan kapal perusak, maka angkatan darat dengan pengadaan tank Leopard. Kita memang tidak bermaksud untuk berperang, tetapi kita harus bersiap untuk menghadapi keadaan yang tidak diinginkan," jelas Wamenhan.
 

Dalam pengadaan tank Leopard terselip muatan alih teknologi (transfer of technology). Pihak Rheinmetall setuju untuk melakukan kerja sama pembuatan amunisi dengan PT. Pindad. Dengan cara tersebut, dalam waktu dekat kebutuhan amunisi bagi tank Leopard sudah dibuat di PT. Pindad. Kedepan diharapkan tidak hanya kebutuhan tank Leopard TNI AD yang bakal dipasok PT. Pindad, melainkan juga kebutuhan untuk negara-negara di kawasan. Pihak Rheinmetall antusias menjadikan PT. Pindad sebagai basis produksi dari Rheinmetall untuk kebutuhan alutsista di kawasan Asia Tenggara.
 

Terkait dengan konsep MEF, Kemhan dan Bappenas telah membahas untuk merealisasikannya dalam tiga tahap, yaitu:



1. Tahap Pertama; 2010-2014


Penambahan skadron pesawat tempur strategis, pesawat angkut berat dan sedang. TNI AL akan mendapatkan tambahan kapal perang atas air dan bawah air (kapal selam), serta kapal patroli cepat. TNI AD memilki lebih dari 100 tank tempur utama dan puluhan kendaraan tempur infanteri, sekitar 200 panser Anoa yang akan tersebar di wilayah Indonesia, serta heli serang taktis.



2. Tahap Kedua; 2015-2019


Peningkatan kemampuan industri pertahanan dalam negeri dalam melakukan kerja sama produksi dengan negara lain. Dari berbagai kerja sama yang dilakukan diharapkan bisa dihasilkan produk-produk persenjataan baru, yang bisa semakin memperkuat alutsista TNI. Sebagai contoh, dengan Korea Selatan, disepakati pengembangan untuk pesawat tempur KFX dan pembangunan kapal selam.


3. Tahap Ketiga; 2020-2025

Mengarah pada pembentukan kekuatan ideal. Pada periode ini kemampuan industri terus berkembang dan kerja sama yang dilakukan dengan negara lain ditujukan kepada alutsista yang lebih maju dan berteknologi tinggi.




Sumber : Aritleri

Rusia Siap Ekspor Rudal Iskander Dan

Sistem rudal Iskander-M

MOSCOW-(IDB) : Sistem rudal balistik Iskander-E siap untuk diekspor, menunggu keputusan otoritas negara Rusia, Valery Varlamov, kepala delegasi Rusia dalam pameran pertahanan MILEX 2014 di Minsk, Belarus, mengatakan kepada RIA Novosti, Kamis, 10 Juni 2014.
 

"Iskander-E (Kode NATO: SS-26 Stone) siap dikirimkan ke negara lain, juga (sistem rudal pertahanan udara) S-400 Triumph (Kode NATO: SA-21 Growler), tapi otoritas negara harus menyetujuinya terlebih dahulu," kata Varlamov kepada RIA Novosti.
 

Delegasi Rusia ini mengatakan bahwa negaranya siap mengirimkan sistem rudal balistik Iskander-E untuk negara manapun, tentunya jika ada keputusan seperti dari presiden atau pemerintah.
 

Beberapa tahun lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa sistem rudal pertahanan udara S-400 hanya akan diproduksi untuk kepentingan Rusia. Bahkan seandainya mitra Rusia seperti Belarus dan Kazakhstan menginginkannya, baru bisa menerimanya setelah sistem rudal S-400 melengkapi Rusia, kata Kementerian Pertahanan.
 

"Selama ini memang belum ada pernyataan di depan publik terkait kemungkinan penjualan sistem rudal Iskander ke negara lain, tetapi dalam prakteknya situasi sama," ujar seorang sumber di kompleks industri militer Rusia mengatakan kepada RIA Novosti.



Iskander adalah salah satu sistem rudal serang yang paling kuat di negara itu, digunakan oleh Angkatan Darat Rusia. Rudal Iskander berkemampuan nuklir dan mampu melibatkan berbagai target seperti unit militer dan pusat-pusat komando bawah tanah musuh.


Peluncuran rudal IskanderSistem rudal Iskander berhasil diujicoba pada tahun 2007. Angkatan Darat Rusia saat ini menggunakan sistem rudal Iskander varian M dan K. Sedangkan Iskander-E adalah versi ekspor, dengan hanya satu roket pada peluncur rudal balistiknya, bukan dua, dan jaraknya hingga 280 km (Iskander-M berjangkauan 400 km). Iskander-E berdimensi panjang panjang 7,3 m, diameter 0,92 m, bobot 3,8 ton dan kecepatan 2.100 m/detik.



Rudal Iskander juga dibekali kemampuan untuk menarget ulang targetnya selama penerbangannya, sehingga memungkinkan baginya untuk menyerang target-target bergerak (termasuk kapal). Iskander juga dibekali teknik manuver mengelak yang membuatnya sulit ditargetkan sistem-sistem pertahanan rudal musuh.


Rudal Iskander-E mampu membawa hulu ledak hingga 700 kg dari beberapa varietas, dan memiliki probabilitas kesalahan (melingkar) hanya sekitar lima meter. Senjata yang mematikan untuk lapangan udara, titik-titik logistik, dan infrastruktur. Laman nationalinterest.org sendiri dalam sebuah artikelnya menempatkan rudal Iskander sebagai satu dari lima senjata Rusia yang patut ditakuti oleh NATO.




Sumber : Artileri

3 Pesawat F-16C/D Akan Tiba Di Madiun 20 Juli 2014

TUCSON-(IDB) : Akhirnya pesawat F-16 C/D 52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” akan tiba bergabung menjadi tulang punggung pengawal dirgantara kita. Pesawat ini akan memperkuat jajaran TNI AU dengan 5 buah pesawat F-16D (kursi ganda) dan 19 pesawat F-16C kursi tunggal. Enam instruktur penerbang tempur F-16 A/B Skadron Udara 3 TNI AU saat ini sedang mengikuti latihan konversi pesawat F-16 C/D Block 52ID di Tucson ANG Base Arizona Dibawah pimpinan Letkol.Pnb.Firman “Foxhound” Dwi Cahyono (40 th) para instruktur penerbang ini menjalani latihan “Differential Training” F-16 C/D di Tucson Arizona mulai tanggal 30 Juni hingga 11 juli 2014.


Selanjutnya pada tanggal 15 Juli dua orang penerbang TNI AU akan ikut dalam penerbangan “Ferry” jarak jauh tiga pesawat pertama yang akan dikirim ke Indonesia yaitu sebuah pesawat -16 C (kursi tunggal) dengan nomer ekor TS 1625 dan dua pesawat F-16 D (kursi ganda) dengan nomer ekor TS 1623 dan TS 1621. Selama perjalanan ketiga pesawat akan terbang melintasi Samudera Pasifik dengan melaksanakan “air refueling” atau pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker KC 135 milik USAF. Rencananya penerbangan dimulai dengan take off dari Hill AFB, Utah pada pikul 11.00 menuju Eilsen AFB Alaska (4 jam 23 menit), selanjutnya tgl 17 Juli Dari Eilsen AFB Alaska menuju Andersen AFB Guam (9 jam 40 menit) dan leg terakhir tanggal 20 Juli dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi Madiun ( 5 jam 16 menit). Ketiga pesawat direncanakan akan mendarat di Madiun pada tanggal 20 Juli 2014 pukul 11.16.


Keenam instruktur penerbang selanjutnya mulai bulan Agustus akan melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi para instruktur penerbang dari US Air Force (Mobile Training Team). Karena konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID tidak dilengkapi dengan drag chute (rem payung) maka pesawat-pesawat ini direncanakan akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag chute yang dilakukan tehnisi TNI AU dibantu personil Lockheed Martin pada kuartal pertama 2015.


Pengadaan 24 pesawat F16 C/D-52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” ini merupakan kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 17 Januri 2012. Pelaksanaan regenerasi meliputi structural/airframe upgrade pesawat Block 25 hingga mencapai masa usia pakai (service life) optimal. Disisi lain modernisasi avionic dan engine pesawat akan meningkatkan kemampuan menjadi setara dengan F-16 block 52. Seluruh mesin pesawat tipe F100-PW-220/E menjalani upgrade di sehingga menjadi baru kembali. Seluruh pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka “airframe” serta sistem “avionic” dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah. Rangka pesawat diperkuat, cockpit dierbarui, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi menjadi baru dan system computer baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali dengan kemampuan jauh lebih hebat.


Upgrade Pesawat F-16 C/D 52ID ini tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52, terutama pemasangan Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+, Improved Data Modem Link 16 Block-52, Embedded GPS INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi GPS dan INS , Electronic Warfare Management System AN/ALQ-213, Radar Warning Receiver ALR-69 Class IV, Countermeasures Dispenser Set ALE-47 untuk melepaskan Chaff/Flare. Sedangkan kemampuan radar AN/APG-68 (V) ditingkatkan agar mampu mendukung peralatan dan system baru yang dipasang.


Dalam operasi udara niscaya kemampuan pesawat ini cukup handal, untuk urusan pertempuran udara mampu membawa rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C sehingga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan pesawat F-16 C/D Block 50/52. Sedangkan untuk sasaran darat dan perairan pesawat ini membawa persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar). Peralatan Improved Data Modem Link 16 memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain atau radar darat, radar laut atau radar terbang.


Yang paling penting peswat dilengkapi peralatan pemandu navigasi yang terbaru memadukan INS/GPS sehingga akurasi sangat tinggi. Head Up Display layar lebar terbaru akan dipasang yang kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google yang akan menjadi kelengkapan kita. Pesawat juga akan dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti Sniper/ Litening untuk operasi tempur malam hari seperti layaknya siang disamping mampu melaksanakan missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan udara musuh.


Selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerjasama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equipment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmount Improve Avionic Intermediate System ), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precision Measurement Equipment Laboratory).


Pesawat-pesawat F-16 C/D-52ID tersebut akan melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin untuk menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung Air Power kita demi menjaga Keamanan Nasional Indonesia.


Dilengkapi sistem avionic dan senjata udara modern serta kemampuan daya jangkau operasi lebih dari 700 km maka pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran baik siang atau malam disemua tempat di luar atau dalam wilayah kedaulatan kita. Kemampuan dan tehnologi pesawat ini sudah memadai untuk meningkatkan secara signifikan kemampuan kita dalam manajemen perang udara modern. Harapan kita pada saat pesawat tempur masa depan IFX sudah bisa dioperasikan maka kita bisa menerapkan berbagai prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID ini. Pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi perang udara modern yang didapat akan membantu kita untuk memperbaiki doktrin dan taktik perang udara untuk menjadi tulang punggung kekuatan dirgantara nasional kita.




Sumber : TNI AU

Senjata NATO Yang Perlu Diwaspadai Rusia

ARTILERI-(IDB) : Seandainya terjadi perang antara NATO dan Rusia, karena konflik di Ukraina atau konflik lainnya, perhatian semua orang akan fokus untuk membandingkan kekuatan tempur AS dibandingkan Rusia. Tapi tunggu dulu, Amerika memang anggota NATO tapi Amerika tidak berada di benua Eropa. Diluar keikutsertaan Amerika dalam perang NATO-Rusia, dibawah ini adalah 5 senjata NATO yang patut dikhawatirkan Rusia, yang diungkapkan oleh laman National Interest:


Tank Challenger 2 Inggris

Tank Chalenger 2
Tank Chalenger 2
Menjadi tulang punggung kekuatan tank Inggris, Challenger 2 akan berada di garis depan ketika terjadi konflik NATO dengan Rusia.
Bodi Tank Challenger 2 terlindungi dengan Dorchester (sebutan lain untuk lapis baja komposit Chobham), dan dipersenjatai dengan meriam 120 mm. Tank ini memiliki kecepatan off-road sekitar 40,2 km per jam.

Mengingat tank-tank modern saat ini belum pernah berhadapan langsung di medan tempur, namun analis menilai Challenger 2 merupakan tank terbaik untuk menghadapi tank-tank Rusia. Dengan bobot di kisaran 63 ton, Challenger 2 masih lebih berbobot dibandingkan tank T-72 Rusia yang 40-50 ton, termasuk T-72B3 dan T-90.

Bobot yang unggul memang belum menunjukan Challenger 2 unggul atas tank Rusia dalam hal kinerja tempur. Tapi yang jelas ketika sudah saatnya berhadapan, tank Rusia berarti akan menghadapi tank tempur utama yang memiliki lapis baja dan persenjataan yang canggih.

Tapi seperti biasa, musuh terbesar militer Inggris adalah dari dalam negeri. Pada tahun 2010 lalu, kebijakan pemotongan anggaran pertahanan telah memaksa Inggris memangkas 40% armada tanknya, menempatkan Inggris kini hanya memiliki 227 tank Challenger 2. Rencana Inggris untuk mengupgrade dan memperpanjang usia pakai Challenger 2, termasuk mengganti meriamnya dengan smoothbore, kini menguap di udara. Rusia mungkin akan berhadapan dengan tank-tank mematikan Inggris ini, tapi tentunya dengan jumlah yang tidak besar.


Kapal Selam Tipe 212 Jerman

Kapal selam Tipe 212 Jerman
Kapal selam Tipe 212 Jerman
Jika terjadi perang antara NATO dan Rusia, Angkatan Laut Rusia akan berhadapan dengan kapal selam ultra-quiet Tipe 212 Jerman. Tipe 212 juga dimiliki oleh Angkatan Laut Italia dengan nama Todaro.
Tipe 212 yang berbobot benaman 1.830 ton (saat menyelam), dilengkapi dengan sistem air-independent propulsion (AIP) yang memungkinkannya untuk tetap menyelam dalam waktu yang lama. Sementara kapal selam U-Boat Jerman saat Perang Dunia II berjalan lambat ketika menyelam, Tipe 212 bisa berjalan dengan kecepatan 37 km per jam.

Tipe 212 dipersenjatai dengan torpedo DM2A4 wire-guided, serta torpedo Blackshark dan WASS A184 Mod.3. Tipe 212 juga direncanakan akan dilengkapi dengan rudal IDAS (pengembangan dari rudal IRIS-T), yang ditembakkan dari tabung torpedonya untuk memukul target di udara, darat dan laut. Kapal selam Tipe 212 akan menjadi salah satu senjata NATO yang harus diperhitungkan Rusia.


Eurofighter Typhoon

Eurofighter Typhoon
Eurofighter Typhoon
Berbicara tentang perbandingan kekuatan tempur udara NATO dan Rusia pasti akan mengarah ke pernyataan "F-22 akan berhadapan dengan Su-35." Namun, karena hanya AS yang menggunakan F-22, pilot Rusia tampaknya lebih mungkin akan berhadapan dengan jet tempur Typhoon, bukan Raptor.
Typhoon saat ini digunakan oleh Angkatan Udara Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol. Inggris dan Jerman merupakan anggota NATO yang lebih mungkin menghadapi Rusia di Eropa Timur. Meskipun bukan jet tempur siluman seperti Raptor, namun Typhoon dinilai lebih "dogfighter" ketimbang F-22.

Bersenjatakan kanon 27 mm dan berbagai rudal, seperti Sidewinder, AMRAAM dan Meteor untuk pertempuran udara-ke-udara, dan rudal Taurus dan Storm Shadow untuk target di darat, Typhoon menjadi lawan yang harus dikhawatirkan Rusia. Mengingat Su-35 Rusia adalah jet tempur "super manuver," pertempurannya dengan Typhoon akan menarik.


Eurocopter Tiger

Eurocopter Tiger
Eurocopter Tiger. Gambar
Kecil, dan bobotnya hanya sekitar 60% dari helikopter AH-64 Apache AS, Eurocopter Tiger adalah hasil pengembangan bersama Perancis-Jerman yang mulai dioperasikan pada tahun 1991. Helikopter serang ini digunakan oleh Perancis, Jerman, Italia dan Australia.
Dengan kecepatan sekitar 290 km per jam, berbagai versi helikopter Tiger dipersenjatai dengan rudal anti tank Hellfire, Spike, PARS 3 and HOT 3, rudal udara ke udara Mistral dan roket Hydra 70 dan SNEB untuk serangan ke darat.

Tiger telah terjun dalam beberapa pertempuran terbatas selama operasi Perancis dan Jerman di Afghanistan dan Libya. Ketika perang NATO dan Rusia terjadi, Tiger patut dikhawatirkan armada tank Rusia.

Rudal Spike Israel

Mengapa rudal Israel ini masuk dalam kategori senjata NATO yang mematikan? Tidak lain karena rudal Spike digunakan oleh banyak anggota NATO, seperti Belgia, Inggris, Kroasia, Jerman, Italia, Belanda, Polandia, Portugal, Slovenia, dan Spanyol.
Spike yang bisa diluncurkan dari helikopter dan man portable ini adalah rudal anti tank fiber-optic wire-guided berhulu ledak tandem dengan dua shaped charges, yang pertama akan meledakkan lapis baja reaktif pada tank, dan kemudian menembus baju besi tank. Tersedia dalam berbagai versi, jarak pendek, menengah dan jarak jauh. Spike dapat menghantam target pada jarak 800 m hingga 8 km.
Sumber : Artileri