Pages

Rabu, Juli 09, 2014

Rusia Berhasil Uji Coba Rudal S-500

MOSCOW-(IDB) : Rusia berhasil melakukan uji peluncuran rudal pencegat jarak jauh yang akan menjadi bagian dari sistem rudal pertahanan udara baru generasi kelima "S-500," kantor berita Rusia ITAR-TASS melaporkan Senin, 7 Juni 2014.
 

ITAR-TASS mengutip pernyataan seorang sumber anonim di Kompleks Industri dan Pertahanan Rusia, mengatakan bahwa peluncuran dilakukan pada akhir Juni.
 

"Semua tujuan dan tugas yang ditetapkan dalam even ini terpenuhi sepenuhnya," kata sumber anonim seperti dikutip ITAR-TASS.
 

Sebagai bagian dari program modernisasi pertahanan Rusia yang sudah didanai sampai tahun 2020, gabungan perusahaan pertahanan Rusia, Almaz-Antey, saat ini sedang mengembangkan sistem rudal pertahanan udara generasi baru S-500.



S-500 dikembangkan untuk melampaui kemampuan sistem rudal pertahan udara S-400 Triumph (rival dari sistem pertahanan rudal AS "RAS-3" - model terbaru dari sistem rudal pertahanan udara Patriot) yang saat ini sudah digunakan militer Rusia. S-500 sendiri bukanlah merupakan upgrade dari S-400, dan S-500 akan disebarkan bersama S-400.


Dengan perkiraan jangkauan deteksi 600 km, sistem rudal permukaan ke udara ini dirancang untuk mendeteksi dan mencegat sepuluh target aerodinamis dan rudal balistik antarbenua secara simultan yang terbang dengan kecepatan tujuh kilometer perdetik di ketinggian berapapun (beberapa laporan menyebutkan hingga 400 km). Selain itu S-500 juga dirancang untuk mencegat rudal jelajah hipersonik, dan sebagai senjata pertahanan dari pesawat airborne early warning and control, airborne warning and control system, dan jamming.



Sebelumnya, seorang pejabat tinggi di Kementerian Pertahan Rusia mengatakan bahwa S-500 akan mulai diproduksi selambat-lambatnya tahun depan, dan pada laporan lain disebutkan bahwa S-500 akan mulai disebarkan pasukan pertahanan udara Rusia mulai tahun 2017.




Sumber : Artileri

F-16 C/D TNI AU Bisa Setara F-16 C/D Block 52...???

TUCSON-(IDB) : Pesawat tempur F-16 C/D yang saat ini sedang di-upgrade di Hill AFB memiliki nama resmi F-16 C/D k 52 ID, memang akan memiliki kemampuan dalam banyak hal setara F-16 Block 52,  khususnya kecanggihan avionik, kemampuan tempur, dan jenis persenjataannya. Seluruh pesawat hibah sebelumnya digunakan AU AS dan sudah disimpan dengan baik di Davis Monthan AFB/AMARG (Aerospace Maintenance & Regeneration Group) di gurun yang sangat kering sehingga sangat ideal sebagai tempat penyimpanan pesawat AU AS. Sementara seluruh mesin pesawat F-16 C/D 52ID yaitu F100-PW-220/E menjalani upgrade di pabrik Pratt & Whitney di Old Kelly AFB, sehingga memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

Sebetulnya F-16 C/D 52ID F-16 berdasarkan F-16 C/D Block 25 yang memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15 A/B OCU yang kita miliki. F-16 C/D 52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 lbs dan mesin jet turbo fan yang sama yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga  memiliki thrust to weight ratio 0,64. Beda dengan F-16 C/D Block 52 yang mempunyai berat kotor maksimum 52.000 lbs dan didorong mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs yang memiliki T/W ratio 0,56.  Dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek, F-16 TNI AU dengan T/W ratio lebih besar memiliki kelincahan lebih baik dari F-16 Block 52.

Selanjutnya pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka serta sistem avionik dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center di Hill AFB, Odgen, Utah. Rangka pesawat diperkuat, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua sistem lama direkondisi menjadi baru dan sistem baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali, siap menjadi pesawat baru dengan kemampuan jauh lebih hebat dari saat kelahirannya.

Menyangkut peningkatan kemampuan memang F-16 C/D Block 52 dengan daya dorong lebih besar mampu mengangkut senjata lebih berat dan bisa dipasang Conformal Fuel Tank di punggung dan menggotong drop tank 600 gallon sehingga bisa terbang lebih jauh. Namun untuk urusan pertempuran udara, dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T  (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, jelas F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan Block 50/52.

Bahkan dipastikan dalam duel jarak dekat, F-16 C/D 52ID TNI AU mampu mengungguli Block 50/52 soal kelincahan.Untuk serangan permukaan darat dan perairan, F-16 ID juga mampu menggotong persenjataan kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, ACMI Pod serta mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh.  Improved data modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.

Upgrade F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52, di antaranya memasang Mission Computer MMC-7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+ dan bahkan F-22, dilengkapi komputer sistem kemudi (FLCS) digital, sepasang Multifunction Displays Berwarna block-52, HUD lebar block-52 dengan kemampuan night vision,  digital terrain system & Digital Moving Map block 52, color cockpit camera block-52, throttle grip & side stick controller Block-52, countermeasures management switch to control ALE-47, voice message unit untuk collision avoidance system dan ground avoidance advisory function Block-52.

Pemindahan landing/taxi lights ke nose landing gear door untuk memberi tempat pada targeting pod, improved data modem link 16 Block-52, embedded GPS INS (EGI) block-52  yang menggabungkan fungsi GPS dan INS, common data entry electronics unit Block-52,  AN/ALQ-213 electronic warfare management system, ALR-69 Class IV radar warning receiver,  ALE-47 countermeasures dispenser set untuk melepaskan chaff/flare serta pemasangan instalasi drag chute Block-52 yang akan dipasang di Indonesia.

Sementara radar AN/APG-68 (V) di-upgrade software agar meningkat kemampuannya sesuai mission computer 7000A. Prinsipnya F-16 C/D 52ID TNI AU menjalani program The Common Configuration Implementation Program (CCIP) seperti yang dilakukan pada F-16 CD Blok 40/42 AU AS agar meningkat menjadi standar Blok-50/52.

Semua F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam. Hal ini memungkinkan pesawat dipakai 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2.000 jam atau 10 tahun masa pakai.

Pada saat usia pakai F-16 C/D 52 ID berakhir maka diharapkan Indonesia sudah memiliki armada pesawat tempur modern  masa depan generasi 4,5 atau generasi 5. F-16 C/D 52ID ini merupakan jembatan yang sangat baik untuk membawa Indonesia selangkah lebih maju, tidak hanya menghasilkan penerbang dan teknisi yang mahir, namun juga membawa kita untuk bersama-sama menguasai teknologi, manajemen, dan taktik pertempuran udara modern, khususnya dalam operasi gabungan dengan alutsista lain di darat, laut dan udara. Sehingga tahu apa yang diperlukan Indonesia untuk membangun air power yang kuat.




Sumber : Angkasa

SKIPI Kapal Anti Ilegal Fishing Produksi Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menganggarkan dana ratusan miliar rupiah untuk pengadaan kapal canggih berukuran besar atau Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia atau SKIPI. Kapal ini akan difungsikan untuk memberantas praktik pencurian ikan (illegal fishing) di perairan laut Indonesia.

KKP telah memesan 4 buah kapal SKIPI dari salah satu produsen kapal laut di dalam negeri, PT Daya Radar Utama. Proses pemesanan sudah berlangsung sejak tahun 2013 dengan nilai kontrak satu kapal mencapai Rp 140 miliar atau totalnya Rp 560 miliar.

"Kita bangun 4 kapal SKIPI. Satu kapal nilainya Rp 140 miliar," kata Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Syahrin Abdurrahman saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung Minabahari III, Kantor Pusat KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/07/2014).

Kapal SKIPI ini termasuk kapal besar dengan panjang 60 meter. Kapal ini mayoritas dibuat dengan bahan baku baja asli yang kuat dan tahan lama. Teknologi yang digunakan pun cukup canggih, kapal dilengkapi sonar dan penginderaan jarak jauh serta mesin handal buatan MTU Jerman.

"Kita lihat ya spesifikasinya. Satu kapal SKIPI ini nilainya sama seperti kita bangun GMB (Gedung Mina Bahari) IV. Spesifikasinya hebat. Bahkan banyak orang menganggap mesin yang digunakan paling hebat, kita pakai MTU Jerman ini paling hebat. Kita panggil pakar ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Mesin MTU itu digeber 10 jam nonstop masih meringis-ringis," paparnya.

Kapal ini nantinya akan disebar kedua wilayah perairan Indonesia yaitu bagian Timur dan Barat Perairan Indonesia. Wilayah operasi mencakup spot zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia yang rawan tindakan illegal fishing.

Daerah-daerah itu mencakup Laut Arafura dan Utara Laut Sulawesi (Timur Indonesia) dan Barat Natura serta Laut China Selatan terutama segitiga emas antara Indonesia, Malaysia dan Thailand.

"Intinya kita harus lebih pintar. Kalau kita lebih rapi, kecil kemungkinan terjadi pelanggaran di laut," cetusnya.

Spesifikasi Kapal SKIPI

Empat kapal SKIPI ini mampu tahan berlayar hingga 14 hari karena memiliki ukuran tangki bahan bakar yang lebih besar. Daya bertahan ("endurance") itu jauh lebih tinggi dari 27 kapal patroli pengawas yang kini dioperasikan Ditjen PSDKP yang hanya mampu bertahan dua hari sebelum harus mengisi ulang bahan bakar.

Dengan daya tahan yang cukup lama, empat kapal SKIPI ini diharapkan dapat melakukan patroli semaksimal mungkin dan menjaga potensi perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) daerah Timur dan Barat Indonesia.

"Rencananya dua ditempatkan di wilayah Timur (Stasiun Tual) dan Barat (Stasiun Batam atau Pontianak)," ujar Direktur Kapal Pengawas Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Halomuan.

Kemudian, jarak pantauan radarnya bisa mencapai 120 mil laut (1 mil : 1,8 kilometer), dibandingkan kapal patroli biasa yang hanya 36 mil laut. Kapal yang didesain ini memiliki kecepatan 26 knot.

Posturnya pun lebih gagah dengan panjang 60 meter, dibandingkan kapal patroli biasa yang berukuran 42 meter.

"Akan terdapat ruang laboratorium yang lebih luas dan juga ruang tahanan (untuk nelayan ilegal yang ditangkap)," ujar dia.




Sumber : Detik

Apresiasi Eropa Kepada Model Kerjasama Airbus PT. DI

MADRID-(IDB) : Apresiasi Eropa kepada Model Kerjasama Airbus-IndonesiaPola kerjasama Airbus Defence and Space dan PT Dirgantara Indonesia kembali mendapat apresiasi internasional. Airbus Defence and Space, Head of Military Aircraft, Domingo Urena Raso, mengungkap pujian itu di hadapan puluhan wartawan kedirgantaraan dunia, sembari menjelaskan bahwa kerjasama kedua pihak merupakan model kerjasama bisnis dan industri yang mampu memelihara dan memenuhi kebutuhan pasar regional.

Ketika angkatan udara di berbagai negara Eropa menghadapi masalah pemotongan anggaran, combined customer base yang dibangun di luar Eropa, seperti PT Dirgantara Indonesia, justru mampu memberi harapan yang lain. Potensi pasar juga tampak bersinar di Timur Tengah dan Amerika Latin. Dalam beberapa tahun terakhir, pemotongan anggaran membuat banyak pemerintahan selektif dalam menentukan pilihan alutsista, termasuk untuk pesawat militer. Kini, mereka cenderung memilih pesawat yang mampu melakukan aneka ragam misi.

Berikut laporan langsung wartawan Angkasa Adrianus Darmawan dan Dudi Sudibyo dari ajang Airbus Defence and Space Trade Media Briefing (TMB) 2014, 10-11 Juni lalu di Sevilla dan Madrid, Spanyol. Di bagian lain, dari ajang Airbus Innovation Days 2014 di Toulouse, Perancis, Dudi Sudibyo juga menyampaikan perkembangan terkini pertarungan dua raksasa besar produsen pesawat komersial badan besar, Airbus dan Boeing.

Pernyataan Domingo Urena Raso pada jamuan makan malam di sebuah daerah sejuk di pinggiran kota Sevilla itu jelas bikin puluhan wartawan penerbangan dunia terhenyak. Tak terkecuali Angkasa. Pasalnya, industri pesawat terbang terbesar di dunia ini bukanlah yang terhebat di antara 22 subsidiaries yang berdiri di berbagai negara. Kenapa justru PT Dirgantara Indonesia (DI) yang diunggulkan? Adakah keunikan khusus dari pabrik pesawat yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat ini?

Seperti biasa, pimpinan Airbus yang dikenal supel itu tak langsung menerangkan gamblang. Namun, dari paparan taktisnya terjelaskan berbagai hal. Menurutnya, DI bisa dijadikan model karena, pertama, didirikan atas dasar kesepahaman bilateral, dan, kedua, dalam perjalanannya, meski diwarnai berbagai rintangan, telah ikut mengembangkan pasar yang cukup unik di kawasannya. DI begitu menarik perhatian negara-negara di sekitarnya karena memproduksi pesawat transpor militer badan kecil/menengah yang bisa digunakan untuk berbagai misi.

Kerjasama telah dimulai sejak 1976, ketika Airbus Defence and Space yang bermarkas di Spanyol masih bernama CASA (Construcciones Aeronauticas SA). Diawali pembuatan pesawat badan kecil berlisensi C-212 Aviocar, kini kerjasama dengan DI telah meningkat dengan produk yang masih tetap populer, yakni pesawat transpor badan menengah CN235 dan C295. Selain bisa digunakan untuk misi standar angkut pasukan, keduanya juga bisa didayagunakan untuk misi bantuan kemanusiaan, patroli maritim, pemantauan lingkungan dan lain-lain. Belakangan C295 sudah bisa dipesan dalam versi airborne early warning.

Sampai saat ini, CN235 yang pertama kali diperkenalkan pada 1988, masih tetap digemari berbagai operator di kawasan Asia. Seperti dikatakan Direktur Komersial dan Restrukturisasi DI, Budiman Saleh. “CN-235 masih tetap jadi favorit, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Pesawat ini dibeli Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Brunei, Uni Emirat Arab, Pakistan, Senegal dan lainnya.” (Kompas (15/2/2014).

Hingga kini, lebih dari 270 unit CN235 telah terjual ke berbagai negara. Selain dibeli berbagai operator di wilayah Asia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan, pesawat ini juga dibeli sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara. Sementara C295, tercatat lebih dari 120 unit telah terjual. Berkat peraihan total market-share mencapai 58 persen antara 2005 sampai 2014, kedua pesawat selanjutnya tercatat sebagai market-leader di kelas transpor menengah.

Selain dengan Airbus DS, DI juga menjalin kerjsama yang cukup penting dengan unit bisnis strategis Airbus Group lainnya, yakni Airbus Helicopter, terkait penjualan dan perawatan helikopter EC225/775; juga dengan Bell-Textron AS terkait pembuatan helikopter Bell-412.

Meski dikatakan masih perlu kesepahaman dan pendekatan lebih lanjut, Domingo Raso tak memungkiri bahwa pemerintah Indonesia telah ikut mendukung upaya pemasaran pesawat-pesawat tersebut. Di antara yang terbaru adalah lawatan ke enam negara (Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia) pada Mei 2013 untuk memperkenalkan C295. Melalui beberapa pertemuan intens, empat negara yakni Filipina, Myanmar, Thailand, bahkan Timor Leste, mengajukan berbagai pesanan.

Ketangguhan Kemudahan

Dalam TMB 2014, secara detail, Airbus DS menyampaikan laporan tahunan performa bisnis, perkembangan uji terbang atas beberapa produk baru serta program layanan purna atas produk-produknya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya mereka bergerak dalam pembuatan, pemasaran, program pelatihan serta layanan purna jual untuk pesawat CN235, C295, A400M dan A330 MRTT, mulai Desember 2013 lalu kepadanya ikut “dititipkan” pesawat tempur Eurofighter Typhoon dan Sistem Pesawat Tanpa Awak (UAS). 


Upaya Jemput “Bola” ke Luar Eropa

Eropa harus berhenti untuk malu mengakui bahwa dirinya memiliki kemampuan yang amat baik. Kenapa harus malu? Kenapa kita justru tak bergerak bersama? Kita punya kekuatan industri. Untuk itu kenapa tidak berkolaborasi? Jangan takut untuk bekerjasama dengan berbagai negara di dunia,” ungkap Domingo Urena Raso tegas di hadapan puluhan wartawan kedirgantaraan dari berbagai negara, yang pada 10 Juni lalu berkumpul di Sevilla, Spanyol.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam Trade Media Briefing (TMB) 2014 kali ini petinggi Aircraft Military, Airbus Defence and Space itu, tampak sudah tak bisa lagi menyembunyikan kegalauannya. Ia menganggap perlu menyatakan sikap karena sejumlah industri kedirgantaraan dan kemiliteran di Eropa sedang resah menghadapi penurunan skala produksi akibat gelombang pengetatan anggaran belanja yang dialami angkatan bersenjata di banyak negara Eropa. Pengetatan anggaran ini tak lain adalah akibat krisis ekonomi dan kebijakan bersama Masyarakat Eropa.

Dampak krisis ini tampaknya juga bakal menerpa Airbus DS, karena beberapa negara yang masuk dalam konsorsium pembuatan pesawat militer badan besar A400M mulai goyah dalam memegang kesepakatan pembeliannya. Jerman yang sebelumnya sepakat membeli 53 unit, belakangan hanya menyanggupi 40. Sementara Perancis, yang semula menyatakan perlu 50 unit dari berbagai jenis pesawat transpor taktis buatan Airbus DS, tampaknya akan meninjau kembali. Selain Jerman dan Perancis, kemitraan A400M juga melibatkan Belgia, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris.

Masalah pemotongan anggaran di Eropa hampir bisa dipastikan juga akan berimbas pada kelangsungan industri serupa di Amerika Serikat, karena dalam pertemuan di Brussel, Belgia, Maret 2014, Presiden AS Barrack Obama mengisyaratkan perlunya negara-negara NATO di Eropa mewaspadai krisis dan setiap perkembangan yang akan terjadi di Crimea dan Ukraina. Krisis di kedua tempat akan menjadi “alarm bangun pagi” (wake-up call) karena tak satu pun negara di sekitarnya paham seburuk apa imbasnya.

Merger Di Airbus

Meski pihak Airbus DS terus berjuang agar penciutan jumlah pesanan tidak terjadi, mereka tetap harus waspada dengan berbagai kemungkinan terburuk. Segala hal bisa terjadi karena kepentingan politik di internal pemerintahan kerap berpengaruh. Maka, sangatlah lumrah jika – untuk menghadapi permasalahan ini – berbagai industri pertahanan terkemuka berupaya melakukan merger serta meningkatkan pengaruhnya ke pasar di luar Eropa.

Merger di keluarga Airbus sudah terjadi sejak Januari 2014. Untuk perampingan manajemen dan memancing pasar yang lebih luas, European Aeronautic Defence and Space Company – pengelola Airbus Group -- menggabungkan Astrium dan Cassidian dengan Airbus Military, menjadi Airbus Defence and Space. Kepada perusahaan ini, EADS juga menitipkan pemasaran Eurofighter Typhoon dan sistem pesawat tanpa awak yang mereka buat.

Dengan demikian di dalam induk perusahaan Airbus Group, ada tiga bisnis unit, yakni Airbus yang mengelola industri pesawat komersial; Airbus Defence and Space yang mengelola industri pesawat militer, jet tempur, satelit dan UAV; dan Airbus Helicopter yang mengelola industri helikopter.

Terkait perluasan pasar sendiri, dalam TMB 2014, misalnya, pimpinan Airbus DS kembali menyatakan minatnya untuk meningkatkan harmonisasi dan skala kerjasama produksi serta layanan purna jual dengan negara-negara di Asia Pasifik (termasuk Indonesia), Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Ke wilayah-wilayah ini mereka akan “jemput bola” menawarkan produk lewat paket-paket kerjasama bilateral. Dengan Indonesia mereka bisa memuluskan penjualan CN235 dan C295 di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya.

“Selain di Asia, pesawat-pesawat badan menengah ini juga disukai di tempat lain. Pada 2013 dan 2014, Mesir, Kazakhstan, Ekuador, Kolumbia dan beberapa costumer yang belum bisa disebutkan namanya, masing-masing telah memastikan membeli C295 sebanyak 6 unit, 2 unit, 3 unit, 1 unit dan 17 unit. Sementara US Coast Guard kembali menyatakan minatnya untuk menambah 1 unit CN235 versi patroli maritim. Dengan total penjualan sebanyak 171 pesawat antara 2005 sampai 2014, kedua pesawat pun bisa disebut sebagai market leader di kelas badan menengah,” tutur Head of Commercial, Military Aircraft, Airbus DS, Antonio Rodriguez Barberan kepada wartawan.

Tingkat penjualan pesawat-pesawat tersebut telah meninggalkan pesaing-pesainnya, seperti C-27J, ATR-48, DHC-8, dan G-222. Selain dari ketangguhan dan kemudahan perawatan, ketertarikan pasar pada CN235 dan C295 juga dipengaruhi oleh ragam pilihan misi yang ditawarkan. Selain untuk standar angkut pasukan, misalnya, CN235 juga ditawarkan dalam versi patroli maritim. Sedang untuk C295, customer juga bisa memesan dalam versi pemadam kebakaran, airborne early warning, dan signal intelligence.

A400M, A330 MRTT, AC295

Ragam pilihan fungsi juga ditawarkan pada pesawat angkut berat A400M. Pesawat yang kerap disebut-sebut sebagai airlifter for the 21st century ini telah diuji untuk mampu melakukan tugas pengisian bahan bakar di udara dan kemampuan self-defence. Dalam kesempatan uji pengiriman kendaraan dan helikopter ke empat wilayah di Mali, Afrika, pesawat ini bahkan terbukti melampui pesawat angkut berat yang dibanggakan AS, C-17 Globemaster II. Bukan dari kuantitas daya angkutnya, melainkan dari kapabilitasnya mendarat di landasan tak beraspal.

Dari 174 pesawat yang dipesan delapan negara (Belgia, Perancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, Inggris dan Malaysia), tiga pesawat sudah dinyatakan dikirim dan beroperasi, sementara 14 pesawat sedang dalam proses persiapan pengiriman dan 20 dalam tahapan produksi/perakitan. Daya angkutnya jauh lebih besar dari C-130J Hercules. Maka dari itu, ketika AS tak mau mengekspor C-17 ke sembarang negara, pimpinan Airbus DS menyebut A400M, sebagai satu-satunya pesawat angkut berat taktis yang paling terbuka untuk dibeli.

“Kami memperkirakan, dari 1.850 pesawat sejenis yang kini beroperasi, dunia masih memerlukan 700 pesawat sekelas A400M dalam jangka 30 tahun mendatang. Kami berharap 400 di antaranya berbagai negara akan memilih pesawat ini,” ujar Antonio Barberan.

Di lain pihak, Airbus DS juga tak mengurangi perhatiannya dalam menuntaskan pesanan berbagai negara atas A330 MRTT. Lagi-lagi pesawat militer berbasis pesawat komersial badan lebar A330 ini dirancang untuk multimisi. Selain untuk angkut pasukan, juga bisa didayagunakan sebagai tanker udara. Lima pesawat ini kini telah dioperasikan AU Australia, 3 unit di UAE, 4 unit di Inggris, dan 7 unit lainnya di Turki. Pesawat ini, di antaranya, dikembangkan untuk menyaingi KC-135 Stratotanker yang dibuat Boeing (AS) berbasis Boeing B707. 


Airbus : Tak Ada Pengaruh Pembatalan Pesanan A350 Emirates  

Airbus menegaskan pembatalan pesanan 70 pesawat badan lebar bermesin ganda A350 senilai 16 miliar dollar AS oleh Emirates, tidak mempengaruhi roda produksi pesawat terbang Eropa ini. Pembatalan dadakan operator terbesar superjumbo A380 dari Dubai, diterima Airbus sehari sebelum ajang tahunan Airbus Innovation Days 2014 di Toulouse untuk media massa, dan hanya beberapa bulan sebelum terbang komersial oleh launch customer Qatar Airways, yakni setelah delapan tahun pengembangannya dan menelan investasi sekitar 15 miliar dolar AS.

“Pasti tidak akan ada kekosongan dalam produksi (Airbus),” tegas John Leahy, Chief Operating Officer, Customer, pucuk pimpinan penjualan Airbus sambil mengingatkan 150 wartawan mancanegara – termasuk Angkasa, bahwa Boeing pernah mengalami hal serupa saat pembatalan bagi 787 Dreamliner, yang badannya juga dibalut bahan ringan carbon fibre.

Beda dengan Airbus, pabrik mesin pesawat Inggris, Rolls-Royce yang menjadi sole engine maker untuk A350XWB (singkatan dari Extra Wide Body), dikutip kantor berita Reuters, menyatakan keputusan Emirates tersebut akan berdampak kehilangan pendapatan 2,6 miliar poundsterling atau 4,4 miliar dolar dalam buku pesanannya. Seperti Airbus, Rolls-Royce juga yakin kekosongan yang ditinggalkan Emirates akan tergantikan oleh pesanan maskapai lain jelang penutupan dekade.

Maskapai dari Teluk ini memesan pesawat rancangan baru sarat teknologi mutakhir Airbus A350XWB pada 2007. Dijadwalkan akan diterima pertama pada 2019, lebih awal daripada pesaing langsung Boeing 777X, dimana Emirates merupakan operator terbesarnya dengan pesanan 150 unit. Emirates tercatat sebagai salah satu di antara maskapai pertama yang tertarik A350XWB saat programnya diperkenalkan 2007. Tak tanggung-tanggung langsung pesan 70 unit, terdiri dari 50 unit A350-900 dan 20 versi lebih besar A350-1000.

Menurut Airbus, alasan klien topnya membatalkan pesanan, mengacu pada tinjau ulang rencana kebutuhan armada dimana titik beratnya pada superjumbo A380. Sejalan tinjauan ulang, maskapai Dubai ini November 2013 ajukan pesanan tambahan 50 superjumbo dalam pagelaran Dubai Airshow 2013. Menjadikan Emirates operator terbesar dunia dengan mengoperasikan total 140 A380.

Keyakinan Airbus tidak akan mengalami gejolak akibat pembatalan Emirates, didasarkan pada posisi kokoh pesanan pasti 742 unit A350 yang dikantongi, kurang dari setengah tahun A350XWB akan terbang komersial di bawah bendera launch customer Qatar Airways. “Flight test campaign A350 berjalan mulus, type certification is on track,” John Leahy menambahkan.

Tidak Suka

Pucuk pimpinan Airbus, Fabrice Bregier menegaskan lagi dalam jamuan makan malam di Aeroscopia, museum Airbus yang sedang dibangun, bahwa pembatalan pesanan Emirates tidak akan berpengaruh negatif pada kelompok usaha kedirgantaraan Eropa. “Apakah menjadi masalah bagi kami? Jawabannya pasti tidak, tetapi jujur saya tidak suka mengingat Emirates merupakan top-class customer (Airbus), dan saya akan lebih senang bila mereka mengoperasikan A350,” ujarnya dalam ruangan museum yang disulap menjadi ruang jamuan makan.

Dapat dimaklumi kenapa Fabrice Bregier mengatakan demikian. Bagaimana pun Airbus dibuatnya merasa kurang nyaman bagi upayanya berada di ujung tombak pasar pesawat twin-engine badan lebar jarak jauh yang banyak diminati maskapai. Menurut catatan Angkasa, A350XWB dibuat Airbus untuk menjawab 787 Dreamliner Boeing. Sedang varian A350-1000 ditawarkan sebagai pesaing langsung pesawat derivatif Boeing 777X.

Di sisi lain, John Leahy dalam presentasinya tidak kesampingkan bahwa pembatalan pesanan Emirates merupakan suatu indikator titik-balik bagi industri pesawat terbang, yang secara tak langsung memberi sinyal baik kepada Airbus maupun Boeing untuk tidak memproduksi banyak pesawat. Karena pasar sudah tidak dapat menyerapnya lagi. “Apakah kami terlalu banyak membuat pesawat terbang? Apakah terjadi bubble (market)? Menurut saya tidak,” kata John menanggapi sinyal tersebut.

Kedua produsen pesawat dunia tersebut pernah memproyeksikan bahwa hingga 2025 tidak akan ada rancangan pesawat baru. Terakhir, Boeing menawarkan Dreamliner dengan sirip blended winglet pada kedua ujung sayapnya. Kemudian Airbus menyusul dengan A350XWB, ujung sayapnya dilengkapi sirip sharklet. Yang menonjol dari kedua jenis pesawat tersebut, badannya terbuat dari bahan ringan komposit carbon fibre, menggantikan bahan tradisional aluminium agar berat pesawat lebih ringan. Dibantu sirip-sirip tersebut menghasilkan irit konsumsi bahan bakar.

Untuk menjembatani kebutuhan pesawat hingga 2025, Airbus memperkenalkan program re-engine rancangan pesawat yang sudah ada dengan mesin baru irit bahan bakar. Lahirlah program A320Neo (singkatan New Engine Option) bersayap sharklet berdasarkan pesawat laris single aisle badan sedang A320. Boeing menjawabnya dengan 737MAX dengan dasar 737-800.

Tetapi yang paling mendesak saat ini bagi Fabrice Bregier dan Airbus adalah memenuhi jadwal target yang dijanjikan kepada pemesan, terbang komersial sebelum penutupan tahun 2014. Target tersebut yakin dapat dicapai, mengingat program uji terbang yang dimulai sekitar setahun lalu, menggunakan empat pesawat untuk sertifikasi berjalan lancar sesuai rencana. Tambah diperlancar dengan beroperasinya pesawat kelima baru-baru ini. Total keempat pesawat sudah mengumpulkan 1.900 jam terbang dan lebih dari 440 penerbangan.




Sumber : Angkasa

Inggris Rancang Jet Tempur Ala Robot "Transformers"

LONDON-(IDB) : Bagi Anda yang sudah menonton serial film Transformers, tentu ingat betapa canggihnya pasukan robot yang bisa berubah menjadi mobil, pesawat tempur, atau berbagai kendaraan bermotor lainnya.

Nah, ternyata perusahaan dirgantara Inggris, BAE Systems, kini tengah mengembangkan sebuah pesawat terbang masa depan yang bisa berubah wujud layaknya robot-robot dalam film Transformers. Kabarnya, pesawat jet canggih ini sudah bisa diproduksi dan mengudara pada 2040.

Proyek ambisius itu kini tengah dikerjakan di salah satu pusat produksi BAE di Warton, Inggris. Di sana, Nick Colosimo, seorang "futuris", memimpin proyek ini.

BAE menggambarkan jet tempur "Transformers" ini sebagai sebuah sistem pesawat terbang fleksibel yang menggabungkan sejumlah pesawat jet kecil untuk kebutuhan yang lebih efisien.

Pesawat-pesawat ini kemudian bisa memisahkan diri lagi dengan cepat sesuai dengan kebutuhan, mulai dari melakukan serangan, melakukan pengintaian, hingga mengantarkan pasokan logistik.

Pesawat canggih ini juga dilengkapi dengan semacam cairan adesif yang memungkinkan pesawat ini memperbaiki diri sendiri jika mengalami kerusakan.

BAE menyatakan, penggunaan material canggih itu akan menciptakan sebuah pesawat jet dengan tingkat kemampuan menyelamatkan diri sangat tinggi meski terlibat dalam skenario paling berbahaya sekalipun.

Selain itu, BAE juga menyiapkan sebuah sistem energi langsung (DES), sebuah tambahan persenjataan yang mampu menembakkan konsentrasi energi dengan kecepatan cahaya.

Tim yang bekerja untuk mewujudkan pesawat tempur "Transformers" itu terdiri atas para pakar dari berbagai universitas, pemerintah, dan berbagai perusahaan yang selama ini mengembangkan teknologi penerbangan.




Sumber : Kompas

Agenda Riset Nasional (ARN) Kemenristek Periode 2015-2019

 
JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka menyusun Agenda Riset Nasional (ARN) periode 2015-2019. Pada tanggal 6 Mei 2014, Kedeputian Relevansi dan Produktivitas IPTEK khususnya Asdep Relevansi Program Riset IPTEK menyelenggarakan Konsinyering dengan mengundang Segenap Staf Ahli Komisi Teknologi Dewan Riset Nasion (DRN) dan pejabat terkait dilingkungan Kementerian Ristek dan BPPT.


Ahmad Dading Gunadi sebagai penanggung jawab kajian penyusunan draft ARN, dalam pembukaannya mengharapkan supaya konsinyering tersebut dapat mengintegrasikan masukan-masukan sebelumnya dan menuliskannya dalam bentuk narasi. Bahan yang digunakan berasal dari Rakornas IPTEK 2013, kajian akademis ARN 2010-2014 tahun 2013 maupun dari hasil-hasil rapat serial sebelumnya, baik yang dilakukan oleh masing-masing Komisi Teknologi DRN maupun beberapa FGD yang telah diinisiasi oleh Kementerian Ristek yang melibatkan sejumlah sektor terkait seperti BAPPENAS, Balitbang, dan Sektor terkait lainnya.



Agenda Riset ke depan akan mendukung peningkatan nilai tambah sumberdaya menjadi produk yang berdaya saing. Oleh karena itu, dalam diskusi disepakati bahwa penentuan agenda riset mengacu kepada kebijakan sektor yang telah disusun oleh masing-masing Kementerian/Lembaga. Riset-riset yang akan dilakukan harus dapat memberikan percepatan bagi sektor untuk mencapai target-target yang telah ditentukan.  Fokus ARN riset ke depan akan dibagi ke dalam dua prioritas yaitu Prioritas Riset Nasional dan Prioritas Riset Bidang Fokus.


Dalam Prioritas Riset Nasional akan difokuskan kepada 3 fokus yaitu Food, Energy dan Water (FEW). Dari diskusi sepakat mengusulkan minimal ada tiga topik riset untuk masing-masing fokus tersebut. Untuk fokus Food diusulkan 3 tema riset yaitu Lahan Sub Optimal, Bioindustri Sawit, dan Produk Maritim. Sementara itu, untuk fokus Energy terbagi ke dalam tema riset panas bumi, bahan bakar nabati, dan konservasi energi. Untuk fokus Water akan ditujukan untuk melakukan riset terkait pengelolaan air bersih, ketersediaan air dan pengendalian air.


Prioritas Riset Bidang Fokus akan menjadi bagian dari ARN 2015-2019 yang terdiri dari 7 bidang fokus yaitu Teknologi Pangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Energi, Teknologi Kesehatan dan Obat, Teknologi Transportasi, Teknologi Hankam, dan Material Maju. Dalam setiap bidang fokus akan dijelaskan mengenai kebijakan sektor,  tema riset, sub tema riset dan topik riset yang sebagai besar mengakomodasi hasil dari Rakornas Iptek tahun 2013. Beberapa tema riset diantaranya adalah untuk :

  1. Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya perikanan, efisiensi produksi pangan dsb.
  2. Teknologi energi adalah tenologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT dsb.
  3. Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat kesehatan, biosimilar, dsb.
  4. Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb.
  5. Teknologi hankam adalah riset mendukung prioritas KKIP.
  6. Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan baku besi baja, baterai, dsb.
  7. dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dalam kalimat penutupnya, Ahmad Dading Gunadi mengharapkan, bahwa rekomendasi yang dihasilkan dari konsinyering tersebut selanjutkan akan diperdalam lagi dalam tim kecil sekaligus melakukan verifikasi dengan melibatkan para pakar masing-masing Komtek DRN dan segenap pejabat di Kementerian Ristek. Dengan demikian, akan dihasilkan satu konsensus terkait tema-tema riset FEW yang merupakan prioritas riset nasional. (ADRPR-DEP IV)



Teknologi Pangan


Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya perikanan, efisiensi produksi pangan dsb. Bekurangnya lahan pertanian yang subur secara progresif disertai perubahan iklim global mengancam pasokan pangan nasional. 

Sementara itu fakta menunjukkan bahwa kebutuhan pangan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang pesat.



Kedua fakta tersebut menyebabkan emampuan penyediaan pangan semakin terbatas, sehingga jika tidak dicarikan solusinya dapat mengarah pada terjadinya krisis pangan. Oleh sebab itu diperlukan terobosan teknologi untuk dapat menggunakan lahan-lahan suboptimal yang saat ini masih belum dimanfaatkan dengan baik agar ketahanan pangan dapat dijaga.Lahan-lahan sub-optimal masih tersedia luas di Indonesia, terutama lahan kering masam, rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, dan lahan kering.


Pengelolaan lahan suboptimal perlu dilakukan secara berkelanjutan (dengan memperhatikan aspek lingkungan) dan bersifat inklusif agar petani dan masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Selain upaya perbaikan karakteristik fisika, kimia, dan biologi tanah lahan-lahan suboptimal; perlu juga secara paralel dilakukan pengembangan varietas/kultivar unggul adaptif untuk masing masing karakteristik lahan suboptimal, baik melalui conventional breeding maupun aplikasi bioteknologi.


Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam yang dimiliki di Indonesia, maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada tanaman budidaya pangan dan hortikultura unggul dan tahan penyakit di lahan suboptimal dan di area Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan dan kehutanan bernilai tambah tinggi, peternakan dan veteriner, perikanan budidaya dan perikanan tangkap di lahan terbatas, riset bioteknologi dan sumber daya genetika pertanian, pengembangan model integrasi tanaman-ternak-energi (biogas), serta pengembangan Smart Village (konservasi, diversifikasi, integrasi, dan optimalisasi sumber daya lingkungan).


Teknologi Energi


PLTB atau Geothermal
Teknologi energi adalah teknologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT dsb. Energi sangat vital bagi perekonomian kita karena tidak ada kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Sementara itu cadangan energi fosil kita semakin menipis. Penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan padaupaya untuk mewujudkan tercapainya elastisitas energi kurang dari satu pada tahun 2025.


Terobosan teknologi diperlukan untuk mendorong pemanfaatan sumber energi baru/terbarukan, intensifikasi pencarian dan pengembangan sumber energi (migas, panas bumi, angin, biomasa, energi laut, matahari, air), dan konservasi energi termasuk pengembangan Penerapan Jalur Umum (PJU) pintar dan smart grid. Untuk mendukung peningkatan elektrifikasi nasional maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada pengembangan energi panas bumi, energi angin, energi surya, fuel cell, energi nuklir, dan energi arus laut.


Untuk mendukung penyediaan bahan bakar dari energi baru/terbarukan maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada biofuel (penyiapan refinery, proses, engineering, manufaktur, dan tata niaga), biomass, biogas, batubara muda (teknologi batubara bersih), surya, thermal, hidrogen, dan Coal Bed Methane (CBM).


Teknologi Dan Manajemen Transportasi


Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb. Dengan meningkatnya kegiatan manusia maka meningkat pula kebutuhan transportasi nasional. Untuk itu diperlukan teknologi transportasi yang tepat guna, cepat, aman, nyaman, terjangkau, hemat energi, dan ramah lingkungan yang dapat menghubungkan kegiatan perekonomian nasional secara efektif dan efisien.


Untuk mendukung hal ini maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan pada sistem transportasi multimoda untuk konektivitas nasional; sistem transportasi perkotaan; sistem transportasi untuk sistem logistik; teknologi keselamatan dan keamanan transportasi; klaster industri transportasi; dan riset pendukung transportasi. Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang transportasi harus senantiasa diikuti dengan penerapan standar.



Teknologi Informasi Dan Komunikasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai peran yang vital bagi perekonomian kita. Masalah utama yang dihadapi adalah adanya kesenjangan digital yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi. 

Oleh karena itu, fokus penelitian, pengembangan, dan penerapan TIK adalah sebagai berikut: pengembangan infrastruktur untuk IT security, IT defence and IT safety; pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source untuk mendukung e-Government, e-Business, e-Services; e-Health, peningkatan konten TIK; pengembangan teknologi dan konten untuk data dan informasi geospasial; dan penelitian pendukung yang meliputi riset sosial dan penyediaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat.


Teknologi Kesehatan Dan Obat


Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat kesehatan, biosimilar, dsb. Beberapa kondisi nasional yang perlu dijadikan acuan dalam pengembangan iptek kesehatan dan obat adalah :

  1. Tiga beban (triple burden) kesehatan nasional adalah: (1) pergeseran demografi (meningkatnya jumlah lansia); (2) meningkatnya penyakit tidak menular (stroke, jantung, diabetes, kanker, dll); dan (3) masih tingginya penyakit infeksi (dengue, malaria, HIV/AIDS, dll).
  2. Industri farmasi merupakan komponen utama dalam dalam pembangunan kesehatan, utamanya dalam penyediaan obat. Struktur industri farmasi nasional belum kuat, lebih dari 95% bahan baku obat tergantung impor.
  3. Kedepan pengobatan penyakit diarahkan pada terapi target dengan menggunakan produk obat berbasis protein dan turunannya yang dihasilkan melalui bioteknologi (biofarmasetika) dan sel punca. Di Indonesia produk obat biofarmasetika dan sel punca belum berkembang.
  4. Sumberdaya tanaman obat yang melimpah dan kekayaan budaya pengobatan tradisional merupakan keunggulan komparatif yang harus dikembangkan menjadi komoditi kompetitif dengan dukungan industri yang kuat. Daya saing industri obat herbal masih rendah. Kualitas bahan baku dan produk jadi masih harus ditingkatkan. Pengembangan ekstrak terstandar merupakan terobosan untuk peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan obat herbal terstandar merupakan upaya meningkatkan khasiat dan mutu produk obat herbal .
  5. Kebutuhan alat kesehatan lebih dari 95% tergantung impor. Industri alat kesehatan dalam negeri belum berkembang. Pengembangan prototip alat kesehatan prioritas dan SNI alat kesehatan sangat diperlukan untuk mendorong daya saing industri dalam negeri dan mengurangi masuknya produk luar.


Teknologi Material Maju


Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan baku besi baja, baterai, dsb. Indonesia kaya bahan tambang yang mengandung logam tanah jarang (rare earth) yang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi. Saat ini logam tanah jarang terbuang begitu saja sebagai limbah dari pengolahan bahan tambang lainnya. 

Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan untuk mengekstrak logam tanah jarang tersebut. Selain itu, penelitian dan pengembangan material maju difokuskan pada material katalis untuk gasifikasi batubara, bahan baku dan produk besi baja, pemisahan uranium, baterai (energy storage), dan functional and nano materials untuk bahan pendukung industri.


Teknologi Pertahanan Dan Keamanan


Untuk mendukung ketersediaan alutsista yang mempunyai daya deterrence effect tinggi dan sejalan dengan program Komite Kebijakan Industri Pertahanan, maka penguasaan Iptek pertahanan dan keamanandimaksudkan untuk mendorong kemandirian dalam teknologi pendukung daya gerak, teknologi pendukung daya gempur, Komando, Kendal, Komunikasi, Komputer, Informasi, Pengamatan dan Pengintaian (K4IPP), teknologi pendukung dan alat perlengkapan khusus, kajian strategis hankam, dan sumber daya pertahanan. Untuk itu, pada kurun waktu 2015- 2019 penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek pertahanan dan keamanan difokuskan pada pesawat tempur, kapal perang/kapal selam, roket balistik dan kendali, kendaraan tempur, radar, elektronika pertahanan, pesawat Udara Nir Awak (UAV), dan munisi kaliber besar.




Sumber : Ristek