JAKARTA-(IDB) : Dalam
rangka menyusun Agenda Riset Nasional (ARN) periode 2015-2019. Pada
tanggal 6 Mei 2014, Kedeputian Relevansi dan Produktivitas IPTEK
khususnya Asdep Relevansi Program Riset IPTEK menyelenggarakan
Konsinyering dengan mengundang Segenap Staf Ahli Komisi Teknologi Dewan
Riset Nasion (DRN) dan pejabat terkait dilingkungan Kementerian Ristek
dan BPPT.
Ahmad Dading Gunadi sebagai penanggung jawab kajian penyusunan draft
ARN, dalam pembukaannya mengharapkan supaya konsinyering tersebut dapat
mengintegrasikan masukan-masukan sebelumnya dan menuliskannya dalam
bentuk narasi. Bahan yang digunakan berasal dari Rakornas IPTEK 2013,
kajian akademis ARN 2010-2014 tahun 2013 maupun dari hasil-hasil rapat
serial sebelumnya, baik yang dilakukan oleh masing-masing Komisi
Teknologi DRN maupun beberapa FGD yang telah diinisiasi oleh Kementerian
Ristek yang melibatkan sejumlah sektor terkait seperti BAPPENAS,
Balitbang, dan Sektor terkait lainnya.
Agenda Riset ke depan akan mendukung peningkatan nilai tambah
sumberdaya menjadi produk yang berdaya saing. Oleh karena itu, dalam
diskusi disepakati bahwa penentuan agenda riset mengacu kepada kebijakan
sektor yang telah disusun oleh masing-masing Kementerian/Lembaga.
Riset-riset yang akan dilakukan harus dapat memberikan percepatan bagi
sektor untuk mencapai target-target yang telah ditentukan. Fokus ARN
riset ke depan akan dibagi ke dalam dua prioritas yaitu Prioritas Riset
Nasional dan Prioritas Riset Bidang Fokus.
Dalam Prioritas Riset Nasional akan difokuskan kepada 3 fokus
yaitu Food, Energy dan Water (FEW). Dari diskusi sepakat mengusulkan
minimal ada tiga topik riset untuk masing-masing fokus tersebut. Untuk
fokus Food diusulkan 3 tema riset yaitu Lahan Sub Optimal, Bioindustri
Sawit, dan Produk Maritim. Sementara itu, untuk fokus Energy terbagi ke
dalam tema riset panas bumi, bahan bakar nabati, dan konservasi energi.
Untuk fokus Water akan ditujukan untuk melakukan riset terkait
pengelolaan air bersih, ketersediaan air dan pengendalian air.
Prioritas Riset Bidang Fokus akan menjadi bagian dari ARN 2015-2019 yang terdiri dari 7 bidang fokus yaitu Teknologi
Pangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Energi, Teknologi
Kesehatan dan Obat, Teknologi Transportasi, Teknologi Hankam, dan
Material Maju. Dalam setiap bidang fokus akan dijelaskan mengenai
kebijakan sektor, tema riset, sub tema riset dan topik riset yang
sebagai besar mengakomodasi hasil dari Rakornas Iptek tahun 2013.
Beberapa tema riset diantaranya adalah untuk :
- Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya perikanan, efisiensi produksi pangan dsb.
- Teknologi energi adalah tenologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT dsb.
- Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat kesehatan, biosimilar, dsb.
- Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb.
- Teknologi hankam adalah riset mendukung prioritas KKIP.
- Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan baku besi baja, baterai, dsb.
- dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Dalam kalimat penutupnya, Ahmad Dading Gunadi mengharapkan, bahwa
rekomendasi yang dihasilkan dari konsinyering tersebut selanjutkan akan
diperdalam lagi dalam tim kecil sekaligus melakukan verifikasi dengan
melibatkan para pakar masing-masing Komtek DRN dan segenap pejabat di
Kementerian Ristek. Dengan demikian, akan dihasilkan satu konsensus
terkait tema-tema riset FEW yang merupakan prioritas riset nasional.
(ADRPR-DEP IV)
Teknologi Pangan
Teknologi pangan adalah teknologi hortikultura, pertanian, budidaya
perikanan, efisiensi produksi pangan dsb. Bekurangnya lahan pertanian
yang subur secara progresif disertai perubahan iklim global mengancam
pasokan pangan nasional.
Sementara itu fakta menunjukkan bahwa kebutuhan
pangan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
yang pesat.
Kedua fakta tersebut menyebabkan emampuan penyediaan pangan semakin
terbatas, sehingga jika tidak dicarikan solusinya dapat mengarah pada
terjadinya krisis pangan. Oleh sebab itu diperlukan terobosan teknologi
untuk dapat menggunakan lahan-lahan suboptimal yang saat ini masih belum
dimanfaatkan dengan baik agar ketahanan pangan dapat dijaga.Lahan-lahan
sub-optimal masih tersedia luas di Indonesia, terutama lahan kering
masam, rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, dan lahan kering.
Pengelolaan lahan suboptimal perlu dilakukan secara berkelanjutan
(dengan memperhatikan aspek lingkungan) dan bersifat inklusif agar
petani dan masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif agar dapat
meningkatkan kesejahteraannya. Selain upaya perbaikan karakteristik
fisika, kimia, dan biologi tanah lahan-lahan suboptimal; perlu juga
secara paralel dilakukan pengembangan varietas/kultivar unggul adaptif
untuk masing masing karakteristik lahan suboptimal, baik melalui
conventional breeding maupun aplikasi bioteknologi.
Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam yang dimiliki di
Indonesia, maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan
pada tanaman budidaya pangan dan hortikultura unggul dan tahan penyakit
di lahan suboptimal dan di area Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan
dan kehutanan bernilai tambah tinggi, peternakan dan veteriner,
perikanan budidaya dan perikanan tangkap di lahan terbatas, riset
bioteknologi dan sumber daya genetika pertanian, pengembangan model
integrasi tanaman-ternak-energi (biogas), serta pengembangan Smart
Village (konservasi, diversifikasi, integrasi, dan optimalisasi sumber
daya lingkungan).
Teknologi Energi
|
PLTB atau Geothermal
|
Teknologi energi adalah teknologi minyak dan gas bumi, batubara, EBT
dsb. Energi sangat vital bagi perekonomian kita karena tidak ada
kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Sementara itu cadangan
energi fosil kita semakin menipis. Penelitian, pengembangan dan
penerapan Iptek difokuskan padaupaya untuk mewujudkan tercapainya
elastisitas energi kurang dari satu pada tahun 2025.
Terobosan teknologi diperlukan untuk mendorong pemanfaatan sumber
energi baru/terbarukan, intensifikasi pencarian dan pengembangan sumber
energi (migas, panas bumi, angin, biomasa, energi laut, matahari, air),
dan konservasi energi termasuk pengembangan Penerapan Jalur Umum (PJU)
pintar dan smart grid. Untuk mendukung peningkatan elektrifikasi
nasional maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek difokuskan
pada pengembangan energi panas bumi, energi angin, energi surya, fuel
cell, energi nuklir, dan energi arus laut.
Untuk mendukung penyediaan bahan bakar dari energi
baru/terbarukan maka penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek
difokuskan pada biofuel (penyiapan refinery, proses, engineering,
manufaktur, dan tata niaga), biomass, biogas, batubara muda (teknologi
batubara bersih), surya, thermal, hidrogen, dan Coal Bed Methane (CBM).
Teknologi Dan Manajemen Transportasi
Teknologi transportasi adalah trasportasi multimoda, transportasi
perkotaan, keselamatan dan keamanan transportasi, dsb. Dengan
meningkatnya kegiatan manusia maka meningkat pula kebutuhan transportasi
nasional. Untuk itu diperlukan teknologi transportasi yang tepat guna,
cepat, aman, nyaman, terjangkau, hemat energi, dan ramah lingkungan yang
dapat menghubungkan kegiatan perekonomian nasional secara efektif dan
efisien.
Untuk mendukung hal ini maka penelitian, pengembangan dan penerapan
Iptek difokuskan pada sistem transportasi multimoda untuk konektivitas
nasional; sistem transportasi perkotaan; sistem transportasi untuk
sistem logistik; teknologi keselamatan dan keamanan transportasi;
klaster industri transportasi; dan riset pendukung transportasi.
Selanjutnya, penerapan Iptek pada bidang transportasi harus senantiasa
diikuti dengan penerapan standar.
Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mempunyai peran yang vital
bagi perekonomian kita. Masalah utama yang dihadapi adalah adanya
kesenjangan digital yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan adopsi
dan adaptasi teknologi.
Oleh karena itu, fokus penelitian, pengembangan,
dan penerapan TIK adalah sebagai berikut: pengembangan infrastruktur
untuk IT security, IT defence and IT safety; pengembangan sistem dan
framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source untuk mendukung
e-Government, e-Business, e-Services; e-Health, peningkatan konten TIK;
pengembangan teknologi dan konten untuk data dan informasi geospasial;
dan penelitian pendukung yang meliputi riset sosial dan penyediaan akses
terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat.
Teknologi Kesehatan Dan Obat
Teknologi kesehatan dan obat adalah vaksin, bahan baku obat; alat
kesehatan, biosimilar, dsb. Beberapa kondisi nasional yang perlu
dijadikan acuan dalam pengembangan iptek kesehatan dan obat adalah :
- Tiga beban (triple burden) kesehatan nasional adalah: (1)
pergeseran demografi (meningkatnya jumlah lansia); (2) meningkatnya
penyakit tidak menular (stroke, jantung, diabetes, kanker, dll); dan (3)
masih tingginya penyakit infeksi (dengue, malaria, HIV/AIDS, dll).
- Industri farmasi merupakan komponen utama dalam dalam
pembangunan kesehatan, utamanya dalam penyediaan obat. Struktur industri
farmasi nasional belum kuat, lebih dari 95% bahan baku obat tergantung
impor.
- Kedepan pengobatan penyakit diarahkan pada terapi target
dengan menggunakan produk obat berbasis protein dan turunannya yang
dihasilkan melalui bioteknologi (biofarmasetika) dan sel punca. Di
Indonesia produk obat biofarmasetika dan sel punca belum berkembang.
- Sumberdaya tanaman obat yang melimpah dan kekayaan budaya pengobatan
tradisional merupakan keunggulan komparatif yang harus dikembangkan
menjadi komoditi kompetitif dengan dukungan industri yang kuat. Daya
saing industri obat herbal masih rendah. Kualitas bahan baku dan produk
jadi masih harus ditingkatkan. Pengembangan ekstrak terstandar merupakan
terobosan untuk peningkatan kualitas bahan baku dan pengembangan obat
herbal terstandar merupakan upaya meningkatkan khasiat dan mutu produk
obat herbal .
- Kebutuhan alat kesehatan lebih dari 95% tergantung impor. Industri
alat kesehatan dalam negeri belum berkembang. Pengembangan prototip alat
kesehatan prioritas dan SNI alat kesehatan sangat diperlukan
untuk mendorong daya saing industri dalam negeri dan mengurangi
masuknya produk luar.
Teknologi Material Maju
Teknologi material maju adalah teknologi gasifikasi batubara, bahan
baku besi baja, baterai, dsb. Indonesia kaya bahan tambang yang
mengandung logam tanah jarang (rare earth) yang sangat dibutuhkan dalam
produksi berbagai produk teknologi tinggi. Saat ini logam tanah jarang
terbuang begitu saja sebagai limbah dari pengolahan bahan tambang
lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian dan pengembangan untuk
mengekstrak logam tanah jarang tersebut. Selain itu, penelitian dan
pengembangan material maju difokuskan pada material katalis untuk
gasifikasi batubara, bahan baku dan produk besi baja, pemisahan uranium,
baterai (energy storage), dan functional and nano materials untuk bahan
pendukung industri.
Teknologi Pertahanan Dan Keamanan
Untuk mendukung ketersediaan alutsista yang mempunyai daya
deterrence effect tinggi dan sejalan dengan program Komite Kebijakan
Industri Pertahanan, maka penguasaan Iptek pertahanan dan
keamanandimaksudkan untuk mendorong kemandirian dalam teknologi
pendukung daya gerak, teknologi pendukung daya gempur, Komando,
Kendal, Komunikasi, Komputer, Informasi, Pengamatan dan Pengintaian
(K4IPP), teknologi pendukung dan alat perlengkapan khusus, kajian
strategis hankam, dan sumber daya pertahanan. Untuk itu, pada kurun
waktu 2015- 2019 penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek
pertahanan dan keamanan difokuskan pada pesawat tempur, kapal
perang/kapal selam, roket balistik dan kendali, kendaraan tempur, radar,
elektronika pertahanan, pesawat Udara Nir Awak (UAV), dan munisi
kaliber besar.