Pages

Minggu, Juni 22, 2014

Australia, Importir Produsen Senjata Dan Asia

ARTILERI-(IDB) : Asia kini memimpin dunia dalam urusan pertumbuhan belanja militer, total 47 persen dari seluruh perdagangan senjata dunia berasal dari Asia dan Oseania. Sementara belanja militer negara-negara di sekitar Laut China Selatan seperti India dan Pakistan sering menjadi headline di berbagai media, Australia juga meningkatkan belanja militernya.
 

Angka-angka baru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa impor alutsista Australia sejak 2009 hingga 2013 telah meningkat sebesar 83 persen. Australia pun kini menjadi negera importir senjata terbesar ketujuh di dunia, meskipun dari segi anggaran pertahanan Australia masih menempati posisi 12 dunia (data SIPRI 2013).
 

Meskipun banyak terjadi pemotongan anggaran di beberapa departemen, Perdana Menteri Tony Abbott masih sanggup mengalokasikan 6% peningkatan anggaran militer sebesar USD 1,4 miliar. Abbott juga mengumumkan rencana Australia yang akan membeli tambahan 58 unit pesawat tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin.
 

Sebagian besar impor senjata Australia berasal dari Amerika Serikat, dan Australia kini menjadi pengimpor terbesar senjata buatan Amerika Serikat dengan persentase sebesar 10 persen dari seluruh ekspor senjata Amerika Serikat. Selain membeli F-35, dari Amerika Serikat Australia juga memesan delapan pesawat pengintai Poseidon, dua kapal serbu amfibi, dan tujuh drone surveilans Triton.


Sementara menambah anggaran impor senjata, Australia juga berupaya meningkatkan produksi senjatanya dalam negeri. Saat ini, sekitar USD 40 miliar akan Australia habiskan untuk pembangunan tiga kapal air warfare destroyers (AWD), serta untuk produksi 12 kapal selam diesel listrik. Proyek pembangunan kapal selam tersebut dijadwalkan akan rampung pada 2030, dan pengembangannya berdasarkan kapal selam Kelas Collins yang saat ini digunakan Angkatan Laut Australia (RAN).
 

Dalam urusan ekspor senjata, Australia baru menandatangani kesepakatan penjualan 4 unit kendaraan Bushmaster buatannya ke Jepang. Bushmaster digunakan secara massif oleh militer Australia di Irak dan Afghanistan, lebih dari 1000 unit telah diproduksi dan dijual. Belanda dan Jamaika menjadi satu-satunya negara lain yang membeli kendaraan ini.
 

Secara historis, Australia sejak dulu dan kini juga sudah memproduksi sebagian besar senjata kecil untuk militernya, terutama Lithgow Arms, yang diprivatisasi pada tahun 2006.



Pada akhirnya, meskipun Australia memiliki kapasitas dalam membangun alutsista, dan pemerintah mereka terus menggenjot pembangunan alutsista dalam negeri, namun hal ini tidak serta merta menjadikannya sebagai produsen utama persenjataan untuk kawasan.
Sumber : Artileri

Hingga Akhir 2014 AL Rusia Terima 50 Lebih Kapal Baru

MOSCOW-(IDB) : Sebelum akhir tahun ini, Angkatan Laut Rusia akan menerima lebih dari 50 kapal baru, Komandan Angkatan Laut Rusia Laksamana Viktor Chirkov mengatakan pada hari Sabtu.
 

Salah satunya adalah dari Project 636, yaitu proyek kapal selam diesel listrik yang akan diluncurkan minggu depan. "Pada tanggal 26 juni, kapal selam diesel listrik Rostov-on-Don akan diluncurkan di Dermaga Admiralty untuk Armada Laut Hitam," kata Chirkov. Chirkov menambahkan bahwa semua armada Angkatan Laut Rusia total akan menerima enam kapal selam dari Project 636. Angkatan Laut Rusia juga akan menerima paket pelatihan awak kapal selam di masa mendatang.
 

Pada tanggal 27 Juni, pasukan penyapu ranjau juga akan menerima kapal penyapu ranjau baru dari Project 12700, kapal yang dikembangkan oleh biro desain Almaz.
 

"Tiga kapal tersebut segera akan dibangun untuk angkatan laut," kata Chirkov. Angkatan Laut Rusia juga akan menerima empat kapal patroli Raptor. Secara keseluruhan, Angkatan Laut Rusia akan menerima lebih dari 50 kapal perang dan logistik sebelum akhir 2014, ujar Chirkov. Juga termasuk 10 kapal damage control training sets "Kaspiy". 



Sumber : Artileri

Tank Leopard Di Mata Capres

JAKARTA-(IDB) : Prabowo dan Jokowi memiliki perbedaan pandangan soal pembelian tank Leopard oleh pemerintah. Jokowi menilai tank itu tak cocok untuk alam Indonesia, namun Prabowo tak setuju.

"Tank itu terlalu berat Pak Prabowo. Jalan kita rusak semua, jembatan kita tidak kuat menahan tank 62 ton. Oleh karena itu, sebaiknya, sebelum kita membeli alutsista, harus kita cek kita cocok tidak dengan barang itu," kata Jokowi dalam debat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014) malam.

Prabowo tak setuju dengan pandangan Jokowi. Menurutnya pembelian tank Leopard sudah sesuai prosedur dan melalui riset dari lembaga yang berwenang.

"Saudara Joko Widodo, saya kira pandangan atau pendapat tentang alutsista yang cocok dan tidak cocok kita percayakan pada para pakar, yang sudah melakukan riset dalam sejarah perang," kata Prabowo.

Prabowo mencontohkan penggunaan tank serupa Leopard dalam perang saudara Vietnam. Tank itu digunakan Vietnam utara untuk menginvasi Vietnam selatan.

"Ada anggapan bahwa tank sebesar 60 ton tidak cocok di wilayah Indonesia tidak sepenuhnya benar," ujarnya.



Sumber : Detik

16 Patok Perbatasan Indonesia Malaysia di Nunukan Hilang dan Rusak

NUNUKAN-(IDB) : Aparat Kepolisian Resor Nunukan menerima laporan mengenai patok perbatasan Republik Indonesia-Malaysia yang hilang, rusak maupun bergeser di RT 13, Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Siemanggaris, Kabupaten Nunukan.

Sebanyak 16 patok dilaporkan hilang, rusak maupun bergeser. Temuan itu dilaporkan anggota TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia Yonif 100/Raider di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Bhumi Siemanggaris Indah (BSI).

Kepala Polres Nunukan AKBP Robert Silindur Pangaribuan mengatakan, berdasarkan laporan tersebut,  kondisi patok-patok tersebut diduga akibat pekerjaan pembukaan lahan yang dilakukan PT BSI di kawasan tersebut.

Polisi telah mengamankan barang bukti berupa satu unit alat berat jenis bomag Nomor BW 211D–40, yang diduga digunakan untuk merusak patok perbatasan.

“Jadi ada satu laporan pengaduan yang disampaikan ke Polres Nunukan pada Senin (16/6/2014) dari salah satu petugas TNI yang bertugas di wilayah Siemanggaris,” ujar Kepala sub bagian Humas Polres Nunukan Ipda M Karyadi, Selasa (17/6/2014).

Kejadian bermula pada Rabu (4/6/2014) sekitar pukul 12.15, saat pelapor dan rekannya dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia Yonif 100/Raider melakukan pengecekan patok perbatasan antara wilayah daratan Republik Indonesia dan Malaysia.

“Setelah melakukan pengecekan ditemukan patok batas antara RI danMalaysiaitu telah rusak atau hilang yang diduga oleh pekerjaan pembukaan lahan oleh PT BSI,” ujar Karyadi.

Anggota TNI lalu mengonfirmasi kerusakan itu kepada Kepala Desa Sekaduyan Taka. “Bahwa benar lahan tersebut atas pekerjaan PT BSI,” ujar dia.

Menyusul temuan kerusakan, hilang dan bergesernya patok-patok tersebut, anggota TNI lalu melaporkannya kepada Polisi. Atas laporan itu, Polisi langsung melakukan langkah-langkah diantarnaya mendatangi tempat kerjadian perkara (TKP).

“Kemudian melakukan pemeriksaan maupun meminta keterangan dari saksi yang masih ditemukan di lapangan,” ujar dia.

Informasi yang dikumpulkan di lapangan akan dikembangkan untuk proses penyidikan lebih lanjut dalam kasus itu. “Sementara barang bukti yang ada di TKP alat berat jenis bomag yang sementara masih diamankan di lokasi wilayah perbatasan ini,” kata Karyadi.

Sebelumnya persoalan patok perbatasan yang rusak, hilang maupun bergeser di wilayah tersebut juga sempat menjadi sorotan pada 2010 lalu.

Basri, Komandan Kodim 0911/Nunukan saat itu harus meninjau langsung lokasi patok perbatasan yang rusak di kawasan PT BSI atas perintah Pangdam VI/Tanjungpura saat itu. Saat itu diketahui jika patok rusak karena terinjak alat berat saat hendak memadamkan kebakaran yang berada dekat kawasan hutan lindung Malaysia.

Perusahaan Kelapa Sawit Penyebab Hilangnya Patok

Komandan Kodim 0911/Nunukan, Kalimantan Utara, Letkol Inf Putra Widiastawa menyatakan 16 patok perbatasan Indonesia-Malaysia hilang di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

"Sesuai hasil pengecekan kami di lokasi, terdapat 16 patok perbatasan yang hilang," ujarnya melalui sambungan telepon, Sabtu (21/6/2014). Putra mengungkapkan selain patok hilang, sebanyak 16 patok perbatasan kedua negara juga rusak.

Menurut Putra, hal itu diakibatkan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang diduga dilakukan perusahaan berinisial PT BSI. Ia menambahkan pengrusakan dan penghilangan patok perbatasan itu melanggar Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang batas-batas negara sehingga dapat dikenakan pidana penjara atau denda.

Dia menjelaskan, areal lokasi pengrusakan dan penghilangan patok sesuai dengan hak guna usaha (HGU) yang dimiliki PT BSI sehingga ditengarai terjadi kesalahan prosedur pemberian izin oleh pemerintah Kabupaten Nunukan.

Akibat pengrusakan dan penghilangan patok itu, Komandan Kodim 0911/Nunukan menyebut hal itu berpotensi menimbulkan konflik antarkedua negara.

"Pengrusakan dan penghilangan patok perbatasan ini sangat berbahaya karena berpotensi menimbulkan konflik antara kedua negara yakni Indonesia dengan Malaysia," ujarnya.




Sumber : Kompas

Menjemput Tank Leopard Ke Jerman

Penyegaran Alutsista Jamin Kedaulatan NKRI...!!!

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 52 tank Leopard siap dikirimkan dari Jerman ke Indonesia di pengiriman pertama ini. Jumlah tersebut merupakan sebagian dari total pemesanan TNI AD 2013 sebanyak 164 unit.

Upacara pengiriman pertama (roll out) 52 tank dilakukan di Unterluss, Jerman. Rombongan High Level Commitee (HLC) dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan turut dalam rombongan tersebut mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Rombongan dijadwalkan bertolak dari Jakarta Minggu (22/6/2014) pagi ini menuju Hamburg.

Pembelian tank Leopard merupakan inisiasi KSAD saat itu, Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Adapun alasan perlunya pembelian alat utama sistem senjata (Alutsista) tersebut sebagai bagian dari modernisasi alutsista.

"Alutsista Indonesia termasuk yang paling terbelakang bahkan di antara beberapa tetangga negara ASEAN. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan pada tank tempur ringan seperti Scorpion, dan AMX-13. Ketiga jenis tank ringan ini terbilang sudah uzur," jelas Edhie dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/6/2014).

Selain itu, pembelian Leopard juga merupakan bagian dari penyegaran alutsista setelah 30 tahun lamanya tanpa penyegaran. "Penyegaran ini diperlukan Indonesia dalam menjamin kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tambah Edhie.

Sesuai dengan perjanjian jual beli yang dilakukan pada tahun 2013 lalu, Kemenhan telah memesan 164 tank Leopard jenis main battle tank dan medium tank IFV Marder.‎ Tank Leopard ini dibeli lengkap beserta amunisi, peluru latihan dan suku cadang oleh Kemhan dari perusahaan Jerman, Rheinmettal AG, atas persetujuan Pemerintah Jerman.

"Kehadiran kami di Unterluss adalah untuk melihat langsung persiapan akhir yang meliputi inspeksi teknis dan uji coba unit tank Leopard yang akan dikirim ke Indonesia," ujar Edhie.‎

"‎Rencananya 26 MBT dan 26 marder ini bisa tiba di Indonesia dalam waktu dekat dan bisa diperagakan pada upacara perayaan hut TNI 5 Oktober mendatang," kata Komandan Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Danpusenkav) Brigjen TNI Mulyanto.




Sumber : Detik

Danlanud Supadio Tinjau Kesiapan Pembangunan Bandara Liku

PONTIANAK-(IDB) : Bertolak dari hanggar Lanud Supadio menggunakan Puma HT-3310 dengan Kapten Pilot Kapten Pnb Tataq dari Skadron Udara 6, Danlanud Supadio Kolonel Pnb Tedi Rizalihadi, ST, beserta Danyon 465 Paskhas, Karumkit Lanud Supadio, Dandenhanud 473 Paskhas berangkat menuju Bandara Liku, guna melihat kesiapan pembangunan, belum lama ini.

Bandara Liku yang terletak di Desa Nibung, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas nantinya akan menjadi salah satu Pangkalan TNI AU yang memang akan dipersiapkan guna menunjang pengamanan di daerah perbatasan, terkait upaya perlindungan pada potensi-potensi yang dimiliki Kalimantan Barat sekaligus sebagai upaya pengamanan di kawasan perbatasan.


Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Sambas juga membenarkan pembangunan Bandara yang akan segera terealisasi. Dengan adanya kunjungan dari Danlanud Supadio, saya yakin nantinya pembangunan Bandara yang telah dibangun oleh Kementerian Perhubungan sejak tahun 1978 ini juga akan lebih terarah.


Tidak lupa Danlanud juga memberikan apresiasi secara khusus terhadap anggota Lanud Supadio, Batlyon 465 dan juga Skadron Udara 1 yang telah bekerja keras untuk membersihkan area pembangunan sekaligus memberikan batas area yang akan menjadi sasaran, sehingga akan memudahkan proses pembangunan.




Sumber : TNI AU

Danlanal Lampung Dampingi Wamenhan Kunjungi PT DRU

LAMPUNG-(IDB) : Wamenhan Letjend TNI (Purn) Syafrie Syamsudin, baru-baru ini mengadakan kunjungan kerja ke PT DRU (Daya Radar Utama). Wamenhan beserta rombongan tiba di Bandara Radin Inten langsung disambut oleh Gubernur Lampung M. Ficardo, Danramil 043/Gatam Kolonel Inf Irwan S. Marpaung, Danlanal Lampung Kolonel Laut (P) Suharto, S.H.,M.Si. (Han), Danlanud Astra Ksetra Letkol Pnb Letkol Pnb M. Satriyo Utomo, S.H. dan protokoler lainnya.

Wamenhan dan rombongan tiba di PT. DRU pukul 12.00 disambut oleh Direktur Utama PT. DRU Aming dan karyawannya. Di tempat inilah Wamenhan didampingi Danlanal Lampung dan rombongan lain mengunjungi galangan kapal yang sedang mengerjakan pembuatan KRI jenis LST.

Rombongan juga mengadakan blusukan ke kabin-kabin kapal yang telah 60% pengerjaannya ini melalui tangga besi yang telah disiapkan oleh PT. DRU. Diperkirakan nanti bulan Oktober kapal ini selesai dikerjakan.

Setelah meninjau ruangan-ruangan di dalam kapal, rombongan keluar dari dalam kapal melalui tangga besi tadi. Kemudian melanjutkan tinjauannya kepada badan kapal sisi luar dan sampai kembali ke pintu gerbang PT. DRU.

Kunjungan Wamenhan ini sangat singkat, karena setelah peninjauan pembuatan KRI rombongan langsung kembali menuju ke Bandara Radin Intan dengan kendaraan Bus Damri dan langsung terbang ke Jakarta.




Sumber : TNI AL