Pages

Rabu, Juni 18, 2014

Danbrigif-3 Marinir Lepas Satgasmar Ambalat XVIII




LAMPUNG-(IDB) : Komandan Brigade Infanteri-3 Marinir (Danbrigif-3 Mar) Kolonel Marinir Suherlan, S.E., secara resmi melepas keberangkatan Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Ambalat XVIII tahun 2014, di Dermaga Panjang, Lampung, Rabu (18/06/2014).


Personel Satgasmar dari Brigif-3 Mar yang merupakan gabungan dari Satlak jajaran Brigif-3 Mar, dipimpin Kapten Marinir Siswanto yang jabatan sehari-hari sebagai Danki Kompi G Yonif-9 Marinir, akan melaksanakan tugas pengamanan Ambalat kurang lebih selama 9 bulan.

 


Dalam amanatnya, Danbrigif-3 Mar menyampaikan bahwa pada dasarnya penugasan di blok Ambalat Kalimantan Timur merupakan tugas yang sangat mulia bagi seorang prajurit sebagai komponen pertahanan Negara yang harus dilaksanakan dengan semanggat dan penuh kebanggaan.


“Saudara tahu bahwa tugas operasi yang dilaksanakan ini adalah untuk menjaga wilayah dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para prajurit sekalian dituntut harus berkerja keras dan bertindak sesuai prosedur serta aturan yang berlaku. Oleh karenanya pedomani protap yang ada agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan, sehingga akan terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan”, tegasnya.





Selesai upacara selanjutnya Danbrigif-3 Mar memberikan ucapan selamat bertugas kepada para prajurit, diikuti oleh para Asisten Kasbrigif-3 Mar, Dankolak serta Dansatlak Brigif-3 Mar.




Sumber : Kormar

Kemhan Dukung Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani

SEMARANG-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mendukung pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, yang memanfaatkan sebagian lahan Kemhan c.q. Kodam IV/Diponegoro untuk mengatasi permasalahan lack of capacity sekaligus memacu perkembangan perekonomian, aktivitas bisnis, dan pariwisata di Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro pada acara penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) yang  dilakukan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo dengan Presdir PT Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo serta Ground Breaking Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Selasa (17/6),

Bersama Menhan, turut hadir Menteri Perhubungan (Menhub) RI EE Mangindaan, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo SH, Kasad Jenderal TNI Budiman serta Deputi Bidang Ekonomi Sekretariat Wakil Presiden (Set Wapres) Tirta Hidayat.

Dalam sambutannya Menhan mengatakan, Perjanjian Kerjasama antara Kodam IV/Diponegoro dengan PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu program pemerintah di bidang ekonomi, melalui sasaran Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Jawa Tengah. Model bandara seperti ini, juga akan dibangun di Solo dan Yogyakarta. Namun apabila pemerintah memiliki ketersediaan anggaran yang mencukupi, akan dibangun bandara seperti halnya Bandara Internasional Kuala Namo di Medan, dengan konsep satu sisi tata ruang untuk pertahanan dan sisi lainnya tata ruang ekonomi

Dengan terwujudnya kerjasama antar instansi ini, Menhan mengharapkan dapat membantu peningkatan pembangunan nasional bernilai strategis, baik di sektor penerbangan maupun pertahanan untuk kepentingan negara.

Pangkalan Udara TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani Semarang, merupakan pangkalan udara Angkatan Darat yang memiliki luas lahan 350,85 ha. Sebagai area kegiatan operasional kekuatan penerbangan Angkatan Darat, Lanumad  ini memiliki landasan pacu sesuai standarisasi pangkalan udara militer untuk mendukung kekuatan pokok minimum essential force. Namun dalam pengoperasiannya, selain untuk bidang pertahanan, pangkalan udara ini juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi melalui sektor perhubungan di bidang transportasi udara.

Proses pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, telah dimulai tahun 2013 secara berjenjang sampai kepada Menhan, yang diteruskan kepada Menkeu, dan telah mendapat persetujuan sesuai Surat Nomor: S-96/MK.6/2014 tanggal 22 Mei 2014. Surat Persetujuan itu berisi diantaranya Mitra KSP adalah PT Angkasa Pura I (Persero) dengan jangka waktu KSP BMN selama 30 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang.

Menindaklanjuti persetujuan Menkeu tersebut, Kemhan menerbitkan Surat Keputusan Nomor: KEP/560/M/VI/2014 tanggal 6 Juni 2014 tentang Persetujuan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) sebagain BMN berupa tanah Kemhan/TNI c.q. TNI AD Kodam IV/Diponegoro, yang disampaikan Panglima TNI serta diteruskan kepada Kasad dengan penerbitan surat perintah untuk pelaksanaannya.

Pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada penumpang, karena pada tahun 2013 terakumulasi trafik penumpang sebanyak 3,2 juta orang. Dengan pengembangan yang akan dilaksanakan, luas terminal penumpang yang sebelumnya 6.700 m2 menjadi 58.652 m2 yang mampu menampung 6 – 7 juta penumpang per tahun.

Selain kapasitas yang semakin meningkat, fasilitas lainnya yang dibangun diantaranya 30 konter ceck in, 3 unit aviobrigde, 4 konter visa arrival (VoA), 5 unit elevator, 1 unit travelator serta 7 unit escalator. Dan yang menjadi unik adalah, konsep bandara sebagai floating airport atau bandara di atas air pertama di Indonesia dan konsep eco airport yang ramah lingkungan.




Sumber : DMC

Berita Foto : TNI AU Gelar Operasi Rajawali Arnawa 2014

PALEMBANG-(IDB) : Lima pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dan satu Heli Colibri dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekan Baru tiba di Lapangan Base Ops TNI AU Lanud Palembang, Senin (16/06/2014).



Kedatangan lima pesawat tempur ini dalam rangka operasi Rajawali Arnawa 2014, yaitu berupa pengontrolan udara sebagai tugas penegakan kedaulatan udara, serta untuk memantau situasi keamanan menjelang Pilpres 2014.




Sumber : Sindo

Tank M1A1 Abrams Rontok Di Irak


m1a1-abrams

BAGHDAD-(IDB) : Lima main battle tank M1A1 Abrams Irak hancur oleh anti-tank guided missiles (ATGM) dan lima helikopter ditembak jatuh sejak 1 Januari hingga akhir bulan Mei 2014, ujar seorang Pejabat Amerika Serikat yang tidak mau disebut namanya kepada New York Times 13 Juni 2014.


Pejabat itu menambahkan 28 tank Abrams Irak mengalami kerusakan setelah bertempur dengan milisi, lima diantaranya hancur ditembus peluru ATGM.


Amerika Serikat menyediakan 140 tank refurbished M1A1 Abrams untuk Irak antara tahun 2010 hingga 2012. Meski tentara Irak mendapatkan tank baru untuk meningkatkan kemampuan mereka, namun tank itu tidak dilengkapi paket depleted uranium amour yang mampu meningkatkan proteksi tank dari serangan frontal.


Tembakan peluru shaped-charge warhead tetap saja bisa menimbulkan korban dari awak tank, namun dapat mencegah kehancuran total, khususnya jika tank memiliki ruang amunisi khusus (dedicated) seperti dalam kasus Abrams.


Terlepas dari hal itu, pejabat AS mengatakan, militer Irak kesulitan untuk memelihara tank Abrams, sehingga akan sulit membuat tank yang sudah rusak, dapat kembali beroperasi.


Sedikitnya satu video menunjukkan tank Abrams terbakar setelah terkena tembakan ATGM saat pertempuran tahun ini di barat provinsi Al-Anbar, Irak.


Gerilyawan yang beroperasi di Al-Anbar juga merilis sejumlah gambar serangan terhadap tank Abrams lainnya, yang menggunakan ATGM 9K11 Kornet, RPG-7 dan M70 Osa rocket launcher.


Sebelumnya, senjata Yugoslavia tersebut banyak digunakan gerilyawan di Suriah, tetapi jarang terlihat di Irak.


Kerusakan yang ditimbulkan pada tank sulit dinilai dari gambar yang dirilis kelompok gerilyawan. Gambar yang ada, sebagian besar still image dari video yang belum dipublikasikan. Gambar itu menunjukkan ledakan yang spektakuler, tapi tidak ditunjukkan bagaimana keadaan kendaraan tersebut setelah serangan dilakukan.


Hanya ada satu gambar yang diposting oleh Twitter dengan akun pro-Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL), tanggal 6 Juni 2014, yang menunjukkan tank Abrams benar-benar hancur. Seorang gerilyawan terlihat menempatkan peledak pada tank dan satu obyek juga dilemparkan ke dalam lubang palka (hatch) turet. Api tampak keluar dari lubang palka, sementara nasib kru di dalamya tidak diketahui informasinya.


Gambar lain (sequence dari video still), diposting pada 28 Mei 2014 menunjukkan gerilyawan yang menempatkan peledak pada turret tank Abrams lain. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh ledakan itu tidak jelas. Namun gambar itu memberi makna bahwa gerilyawan berulang kali bisa mendekati tank Abrams. Tank tersebut tidak mendapat perlindungan yang memadai dari infantri.


Kendaraan lapis baja lain yang digunakan oleh Angkatan Darat Irak mengalami penyusutan jumlah yang lebih tinggi dari tank Abrams. Gerilyawan Irak merilis banyak gambar yang menunjukkan dihancurkannya : Humvee, Kendaraan lapis baja pengangkut personel (APC) M113, serta kendaraan taktis anti-ranjau “Mine Resistant Ambush Protected (MRAP).


Mine Resistant Ambush Protected (MRAP)
Mine Resistant Ambush Protected (MRAP)

Lapis baja peninggalan Uni Soviet yang digunakan Angkatan Darat Irak di pertempuran wilayah Al-Anbar juga mengalami kehancuran, termasuk: MT-LB multipurpose armoured vehicles, BMP-1, dan Tank T-55.


Pejabat AS mengatakan enam helikopter Irak telah ditembak jatuh dan 60 rusak dalam pertempuran antara 1 Januari dan akhir Mei 2014. Kerusakan ini memberikan proporsi yang signifikan dari menyusutnya aset Angkatan Darat Irak. Helikopter lain ditembak jatuh oleh senjata anti-pesawat(light anti-aircraft gun -Laag) di atas wilayah Al-Saqlawiyah pada tanggal 16 Juni 2014 yang menyebabkan dua awaknya tewas.

Tidak jelas, berapa banyak Irak telah kehilangan helikopternya, tapi gerilyawan telah merilis penembakan melalui senapan mesin berat atau LAAG yang berhasil menjatuhkan setidaknya dua helikopter tempur Mi-24/35 yang sedang melakukan operasi.




Sumber : JKGR

Berita Foto : HUT Puspenerbal

SURABAYA-(IDB) : Sejumlah prajurit TNI AL melakukan aksi stabo dengan menggunakan Helikopter Bell milik Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), saat digelar upacara peringatan HUT Puspenerbal ke-58, di Apron Hanggar Lanudal Juanda, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/06/2014).


HUT Puspenerbal ke-58 ini mengangkat tema "Dengan Semangat Dharma Jalakaca Putra, Bertekad Meningkatkan Profesionalisme, Guna Mewujudkan TNI AL yang Handal dan Disegani Serta Berkelas Dunia".




Sumber : Sindo

Transformasi Zeni TNI AD

Modern Alat Utama dan Alat Khusus 

Transformasi yang dilakukan oleh Zeni AD merupakan suatu upaya perwujudan satuan Zeni yang ideal dihadapkan oleh situasi ancaman Hybrid dan Cyber.

Hal ini sangat mutlak dilakukan oleh Zeni AD dan harus selaras dengan kebijakan pertahanan pemerintah yang saat ini dilaksanakan dalam format Minimum Essential Force (MEF).

Berikut beberapa alut dan alsus yang akan dipenuhi oleh TNI AD.

Armoured Vehicle Launched Bridge ( AVLB)

Merupakan kendaraan yang dirancang bagi prajurit dan kendaraan yang dapat menyebrangkan kendaraan dengan daya jangkau 60 meter.

Kendaraan ini sangat kuat daya angkutnya karena ditopang oleh casis sejenis main battle tank sekelas Tank Leopard. Kendaraan ini memiliki daya mobilitas yang tinggi serta memiliki fleksibilitas untuk mendukung berbagai operasi termasuk misi kemanusiaan. 

Armoured Vehicle Engineers

Kendaraan lapis baja pasukan zeni ini dirancang untuk membuka rute melalui rintangan medan yang kompleks (obstacle) serta membersihkan rute yang telah dipasang ranjau. Kendaraan ini dilengkap peralatan standar seperti pisau dozer, penggeruk ranjau, dan lengan excavator.

Penggeruk ranjau yang lebar dipasang di bagian depan untuk membersihkan ranjau. Kendaraan ini merupakan kendaraan yang sangat efektif dan efisien serta fleksibel dalam mendukung berbagai macam operasi termasuk operasi kemanusiaan.




Sumber : TNI AD

Kasal Tinjau Industri Pertahanan Non Alutsista

GRESIK-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr Marsetio beserta para Pangkotama TNI AL meninjau PT Jangkar Nusantara Megah yang merupakan industri pertahanan non-alutsista (IPNAS).

Kasubdispenum Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Rabu, melaporkan Kasal meninjau industri yang berpangkalan di Driyorejo, Gresik itu pada Selasa (17/6).

"Kasal diterima langsung oleh Dirut PT Jangkar Nusantara Megah Laksda TNI (Purn) Gofar Suwarno beserta staf," katanya.

PT Jangkar Nusantara Megah merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memproduksi ransum untuk militer dan sebagainya serta tergabung dalam IPNAS.

Pada hari yang sama (17/6), Kasal juga sempat menyaksikan demonstrasi baku tembak belasan prajurit TNI AL melawan "teroris" dalam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Penerbangan Angkatan Laut di Baseops Lanudal Juanda, Sidoarjo.

Aksi yang diberi nama demonstrasi SAR tempur oleh sejumlah pesawat TNI AL, pesawat tempur TNI AU, serta melibatkan belasan prajurit pilihan dari Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) 1 Korps Marinir dan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim itu menampilkan kemampuan yang cukup menegangkan.

Atraksi menegangkan itu antara lain droping pasukan dengan teknik fastrope, evakuasi pasukan dengan teknik stabo, dan pertempuran dalam pembebasan tawanan perang yang diwarnai baku tembak antara para "teroris" dengan sejumlah pasukan elit TNI AL.

"HUT ke-58 Penerbal dapat dimanfaatkan untuk merefleksi pengalaman para pendahulu di jajaran Penerbal," kata Kasal setelah menyaksikan demonstrasi SAR Tempur itu.

Tentang rencana peremajaan alutsista, Kasal mengatakan pihaknya saat ini sudah memiliki 58 pesawat udara. "Untuk pesawat yang sudah akan habis masa baktinya segera dilakukan peremajaan," katanya.

Menurut Kasal, TNI AL secara bertahap telah merencanakan pengadaan helikopter anti kapal selam (AKS) dengan kelengkapan senjata torpedo, chaft dan helikopter AKPA dengan kelengkapan senjata roket dan missile. "Selain itu, juga pengadaan Pesud Patmar CN-235 untuk mendukung kegiatan patroli maritim," katanya.

Upacara puncak peringatan HUT ke-58 Penerbangan Angkatan Laut itu juga ditandai dengan penyematan Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun, 16 tahun, dan delapan tahun, yang masing-masing diberikan kepada Kapten Laut (P) Rai Terianom, Lettu Laut (T) Suratno, Serda MPU Daniel, dan Koptu MPU Edy Nurcahyo. 



Sumber : Antara

Saab Menawarkan Erieye AEW&C Kepada Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB) : Melindungi ruang udara sesebuah negara daripada dicerobohi merupakan tugas yang cukup kritikal dan mencabar yang memerlukan sokongan perlatan terkini yang mampu menghadapi apa juga cabaran yang bakal muncul.
 
Sokongan teknologi yang sesuai dengan keperluan sesebuah negara cukup penting dalam usaha mengekalkan kedaulatan ruang udara agar tidak dicerobohi sewenang-wenangnya.
 
Antara yang mempunyai kepakaran dalam teknologi mempertahan dan melindungi ruang udara daripada dicerobohi musuh ialah syarikat yang berpangkalan di Sweden, iaitu Saab.
 
Menurut Pengarah Urusan Saab International Malaysia Sdn. Bhd., Thomas Linden, mereka memiliki sejarah panjang dalam membekalkan sistem-sistem yang berprestasi tinggi dan kos efisien kepada Angkatan Tentera Malaysia.
 
“Ini termasuklah sistem radar tentara darat dan laut, sistem perlindungan udara untuk jet-jet pejuang, sistem arahan dan kawalan kapal, serta senjata sokongan tentera.
 
“Saab menawarkan Malaysia dengan produk-produk, perkhidmatan dan penyelesaian yang menerajui dunia, bermula daripada pertahanan ketenteraan hinggalah keselamatan awam. Dengan operasi di setiap benua, kami terus membangunkan, mengadaptasi dan menambah baik teknologi baharu demi memenuhi keperluan pelanggan yang sentiasa berubah," katanya.
 
Saab menawarkan produk-produk, penyelesaian dan sistem yang kompetitif. Selain sokongan dan servis untuk lima segmen pasaran berbeza seperti aeronatik ketenteraan, kapal laut, darat, keselamatan awam dan aeronatik komersial.
 
Saab bukan sahaja penyedia teknologi-teknologi yang boleh dipercayai dan menerajui dunia. Malah selaku pembekal kepada rantau Asia Pasifik, kami turut membawakan budaya kebolehpercayaan, boleh diharap dan hubungan jangka masa panjang. Di peringkat antarabangsa, Saab dianggarkan memiliki 14,000 orang kakitangan.
 
Antara produk penting Saab dalam membantu mengukuhkan sistem pertahanan ialah ialah Sistem amaran awal dan kawalan udara ERIEYE (AEW&C) yang merupakan satu-satunya radar operasi udara dengan ciri Active Electronically Scanned Array (AESA) yang digunakan di dunia pada hari ini.
 
ERIEYE AEW&C digunakan dalam pelbagai pesawat berbeza di seluruh dunia. Ini termasuklah pesawat jet Embraer 145 dan Turboprop Saab 2000.
 
Ia menggunakan radar ERIEYE generasi terkini yang kini mampu mengesan sasasaran udara yang kecil, helikopter, peluru berpandu jarak jauh, serta sasaran kecil di laut seperti bot-bot nelayan dan bot getah. Sistem radar udara ini mempunyai keupayaan yang mengagumkan - peningkatannya memberikan jarak tambahan berikutan bentuk Bumi yang melengkung.
 
Menurut Linden, dalam kes Malaysia misalnya, dengan ERIEYE AEW&C, penggunaan tiga buah pesawat di udara sudah cukup untuk memantau seluruh ruang udara negara ini pada satu-satu masa.
 
Maksudnya, sistem ini memberikan Malaysia kawalan sepenuhnya bukan sahaja kepada ruang udara ketenteraan dan awam. Malah ke atas semua aktiviti di laut termasuklah perikanan, pendatang haram, pencemaran, penyeludupan, lanun serta perlindungan ke atas pelantar minyak dan gas. Rakan strategik Saab di Malaysia untuk AEW&C ialah DRB-HICOM - satu kerjasama yang akan mencipta peluang pekerjaan berteknologi tinggi, bukan sahaja sepanjang projek berlangsung, malah sepanjang kitaran hayatnya.
 
Malaysia, Indonesia dan Singapura telah melancarkan Program Eyes In The Sky (EiS) untuk menangani masalah lanun di Selat Melaka pada 13 September 2005.
 
Kata Linden, projek itu dianggap berjaya apabila negara-negara terlibat menggunakan pesawat seperti RSAF Fokker F-50, TNI-AL IPTN NC-212 dan RMAF B-200 TMP.
 
Penambahan sistem AEW&C pada pesawat-pesawat ini akan memberi perubahan besar kepada EiS. Ia berpotensi untuk membawa kejayaan program ini ke tahap yang lebih tinggi.
 
Apabila sesuatu yang luar biasa dikesan, AEW&C mampu menggerakkan pertahanan dalam bentuk berbeza untuk mengukuhkan keselamatan negara. Di udara, AEW&C boleh mengerahkan sebuah jet pejuang untuk memintas pesawat yang tidak dikenali. Di laut pula, AEW&C boleh memberi panduan kepada Pesawat Kawalan Maritim (MSA), tentera laut atau kapal Peronda Pantai untuk menyiasat apa yang sedang berlaku. Sokongan ini juga membantu merekod serta mendokumentasikan aktiviti-aktiviti haram dengan lebih terperinci menerusi gambar dan video yang boleh digunakan untuk tujuan pendakwaan.
 
Penjenayah tidak mampu mengelak daripada dikesan oleh AEW&C kerana mereka tidak boleh memantau sistem ini dari darat. Memandangkan AEW&C terbang tinggi, mereka yang berada di laut juga tidak boleh mengesan kehadiran AEW&C dengan pandangan mata biasa atau melalui teropong.




Sumber : Utusan

Kapal Induk India 'INS Vikramaditya' Resmi Beroperasi

INS Vikramaditya



NEW DELHI-(IDB) : Perdana Menteri India, Narendra Modi, meluncurkan INS Vikramaditya, kapal perang terbesar yang dimiliki India saat ini, di Goa, barat daya India, Sabtu, 14 Juni 2014. Kunjungan Modi ke Goa merupakan langkah besar pertama baginya di bidang pertahanan. Modi telah menyerukan India agar terus meningkatkan pengadaan sistem pertahanan dan mengutuk bencana yang terjadi pada Angkatan Laut India tahun lalu*. Modi menjelaskan bahwa diluncurkannya INS Vikramaditya untuk Angkatan Laut India sebagai langkah bersejarah dalam modernisasi pertahanan India.
 

"Ini adalah hari penting bagi bangsa kita. Hari emas dalam sejarah Angkatan Laut India. Bagi saya, merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan melihat INS Vikramaditya bisa bergabung dengan Angkatan Laut India," katanya seperti dilansir Indian Express. Modi menegaskan bahwa dirinya menekankan agar India gencar meningkatkan kemampuan dalam memproduksi alutsista dalam negeri seperti pernyataan berulangnya selama kampanye pemilihan perdana menteri. "Kita harus menguasai teknologi terbaru. Ini akan membantu bangsa. Mengapa kita harus mengimpor alutsista? Kita harus mandiri. Mengapa kita tidak bisa mengirim (mengekspor) peralatan pertahanan kita ke negara-negara lain," katanya.
 

Meskipun Modi fokus pada swasembada peralatan pertahanan, namun bertolak belakang dengan INS Vikramaditya yang merupakan salah satu pembelian termahal dalam sejarah militer India. INS Vikramaditya adalah kapal induk kelas Kiev yang sebelumnya dibangun dan dioperasikan oleh Angkatan Laut Uni Soviet. 

Setelah Uni Soviet bubar, Angkatan Laut Rusia yang berhak atas kapal induk ini menilai biaya pengoperasiannya terlalu mahal dan akhirnya pada 1990-an kapal induk ini resmi dikandangkan dan peralatannya dilucuti. India kemudian membeli kapal induk ini pada tahun 2004 senilai USD 2,35 miliar, ini sudah termasuk biaya melengkapinya kembali. Kapal induk ini sukses menyelesaikan uji coba laut (oleh Rusia) pada pertengahan 2013 dan kemudian dikirimkan ke Angkatan Laut India di tahun yang sama. Sedangkan acara kali ini adalah menandai INS Vikramaditya telah resmi beroperasi secara penuh dengan Angkatan Laut India.



Modi juga memanfaatkan kesempatan peluncuran INS Vikramaditya untuk menyelesaikan masalah pertahanan lainnya termasuk mendirikan Memorial Perang untuk tentara India dan menegaskan mendukung sistem "One Rank, One Pension" bagi personel pertahanan India. Melakukan sesuatu yang tidak dilakukan pendahulunya, Modi juga masuk ke kokpit sebuah pesawat tempur MiG-29K yang terparkir di dek INS Vikramaditya.
 

INS Vikramaditya, bersama dengan INS Arihant -kapal selam nuklir pertama India- merupakan kapal perang yang secara signifikan menambah kekuatan Angkatan Laut India untuk menegaskan keberadaannya di wilayah Samudera Hindia. INS Vikramaditya juga akan memberikan India peran besar sebagai pelaku keamanan maritim di wilayah tersebut.



Sumber : Artileri

Historia : Operasi Satgas Merah Putih

Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia
Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia


JKGR-(IDB) : Aneka komentar dan kontroversi tentang penyanderaan Kapal Sinar Kudus dengan 20 orang ABK dan Kapten Kapalnya di media massa tidak sempat diikuti oleh Laksamana Pertama A.Taufiqurrahman yang akrab disapa Laksma Taufiq, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1985.


“Dalam dua belas jam setelah pengangangkatannya di pagi hari sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar), saya sudah harus berangkat tugas,” kenangnya. Semula Laksma Taufiq adalah Komandan Komando Latihan (Kolat) Armada Timur. Ia mengaku belum sempat memasuki ruangan kantor barunya, karena keburu berangkat tugas berlayar.

Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar


Taufiq bertugas memimpin pasukan pertama yang dikirim ke Somalia. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat Sea-Rider. Pasukan itu menjadi bagian dari Satgas Merah Putih yang terdiri dari 480 personel. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jala Mangkara, Sat 81/Kopassus, dan Unit Intai Amfibi Marinir.


Pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin. Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopassus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Kopassus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat Sea-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.


Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin Komandan Satgas Merah Putih
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin
Komandan Satgas Merah Putih

Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel Badan Intelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain.


Sinar Kudus Korban Pembajakan
 
Mungkin orang tidak banyak tahu, Kapal Sinar Kudus bermuatan biji nikel seharusnya sudah sampai di Rotterdam 34 hari setelah keberangkatan. Kapal Sinar Kudus berangkat dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda pada tanggal 16 Maret 2011. Kapal itu diawaki oleh 20 orang di antaranya WNI dengan Kapten Kapal Slamet Jauhari.


Malang bagi kapal itu di Teluk Aden di wilayah perairan Somalia terdapat 28 kapal yang disandera dengan 600 orang sandera di dalamnya. Mereka sudah berbulan-bulan tersandera menunggu pembebasan. Somalia telah kehilangan pemerintah yang stabil dan dicabik oleh perang saudara sejak tergulingnya Presiden Mohamed Said Barre pada 1991. Di sebuah negara yang kekurangan sekali kesempatan kerja, perompakan dapat menciptakan “lapangan pekerjaan” dengan gaji bulanan yang besar.


Tidak mengherankan bila masalah pembebasan sandera bukan masalah sederhana. Operasi penyelamatan yang dilakukan harus tetap mengindahkan keadaulatan negara Somalia. Pembebasan sandera selalu menghindari collateral damage yaitu jatuhnya korban yang tidak dikehendaki atau akibat-akibat besar yang tidak diharapkan.


Sebagai prajurit TNI AL, Taufiq kemudian menyusun Rencana operasi untuk melaksanakan tugas memimpin pasukan pertama dengan sukses. Sebagai pribadi, ia harus menjamin bahwa keselamatan sandera tetap menjadi prioritas utama dan perintah tugas kepada prajurit di bawahnya merupakan perintah maut, karena dekat sekali dengan ancaman kematian sehingga penugasan ini bagaimana pun sempat memerlukan pertimbangan yang cermat dan cerdas. Tetapi, bagi Taufiq operasi seperti ini bukan yang pertama. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, operasi pembebasan pernah dilakukannya.


Pengalaman Taufiq pada tahun 2004 memberi keyakinan itu. Ketika itu kapal tanker Indonesia dibajak oleh salah satu kekuatan separatis Indonesia di Selat Malaka. Bukan kebetulan, sebelumnya Taufiq menempa anak buahnya untuk berlatih menghadapi ancaman intensitas rendah yang harus dihadapi dengan kemampuan perseorangan. Tentu saja banyak komentar dari rekan-rekannya, bahwa ia mengada-ada, karena membuat latihan-latihan itu.


Tetapi, kenyataan di lapangan tugas memang berbeda. Ancaman itu datang. Ketika bantuan yang ia minta, tidak kunjung datang, maka pembebasan harus dilakukannya bersama anak buahnya. Pembebasan kapal tanker itu mampu dilaksanakan bersama anak buahnya. Konflik fisik dengan para penyandera dalam jarak dekat pun terjadi dengan sengit. Semua perompak tewas dan beberapa di antaranya tertembak hanya pada jarak 1,5 meter.


Operasi Pembebasan
 
Bagi pemerintah Indonesia dan TNI, operasi pembebasan di laut ini merupakan operasi jarak jauh pertama yang dilakukan. Komando penuh di tangan Presiden, Komando Operasi di tangan Panglima TNI dan Komando Taktis di tangan Danguspurlabar.


Di Somalia sudah ada kesatuan-kesatuan keamanan lain yang sudah beroperasi, seperti European Naval Forces dari Uni Eropa, dari PBB, dari NATO dengan Maritime Group 2 yang dikepalai oleh seorang Laksamana dari Belanda; Sementara itu, Amerika Serikat sudah menggelar tiga Task Force, satu untuk menjaga dan menjamin keamanan wilayah perairan setempat, antiperompakan, dan satu lagi Task Force yang khusus untuk keamanan di Teluk Persia.


Operasi penyelamatan yang dilakukan Indonesia mau tak mau harus berkoordinasi dengan kesatuan-kesatuan itu agar tidak timbul konflik yang tidak diinginkan. Kekuatan yang sudah tergelar mempunyai unique challenge, diantaranya operasi-operasi di pantai yang menjadi basis perompakan tidak dapat dilakukan, karena menghindari dikorbankannya dua jenis nyawa manusia, yaitu nyawa korban dan penduduk sipil. Taufiq pertama-tama membuat kalkulasi bagaimana karakter orang-orang Somalia itu?


Imbangan daya tempur seperti apa yang harus dibangun? “Orang Somalia memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga bila rasa nasionalisme mereka tersinggung, bagi mereka tidak ada rasa takut sedikit pun untuk melakukan apa saja, termasuk bertempur mati-matian,” tegas Taufiq. Para perompak itu diperkirakan didukung oleh 70 persen penduduk pantai sehingga menyulitkan operasi pembebasan. Sandera selalu dijadikan perisai hidup.


Pernah terjadi, kata Taufiq, kapal India yang mendekat untuk membebaskan sandera. Buru-buru nakhoda kapal mendapat todongan senjata sehingga lewat pengeras suara nahkoda kapal dipaksa meminta tentara yang mau menyelamatkan itu untuk menjauh. Tentu saja, tentara yang mau membebaskan itu kemudian mengurungkan niatnya agar sandera tidak menjadi korban.




Drama Pembebasan
 
Kapal Sinar Kudus
Kapal Sinar Kudus
Kapal Sinar Kudus berangkat pada tanggal 23 Maret 2011 dan diperkirakan tanggal 10 April bahan bakar di kapal akan habis. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma direncanakan tanggal 2 April berada di Laut Arab. Ketika tanggal 29 Maret Kapal sampai di Colombo, ternyata Sinar Kudus sudah lego jangkar 3 mil dari Pantai Somalia sejak tanggal 25 Maret.


Taufiq merasa percaya diri, karena operasi ini didukung oleh pasukan elit TNI, seperti dari Den Jaka, Sat-81/Gultor, Batalyon Inti Amphibi, Kopaska, 4 Sea Riders, dan Frigate. Pada saat mendekat ke Perairan Somalia dilaksanakan pengamatan permukaan dan udara yang dimulai dengan jarak 400 mil, hingga jarak 20 mil dengan terus mengikuti perkembangan komunikasi radio dengan satuan- satuan lain dari mancanegara yang beroperasi di perairan itu disertai sejumlah pengintaian ke kapal. Karena, kapal yang disandera oleh pembajak jumlahnya banyak, maka tidak mudah menemukan Sinar Kudus.


Pengintaian dan pengamatan dilakukan dengan cermat dan terus menerus. Sesuai dengan arahan arahan Presiden, operasi penyelamatan baru bisa dilaksanakan bila tingkat keberhasilan dapat dicapai minimal 70 persen. “Padahal menurut saya baru 50 -50 persen”, kenang Taufiq. Sebabnya, meskipun kapal Sinar Kudus sudah ditemukan, tetapi pasukan penyelamat belum tahu dimana sandera berada? Kapal masih merapat di garis pantai sehingga bila operasi dijalan akan menimbulkan masalah hukum tersendiri.


Pengintaian oleh Sea Rider
Pengintaian oleh Sea Rider


Sambil menunggu moment yang “opportuned” maka kapal bertolak ke Oman untuk membangun Staging Base, baik untuk logistik maupun bahan bakar yang dapat dianggap sebagai Pangkalan Aju. Atase Pertahanan di kota Riyad – kebetulan namanya Ahmad Riyad bertugas untuk mengatur segala kelengkapan pangkalan itu, seperti logistik maupun penyediaan tenaga medis. Baru dua hari di kota itu, ada perintah dari Mabes TNI untuk “membebaskan sandera sekarang!”


Dalam operasi militer tugas prajurit adalah membebaskan sandera jadi tidak tunduk pada tuntutan perompak untuk membayar uang tebusan. Tetapi Sinar Kudus adalah kapal niaga. Rupanya PT Samudera Indonesia, melakukan negosiasi untuk pembebasan sandera. Salah satu anggota pembajak pernah menyatakan kepada Reuters mereka telah membebaskan Sinar Kudus setelah menerima pembayaran uang tebusan US$ 3 juta. Menurut pembajak, seperti dikutip kantor berita itu, mereka sedang meninggalkan kapal dan sedang mempersiapkan pelayaran lain. Ketika berita pembebasan itu dikonfirmasi ternyata masih ada para perompak di atas kapal, sehingga ABK belum bisa dikatakan bebas. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa setelah dibebaskan, kapal tidak disandera lagi oleh kelompok perompak yang lain.


Ditunda
 
Perintah pembebasan itu harus ditunda, karena rupanya ada proses negoisasi lain oleh pemilik kapal. Taufiq diperintahkan untuk mengawal KM Labobar yang mengangkut TKI ke Jeddah. Setelah tugas itu selesai kembali ada perintah “Laksanakan pembebasan, penyelamataan crew, pengawalan ke tempat yang aman, dan melaksanakan penindakan sesuai pertimbangan taktis”. Operasi yang dipimpin Taufiq dapat disebut sebagai “Temporary Independent Deployment” sehingga ia harus berkoordinasi dengan European Naval Forces yang kapal-kapalnya hadir di perairan itu. Ada kekhawatiran saat kapal sudah dibebaskan akan dibajak lagi.


image

“Perlu diketahui paling tidak ada 4 kelompok perompak di Somalia. Tiga kelompok setuju pembebasan, dan satu kelompok menolak,”kenang Taufiq. Oleh karena itu, seiring dengan usaha lain yang dilakukan oleh pemilik Sinar Kudus, sudah saatnya operasi dijalankan.


Rencananya kapal akan dibebaskan jam 14.00. KRI Yos dan KRI AHP siap memantau perkembangan. Saat itu di samping kapal-kapal Indonesia ada kapal Amerika USS Brain Birds dan satu Frigate dari Italia. Ketika helikopter pengintai diterbangkan mendekati pembajak, dapat diketahui bahwa di antara pembajak di dalam kapal belum ada kesepakatan.

Setelah ditunggu-tunggu pembebasan tidak terjadi dari jam 15.00 waktu setempat sampai jam 17.00, sampai jam 20.00. 

Taufiq makin yakin bahwa pembebasan harus dijalankan antara pukul 1 sampai 2 dini hari. Ternyata kapal melakukan lego jangkar untuk mendekati pantai Somalia dalam jarak 3 mil dari pantai. “Dari para pembajak itu rupanya ada orang angkatan lautnya sehingga tahu hukum internasional untuk meredam upaya pembebasan”, kenang Taufiq. Oleh karena itu, Taufiq memutuskan untuk mencegat kapal itu di kota Eyl yang berjarak 10 mil arah Utara perairan Somalia. Dari jarak 3 mil Helikopter disiapkan dengan dilengkapi General Purpose Machine Gun (GPNG) di sebelah kanan dan di sebalah kiri disiapkan para sniper (penembak jitu) menuju ke Sinar Kudus.


Pada jarak aman pasukan turun dan 3 perompak tertembak yang salah satunya memakai kaos milik Mualim Kapal Sinar Kudus. Dua di antaranya bernama Farah dan Abdulkadir yang dikenal paling galak. Semula perompak itu akan ditangkap, tetapi ternyata mereka melawan dengan menembaki heli. “Mereka menembak Komandan!” lapor anggota pasukan. Taufiq pun memerintah, “Sapu!”. Semua perompak dapat ditewaskan. Kapal Sinar Kudus dapat diselamatkan.


Di salah satu media ditulis, kesakisan salah satu satu ABK Sinar Kudus, “Saya tugasnya di kamar mesin, jadi tidak tahu pasti. Tapi sempat melihat tiga perompak yang sebelumnya menembak helikopter TNI AL, ditembak mati.” “Terima kasih. Kalau Bapak tidak sabar kami mati semua!” tagas para ABK. Sinar Kudus melaju ke wilayah aman. Drama penyanderaan Sinar Kudus selama 61 hari berakhir.


Frigate  Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus
Frigate Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus


Mogok
 
Keesokan harinya kapal Sinar Kudus mogok, karena mesin pendingin tidak berjalan akibat kehabisan air. Taufiq memerintah KRI Yos Sudarso untuk memberikan 20 ton air agar pendingin dapat berjalan kembali. Tanggal 4 Mei sampai di Pelabuhan Salalah, Oman untuk mengganti semua ABK yang bertugas. Para ABK yang telah dibebaskan dari penyanderaan akan diangkut pulang ke tanah air dengan pesawat. Untuk menjaga keamanan di kapal ditempatkan 7 orang pasukan.


Ketika kapal berada 100 mil dari Oman ada teriakan tanda bahaya dari kapal Uni Emirat Arab yang disergap kapal-kapal pembajak. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso berputar arah untuk menghalau para perompak itu. Tembak- menembak terjadi di kegelapan lautan. Tidak bisa dikonfirmasi berapa pembajak yang tewas sebelum mereka melarikan diri. Bagi para pembajak, mati dan hidup rupanya “tidak menjadi masalah serius”. Taufiq menyaksikan, perompak yang tewas langsung dibuang ke laut oleh teman-temannya. “Nyawa orang kok dianggap enteng saja,” tegas Taufiq yang mengaku melakukan sholat untuk para perompak yang tewas. Setelah kapal itu aman, barulah KRI Yos kembali mengawal Sinar Kudus. Komandan pasukan NATO di wilayah itu menyatakan pujian kepada Taufiq, “You do make different!”.


Karunia
 
Bagi Taufiq, semua pengalaman itu adalah karunia Allah SWT. “Tidak ada hal yang kebetulan dalam hidup ini”, katanya merendah. Manusia ibaratnya hanyalah syariat yang dipenuhi ma’rifat dari Allah. Keberhasilan pembebasan sandera dari pembajak Somalia adalah pembebasan dramatik yang boleh jadi akan menjadi model dan modus operandi bagi pembebasan sandera-sandera lain dari para perompak Somalia yang telah menjadi momok pelayaran dagang internasional selama beberapa dasawarsa. Kecermatan yang dilakukan oleh pasukan TNI di bawah komando Dan Guspurlabar mungkin diteladani pasukan-pasukan penyelamat internasional.


Kuncinya, menurut Laksma Taufik adalah menemukan momentum yang tepat, “Kalau terlalu cepat membahayakan pasukan, kalau terlalu lambat membahayakan para sandera.”

Selama ini pembebasan sandera berhenti di tingkat perundingan dan memenuhi tuntutan pembajak. Sesuatu yang tidak memuaskan di kalangan prajurit manapun di dunia, karena mereka yakin bahwa cara militer akan bisa mengatasi persoalan perampok Somalia. Karena bagi prajurit seperti dikatakan Laksma Taufik, “Tugas tentara adalah perang dan menang.” Dan pembebasan para sandera dari perompak Somalia yang dilakukan pasukan TNI tanpa satu nyawa pun yang menjadi korban di pihak TNI maupun sandera. Bravo Laksma Taufik. Jalesveva Jayamahe. 




Sumber : JKGR

Sea Demontrations KRI Bung Tomo 357


“……Blarrrrr….suara dahsyat meyalak dari tabung peluncur torpedo KRI Bung Tomo-357 di perairan utara Inggris….kobaran api dihadapi oleh  Fire Fighting Team dengan sigap….”



LONDON-(IDB) : Suhu udara di perairan utara Inggris di Perairan Glasgow terasa menggigil walaupun matahari bersinar terang, hal tersebut dikarenakan hembusan angin dari balik bukit yang bertiup cukup kencang. Sesosok kapal perang dengan siluet yang garang bergerak senyap dari pelabuhan Fairly Quaey menuju lautan lepas. Ternyata sosok kapal perang tersebut adalah KRI Bung Tomo- 357, merupakan Multy Role Light Fregate yang dalam waktu dekat akan menjadi bagian kekuatan Alutsista TNI Angkatan Laut sedang berada di perairan tersebut melaksanakan pentahapan “Sea Demonstrations”, Senin (9/6), untuk pengujian system platform dan kesenjataan serta calon pengawak kapal dalam mengoperasikan seluruh peralatan yang melengkapi kapal tersebut. Dua kapal sejenis lagi yang akan memperkuat jajaran Alutsista TNI AL, yaitu KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359.


Kapal perang tersebut dilengkapi dengan kesenjataan yang sangat kompleks dan lengkap yang didukung oleh Paltform System yang baik. Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.



 


Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Layaknya sebuah frigate, KRI Bung Tomo 357 juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar. Untuk propulsion system maupun pesawat – pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan / failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini.


 …. Blaarrr suara keras tiba – tiba terdengar dari lambung kanan KRI Bung Tomo 357, ternyata suara tersebut berasal dari peluncur tabung torpedo yang ditembakan secara local setelah tabung udaranya diisi oleh udara dengan kekuatan sampai dengan 1650 Bar. Tidak lama berselang, suara alarm kapal tiba – tiba terdengar dan orang – orang berhamburan berlari menuju geladak heli….. peran kebakaran …peran kebakaran …. Peran kebakaran…. Kebakaran terjadi di …instalasi avcat helly deck….Lettu Laut (T) Wakijo dan Letda Laut (T) Azzuan memimpin Fire Fighting Team untuk mengatasi kebakaran yang terjadi. Tiga orang pertama telah datang ke lokasi kebakaran hanya berselang beberapa menit setelah terdengar alarm peran yang dipimpin langsung oleh Katim PEK. 

Selanjutnya empat orang telah datang dengan menggunakan pakaian PEK lengkap dengan peralatan pendukungnya tiba dilokasi kebakaran untuk melanjutkan penangulangan. Bersyukur….api hanya dalam waktu singkat dapat diatasi oleh kesigapan Team PEK KRI Bung Tomo 357 dan seluruh anggota sudah dapat memahami seluruh prosedur dan mekanisme dalam penanganan kebakaran dikapal dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang belum pernah mereka gunakan sebelumnya…dibawah binaan Mr. Rore yang mantan Boosmant di salah satu Destroyer  Royal Navy dan merupakan veteran Perang Malvinas sebagai trainer, pengetahuan dan pemahaman Fire Fighting Team dapat diserap dengan baik.


Ternyata kejadian tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dalam even Sea Demonstration KRI Bung Tomo 357. Dalam kesempatan tersebut juga telah dilaksanakan pengujian kehandalan kapal dalam bermanuver, crash stop dari maju penuh sampai dengan kapal mencapai Top Speed dan PDL (Power Demand Level) dari anjungan di gerakan dari maju penuh langsung mundur penuh… disisinilah diuji bahwa realibility main engine propulsion system yang dikendalikan  betul – betul diuji kehandalannya. Tidak terasa hentakan, getaran maupun bunyi – bunyi yang menghawatirkan dari system MPK yang dioperasikan secara ekstrim. Akselerasi kapal juga sangat bagus dengan diameter taktis yang sangat kecil saat melaksanakan circle maneuver sehingga walaupun kapal dengan bobot besar kapal tersebut sangat lincah.



 

Komandan Satgas Yekda MRLF, Kolonel Laut (P) Nyoman Sudihartawan on board langsung saat dilaksanakan sea demonstrate KRI Bung Tomo 357 di perairan Glasgow. Pengujian penembakan Meriam 76 mm OSRG dan meriam 30 mm yang berada di lambung kanan dan kiri diuji coba terhadap sasaran permukaan maupun udara dengan menggunakan sarana deteksi yang ada yaitu EOTs (Electro Optical Tracker System) dan Radar Tracker 1802 SW. Kontak permukaan dapat di lock on. Demikian juga halnya terhadap kemampuan menghadapi ancaman bahaya udara, pesawat Cesna yang menjadi sasaran udara bermanuver melaksanakan serangan terhadap KRI TOM 357 dapat di lock on dengan baik oleh sarana penjejak tersebut sehingga kemanapun pergerakan pesawat dapat diikuti oleh laras meriam untuk ditembak.


Simulasi penembakan rudal Exocet MM 40 Block 2 yang melengkapai kapal juga telah dilaksanakan pengujian dengan melaksanakan simulasi penembakan rudal bersamaan dengan pengujian decoy sebagai perisai kapal terhadap serangan anti rudal yang mungkin terjadi saat perang. Untuk menghadapi peperangan AKS (Anti Kapal Selam), telah dilaksanakan pengujian penggunaan sonar baik pada mode pasiv untuk melaksanakan pengamatan kondisi taktis bawah air maupun active mode untuk melaksanakan deteksi dan klasifikasi kontak bawah air. 

Kemampuan sonar sangat bagus untuk mendukung peperangan bawah air dengan berbagai feature yang ada selain yang disebutkan tadi juga dilengkapi untuk mewaspadai adanya serangan torpedo dari kapal lawan dan mendukung pelaksanaan “mine field transit” (melewati medan ranjau), sebelum dilaksanakan pengoperasian sonar dilaksanakan pengukuran parameter – parameter lingkungan dengan menggunakan XBT (Expandable Bathy Thermograph) sehingga dapat diketahui layer – layer bawah air dan optimum operasional sonar system.


Calon Komandan KRI Bung Tomo 357, Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. beserta anak buahnya yang terdiri dari 7 personel expert dan 9 key personel telah berada di Inggris sejak beberapa bulan yang lalu mengikuti program pelatihan dan penyiapan Cawak merasakan kebanggaan yang sangat besar mendapatkan kesempatan untuk mempelajari kapal tersebut yang nanti akan mereka awaki berlayar menuju tanah air.Dalam waktu dekat rakyat Indonesia akan memiliki 3 (tiga) kapal perang dengan Weapon System dan Paltform System yang dapat dibanggakan untuk mengamankan berbagai kepentingan nasional baik di dalam maupun diluar yurisdiksi nasional. 

Kapal perang tersebut juga sebagai sarana diplomasi angkatan laut terhadap dunia internasional karena mampu dikerahkan ke berbagai pelosok dunia untuk mengamankan kepentingan negara, mendukung misi – misi perdamaian dibawah bendera PBB seperti halnya yang saat ini sedang dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo 368 yang tergabung dalam misi Unifil di Lebanon. Kehadirannya di berbagai Hot Area di wilayah perbatasan maupun di perairan Indonesia yang memiliki eskalasi tinggi tentunya akan menjadi perhitungan siapapun yang akan berbuat macam – macam terhadap integritas NKRI karena kemampuan kapal yang sangat kompleks.


Pengerahan MRLF untuk diikut sertakan dalam even latihan berskala internasional baik dalam konteks bilateral maupun multilateralpun akan meningkatkan gengsi bangsa Indonesia. Seluruh cawak baik yang saat ini sudah berada di Inggris maupun yang sedang mengikuti persiapan KPPK di Kolatarmatim saling bahu membahu memahami dan mempelajari karakter kapal perang yang akan mereka awaki sehingga pada saatnya nanti seluruh kemampuan kapal dapat secara maksimal dioperasionalkan sesuai perkembangan taktis dilapangan.


“Program–program pelatihan setiap saat selalu dilaksanakan evaluasi untuk mempercepat pemahaman system disamping kesibukan penyusunan berbagai dokumen – dokumen kapal yang akan sangat berguna dalam proses kaderisasi selanjutnya”, kata Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. disela-sela latihan.


Untuk meningkatkan moril dan semangat secara periodik dilaksanakan briefing dan penyampaian pointers – pointers / petunjuk komandan terhadap anak buahnya di Inggris maupun di Indonesia dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada. Dalam era modern jarak yang memisahkan antara mereka bukan menjadi hambatan, akselerasi organisasi dapat dikontrol dengan baik oleh Sang Komandan dimanapun dan kapanpun sehingga berbagai upaya dapat dilaksanakan secara integrative dan terkontrol. Ungkapan terimakasih disampaikan oleh Sang Calon Komandan beserta seluruh Cawak atas kesempatan yang diberikan oleh Pemimpin TNI Angkatan Laut khususnya dan kepada rakyat Indonesia pada umumnya.

Dalam waktu dekat kapal tersebut dengan kobaran semangat “SATRIA JALADHI TANGGWA” (Ksatria Laut yang Tangguh) layaknya semangat Bung Tomo yang penuh dengan militansi dan heroisme sudah siap berlaga dalam berbagai arena membela kepentingan bangsa dan negara Indonesia tercinta mengibarkan bendera Victory “JALES VEVA JAYA MAHE” di setiap penjuru samudera raya baik didalam maupun luar yurisdiksi nasional. 




Sumber : Koarmatim