Pages

Sabtu, Juni 14, 2014

Japan Australia Agree On Stealth Technology Deal

TOKYO-(IDB) : Japan and Australia agreed Wednesday to jointly develop stealth submarine technology, as Japanese Prime Minister Shinzo Abe pushes his country toward a more assertive global military role.

The submarine technology was a top item at talks among the nations' foreign and defense ministers in Tokyo and was included in an agreement to step up cooperation in defense equipment and technology.

Defense Minister Itsunori Onodera told a joint news conference after the talks that the ministers agreed to begin the research next year. It will focus on technology that is applicable to any vessel including submarines, he said, but declined to give further details.

"I have high expectations for successful results," he said. Onodera said the research and possible technology transfer would not violate Japan's pacifist constitution.

Onodera and Japanese Foreign Minister Fumio Kishida were joined by their Australian counterparts, Julie Bishop and David Johnston, at Wednesday's meeting. The four also agreed to strengthen military ties.

The research aims to develop faster submarines with reduced water resistance and quieter propellers, Japanese defense officials said earlier this week. But the joint research will not necessarily lead to the sale of Japanese submarines to Australia, which is exploring purchasing submarines from Germany and France as well.

The research, however, widens the possibility of Japan supplying military technology overseas. The Abe government in April eased Japan's self-imposed limits on military exports, paving the way for its largely domestic defense industry to go global. Japan has also agreed to develop hazmat suits with Britain, and is seeking to export search and rescue aircraft to India.

Abe says the U.S.-Japan alliance remains central to his security policy, but has widened defense cooperation with Britain, France, India and several Asian-Pacific nations, particularly Australia, amid an expansion of Chinese military activities in the region and concern that budget pressures may reduce America's presence.

He is trying to ease constitutional restraints so Japan's military can use force not only in Japan's own defense but also to defend foreign troops.

Onodera has said Australia has a strong interest in Japan's submarine technology. Johnston is expected to tour a Japanese Soryu-class submarine at Yokosuka naval port, south of Tokyo, during his visit.

The 2,950-ton diesel-electric submarine is the most advanced model in Japan's fleet of 16 submarines. It comes with air-independent propulsion technology acquired from Sweden, and is armed with torpedoes and Harpoon missiles.

"We would like the Australian side to closely look at Japanese defense equipment so we can build an even more cooperative relationship between Japan and Australia," Onodera told reporters last Friday.

Australia is also in talks with Germany and France about a 40 billion Australian dollar ($37 billion) plan to replace its Collins-class submarines.




Source : Yahoo

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa...!!! (4)


JKGR-(IDB) : Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS.


Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium).Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.


Pengembangan Kapal Selam


Pada 20 Desember 2011 Kementrian Pertahanan RI menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) Korea Selatan. Kontrak tersebut ditandatangani kedua belah pihak yang dalam hal ini pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo (sekarang Sekjen Kemhan), sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nampenandatanganan kontrak ini juga dibahas masalah Transfer of Technology (ToT) yang nantinya dapat menguntungkan kedua belah pihak. Pengadaan 3 Kapal Selam tersebut Pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebanyak US$ 1,08 milliar, pembangunannya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun.


Dalam kerjasa tersebut, 2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Untuk proses tenaga alih teknologi kapal selam, PT PAL sebagai mitra kerjasama mengirim sebanyak 206 karyawannyayg sudah melalui sejumlah tahap seleksi terdiri dari 186 tenaga ahli bidang produksi dan 20 orang bidang desain. PT PAL mengaku optimis bisa menyerap ilmu yg didapat di Korea dan diterapkan di dalam negeri. Selain itu, faktor sejarah overhaul KRI Cakra pada tahun 1997 dan KRI Nanggala pada 1999 salah satu optimisnya PT Pal.




Road Map penguasaan teknologi

  • 2014-2017 : Konsep Pentahapan Pembangunan Kapal Selam Baru. Disini ditekankan penguasaan teknologi melalui ToT/OJT Kapal Selam DSME 209 Whole Local Production.
  • 2017-2022 Melaksanakan Desain dan Produksi Kapal Selam secara mandiri.

“Bisa sembunyi sampai dalam. Dia bisa melontarkan persenjataan yg cukup jauh, dan daya hancurnya besar,”

Beberapa waktu lalu penulis pernah bertemu dengan Kepala Baranahan Kemhan, Laksamada Muda Rachmad Lubis, beliau mengatakan bahwa jika sudah mandiri maka PT PAL wajib membangun dan mendesain kapal selam canggih sesuai kebutuhan pertahanan dalam negeri. Bapak murah senyum ini mengatakan bahwa kapal selam dalam negeri harus bisa mengadopsi senjata sejenis klub S. Untuk itu ia berharap PT PAL bisa maksimal menguasai alih teknologi saat belajar di Korea Selatan.


Maintanance PTPal

Agar bisa mandiri membangun kapal selam, diperlukan infastruktur yang baik. Untuk itu pemerintah menyiapkan anggaran sebesar sebesar US $ 250 juta melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dilakukan secara bertahap. Anggaran biaya tersebut diantaranya akan digunakan untuk infrastruktur sebesar US $ 150 juta, Sumber daya manusia sebesar US $ 70 juta serta biaya konsultan sebesar US $ 30 juta.


Saat ini baru tahap pembangunan infrastruktur meliputi gedung, fasilitas dan beberapa peralatan. Pembangunan dilakukan bulan April kemarin dan diharapkan tuntas pada November 2014 atau maksimal awal tahun depan karena pembangunan konstruksi kapal selam akan dimulai pada tahun 2015. Untuk pembangunan konstruksi kapal selam baru yg dikerjakan dalam negeri akan dibahas ditingkat Kementrian.



Untuk tahap awal, komponen produk impor yang akan mendominasi pembangunan kapal selam. Untuk pembangunan kapal selam ketiga diharapkan komponen lokal bisa mendominasi apalagi saat ini sudah ada Krakatau Posco (KP) Cilegon yg akan menjadi penyedia material khusus kapal selam. Selain itu sejak tahun 2007 beberapa pihak seperti Perguruan tinggi, badan Litbang seperti BPPT atau TNI AL, dan beberapa perusahaan lainnya sudah/masih melakukan riset komponen lokal. Saat ini ada beberapa perguruan tinggi yg merencanakan menerapkan kurikulum khusus teknologi kapal selam yang diharapkan akan membantu SDM kedepan.


KS Midget


Kapal Selam Kecil (Midget)


Wilayah Indonesia yang berupa laut sebagian besar bersifat perairan litoral. Bahkan 50% lebih laut Indonesia mempunyai kedalaman rata-rata di bawah 100 m. Dengan sifat perairan seperti itu maka kapal selam yang cocok untuk wilayah Indonesia adalah kapal selam berukuran kecil, dengan tujuan agar sulit dideteksi saat melakukan tugas-tugas khusus. 

Berdasarkan alasan-alasan operasional, alasan embargo senjata, dan alasan adanya proses percepatan alih teknologi, maka sejak tahun 2007  Dislitbang TNI-AL bekerja sama dengan BPPT dan sejumlah perguruan tinggi dalam negeri melakukan desain kapal selam berukuran kecil dengan panjang 22 meter. Untuk persyaratan teknis disusun oleh Dislitbang TNI AL. Sayangnya penelitian tersebut sempat terhenti selama 2 tahun karena krisis ekonomi yang melanda dunia. Tahun 2010 penelitian dimulai lagi dengan menggunakan dana Kemenristek meski mengalami keterbatasan dana.


Campuran Midget

Saat ini tim masih melakukan penyempurnaan lagi agar midget bisa sempurna. Jika midget 22 meter sudah selesai akan dilakukan perancangan pada ukuran 15 meter. Tahun 2012 tim melakukan penelitian sistem propulsi, sistem control/kemudi, membuat baling-baling, sonar, dan torpedo. Saat ini sedang dalam tahap membuat prototipe setelah berhasil melakukan sejumlah pengujian, target tahun 2015 midget 22 meter sudah bisa bermanuver di laut kita.


Yang perlu diingat membangun kemandirian dalam negeri itu membutuhkan kesabaran dan perjuangan yg tinggi. Jadi semoga penghargaan kepada mereka yg sudah berjuang membangun kemandirian ini diapresiasi Pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Dan tetap semoga korupsi tidak terjadi di dalam era kemandirian ini… Amieeen 



Sumber : JKGR

Panglima TNI : Kecanggihan Alutsista Tentukan Tinggi Rendahnya Tingkat Ancaman

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, menegaskan pentingnya kecanggihan alutsista dalam mengurangi ancaman. Hal itu ia sampaikan saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (13/6).

Merujuk pada pernyataan Presiden, Moeldoko menjelaskan bahwa ancaman yang sering terjadi bersifat dua macam, yakni ancaman tradisional dan non-tradisional.


“Ancaman tradisional merupakan ancaman yang berupa invasi dari negara lain, sedangkan ancaman non-tradisional berbentuk terorisme, bencana alam, penyakit, dan macam-macam,” ucap Moeldoko.


Ancaman non-tradisonal biasa masuk melalui ideologi, politik, ekonomi, dan budaya. Sedangkan ancaman tradisional biasa menggunakan kekuatan militer.


“TNI akan menjadi garda terdepan dalam menghalau ancaman yang bersifat militer. Ancaman yang bersifat non-militer, yang menjadi garda terdepannya adalah kementerian terkait, contohnya Kementerian Perekonomian,” paparnya.


Panglima TNI menambahkan, kaitan ancaman dengan alutsista yang saat ini akan memasuki tahun Renstra II sangat erat. Keduanya saling mempengaruhi.


“Perkembangan ancaman ke depan dalam konteks thousand friends dan non thousand friends kecanggihan alutsista tetap diperlukan,” ucapnya.


Dalam konteks tersebut, sambungnya, kecanggihan teknologi sangat menentukan tinggi rendahnya tingkat ancaman buat negara. Kecanggihan teknologi perlu ditingkatkan beserta SDM-nya.


Ketika disinggung mengenai visi-misi capres terkait alutsista, Panglima TNI menjelaskan, map rancangan alutsista akan disusun pasca-terpilihnya presiden baru.




Sumber : JurnalMaritim

TNI AL Dan US Navy Laksanakan Latihan CARAT Divex 2014

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) kembali mengelar Latihan Bersama dalam rangka meningkatkan kerjasama Bilateral Indonesia dan Amerika Serikat. Latihan Bersama (Latma) TNI AL dan US Navy ini merupakan yang ke-14 kali, dengan sandi "Latma CARAT Divex 2014" (Cooperation Afloat Readiness and Training Diving Exercise) yang dilaksanakan di Perairan Utara Banten, Jawa Barat.

Latma Carat Divex 2014 dibuka oleh Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Mrs. Kristen F. Bauer, di USNS Safeguard. Acara pembukaan ditandai dengan penyematkan tanda peserta latihan kepada Komandan KRI Sultan Thaha Syaefuddin-376, Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E., M.P.M., selaku Commander Task Group (CTG) dan kepada Komandan USNS Safeguard, Captain (N) James Driver, selaku Deputy Commander Task Group (DCTG) CARAT Divex 2014.


Sesuai jadwal yang direncanakan, Latihan Bersama CARAT Divex 2014 ini akan berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 9 Juni sampai 13 Juni 2014. Sedangkan TNI AL sendiri dalam Latihan ini melibatkan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, Satkopaska Koarmabar, Dislambair Koarmabar, Dispen Koarmabar, dan Dislambair Koarmatim. Adapun jumlah personil yang terlibat dari: TNI AL 105 orang, dan dari pihak US Navy melibatkan USNS Safeguard dengan jumlah personil sekitar 120 orang.




Sumber : TNI AL

Danpasmar 1 Melepas Stgasmar PAM Puter XVI




SURABAYA-(IDB) Komandan Pasmar-1 Brigadir jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso secara resmi melepas keberangkatan Satuan Tugas Marinir (Satgasmar) Pengamanan Pulau Terluar (Pam Puter) XVI  di Semarung Surabaya, Jum’at (13/06/2014).


Pelepasan Satgasmar Puter yang berjumlah 44 personel dari Brigif-1 Marinir, Menbanpur-1 Marinir dan Menart-1 Marinir ini di pimpin oleh Kapten Marinir Irman Ali Rahman P NRP 17763/P sebagai Dansatgas. Rencana pasukan akan berangkat menggunakan Kapal Perang KRI Teluk Lampung-403.



 



Dalam amanatnya, Danpasmar-1 menyampaikan bahwa tugas yang akan kalian laksanakan ini merupakan amanah dari seluruh rakyat indonesia, yaitu untuk menjaga keutuhan  wilayah dan kedaulatan NKRI, saya juga mengharapkan kepada Komandan Satgasmar Pam Puter XVI agar mampu mengendalikan diri dan seluruh anak buahnya, sehingga dapat melaksanakan penugasan ini dengan baik, serta lakukan rotasi penempatan personel, karena pulau yang akan kalian tempati merupakan pulau yang sebagian besar tidak berpenghuni, agar dapat menghilangkan rasa kebosanan.


Lanjutnya, Komandan Pasmar-1 mengatakan Pulau Dana Rote, Pulau Batek, Pulau Fanildo dan Pulau Brass apabila dikelola dan diberdayakan dengan baik akan dapat meningkatkan ketahanan nasional, namun sebaliknya jika potensi tersebut tidak diberdayakan secara optimal akan dapat menimbulkan berbagai konflik yang mengarah kepada SARA  (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan).





Diakhir amanatnya, Komandan Pasmar-1 menekankan kepada seluruh Prajurit Satgasmar Puter XVI, agar melandasi dan membentengi diri dengan keimanan dan   ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tingkatkan komunikasi dan hubungan dengan warga masyarakat sekitar beserta aparat terkait (Instansi TNI dan Instansi Pemerintah), tingkatkan kepekaan dan tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di wilayah masing-masing, jaga keamanan personel dan material terutama penyimpanan senjata, amonisi dan handak harus sesuai dengan prosedur yang berlaku dan jangan melakukan tindakan serta perbuatan yang dapat meresahkan masyarakat dan selalu menjaga nama baik Korps Marinir.


Selesai amanat, Danpasmar-1 memberikan ucapan selamat untuk bertugas kepada seluruh Prajurit Satgasmar Puter XVI yang diikuti oleh Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Purwadi, Para Asisten Pasmar-1, Komandan Menart-1 Mar Kolonel Marinir M. Nadir, Komandan Menbanpur-1 Mar Letkol Marinir Iwan Hermawan, Komandan Menkav-1 Mar Letkol Marinir Herkulanus dan seluruh pejabat teras dijajaran Pasmar-1. 




Sumber : Kormar

Taruna Akademi TNI Dan POLRI Kunjungi Sarang Petarung Marinir




SURABAYA-(IDB) : Taruna Akademi TNI dan Polri mengunjungi sarang petarung Korps Marinir, yang diterima langsung oleh Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso di Bhumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, Jum’at (13/06/2014).

 


Kunjungan para Taruna dan Taruni ini adalah dalam rangka Bhineka Eka Bhakti (BEB) Tahun 2014 yang menitikberatkan pada pengetahuan dan wawasan para Taruna dan Taruni tentang ciri khas suatu satuan, tugas dan fungsi dari tiap-tiap Satuan operasional TNI dan Polri, serta peninjauan peralatan Alutsista dan demontrasi atau peragaan latihan, yang nantinya dapat menjadi bekal untuk meningkatkan kompetensi dan daya pikir Taruna dan Taruni untuk mencapai profesionalisme yang memiliki keahlian expertise ketarunaan, responsibility dan jiwa korsa atau lebih dikenal dengan Esprit De Corps.

 


Dalam kunjungan Taruna dan Taruni Akademi TNI (Taruna Akmil, Taruna AAL dan Taruna AAU) yang berjumlah 753 para Taruna yang terdiri dari 411 Taruna dan 38 Taruni serta 304 Taruna Akpol ( 254 Taruna dan 50 Taruni), yang dipimpin oleh Dirmin Akademi TNI Laksma TNI Bambang Riatmaja, Danmenchandradimuka Akademi TNI Kolonel Paskas Lintong Siregar, Kakor Bintarsis Akpol Kombes Pol Hery Wibowo, para Danyon Taruna Akademi TNI, para staf Akademi TNI dan para pengasuh Taruna.

 


Dalam sambutannya, Komandan Pasmar-1 mengatakan kegiatan Bhinneka Eka Bhakti dilaksanakan untuk membekali para Taruna dan Taruni tentang tugas dan fungsi satuan-satuan TNI dan Polri, disisi lain kegiatan ini juga bertujuan untuk membuka wawasan, pandangan dan pemahaman serta penghayatan para Taruna dan Taruni tentang identitas, ciri khas dan jati diri satuan-satuan TNI dan Polri.


Lebih lanjut, orang nomor satu dijajaran Pasmar-1 tersebut mengatakan disamping tujuan-tujuan di atas, tujuan yang terpenting dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkembangkan jiwa dan semangat integrasi dan menjalin kebersamaan serta kekompakan antara TNI dan Polri.”tegasnya.



 
Setalah selesai memberikan sambutan Komandan Pasmar-1 memaparkan Tugas Pokok Korps Marinir kepada para Taruna dan Taruni TNI/Polri, setelah memaparkan tugas pokok Korps Marinir, dilanjutkan dengan pemutaran film Profil Korps Marinir, sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan tukar menukar cendra mata yang dilaksanakan di Indoor Sport.

 


Selesai kegiatan di Indoor Sport para Taruna dan Taruni berkesempatan menyaksikan berbagai demonstrasi diantaranya, demonstrasi Terjun Payung oleh prajurit Batalyon Taifib-1 Mar, demonstrasi penembakan Meriam Howitzer 105 MM oleh prajurit Resimen Artileri-1 Marinir, dan demonstrasi bela diri Karate oleh para prajurit Pasmar-1serta peninjauan Kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir di lapangan apel Karangpilang,Surabaya.

 


Diakhir acara para Taruna dan Taruni mempertunjukkan Yel-yel Taruna TNI dan Taruna Polriserta ditutup dengan demonstrasi Haka-haka oleh para prajurit Pasmar-1.





Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Purwadi, para Asisten Pasmar-1, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir M. Nadir, Danmenbapur-1 Mar Letkol Marinir Iwan Hermawan, Danlanmar Surabaya Letkol Marinir Ludi Prastyono serta para pejabat teras dijajaran Marwiltim.




Sumber : Kormar

Berita Foto : Yonif 112 Raider Kodam IM Latihan Larasunta

ACEH-(IDB) : Pasukan Yonif 112/Raider Kodam Iskandar Muda mengikuti latihan Larasunta (laut, rawa, sungai, pantai) di kawasan pesisir pantai Ulee Lheue, Banda Aceh, Jumat (13/6/2014).


Latihan pemeliharaan untuk meningkatkan kemampuan anggota raider tersebut diikuti 558 prajurit, berlangsung hingga 15 Juni mendatang.




Sumber : Tribunnews

Pembajakan Di Asia Tenggara Meningkat

Kabar baiknya, jumlah pembajakan di Somalia turun drastis, tapi berita buruknya perompak laut kini merajalela di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. 

DW-(IDB) : Asia Tenggara telah menjadi daerah paling rawan serangan bajak laut di dunia, setelah operasi internasional membuat aksi bajak laut di Somalia berkurang, demikian dinyatakan PBB.

Tahun lalu 28 kapal diserang di sebelah barat Samudera Hindia namun tak ada satupun yang ditawan di wilayah tersebut, kata badan PBB United Nations Institute for Training and Research (UNITAR) dalam laporan mereka baru-baru ini.

Dibanding dengan Januari 2011, ketika para bajak laut Somalia menawan 736 sandera dan 32 kapal, beberapa diantaranya di laut lepas sementara lainnya di kapal-kapal mereka.

“Ada penurunan besar dalam jumlah serangan bajak laut selama 2013, hingga bisa diklaim bahwa itu hampir berhenti,“ kata UNITAR setelah melakukan studi selama lima tahun.

Serangan-serangan di Tanduk Afrika berputar dari awal 2000an dengan para bajak laut membajak kapal-kapal kargo dan menyandera para awak kapal selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Sebagian besar serangan berkurang atas kapal internasional sejak dimulainya patroli di Teluk Aden dan Samudera Hindia, dan banyak kapal dagang yang mulai memasang penjaga bersenjata di kapal mereka.

Serangan juga menjadi jauh kurang parah, dengan sejumlah insiden yang melibatkan pelontar granat jatuh dari 43 kasus pada 2011 menjadi hanya tiga insiden tahun lalu.

Pada saat yang sama para permintaan tebusan para perompak turun dari 150 juta US dollar pada 2011 menjadi 60 juta US dollar tahun berikutnya.

Mereka juga beroperasi lebih dekat ke pantai, dengan rata-rata serangan berlangsung kurang dari 50 kilometer dari garis pantai pada 2013, seperempat dari jarak mereka tiga tahun silam.

 Ekonomi Berbiaya Mahal

Sementara di Asia Tenggara pembajakan meningkat, khususnya di jalur perdagangan laut Selat Malaka, diantara Malaysia dan Indonesia.

Serangan-serangan itu berada di puncak dengan 150 kasus tahun lalu setelah mengalami tren kenaikan sejak 2010, kata UNITAR.

“Pembajakan di Selat Malaka terus menjadi gangguan besar bagi keamanan rute di Samudera Hindia bagian timur,“ kata badan PBB tersebut.

Bulan lalu, International Maritime Bureau mengatakan ada 23 kali upaya penyerangan di perairan Asia Tenggara antara bulan Januari dan Maret, khususnya di lepas pantai Indonesia.

UNITAR mengatakan pembajakan cenderung menjadi lebih buruk di wilayah ini seiring bergesernya pusat gravitasi kapal dunia yang kini menuju Asia.

”Dengan perubahan kondisi iklim di lintang tinggi dan negara-negara menengah berpendapatan rendah di Asia kini mengalami pertumbuhan per kapita terbesar, tambahan rute transportasi mungkin perlu dieksplorasi,” tambah dia.

Secara keseluruhan World Bank memperkirakan pembajakan ini mengakibatkan ekonomi dunia mengalami kerugian sekitar 13 juta US dollar setiap tahun yang mengakibatkan naiknya biaya perdagangan.

Jumlah itu ”mengecilkan perkiraan 53 juta US dollar rata-rata setiap tahun, uang tebusan yang dibayarkan sejak 2005,” kata Bank Dunia dalam laporan 2013




Sumber : DW