Pages

Minggu, Juni 01, 2014

Berita Foto : Gladi Bersih Latgab 2014

Uji Taktis Latgab TNI 2014

SITUBONDO-(IDB) : Sejumlah prajurit TNI melaksanakan uji taktis pra latihan gabungan TNI di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5).

Dalam uji taktis tersebut TNI sudah menggunakan peluru tajam dan amunisi sebenarnya meski masih dilakukan secara parsial antara satu kesatuan dengan kesatuan lainnya. Skenario peperangan fiktif akan benar-benar dilaksanakan pada 4-5 Juni 2011


20140601_195629_tni-gunakan-6-heli-serang-dan-20-heli-serbu.jpg20140601_194956_tni-gunakan-6-heli-serang-dan-20-heli-serbu.jpg

Mobilisasi Udara Latgab TNI 2014



20140601_195416_tni-gunakan-6-heli-serang-dan-20-heli-serbu.jpg

20140601_195605_tni-gunakan-6-heli-serang-dan-20-heli-serbu.jpg
 Sejumlah helikopter bell 412 milik Puspenerbad TNI AD, melakukan mobilisasi udara (mobud) penurunan pasukan di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5-Baluran, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (01/06). Mobilisasi udara tersebut dilakukan dalam gladi bersih untuk persiapan Latgab 2014 yang dilakukan oleh tiga matra TNI AD, AL dan AU.

Pergerakan Kompi Mekanis
 
Ranpur jenis BMP3F milik TNI AL bergerak menuju daerah pertempuran untuk mendukung pergerakan pasukan infanteri di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (1/6). Sebanyak 36 unit BMP3F bersama ranpur lain dalam Kompi Mekanis dilibatkan dalam skenario penyerbuan pada Latihan Gabungan TNI 2014. 

Tank Scorpion Yonkav 8 TNI AD bergerak menuju daerah pertempuran untuk mendukung pergerakan pasukan infanteri di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (1/6). Sebanyak 18 unit tank Scorpion bersama ranpur lain dalam Kompi Mekanis dilibatkan dalam skenario penyerbuan pada Latihan Gabungan TNI 2014.  
 Panser Anoa Di Latgab TNI 2014 

Sejumlah prajurit infanteri TNI AD mendapatkan pengarahan sebelum melakukan skenario penyerbuan pertahanan musuh menggunakan panser Anoa di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (1/6). Sebanyak 13 unit panser produksi dalam negeri yang tergabung dalam Kompi Mekanis itu digunakan dalam Latgab TNI 2014 untuk mendukung pasukan infanteri dalam penyerbuan ke perkubuan musuh
Sejumlah prajurit infanteri TNI AD bersiaga dalam Panser Anoa untuk melakukan skenario penyerbuan pertahanan musuh menggunakan panser di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Minggu (1/6). Sebanyak 13 unit panser produksi dalam negeri yang tergabung dalam Kompi Mekanis itu digunakan dalam Latgab TNI 2014 untuk mendukung pasukan infanteri dalam penyerbuan ke perkubuan musuh.


Peleton Intai (Tontai) Kikavtai 1/1/Kostrad mengendarai kendaraan tempur jenis Anoa dalam uji taktis pra latihan gabungan TNI di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5)

Prajurit Kostrad mengendarai kendaraan tempur jenis Anoa buatan PT Pindad dalam uji taktis pra latihan gabungan TNI di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5).
Prajurit Brigif 17/1/Kostrad mempraktekkan strategi menyerang musuh dalam uji taktis pra latihan gabungan TNI di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu(31/5
 Uji Tembak Meriam



Prajurit TNI dari batalyon Artileri Medan (Armed) X Kostrad menembakkan meriam dalam uji taktis pra latihan gabungan TNI di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)


Sumber : Antara

Mobilisasi Udara Awali Latgab TNI

SITUBONDO-(IDB) : Periode utama latihan gabungan TNI di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo, resmi dimulai kemarin.

Geladi perang tersebut diawali dengan operasi mobilisasi udara (Mobud) yang berlangsung sejak Sabtu (31/5) lalu. Sejumlah helikopter serbu menjadi aktor utama dalam geladi tersebut.
  
Kapuspen TNI Mayjen Mochamad Fuad Basya dalam keterangan persnya kemarin menjelaskan, skenario perang yang dilakukan adalah pengejaran musuh yang hendak menginvasi Indonesia. Helikopter-helikopter tersebut berfungsi untuk mobilisasi pasukan dan meriam.
  
Upaya Exfiltrasi melibatkan 45 personel pasukan khusus, yang terdiri dari 20 orang Sat-81 Kopassus, 15 personel Denjaka TNI AL, dan 10 prajurit Denbravo TNI AU. Pasukan tersebut terbang malam dengan dua Heli Bell dan dibantu alutsista Night Vision Google.
       "
Satuan khusus tersebut ditugaskan menghancurkan sasaran di Pulau Nusakambangan, Cilacap," terang Fuad. Sesuai fungsinya, satuan khusus tidak berperang berhadapan dengan musuh, melainkan menyusup untuk menghancurkan objek vital dan sumber daya milik lawan.
     
Sedangkan, di Asembagus, 160 prajurit Yon 411/Raider diterjunkan dari 20 helikopter serbu. Mereka dikawal enam Heli serang terdiri dari empat MI 35 P dan dua BO 105.

"Setiap kali ada pergeseran posisi prajurit, helikopter pengawal memberi tembakan perlindungan dari musuh," tuturnya.
  
Munisi yang ditembakkan antara lain Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM dan Folding Roket Fin Areal Rocket (FFAR). Sejumlah alutsista berupa meriam Howitzer terbaru juga diikutsertakan. Meriam-meriam itu diposisikan di pantai Banongan Asembagus, bersamaan dengan penembakan rocket missile Grad 70.
  
Fuad menambahkan, geladi tersebut diawasi langsung oleh Direktur Latgab TNI Letjen Lodewijk F. Paulus.
Rencananya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan datang besok (3/6) untuk menyaksikan sesi utama geladi perang. "Latgab akan diakhiri pada 5 Juni," tambahnya. 




Sumber : JPNN

Operasi Mobud Masuk Skenario Latgab TNI Di Asembagus

SITUBONDO-(IDB) : Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus didampingi Wadirlatgab TNI Mayjen TNI Serunting Sakti dan pejabat tinggi lainnya melihat langsung pelaksanaan gelar Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa Timur, Minggu (1/6/2014).

Operasi Mobud ini dalam rangka mengejar musuh di daerah Asembagus Komplek yang termasuk dalam skenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014.


Penerbad dalam tugasnya mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Khusus untuk melaksanakan Exfiltrasi menggunakan 2 Heli Bell dan terbang pada malam hari.


Sedangkan Satgas Passus sendiri berjumlah 45 orang terdiri dari 20 Sat-81, 15 Denjaka dan 10 Denbravo, dengan menggunakan Alutsista Night Vision Google (NVT).


Satgas Passus ini melaksanakan penghancuran sasaran di wilayah Nusa Kambangan Cilacap, Jawa Tengah.


Selain itu Penerbad juga menunaikan Sling Load yaitu mengangkut Meriam 105 MM untuk pindah kedudukan Stelling Armed untuk mendekatkan kesasaran karena tembakan tidak terjangkau, menggunakan 3 Heli MI 17 V5.


Penerbad juga mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) yaitu memberikan bantuan tembakan menggunakan 4 Heli MI 35 P dengan Munisi Roket S 8 Kom 80 MM, Canon 30 MM dan 3 Bolco (BO) 105 dengan Folding Roket Fin Areal Rocket(FFAR).


Dalam Operasi Mobud tersebut, Penerbad juga menggunakan 6 Heli serang terdiri dari 4 MI 35 P, 2 BO 105 sebagai Kawal Mobud. Selanjutnya 20 Heli Serbu terdiri dari 18 Bell 412 buatan PTDI dan 2 Bell 205 A-1.


Ke-20 heli serbu tersebut mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider, kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop).


Selain menyaksikan Operasi Mobud, sore harinya Dirlatgab TNI juga berkesempatan untuk mencoba penembakan koreksi Meriam Howitzer, dilanjutkan penembakan Rocket Misile (RM) Grad 70 oleh personel Yon Arhanud Marinir di Pantai Banongan Asembagus Situbondo.


Kemudian Dirlatgab TNI menyaksikan penembakan Meriam Giant Bow Kaliber 23 MM Arhanudri I/Kostrad. Sementara itu, Armed 10/Kostrad Braja Musti juga melakukan uji coba penembakan Meriam KH 178 2 Baterai 12 pucuk, Meriam 105/Tarik 1 Baterai 6 Pck, Meriam 76 Gunung 1 Baterai 6 Pck dan Meriam 105/Tarik.



Sumber : Tribunnews

Pesawat Tempur TNI AU Pendukung Latgab Berkumpul DI Juanda

SURABAYA-(IDB) : Kesibukan area parkir Base Ops Pangkalan Udara TNI-AL (Lanudal) Juanda meningkat pesat Jumat (30/5). Belasan pesawat tempur TNI-AU itu berkumpul di Juanda dalam rangka persiapan latihan gabungan TNI di perairan utara Situbondo hingga selatan Selat Bali pada 1–5 Juni nanti.


Berdasar pantauan Jawa Pos, jet tempur itu didominasi pesawat serang ringan T-50 tipe i produksi 2005–2009 dari Korea Selatan. Jumlahnya 12 unit.


Empat helikopter sarpur (misi pencarian dan penyelamatan tempur) MBB Bo 155 turut disiagakan. Tidak tertinggal dua pesawat tempur multiperan F-5 dan satu Hercules Lockheed C-130. Dua jenis pesawat tersebut diproduksi Amerika Serikat pada awal 2000.


Menurut Komandan Pangkalan Udara TNI-AU Surabaya Kolonel (Pnb) Mujianto, sebagian pesawat tempur tersebut berdatangan mulai 23 Mei lalu dari sejumlah lanud. ”Terutama dari Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Hasanuddin Makassar selaku pusat komando operasi angkatan udara II,” ujarnya di sela-sela acara Static Show, pengenalan matra udara, di Base Ops Lanudal Juanda kemarin.


Sebagian pesawat tempur lagi terbang dari Lanuma Iswahjudi Madiun dan Abdulrachman Saleh Malang. Sementara itu, Lanud Surabaya yang nebeng di kawasan Juanda menjadi pendukung latgab TNI unsur kekuatan udara.


Dalam latgab yang rencananya ditonton Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pesawat-pesawat tersebut mem-back up kapal perang RI (KRI) yang melepaskan tembakan rudal maupun mendaratkan pasukan amfibi.


Dari Situbondo dikabarkan, Panglima Komando Tugas Darat (Pangkogasrat) Latgab TNI 2014 Mayjen TNI Fransen Siahaan menjelaskan bahwa kegiatan spiritual dilakukan prajurit unsur darat dengan kegiatan doa bersama masyarakat sekitar dan ulama. ”Kami semalam mengadakan kegiatan doa bersama dipimpin kiai yang santrinya 20.000-an orang,” kata jenderal berbintang dua itu.


Menurut dia, pada latihan gabungan yang dipimpin Direktur Latihan Letjen TNI Lodewijk F. Paulus itu, banyak manuver yang akan dilakukan prajurit, baik yang menggunakan alat utama sistem persenjataan maupun pasukan infanteri yang melakukan serangan dengan berjalan kaki. ”Dengan persiapan dari segala aspek, diharapkan latihan yang melibatkan belasan ribu prajurit ini berjalan sesuai dengan rencana,” ujarnya.


Sementara itu, dalam latgab, disimulasikan bahwa musuh akan diserang dengan melibatkan berbagai kekuatan TNI. Mulai kapal perang, pesawat tempur, kekuatan meriam dari pasukan artileri, kekuatan tank kavaleri, hingga helikopter serbu maupun yang mengangkut pasukan.

Latgab TNI 2014 yang melibatkan 15.108 prajurit dari TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU serta sejumlah alutsista. Latihan dilaksanakan mulai 1 hingga 5 Juni 2014 di perairan di Jawa Timur dan Bali, yang puncaknya akan dilaksanakan di Asembagus, Situbondo, 4 Juni 2014. ”Latgab TNI yang dilaksanakan di Asembagus ini untuk menguji doktrin TNI, yakni kampanye militer,” kata Lodewijk yang juga komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat itu. 




Sumber : JPNN

Dirlatgab TNI Kunjungi Daerah Latgab TNI




SITUBONDO-(IDB) : Direktur Latihan Gabungan TNI TA 2014 Letnan Jendral TNI Lodewijk F. Paulus melakukan pengecekan kesiapan prajurit Armed Marinir di pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Sabtu (31/05/2014).




Kehadiran Direktur Latgab TNI 2014 yang didampingi para pejabat teras Mabes TNI dan para pejabat di jajaran Korps Marinir tersebut dalam rangka meninjau secara langsung kesiapan prajurit Artileri Medan Korps Marinir TNI AL yang berada di pantai Banongan untuk menyiapkan pelayanan bantuan tembakan kepada pasukan kawan terdepan yang sedang melaksanakan operasi lanjutan.



 
Dalam kunjungannya, Dirlatgab TNI menyampaikan kepada prajurit Korps Marinir TNI AL agar selalu menjaga dan terus meningkatkan ke profesionalnya dalam melaksanakan Latgab TNI 2014. Dalam kesempatan tersebut Dirlatgab TNI mencoba melaksanakan penembakan Meriam Howitzer 105 mm dua kali yang berada di Pantai Banongan yang sebelumnya diawali dengan penembakan pendahuluan dengan menggunakan amunisi dengan granat asap untuk mengetahui jatuhnya peluru  ke sasaran.



 
Setelah melaksanakan pengecekan kesiapan prajurit Korps Marinir di Banongan, Dirlatgab TNI mengecek lintasan munisi yang akan ditembakkan dengan menggunakan sepeda motor trail bersama rombongan dari Mabes TNI.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kolonel Marinir Herry Djuhaeri, Letkol Marinir Suliono, Pasiopslat Material Armed Marinir Mayor Marinir Prio Sigit dan para perwira Batalyon Armed Marinir yang ikut tergabung Latgab TNI 2014.





Sumber : Kormar

Kasal Lepas Keberangkatan Satgas RIMPAC 2014




JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio melepas keberangkatan 80 prajurit Korps Marinir TNI-AL yang tergabung dalam Latihan Bersama Multilateral Rim Of Pacific (Latma Multilateral RIMPAC) 2014 dalam satu upacara militer di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Tanjungpriok, Jakarta, Jumat (30/05/2014).



 
Dalam Latma ini, TNI AL mengerahkan kapal perang jenis Landing Platfrom Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593 beserta 226 personel untuk mengikuti latihan militer maritim terbesar di dunia yang bertajuk Latma Multilateral RIMPAC  2014, di Pearl Harbour Training Area dan Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat pada 25 Juni-1 Agustus 2014 nanti.



 
Selain melibatkan KRI Banda Aceh-593, yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Arip budiman, TNI AL juga menerjunkan satu kompi pasukan marinir di bawah komando Mayor Marinir Brian Iwan Prang yang sehari-hari menjabat sebagai Perwira Operasi Batalyon Intai Amfibi-2 Marinir, satu unit helikopter Bolkow BO-105, 2 unit tank amfibi LVT-7 serta satu unit komando pasukan katak.

 


Kasal Dalam amanatnya mengatakan kepada seluruh personel yang terlibat Satgas agar bersikap profesional dalam menjalankan tugas, selalu menjaga keimanan dan nama baik TNI-AL khususnya, TNI pada umumnya, serta Bangsa dan Negara.




Sumber : Kormar

Tambahan Kapal Combatan TNI AL

ANALISIS-(IDB) : Selama 4 tahun ini ada tambahan 10 Kapal Perang Striking Force TNI AL

Kapal Cepat Rudal 40 m buatan Palindo Batam
  1. KRI Clurit 641
  2. KRI Kujang 642
  3. KRI Beladau 643
  4. KRI Alamang 644
(Keempat kapal perang ini dipersenjatai dengan peluru kendali anti kapal C705 buatan Cina)

Kapal Cepat Rudal 60 m buatan PAL Surabaya
  1. KRI Sampari 628
  2. KRI Tombak 629
  3. KRI Halasan 630
(Ketiga kapal perang ini dipersenjatai dengan peluru kendali anti kapal 802 buatan Cina)
 

Kapal Light Fregat buatan Inggris
  1. KRI Bung Tomo 357
  2. KRI John Lie 358
  3. KRI Usman Harun 359


Sumber : Analisis 

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa...!!! (3)

Disain Light Frigate Sigma 10514



“Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,”.



JKGR-(IDB) : Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS”.


Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium). Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.

Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional
PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINA dan didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah mengubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.


Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya, dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PAL Indonesia telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PAL Indonesia telah melayari perairan di seluruh dunia. Untuk bidang pertahanan dan keamanan, sesuai amanat UU No. 16 tahun 2012 tentang Inhan dan merujuk SK No.KEP/12/KKIP/XII/2013 tanggal 17 Desember 2013 atau Surat Keputusan KKIP, PT PAL diamanahkan sebagai pemandu utama atau Lead Integrator pembangunan alutsista matra laut.


Pada bulan Januari tahun ini, PT. PAL dan Damen Schelde Naval Shipbuilding  (DSNS) telah melakukan pemotongan baja pertama atau First Steel Cutting Kapal PKR 105 meter pertama. Total ada 6 modul yg dikerjakan, untul modul 1, 2, 4 dan 6 dikerjakan PT. Pal dan modul 3 dan 5 dikerjakan oleh pihak DSNS.


MILESTONE PENCAPAIAN

  • Pada Tahun 1983 dimulainya penguasaan Industri Pertahanan dan Keamanan dengan pembuatan kapal patroli cepat (FPB) 28 pesanan Ditjen Bea Cukai dan Polisi sebanyak 38 kapal.
  • Pada Tahun 1995 penyerahan modifikasi kapal  perang eks Jerman kelas Parchim, kelas Frosch, dan kelas Kondor.
  • Pada Tahun 1997 Penyerahan overhaul 5 tahunan pertama Kapal selam (KRI Cakra).
  • Pada tahun 1999 Penyerahan overhaul 5 tahunan kapal selam kedua (KRI Nanggala)
  • Tahun 2003 PT Pal melakukan modifikasi kapal patroli cepat (FPB) sebagai kapal combatan seperti FPB 57.

FPB-57 atau Fast Patrol Boat 57 m atau PB-57 (karena tidak semuanya berkecepatan tinggi) adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh Lürssen, Jerman. Pada perjanjiannya PT. PAL yang awalnya hanya merakit kapal ini di Surabaya, juga memperoleh hak untuk memproduksi rancangan kapal ini. Selanjutnya, kapal ini sudah buatan Surabaya. Sejumlah penelitian dilakukan agar FPB menjadi kapal combatan salah satunya penggunaan pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamics). Hasilnya menerapkan Bow Lifting Body (BLB) yg dapat meningkatkan efisiensi gaya dorong kapal.

Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin
Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin
Selain itu pada tahun 1989 FPB 57 dilakukan uji terowongan angina untuk menguji penggunaan pendaratan helikopter. Pada tahun 2003 dilakukan penyerahan terakhir kapal FPB 57 pesanan TNI AL dari total 12 unit. Pada tahun 2002 PT PAL juga pernah mengajukan proposal teknis Kapal Patroli Cepat Nasional 60 m (KPCN 60) ke TNI-AL tapi begitulah TNI, hingga akhirnya terbit UU Nomer 16 tahun 2012 baru mulai mengaku ngikut mendukung produk dalam negeri. Kasus ini sama dengan Panser Anoa, kalau gak dibantu mantan Presiden Jusuf Kalla pasti proyek ini bakalan mangkrak lagi. :-D

“Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah perjuangan. Jangan kualat,” Mantan Presiden BJ Habibie 

  • Tahun 2010-2013

  1. Penyerahan kapal Landing Platform Dock (LPD) sebanyak 2 unit
  2. Pembangunan Kapal Cepat Rudal(KCR) 60 m.
  3. Persiapaan Pembangunan PKR 105 meter


ROAD MAP PENGUASAAN TEKNOLOGI


Hingga tahun 2014 ini PT. PAL sudah berpengalaman menguasai sejumlah teknologi pertahanan dan keamanan seperti memproduksi kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) berbagai ukuran, KCR 60 m hingga LPD 125 m. Saat ini untuk pengetahuan dasar pembangunan kapal PKR tim sudah berhasil menguasai sebanyak 51 persen. 

Untuk program Transfer of Technology yg didapat sekitar 17 persen dan pengetahuan yg harus dikembangkan sendiri sebanyak 32 persen. Kompetensi SDM sangat menentukan dalam akusisi teknologi, oleh karena itu untuk dapat menguasai dan menciptakan desain kapal PKR sendiri diperlukan pengembangan teknologi dengan porsi yg besar yaitu 32 persen.


Jika kedepan kita sudah bisa menyerap ilmu dari hasil kerjasama dengan DSNS, maka pada tahun 2017-2022 kita punya proyeksi mengembangkan sendiri agar tidak harus membayar royalty kepada Belanda. Agar program ini berjalan dan dapat meningkatkan kapasitas pelayanan maka PT PAL mengalokasikan modal pada tahun 2013 sebanyak Rp. 163 milliar. Saat ini sedang dilakukan perbaikan dan membangun bangunan baru divisi kapal perang, ship lift dari semula 700 ton menjadi 1.500 ton, floating dock Surabaya dari 2.500 TLC menjadi 3.500 TLC, serta floating dock Pare-Pare dari 3.000 TLC menjadi 5.000 TLC. Dan yang terbaru adalah rencana membangun side launching kapal 150 m pada tahun 2016. Selain ToT PT PAL juga meningkatkan kualitas SDM-nya melalui OJT (On Job training) dan Internal Training. 



LEAD INTEGRATOR


Sebagai Lead Integrator, PT PAL membuat konsep kerjasama dengan sejumlah perusahaan pendukung dan subkontraktor sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Denga kerjasama ini minimum 35 persen “local content” yang diamanahkan UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan bisa tercapai. PT. PAL mengklaim bahwa konsep yg diterapkannya ini akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional, karena pekerjaan didistribusikan secara proposional.


Untuk konsep kerjasama dengan industri lokal adalah kontraktor utama, desain kapal, konstruksi kapal, suplai material dan sub-system (local content), kegiatan instalasi dan support untuk integrasi sistem persenjataan, test dan trial. Sedangkan dengan penyedia teknologi yaitu partner, asistensi desain atau konstruksi kapal, suplai material dan sub-system, desain dan supali sistem persenjataan dan integrasi, test dan trial sistem persenjataan.


Saat ini kerjasama yg sudah terlaksana dengan perusahaan-perusahaan lokal yaitu :

  1. PT Barata, steel casting shaft bracket & sterm tube
  2. PT Inka
  3. PT BBI, Machining Component, Air Vessel, Steel Casting and Valve
  4. PT Pindad,
  5. PT Len
  6. PT DI
  7. dan PT KS, Heavy Steel dan Steel Plate material  Supply

Untuk kerjsama dengan perusahaan combat system dan electronic dalam koridor lead integrator meliputi Combat system integrator, tacticos, comms Assistance and assistance during building STW – HAT -SAT. Sedangkan E-Manufacture adalah E-installation bridge and platform automation, E-System Integrator, and assistance during building STW – HAT -SAT.



Berikut Spesifikasi Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (Guided Missile Escort) “Frigate” No-1


GENERAL
Customer : Indonesian Navy (TNI-AL).
Primary functions : Anti Air Warfare, Anti Surface Warfare, Anti Submarine Warfare
Secondary : Maritime Security & Safety, Disaster Relief/Humanitarian Aid.
Hull material : Steel grade A/AH36.
Standards : Naval /Commercial, naval intact / damaged stability, noise reduced, moderate shock.
Classification : Lloyd’s Register of Shipping (supervision) 100 A1 SSC Mono Patrol, G6, LMC UMS.


DIMENSIONS
 

Length o.a. : 105.11 m
Beam mld : 14.02 m
Depth no.1 deck : 8.75 m
Draught (dwl) : 3.70 m
Displacement (dwl) : 2365 tons


PERFORMANCE
 

Speed (Maximum power) : 28 knots
Speed on E-propulsion : 15 knots
Range at 14 knots : > 5000 NM
Endurance : > 20 days at sea


PROPULSION SYSTEM
 

Propulsion type : combined diesel or electric (CODOE)
Diesel engine : 2 x 10000 kW MCR diesel propulsion
Electric motors : 2 x 1300 kW MCR electric propulsion
Gearbox : 2 x double input input/single output
Propellers : 2 x CPP diameter 3.65 m
lntegrated platform management system


AUXILIARY SYSTEMS
 

Generator sets : 6 x 735 kWE (CAT C-32A)
Emergency gen. set : 1 x180kWE
Chilled water : 2 x units, redundant distrubution
Fire fighting : 4 x main pumps +Ix service pump
Freshwater making capacity : 2 x 14 m3/day (RO) + 2 x 7.5 m3/day (evaporators)


DECK EQUIPMENT
 

Helicopter deck : max. 10 tons helicopter
Heli operations : day/night with refuelling system
Helicopter hangar : suitable for approx 6 tons helicopter
RAS : on helicopter deck PS & SB, astern fuelling
Boats : 2 x RHlB


ACCOMMODATION
 

Fully air-conditioned accommodation for 122 persons
Commanding Officer  1
VIP cabin (Flag officer standard)  1
Officers  26
Chief Petty Officers  10
Petty Officers  28
Petty officer (female)  8
Junior Ratings  29
Trainee Officers  18
Canal Pilot cabin.  1
Provisions for NBC citadel/decontamination


WEAPON & SENSOR SUITE
 

3D-Surveillance & target indication radar & IFF
Radar / electro optical fire control
Hull Mounted Sonar
Combat management system
Medium calibre gun 76 mm
1 x Close In Weapon System
2 x 4 SSM launchers
12 cell SAM launcher
2 x triple Torpedo launching system
ESM & ECM
2 x Decoy launchers
lntegrated internal & external communication system


NAUTICAL EQUIPMENT
lnteqrated bridqe console, 2 x naviqation radar, ECDIS, GMDSS-A3 rencence gyro



Untuk masalah kemandirian jujur saya sudah lama pengen keluarin unek-unek dari pribadi saya. Ok, saya sering bertemu dan ngobrol dengan sejumlah prajurit (minus para perwira tinggi) dan mereka sangat mengapresiasi produk dalam negeri. 

Saking peduli, kadang mereka mencari masalah-masalah alutsista contohnya SS-1 dan menyampaikan masalah itu kepada para engineer atau membuat karya-karya lainnya agar negara kita bisa maju dalam hal industri teknologi alutsista. Sayangnya respon itu sering tumpul karena jujur ini pengalaman pribadi, kebanyakan para pejabat militer lebih mencintai produk luar berbeda jauh dengan prajurit mereka. 

Kenapa?? maaf saya rasa teman-teman sudah tahu jawabannya, saya meski bukan orang militer tapi saya tidak “BUTA” melihat perkembangan militer kita. Sampai sekarang saya masih tidak percaya dengan beberapa pejabat kita,  meski sudah ada UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan yg memaksa user agar menggunakan produk dalam negeri, sudah banyak kasus yg saya dengar maupun alami. Maaf kalau ada yg merasa, semua ini adalah kritik dan saran pribadi yg terlalu cinta dengan negeri kita yg bernama INDONESIA ini.




Sumber : JKGR

RIMPAC 2014 Arena Latihan Internasional AL

JAKARTA-(IDB) : "Kami senang TNI AL bisa mengirimkan kapal perangnya menuju RIMPAC 2014. Mereka profesional dan sangat bersemangat. Kehadiran kapal perang dan personel TNI AL ini sangat kami nantikan," kata Atase Angkatan Laut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Captain (kolonel) Richard Stackpole.

Dia menyatakan itu seusai upacara pemberangkatan satuan tugas TNI AL ke RIMPAC 2014, di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Tanjung Priok, Jumat. Adalah Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang memimpin upacara militer melepas pelayaran KRI Banda Aceh-593 dengan 226 personel TNI AL plus seorang jurnalis foto Kantor Berita ANTARA di dalamnya.

KRI Banda Aceh-593 menjadi representasi, "duta besar" dan refleksi kekuatan maritim Indonesia di panggung internasional bertajuk Latihan Bersama Multilateral Rim of the Pacific 2014, bertempat di Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour, Hawaii, pada pekan ketiga Juni hingga awal Agustus mendatang.

Menurut jadual dan silabus yang diperoleh, ada banyak jenis latihan yang akan diikuti personel TNI AL selama mengikuti misi RIMPAC 2014 bersama 23 negara mitranya. Bukan cuma dari lingkar Pasifik saja, melainkan juga dari Eropa Barat (Prancis, Inggris, dan Belanda), hingga negara Nordik, yaitu Norwegia.

Tercatat 23 negara itu adalah Jepang, Chile, Korea Selatan, Singapura, Kanada, Norwegia, Peru, Brunei Darussalam, Kolombia, Selandia Baru, Meksiko, Belanda, Filipina, Thailand, China, Tonga, India, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah.

RIMPAC 2014 merupakan seri latihan multilateral tetap yang digagas US Pacific Command (gabungan semua matra Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Pasifik, berkedudukan juga di Hawaii) sejak belasan tahun lalu.

TNI AL telah tiga kali ikut, namun selama ini hanya mengirimkan kontingen Korps Marinir TNI AL memakai jalur penerbangan umum; kali ini menghadirkan proyeksi kekuatan melalui KRI Banda Aceh-593 (kelas Makassar, Landing Platform Dock), dengan komandan kapal/komandan satuan tugas, Letnan Kolonel Pelaut Arief Budiman.

Apa saja latihan yang akan dijalani di sana?

Latihan itu meliputi Communication Exercise, Tactical Maneuvres, RASD Approaches, Damage Control Exercise, Emergency Drills, Screen Exercise, Helicopter Deck Landing Exercise, Medical Casualty Drills, Photo Exercise, Command Post Exercise, Serialized Training, SAR Exercise, NavCommex, Humanitarian Disaster Relief Exercise, Man Overboard Drills, Engineering Drills, dan Small Arms Shoot.

Juga Main Battery Shoot, Publication Exercise, Air Defence Command Exercise, Interoperability with Collition Forces, Amphibious Raid Operations, Non-Combatant Evaluation Operation, Fire Support Coordination Exercise, Night Helicopter Deck Landing, dan Combine Marksmen Program-Live Fire.

Masih ada Transition MAGTF C2 Ashore, Support Experementation, Command Post Exercise, Shallow Water Equipment Training, AAV Integration Exercise, Helicopter Crossdeck Exercise, dan Surface Serialized.

Salah satu komponen kontingen TNI AL dalam RIMPAC 2014 adalah personel Korps Marinir TNI AL, di antaranya regu Detasemen Jalamangkara, yang salah satu keahliannya adalah tembak runduk dan senyap serta infiltrasi/eksfiltrasi, sabotase, dan intelijen maritim.

Korps Marinir TNI AL, sebagaimana pernah dinyatakan Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Marinir) Achmad F Washington, cenderung mengambil postur dan organisasi sama seperti mitra Amerika Serikatnya, Korps Marinir Amerika Serikat, yang menjadi matra tersendiri dalam Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.

Pesan Marsetio kepada semua anggota satuan tugas itu, salah satunya, adalah agar mereka semua itu mampu menyerap ilmu pengetahuan baru, mempelajari doktrin baru, dan implementasi interoperabilitas yang akan dilatihan di sana. 



Sumber : Antara

Panglima TNI : MEF Harus Tetap Jalan

JAKARTA-(IDB) : Untuk menjadi negara maju yang kuat dan mandiri, pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pembangunan kekuatan pertahanan. Oleh karenanya, peningkatan anggaran militer, termasuk alutsista, menjadi penting untuk mengawal proses pembangunan ekonomi.

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengatakan, saat ini Indonesia dalam keadaan sangat baik secara ekonomi. TNI dengan sekuat tenaga akan mempertahankan kondisi tersebut.

“Indonesia sekarang dalam posisi yang sangat baik dalam ekonomi. Saya dan prajurit akan mempertahankan kondisi itu sebaik-baiknya,” ujar Panglima di sela-sela Peresmian Gedung Media Center Puspen TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (29/5).

Berbicara peningkatan kapasitas alutsista TNI tidak terlepas dari program Minimum Essential Force (MEF) yang dicanangkan Kementerian Pertahanan RI. Program MEF dicanangkan melalui tiga tahapan renstra, yaitu renstra I (2011-2014), renstra II (2015-2019), renstra III (2020-2024).

Sesuai targetnya, pada 2024, MEF terpenuhi, dan setelahnya, postur militer Indonesia berbicara tataran ideal, bukan minimum lagi.

Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah, program MEF menjadi penting untuk dikawal. Pemerintahan baru diharapkan mampu berkomitmen terus mengawal program MEF.

“Secara spesifik saya belum pernah mendengar, tapi saya yakin para Capres itu pasti memiliki komitmen yang kuat untuk membesarkan TNI,” tutur Moeldoko.

Panglima menceritakan, telah ada sebuah kesepakatan di DPR. Komitmen melanjutkan program MEF akan terus dikawal pemerintahan selanjutnya.

“Kemarin pada saat kita rapat di Komisi I telah membuat sebuah formula yang harapannya MEF itu siapa pun yang akan memimpin nanti akan mengawal terus,” ungkap Moeldoko.

Sebagai panglima TNI, Moeldoko berharap bahwa program MEF tidak boleh berhenti di pemerintahan selanjutnya.

“Saya mewakili prajurit TNI berharap, siapa pun pemimpinnya ke depan, MEF tidak boleh berhenti,” pungkasnya.

Seperti dikatakan oleh Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsudin, dalam sebuah Forum Temu Pemimpin Redaksi Media beberapa waktu lalu, saat ini rasio anggaran pertahanan Indonesia baru mencapai sekitar 0,8 persen dari GDP nasional Sementara idealnya, untuk negara maju adalah 1-2 persen dari GDP. Untuk MEF, pencapaiannya dalam renstra I 2014 sudah mencapai angka 38 persen. Dalam pencapaian 38 persen tersebut, menurut Sjafrie, telah menghabiskan anggaran sebesar US$ 15 miliar.

Dasar Perhitungan Minimum Essential Force Tidak Jelas 

Minimum Essential Force (MEF) menjadi program pemerintah dalam meningkatkan kapasitas alutsista TNI untuk menjaga pertahanan dan keamanan NKRI. Meski demikian, penerapan MEF dipandang sudah tidak relevan lagi dengan situasi keamanan kawasan yang selalu berubah.

“Pengertian minimum atau maksimum itu fluktuatif. Ancaman 2011 tidak sama dengan ancaman 2014, ancaman 2014 tidak sama dengan 2020, dan seterusnya. Jadi tidak bisa MEF dihitungnya kapan, ditetapkannya kapan,” ujar Connie Rahakundini Bakrie, pengamat militer Indonesia kepada JMOL beberapa waktu lalu.

Connie mengkritik kebijakan MEF pemerintah yang menurutnya hanya ikut-ikutan pemerintah AS yang juga menerapkan MEF dalam kebijakan pertahanannya.

“Penyakit kita suka copy paste. Hari ini AS membuat MEF yang sebenarnya pengurangan jumlah tentara. Di mana-mana tentara bisa dikurangi jumlahnya jika teknologinya sudah meningkat. Di kita teknologi masih minim, tentara juga dikurangi, habislah kita,” tegas Connie.

Connie menuturkan, program MEF tertuang dalam Buku Putih Kementerian Pertahanan (Menhan). Hanya saja, dalam perhitungannya MEF masih banyak ketidakjelasan. Menurutnya, sampai hari ini cara perhitungan MEF masih tidak ada yang bisa menjawab.

“Semua bisa menghitung, tapi dasar perhitungannya apa, tidak jelas. Buku Putih Pertahanan kita seperti turun dari langit,” sebut Connie.

National Security Council

Seperti normalnya negara-negara lain, Connie memaparkan, terdapat lembaga yang disebut sebagai National Security Council (NSC). Lembaga ini mengeluarkan apa yang disebut sebagai National Security Strategic (NSS), dan akan diterapkan ke seluruh departemen dan instansi terkait.

Sebelum NSS ditetapkan, ketiga lembaga, antara lain Presiden, Menlu, dan Menhan terlebih dahulu merumuskan national interest (kepentingan nasional). Persoalannya, lanjut Connie, adalah yang disebut sebagai NSC di Indonesia sekarang tidak jelas.

“Hari ini kita tidak jelas. Ada yang bilang Wantanas (Dewan pertahanan nasional—red), ada yang bilang Lemhannas, dan masing-masing saling gontok-gontokan,” ungkapnya.

Menurut Connie, hal tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu. Harus ada kejelasan secara kelembagaan. Karena dari sini akan turun apa yang disebut sebagai National Defense Strategic, dan setelahnya akan turun National Military Strategic.

“Sekarang yang ada tiba-tiba Buku Putih keluar, entah dari mana perhitungannya. Dasarnya apa tidak jelas,” cetus Connie.

Connie berharap, problem-problem kelembagaan seperti ini harus dituntaskan terlebih dahulu sehingga pembangunan postur pertahanan dan alutsista militer Indonesia terarah dan jelas.

“Karena untuk menggiring doktrin outward looking military kita yang dicanangkan sejak 1998, tapi hanya sebatas teori di atas kertas, tidak mewujudkan kekuatan pertahanan kita yang seharusnya. Kalau kita ingin konsekuen mereformasi TNI maka harus mampu mewujudkan hal tersebut. Outward looking military kekuatannya ada di laut dan udara,” pungkas Connie, yang juga salah satu anggota Wantanas.





Sumber : JurnalMaritim