Pages

Rabu, Mei 21, 2014

Berita Foto : Penerbangan Formasi Pesawat EC 725 AP TUDM


Formasi 11 helikopter EC 725 TUDM
KUANTAN-(IDB) : No 10 Skuadron telah melakar sejarah tersendiri  apabila berjaya melakukan penerbangan formasi yang melibatkan  11 buah pesawat EC 725 AP di ruang udara Pangkalan Udara Kuantan.



Penerbangan formasi ini telah diketuai sendiri oleh Pegawai Memerintah No 10 Skn, Lt Kol Mohd Kahar bin Mohd kassim TUDM. Komitmen dari semua peringkat anggota  skuadron adalah penyumbang kepada kejayaan ini.


Hari yang bersejarah ini diakhiri dengan sesi bergambar yang melibatkan semua anggota No 10 Skn.


 
Sumber : Airforce 

IF-X Masuk Lini Produksi Massal 2022

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan jet tempur. Program tersebut bernama Korea Fighter eXperiment/Indonesia Fighter eXperiment (KFX/IFX).

Untuk versi Indonesia diberi nama IFX. Untuk mengembangkan dan memproduksi pesawat tempur generasi 4.5 ini, diperlukan waktu minimal 8 tahun. Program KFX/IFX atau pesawat tempur pesaing F-16 tersebut, dari pengembangan sampai meja produksi akan memakan waktu 8 tahun atau bisa diproduksi massal sesuai rencana pada tahun 2022.

“Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso  saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta seperti dikutip Rabu (21/5/2014).

Pesawat tempur IFX versi Indonesia akan dikembangkan dan diproduksi pada fasilitas PTDI di Bandung Jawa Barat. Pada tahun ini, akan memasuki masa Engineering and Manufacturing Development (EMD). Fase ini mundur 1 tahun dari jadwal.

Sebelum masa EMD, insinyur Indonesia mempelajari dan mempersiapkan kesiapan teknologi dan sumber daya manusia pesawat tempur.

“Seharusnya dimulai tahun 2013 tapi dimundurkan 1 tahun ke 2014 akibat adanya pergantian presiden di Korea Selatan,” sebutnya.

Budi menerangkan, teknologi pesawat KFX/IFX akan mengadopsi pesawat generasi 4.5 atau lebih unggul dari pesawat F16. Namun biaya pengembangan jauh lebih murah.

“Jadi pengin cari pesawat yang lebih canggih daripada F16 tapi target kita lebih murah daripada F16. Kira-kita seperti itu,” sbeutnya.

Prototype atau purwarupa IFX/KFX bisa mengangkasa mulai tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun kemudian baru memasuki fase produksi massal. Budi menyebut bisa saja Indonesia melakukan pengembangan lanjutan karena pesawat harus disesuaikan dengan kondisi geografis dan ancaman terhadap Indonesia. Proses penyesuaian tersebut bisa memakan waktu 1 hingga 2 tahun.

“Semua Alutsista harus disesuaikan dengan kondisi negara sendiri. Apakah musuhnya, geografis atau kondisi lawannya. Apa yang terjadi di Korea kan berbeda dengan di Indonesia. Dia satu kontinen sedangkan negara kita dikelilingi lautan,” terangnya.

Budi menerangkan untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia, pesawat tempur pesaing F16 tersebut akan diproduksi sekitar 50 unit. Proses produksi dan pengiriman pesawat akan mulai berjalan sejak tahun 2022 hingga 2030. Alhasil program pengembangan pesawat tempur menghadapi pergantian pemerintahan berkali-kali

“Ini ganti presiden berkali-kali karena kita lihat selesai delivery terakhir pesawat itu mungkin 2030. Itu dari 2022 tapi kalau nambah lagi ya terus,” katanya.
 



Sumber : Detik

2016 Pindad Targetkan Medium Tank Kelar

BANDUNG-(IDB) : Industri lokal telah mampu memasok Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) berteknologi modern. BUMN produsen kendaraan tempur dan senjata, PT Pindad (Persero) yang berbasis di Bandung, Jawa Barat salah satu yang mampu melakukannya.

Produk unggulan Pindad yang sukses dan laris manis adalah panser ANOA 6X6. Sukses di kelas panser, Pindad melanjutkan inovasi pada kendaraan tempur beroda rantai alias tank. Pindad optimistis bisa melahirkan tank medium pada 2016.

“Harapannya bisa kuasai medium tank pada tahun 2016. Itu jenis canon. Itu yang dibutuhkan user adalah medium tank dengan bobot 25-30 ton,” kata Direktur Utama Pindad Tri Hardjono saat ditemui di DPR RI Senayan, Jakarta Selasa (20/5/2014).

Tri menyebutkan tank tersebut masuk kategori kendaraan tempur modern. “Kemampuan manuvernya tinggi, geraknya cepat, punya daya tembak lebih besar,” sebutnya.

Kemampuan Pindad mengembangkan tank tersebut tak lepas dari perjalanan panjang di industri pertahanan. Pindad berpengalaman merakit tank scorpion, mengembangkan prototipe tank, memodifikasi (retrofit) tank AMX-13 milik TNI hingga pengembangan produk tank bersama Turki.

Pengalaman dan kemampuan tersebut selanjutnya digunakan Pindad untuk melahirkan tank canggih asli karya putra-putri bangsa Indonesia. “Dengan 3 pengalaman ini. Kita juga sedang dimintakan lagi. Kita diminta kembangkan satu kendaraan medium tank bersama dengan Turki,” jelasnya.

Selain mengembangkan tank, Pindad juga akan meningkatkan kemampuan produk panser ANOA. Pada tahun 2015, Pindad akan memproduksi ANOA versi amphibi. Panser versi amphibi mampu dioperasikan di darat dan permukaan air.

“Ini APC (armoured personnel carrier), tapi Amphibi. 2014 kita punya prototipe dan 2015 itu kita jual,” jelasnya.

Tri menerangkan beberapa negara tertarik dan sedang menjajaki pembelian panser ANOA, salah satunya adalah Malaysia. “Malaysia berminat, kemudian Putra Mahkota Brunei berminat, ada negara di timur tengah berminat,” katanya.




Sumber : Detik

Kembali Indonesia Raih Juara Umum AASAM 2014

DARWIN-(IDB) : Kontingen penembak Indonesia berhasil menjadi juara umum dalam Lomba Tembak Australian Army Skills at Arms Meeting (AASAM) 2014 dengan perolehan 32 medali emas, 15 medali perak, dan 20 medali perunggu. Dalam perlombaan senjata tahunan itu, kontingen TNI AD menjadi juara umum dengan menggunakan beberapa senjata produksi PT Pindad (Persero).


Dalam kompetisi menembak yang diselenggarakan pada tanggal 5-16 Mei 2014 di Puckapunyal Military Area Victoria, Australia ini, kontingen Indonesia memakai beberapa produk senjata produksi PT Pindad (Persero) seperti senapan serbu SS2-HB (Heavy Barrel), Senapan Mesin SM-2, dan SM-3, serta pistol G2 versi Elite. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kontingen Indonesia mengikuti beberapa materi perlombaan seperti materi perorangan maupun tim, pada nomor senapan, pistol, senapan otomatis (SO) dan gabungan materi senapan dan SO.


Pada penyelenggaraan AASAM 2014, Indonesia harus menghadapi tim menembak dari 16 negara yaitu Australia, Kanada, Perancis, Timor Leste, Brunei Darussalam, Inggris, Angkatan Darat Amerika Serikat, Angkatan Laut Amerika, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, Filipina, Papua Nugini, dan Tonga. Kinerja tim yang baik dan kehandalan para penembak, didukung oleh senjata yang akurat, membuat Indonesia jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya dan menjadi juara umum, diikuti Australia dan Brunei Darussalam di tempat kedua dan ketiga.

Indonesia berhasil mendapatkan gelar juara umum AASAM sejak tahun 2008 hingga tahun 2014 dan tentunya, ini merupakan suatu hal yang sangat membanggakan bagi bangsa. Untuk PT Pindad (Persero) sendiri, prestasi ini merupakan suatu pembuktian bahwa senjata-senjata yang diproduksi mempunyai kualitas yang baik dan tingkat keakuratan yang tinggi. 




Sumber : BUMN

PT. DI Rancang Helikopter Khusus Anti Kapal Selam

BANDUNG-(IDB) : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pabrikan pesawat dan helikopter, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mampu merancang konsep helikopter super canggih. PTDI memiliki rancangan helikopter yang dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam. Sonar ini mampu mendeteksi keberadaan kapal selam.

“Karena ini konsep dari PTDI jadi yang copy right atau hak cipta adalah PTDI,” kata Direktur Utama PTDI (Persero) Budi Santoso saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Selasa (20/5/2014)

Pengembangan helikopter ini bermula ketika TNI AL ingin memiliki helikopter super canggih namun harus berukuran relatif kecil dan bisa mendarat di kapal perang tipe Frigate terbaru. Alhasil PTDI mencari cara agar bisa membuat helikopter berukuran sedang yang bisa mendarat di deck kapal perang namun mampu memiliki teknologi anti kapal selam.

Biasanya teknologi kapal selam ini ditemui dan terpasang pada helikpter berukuran besar. PTDI menggandeng produsen helikopter yakni Eurocopter dan produsen sonar dunia untuk memproduksi helikopter medium dengan teknologi sonar anti kapal selam. Proses merancang helikopter ini memerlukan waktu 2 tahun.

“Waktu kita (pemerintah) beli kapal Fregate buatan Belanda. Itu yang sudah datang. Itu deck load hanya 5 ton jadi kita harus cari helikopter bobot 5 ton dengan senjata yang canggih. Orang mengatakan saya punya sonar bagus tapi helikopternya yang gede-gede. Nggak mungkin (untuk heli sedang). Akhirnya pakai sonar kelas lebih rendah. Kalau sonar long range itu frekuensi rendah. Dia antene gede,” terangnya.

Akhirnya lahir helikopter pertama di kelas medium yang memiliki teknologi sonar anti kapal selam. Teknologi ini dikembangkan pada jenis Helikopter AS565 Panther. Meski tidak memproduksi helikopter dan sonar, namun PTDI memiliki hak cipta rancangan helikopter AS565 Panther dengan teknologi sonar anti kapal selam tersebut.

“Buat kami ini pertama. Bagi pabrik helikopter ide pertama dan ternyata feasible untuk dikerjakan. Yang bikin sonar, dia bilang ini pertama kali dia akan pasang sonar di helikopter ini (medium),” ujarnya.

Helikopter AS 565 Panther telah dipesan TNI AL sebanyak 11 unit. Dari 11 unit tersebut, sebanyak 2 unit dilengkapi teknologi sonar anti kapal selam dan 9 tidak dilengkapi namun memiliki kemampuan untuk sewaktu-waktu dipasang teknologi anti kapal selam.

“Tahap pertama 11, namun yang pakai sonar ada 2. Itu delivery terakhir,” tegasnya.



Sumber : Detik

Kinerja PT. PAL Sekarang Dan Masa Depan

PT. PAL Ekspor 'Kapal Raksasa' Ke Jerman, Hong Kong Hingga Turki

SURABAYA-(IDB) : PT PAL (Persero) tidak hanya mengembangkan dan memproduksi kapal untuk keperluan militer. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen kapal yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur itu juga memproduksi kapal niaga untuk berbagai kebutuhan.

Salah satu produk unggulan yang yang terkenal adalah Kapal Kargo Star 50. Kapal raksasa berjenis box shape bulk carrier (double hull) tersebut memiliki bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT). Kapal Kargo 50 Star buatan PAL ini telah dijual ke Jerman, Hong Kong hingga Turki.

"Yang kita ekspor Bulk Carrier. Itu produk unggulan produk PAL. Kita jual ke Jerman, Turki, Hong Kong, Italia, dan banyak negara. Ini desain PAL. STAR 50 kita kembangkan sendiri," kata Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).

Firmansyah menjelaskan PAL masuk ke dalam bisnis kapal angkutan kargo yang jarang dimasuki pemain kelas dunia. Alhasil PAL mampu bersaing dengan produsen kapal dunia.

"PAL masuk ke curuk pasar. Di antara kelas 40.000 DWT-60.000 DWT. Kita garap 50.000 DWT," sebutnya.

Kapal Star 50 merupakan kapal dengan bobot terbesar yang saat ini diproduksi PAL. Pasalnya untuk membangun kapasitas kapal lebih besar, PAL mempertimbangkan aspek investasi dan keberlanjutan pemanfaatan fasilitas. Sehingga industri kapal dalam negeri akhirnya memilih membeli kapal dengan bobot di atas 50.000 DWT dari luar negeri.

"Persoalan kalau bangun fasilitas yang besar. Bagaimana kontinuitas order," sebutnya.

Selain kapal angkutan curah, PAL juga mampu mengembangkan dan memproduksi kapal tanker berbagai tipe.

Kerjasama Dengan Beberapa Negara Demi Kemandirian Nasional

BUMN produsen kapal, PT PAL (Persero) menggandeng perusahaan galangan kapal asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS).

Kedua perusahaan kapal tersebut mengembangkan dan memproduksi kapal perang canggih tipe Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate.

Kapal Fregate ini merupakan pesanan TNI AL. Langkah menggandeng perusahaan asing ini dilakukan PT PAL untuk memperoleh transfer teknologi.

"PKR kapal tipe tinggi. Ini kalap sekelas light Fregat. Kapal PKR sedang bangun di PT PAL melalui kerjasama. Ini TOT (transfer of technology) sedang proses OJT (on job training) sehingga diharapkan kita bangun PKR," kata Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).

Untuk mendukung pengembangan kapal perang tipe perusak ini, PAL telah membangun fasilitas pengembangan dan perawatan di dalam negeri. Selanjutnya, putra putri bangsa bisa memproduksi dan merawat kapal tipe Fregate di Surabaya, Jawa Timur.

"Ke depan bisa bangun sendiri," sebutnya.

Selain mengembangkan kapal perusak, PAL juga memiliki produk unggulan lainnya di bidang militer. PAL telah mengembangkan dan memproduksi Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60). KCR sendiri telah dikembangkan cukup lama oleh PAL ini mengadopsi teknologi kapal buatan Jerman. Kapal ini sendiri telah dipesan oleh TNI AL.

"Itu di tahun 1980-1990an pernah dibangun bersama dengan Jerman. Di situ ada alih teknologi. Setelah sekian tahun, kita baru dapat order dari TNI AL," sebutnya.

KCR sendiri merupakan kapal perang canggih yang bisa diperuntukan untuk pertempuran udara, bawah dan atas laut. "Ini bisa untuk perang udara, permukaan, bawah laut bisa. Dia punya kecepatan tinggi tapi belum ekspor," katanya.

Mandiri Kapal Selam Tahun 2018

Indonesia akan punya kapal selam produksi putra-putri Indonesia asli pada tahun 2018.

Kapal selam ini dikembangkan dan diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkapalan, PT PAL (Persero) di Surabaya, Jawa Timur.

Proses produksi kapal selam pesanan TNI AL tersebut, paling cepat dimulai akhir 2014. Masa pengerjaan membutuhkan waktu 4 tahun.

"Dari 2014 bisa jadi 2018 atau butuh 4 tahun," Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin kepada detikFinance, Selasa (20/5/2014).

Untuk mendukung rencana ini, PAL telah membangun fasilitas pengembangan dan perawatan kapal selam di Surabaya. Untuk mendirikan fasilitas tersebut, PAL mengguyur anggaran US$ 250 juta.

"Investasi US$ 250 juta. Kita betul-betul mulai dari nol," jelasnya.

Untuk mengembangkan kapal selam type DSME 209 tersebut, PAL menggandeng perusahaan kapal asal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Firmasnyah menyebut pembangunan fasilitas produksi dan perawatan di Indonesia karena TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal selam.

"Memang dari penjelasan kemenhan TNI AL butuh 12 unit. Sekarang kita baru punya 2 masih butuh banyak," sebutnya.




Sumber : Detik

Perkembangan Pesawat R-80 Karya Habibie

JAKARTA-(IDB) : Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih familiar disapa BJ Habibie, bisa beroperasi. Barangkali ada kerinduan yang amat sangat di dalam hati rakyat Indonesia terhadap karya-karya anak bangsa yang mampu diakui dan diterima oleh dunia.

PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan industri pesawat terbang tempat BJ Habibie duduk sebagai ketua dewan komisarisnya, sedang membuat pesawat R-80 yang sudah dimulai dari tahun 2013 lalu.

Komisaris PT RAI, Ilham Habibie, yang merupakan putra BJ Habibie, mengatakan bahwa pembuatan desain awal pesawat R-80 akan selesai pada tahun ini. “Jadi, akhir tahun ini, kita sudah punya desain yang menyeluruh,” ujar Ilham saat ditemui Kompas.com setelah menghadiri acara diskusi di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Saat selesainya fase awal akhir tahun nanti, PT RAI akan menentukan komponen-komponen yang akan dipakai oleh pesawat R-80. Pria yang lahir di Aachen, Jerman, itu mengatakan, komponen-komponen pesawat berkapasitas 80 penumpang tersebut hingga kini belum ditentukan.

“Pada akhir tahun, kita sudah pilih dari mana komponen-komponen yang saat ini belum kita hadirkan. Misalkan, engine-nya dari mana, kokpitnya dari mana. Kita sudah punya desain," ucapnya.

Ilham menuturkan, pemilihan pesawat baling-baling untuk transportasi udara di Indonesia memiliki keuntungan tersendiri. Menurut dia, meskipun pesawat lebih lambat daripada pesawat bermesin jet, pesawat baling-baling lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar.

Hal tersebut disesuaikan juga dengan kontur wilayah serta rute-rute di Indonesia yang cenderung pendek-pendek. Jadi, menurut dia, akan lebih efektif menggunakan pesawat berbaling-baling ketimbang pesawat bermesin jet.

Ilham menjelaskan, ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh PT RAI hingga R-80 mampu terbang menjelajahi langit Nusantara. Tahap pertama adalah pembuatan desain pesawat yang membutuhkan waktu dua tahun, tahap kedua adalah pembuatan prototipe pesawat selama tiga tahun, dan tahap ketiga merupakan tahap terakhir, yakni pengujian pesawat yang diperkirakan memakan waktu dua tahun.

Dengan demikian, menurut pria yang mendapatkan gelar doktor dari Technical University Of Munich ini, pembuatan pesawat tersebut bisa memakan waktu enam tahun.

“Dari awal desain sampai jadi itu totalnya bisa 6-7 tahun. Kita mulai 2013, desain selesai akhir tahun ini. Tahun 2017, kita meluncurkan prototipe-nya, setelah itu dilakukan pengujian, itu lebih kurang dua tahun. Maksimal ya 2019 (beroperasi)," ucapnya.

Ilham mengatakan, pembuatan pesawat memang membutuhkan waktu cukup lama. Ia pun mencontohkan Boeing 737. “Memang begitu gak bisa cepat-cepat. Kalau kita lihat sebagai contoh, tahu pesawat 737 buatan Boeing kan? Tahu gak itu dibuat tahun berapa? Itu tahun 1965, itu sampai sekarang masih terbang kan. Sudah 50 tahun dibuat. Tentu terus di-update, mesinnya dan sebagainya, tetapi desainnya kan sama itu,” tandasnya.

Mengenai kontrak bisnis, ia mengaku belum memiliki kontrak dengan perusahaan penerbangan, baik nasional maupun internasional. Penandatanganan pemesanan 100 pesawat oleh NAM Air dan 25 pesawat oleh Kalstars hanya sebatas kesepakatan (MoU) dan belum berbentuk kontrak.

"Jadi, kalau mau jual pesawat, belum bisa karena belum tahu harga. Kalau sudah kontrak, kan sudah pasti,” katanya sambil tersenyum.



Sumber : Kompas

OS-Wifanusa Flyingboat Produksi IMI

TANGERANG-(IDB) : Sebagai negara maritim, kebutuhan transportasi laut tentu menjadi sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, kebutuhan transportasi laut harus mampu menghubungkan seluruh bagian bangsa di kepulauan Indonesia dalam berbagai medan.

Indonesia Maritime Institute (IMI), selaku organisasi yang aktif dalam mengkritisi dan memaksimalkan teknologi hingga eksplorasi bahari, menilai flyingboat merupakan jawaban dalam kebutuhan transportasi laut. IMI melihat kemampuan flyingboat ideal bagi transportasi laut Indonesia dalam beragam faktor.

Direktur Eksekutif IMI, Paongan, mengatakan, "Indonesia sebagai negara kepulauan butuh alat transportasi cepat, untuk itu flyingboat adalah solusi," ujarnya saat jumpa pers, di Tangerang, Sabtu (17/5/2014).

Dia menambahkan, kali ini IMI tidak hanya mengutarakan kebutuhan flyingboat semata tetapi Paongan sebagai inisiator riset tersebut, bersama Dewan Pembina IMI, Laksda TNI Ade Supandi, Andi Arief dan Sudirman Saad berusaha membuat flyingboat secara mandiri.

IMI berhasil menciptkan sebuah flyingboat hasil desain sendiri. "Riset ini sendiri kurang lebih sudah berjalan setahun lalu, jadi kami coba mengembang sendiri dengan ilmu, pengetahuan kami sendiri, jadi kami membuat riset teknologi ini tidak perlu punya duit banyak," ujar Paongan.

Pesawat dengan nama OS-Wifanusa ini didesain dengan lebar sayap 12,8 M dan panjang 13,6 M. Meskipun terlihat lebar dan panjang, pesawat ini dipercaya mampu menempuh jarak 500 Km kondisi full tank dengan kecepatan maksimal 150 km per jam dalam ketinggian 100-150M. Pesawat yang beratnya mencapai 1,3 ton ini menggunakan teknologi Ground Effect Vehicle.

Berikut liputan fotonya :



Sumber : Sindo

Yonkomlek-1 Marinir Latihan Pernika




SURABAYA-(IDB) : Dalam perang modern sebagian besar pertempuran didasarkan pada keberhasilan perang elektronikanya, karena fokus utama  yang menjadi titik keberhasilan suatu pertempuran adalah apabila suatu satuan/unit dapat melumpuhkan alur komunikasi musuhnya, untuk itu dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mengasah keterampilan prajurit-prajuritnya, Batalyon Komunikasi dan elektronika-1 Marinir (Yonkomlek-1 Mar) melaksanakan latihan Perang Elektronika (pernika) di Yonkomlek-1 Mar, Karang Pilang Surabaya, Selasa (20/05/2014).



 
Latihan yang berlangsung selama 11 hari tersebut diikuti oleh 40 orang personel dari Yonkomlek-1 Mar, Yonkomlek-2 Mar, Diskomlek Kormar dan Diskomlekal.  



 
Selama kegiatan para peserta akan melaksanakan praktek lapangan yang meliputi pengetahuan mekanisme dan prosedur Pernika, prosedur operasional peralatan Pernika, mekanisme kerja sama taktis Pernika serta aplikasi teknik dan taktis Pernika yang meliputi monitoring jaring pancaran satuan kawan, obserwasi terhadap pancaran yang mencurigakan, melaksanakan pelacakan pancaran lawan dengan mengunakan Direction Finder, dan mengatasi ganguan pancaran dari Jamming lawan.  



 
Turut bergabung dalam latihan ini Kepala Dinas Komunikasi dan Elektronika Korps Marinir (Kadis Komlek Kormar) Kolonel Marinir Baidowi Octavidia selaku Komandan latihan dan Letkol Marinir Edy Cahyo Sumarmo sebagai Pengawas dan Pengendali (Wasdal) latihan. 



Sumber : Kormar

Perwira AS : F-35 Tidak Lebih Baik Dari Pesawat Tempur Saat Ini

NEW YORK-(IDB) : Seorang analis militer mengatakan bahwa jet tempur siluman baru F-35 mungkin tidak jauh lebih baik dari pesawat tempur yang ada saat ini. Hal ini diungkapkan oleh seorang perwira senior Angkatan Udara AS, Kolonel Michael W. Pietrucha dalam analisanya di Air and Space Power Journal. Pietrucha mengatakan bahwa pengadaan jet tempur senilai USD 117 juta ini mungkin perlu dibatalkan karena kinerjanya yang tidak memuaskan.


F-35 Joint Strike Fighter (JSF) yang dibangun untuk pasukan AS dan sekutunya, pengembangannya masih berdasarkan ide-ide pertempuran udara yang sudah usang, klaim Pietrucha. F-35 bisa saja tidak mampu menghindari radar musuh dan apabila digunakan untuk kampanye jangka panjang maka biayanya terlalu mahal.



Kritik dalam jurnal Angkatan Udara AS tersebut bahkan menyimpulkan bahwa pesawat tempur baru ini (F-35) kemungkinan memiliki performa yang kurang, bahkan dari pesawat-pesawat tempur yang ada saat ini.
Militer AS berencana memesan lebih dari 2.400 unit F-35, Australia 100 unit dan Inggris 48 unit (sebelumnya Inggris berniat membeli 138 unit). Program senilai USD 396 miliar ini menjadi program pengembangan senjata termahal dalam sejarah, mirisnya ini bahkan terjadi saat AS dan negara-negara Eropa (yang turut dalam program) mengalami pemotongan anggaran pertahanan.



Dalam analisanya, Pietrucha menyebutkan bahwa: "Meskipun seandainya ada dana yang tidak terbatas, masih ada cukup alasan untuk mengakhiri program F-35."


F-35 belum tentu bisa diandalkan, sedangkan F-15 dan F-16 sudah semakin menua. Anggaran yang semakin tercurah untuk pengembangan F-35 juga telah mengambil jatah jam terbang dan upgrade pesawat-pesawat yang ada seperti F-15, F-16, F-18 dan F-22. Jam terbang untuk pilot-pilot tempur juga semakin sedikit, menempatkannya kurang dari jam terbang pilot China dan beberapa negara lain.

Disebutkan dalam jurnal: "Secara khusus, kinerjanya (F-35) belum memenuhi persyaratan awal, daya angkutnya kecil (untuk senjata, dll), jangkauan pendek, dan upaya spionase oleh Republik Rakyat China mungkin telah dilakukan sejak lama bahkan sebelum pesawat ini diperkenalkan yang mungkin akan membahayakan nantinya."



Selain itu, kemajuan pesat dalam sistem radar dan pertahanan udara Rusia dan China semakin memberi ketidakjelasan apakah teknologi siluman masih efektif atau tidak, Pietrucha mengingatkan. Dia juga mengatakan bahwa program F-35 harus ditunda dan Angkatan Udara AS sebaiknya menggunakan pesawat campuran di masa depan. Jika Amerika Serikat sendiri menarik diri dari program F-35, sudah tentu negara-negara lain akan mengikutinya, Pietrucha mengatakan.



Pietrucha mengatakan kepada The Sunday Telegraph bahwa: "Semua program pengembangan pesawat tempur memang mengalami kendala. Tapi yang satu ini sangat mengganggu, belum tentu karena secara inheren pesawat ini buruk, tetapi karena pesawat-pesawat ini sedang dibeli padahal mereka belum terbukti. Mereka belum diuji diluar uji simulasi komputer." Lebih lanjut dikatakan bahwa F-35 memang masih sulit untuk di-judge, karena potensinya belum teruji dan pernyataan-pernyataan cenderung hanya menyebutkan apa yang pesawat ini bisa lakukan meskipun tidak ada data uji operasional yang benar-benar memastikan bahwa pesawat itu memang bisa melakukannya.



Edward Hunt, seorang analis kedirgantaraan senior di IHS Jane, mengatakan kinerja F-35 menjadi subyek perdebatan luas di kalangan penerbangan militer.



Elizabeth Quintana, peneliti senior Air Power di Royal United Services Institute, mengatakan terjadi perdebatan tentang mana yang lebih bijaksana ketika harus menggantungkan kekuatan pada armada tempur high-end (seperti F-35) atau menggunakan campuran pesawat tempur high-end dengan pesawat yang lebih murah, pesawat serang ringan atau pesawat udara remote control. Yang mana yang akan memberikan lebih banyak pilihan atau keuntungan di medan perang di masa depan.


Selama ini, F-35 dikatakan sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia dengan fitur siluman serta sensor dan senjata canggih yang belum pernah ada sebelumnya. Pesawat ini juga secara khusus didesain agar terus relevan dalam menghadapi jenis-jenis ancaman baru di masa mendatang.




Sumber : Artileri

China Meradang Dituduh Sadap Amerika

Amerika Daftarkan Gugatan Pidana atas Pejabat Pemerintah Tiongkok

WASHINTON-(IDB) : Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah mendaftarkan gugatan pidana terhadap beberapa pejabat pemerintah Tiongkok, dengan tuduhan mencuri rahasia dagang Amerika lewat kegiatan spionase di dunia maya.

Ini pertama kalinya Amerika Serikat menggunakan tuduhan peretasan (hacking) melawan pejabat negara.

Jaksa Agung Eric Holder dijadwalkan untuk menjelaskan lebih jauh masalah ini, Senin (19/5) waktu setempat.

Dakwaan ini menyebut beberapa nama yang termasuk pegawai pemerintah Tiongkok, kata seorang pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya.

"Mereka menggunakan fasilitas militer dan intelijen untuk melakukan kegiatan spionase dunia maya (cyber espionage) melawan perusahaan-perusahaan AS," ujar pejabat tersebut.

Lima Perwira China Didakwa Kriminal Oleh AS

Lima perwira militer Tiongkok dikenakan dakwaan oleh penegak hukum Amerika Serikat karena diduga telah meretas komputer dan melakukan kegiatan spionase ekonomi. Dakwaan itu dibuat oleh dewan juri di pengadilan Pennsylvania, Senin (19/5) waktu setempat.

Jaksa Agung Amerika Serikat Eric Holder mengatakan kasus ini adalah yang pertama kali aktor negara terkena dakwaan peretasan atau hacking. Menurut Holder, rahasia dagang dan informasi bisnis sensitif yang dicuri sifatnya “signifikan” dan menuntut tindakan agresif.


Menurut surat dakwaan, para terdakwa itu berkonspirasi untuk meretas komputer perusahaan-perusahaan AS sehingga memperoleh akses secara ilegal untuk mencuri informasi yang penting bagi para pesaing perusahaan itu di Tiongkok, termasuk BUMN.


Dakwaan juga menyebutkan bahwa para hackers menggunakan sumber daya yang dimiliki militer dan badan intelijen Tiongkok, ketika mengunduh informasi industri secara masif dari entitas bisnis AS.


Korban peretasan sedikitnya ada enam, yaitu Westinghouse Electric, U.S. Steel, SolarWorld, the United Steel Workers Union, Allegheny Technologies dan Alcoa.


"Keberhasilan di pasar global seharusnya ditentukan semata-mata oleh kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan bersaing, bukan kemampuan memata-matai dan mencuri rahasia bisnis yang disokong pemerintah," kata Holder.


"Pemerintah kami tidak akan menolerir tindakan oleh negara mana pun yang berupaya menyabotase perusahaan-perusahaan Amerika secara ilegal dan merendahkan integritas persaingan yang sehat dalam pasar bebas."

Identitas para terdakwa itu tidak disebutkan.

China Desak AS Tarik Dakwaan Untuk 5 Pejabat Militer

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menilai tudingan AS bahwa lima pejabat militer Tiongkok memata-matai sejumlah perusahaan AS sangat tidak beralasan. Tudingan itu sengaja dibuat-buat dan bisa merusak hubungan Tiongkok-AS.

Seperti dilaporkan Reuters, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendesak Pemerintah AS menarik dakwaan terhadap lima pejabat militer itu. Tiongkok juga meminta AS “segera memperbaiki kesalahan”.


Sebelumnya, Pemerintah AS mendakwa lima pejabat militer Tiongkok melakukan aksi mata-mata melalui dunia maya. Aksi itu dilakukan dengan menembus data informasi sejumlah perusahaan AS untuk mencuri rahasia dagang. Disebutkan, para peretas asal Tiongkok itu menargetkan perusahaan-perusahaan AS yang bergerak dalam bidang tenaga nuklir, logam, dan produk industri tenaga matahari. Informasi itu sangat berguna bagi Tiongkok yang menjadi pesaing AS dalam hal teknologi.


Dakwaan tersebut dibuat oleh dewan juri di pengadilan Pennsylvania, Senin (19/5) waktu setempat.


Jaksa Agung Amerika Serikat Eric Holder mengatakan, kasus itu adalah yang pertama kali aktor negara terkena dakwaan peretasan atau hacking. Menurut Holder, rahasia dagang dan informasi bisnis sensitif yang dicuri sifatnya “signifikan” dan menuntut tindakan agresif.


Menurut surat dakwaan, para terdakwa itu berkonspirasi untuk meretas komputer perusahaan-perusahaan AS sehingga memperoleh akses secara ilegal untuk mencuri informasi yang penting bagi para pesaing perusahaan itu di Tiongkok, termasuk BUMN.


Dakwaan juga menyebutkan bahwa para hackers menggunakan sumber daya yang dimiliki militer dan badan intelijen Tiongkok, ketika mengunduh informasi industri secara masif dari entitas bisnis AS.


Korban peretasan sedikitnya ada enam, yaitu Westinghouse Electric, US Steel, SolarWorld, the United Steel Workers Union, Allegheny Technologies dan Alcoa.


"Keberhasilan di pasar global seharusnya ditentukan semata-mata oleh kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan bersaing, bukan kemampuan memata-matai dan mencuri rahasia bisnis yang disokong pemerintah," kata Holder.



Sumber : Beritasatu

Indonesia Filipina Akhiri Sengketa Laut Sulawesi Mindanao

MANILA-(IDB) : Pemerintah Filipina mengklaim telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia atas sengketa perbatasan laut di wilayah Laut Sulawesi dan Laut Mindanao. Dengan demikian, sengketa perbatasan laut dua negara ini selesai, setelah terlibat perundingan secara berkala selama 20 tahun.

Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan, kesepakatan itu telah tercapai dengan penentuan batas zona ekonomi eksklusif yang selama ini tumpang tindih di di Laut Sulawesi dan Laut Mindanao.

Zona ekonomi eksklusif adalah batas wilayah laut sebuah negara sejauh 230 mil ( 370 kilometer ) dari pantai sebuah negara. Di wilayah laut sejauh itulah, negara terkait berhak untuk mengeksploitasi ikan dan gas bawah laut dan minyak yang diatur di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

“Negosiator mendukung penandatanganan sebuah kesepakatan oleh diplomat kedua negara pada saat yang paling cepat,” bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri Filipina, seperti dikutip AP, Selasa (20/5/2014).

Juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Charles Jose, mengatakan rincian perjanjian kesepakatan tersebut belum dirilis Namun, kesepakatan itu menjadi berita baik di tengah memanasnya konflik Laut China Selatan, yang melibatkan China, Taiwan, Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Menurut pihak Filipina, kesepakatan untuk mengakhiri sengketa tersebut, mencerminkan persahatan yang baik antara Indonesia dan Filipina yang komitmen menyelesaikan setiap permasalahan secara damai.



Sumber :  Sindo

Prajurit BTP Marinir Ikuti Upacara Pembukaan Latgab TNI 2014


JAKARTA-(IDB) : Prajurit Marinir yang tergabung dalam Batalyon Tim Pendarat (BTP)-2 Marinir dipimpin Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., mengikuti upacara pembukaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Taxy Way Echo Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/05).


Latgab TNI 2014 yang secara resmi dibuka oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko tersebut bertujuan meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan Satuan dalam Operasi Gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan Operasional Satuan Jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah NKRI. 

 Diharapkan latihan ini sebagai salah satu upaya untuk membangun dan mensinergikan kemampuan dan kekuatan antar matra, guna menjamin efektifitas dan efesiensi Operasional Komando Tugas Gabungan yang sewaktu-waktu dibentuk dalam menghadapi Kontijensi.



 



“Latgab TNI 2014 yang mengangkat tema Komando Gabungan (Kogab) TNI Melaksanakan Kampanye Militer di Wilayah Mandala Perang dalam Rangka OMP guna Menjaga Kedaulatan NKRI yang rencananya akan disaksikan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” Kata Panglima.


Metode latihan yang digunakan, yaitu Geladi Posko pada tanggal 19 sampai dengan 24 Mei 2014 di PMPP TNI Sentul Bogor dan Geladi Lapangan 1--5 Juni 2014 yang dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer di daerah latihan wilayah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Kawasan Samudra Hindia Bagian Selatan, dan Bali.



 
Susunan organisasi Kogab pada Latgab TNI tahun 2014, yakni Letjen TNI Lodewijk Paulus (Dankodiklat TNI AD) selaku Dirlatgab TNI TA 2014, Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) selaku Pangkogab TNI, Laksma TNI Arie Soedewo (Danguspurlatim) selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Pramono Hadi (Danpusbangdikopsla) selaku Pangkogasgabfib, Marsma TNI Dedy Nitakomara (Kas Koopsau I) selaku Pangkogasudgab.



 



Latgab TNI 2014 ini melibatkan 15.108 personel dan Alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan antara lain dari TNI AD sebanyak 49 Ranpur terdiri atas 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP).


Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.



 
Dari TNI AL sebanyak 32 Kapal yaitu 1 Kapal Selam (KS), 6 Parahu Karet (PK), 2 BTD, 6 PKR, 3 KCR, 1 KCT, 1 LPD, 3 ATF, 5 AT, 1 BR, dan 1 PR. Kendaraan tempur 81 Unit terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P, dan 6 Kapal, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk How, dan 8 pucuk RM 70 Grad.Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.  


Dalam acara pembukaan itu, juga dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAL Laksamana TNI Marsetio, dan pejabat teras TNI lainnya.




Sumber : Kormar