Pages

Selasa, Mei 20, 2014

Diskomlek Kormar Buka Latihan Pernika 2014


JAKARTA-(IDB) : Dinas Komunikasi dan Elektronika Korps Marinir (Diskomlek Kormar) menggelar Latihan Pernika (Peperangan Elektronika) Korps Marinir tahun 2014 yang dilaksanakan secara serentak di wilayah Barat dan Timur, mulai tanggal 20 hingga 30 Mei 2014.


 
Kegiatan latihan yang berlangsung selama 10 hari tersebut sebelumnya telah dibuka secara resmi oleh Kadis (Kepala Dinas) Komlek Kormar Kolonel Marinir Baedhowi Oktafidia selaku direktur latihan di lapangan Apel “Deki Nur Rifai” Menbanpur–2 Mar, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Senin (19/05) kemarin.


 
Maksud dan tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personel pengawak serta menguji kesiapan peralatan Pernika Korps Marinir dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan operasi.


 
Peserta yang terlibat dalam latihan terdiri dari personel Diskomlek Kormar, Yonkomlek-1 Mar dan Yonkomlek-2 Mar. Adapun kegiatan latihan untuk wilayah Barat dipusatkan di Batalyon Komlek-2 Marinir, Cilandak sedangkan untuk wilayah Timur di Yonkomlek-1 Marinir, Karang Pilang, Surabaya.




Sumber : Kormar

TNI AL Hentikan Pelanggaran Di Tanjung Datuk

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Republik Indonesia belum meminta pemerintah Malaysia bertanggung jawab terkait pembangunan mercusuar di Tanjung Datuk. Pasalnya Pemerintah Indonesia masih menunggu hasil verifikasi apakah pembangunan itu dilakukan di wilayah status quo atau bukan.

Jubir Menlu Michael Tenne menyampaikan, verifikasi itu dilakukan anggota TNI Angkatan Laut untuk mengecek keberadaan pembangunan mercusuar yang didirikan pemerintah Malaysia.

Tenne menyampaikan atas pembangunan itu pemerintah Malaysia bakal mendapatkan saksi diplomasi. Namun diberikan sanksi atau tidaknya itu tergantung hasil verifikasi dari Tentara Nasional Indonesia (TNI AL).

"Langkah selanjutnya tergantung hasil temuan," kata Michael saat dihubungi Republika, Selasa (20/5).

Saat dihubungi secara terpisah Kadispenal Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir menyampaikan tim verifikasi sebanyak 80 anggota sudah tiba di Tanjung Datuk Senin Pukul 15 30. Kedatangan mereka kata dia, sudah berhasil menghentikan semua kegiatan pembangunan mercusuar Malaysia di Tanjung Datuk.

"Area itu sudah diamankan oleh anggota TNI AL yang betugas di Pos Angkatan Laut (posal) Temajuk," katanya.

Simorangkir berkata TNI AL sudah mengerahkan satuannya untuk melakukan pengamanan dengan menurunkan satu kapal jenis KRISS-378 dan satu pesawat udara patroli maritim Nomer U-621 milik pos angkatan laut Temajuk dekat Tanjung Datuk Lanal Pontianak.

Menurutnya, Indonesia memang memiliki persoalan mengenai garis batas dengan 10 negara, yaitu di antaranya Singapura dan Malaysia. Mengenai garis batas di Tanjung Datuk ini, kata Simorangkir tidak pernah selesai dengan Malaysia.

Jadi yang harus bicara mengenai garis batas itu kata Simorangkir adalah pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri bukan TNI.

"TNI Angkatan Laut yang jadi anggota personalnya KRI," katanya.

Saat ini kata Simorangkir kapal milik Malaysia berjumlah tujuh kapal dengan tiga kapal tongkang dan empat kapal on board yang digunakan sebagai aktivitas pemasangan tiang mercusuar sudah berhasil ditarik ke perbatasan.




Sumber : Republika

Super Tucano TNI AU Latihan Nembak Bom

MALANG-(IDB) : Dalam rangka persiapan Latihan Gabungan TNI yang rencananya akan dilaksanakan pada awal Juni mendatang, Pesawat Super Tucano Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh yang dipimpin langsung oleh  Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb Toto Ginanto, ST.melakukan latihan pengeboman yang bertempat di ASR (Air Shooting Range) Pandanwangi Lumajang Jawa Timur (20/5).


Latihan yang bersifat rutin ini dilakukan, untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam melaksanakan bombing.  Latihan ini merupakan ajang uji ketangkasan para penerbang tempur dalam melaksanakan ketepatan menembak ataupun menghancurkan sasaran yang berada di darat.   Dalam latihan tersebut melibatkan dua pesawat Super Tucano dengan nomor TT.3102 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Toto Ginanto, ST, beserta Kapten Pnb Yudha dan Super Tucano nomor TT.3104 dipiloti oleh Mayor Pnb Hery dan Mayor Pnb Taufik menggunakan Bom live 120 kg Mk-81 dengan radius 500 m.        


Pelaksanaan pengeboman kali ini dibagi menjadi 4 sorties.  Pada sorty pertama menggunakan pesawat super tucano TT. 3102, TT. 3104 dan sorty kedua menggunakan pesawat yang sama. Masing-masing pesawat membawa 1 bom. Jenis bom yang digunakan adalah bom live 120 kg mk-81.

Latihan bertujuan untuk memelihara, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kerjasama antar awak pesawat terbang dalam melaksanakan penembakan senjata pesawat terbang. Dilihat dari Latihan kali ini, Para penerbang Super Tucano semakin profesional dalam melakukan pengeboman dan dapat mencapai tepat sasaran sebagaimana yang direncanakan dan dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar. Diharapkan kedepan Skadron Udara 21 semakin siap




Sumber : TNI AU

Penghematan Anggaran Belanja Negara

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.

Berdasarkan lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014, seperti dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet,  tercantum rincian anggaran dari 86 Kementerian/Lembaga (K/L) yang harus dihemat. "Total anggaran yang dihemat berdasarkan Inpres ini mencapai Rp 100 triliun, dari jumlah anggaran belanja K/L sebelumnya, yaitu Rp 637,841 triliun," sebutnya.

Berikut kementrian/lembaga yang mendapatkan nilai pemotongan anggaran terbesar.
  1. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebesar Rp 22,746 triliun dari anggaran Rp 84,148 triliun.
  2. Kementerian Pertahanan Rp 10,508 triliun dari total anggaran Rp 86,376 triliun.
  3. Kementerian Perhubungan sebesar Rp 10,150 triliun dari total anggaran Rp 40,370 triliun.
  4. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Rp 5,780 triliun dari anggaran RP 44,975 triliun.
  5. Kementerian Kesehatan Rp 5,460 triliun dari Rp 46,459 triliun.
  6. Kementerian Pertanian Rp 4,422 triliun dari Rp 15,470 triliun.
  7. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rp 4,399 triliun dari Rp 16,263 triliun.
Sementara  kementrian/lembaga  yang pemotongan anggarannya paling kecil.
  1. Ombudsman RI sebesar Rp 11,536 miliar dari anggaran Rp 66,968 miliar.
  2. Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Rp 13,790 miliar dari Rp 65,048 miliar.
  3. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rp 19,899 miliar dari Rp 125,605 miliar.
  4. Komisi Yudisial Rp 22,888 miliar dari Rp 83,503 miliar.
  5. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BPTN) Rp 23,646 miliar dari Rp 100,685 miliar.
  6. Badan Standardisasi Nasional (BSN) Rp 25,160 miliar dari Rp 95,385 miliar.
  7. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Rp 25,457 miliar dari Rp 94,988 miliar.
Adapun K/L  yang tidak mengalami pemotongan anggaran.
  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang memiliki anggaran Rp 80,661 triliun.
  2. Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memiliki anggaran Rp 15,410 triliun; dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)  yang memiliki anggaran Rp 3,3261triliun



Sumber : Bisnis

Latihan Bersama GGK Dan Kopassus Di Johor Malaysia

JOHOR-(IDB) : Atase Pertahanan (Athan) RI di Kuala Lumpur Kolonel Arm Yudhy Chandra Jaya, M.A didampingi Ketua Staf Gerup Gerak Khas 21 Letkol Fauzi bin Sulaiman membuka Upacara Latihan Bersama (Latma) Harimau Satya-3 antara Kopassus TNI AD dengan pasukan Gerup Gerak Khas (GGK) 21 Tentera Darat Malaysia tahun 2014, di Iskandar Camp GGK 21, Mersing, Johor, Malaysia, kemarin.

Dalam amanat Kepala Staf TNI AD yang dibacakan oleh Kolonel Arm Yudhy Chandra Jaya, M.A menyatakan, Latihan Bersama kali ini selain dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme keprajuritan diantara Peserta Latihan, juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama, saling percaya dan persahabatan (confidence building measure) dengan tetap memegang teguh prinsip persamaan derajat dan hubungan timbal balik antar Angkatan Darat kedua Negara. 

Melalui pelaksanaan latihan bersama ini, sambung Kasad, memungkinkan Angkatan Darat kedua negara dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan satuan masing-masing, baik di bidang doktrin, organisasi, taktik, dan teknik militer. Dalam akhir amanatnya Kasad berharap agar seluruh kegiatan Latma dapat berjalan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan, sehingga manfaat Latma ini dapat dirasakan oleh setiap prajurit, satuan, dan Angkatan Darat kedua Negara.

Selesai upacara dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan meliputi saling tukar menukar cinderamata, foto bersama, dan berkeliling melihat fasilitas latihan yang ada di Iskandar Camp GGK, Mersing, Johor, Malaysia. Jumlah personil Kopassus yang dilibatkan dalam Latma tersebut sebanyak 30 orang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon-32 Kopassus Letkol Inf Ahmad Fikri Musmar, alumni Akademi Militer tahun 1997.

Turut hadir dalam Upacara Pembukaan Latma tersebut yaitu para Perwira dari Mako GGK 21, Rejimen Gerak Khas 11, serta Perwira-Perwira dari Tentera Darat Malaysia lainnya.




Sumber : TNI

Antisipasi TNI Menghadapi Perang Masa Depan

JAKARTA-(IDB) : Pertempuran di masa depan tak lagi soal adu otot dan senjata konvensional. Teknologi Informasi atau TI akan sangat menentukan kekuatan pertahanan suatu negara.

"Pertempuran saat ini dan di masa depan akan banyak ditentukan oleh teknologi informasi, sehingga dibutuhkan satu kecepatan manuver. Ke depan, pertahanan juga membutuhkan 'soft power'," kata Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman, Jumat (16/5).

TNI AD mengakui masih lemah dalam penguasaan teknologi informasi. Situs mereka berkali-kali tumbang dihajar peretas.

Situs TNI yang beralamat di www.tniad.mil.id pernah tumbang selama beberapa hari pada Juni 2013 oleh hacker yang menamakan dirinya Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Jauh sebelum itu, hacker Malaysia pun pernah menyambangi situs TNI AD. Begitu membuka situs TNI yang diretas, maka yang ada adalah tulisan 'This Website Has Been Hacked By m33h00n.'

Itu baru situs informasi biasa yang diretas, bagaimana jika peretas bisa masuk ke sistem persenjataan, personel, atau data-data penting. Tentu akan sangat berbahaya.

TNI AD pun tak mau hal ini terus terjadi. Berikut 4 aksi TNI mempersiapkan diri menghadapi peperangan masa depan:

 1. Latih Kopassus Pintar Dengan Kemampuan TI

Tak hanya memperbaharui alat utama sistem bersenjata (alutsista), TNI juga mempersiapkan aparat yang tangguh menghadapi serangan di dunia maya. Sejumlah prajurit pun disiapkan berada di gugus terdepan pertahanan teknologi.

"Prajurit kita sekolahkan pada level tertentu, kita butuh percepatan kerja sama dengan melibatkan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII). Kita pilih prajurit dengan IQ-nya di atas 120, yang ada di atas itu umumnya dinasnya di Kopassus," kata Kasad Jenderal TNI Budiman di Mabes AD, Jumat (16/5).

Masih menurut dia, TNI AD tidak perlu meniru standarisasi teknologi militer negara lain. Semua keunggulan negara maju diambil dan diramu untuk kemajuan militer Indonesia.

"Standarisasi kita tidak usah ngeblok tapi mana yg paling hebat kita ambil, tentu tergantung mereka ahlinya. Kalau mereka belajar di Amerika Serikat kan sesuai cara pikirnya, kalau belajar di China akan juga sesuai cara berpikirnya, yang paling bagus kita ramu dan kita rakit," terang dia.

 2. Upayakan Pakai Produk TI Dalam Negeri

TNI AD berupaya agar produk pertahanan berbasis teknologi dapat dikembangkan sendiri oleh prajurit TNI dengan asistensi dari para pakar teknologi.

"Kalau kita terus tergantung pada produk asing, maka semua dengan mudah akan diganggu. Oleh sebab itu, kita harus menguasai betul teknologi ini. Kebetulan potensi yang kita miliki sangat besar. Tak kalah dengan pihak asing," kata Jenderal Budiman.




TNI AD pun menggandeng Federasi Teknologi Informasi Indonesia dalam upaya memajukan kemandirian teknologi supaya para prajurit melek teknologi.

Kepala FTII Sylvia Sumarlin mengatakan pihaknya mendukung keputusan TNI AD untuk mengembangkan sendiri produk pertahanan teknologi.

"Kami dukung termasuk pemilihan teknologi. Beliau menghendaki teknologi lokal, aplikasi buat sendiri, dan sistem jaringannya yang dibuat sendiri," katanya.

 3. Kapok Dikerjai Peretas Asing

Jenderal TNI Budiman mengakui kemajuan teknologi informasi belum merasuk ke tubuh TNI AD. Alhasil, kesatuannya pun menjadi bulan-bulanan di dunia siber.

Budiman menyebutkan, Indonesia mengalami banyak serangan dari negara-negara lain. Hanya saja, serangan itu tak serangan fisik melainkan aksi meretas.



"Kita menyadari kemampuan sumber daya manusia TNI AD. Kita perlu belajar bersama dan berlatih dalam hal ini (teknologi informasi)," kata KSAD TNI AD Jenderal Budiman di Mabes AD, Jumat (16/5).

Kelemahan itu menjadi mimpi buruk bagi TNI dalam menghadapi serangan dunia siber. Salah satunya pernah terjadi saat pasukannya akan menerbangkan pesawat.

"Saat penerbangan di Tanjung Priok ada kawan nge-jam, sehingga begitu terbang ternyata ada yang mainkan jamming sekitar situ. Ya itulah masih ada kawan-kawan yang masih ambisi dalam ekonomi," ujar dia.

 4. Bikin Sistem Antisadap Sendiri

Saat ramai-ramai penyadapan pada Presiden SBY oleh Australia dan Amerika Serikat, TNI Angkatan Darat bersama Universitas Surya bekerja sama kembangkan teknologi antisadap. Mereka mengembangkan teknologi antisadap yang berfungsi untuk dapat mencegah penyadapan yang dilakukan oleh berbagai pihak.

"Dengan teknologi antisadap ini, minimal TNI AD tak bisa lagi disadap oleh berbagai pihak," kata Jenderal TNI Budiman akhir tahun lalu.

Dia mengklaim alat tersebut nantinya dapat mencegah komunikasi para pejabat Indonesia disadap oleh negara lain.




Sumber : Merdeka

Tantangan TNI AU Makin Berat

SOREANG-(IDB) : Tantangan tugas TNI AU ke depan akan semakin komplek dan dinamis, Keterbatasan anggaran masih menjadi bagian dari kendala dihadapi.


"Oleh karena itu, saya mengajak kepada seluruh personel AU untuk dapat berpikir kreatif dan kerja keras. Berikan yang terbaik dan lakukan tindakan nyata guna dapat mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AU ke depan," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I.B Putu Dunia dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Intelijen (Asintel) Kas Korpaskhas Kolonel Psk Bambang Hariono saat bertindak selaku Inspektur upacara pada upacara bendera yang dilaksanakan di lapangan merah Korpaskhas Lanud Sulaiman,Senin (19/5).


Lebih lanjut KSAU mengingatkan keselamatan terbang dan kerja. "Jangan pernah membiarkan inccident maupun accident potensial berkembang menjadi unsafe condition dalam setiap pelaksanaan tugas. Lakukan langkah-langkah preventif dengan penuh perhitungan dan cerdas dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
safety penerbangan dan kerja," katanya.


Untuk itu, komitmen terhadap upaya pembinaan keselamatan terbang dan kerja melalui program “Road Map To Zero Accident”, terus diimplementasikan tanpa mengabaikan pencapaian tujuan dari aspek operasi maupun latihan (Mission First Safety Always).

“Saya tekankan kepada Para Panglima dan Komandan Satuan, agar dapat memanfaatkan jam Komandan dengan lebih inten lagi untuk mengingatkan berbagai hal yang berkaitan dengan keamanan terbang dan kerja," katanya.




Sumber : PikiranRakyat

Malaysia Ber-ulah, TNI AL Siagakan KRI Sutedi Senoputra

PONTIANAK-(IDB) : Pembangunan mercusuar atau bikon oleh pihak Malaysia di perairan Tanjung Datok Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas membuat TNI AL terusik. Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak mengirim dua armada yang terdiri dari satu kapal perang dan pesawat udara untuk memantau perkembangan pembangunan rambu suar tersebut.
Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak, Kolonel Dwika Tjahja Setiawan mengatakan, pengiriman dua armada tersebut untuk melakukan pemantauan pembangunan mercusuar yang dilakukan pihak Malaysia di perairan Tanjung Datok. Sekaligus sebagai upaya pengamanan di kawasan perbatasan. “Tadi malam KRI SSA (Sutedi Seoputra) sudah berangkat dan sekarang berada di sekitar lokasi pembangunan mercusuar di Tanjung Datok. Selain itu, kami juga melakukan patroli dengan pesawat udara TNI AL U 621 untuk pemantauan,” kata Dwika kepada Pontianak Post, kemarin.
 
Dikatakan Dwika, KRI SSA (Sutedi Senoputra) yang dikirim ke lokasi dilengkapi dengan peralatan perang dan tim Hidros TNI AL sebagai tim survey untuk mengidentifikasi lokasi. “Armada ini kami siagakan di sana,” kata Dwika.
 
Dari hasil pemantauan melalui pesawat udara, lanjut Dwika, pihaknya tidak melihat adanya aktivitas pembangunan oleh pihak Malaysia. Kendati demikian, dari pemantauan tersebut, anggota yang diturunkan melihat keberadaan kapal tongkang, tugboat dan kapal Malaysia. “Cuaca hari ini tidak kondusif. Saat pemantauan terjadi hujan deras dan gelombang yang mengakibatkan jarak pandang sangat terbatas. Kami di sana tidak melihat ada aktivitas pembangunan, namun kami melihat keberadaan beberapa kapal di lokasi pembangunan,” lanjutnya.
 
Kendati demikian, TNI Angkatan Laut Pontianak membenarkan adanya upaya pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia di perairan Tanjung Datok. “Kami membenarkan adanya upaya pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia di Tanjung Datok. Namun apakah hari ini aktivitas itu berlangsung, kami tidak melihat karena cuaca buruk,” jelasnya.
 
Disinggung soal keberadaan lokasi pembangunan, Dwika mengatakan, berdasarkan floting peta laut yang dimiliki TNI AL, pembangunan rambu suar oleh pihak Malaysia berada di perairan Indonesia tepatnya di titik koordinat 02.05.053N-109.38.760E. “Berdasarkan peta itu, lokasi pembangunan oleh pihak Malaysia secara yuridis berada di perairan Indonesia. Namun kami masih melakukan pengecekan kembali,” katanya.
 
Aktivitas pembangunan tersebut setelah terpantau oleh petugas navigasi perhubungan laut yang akan akan melaksanakan serah terima pos navigasi di Temajok. Saat bersamaan, petugas navigasi melihat iring-iringan kapal Malaysia yang berjumlah delapan buah yang terdiri dari tiga kapal boat, empat tongkang material, dan satu kapal angkatan laut bergerak menuju perairan lebih kurang 900 meter di depan patok SRTP 01.
 
Anggota DPR RI asal daerah pemilihan Kalimantan Barat, Sukiman meminta Pemerintah menindaklanjuti dan menyelidiki secara serius pembangunan Mercusuar oleh Malaysia di Kawasan Perairan Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalbar. ”Pemerintah harus bertindak tegas seandainya pembangunan Mercusuar memang masuk ke wilayah kedaulatan RI,” ungkapnya Senin (19/5) via telepon.
 
Menurut dia pelanggaran yang dilakukan Malaysia tidak hanya sekali dilakukan. Pertama lepasnya Sipadan-Ligitan sudah membuat muka Indonesia tertampar di dunia internasional. Lalu patok batas di Camar Bulan ikut diganggu juga. ”Lalu muncul lagi persoalan baru dengan membangun Mercusuar di Kabupaten Sambas,” ungkapnya.
 
Katanya Malaysia sepertinya tidak pernah puas dan selalu senang mengusik kedaulatan NKRI I. “Ini sudah menyangkut harga diri bangsa. Kita seperti diinjak-injak. Harus ada sikap tegas. Tegur pemerintah Malaysia melalui jalur diplomatik,” usulnya.
 
Politisi PAN asal Kalbar ini menambahkan pembangunan Mercusuar di wilayah perairan bahkan sampai melibatkan pengawalan dari militer kerajaan Malaysia segala. Bahkan ada kapal perang yang ikut nongkrong di perairan wilayah RI menunggu proses pembangunan tersebut. Sepertinya ada misi khusus kenapa dibangun Mercusuar.
 
”Seandainya mereka hormat seharusnya dibangun tetapi dengan melakukan koordinasi ke Pemerintah RI. Jangan hanya menguntungkan salah satu negara. Apalagi soal perbatasan sangat rentan. Wilayah perairan tersebut juga masih bersengketa,” terangnya.
 
Sukiman meminta Pemerintah RI perlu menambah Pangkalan TNI AL berkedudukan di perairan Kabupaten Sambas. Pembangunanya harus dilengkapi dengan perlengkapan teknologi dan komunikasi sangat canggih. Tujuannya untuk menjaga segala potensi dan kedaulatan perbatasan wilayah kelautan RI. “Sistem komunikasi canggih sangat berguna mendeteksi gangguan di wilayah perbatasan RI,” ujarnya.
 
Selain itu, ia meminta Pemerintah RI melengkapi TNI AL di Kalbar kapal-kapal patroli dengan kemampuan sangat cepat menjangkau perairan perbatasan. Kapal-kapal tersebut mampu dipergunakan untuk memonitor wilayah perbatasan dan perairan di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
 
Sukiman berjanji, ia bersama kawan-kawannya di DPR RI terutama Komisi Hankam akan membawa pembangunan Mercusuar oleh Malaysia pada sidang paripurna besok (hari ini). “Jelas saya sebagai bagian dari NKRI dan wakil rakyat dari Kalbar sangat menyayangkan tindak tanduk Pemerintah Malaysia dengan membangun Mercusuar tersebut,” tuturnya.

Pemprov Kirim Utusan Ke Paloh

Sementara itu pemprov mengutus Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Togi L Tobing, untuk  meninjau lokasi pembangunan mercusuar oleh Malaysia yang diduga masuk kawasan Tanjung Dato, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
 
“Kami mengutus staf ahli bidang hukum untuk meninjau lapangan dan setelah pulang akan dibuat laporannya,” ujar Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya seusai paripurna di DPRD Provinsi Kalbar, Senin (19/5).
 
Menurut Christiandy, pengutusan staf ahli tersebut untuk mengetahui kondisi detil di lapangan, kendati persoalan perbatasan menjadi kewenangan pemerintah pusat. Pemerintah Provinsi Kalbar pun melaporkannya secara resmi kepada pemerintah pusat, setelah mendapat informasi di lapangan.
 
“Saya sudah mendapatkan informasi dari Danlanal. Gubernur juga sudah mendapatkan informasi tersebut. Informasinya TNI dan Polri juga sudah melaporkannya kepada Kementerian Luar Negeri. Secepatnya akan kami laporkan kepada pemerintah pusat,” ungkap Christiandy.
 
Christiandy menuturkan selama ini Pemerintah Malaysia tidak pernah membicarakan pembangunan mercusuar dengan Pemprov Kalbar selaku kawasan yang berbatasan dengan negara tersebut. Tetapi, lanjut Christiandy, dirinya belum mendapatkan informasi apakah persoalan itu pernah dibicarakan Malaysia dalam pertemuan Sosek Malindo.
 
Christiandy menambahkan saat ini sedang diselidiki perihal pembangunan mercusuar. Jika pembangunan itu memasuki wilayah Kalbar, Indonesia, ia meminta ditindak tegas karena melanggar kedaulatan negara.
 
“Institusi pengamanan di perbatasan seperti jajaran TNI dan petugas kita di perbatasan juga akan memberi data selengkapnya,” katanya. 



Sumber : PontianakPost