Pages

Senin, Mei 19, 2014

Secuil Kisah Korps Hiu Kencana (6)

Type 206A submarines

Jadi Crew KS U-206 Jerman Saat Latihan Nato 

JKGR-(IDB) : Dalam mempersiapkan diri untuk mengawaki dan membawa pulang KRI Cakra 401, KS type U-209 buatan HDW Jerman, Awak KS TNI.AL dilatih di KS type U-206 milik German Navy yang berbobot hanya sekitar 450 ton. Kebetulan banget bahwa saat Awak KS kita melaksanakan sadaca, waktunya itu bersamaan dengan waktu pelaksanaan latihan bersama Angkatan Laut Negara-negara NATO yang disebut dengan sandi “NATO TEAM WORK 80”.


Saat itu empat orang perwira Awak KS kita dipimpin kapten G.R.Indiyanto (calon Palaksa KRI Cakra 401), berada dikapal selam U-22 tipe U-206 yang berperan sebagai pihak Merah dan ditugaskan menghadang Battle Group NATO di perairan sekitar Swedia. Ketika saatnya tiba komandan kapal yang orang Jerman membawa U-22 bermanuver demikian lincahnya mencegat dengan mendekati sebuah KS Amerika yang bertenaga Nuklir. Detik demi detik dilalui dan semua posisi dari waktu ke waktu dicatat dengan cermat dalam journal. Sampailah U-22 ke suatu posisi point blank range / titik mati penembakan torpedo (suatu titik yang demikian dekatnya dengan kapal lawan, sehingga probabilitas lawan untuk selamat dari tembakan torpedo kita relative nol),


Komandan U-22 ini menggunakan pengetahuannya tentang sifat propagasi sonar didaerah khusus dimana mereka akan beroperasi, yang diperolehnya dari sub-chart (submarine chart, yang amat rahasia, bahkan meliriknya saja, saat peta itu digelar di meja peta Perwira Navigasi, Awak KS kita tidak diperbolehkan!) dan memanfaatkan layer-layer lapisan air laut tertentu yang akan mengaburkan signal kehadiran kapalnya. Tetapi sebaliknya akan memperjelas signal kehadiran kapal lawan. Suara satu pompa pendingin reactor KS Nuklir saja memang sudah jauh lebih berisik daripada motor listrik pokok KS U-22/206 yang hanya berbobot empat ratus ton.


Komandan KS pun memerintahkan menembakkan torpedo secara simulasi, dengan salvo dari dua peluncurnya. Setelah itu U-22 melakukan withdrawal alias pengunduran diri dari lokasi peperangan dan kembali ke tempat yang aman menunggu lewatnya mangsa yang baru. Selama itu mulai dari proses approach, torpedo attack sampai withdrawal, tidak ada satupun tanda-tanda bahwa pihak lawan mengetahui kehadiran sebuah KS kecil U-22/206 yang telah “menikam” mereka dari jarak yang demikian dekatnya.


Tidak ada manuver avoiding/penghindaran yang akan menunjukkan bahwa pihak lawan menyadari kehadiran U-22. Ketika kemudian U-22 yang di dalamnya ada Awak KS kita sempat naik ke kedalaman periskop dan melaporkan keberhasilan tersebut kemarkas KS pihak “Merah”, segera muncul telegram yang berbunyi “bravo zulu, ticket to Siberia cancelled”!

Keberhasilan U-22/206 menenggelamkan KS Nuklir Amerika ini dibukti kan kebenarannya dalam wash up yang dilakukan kemudian di AWU, (semacam attack teacher KOLATARMA kalo di kita), di markas U-boot Flotile I (Flotila Kapal selam Jerman I) di Eckernforde. Komandan U-22/206 (yang cuma berpangkat kapitan leute nant, setingkat kapten kita), menyatakan bahwa KS nya berhasil menenggelamkan KS Nuklir Amerika.



Komandan KS Amerika (yang berpangkat captain of the Navy, setara dengan kolonel kita) tentunya merasa enggak terima dan meminta sang kapten muda Jerman membuktikan ucapannya. Sang kapten lalu membuka journal U-22 dan meminta dengan hormat agar sang Colonel US Navy itu mencocokkannya dengan journal KS Nuklir sang kolonel. 

Ternyata benar bahwa pada hari, tanggal dan waktu yang diklaim oleh sang kapten, kedua KS secara bersamaan memang berada dalam posisi point blank range yang amat dekat satu sama lain, hanya 600 meter. Sang Komandan KS Nuklir Amerika terpaksa geleng-geleng kepala, sebab kalau saja ini perang beneran bisa dipastikan ia dan seluruh Awak KS nya pasti sudah modar semua saat itu!


Kenapa bisa begitu?


Keberhasilan ini disebabkan karena KS sang kapten dari tipe U206/U-22 yang relatif kecil memiliki suatu noise signature, sonar signature maupun magnetic dan thermal signature yang amat kecil dan sedemikian rupa sehingga sama sekali tidak dapat dideteksi oleh sensor KS Nuklir yang sebenarnya jauh lebih canggih akan tetapi tidak dapat mendengarkan dengan lebih baik karena relative “tuli” oleh kebisingan yang ditimbulkan oleh peralatan bantu serta desing suara turbin mereka sendiri yang memiliki angka db (decibel) yang relatif amat tinggi.



Laksamana Muda Dr. Syamsul Anwar


Untuk Para Silent Warrior Pinisepuh pasti kenal dengan sosok Beliau yang satu ini, ya Beliau adalah satu-satunya dokter (saat itu) yang bertugas salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan awak KS kita.


Pada tahun 1987 sekelompok Perwira KS kita memperoleh perintah untuk berangkat ke Jerman mempersiapkan diri untuk mengawaki KS baru buatan HDW dari tipe U-209 / klas 1300 ton. Mengingat bahwa kemudian perjalanannya menuju ke Indonesia yang akan memakan waktu dua bulan lebih maka untuk menghindarkan hal buruk dalam kaitan kesehatan awak KS kita, Pimpinan Angkatan Laut telah menentukan kebijaksanaan untuk mengikut sertakan seorang Dokter dengan spesialisasi KS guna mengikuti perjalanan jauh ini, dan pilihan tentu saja jatuh pada Dokter Syamsul Anwar


Beliau datang di GPA (Gedung Punggahan Awak) KS tipe U-209 di Kiel, yang lebih dikenal dengan julukan “Istana Drakula” dan terletak dipojokan jalan Gross Ebenkampf Kiel sekitar tiga bulan sebelum KS harus berlayar kembali ke Indonesia. Kedatangannya tentu saja disambut Awak KS kita dengan gembira


Untuk merokok, Dokter yang satu ini (maaf jangan marah ya pak hehehe… ), tidak pernah memberikan contoh yang baik, karena beliau ini malah merokoknya itu lho, nglecis banget. (perokok berat!).


Komentarnya kalau ditegur oleh Pak Tedjo tentang kebiasaannya merokok: “Dokter kok malah nguwehi contoh elek, ngrokok” (Dokter kok malahan memberikan contoh yang jelek, merokok. walau sebetulnya Letkol Tedjo Purnomo sendiri yang komplain juga nglecis alias perokok yang luar biasa beratnya juga, habis yang satu langsung disambung satu batang lagi! hehehe…). 

Jawabannya beliau dengan adem ayem adalah: “ aku iki ngrokok ngono lak aku Dokter, dadi lek sakit iso nambani awakku dewe, lha sampeyan lak dudu dokter, nek loro arep nambani awak lak kudu leren golek dokter disik” ( aku ini walau merokok begitu kan dokter, jadi kalau sampai sakit bisa mengobati diri sendiri, lha kalau Kamu kan bukan dokter, kalau sakit ya berobat kan dan harus cari dokter dulu)


Singkat cerita akhirnya KS KRI Cakra / 401 berangkat pulang ke Indonesia. Dalam perjalanan dari Kiel ke salah satu pelabuhan di Spanyol, Cadiz, yang cukup jauh dan ditempuh sekitar dua minggu pelayaran berjalan normal-normal saja. Akan tetapi perjalanan berikutnya dari Cadiz ke Jibouti yang memakan waktu juga hampir dua minggu, nah mulailah tampak keanehan-keanehan khususnya bagi dokter Syamsul Anwar. Mengapa? Ya karena beliau tidak memiliki suatu kesibukan yang harusnya dapat mengisi waktu senggang tersebut. 

Kalo para awak kapal semua memiliki tugas tertentu, dalam sehari mengalami dua kali tugas jaga dengan lama tugas empat jam. Jadi waktu seolah-olah pergi dan datang dengan tidak terasa. Tapi tidak bagi dokter Syamsul Anwar, yang tidak punya kesibukan tertentu semacam ini ternyata malah menjadi beban. Saking bingungnya mencari pengisi waktu beliau sempat-sempatnya mengukur panjang ruang hidup kapal dari haluan keburitan dengan ukuran panjangnya telapak kaki beliau. Hehehe…


Kalau kami setelah kelelahan sehabis jaga berangkat pergi tidur, beliau malah duduk-duduk di longroom, bibirnya berkomat kamit berzikir dan berdoa untuk kita agar selamat sampai ke Indonesia, dan syukur alhamdullillah berkat doa Beliau KS kita memang selamat sampai ke Indonesia. Terus terang saja selama perjalanan itu para Awak KS kita merasa kasihan melihat beliau yang tampak seperti seorang pesakitan yang ditahan diruang tahanan, walaupun ruang itu sebenarnya adalah long room kapal. Dari situasi inilah timbul kelakar bahwa peran sekarang berbalik, beliau bukan seorang dokter di antara ke tiga puluh tujuh pasiennya alias para awak KS kita, tetapi justru beliau adalah seorang pasien diantara tiga puluh tujuh dokter. 

Hehehe…


(Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk beliau…. )


Whiskey Class Submarine
Whiskey Class Submarine


Jamming Rusia


Tahun 1981, tepatnya menjelang acara HUT ABRI tanggal 5 Oktober, sejumlah alutsista (peralatan utama sistem senjata pertahanan) yang konon keseluruhannya kita beli dari Negara Barat termasuk juga Kapal Atas air maupun KS kita yang baru dibeli dan tiba dari Jerman sedang berada di laut di daerah Cilegon, Jawa Barat (sekarang Banten)


Semua melaksanakan latihan dalam mempersiapkan diri guna pelaksanaan acara HUT ABRI 5 Oktober, dalam gladi bersih sehari sebelum dilaksanakannya upacara, di saat semua alutsista tersebut sedang bergerak latihan tiba-tiba saja seluruh peralatan komunikasi alutsista tersebut mengalami blank. Tidak ada satupun peralatan komunikasi kita yang “bisa berbunyi” pada saat itu.


Seluruh kegiatan dengan amat terpaksa dihentikan, karena ketiadaan komunikasi akan berarti ketiadaan kendali! Suatu keputusan Pimpinan Latihan yang amat bijak, sebab, gerakan sekian banyak alutsista tanpa kendali tentunya akan dapat mengakibatkan sesuatu kecelakaan yang fatal!


KRI Cakra 401, KS type U-209 kita yang terbaru yang baru saja datang dari Jerman dan kebetulan berada pada garis terluar dilaut saat latihan itu melaporkan bahwa secara sekilas mereka melihat suatu silhoutte kapal dengan tiang yang penuh dengan antenna komunikasi yang centang perenang.


Tidak seberapa lama kemudian keseluruhan peralatan komunikasi kembali dapat berbunyi, sama mendadaknya dengan saat tiba-tiba tidak dapat berbunyi tadi. dan kejadian berfungsinya alat-alat komunikasi hampir bersamaan dengan hilangnya kapal misterius yang teramati di cakrawala tadi.


Kredit foto : Awak KS Whiskey Class saat beroperasi
Awak KS Whiskey Class saat beroperasi


Sepertinya kapal dengan tiang yang penuh dengan antenna komunikasi yang saling silang tadi adalah salah satu kapal “communication jammer” milik Uni Soviet (Rusia), diam-diam mereka masih menaruh hati juga pada kita!

Operation Sovereign Borders


Operasi Sovereign Borders Sonotan          


Kisah ini merupakan kejadian yang terbaru dari KS kita, disaat hubungan diplomatik kita sedang tegang-tegangnya dengan Sonotan terkait masalah penyadapan dan pemulangan paksa Manusia Perahu yang hendak menyeberang kembali ke wilayah terotori kita dalam bentuk operasi Sovereign Borders.


Saat itu sebetulnya KS type 636 dan 877 K4b kita sudah mengetahui pergerakan beberapa Kapal atas air Sonotan yang sering bolak-balik memasuki perairan wilayah terotori kita. KS kita juga terus membututi Kapal-kapal atas air itu dan jujur saja awak KS kita sebetulnya sudah gatal ingin menenggelamkan Kapal-kapal Sonotan yang kurang ajar itu, namun Perintah yang turun dari Pusat hanyalah “bayang-bayangi dan dokumentasikan”

Periscope shots KRI-401 Cakra.

Kenapa tidak ditorpedo aja? toh mereka telah melanggar wilayah kita.


Jawabnya adalah tidak semudah dan segampang itu mentorpedo Kapal yang diatasnya ada orang-orang pengungsi manusia perahu itu.


Kenapa KS kita tidak timbul kepermukaan buat mengahalau Kapal-kapal Sonotan itu?


Jawabnya adalah karena Pemerintah mempunyai strategi cerdik lain. Dan hanya memerintahkan KS kita untuk terus membayang-bayangi dan dokumentasikan setiap pelanggaran yang dilakukan Sonotan tanpa menunjukan jati diri KS kita yang telah menguntit.


Jadi selama itu KS kita hanya terus membayangi dan memfoto serta memvideokan aktifitas-aktifitas Kapal-kapal Sonotan yang menghalau para manusia perahu itu memasuki wilayah terotori kita. Kemudian bukti-bukti tersebut digunakan oleh Kementrian Luar Negeri kita untuk mengajukan Nota Protes resmi kepada Sonotan sana yang disertai juga selain bukti foto, film juga posisi kordinat dari Kapal-kapal Sonotan saat itu saat melanggar wilayah kita.


Hasilnya jelas Sonotan kebakaran jenggot dan tetap berkilah bahwa pelanggaran tersebut tidak disengaja, mengutip pernyataan Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan ia sudah mengetahui apa yang ia sebut sebagai pelanggaran tidak sengaja sejak beberapa hari lalu dan Kami akan memastikan bahwa semua isu akibat dari pelanggaran tidak disengaja atas kedaulatan teritori Indonesia ini akan diperbaiki dan tidak akan terulang lagi,kata Morrison.


Dan berdasarkan data dari kita pula mereka melakukan Evaluasi atas pelaksanaan Operasi Sovereign Borders tersebut yang kemudian dirilis resmi oleh Pemerintah Sonotan sana :



Hasil laporan resmi dari evaluasi yang dilakukan militer Australia yang dirilis Rabu (19/2/2014), mengungkapkan, bahwa Angkatan Laut (AL) Australia melanggar perairan Indonesia sebanyak enam kali. 


Aksi pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia itu terjadi pada Desember 2013 dan Januari 2014 dalam operasi keamanan perbatasan. Canberra sebelumnya mengklaim pelanggaran itu tidak disengaja, namun merahasikan jumlah pelanggaran yang dilakukan terhadap wilayah perairan Indonesia. Mereka juga pernah meminta maaf setelah pelanggaran itu terungkap.


”Pada setiap kesempatan pelanggaran perbatasan perairan Indonesia bukan sebagai tindakan yang disengaja atau kesalahan navigasi,” bunyi bocoran laporan evaluasi militer Australia itu, seperti dilansir Zee News.

Dan beberapa waktu lalu mereka juga memecat komandan kapal-kapal yang menerobos tersebut.

KRI Cakra-401


Siluman Laut 401


Kisah ini juga merupakan kejadian yang terbaru yang melibatkan Armada KS kita. Dimana waktu itu Kapal Induk Armada VII Amrik sedang melakukan tour of duty dan meminta izin resmi clearance untuk melewati jalur ALKI 3 kita, kisah ini lah yang disebut Cilukbaaa nya KS kita.


Saat Kapal Induk dan pengiringnya itu mulai memasuki perairan Selat / Laut Maluku mereka sudah disambut kehadiran satu KS kita yang berlayar di permukaan agak jauh dari iring-iringan dan lalu menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7….” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ”


Nah Saat iring-iringan Kapal Induk itu memasuki alur laut Banda, mereka kembali disambut oleh penampakan satu KS kita dan tetap berlayar agak jauh dari iring-iringan dan lalu menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7…” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ”


Begitu pun saat iring-iringan Kapal Induk itu memasuki alur laut Sawu, mereka kembali disambut oleh penampakan satu KS kita dan tetap berlayar agak jauh dari iring-iringan dan tetep menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7…” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ” tetapi kali ini mereka membalas lagi “ Oh my God, why they are different types of submarines but one name” kali ini KS kita cuma membalas “Oke, have a nice sailling” yang dibalas mereka dengan kalimat “same to you”


KRI Teluk Lampung-540


KRI Teluk Lampung


Kisah yang satu ini memang tidak ada hubungannya dengan para Silent Warrior kita, akan tetapi saya coba menuliskan kisah yang pernah terjadi ini dikarenakan ada satu hal yang mungkin bisa kita semua tiru yaitu mengenai sebuah bentuk tanggung jawab tanpa pamrih.


KRI Teluk Lampung, salah satu dari kapal type Frosch yang dipurchase dari Jerman Timur dalam perjalanannya dari Jerman kembali ke Indonesia diperairan Perancis telah mengalami terjangan badai yang sedemikian rupa hebatnya, sehingga pintu rampa depan terbuka dan air masuk kedalam ruangan ruangan dikapal.


Kapal mengalami trimm (miring) kedepan yang luar biasa besarnya dan mengalami kondisi probabilitas untuk tenggelam yang tinggi tetapi pada kenyataannya tetap tidak tenggelam.

Kenapa?


Hal ini adalah tidak lain dan tidak bukan berasal dari design “zwei kompartement schiffe”, (kapal dengan dua kompartemen) yang biasa digunakan oleh Angkatan Laut Negara Timur (Rusia). Design seperti ini biasanya memiliki sepuluh sampai dua belas ruangan, yang satu sama lain dipisahkan oleh dinding dan pintu kedap. Keseluruhan peralatan kapal yang memiliki pengaruh amat tinggi terhadap pengoperasian kapal (seperti system pendorongan, system pengendalian tempur dll) , dibagi dalam ruangan yang berbeda, yang dalam keadaan normal akan saling menujang, tetapi didalam keadaan darurat juga mampu berdiri sendiri.


Kapal yang memiliki design semacam ini dicanangkan akan tetap terapung dan bahkan akan tetap mampu bertempur juga apabila separoh dari keseluruhan ruangannya telah tergenang air akibat kebocoran.


Beberapa contoh kapal milik kita yang memiliki design ini adalah antara lain adalah kapal jenis MPK (Mally Protiwolodotsky Korabli, kapal perang kecil anti kapal selam) type Parchim, kapal LST highspeed type Frosch I dan II, serta juga kapal penyapu ranjau samudra type Kondor. (Kapal PFK Parchim, Frosch dan Kondor ini merupakan bekas kapal NVA, (Neue Volks Armee / Angkatan Laut Jerman Timur) yang telah kita “purchase dan upgrade” sebanyak tiga puluh Sembilan kapal sekaligus).


Dalam kondisi yang demikian parahnya itu kapal tersebut telah ditolong dan diselamatkan oleh sebuah kapal penyelamat Perancis, lalu diseret kesalah satu pelabuhan Perancis untuk mengalami perbaikan seperlunya dan kemudian meneruskan kembali perjalanan pulang ke Tanah Air dan tiba di Indonesia dengan selamat.


Pada saat keseluruhan awak kapal akan dievakuasi oleh team penolong dari Perancis, (karena keadaan kapal yang dianggap telah amat kritis) sang Komandan Kapal saat itu Mayor Laut Tedjo Edhi Purdiyanto, menolak untuk ikut dievakuasi dan memilih tetap tinggal dikapal dan bahkan bila perlu apabila kapal sampai tenggelam, memilih akan ikut tenggelam bersama kapalnya!


Karena itu mereview sejarah heroik tersebut dan tentu saja juga mereview keseluruhan kapabilitasnya yang lain, kelak dikemudian hari Beliau diangkat menjadi KSAL ;

(Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Beliau…)


 Bersambung…..

  
“Wira Ananta Rudhiro”
 “Jalesveva Jayamahe”
 “NKRI harga mati!”


Sumber : JKGR

Panglima TNI : Indonesia Tak Butuh Kapal Induk

JAKARTA-(IDB) : Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa TNI tak membutuhkan kapal induk untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan. Pernyataan Moeldoko tersebut disampaikan setelah membuka latihan gabungan tiga matra TNI di Taxy Way Echo Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, 19 Mei 2014.
 

"Kapal induk tak sesuai dengan doktrin TNI," kata Moeldoko kepada wartawan sambil tersenyum.
 

Menurut dia, kebutuhan kapal pengangkut pesawat tempur tak begitu perlu untuk TNI. Sebab, TNI bisa memanfaatkan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke untuk menyimpan, menyiagakan, dan mendaratkan pesawat-pesawat milik TNI AU. Dengan kata lain, pulau-pulau kecil Indonesia sudah seperti kapal induk.
 

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio membenarkan argumen Panglima Jenderal Moeldoko. Menurut dia, doktrin yang dianut TNI AL saat ini adalah Green Water Navy atau tentara yang tak keluar dari perairan  Indonesia. "Hanya negara penganut Blue Water Navy (negara yang berlayar hingga ke perairan internasional) yang butuh kapal induk," kata Marsetio.
 

Negara penganut Blue Water Navy, dia melanjutkan, cenderung negara agresor yang bisa mengancam kedaulatan negara lain. Sedangkan Indonesia adalah negara cinta damai yang lebih mementingkan kedaulatan wilayahnya.
 

Saat ini TNI Angkatan Laut sedang menunggu kehadiran tiga unit kapal perang baru jenis multi-role light fregat buatan Inggris. Ketiga kapal perang tersebut bakal dinamai KRI Bung Tomo, KRI John Lee, dan KRI Usman Harun. Ketiga kapal tersebut bakal dipasangi sejumlah senjata rudal, roket, dan radar jenis baru. 

Nama KRI Usman Harun sempat diprotes pemerintah Singapura karena diambil dari nama dua anggota Komando Korps Marinir yang mengebom kawasan elite di Singapura beberapa puluh tahun silam. 



Sumber : Tempo

Berita Foto : Pembukaan Latgab TNI 2014


JAKARTA-(IDB) : Anggota TNI berbaris saat upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). Latgab TNI akan dilakukan di Situbondo, Jawa Timur, pada 1-5 Juni dengan melibatkan 15.108 personel.(Warta Kota/alex suban)



Anggota Yonkav I Kostrad TNI AD menyiapkan Tank Scorpion saat upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). Latgab TNI akan dilakukan di Situbondo, Jawa Timur, pada 1-5 Juni dengan melibatkan 15.108 personel.(Warta Kota/alex suban)




Anggota Yonkav I Kostrad TNI AD mengendarai Tank Scorpion saat upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). Latgab TNI akan dilakukan di Situbondo, Jawa Timur, pada 1-5 Juni dengan melibatkan 15.108 personel. (Warta Kota/alex suban)




Anggota TNI berbaris saat upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). Latgab TNI akan dilakukan di Situbondo, Jawa Timur, pada 1-5 Juni dengan melibatkan 15.108 personel. (Warta Kota/alex suban)



Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi para kepala staf, dari kiri ke kanan, KSAD Jenderal TNI Budiman, KSAL Laksamana TNI Marsetio dan KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia bersalam komando seusai upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/5/2014). Latgab TNI akan dilakukan di Situbondo, Jawa Timur, pada 1-5 Juni dengan melibatkan 15.108 personel. (Warta Kota/alex suban)

Ratusan Alutsista Diturunkan dalam Latihan Gabungan TNI 2014














Sumber : Tribunnews

15.000 Prajurit Dilibatkan Dalam Latgab 2014

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Taxy Way Echo (Skuadron 17) Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Senin (19/5) pagi.

Dalam Latgab kali ini, melibatkan sebanyak 15.108 personel TNI, yang terdiri dari 1.172 personel Latihan Posko dan 13.936 personel Latihan Lapangan.


"Latihan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satauan dan ciptakan daya gentar dari ancaman," kata Panglima.


Dijelaskan Panglima, dalam Latgab yang mengangkat tema "Komando Gabungan (Kogab) TNI melaksanakan kampanye militer di wilayah mandala perang dalam rangka OMP guna menjaga kedaulatan NKRI”, juga bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan prajurit.


Menurutnya, Latgab bersasaran untuk membangun dan mensinergikan kemampuan dan kekuatan antar matra, guna menjamin efektivitas dan efisiensi operasional komando tugas gabungan yang sewaktu-waktu dibentuk dalam menghadapi kontijensi.


Direktur Latihan Operasi Gabungan, Letjen TNI Lodewijk F Paulus, menjelaskan, TNI akan memainkan suatu operasi gabungan.


Diskenariokan, ada suatu negara yang punya satu pangkalan yang merencanakan untuk menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni Sumatera dan Pulau Jawa.


"Latihan ini diasumsikan seperti itu. Kami sudah skenariokan terhadap musuh yang berhasil mendarat di komplek Asem Bagus," kata Lodewijk.


Dalam Latgab, menurutnya, sekaligus juga untuk mewujudkan tingkat kesiapsiagaan operasional satuan TNI yang tinggi.


Oleh sebab itu diperlukan pembinaan dan penyiapan kekuatan satuan TNI berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis.


"Latihan secara terencana, terpadu, bertingkat dan berlanjut yang puncaknya adalah Latihan Gabungan TNI," ucapnya.


Metode latihan yang digunakan yaitu Geladi Posko pada 19-24 Mei 2014 di PMPP TNI Sentul Bogor dan Geladi Lapangan 1-5 Juni 2014 yang dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer di daerah latihan di wilayah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Kawasan Samudra Hindia Bagian Selatan, dan Bali.


Dijelaskan, pelaku Latihan Gabungan TNI, telah disusun dalam organisasi Komando Gabungan TNI yang terdiri dari beberapa Komando Tugas Gabungan dan Komando Satuan Tugas, dengan menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta Alutsista yang dimiliki.


Adapun susunan organisasi Kogab pada Latgab TNI tahun 2014, yakni Letjen TNI Lodewijk Paulus (Dankodiklat TNI AD) selaku Dirlatgab TNI TA 2014, Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) selaku Pangkogab TNI, Laksma TNI Arie Soedewo, S.E, (Danguspurlatim) selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Pramono Hadi S.H. (Danpusbangdikopsla) selaku Pangkogasgabfib, Marsma TNI Dedy Nitakomara, S.E, (Kas Koopsau I) selaku Pangkogasudgab.


Kemudian, Brigjen TNI M. Herindra, M.A (Wadanjen Kopassus) selaku Pangkogasgabpassus, Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso (Danpasmar I) selaku Danpasrat, Letkol Inf Christian Kurnianto Tehuteru (Danbrigif L 17/K) selaku Pangkogasgablinud.


Alutsista yang dikerahkan dari ketiga Angkatan pada Latgab TNI 2014 antara lain, dari TNI AD sebanyak 49 Ranpur terdiri dari 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), 12 Panser Anoa (AP).


Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.


Dari TNI AL sebanyak 32 Kapal yaitu 1 Kapal Selam (KS), 6 Parahu Karet (PK), 2 BTD, 6 PKR, 3 KCR, 1 KCT, 1 LPD, 3 ATF, 5 AT, 1 BR, dan 1 PR. Kendaraan tempur 81 Unit terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P dan 6 Kapal. Sedangkan senjata berat 16 buah terdiri dari 8 Pucuk How dan 8 pucuk RM 70 Grad.


Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330. 

Skenario Latihan Gabungan TNI 2014 

Markas Besar TNI menyiapkan Latihan Gabungan 2014 melibatkan hampir 16.000 personel dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Latihan itu terbagi dua, gladi posko dan latihan lapangan. Secara sederhana tindakan pre-emptive adalah melakukan pencegahan sebelum ada serangan.

"Kami menguji doktrin pertempuran dan peperangan secara gabungan, menguji interoperabilitas masing-masing matra TNI yang selama ini dilaksanakan secara parsial," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di hanggar Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.

Latihan itu berlangsung 19 Mei hingga 7 Juni dan Presiden Susilo Yudhoyono beserta rombongan akan menyaksikan secara langsung di Pantai Situbondo, pada 7 Juni nanti. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.

Walau dikatakan bersifat pre-emptive, namun Moeldoko tidak menyebut secara benderang pihak luar Indonesia yang dinilai berpotensi menjadi ancaman, kecuali "dari luar Indonesia".

Direktur Latihan Gabungan TNI, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, mengurai secara ringkas skenario latihan terbesar TNI yang pernah digelar sejak Latihan Gabungan TNI pada 1983 di Pantai Cilegon, Banten itu.

"Diasumsikan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara mereka sebelum akhirnya melakukan pendudukan di Pantai Asembagus kompleks itu," katanya.

Sesuai doktrin pertahanan dan penyerbuan yang dianut TNI sampai saat ini, kekuatan penangkal yang harus dikerahkan adalah tiga kali kekuatan penyerbu/agresor. "Karena yang menyerbu berkekuatan satu brigade, maka kami siapkan kekuatan satu divisi," katanya.

Yang istimewa pada Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI ini adalah, "Kami akan muntahkan semua amunisi yang kami miliki. Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar," kata Moeldoko.

Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.

"Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.

Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.

"Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.  




Sumber : Beritasatu

Panglima TNI Buka Latgab 2014

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Taxy Way Echo Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin pagi.

"Latihan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satauan dan ciptakan daya gentar dari ancaman," kata Panglima TNI.

Panglima mengatakan bahwa dalam Latgab yang mengangkat tema "Komando Gabungan (Kogab) TNI Melaksanakan Kampanye Militer di Wilayah Mandala Perang dalam Rangka OMP guna Menjaga Kedaulatan NKRI", juga bertujuan meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan prajurit.

Metode latihan yang digunakan, yaitu Geladi Posko pada tanggal 19 sampai dengan 24 Mei 2014 di PMPP TNI Sentul Bogor dan Geladi Lapangan 1--5 Juni 2014 yang dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer di daerah latihan wilayah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Kawasan Samudra Hindia Bagian Selatan, dan Bali.

"Rencananya Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyaksikan secara langsung latgab tersebut di Jawa Timur," kata Panglima TNI.

Susunan organisasi Kogab pada Latgab TNI tahun 2014, yakni Letjen TNI Lodewijk Paulus (Dankodiklat TNI AD) selaku Dirlatgab TNI TA 2014, Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) selaku Pangkogab TNI, Laksma TNI Arie Soedewo (Danguspurlatim) selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Pramono Hadi (Danpusbangdikopsla) selaku Pangkogasgabfib, Marsma TNI Dedy Nitakomara (Kas Koopsau I) selaku Pangkogasudgab.

Kemudian, Brigjen TNI M. Herindra (Wadanjen Kopassus) selaku Pangkogasgabpassus, Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso (Danpasmar I) selaku Danpasrat, Letkol Inf. Christian Kurnianto Tehuteru (Danbrigif L 17/K) selaku Pangkogasgablinud.

Alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan pada Latgab TNI 2014, antara lain dari TNI AD sebanyak 49 Ranpur terdiri atas 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP).

Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.

Dari TNI AL sebanyak 32 Kapal yaitu 1 Kapal Selam (KS), 6 Parahu Karet (PK), 2 BTD, 6 PKR, 3 KCR, 1 KCT, 1 LPD, 3 ATF, 5 AT, 1 BR, dan 1 PR. Kendaraan tempur 81 Unit terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P, dan 6 Kapal, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk How, dan 8 pucuk RM 70 Grad.

Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.

Dalam acara pembukaan itu, juga dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAL Laksamana TNI Marsetio, dan pejabat teras lainnya.




Sumber : Antara

PT. PAL Ukir Sejarah Sukses Ekspor Kapal Perang

SURABAYA-(IDB) : Produk pertahanan karya anak bangsa kembali diakui oleh dunia internasional. Kali ini 2 unit kapal perang produksi PT PAL (Persero) berhasil terjual ke Filipina.

Direktur Utama PAL Firmansyah Arifin menyebutkan, penjualan kapal perang itu sebagai tonggak sejarah karena untuk kali pertama Indonesia berhasil menjual kapal pertahanan ke luar negeri.

"Kita sudah signing kontrak dengan Filipina. Ini pertama dalam sejarah, kapal alutsista di ekspor ke luar negeri karena kalau Pindad dan PTDI sudah terbiasa ekspor ke luar negeri," kata Firmansyah Senin (19/5/2014).

Ternyata penjualan tersebut tidak hanya bersejarah bagi Indonesia, dari sisi Filipina juga serupa. Pembelian kapal perang sebanyak 2 unit merupakan terbesar yang pernah dilakukan.

"Buat AL Filipina, itu juga order kapal perang terbesar pertama ke luar negeri," sebutnya.

Kapal yang dibeli militer Filipina adalah jenis Strategic Sealift Vessel (SSV). Kapal tersebut adalah pengembangan dari kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD-125). LPD-125 sendiri telah dipakai oleh TNI AL. Nilai kontrak untuk pembelian 2 unit kapal perang SSV adalah US$ 90 juta atau sebesar US$ 45 juta per unit.

Untuk tender internasional tersebut, PAL berhasil menyisihkan produsen kapal perang dari 6 negara antara lain Korea Selatan, India, sampai Australia. Produk kapal perang pesanan Filipina adalah murni pengembangan putra-putri bangsa di Surabaya, Jawa Timur.

Firmansyah mengaku sukses PAL, juga tidak lepas dari dukungan Kementerian Pertahanan dan TNI AL di dalam mempromosikan produk pertahanan dalam negeri.

Kapal pertama akan dikirim ke Filipina pada pertengahan 2016, sedangkan kapal berikutnya adalah 8 bulan setelah pengiriman kapal pertama.

Setelah sukses di Filipina, PAL akan menyasar ke negara-negara Asia Tenggara. "Kita juga coba tawarkan ke negara lain tapi fokus ke Asia Tenggara dulu seperti Thailand," ujarnya.

Kapal Perang SSV pesanan Filipina mampu membawa 3 unit helikopter dalam setiap perjalanan. Helikopter bisa terbang dan mendarat di atas kapal. Selain itu, kapal perang ini bisa membawa kapal jenis Landing Craft Utility (LCU). Kapal dengan panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter tersebut mampu membawa personil dan awak kapal hingga 649 orang.




Sumber : Detik

Malaysia Bangun Mercusuar Di Perairan Indonesia

PONTIANAK-(IDB) : Tiga tahun paskasengketa patok batas di Desa Camar Bulan, Temajok Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas antara pemerintah negara Indonesia dan Malaysia pada Oktober 2011 lalu, pihak Malaysia kembali berulah. Pemerintah Malaysia diduga telah melakukan aktivitas pembangunan rambu suar di kawasan perairan Indonesia tepatnya titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datu Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.     


Informasi yang dihimpun Pontianak Post, aktivitas pembangunan rambu suar tersebut telah terpantau oleh petugas navigasi perhubungan laut yang akan akan melaksanakan serah terima pos navigasi di Temajok. Saat bersamaan, petugas navigasi melihat iring-iringan kapal Malaysia yang berjumlah delapan buah yang terdiri dari tiga kapal boat, empat tongkang material, dan satu kapal angkatan laut bergerak menuju perairan lebih kurang 900 meter di depan patok SRTP 01.


Kapal-kapal tersebut melakukan pemasangan tiang pancang besi dalam rangka membangun mercusuar. Bahkan sampai saat ini sudah terpasang tiga tiang pancang. "Informasi ini kami terima pada tanggal 15 Mei 2014 sekitar pukul 09.00 wib," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Pontianak Kolonel Dwika Tjahya Setiawan, Minggu (18/5). 


Dari informasi tersebut pihaknya saat ini masih menyelidiki aktivitas yang dilakukan oleh pihak Indonesia atau tidak. Sebab, berdasarkan perundingan antara Indonesia dan Malaysia di Kinabalu (1975) dan Semarang (1978), wilayah Camar Bulan seluas 1.400 hektar di Kalimantan Barat merupakan wilayah Malaysia. "Namun untuk kawasan perairan hingga kini tidak belum ada kesepakatan antara kedua negara," kata Dwika.


Kendati demikian, lanjut Dwika, berdasarkan peta, aktivitas pembangunan mercusuar oleh pihak Malaysia tersebut masuk ke perairan Indonesia. Pembangunan mercusuar tersebut berada tak jauh dibawah mercusuar yang ada di bukit Tanjung Datu. 

"Namun kami masih selidiki dahulu kebenarannya. Pesawat Kasa kami sudah melakukan pemotretan lewat udara dan dalam waktu dekat ini kami akan mengirim kapal perang ke lokasi aktivitas pembangunan mercusuar itu. Jika memang terbukti melanggar daerah teritorial, maka serara tegas akan dilakukan pengusiran," tegasnya.




Sumber : JPNN