Pages

Kamis, Mei 15, 2014

TNI AU Dan USAF Gelar Latma Teak Iron 2014

PEKANBARU-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan United State Air Force (USAF) akan menggelar Latihan Udara Bersama di Lanud Roesmin Nurjadin, yaitu Air Mission Exercise (AMX) dengan sandi "Teak Iron 2014"  yang akan dibuka secara oleh Direktur Latihan kedua Negara di Main Apron Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa (13/5).

Dalam pelaksanaannya, kedua Angkatan Udara melatih para personil yang terlibat Latihan "dropping pasukan dan droping logistic" dalam kondisi perang, bencana alam maupun kondisi tertentu yang mengharuskan diterjunkannya sejumlah pasukan dan logistik melalui media udara.

USAF melibatkan dua pesawat angkut jenis C-130 dan ratusan personil yang berasal dari Special Operation Group (SOG) 353 yang berpangkalan di Jepang, sedangkan TNI AU akan melibatkan sejumlah pesawat Hercules C-130 Skadron Udara 32 Abd Saleh, Malang dan sejumlah pasukan dari Batalyon Komando 462 Paskhas yang bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

Latihan direncanakan berlangsung hingga 23 Mei 2014 ini akan melaksanakan Latihan Misi Penerbangan di "West Training Area" Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, dengan lokasi dropping zone di Pasir Putih dan Siabu.

Hingga hari ini kesibukan sejumlah personil USAF yang berposko di Air Combat Manouver Instrumen (ACMI) Lanud Roesmin Nurjadin dalam menyiapkan seluruh peralatan yang akan digelar selama pelaksanaan Latihan berlangsung.




Sumber : TNI

BTP-2 Laksanakan Apel Gelar Kesiapan




JAKARTA-(IDB) : Komandan Brigade Infanteri-2 Marinir (Danbrigif-2 Mar) Kolonel Marinir Edy Prakoso, yang diwakili Perwira Staf Operasi Brigade Infanteri-2 Marinir (Pasops Brigif-2 Mar) Letnan Kolonel Marinir Harry Indarto memimpin apel gelar kesiapan Batalyon Tim Pendarat-2 Marinir (BTP-2 Mar) di lapangan apel Brigif-2 Mar, Cilandak Jakarta Selatan, Rabu (14/05/2014).



 
Dalam apel gelar tersebut Pasops Brigif-2 Mar mengecek kesiapan perlengkapan perorangan maupun satuan yang akan mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) TNI yang rencananya diselenggarakan di daerah Kalimantan Barat.


“Kegiatan ini dilaksanakan agar pada saat apel gabungan BTP-2 yang akan diambil oleh Kepala Staf Pasmar–2 (Kaspasmar-2) Kolonel Marinir Yuniar Ludfi, pasukan sudah siap diapel dan dicek”, jelas Pasops Brigif-2 Mar.  



 
Selain itu, Letnan Kolonel Marinir Harry Indarto berharap agar seluruh personel yang terlibat dalam Latgab TNI selalu menjaga nama baik Korps Marinir dan kekompakan serta soliditas sesama anggota TNI.




Sumber : Kormar

Getar-Getar Genderang "Perang Dingin" Baru AS Dan Rusia

WASHINGTON-(IDB) : Sejarah mencatat, Amerika Serikat (AS)dan Rusia—sebelumnya Uni Soviet—pernah terlibat Perang Dingin. Kedua negara adi daya itu berlomba-lomba unggul dalam segala hal, terutama militer. Senjata nuklir, sudah tentu dimiliki keduanya.

Berganti era, berganti pemimpin, AS dan Rusia terkadang "mesra", namun tak jarang bersitegang. Termasuk di era saat ini, ketika AS dipimpin Barack Obama dan Rusia dipimpin Vladimir Putin. Dalam kasus krisis Suriah misalnya, AS terbukti tidak bisa leluasa untuk menyerang negara sekutu Rusia itu layaknya menggempur negara-negara Timur Tengah sebelumnya.

Kini, krisis Ukraina kembali menjadi ajang pamer pengaruh kedua negara itu. Dicaploknya Crimea dari Ukraina oleh Rusia cukup membuat jengkel negeri Paman Sam itu. Namun, di balik krisis Ukraina, getar-getar genderang “Perang Dingin” baru kedua negara itu sejatinya mulai terasa.

Mantan Asisten Menteri Keuangan AS, Paul Craig Roberts, yang selama ini kritis terhadap negaranya juga merasakan hal serupa. Mantan pejabat AS di era pemerintahan Reagan itu mencium gelagat AS untuk menabuh genderang “Perang Dingin” baru. Tujuannya, salah satunya untuk memastikan kondisi militer dan keamanan Washington terjamin.

”Hal terbaik bagi Pemerintah Rusia yang bisa dilakukan hanya mengabaikan (retorika Washington) dan pergi untuk membuat hubungan dengan China, India, Brazil, dan Amerika Selatan. Mulai meninggalkan sistem dolar dan berhenti berusaha untuk diterima oleh Washington,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Russia Today, yang dilansir Selasa (13/5/2014).

Manfaatkan Krisis Ukraina

Krisis Ukraina, ujar dia, sejatinya juga dimanfaatkan AS untuk memotong kekuatan militer Rusia. Caranya, dengan meraih simpati Ukraina yang bersitegang dengan Rusia. Setelah itu, masih menurut Roberts, AS berusaha menguasai pangkalan angkatan laut Rusia di Crimea dan memotong akses militer Rusia ke Mediterania.

“(Namun) sekarang, Washington kehilangan permainan itu. Mereka mencoba untuk mengambilnya dengan memulai Perang Dingin baru, dan itulah yang terjadi pada semua permasalahan ini,” lanjut dia.

Lantas bagaimana dengan tuduhan bahwa Rusia hendak menguasai Baltik dan negara-negara Eropa timur untuk mengulang kejayaan Soviet? Menurut Roberts, tuduhan itu berasal dari NATO dan tidak logis bagi Putin untuk melakukannya.

Terlepas benar atau tidak analisis itu, namun fakta tetap menunjukkan AS dan Rusia dalam beberapa pekan ini pamer kekuatan militer. Retorika Perang Dingin pun sempat dimunculkan para pejabat AS, salah satunya Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, yang dalam sebuah acara di AS mengingatkan awal tujuan pembentukan Pakta Pertahanan Atlantik utara atau NATO, yakni membendung pengaruh Soviet.

Belum lama ini, Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Alexander Vershbow, terang-terangan menyatakan, bahwa Rusia kini telah menjadi musuh mereka. Alasannya, karena Moskow terlalu intervensi dalam krisis di Ukraina.

“Kelompok sekutu telah dipaksa untuk mengobati Rusia, karena lebih banyak (terlihat sebagai) musuh daripada pasangan,” katanya seperti dilaporkan Associated Press.

Saling Pamer Nuklir

Puncak getar-getar genderang “Perang Dingin” baru itu adalah pamer kekuatan nuklir. Hal itu dimulai, ketika Rusia menggelar latihan perang besar-besaran salah satunya pamer cara menangkis serangan senjata nuklir. Latihan yang disaksikan langsung Presiden Putin itu berlangsung menjelang “Victory Day” atau hari kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II yang jatuh 9 Mei 2014 lalu.

”Kami sedang melakukan tes kesiapan angkatan bersenjata Rusia. Ini diumumkan November lalu. Latihan akan melibatkan semua cabang angkatan bersenjata di seluruh negeri,”kata Putin di kantor Departemen Pertahanan Rusia.

Tak mau kalah, AS pun akan melakukan hal serupa. Komando Strategi Amerika Serikat (AS), badan yang bertanggung jawab untuk penggunaan bom nuklir di negara itu akan menggelar latihan perang besar-besaran pada pekan ini.

Dalam latihan perang itu, AS akan mengerahkan 10 pesawat jet tempur boeing B-52 Stratofortress dan pesawat pembom B-2, serta peralatan tempur lain yang dimiliki militer AS. Pesawat jet tempur Boeing B - 52 Stratofortress adalah pesawat subsonik yang digunakan untuk mengangkut senjata atau bom nuklir.

Latihan perang besar-besaran akan digelar dari 12-16 Mei 2014. ”Untuk mencegah dan mendeteksi serangan strategis terhadap Amerika Serikat dan sekutunya,” bunyi pernyataan Komando Strategi, seperti dilansir Russia Today, Senin (12/5/2014) kemarin.

Kendati sinyal-sinyal “Perang Dingin” baru itu mulai terasa, baik Obama maupun Putin mengklaim tidak akan perang terbuka. Obama misalnya, pernah mengklaim kekuatan militer AS jauh lebih hebat ketimbang militer Rusia, sehingga dia tidak berniat perang dengan Rusia.

Begitu halnya Putin yang tetap santai, ketika para pejabatnya dijatuhi sanksi oleh AS dan Uni Eropa. Putin berkali-kali menegaskan negaranya tidak akan perang, termasuk dengan Ukraina sekalipun.




Sumber : Sindo

Indonesia Amerika Komitmen Stabilkan LCS

JAKARTA-(IDB) : Konflik di wilayah Laut China Selatan antara China dengan negara-negara di ASEAN saat ini semakin memanas. Yang terbaru, Vietnam berseteru dengan China karena menuding China melanggar wilayahnya di kawasan Laut China Selatan.

Amerika Serikat (AS) kini mulai turun tangan dengan menggandeng Indonesia untuk meredam gejolak di kawasan Laut China Selatan.

Mantan Duta Besar AS yang pernah bertugas di Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, mengatakan AS dan Indonesia komitmen berupaya menstabilkan wilayah Laut China Selatan.

”AS dan Indonesia memiliki pemikiran yang sama mengenai konflik yang terjadi di sana. Kami sama-sama beranggapan terjadi pelanggaran di sana,” kata Roy di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Konflik di wilayah Laut China selatan sendiri telah menjadi fokus pembahasan KTT ASEAN ke-24 yang berlangsung beberapa hari lalu. ASEAN memutuskan bahwa ada pelanggaran di sana, dan bersatu untuk menyelesaikan konflik itu.

Indonesia Dianggap Mampu Jadi Pemimpin Dunia

Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kerjasama Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, menganggap Indonesia bisa jadi pemimpin dunia. Hal tersebut disampaikan saat forum terbuka USINDO di Jakarta.

"Dengan kapasitas yang dimiliki Indonesia. Indonesia mampu menjadi pemimpin di wilayah regionalnya dan bahkan dunia," ucapnya di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Hal tersebut berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia juga didorong dengan sumber kekayaan yang dimilikinya.

Tidak menutup kemungkinan, Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pun kini mulai diakui di dunia Internasional. Terkait masalah Laut China Selatan pun Indonesia turut mengambil peran.

Indonesia dan AS akan bekerjasama untuk mengatur hukum internasional di Laut China Selatan. Hal tersebut dilakukan untuk menstabilkan kondisi di kawasan Laut China Selatan. Upaya ini bertujuan apabila terjadi konflik tidak berdampak ke wilayah lainnya.

Menurut informasi adanya sumber minyak dan gas sebagai pemicu China mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai teritorialnya.



Sumber : Sindo

TNI AD Siapkan Tiga Batalyon Mekanik Di Jatim

SURABAYA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman menyatakan pihaknya menyiapkan tiga Batalyon Mekanik di Jawa Timur untuk menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan regional dan global saat ini.

"Karena itu perlu ada Batalyon Mekanik, terutama Jatim. Untuk tahap awal kita dirikan Yon Mekanik di Surabaya yakni di Yonif 516/Branjangan, Kodam V/Brawijaya," katanya di sela-sela kunjungan ke Markas Yonif 516/Branjangan dan Yonif 500/R, Makodam V/Brawijaya, Rabu.

Didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, jenderal berbintang empat itu meninjau enam Panser Anoa-2 di Markas Yonif 516/Branjangan yang disiapkan untuk pendirian Yon Mekanik di Surabaya. "Batalyon yang sama juga akan kita dirikan di Malang dan Kediri," katanya.

Rencananya, setiap Yon Mekanik akan dilengkapi dengan 52 unit alutsista. "Saat ini sudah ada enam unit Panser Anoa-2 di Yonif 516/Branjangan dan akan lengkap menjadi 52 unit alutsista pada tahun 2015. Hingga akhir tahun 2014 akan ada 26 unit alusista," katanya.

Namun, alutsista terbanyak pada Yon Mekanik adalah Panser Anoa-2 yang merupakan buatan Pindad, sedangkan alutsista lainnya adalah mortir, ambulans, dan sebagainya. "Kalau sekarang masih ada enam Panser Anoa-2, saya kira sudah cukup untuk latihan," katanya.

Menurut dia, tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Yon Mekanik itu tidak jauh berbeda dengan Batalyon Infanteri (Yonif), namun kecepatan manuver, presisi kemampuan, dan sebagainya akan lebih meningkat.

"Dengan Panser Anoa-2, saya kira kecepatan manuver dan perlindungan personel lebih baik lagi, sehingga nyawa personel akan benar-benar dihargai. Nantinya, sarana yang ada akan tetap diutamakan untuk satuan dan kawasan setempat," katanya.

Hal itu berbeda dengan Batalyon Kavaleri (Yonkav) di Beji, Pasuruan yang merupakan satuan Kostrad skala nasional, sehingga personel dan material tempur yang ada tidak hanya untuk Jatim, tapi bisa diperbantukan ke provinsi lain.

"Tapi, kalau ada penugasan ya bisa saja Yon Mekanik digeser ke wilayah lain. Penugasan itu merupakan 'reward', karena prajurit yang diberi penugasan merupakan prajurit terpilih," kata jenderal yang "dekat" dengan prajurit itu.

Ditanya kaitan kunjungan kerjanya ke Jatim dengan pengamanan Pilpres 2014, ia menyatakan hal itu tidak ada, melainkan dirinya memang sudah berkeliling ke seluruh Kodam di Tanah Air, karena itu sekarang berkeliling ke Korem, Batalyon, dan juga ke masyarakat.

"Semalam (13/5), saya sudah bertemu tokoh masyarakat dan tokoh agama di Gedung Negara Grahadi. Hari ini (14/5), saya juga akan mengunjungi pesantren, karena saya tahu masyarakat Jatim itu merupakan masyarakat paternalistik," katanya.

Tentang maksud kunjungan bertemu tokoh masyarakat dan tokoh agama, ia mengharapkan dukungan agar Pilpres 2014 juga sukses seperti Pemilu Legislatif 2014. "Tapi, bukan berarti saya blusukan untuk kepentingan capres atau apa, cuma kepentingan keamanan pilpres," katanya.

Dalam pengarahan di hadapan prajurit Yonif 516/Branjangan dan Yonif 500/R di lingkungan Makodam V/Brawijaya, orang nomer satu di jajaran TNI-AD itu menanyakan kondisi prajurit yang masih bujang dan kondisi keluarga kepada prajurit yang sudah menikah.

"Siapa yang tanya, nanti akan menjadi masukan bagi saya untuk perencanaan program yang akan datang. Misalnya, saya datang kemari, saya tahu ada genteng yang bocor, maka akan menjadi perencanaan program. Atau, ada kebutuhan BPJS bagi prajurit yang bujang dan sudah menikah," katanya.

Yonif 516 Mekanis Kodam V Akan Diperkuat 52 Anoa

Pengadaan kendaraan tempur (ranpur) milik TNI AD akan terus ditingkatkan. Seperti ranpur yang ada di Yonif 516 Mekanis Kodam V/Brawijaya, yang diharapkan pada 2015 tersedia 52 ranpur Anoa untuk mendukung penjagaan teritorial di Surabaya dan Jawa Timur.

"Sesuai perkembangan yang sudah maju, terutama di Jawa Timur khususnya Kota Surabaya, sehingga kita menilai perlu ada batalyon mekanis di Kota Surabaya, yang tepatnya adalah batalyon 516," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman di sela-sela kunjungannya di Yon 516, komplek Makodam V Brawijaya, Rabu (14/5/2014).

Ia menerangkan, kehadiran Yonif 516 Mekanis adalah untuk mendukung pertempuran, yang membutuhkan seperti kecepatan, presisi, manuver personil. "Dengan adanya Anoa untuk kecepatan manuver dan perlindungan pada personil yang bertugas, sehingga nyawa manusia menjadi berharga," tuturnya sambil menambahkan, tugas pokok dan fungsi Yonif 516 Mekanis ini sama seperti sebelum menjadi yonif mekanis.

Budiman menerangkan, saat ini masih ada 6 unit Anoa di Yonif 516 Anoa dari rencana ketersediaan 52 Anoa pada akhir Tahun 2015 yang terdiri untuk ambulans, yang terdapat mortirnya hingga untuk recorvery.

"Untuk 1 batalyon itu ada 52 unit. Sekarang sudah ada 6 unit Anoa. Dengan adanya 6 unit ini, mudah-mudahan mereka sudah mempersiapkan latihan-latihannya, sehingga personilnya sudah siap dan tinggal dilaksanakan," tandasnya sambil menambahkan, selain Yonif 516 Mekanis di Surabaya, TNI AD akan menambah kekuatan yonif mekanis di kota Malang dan Kediri.




Sumber : Antara

Dnlanal Den Pasar Berkunnjung Ke Kapal Perang Australia

DEN PASAR-(IDB) : Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (S) Julius Widjojono melaksanakan kunjungan kehormatan ke kapal perang Australia HMAS Childers  yang bersandar di dermaga Pariwisata Pelabuhan Benoa Bali. Kapal perang Australia tersebut tiba di pelabuhan Benoa pada hari Minggu (11/5/2014) sekitar pukul 09.30 Wita. Kedatangan kapal tersebut disambut oleh Pjs Palaksa Lanal Denpasar Mayor Laut (KH) I Putu Suartana, S.T. dan seperti biasa disuguhkan tarian penyambutan Puspanjali.


Dalam kunjungan kehormatan Komandan Lanal Denpasar tersebut yang didampingi oleh Pasops Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Budi Priyo Wicaksono disambut langsung oleh Athase Pertahanan Laut Australia Kolonel  Katja Bizilj, Csc, RAN (Royal Australian Navy) dan Komandan Kapal HMAS Childers LCDR Gemma Mountney di longroom HMAS Childers, serta Komandan Lanal Denpasar berkesempatan untuk melihat situasi di dalam kapal perang tersebut dan dilanjutkan jamuan makan siang di HMAS Childers. Diakhir kunjungan dilaksanakan tukar cendera mata dari Danlanal Denpasar dan dari Komandan HMAS Childers.


HMAS Childers – 93 adalah kapal perang negara Australia yang berjenis ACPB (Armidale Class Patrol Boat) mempunyai panjang 56,8 meter dengan kecepatan jelajah 25 knots/jam yang sedang melaksanakan patroli di sekitar pulau Crismas dengan personel 37 orang ( 7 Officer dan 30 sailor ). Dan direncanakan berada di Bali sampai dengan tanggal 15 Mei 2014 dan giat yang akan dilaksanakan selama berada di Bali adalah Recreation and Logistic Refuel Visit.




Sumber : TNI AL

Map Of Conflict Series : Analisa Umum Pasifik (3)

image

Rusia


JKGR-(IDB) : Rusia secara tidak langsung masih dipandang sebagai metamorfosa Uni Soviet dan untuk saat ini sebagai kontender utama Amerika dalam pentas negara super power. Secara umum terdapat perbedaan respon penanganan antara Rusia dan RRC oleh barat. 

Baik Amerika maupun Eropa masih berkeinginan agar Rusia bersedia bergabung dengan NATO, namun sifat individualisme dan rasa superioritas Rusia menjadi ganjalan bagi harapan mereka. Tampak barat secara hati – hati berusaha merajut tujuannya dengan secara konsisten menyudutkan Rusia pada posisi dimana ia tidak memiliki opsi lain selain bergabung dengan NATO, dan disinilah China kemudian datang mengacaukan segalanya. RRC tidak tinggal diam sebab apabila semua itu terwujud maka posisi RRC akan terjepit dari segala penjuru.


Bila Rusia bergabung maka NATO akan menjadi organisasi dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia. Namun kemenangan terbesarnya adalah keberhasilan barat dalam menjinakkan beruang merah dan mengambil keuntungan jangka panjangnya. Dengan tujuan akhirnya menghilangkan potensi reinkarnasi Uni Soviet, serta perkuatan kekuatan dalam menghadapi kebangkitan Asia yang dimotori oleh China. Secara teoritis, bila sebaran kekuatan dunia semakin homogen maka dunia akan dapat lebih mudah untuk dikendalikan. Masih tidak jauh – jauh dari rencana imperialisme kaukasoid, hanya saja kali ini dengan modus legalisme.


Sebagaimana dengan RRC, Rusia juga tengah menghadapi taktik isolasi geografis Amerika dan NATO. Dengan dalih untuk menangkal roket – roket pejuang Palestina dan terorisme Amerika mencoba memagari halaman Rusia dengan rudal – rudal pertahanan udara. NATO pun tidak tinggal diam dengan terus menggerus negara – negara pecahan bekas Uni Soviet agar bergabung dengan NATO hingga akhirnya merembet ke Ukraina. Namun nampaknya langkah pendekatan pada Ukraina lebih didorong oleh upaya balas dendam atas Georgia, pecahan Soviet yang kini mendekat pada Barat dan rencananya akan resmi menjadi anggota NATO pada 2014 ini. 

Seperti yang telah diketahui pada 2008 silam Rusia pernah menyerang Georgia dalam upayanya menciptakan negara boneka Ossetia Selatan. Serangan itu masih meninggalkan luka dan duri dalam daging Georgia hingga sekarang. Georgia tidak mampu berbuat banyak untuk mengambil kembali Ossetia Selatan sebab Ossetia berada dalam proteksi Rusia. Papa bear mengancam akan mengambil tindakan tegas atas setiap upaya militer terhadap Ossetia Selatan.


Setelah mendapatkan sukses besar di Arab dan Afrika Timur, jaringan invincible hands barat mencoba menciptakan pergolakan di Ukraina dengan tujuan menurunkan Presiden incumbent yang pro Rusia. Tujuan utamanya adalah mendesak posisi Rusia untuk terus mundur ke belakang dengan menutup basis militer Rusia di Crimea – Ukraina. Crimea sendiri adalah tempat bagi pangkalan utama angkatan laut Rusia di Laut Hitam, berfungsi sebagai fasilitas pengontrol kawasan dan pintu gerbang menuju Eropa dari Front timur. Jika rencana tersebut berhasil maka akan menjadi pembalasan dendam yang amat sangat manis, Rusia akan kehilangan posisi strategisnya dan akan menangguk kerugian ekonomi yang besar pula.


Melihat gelagat itu, dengan dalih menyelamatkan warganya yang selama ini ditempatkan di Crimea untuk mendukung fasiltas pangkalan lautnya, Rusia tanpa basa basi langsung mengerahkan militernya mengamankan Crimea, sebab jika Rusia memilih diam menunggu situasi maka Crimea akan benar – benar lepas begitu pemerintahan baru yang pro NATO resmi operasional. Setelah secara de facto Crimea berhasil dikuasai Rusia kemudian secara sistematis melakukan legalisme atas akuisisinya pada Crimea dengan melaksanakan referendum, yang mana pasti berhasil sebab sebagian besar pendduk Crimea adalah warga Rusia. Sebuah langkah cantik yang secara tidak langsung juga menunjukkan kepada dunia bahwa imej Rusia “beda” dengan Barat.


Tidak adanya perlawanan dari militer Ukraina terkait invasi Rusia disebabkan oleh adanya kemandulan pada kursi komando dan tidak adanya jaminan nyata dari NATO dan Amerika selain upaya simbolik saja. Barat hanya bergeming ketika Georgia yang merupakan sekutu dekat NATO di invasi oleh Rusia, maka apalah arti Ukraina yang bukan sekutu siapapun. Selain itu Ukraina memiliki ketergantungan energi yang tinggi dan menanggung hutang miliaran dolar pembelian gas pada Rusia. Dan Rusia telah mengurangi pasokan gasnya semenjak tergulingnya presiden incumbent yang pro Kremlin, menyebabkan Ukraina tertimpa krisis karena sebagaian besar industri Ukraina berhenti. Meninggalkan Ukraina pasrah dengan apapun yang dilakukan Rusia.


image

Tidak berhenti di situ, setelah menjamin posisinya di Crimea, dengan menggunakan taktik yang sama invincible hands Rusia mulai mengaduk – aduk Ukraina dan membalikkan situasinya 180 derajat. Hasilnya kini Ukraina terancam perang saudara antara warga yang pro Rusia dengan pemerintah yang pro NATO. Amerika dan NATO hanya bisa melihat dan menanggapinya dengan tambahan sanksi ekonomi serta kecaman – kecaman retorik. 

Sementara itu masih dalam upayanya merangkul Ukraina, Barat melalui IMF mencoba memberikan pinjaman senilai 17 miliar dolar guna menyelesaikan hutang serta mengatasi krisis ekonomi Ukraina, tentu saja pinjaman tersebut diikuti syarat – syarat yang pada intinya menggeser posisi Ukraina lebih ke arah Barat. NATO juga berupaya menyelesaikan krisis energi Ukraina salah satunya dengan mengusulkan wacana impor gas dari Amerika, namun untuk yang terakhir ini Amerika sendiri masih ragu – ragu.


Di saat yang sama Rusia menawarkan paket kredit lunak 15 miliar dolar pada Ukraina dalam bentuk ekspor gas dengan harga khusus, yang secara tidak langsung turut ikut mempengaruhi rakyat Ukraina untuk berpihak pada Rusia. Dan ujung – ujungnya uang yang dikucurkan IMF pun akan jatuh pada Rusia. Hal ini menjadi berat bagi Barat, selain mereka sendiri sedang mengalami krisis mereka masih harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar tanpa imbal hasil sama sekali. Terlebih lagi uang tersebut dikucurkan pada saat pemilu Ukraina sudah dekat, menjadikan barat semakin jatuh telak dalam rencana Rusia. Maka Crimea pun menjadi salah satu kemenangan perang yang paling brilian dalam sejarah. Rusia berhasil mengamankan posisi strategisnya, mendapatkan uang dan wilayah baru, dan semuanya terjadi hanya dengan bermodalkan ongkos bensin dan solar serta tanpa menembakkan peluru sama sekali. Magnificient, BRAVO, Standing Applause!!!


Nampaknya Rusia jauh hari sudah memperkirakan bagaimana respon Barat atas Ukraina, kendala ekonomi telah menghalangi mereka untuk mengambil tindakan militer yang mana hanya akan memperburuk keadaan. Menanggapi sanksi– sanksi ekonomi Barat Rusia hanya tersenyum simpul, sebab sangsi Barat tidak akan berdampak pada Rusia dalam jangka panjang sebaliknya ini hanya akan memperlambat proses penyembuhan ekonomi Eropa. 

Rusia bisa saja memutuskan setiap saat pasokan gasnya ke Eropa dan mengalihkan penjualannya ke China, langkah ini akan sangat memukul Eropa terutama negara – negara yang memiliki ketergantungan gas pada Rusia. Namun Rusia lebih memilih untuk menggunakan ekspor gas-nya sebagai alat tawar menawar diplomatik. Lagi pula jika pasokan gas ke Eropa benar – benar diputus maka akan berpotensi memicu perang yang sesungguhnya, dan yang akan menari – nari di atasnya adalah China, satu hal yang tidak diinginkan semua pihak.


image

Sebagai sekutu Rusia, RRC kemudian menyediakan jalan keluar bagi Rusia dalam menghadapi sangsi Barat, RRC menempatkan dirinya sebagai pintu masuk menuju pasar Asia yang sangat potensial dan terus berkembang. Agaknya langkah ini sudah direncanakan jauh – jauh hari pula dan menjadi satu paket dengan rencana invasi Ukraina. Selain minyak dan gas dagangan utama Rusia yang paling diminati adalah industri senjata, sebagai tanggapan atas sanksi ekonomi barat maka Rusia akan semakin berusaha menggenjot penjualaan senjatanya. 

Sehingga hampir bisa dipastikan, akan ada semakin banyak senjata – senjata top tier papa Bear bersirkulasi di Asia. Dan ini tentu saja akan secara langsung meningkatkan derajat ancaman asimetrik di dunia serta mempersulit Barat dalam menanamkan pengaruhnya pada negara – negara kawasan. Demikian karena mereka yang memegang senjata akan cenderung lebih keras kepala dan lebih percaya diri –masih ingatkah dengan UU minerba Indonesia?.

Rusia dalam kaitannya dengan konflik pasifik lebih menempatkan dirinya sebagai pengamat dan tukang kipas. Sebab pada dasarnya Rusia memang tidak memiliki kepentingan langsung dalam konflik pasifik. Sebagaimana Barat Rusia juga akan mengipasi negara – negara kawasan agar tetap dingin dan tidak gerah, di saat yang sama Rusia juga akan ikut menjaga agar apinya tidak padam. 

Sebab ketidakstabilan politik pada suatu kawasan akan mendorong terjadinya perlombaan senjata, dan di sanalah para negara – negara produsen senjata memainkan perannya dan mengeruk keuntungan. Oleh karenanya Rusia akan memanfaatkan momen ini untuk menunjukkan dan menonjolkan sisi “baik”nya untuk membangun hubungan diplomatik jangka panjang melalui perdagangan dan kerjasama strategis.




Sumber : JKGR

Lebih Dekat Dengan Tank AMX56 Leclerc

INTELIJEN-(IDB) : Jika Jerman mengandalkan tank utama 2A6 Leopard dalam jajaran arsenal utama mereka di daratan, maka Prancis juga punya. Namanya AMX 56 (kini beranjak ke AMX XL) Lecrec.

Prancis sejak lama sangat mandiri dalam industri pertahanan dan peperangannya dan sangat bangga pada kualitas buatannya sendiri.


Walau baru Uni Emirat Arab yang tercatat membeli dan mengoperasikan Lecrec –390 unit dan 46 unit tank pendukung/servis– namun kehadiran tank Lecrec buatan GIAT Industrie (kini Nexter) ini tidak bisa dilewatkan untuk disimak.


Angkatan Darat Prancis yang memilliki sejarah cukup panjang, mengakuisisi Lecrec sejak 1992, dengan pesanan pertama sebanyak 354 unit, disusul 52 unit di batch kedua pada 2001 plus 20 unit tank pendukung/servis itu.


Prancis memiliki tradisi rancangan dan operasionalisasi mesin perangnya dengan konsep all in one, sebagaimana senapan serbu personel FAMAS; yang tidak memerlukan aksesori tambahan untuk melontarkan granat sebagaimana terjadi pada Colt M-4 yang harus diimbuhkan dengan M-203.


Secara moduler, teknologi yang makin canggih pada 1998 bisa “dicangkok” ke dalam bodi Lecrec buatan lama. Ini yang dilakukan Angkatan Darat Prancis untuk menghemat biaya riset, pengembangan, dan operasionalisasi.


Di antara teknologi baru yang ditanamkan itu adalah sistem kendali mesin dan perangkat lunak di komputer utama tank, sebagai pusat intelijen dan kecerdasannya.


Walau tubuhnya besar sesuai predikatnya sebagai tank tempur utama, namun Lecrec menjadi satu-satunya “tank besar” yang juga didedikasikan untuk perang kota (urban war), yang model, aksesoris, dan teknologinya diluncurkan pada 2006.


Model ini dilengkapi dengan kit AZUR, terdiri dari perlindungan tambahan dari side skirt dari material komposit, batang-batang pelindung serangan amunisi lawan pada bagian belakang bodi utama dan turet. Ampuh untuk melindungi Lecrec dari serangan pelontar granat ke bodi, mesin, dan turetnya.


Persenjataan utama Lecrec tetap satu laras meriam utama 120mm kaliber 52 tipe smoothbore yang memberi keuntungan energi kinetik pada saat dia melontarkan berbagai tipe amunisinya. Asap mesiu didorong keluar melalui sistem


Laras smoothbore itu dilengkapi thermal sleeve dan sistem tambahan; makin mantap saat kecepatan tembaknya 12 amunisi semenit, temasuk dengan amunisi  APFSD (armour-piercing fin-stabilised discarding sabot) dan HEAT (high explosive anti-tank). Secara lahiriah, dia memiliki ruang simpan untuk 22 amunisi utama.


Leclerc juga memiliki sistem pengisian  otomatis (automatic loading system), yang memungkinkan dia terus menerus membidik dan menembak sambil melaju di medan perbukitan yang terjal. Lecrec juga dilengkapi senjata 12,7 mm koaksial sebagai senjata utama dan senapan mesin 7.62 mm anti serangan udara di luar bodi utama.


Safran (dahulu SAGEM) menyuplai sistem pengamatan/penglihatan bagi awak dan komandan tank berupa sistem panorama terstabilisasi HL-70, meliputi pengindera laser, mode-mode cuaca dan intensitas penyinaran luar, dan penguat sinyal imaji yang dijejak.


Jarak intainya berkisar empat kilometer dengan jarak identifikasi pasti pada 2,5 kilometer. Komandan memiliki layar memonitor keadaan dari sisi penglihatan penembak. Pos penembak dilengkapi periskop utama penembak, tiga periskop tambahan, dan unit peraga visual, yang disuplai dari SAVRAN 20 (three-field-of-view thermal imager).


Pos pengemudi memiliki tiga periskop, periskop yang tengah dilengkapi OB-60 pandangan pengemudi yang dilengkapi Thales Optronique (dulu Thomson-CSF), memiliki channel pada siang dan malam hari (day and night channel).


Leclerc dilengkapi sistem proteksi kendaraan tempur Galix yang dikembangkan Nexter dan Lacroix Tous Artifices, berupa sembilan tabung peluncuran granat 80 mm yang dipasang di sisi atap turet. Sistem Galix bisa meluncurkan asap atau granat anti personel atau perangkap inframerah.


Nexter mengembangkan KBCM defensive aids suite yang bisa digunakan untuk Leclerc. KBCM dilengkapi sistem peringatan laser, peringatan misil, pengacau infrared, dan sistem Galix.


Sistem Galix juga bisa terintegrasi dengan sistem FINDER Battle Management. Tentara Prancis telah mengevaluasi sistem ini.


Leclerc dilengkapi mesin diesel Hyperbar SACM V8x-1500 dengan keluaran daya 1.500hp pada 2.500 rpm. Sistem managemen mesin elektronik dari Safran. Transmisi otomatis SESM ESM 500 memiliki unit transmisi hidrostatis serta lima gigi maju dan dua untuk gigi mundur.


Mesinnya dilengkapi turbin gas tekanan tinggi Suralmo-Hyperbar (Suralmo-Hyperbar high pressure gas turbine). Kecepatan mesin bisa sampai melebihi 70 km/jam dan jalur lintas negara mencapai 50 km/jam.


Tank ini juga memiliki turbin gas unit daya tambahan Turbomeca TM-307B (Turbomeca TM-307B gas turbine auxiliary power unit). Sistem suspensi hidropneumatik berasal dari Societe d’Applications des Machines Motrices (SAMM).


Leclerc yang disiapkan untuk iklim tropis-basah dioptimalkan juga untuk gurun pasir menyesuaikan dengan kondisi Uni Emirat Arab. Powerpack baru dan unit daya tambahan diinstal dan bodi utama ditambahkan di belakang untuk mengakomodasi catu daya cadangan dan tangki bahan bakar lebih besar.


Euro powerpack memiliki mesin diesel MTU 883 V-12 menyediakan 1.500 hp, dirangkaikan dengan transmisi otomatis Renk HSWL295 TM.


Untuk versi ini, Nexter menyediakan Leclerc Battle Management Equipment (LBME), berasal dari FINDERS. Pandangan komandan HL-70 memiliki HL-80, yang juga berasal dari SFIM.


Juga tengah dikembangkan Leclerc NGRV (new-generasi recovery vehicle) memiliki bodi yang lebih panjang dengan tujung pasang roda.


Sistem hidrolik yang dioperasikan di bagian  depan kendaraan digunakan untuk membersihkan jalan dari rintangan yang ada di medan perang.


Alat itu bisa mengangkat beban mencapai 30.000 kg dan menderek beban 35.000 kg sejauh 180 meter. Alat derek cadangannya bisa mengangkat beban mencapai 1.500 kg. Sistem ini disuplai Rheinmetall Landsystemes GMbH.




Sumber : Intelijen