Pages

Rabu, Mei 14, 2014

Balas Sanksi, Rusia Usir AS Dari Stasiun Luar Angkasa

MOSCOW-(IDB) : Rusia membawa ketegangan dengan Amerika Serikat hingga ke luar angkasa. Setelah dihujani sanksi ekonomi oleh AS dan sekutunya di Eropa, pemerintah Kremlin membalasnya dengan mengusir AS dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Diberitakan Reuters, Selasa 13 Mei 2014, Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin mengatakan AS harus hengkang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional tersebut pada tahun 2020. Rusia juga telah menolak permintaan AS memperpanjang waktu pakai stasiun yang berada di orbit Bumi tersebut.

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS memang saat ini diawaki oleh AS dan Rusia. Namun sejak pesawat luar angkasa AS pensiun pada 2011, Washington mengandalkan pesawat antariksa Soyuz milik Rusia untuk menuju ISS.

Untuk sekali terbang menggunakan Soyuz, AS harus bayar ke Rusia lebih dari US$60 juta atau Rp688 miliar per orang. AS memang tengah mengembangkan pesawat luar angkasa sendiri untuk ke ISS bekerja sama dengan swasta, diprediksi rampung 2017.

Keputusan Rusia ini akan mengganggu misi AS di ISS. Padahal AS telah berencana menggunakan stasiun yang juga digunakan oleh 15 negara itu sampai 2024.

Selain itu, AS juga tidak boleh menggunakan mesin roket buatan Rusia untuk menerbangkan satelit militer. Rusia juga menghentikan operasi sistem navigasi GPS milik AS di wilayah kekuasaan Kremlin mulai Juni mendatang.

Menurut Rogozin, langkah ini mereka lakukan terkait sanksi yang dijatuhkan AS pada Rusia, menyusul pencaplokan Crime di Ukraina. Rusia juga disebut AS dan Uni Eropa hendak menimbulkan ketidakstabilan di Ukraina timur, tempat tumbuh suburnya separatis saat ini.

Salah satu sanksi yang dijatuhkan adalah dihentikannya izin ekspor barang-barang berteknologi tinggi dari perusahaan AS untuk meningkatkan kemampuan militer Rusia.
"Kami khawatir untuk melanjutkan proyek pengembangan teknologi tinggi dengan mitra yang tidak bisa diandalkan seperti Amerika Serikat, yang selalu saja mempolitisir semua hal," kata Rogozin.



Sumber : Vivanews

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa...!!! (1)


JKGR-(IDB) : Awal mulanya istilah “kepentingan nasional” (national interest) mengacu pada bahasa Perancis raison d’Etat, atau dalam bahasa Inggris, reason of the state, yang secara sederhana diartikan sebagai, alasan-alasan utama eksistensi suatu negara. Pengertiannya tidak berhenti disitu, akan tetapi tersirat di dalamnya apa tujuan yang akan dicapai oleh negara tersebut serta ambisi-ambisi yang terkandung di dalamnya, apakah mengenai ekonomi, militer, budaya dan sebagainya.


Karakteristik utama sistem ini adalah pemeliharaan keseimbangan kekuatan (balanced of power),adanya suatu pemerintahan yang terpusat dan diakui/sah, teritori dengan batas-batas yang jelas, rakyat yang umumnya memiliki asal usul yang sama, bahasa yang sama serta berbagai bentuk budaya yang mengikat. Negara bangsa menjadi instrumen dari kesatuan nasional, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan budaya dan lain sebagainya.



Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kepentingan nasional suatu negara bangsa berkembang juga menjadi sangat beragam, namun yang paling umum dan utama yang secara pasti dianut oleh banyak negara adalah: eksistensi dan kelangsungan hidup negara, kesejahteraan rakyat/bangsa serta KEAMANAN.



Pertanyaannya lalu dimana kepentingan nasionalnya dan dimana kedudukannya terhadap konsep bernegara di atas? Salah satu rumusannya terdapat dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang dikeluarkan oleh Presiden pada tanggal 26 Januari 2008. Dalam Perpres tersebut kepentingan nasional kelihatannya sudah diposisikan pada tempatnya yang sebenarnya, karena selain menjadi landasan pertahanan Negara.


Dalam Perpres No. 7 tahun 2008 tersebut, telah ditetapkan kepentingan nasional Indonesia dalam tiga strata yaitu:

  1. Mutlak, kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berupa integritas teritorial, kedaulatan nasional dan keselamatan bangsa Indonesia.
  2. Penting, berupa demokrasi politik dan ekonomi, keserasian hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA), penghormatan terhadap hak azasi manusia, dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.
  3. Pendukung, berupa perdamaian dunia dan keterlibatan Indonesia secara meluas dalam upaya mewujudkannya.

Dari strategi keamanan nasional inilah kemudian dijabarkan lagi kedalam strategi bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi, militer, intelejen, sosial budaya dan sebagainya. Strategi militer nasional akan menjadi dasar penyusunan atau perencanaan pembangunan kekuatan pertahanan/militer dengan pengertian bahwa kekuatan militer negara adalah kekuatan inti pertahanan.


Kementerian Pertahanan Republik Indonesia telah menetapkan bahwa postur pertahanan tahun 2010-2029 diarahkan untuk membangun kekuatan yang bertaraf “Minimum Essential Force” (MEF). Terjemahan bebasnya barangkali menjadi; kekuatan pada tingkat minimum yang dapat diandalkan. Kekuatan (Force) disini berkonotasi pada jumlah Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) TNI termasuk personilnya serta pendukungnya dari ketiga Angkatan Darat, Laut dan Udara.



Kehadiran MEF ini juga menjadi jalan strategis memantapkan kekuatan pertahanan bahwa pengadaan Alutsista TNI akan diupayakan dari industri pertahanan di dalam negeri. Dalam rangka modernisasi Alutsista, Kemhan dan TNI akan sepenuhnya mengikuti kebijakan pemerintah menggunakan secara optimal produksi industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut amat strategis, karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain seperti yg tertuang di UU Nomer 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.


DSC_0205

Saat ini pemerintah menjadikan industri pertahanan dalam negeri menjadi prioritas pengadaan. Industri pertahanan dalam negeri pun diikutsertakan dalam penyusunan Rencana Induk kebutuhan Alpalhankam untuk mengetahui kemampuan saat ini. Salah satunya PT Pindad, perusahaan BUMNip ini memproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan kendaran tenpur sebanyak 452 unit. Kebutuhan ini meliputi Panser 6×6 (332 unit), Ranpur roda rantai (45 unit), ranpur roda ban (71 unit) dan Tank Amphibi (14 unit).


Panser 2015-2019

Di tahun 2014 Perusahaan yg berdomisili di Bandung ini sedang menyiapkan sertifikasi Tank Kanon dan rencana pada tahun 2016 untuk tank kanon amphibi. Agar bisa meningkatkan kemampuan produsen peralatan pertahanan, Pindad pun menggandeng sejumlah perusahaan internasional. Kerjasama ini diharapkan membantu misi Pindad yaitu “Menjadi Produsen Peralatan Pertahanan dan Keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023,”.


DSC_0139

Kerjasama Internasional PT. Pindad


Tidak hanya PT. Pindad, dibidang Radio Detection and Ranging atau radar sejumalh perusahan tanah air juga melakukan kerjasama Internasional seperti PT. Inti yg mendapatkan pori pekerjaan sebanyak 40% dengan Northrop Grumman, PT. CMI yg dinilai dunia Internasional berhasil menghasilkan produk baik dan dipilih oleh Lockheed Martin sebagai mitra kerjasama, dan sejumlah perusahaan lainnya seperti InfraRCS Indonesia, IRCTR-Indonesia, dll.


DSC_0189

Lalu bagaimana dengan PT. Len, perusahaan radar BUMNip? Sama seperti yg lain, PT. Len juga bermitra dengan sejumlah instansi dalam negeri seperti LIPI, BPPT, maupun perusahaan swasta lainnya. Tidak hanya itu, sejumlah perusahaan Internasional juga menjadi mitra dalam pengembangan teknologi radar maupun elektronik pertahanan lainnya seperti SAAB, Thales UK, Selex ES, dll. Saat ini PT. Len sedang focus mendirikan pabrik industry photovoltaic atau yang dikenal Len Technopark yang dibangun untuk mengejar Visinya yaitu “Menjadi perusahaan elektronik kelas dunia,” bisa tercapai.


DSC_0199

“Saya optimis di tahun 2016, kita dapat membuktikan

kepada semua pihak khususnya Negara

bahwa Len siap Go Public,”…

(Andra Y. Agussalam-Direktur Keuangan PT. Len)
 DSC_0191
Salah satu peneliti mengatakan begini, “Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun  akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,”Semoga upaya-upaya yang telah dilakukan oleh segenap komponen bangsa dalam menguasai teknologi pertahanan mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh dunia internasional.




Sumber : JKGR

NDC India Kunjungi Kemhan

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan dalam hal ini Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate, Senin (12/5), menerima kunjungan dari Delegasi India National Defense College (NDC) yang dipimpin oleh Senior Instructor MG VP Singh, di Aula Nusantara, Kemhan, Jakarta. Yang ingin dipelajari dalam kunjungan ini adalah, kemungkinan perluasan kerjasama pertahanan di bidang-bidang lain, peran TNI dalam mempersatukan bangsa serta peran TNI dalam meningkatnya pengaruh kawasan Asia di dunia Internasional.
   
Indonesia dan India telah menandatangani MoU kerjasama pertahanan sejak tahun 2001, dan sampai saat ini hubungan kerjasama pertahanan telah tumbuh sangat baik. Sejak tahun 2013 lalu telah diadakan pertemuan tahunan Menteri Pertahanan kedua negara, dimana tahun ini adalah giliran India untuk menjadi tuan rumahnya. Pada tahun ini Menhan juga direncanakan akan berkunjung ke India.

Kemhan RI dan India juga mempunyai forum bilateral yang diketuai oleh Sekjen dimana tahun kemarin diadakan di India dan tahun ini akan dilaksanakan di Indonesia. Dalam forum ini dibicarakan kerjasama bilateral dan aktivitas-aktivitas yang dapat dilaksanakan bersama dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara diantaranya pendidikan dan latihan yang menjadi area kerjasama pertahanan terkuat antara RI dan India termasuk diantaranya pengiriman Perwira Menengah untuk mengikuti pendidikan di NDC.


Banyak yang melihat Tiongkok sebagai kekuatan yang sedang tumbuh, tetapi menurut Dir Kersin Ditjen Strahan, Amerika Serikat tetap merupakan kekuatan besar yang berpengaruh di dunia Internasional. Karena itulah Indonesia tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi gesekan berarti atas kesenjangan kekuatan antara Indonesia. Begitu pula dengan menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan negara-negara di Kawasan Asia Pasifik lainnya demi stabilitas keamanan kawasan.

Sementara itu menurut Ketua Delegasi NDC MG VP Singh, Indonesia memiliki peran penting di Kawasan Asia Tenggara dan dalam membentuk kesadaran lingkungan global akan pentingnya kawasan ini. Kunjungan ini adalah kesempatan unik bagi Delegasi India National Defence College untuk mempelajari secara langsung dari perspektif TNI dan Kemhan. Hubungan kerjasama Indonesia dengan India terlah terjalin sejak para pendiri negeri ini. Hubungan kerjasama pertahanan kedua negara diharapkan dapat terus berkembang dan semakin mempererat saling pengertian antara kedua negara. 




Sumber : DMC

Australian Defence Spending To Rise By 6.1%

CANBERRA-(IDB) : The Government has approved the acquisition of core ADF capabilities for decades to come, including the Joint Strike Fighter ($12.4 billion) and the P-8A Maritime Patrol Aircraft ($4 billion). 

The Government will soon consider Defence’s plan to progress the Future Submarine to ensure it is achievable and balances cost, capability and risk. We will ensure that Defence is investigating all appropriate options and is drawing on private sector expertise in order to successfully deliver this complex project. Work in Australia on future submarines will centre around the South Australian Shipyards. (photo : US Navy)
 
Australia's defence spending for the 2014-15 financial year will rise by AUD2.3 billion (USD2.14 billion) to AUD29.3 billion, a real increase of 6.1%, the government announced in its annual budget statement on 13 May.
 
As a share of gross domestic product (GDP), expenditure will rise from 1.7% to 1.8%, in line with the government's pledge to boost defence funding to 2% of GDP by 2023-24.
 
Funding is forecast to remain largely static in real terms over the following two years before rising to nearly AUD33 billion in 2017-18.
 
Administrative reforms over the next four years will save an estimated AUD1.2 billion, all of which will be reinvested in defence capability.




Sumber : Jane's

Bung Tomo Class Akan Tiba Semua September 2014

JAKARTA-(IDB) : Tiga kapal TNI AL tipe fregat ringan multifungsi (multi role light frigate) yang kini dalam perjalanan ke Indonesia dijadwalkan akan diresmikan menjadi bagian dari armada kapal TNI AL pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2014.

Kepala Staf TNI AL Laksamana Marsetio mengatakan hal itu seusai memimpin upacara Hari Pendidikan TNI AL di Markas Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL di Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/5).

"Pada pertengahan September 2014 ini, kapal diharapkan sudah tiba di perairan Indonesia dan dijadwalkan bisa diresmikan sebagai kapal TNI AL pada Oktober, yakni KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun," katanya.

 John Lie 


Mantan KSAL Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan, keputusan pemerintah dan TNI AL menetapkan salah satu kapal dengan nama anggota TNI AL beretnis Tionghoa, Djohn Lie, seorang Tionghoa asal Manado, merupakan keputusan yang luar biasa dan patut dipuji.

"Masih banyak lagi nama-nama putra daerah di lingkungan TNI AL yang berjasa besar, dan patut dipublikasikan perannya, termasuk John Lie. John Lie seorang Tionghoa bermarga Lie, yamg pada masa kemerdekaan memimpin operasi-operasi TNI AL semasa perang kemerdekaan 1945-1949. John Lie wafat tahun 1988, istrinya masih ada tinggal bersama keluarganya di Manado," tuturnya.

John Lie tercatat sebagai komandan Kapal The Outlaw yang berhasil menerobos blokade laut Belanda semasa perang kemerdekaan dan menjual hasil bumi untuk biaya perang kemerdekaan dari Sumatera ke Malaysia, Thailand, dan Singapura. Ia lalu memasok senjata untuk keperluan pasukan TNI, Pada tahun 2009, pemerintah menetapkan John Lie sebagai pahlawan nasional.




Sumber : Kompas

Laga Rafale TNI AU Vs Rafale TUDM, Semoga...!!!

rafale-jkgr


JKGR-(IDB) : Sejatinya, hari ini adalah hari libur. Kesempatan emas saya untuk mencurahkan kebahagiaan, kehangatan dan kecintaan bersama keluarga. Tapi tidak untuk saat ini..! Kemarin pagi, sebuah amplop berwarna cokelat tergeletak di atas meja kerja. Boss besar saya telah menyampaikan pesan pentingnya melalui email. Kami tidak sempat bertemu sebelum beliau bertolak ke Jedah, sementara saya masih berada di Brunei.


Hanya pesan biasa, tidak ada hal yang istimewa. Rincian menu Perancis untuk makan siang dan wine yang special. Hal yang sedikit mengerutkan kening adalah karena disitu ada bagian yang diwarnai sebagai tanda penekanan: “Keep it as a VIP order.” sambil merujuk pada nilai transaksi yang dalam bentuk dollar dan terbilang besar. Melihat pihak mana yang bertransaksi, saya hanya bisa mengangguk tanda maklum.


Namun tadi pagi sehabis joging, saya membaca artikel bung Narayana yang mengulas tentang rencana TNI AU yang akan mengakuisisi pesawat tempur Rafale F2 sebanyak 20 unit. Spontan lidah saya yang biasanya hanya bertutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tadi pagi tiba-tiba saya terdorong untuk untuk bertutur dalam bahasa Perancis. Isteri saya yang melihat gelagat itu menjadi heran dan bertanya-tanya. Untunglah, isteri saya adalah wanita muslim Iran yang lahir dan besar di Bordeaux, Perancis. Jadi soal bahasa Perancis, mungkin dia jagonya. Hahaha..!


Sepanjang perjalanan ke kantor, pikiran saya terus menerawang. Meraba-raba siapa saja sosok yang akan saya temui nanti. Termasuk, pertanyaan apa yang mungkin bisa saya sampaikan dalam kesempatan tersebut.


Tidak terasa, kesibukan di dapur akhirnya sudah memasuki tahap finishing. Appetizer, soup, salad, cheese, maincourse, pasta, dessert, fruits, cake and pudding, coffee and tea, wine, cigar, hingga ke garnishing dan flowers, semua sudah stand by di atas serving table. Beberapa chef terbaik yang kami miliki, semua sudah siap membantu saya untuk membuat dan menyajikan hidangan terbaik dan menarik dari kami.


Tibalah saatnya, satu per satu tamu VIP yang kami nantikan mulai memasuki area dining room, yang sudah diset sedemikan rupa, sehingga terasa lebih indah dan elegan. Kami pun beraksi, menu demi menu kami keluarkan, hingga tinggallah mereka tersandar di atas kursi dengan perut yang kekenyangan, sembari mengobrol menikmati cerutu, minuman hangat dan cemilan kecil. Pada saat itulah, saya keluar untuk menyapa dan berbasa-basi. Satu per satu saya hampiri, bertanya kabar dan lain-lain.


Beberapa di antara mereka, ada yang sudah saya kenal, bahkan ada juga yang sudah sangat akrab. Di artikel saya yang sebelumnya mungkin saya pernah membahas salah satu sosok yang kebetulan pada kesempatan hari ini turut hadir juga bersama para petinggi militer Malaysia, yang apabila sedang berseragam akan terlihat deretan bintang di pundaknya. Saat yang paling mendebarkan adalah ketika saya harus menyapa salah satu pria bule jangkung dan ramah yang diapit oleh para pesohor di Malaysia. 

Dia adalah Daniel Fremont, CEO Dassault Aviation Malaysia. Ini adalah pertemuan kami yang kedua, setelah sebelumnya saya juga sempat bertemu dalam perhelatan DSA 2014 di PWTC. Senang sekali bisa bertemu lagi dengannya. Apalagi pada kesempatan ini, bisa dibilang dialah sosok sentralnya. Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan salam dari Boss besar saya yang tidak bisa hadir. Saya juga tidak lupa mengucapkan selamat atas keberhasilannya menyelenggarakan event “UAV Siswa Challenge 2013-2014″ yang diikuti berbagai perguruan tinggi di Malaysia. Beberapa pertanyaan ringan pun sempat saya lontarkan.


Pada satu kesempatan, dia keceplosan berbahasa Perancis, sehingga langsung saya kejar juga dengan bahasa Perancis. Praktis, selama beberapa menit kami berkomunikasi dalam bahasa dia. Pertanyaan-pertanyan penting yang sedari rumah sudah disiapkan, berhasil disampaikan dengan baik dan mendapatkan jawaban yang cukup atau bahkan mungkin sangat menggembirakan. 

Berikut adalah kesimpulan yang saya peroleh:

  1. Sebagaimana Indonesia, Malaysia juga akan mengakuisisi pesawat tempur Rafale, dan menyertakan industri lokalnya dalam program offset yang menyertainya.
  2. Malaysia akan mengakuisi 18 unit/1 skuadron Rafale, dengan skema leasing yang telah ditawarkan oleh salah satu bank internasional yang bekerja sama dengan bank lokal.
  3. Indonesia TERPAKSA/DITUNTUT untuk mengakuisi minimal 20 unit Rafale pada TAHAP AWAL, sebagai prasyarat untuk mendapatkan TOT pada salah satu teknologi penting tertentu, yang akan dikerjakan oleh PT DI.
  4. Indonesia tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk TOT, tetapi seluruh nilai offset akan dialihkan untuk mendapatkan teknologi penting tertentu yang telah disepakati.
  5. Mengingat 20 unit Rafale yang dipesan ini adalah pesanan tahap awal, berarti akan ada kontrak wajib untuk pesanan lain pada tahap-tahap berikutnya.
  6. Yang justru menjadi pertanyaan terpenting dan terbesarnya adalah, berapa unitkah jumlah total Rafale yang dipesan oleh TNI AU pada Dassault Aviation?
(Untuk membantu agar lebih mudah mendapatkan jawabannya, bagaimana kalau kita rame-rame karungin Bung Narayana?) Hehehe..! Maaf cuma gurau Bung..!


Tidak terbayang bagaimana gemuruhnya angkasa raya Indonesia, manakala pespur-pespur itu berkejaran membelah langit dan merajut setiap jengkal kedaulatan yang terbentang luas di atas bumi khatulistiwa. Kali ini kita akan lebih gagah, meskipun sang tetangga turut memilikinya, bahkan rumah baru untuk mereka pun telah tuntas dibina.


Untuk pengetahuan semuanya, Malaysia baru saja meresmikan terbentuknya Markas Pemerintahan Wilayah Timur, atau kalau dibahasa Indonesiakan, mungkin artinya kurang lebih sama dengan Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan di bagian Malaysia Timur, yang berkedudukan di Muara Tuang, kota Samarahan, Sarawak, Malaysia. 

Pada awal pendiriannya, konon tempat ini diperuntukan sebagai reaksi sekaligus juga langkah antisipasi terhadap kemungkinan semakin maraknya pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Sulu. Namun sahabat saya di Brunei mempertanyakannya, jika tujuannya untuk menghadapi pemberontak di Sabah, mengapa mereka mendirikannya di Sarawak, yang justru lebih dekat dengan Brunei dan Indonesia. Mau nangkis serangan dari Philipine, atau dari Brunei dan Indonesia?.

Yang jelas, menurut kabar burung yang nyangkut di pohon, Markas Pemerintahan Wilayah Timur, adalah sebuah soft reaction atas rencana strategis Indonesia yang akan segera membentuk beberapa Kogabwilhan, selain juga didorong oleh adanya aktifitas modernisasi fasilitas militer milik Brunei. Selamat bakar jagung, bung..! Hehehe..! 



Sumber : JKGR

Secuil Kisah Korps Hiu Kencana (5)

Hantu Laut Terbaru TNI AL


JKGR-(IDB) : Tahun 2010, disaat Panglima Tertinggi kita (yang boleh kita sebut sebagai Jenderal Besar karena jasanya dalam memodernisasi Alutsista TNI, walaupun Beliau menolak) bertugas menjalankan roda pemerintahan dalam periode terakhirnya, dalam rangka pemenuhan kekuatan pertahanan yang telah dirintis selama masa pemerintahan pertamanya.


Beliau membuat suatu program yang bernama MEF, dimana pada tahap pertama ini sering dikenal dengan sebutan minimum esential force. Fokus dalam program ini adalah pemenuhan kekuatan pertahanan terutama alutsista baik itu buatan dalam negeri maupun pengadaan dari luar negeri.
 

Mengingat akan mendesaknya kebutuhan pertahanan kita, dimana kita membutuhkan sekali kuantitas alutsista secara cepat mengingat tinggi nya potensi ancaman yang kita hadapi selama beberapa tahun kedepan, Beliau menginstruksikan agar segera bertindak cepat, smart dan tidak lupa jangan sampai mengabaikan kualitas dari alutsista yang diadakan dalam arti disini adalah musti canggih dan modern.




Beliau juga menginstruksikan agar pemenuhan alutsista strategis tersebut diutamakan produk dalam negeri apabila kita sudah mampu membuatnya dan apabila kita belum mampu maka dilakukan pengadaan persenjataan strategis dari negara-negara sahabat dengan tidak lupa juga harus disertai dengan transfer of technology nya agar suatu saat kita mampu memproduksinya sendiri.


Singkat cerita tim kecil peninjau kita untuk pengadaan armada Kapal Selam segera bertolak menuju suatu kota bernama Kiehl, dimana dari proposal penawaran yang telah masuk terdapat sebuah KS tak bertuan yang konon dahulu kala KS itu adalah milik sebuah negara di benua Eropa yang terhantam krisis ekonomi paling pertama dan hingga saat ini negara itu masih tetap sekarat.


KS tak bertuan ini bukannya jelek dan bukan pula produk gagal, Galangan pembuatnya sejak KS ini pertama kali di launching sudah melakukan beberapa modifikasi sedemikian rupa sesuai permintaan negara sekarat tadi. tapi apa daya walaupun segala spek yang diminta telah dituruti oleh Galangan pembuatnya tetapi tetap aja negara sekarat ini ngeyel enggak mau menerima dengan berbagai macam alasan (padahal intinya mereka tidak mempunyai uang untuk membayar) hingga puncaknya sekitar bulan September 2009 terjadi pembatalan kontrak dan mereka berselisih hingga ke Badan Abitrase Internasional sana.


Tim kita yang meninjau KS telah berkesimpulan bahwa KS ini benar-benar cocok untuk mengawal wilayah NKRI kedepannya, selain canggih dan modern KS ini juga mempunyai kemampuan khusus, yaitu : spesialisasi sebagai pemburu KS lawan yang mumpuni.


Tim pun melaporkan hasil peninjauannya ini yang kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan pembahasan secara intensif dengan pihak Galangan pembuat dan pemerintahan negaranya mengenai detail-detail mulai dari jumlah unit yang diinginkan hingga transfer of technologynya dimana nantinya kita juga mendapat bantuan dalam hal transfer of technology dari sebuah negara Eropa yang berpenduduk mayoritas beragama Islam, yang juga kebetulan memesan jenis KS yang sama dengan kita.


Singkat cerita pada sekitar awal tahun 2012 Kontrak ini ditandatangani dalam sebuah MoU berbarengan dengan pembelian alutsista-alutsista lainnya dari negara ini yang kemudian diperkuat oleh kesepakatan bersama alias MoU pada bulan Maret 2013 tentang perlindungan informasi guna keperluan pengembangan industri pertahanan agar keperluan informasi industri pertahanan dapat dikelola dan dijaga oleh kedua pihak, saat Kunjungan Resmi Panglima Tertinggi kita ke negara pembuat KS ini.


Setelah kontrak itu, tahun 2012 KS ini pun segera diupgrade sesuai dengan keinginan kita, sementara awak-awak Hiu Kencana yang akan mengawakinya juga serius berlatih disana, dan pada akhirnya menjelang akhir tahun 2013 semua persiapan telah beres dan KS kita ini berlayar selama hampir dua bulan menuju home base nya di Indonesia.

Tidak menunggu lama KS ini pun langsung diuji kemampuannya di lautan kita dalam berbagai operasi patroli termasuk Operasi Gabungan di perairan Ambalat yang tengah berlangsung sekarang ini.

Data KS kita tersebut adalah sebagai berikut: panjang 64 meter, lebar badan tekan 7 meter, sarat kapal 6 meter. Dengan Bouyancy nya yang diatas 20% yang berarti bahwa walau kapal ini mengalami kebocoran, akan tetapi dengan reserve buoyancynya yang sebesar itu kemungkinan penyelamatan kapal masih amat tinggi.


KS kita ini sudah dilengkapi dengan AIP fuel cell system, yaitu sistem propulsi yang merupakan penggabungan sistem konvensional yang terdiri dari generator diesel dengan baterai asam timbal dengan dengan sel bahan bakar yang dilengkapi dengan oksigen dan penyimpanan hidrogen. Sistem ini terdiri dari sembilan PEM (membran polimer elektrolit) sel bahan bakar dan masing-masing memberikan tenaga antara 30kW sampai dengan 50kW


Berat pemindahan airnya (displacement) diatas air 1.690 ton, dibawah air (menyelam) 1.860 ton. Kapal kita ditenagai dengan dua buah mesin diesel type MTU 16V-396 bertenaga 2350 HP, dibawah air bergerak dengan menggunakan dua motor listrik pokok Piller Ntb56.40-10 0.97 MW, dengan sistem AIP dua buah HDW Siemens PEM fuel cell module BZM120 (120 kW x 2), serta motor ekonomi satu buah Siemens Permasyn (2.85 MW). Besarnya tenaga diesel dikapal ini memberikan gambaran akan usaha memperkecil probabilitas discretion, dengan kemampuan menyelam yang sangat lama yaitu sekitar tiga minggu sebelum KS mengisi baterai kembali.


Transfer of powernya menggunakan system electrical transfer power, seperti pada type U-209 dan 877 K4b (636 mutan export version) yang sudah terlebih dulu kita miliki. Kecepatan KS kita ini berkisar sekitar 12 knot saat berlayar diatas air, 20 knot saat menyelam, dan 8 knot saat berlayar dengan rezim RDP (rabotayet diesel potwodoy / DBA diesel bekerja dibawah air,) dan 4 Knot saat menggunakan rezim motor ekonomis.
 

Jarak jelajahnya mencapai 12.000 mil (19.300 km). Dengan kecepatan 8 knot pada rezim RDP KS kita mampu mencapai jarak jelajah sejauh 420 nmi (780 km) dan saat berlayar dengan rezim motor ekonomis dan dalam kondisi silent run, akan dapat mencapai jarak 1.248 nmi (2.310 km) dengan kecepatan 4 knot.


Kemampuan kedalaman selam normalnya mencapai 250 meter dan dengan kedalaman maksimalnya 400 meter. Sementara Awak kapalnya berjumlah kurang lebih 27 orang dengan lima orang diantaranya Perwira, yang berarti bahwa walau bobot KS kita ini besar, akan tetapi dengan jumlah awak yang sedikit menandakan kalau seluruh jeroan KS kita ini berbentuk digital dan telah terkomputerisasi.
 

Disamping desainnya yang memang sudah dirancang untuk seminimal mungkin terdeteksi oleh sonar musuh, KS kita ini juga sudah dikaji magnetic anomaly signaturenya, sehingga selain susah dideteksi oleh MAD (Magnetic Anomaly Detection ) juga KS kita ini hampir tidak bersuara alias noiseless karena dari buangan mesin propolsinya hampir tidak memancarkan radiasi panas selain itu badan KS kita ini sepenuhnya terbuat dari logam non magnetik dan khusus bagian Lambung atau hull nya menggunakan logam non magnetik yang dilengkapi dengan anechoic tiles atau pelapis penyerap gelombang akustik sehingga bisa disebut KS kita ini berkemampuan stealth.
 

KS kita ini juga mempunyai kemampuan mumpuni untuk menyelam di perairan dangkal hingga kedalaman hanya 20 sampai 15 meter, itu dikarenakan desain struktur sirip kemudi belakang yang berbetuk silang dengan low noise skew back propeller nya. Sehingga sangat efektif dipakai patroli terutama di kawasan Indonesia bagian mana hayo? Hehehe…


 

KS kita memiliki enam tabung peluncur torpedo caliber 53,3 cm yang terbagi dalam dua grup dengan masing-masing grup berisi tiga peluncur torpedo yang tertata pada bagian haluannya. 

Peluncur ini dapat menembakkan torpedo kelas berat DM2A4 Atlas Elektronik standar Angkatan Laut Jerman, Torpedo kelas berat WS (Whitehead Alenia Sistemi Subaquei) Black Shark serta Torpedo SUT yang sudah bisa kita produksi sendiri dan sebagai konfigurasi alternatif setiap torpedo dapat digantikan dengan ranjau. Torpedo cadangan yang dibawanya berjumlah empat belas torpedo.


Pengendalian torpedonya pada kapal sudah menggunakan Kongsberg MSI-90U Basic Command and Weapons Control System (BCWCS) yaitu sistem kontrol yang dapat memadukan interface sistem navigasi, sensor dan kontrol senjata secara bersamaan. Sistem ini didasarkan pada data kinerja tinggi dengan sistem komputerisasi yang terdistribusi atas perintah dasar dan sistem kendali senjata (berdasarkan CTC). 

Dengan Kemampuan ini kecuali dapat dipergunakan untuk mengendalikan tembakan dua jenis torpedo sekaligus yaitu standard straight run long heavy weight torpedo bagi sasaran kapal atas air dan short torpedo kendali anti kapal selam, juga telah memungkinkan KS kita melacak (searching) beberapa sasaran sekaligus serta membidik dan menembak (tracking and firing) dua diantara sekian banyak sasaran yang telah dilacak dengan suatu kepresisian yang sempurna.


Kalau untuk mengatasi gangguan helicopter anti kapalselam yang mencoba mengintai KS kita ini juga dilengkapi dengan Rudal IDAS (Interactive Defense and Attack System for Submarines) yang merupakan pengembangan dari Rudal IRIS-T buatan Diehl BGT Defence, HDW and Kongsberg Defence & Aerospace, yang dapat ditembakkan dari peluncur torpedonya.
 

Sonar yang dipergunakan pada KS kita merupakan suatu sonar pelacak dan penyerang (search and attack) aktif pasif berfrekwensi rendah dari type Atlas Elektronik DBQS-40 sonar suite yang memiliki array silindris untuk deteksi frekuensi menengah pasif berupa type TAS-3 low-frequency towed array sonar dan type FAS-3 flank array sonar for low / medium-frequency detection, passive ranging sonar dan hostile sonar intercept system.


Sementara untuk deteksi sonar aktif frekuensi tingginya adalah type Atlas Elektronik MOA 3070 mine detection sonar, yang mampu mengindera kapal musuh dari jarak yang amat jauh.
Sistem sensor bawah lautnya adalah type Atlas Isus 90, yang dapat mengintegrasikan seluruh sensor secara elektronik dan terpadu baik itu dalam bentuk perintah dan fungsi kontrol di kapal selam. Sementara untuk sistem peperangan elektroniknya di KS kita telah terpasang EADS Thales FL1800U.


Sementara untuk Radarnya menggunakan surface search radar Kelvin hughes type 1007 I-band navigation radar, yang bekerja pada frekwensi sekitar 8 s/d 10 GHz , sedangkan sarana komunikasinya dilengkapi dengan TX/RX HF dan VHF.
 

Periskopnya menggunakan dua Zeiss Optronic SERO 14 search dan SERO 15 attack, yang dipergunakan baik sebagai attack maupun search periscope dengan penggunaan Quasi Binocular Viewing untuk mengurangi stress pada mata penggunanya. Selain itu sistem pengukuran sensor elektronik dan sistem penentuan posisi kapal selam juga dipasang di tiang Optronicsnya.


 

Sebagaimana juga pada KS Jerman pada umumnya KS kita ini juga memiliki senjata pengelabuan berupa decoy atau jammers berupa efektor yang berbentuk kendaraan bawah air kecil menyerupai bentuk torpedo dengan hydrophones dan emitter akustik. 

Dimana untuk senjata pengelabuan ini dintergasikan dengan sistem elektronik type TAU 2000 buatan ATLAS dan ELAC, Decoy ini sendiri ditempatkan pada empat peluncur khusus yang masing-masing berisi sepuluh tabung peluncur.


Bersambung…..
 
“Wira Ananta Rudhiro”
 
“Jalesveva Jayamahe”


“NKRI harga mati!”



Sumber : JKGR

Negara Maritim Itu Indonesia

Dulu Angkatan Laut RI Ditakuti, Sekarang Diremehkan

KRI Irian simbol kejayaan AL Indonesia masa lalu
JAKARTA-(IDB) : Siang ini, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (13/05/2014).

Saat membuka acara, Alex mencoba membandingkan kondisi dunia kemaritiman Indonesia saat ini dengan era Presiden Soekarno dulu. Hasilnya dunia kemaritiman di Indonesia banyak mengalami kemunduran.

"Tahun 1953 saat meresmikan Institut Angkatan Laut, Soekarno berpidato usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya bukan sekedar menjadi jongos-jongos kapal, tetapi bangsa pelaut yang mempunyai armada, mempunyai militer dan menantang gelombang laut itu sendiri. Pandangan politik Soekarno tentang kemaritiman adalah yang terhebat," kata Alex.

"Hasilnya dulu angkatan laut kita ditakuti di dunia angkatan laut kita, sekarang kita diremehkan negara lain," tegasnya.

Kondisi mundurnya dunia kemaritiman Indonesia menjadi pelajaran dan tantangan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah mendatang.

"Pertama semua orang di dunia dan tukang becak tahu Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia. Semua tidak menyangkal itu. Kesadaran politik kita yang tidak ada tentang dunia kemaritiman ini. Jadi pada 2014 semua orang bicara siapa sih pemimpin bangsa ini. Sampaikan kepada Jokowi dan Prabowo dan siapapun pemimpin, pemimpin negara yang tidak berfokus pada kemaritiman pemimpin yang melecehkan kondisi obyektif bangsa," tuturnya.

Ia bahkan tidak ragu menantang siapapun calon presiden agar keinginan dan cita-citanya yaitu dunia kemaritiman bisa dikedepankan sebagai identitas bangsa Indonesia.

"Daratan kita secuil lautannya seabrek-abrek. Mari kita berdebat siapapun yang mau menantang pernyataan saya," jelasnya.

Dari Kapal Hingga Garam Kita Impor

Indonesia nyatanya bangsa yang tidak terlepas dari impor. Di sektor kemaritiman saja, Indonesia sampai saat ini masih rutin mengimpor kapal hingga garam.

Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun saat membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta, Selasa (13/05/2014).

"Bikin kapal di dalam negeri lebih mahal dibandingkan impor, makanya kita impor terus. Garam juga sama walaupun kita punya lahan garam cukup besar di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Surabaya kita lebih suka impor. Kalau begini terus you're killing me softly," kata Alex.

Selain sektor kemaritiman, secara umum kegiatan importasi masih rutin dilakukan Indonesia untuk menggenjot peningkatan produktifitas industri dan mengangkat pertumbuhan ekonomi.

"Tiga tahun berturut-turut pertumbuhan industri kita di atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri yang sehebat itu tetapi membawa bencana dan tidak berkualitas. Bahayanya kita masih impor 90% bahan baku, bahan penolong dan bahan modal. Semakin genjot industri semakin banyak impornya," imbuhnya.

Cara ini dinilainya membahayakan kondisi bangsa Indonesia. Pasalnya dengan kegiatan rutinitas impor yang terjadi setiap tahun maka ketergantungan Indonesia dengan negara lain cukup besar.

"Kehidupan kita masih ditentukan bangsa lain. Kalau mereka mau membunuh kita ya sudah setop saja untuk ekspor ke kita biar kita mati. Kita harus provokasi calon presidennya dan kita harus cuci otaknya. Jangan tinggal diam buat pernyataan yang menghentakan publik dan melihat data yang faktual dan rasional agar mampu memformulasikan kebijakan kemaritiman," cetusnya.




Sumber : Detik

Vietnam Will Receive 4 Su-30MK2 In The Second Half Of 2014

HANOI-(IDB) : United Aircraft Corporation (UAC), in the execution of export contracts in the second half of 2014 will put Vietnam four Su-30MK2 fighters, and India - six MiG-29K/KUB. In the delivery schedule for this year also means the transfer of the first batch of Su-30K fighters for Angola. However, aircraft requiring major repairs and upgrades, so first delivery shifted to 2015.
 
Graph export aircraft deliveries for 2014 provides for the supply of ten aircraft to Vietnam and India, told "Kommersant" a source close to Russian arms exporters of arms "Rosoboronexport". "For two Su-30MK2 production Komsomolsk-on-Amur Aircraft Company for the Air Force in Vietnam to be transferred in November and December - says the source "B." - In the interests of the Indian Navy will be delivered six MiG-29K/KUB production MiG corporation: by one in August and September, two - in October and November. "Thus, according to him, in the case of Vietnam, Russia will begin to fulfill obligations under previous contracts, and in the case of India - will continue its execution. Officially, the "Rosoboronexport" declined to comment.
 
Last Vietnamese aviation contract for 12 Su-30MK2 units totaling about $ 600 million was signed in August last year. He was the third: previous contracts for eight and twelve fighters were Komsomol now successfully implemented. In 2015, according to "Kommersant", the Vietnamese Air Force expect to receive the remaining eight Su-30MK2.
 
India
 
Supply six MiG-29K/KUB will be under contract from March 2010 to 29 aircraft. In 2013, according to CEO Sergei Korotkov MiG corporation customer sent seven fighters of this type. Recall that the previous aviation contract for delivery of 16 military vehicles between India and Russia was signed in 2004, as part of a batch of Russian-Indian intergovernmental agreement for the modernization of the aircraft carrier Vikramaditya. His deliveries began in 2009 and were completed in late 2011.
 
Angola
 
According to "Kommersant" in the delivery schedule for this year were also initially included the Su-30K for the Air Force of Angola: three aircraft planned to be transferred in September and November, but in view of the need for repair and modernization had time to shift, and the first batch will be at the customer in 2015. Recall that the contract for old Indian Air Force Su-30K was signed during the visit of Deputy Prime Minister Dmitry Rogozin to Angola in October 2013.
 
First official confirmation of the existence of such an agreement was made ​​by the General Director of "Rosoboronexport" Anatoly Isaykina in an interview with "B" (see No. 27 January). Subsequently, President Corporation "Irkut" Oleg Demchenko said that Angola will deliver 12 modernized Su-30K, and the remaining six fighters who are now in the territory of the first 558 aircraft repair plant in Belarus Baranovichi, will be offered to another country. Earlier, as reported by the "B", the possibility of acquiring these aircraft were treated Belarus and Vietnam, however, admitted Mr. Isaykin, played a key role the lack of funding, "Even after the repair and modernization of their price is not every country forces." Recall that Angola they got within Russia issued a loan of $ 1 billion.




Source :  Kommersant

Kesulitan Indonesia Produksi Roket Sendiri

JAKARTA-(IDB) : Indonesia, melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), masih belum bisa mewujudkan mimpi untuk membuat dan meluncurkan roket sendiri. Bahkan, pengorbitan satelit Lapan-A2 pun terpaksa menumpang pada roket India.

Perwakilan Pusat Teknologi Roket Lapan, Bagus Hayatul Jihad, menjelaskan kendala mereka dalam membuat dan meluncurkan roket, sebenarnya hanya dua. Pertama adalah penelitian strategis dan kedua bahan yang dibutuhkan untuk membuat tabung roket.

Senin 12 Mei 2014, Bagus menilai uang bukanlah kendala bagi Lapan. "Kami percaya pemerintah itu banyak uangnya. Hanya saja ini terkait dengan persediaan bahan-bahan untuk pembuatan tabung roket. Uangnya ada, tapi barang yang dibutuhkan itu tidak ada," katanya dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Teknik Mesin dan Teknik Eletro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bagus menerangkan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat tabung roket itu adalah bahan yang ulet, elastis, dan kuat. Tak hanya itu, bahan ini juga harus tahan terpapar suhu tinggi. Lapan tidak mungkin menggunakan besi atau logam lainnya. Tim sempat melirik bahan keramik karena terbukti kuat. Tapi, kelenturan keramik masih diperlu diuji.


"Ini juga yang membuat kami sulit untuk membuat roket yang bisa diterbangkan untuk mengorbitkan satelit. Karena hingga saat ini kami masih mendesain roket pada kondisi kritis, yang punya bobot paling enteng dan bisa melesat lebih cepat," paparnya.

Kendala lain yang ditemukan oleh Lapan adalah dalam pengembangan roket. Menurut Bagus, penelitian tentang roket adalah penelitian strategis di seluruh negara. Sehingga, seluruh negara telah memiliki teknologi roket kemudian mengambil kebijakan untuk memproteksi penelitian-penelitian mereka itu.


Makan Waktu


Buntutnya, Indonesia sulit mengembangkan teknologi roket sendiri karena minim transfer knowledge. Jika ingin berguru ilmu kepada negara-negara yang sudah memiliki teknologi roket, Indonesia harus merogoh kocek yang sangat banyak.


"Sampai saat ini kami masih meneliti sendiri. Pasti akan memakan waktu cukup lama, karena kita tahu sendiri bahwa teknologi industri yang berkembang di Indonesia ini adalah teknologi industri konsumsi," jelasnya.

Oleh karena itu, Pemerintah sudah melarang untuk ekspor bahan-bahan mentah seperti besi, minyak, rotan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata dia, Indonesia akan dipacu untuk memproduksi sesuatu dari bahan-bahan mentah itu.


Kondisi ini juga yang memacu Lapan untuk mengembangkan roket-roket meski masih sebatas untuk penelitian dan pertahanan, seperti roket Sondak RX-550 dan Roket Pertahanan RHAN 122. 




Sumber : Vivanews

Segera Bentuk Sea & Coast Guard Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Sekitar 400 tentara bayaran elite dari perusahaan keamanan swasta di Amerika Serikat (AS) ambil bagian dalam operasi militer di Ukraina. Ratusan tentara bayaran itu menjalankan misi untuk menindak massa separatis pro-Rusia di Ukraina timur dan tenggara.

Keberadaan ratusan tentara bayaran AS itu pertama kali dilaporkan media Jerman, Bild am Sonntag. Mengutip sumber di kalangan intelijen, media Jerman itu menyatakan bahwa 400 tentara bayaran dari perusahaan bernama Academi terlibat dalam operasi militer di Slavyansk, Donetsk, Ukraina timur.

Sebelum laporan itu muncul, pada tanggal 29 April 2014, Layanan Intelijen Jerman (BND) menginformasikan tentang gerakan tentara bayaran dalam operasi militer di Ukraina timur. Namun, hingga kini belum jelas pihak mana yang memerintahkan atau menyewa tentara bayaran tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia sejatinya sudah mencium keberadaan pasukan militer asing di Ukraina timur. Laman Voice fo Russia, semalam (11/5/2014) melaporkan, salah satu pasukan militer asing adalah pasukan dari perusahaan keamanan Greystone Limited, yang sejatinya bagian dari Academi Corporation.

”Di antara kandidat yang berperan adalah perusahaan Barbados yang terdaftar di Greystone Limited, yang terintegrasi dengan perusahaan Academi,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

”Ini adalah analog, dan, mungkin sudah berafiliasi dengan tentara swasta Blackwater, yang para karyawannya telah berulang kali melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang menyedihkan dan sistematis di daerah-daerah bermasalah ( di Ukraina timur),”

Tuduhan itu juga bersamaan dengan munculnya bukti video yang beredar di YouTube, yang menunjukkan keberadaan orang-orang bersenjata tak dikenal di wilayah Donetsk. Dalam video itu, warga lokal berteriak; ”Mercenaries! Blackwater!. Siapa yang akan menembak?.”

Academi Membantah

Sementara itu, pihak Academi membantah karyawannya terlibat dalam operasi militer di Ukraina timur. Mereka menyebut tuduhan itu rumor yang disebarkan para wartawan dan blogger yang tidak bertanggung jawab.

“Pernyataan tidak berdasar tersebut dikombinasikan dengan kurangnya pelaporan faktual yang mendukung, dan kurangnya konteks tentang perusahaan. Itu tidak lebih dari upaya sensasional untuk menciptakan histeria dan berita utama di saat krisis terjadi,” bunyi peryataan perusahaan keamanan AS tersebut.

Perusahaan keamanan Amerika Blackwater telah terkenal di seluruh dunia, setelah terlibat dalam perang Irak sebagai tentara sewaan Pemerintah AS.  Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan itu telah berubah nama dua kali. Yakni pada tahun 2009 itu berganti nama menjadi Xe Services dan pada tahun 2011 berganti lagi menjadi Academi.



Sumber : Investor

LIPI And Iran Electronics To Develop Radar Systems

JAKARTA-(IDB) : The Indonesian Institute of Sciences (LIPI) and Iran Electronics Industries (IEI) will join forces to develop and produce active- and passive-radar systems for civilian and military interests.

The joint venture is the first of its kind in the telecommunications field, as out of the two, Iran is considered to have the edge in technological advances and transfer of technology.

LIPI telecommunications division head Mashury Wahab told The Jakarta Post recently in Batam, Riau Islands, that LIPI would work with IEI to develop and manufacture radar systems by collaborating with Indonesian company PT Dirgantara Aviation Enterprise.

They will develop both active- and passive-radar systems. The passive-radar system detects signals from a different party, while an active radar system has the capability to resist enemies.

“Iran and Indonesia will work together in developing and producing the [two] radar systems. They will be used in the interest of the Indonesian Military’s [TNI] main weaponry system as well as civil aviation at commercial airports,” Mashury said.

“Iran possesses the technological edge in this field, such as radius capacity of up to 500 kilometers. Iran also has good technology and components as they are used by more than 52 countries,” he said on the sidelines of the 3rd International Conference on Radar, Antenna, Microwave, Electronics and Telecommunications (ICRAMET) in Batam.

According to Mashury, the collaboration is expected to be realized this year, so PT Dirgantara Aviation Enterprise could immediately produce the radar systems.

The products will be branded as “made in Indonesia”, while for military use, LIPI will convey the matter to the Defense Industry Policy Committee (KKIP) to be included in TNI’s main weaponry systems.

Meanwhile, IEI representative Ali Nasheer Ahmadi addressed the audience at the ICRAMET conference, saying that technology could provide security for Indonesia and Iran.

“Indonesia and Iran, as Muslim countries, can work together to develop a variety of telecommunications technologies in the future,” he said.

Based on a statement from LIPI, IEI is an Iranian state enterprise involved in technological development and employs up to 5,000 people.



Sumber : JakartaPost

Gubernur AAL Tinjau Terjun MalamTaruna Marinir

SIDOARJO-(IDB) : Gubernur AAL Laksma TNI A. Taufiqoerrochman, S.E. meninjau latihan terjun malam taruna korps marinir tingkat III angkatan 60 di shelter Helly Skuadron 400, Puspenerbal, Juanda, Sidoarjo, Senin malam (12/5/2014). Penerjunan yang dilakukan pada pukul 19.30 wib ini menggunakan pesawat jenis CASSA CN-212, melibatkan 21 taruna dan terbagi dalam dua gelombang penerjunan dengan dua kali penerbangan.

"Pada praktik terjun pertama dan kedua dilakukan loncatan perlahan dari pintu kiri. Terjun ketiga, loncatan cepat (pintu kiri), terjun keempat, loncatan cepat (pintu kanan), terjun kelima loncatan cepat (pintu kiri) ransel/bersenjata," kata Perwira Pelaksana latihan (Palaklat) Letkol Mar Budi Santoso.

Sedangkan pada terjun keenam berupa loncatan cepat (pintu kiri) terjun malam. Terjun ketujuh, loncatan cepat (pintu kiri). “Penerjunan dilakukan dengan rata-rata ketinggian terbang pesawat antara 1400 - 1500 feet”, tambahnya.

Ke 21 taruna ini mengikuti kegiatan terjun malam yang merupakan rangkaian dari kegiatan latihan dan praktek para dasar bagi taruna korps marinir setelah sebelumnya mengikuti pendidikan komando (Dikko) dan juga bagian dari mata ajaran wajib taruna korps marinir.

Sementara itu dalam peninjauannya, Gubernur AAL Laksma TNI A. Taufiqoerrochman menyatakan apresiasinya yang tinggi terhadap semangat serta keberanian yang ditunjukan oleh para taruna korps marinir tersebut. “Tingkatkan terus kemampuan terjun payung ini dan juga faktor keamanan sampai Wing Day besok” tandas Gubernur.

Tahap pendidikan para dasar dilaksanakan dalam dua tahap yang terdiri dari bina kelas (ground training,120 jam) di Bhumi Marinir Gunung Sari dan bina lapangan, yaitu latihan praktis yang dilaksanakan di Lanudal Juanda. "Dalam ground training, pertama diberikan materi pendidikan jasmani para, yaitu olah raga khusus para peterjun (diberikan sebanyak 20 jam pelajaran). Kedua, teknik melipat parasut (28 jam). Ketiga, teknik mengepas, menggulung payung, dan mengatasi seretan (M-3) 14 jam. Keempat teknik eksit (22 jam), kelima teknik mengemudi (14 jam) dan keenam teknik mendarat (22 jam).," paparnya.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Wagub AAL Laksma TNI Dedy Yulianto, Danpuspenerbal Laksma TNI I Nyoman Nesa, para pejabat teras AAL dan Ketua Jalasenastri Cabang BS AAL  Ny. Ina A. Taufiqoerrochman serta para staf pengurus lainnya.


Sumber : TNI AL