Pages

Rabu, April 30, 2014

AS Tambah 10 Kapal Selam Nuklir

Ilustrasi kapal selam Kelas Virginia


WASHINGTON-(IDB) : General Dynamics Electric Boat dan Newport News Shipbuilding dikontrak oleh Angkatan Laut AS untuk memasok 10 kapal selam tambahan dari Kelas Virginia, melengkapi 10 kapal selam Kelas Virginia yang saat ini dioperasikan. General Dynamics Electric Boat melaporkan kontrak untuk 10 kapal selam tersebut adalah senilai USD 17,6 miliar.



Kapal selam serang berkecepatan tinggi dan bertenaga nuklir ini mampu ditugaskan untuk berbagai misi di abad 21, antara lain mendukung misi khusus, perang anti-kapal permukaan dan anti-kapal selam. Kapal selam ini juga baik dioperasikan di lingkungan pesisir dan laut lepas untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian.



Kelas Virginia berbobot benaman 7.800 ton, memiliki panjang 115 meter, diameter 10 meter dan mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 240 meter. Kecepatan maksimumnya adalah antara 30-35 knot per jam dengan diawaki oleh 134 personel Angkatan Laut AS. Senjata yang diusungnya, antara lain rudal Harpoon, rudal Tomahawk, torpedo Mark 48 dan drone bawah air dengan 12 tabung vertikal peluncur rudal dan empat tabung torpedo 533mm.



Tingkat kebisingan (noise level) kapal selam Kelas Virginia sama dengan kapal selam nuklir Kelas Seawolf (kapal selam nuklir AS lainnya) dan lebih rendah dari kapal selam Kelas Akula Rusia dan kapal selam serang generasi ke-4 lainnya. Lebih khusus lagi, Kelas Virginia adalah kapal perang pertama dalam sejarah Angkatan Laut AS yang dirancang sepenuhnya menggunakan CAD (computer-aided design) dan teknologi visualisasi.



Kapal selam ini akan terkoordinasi dengan baik dengan armada udara, laut dan aset ruang angkasa (satelit). Kapal selam yang fleksibel dan kuat ini telah menjadi komponen inti dari armada Angkatan Laut AS untuk mendukung kepentingan keamanan nasional.
 

USS Virginia


Dengan bekerjasama, General Dynamics Electric Boat dan Newport News Shipbuilding berharap bisa membangun dua kapal selam Kelas Virginia setiap satu tahun selama kurun waktu lima tahun. Pembangunan kapal selam pertama dari pesanan akan dimulai pada 1 Mei, dengan kapal selam yang terakhir (ke-10) akan diserahkan ke Angkatan Laut AS pada tahun 2023.



"Ini adalah jumlah terbesar dari kapal (selam kelas Virginia) yang dipesan dalam kontrak tunggal, yang menjadi berita besar terutama mengingat situasi ekonomi dan politik (AS) saat ini," jelas Matt Mulherin, Presiden Newport News Shipbuilding dalam siaran pers General Dynamics.
"Kontrak ini memiliki arti besar bagi Angkatan Laut Amerika Serikat, bagi perusahaan kami dan seluruh industri yang berbasis kapal selam," tambah Presiden General Dynamics Electric, Boat Jeffrey S. Geiger . "Dengan (target) membuat dua kapal pertahun, Angkatan Laut dan tim industri akan berusaha mempertahankan stabilitas guna meningkatkan efisiensi, dan menghadirkan armada kapal selam yang dibutuhkan untuk mempertahankan dominasi bangsa," Geiger menambahkan.




Angkatan Laut AS saat ini telah mengoperasikan 10 kapal selam Kelas Virginia (ditugaskan tahun 2004), USS Virginia, USS Texas, USS Hawaii, USS North Carolina, USS New Hampshire, USS New Mexico, USS Missouri, USS California, USS Mississippi dan USS Minnesota. Delapan kapal selam Kelas Virginia lainnya saat ini juga sedang dibangun (kontrak sebelumnya). Total kebutuhan Angkatan Laut AS untuk kapal selam Kelas Virginia adalah 30 unit.




Sumber : Artileri

UAV Wulung PA 9 Alami Gangguan Teknis

CILACAP-(IDB) : Serpihan pesawat tanpa awak diduga milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ditemukan di perairan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Serpihan pesawat latih tanpa awak berupa potongan ekor pesawat dan bagian sayap itu ditemukan dua orang nelayan, Andi Siseno (30) dan Reza Kurniawan Ndendeng (24) pada hari Senin (28/4)," kata Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Andry Triaspoetra didampingi Kepala Subbagian Humas Ajun Komisaris Polisi Siti Khayati, di Cilacap, Selasa.

Saat itu, kata dia, kedua nelayan tersebut sedang mencari ikan dengan menggunakan perahu di perairan Selok Pipa, Pulau Nusakambangan.

Tiba-tiba, mereka menemukan serpihan pesawat berupa potongan ekor dan bagian sayap yang terbuat dari fiber.

Menurut dia, serpihan pesawat tersebut selanjutnya diserahkan ke Satuan Polisi Air Polres Cilacap untuk diamankan.

Terkait dugaan pesawat tersebut milik BPPT, dia mengatakan hal itu terkait laporan dari Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Ir. Samudro, M.Eng., pada hari Minggu (27/4), pukul 19.30 WIB.

"Pelapor yang beralamat di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong, Tangerang, Banten, melaporkan peristiwa berupa kecelakaan udara yang terjadi pada hari Minggu (27/4), sekitar pukul 14.56 WIB," katanya.

Menurut dia, peristiwa tersebut bermula dari uji pesawat latih tanpa awak Wulung PA 9 yang dilakukan BPPT bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan di Bandar Udara Nusawiru, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.

Dalam hal ini, kata dia, pesawat tersebut melakukan uji terbang arah 125 derajat menuju arah 148 derajat pada pukul 17.15 WIB.

Akan tetapi ketika hendak kembali ke arah semula di Bandara Nusawiru, lanjut dia, pesawat mengalami gangguan dan jatuh di koordinat 108,44 derajat bujur timur dan 7,56 derajat lintang selatan.

"Kemudian pelapor melaporkan kejadian tersebut ke Satpol Air Polres Ciamis untuk permintaan bantuan SAR (Search and Rescue). Hingga akhirnya, serpihan pesawat tanpa awak itu ditemukan di perairan Nusakambangan oleh nelayan dan saat ini telah diamankan di Satpol Air Polres Cilacap," katanya. 




Sumber : Antara

Lockheed Martin Wins Sensor Contract For Indonesian Apaches

WASHINGTON-(IDB) : Lockheed Martin has secured an USD80 million contract to supply fire-control sensors to be fitted to Boeing AH-64E Apache attack helicopters ordered by Indonesia in 2013.


A US Department of Defense notice on 29 April said Lockheed Martin had been contracted to supply Indonesia with eight Lot 9 Modernized Target Acquisition Designations/Sight Pilot Night Vision Sensors (M-TADS/PNVS), as well as spares.


The contract progresses as a Foreign Military Sale (FMS), with deliveries estimated to be complete by 2018.


Washington confirmed in August 2013 that it had agreed to sell eight Apache helicopters to Indonesia. The FMS deal is costed at USD500 million.




Source : Jane's

KMC Komando Menyaingi Produk Eropa

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menyebutkan, pihaknya menggelontorkan dana sekitar Rp 12 miliar untuk riset dan membangun Kapal Motor Cepat (KCM) Komando.
 

Menurutnya, dengan kapal sejenis yang dijual Finlandia harganya mencapai dua kali lipat atau Rp 24 miliar.
 

"Biayanya Rp12 miliar dari mulai riset hingga pemasangan senjatannya," kata Budiman dalam peluncuran KMC Komando, di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara, Selasa (29/4/2014).
 

Budiman menjelaskan, dengan spesifikasi yang sama dirinya mengklaim kapal buatan TNI AD mampu meyaingi negara di Eropa tersebut.

Menurutnya, saat ini TNI AD sedang menggarap 10 unit KMC Komando. Dua unit hasil pesanan 2013 telah selesai dan diuji coba tadi pagi. Sementara itu, delapan unit akan hadir pada tahun ini.
 

"Mudah-mudahan Juni selesai," ujarnya.
 

Budiman pun mengaku puas dengan performa yang ditunjukan oleh KMC Komando pada uji coba tadi pagi.
 

"Hasilnya sangat memuaskan. Kecepatan tinggi bisa tepat sasaran. Hasilnya sangat bagus," katanya.
 

Diketahui hari ini TNI AD melakukan uji coba peluncuran KCM. Selain mampu bermanuver dengan lihai di atas air, alat utama sistem senjatanya (alutsista) mampu menembakan peluru dengan akurasi yang tinggi walau sedang dalam kecepatan maksimal.



Sumber : Tribunnews

SBY Senang Indonesia Bangun Kekuatan Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan Indonesia membangun kekuatan pertahanan, selama periode 2010-2014.

SBY menyebutkan, periode itu adalah era pembangunan sistem pertahanan secara besar-besaran di negeri ini, sejak merdeka pada 1945.


"Pertahanan negara itu penting. TNI terus kita bangun, peningkatan anggaran spektakuler hampir mencapai 400 persen. Itu patut kita syukuri," kata SBY saat berpidato pada pembukaan Musrenbangnas 2014 di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).


Dia menyebutkan, pada 2004, anggaran untuk TNI sekitar Rp 21,4 triliun. Kini seiring meningkatnya perekonomian nasional, alokasi dana untuk TNI mencapai Rp 84,4 triliun.


Peningkatan itu mendorong Indonesia membeli alat utama sistem senjata (alutsista), di antaranya, pesawat tempur, helikopter, pesawat angkut, rudal pertahanan, kendaraan tempur taktis, kendaraan berlapis baja, dan kapal cepat.


"Ini sangat membanggakan. Kita juga mendorong industri pertahanan kita untuk makin maju dan bisa bersaing dengan negara lain," kata dia.


Selain itu, Indonesia juga aktif berkontribusi dalam perdamaian dunia.


Saat ini Indonesia berada di peringkat 17 dan berpeluang menembus angka 10 besar dunia. "Kita juga telah mengirim pasukan pemelihara perdamaian di bawah PBB sebanyak 1815 personel. Ini adalah prestasi yang membanggakan," kata SBY. 




Sumber : BeritaSatu

Modernisasi Alutsista Indonesia Belum Capai 50% MEF

JAKARTA-(IDB) : Kendati modernisasi berupa pengadaan, dan peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI telah berjalan, namun, pertahanan Indonesia belum mencapai 50% kekuatan pertahanan minimum (minimum essensial force/MEF). Alasan utamanya disebabkan minimnya anggaran pertahanan yang alokasinya belum mencapai 2% dari produk domestik bruto (PDB).

Hal itu diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selaku, Ketua High Level Committee (HLC) dalam acara pemaparan Perkembangan Modernisasi Alutsista TNI kepada Pemimpin 

Redaksi Media Massa, di Gedung Jenderal TNI M Yusuf, Jakarta, Selasa (29/4) malam.


“Belum. Tetapi sudah memenuhi sekitar 40% kekuatan minimum. Karena anggaran belum optimal maka kita mengambil yang paling fokus dulu pada alutsista bergerak. Fokusnya kita sudah dapat dan memang anggarannya tinggi sekali,” katanya.


Alutsista bergerak yang dimaksud adalah kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, termasuk kapal selam. Dengan begitu, kendati belum optimal, pertahanan Indonesia sudah mengalami perbaikan. Sebab alutsista yang ada sekarang ini sudah mampu mengimbangi kekuatan regional.


“Kita sudah sukses dalam transfer teknologi, secara keseluruhan persenjataan kita sudah kuasai, teknologi sedang dalam proses, termasuk pembuatan pesawat,” ujarnya.


Adapun alutsista yang diadakan sebagaimana rencana strategis (Renstra) tahun 2010-2014 baik untuk darat, udara, dan laut, beberapa di antaranya yang dibeli dari luar negeri adalah 16 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, 180 tank kelas berat Leopard dan Marder dari Jerman, 37 unit meriam 155 MM Howitzer dari Prancis, 38 unit Rudal MLRS dari Brasil, 3 unit kapal selam dari Korsel, dan 8 unit helikopter serang Apache dari Amerika Serikat.


Beberapa alutsista yang ditargetkan bakal rampung sehari sebelum hari TNI yang jatuh pada 5 Oktober yang diproduksi di dalam negeri antara lain kapal angkut Leopard, 23 unit tank retrofit AMX-13 , 3 unit pesawat CN-235 MPA, dan 5 panser BTR-4.


Menurutnya, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju maka memerlukan komponen-komponen pendukung seperti politik bermartabat, ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, dan kemampuan pertahanan yang bisa melindungi kedaulatan nasional. Artinya, kekuatan ekonomi perlu diimbangi dengan kekuatan pertahanan.


Dirinya berharap, pemerintah selanjutnya dapat melanjutkan Renstra 2015-2019 agar program pertahanan terus berjalan mengingat teknologi militer sifatnya dinamis. Tantangan yang bakal dihadapi ke depan adalah pembangunan infrastruktur pertahanan dalam negeri yang sejauh ini belum memadai.


Dengan demikian, untuk mencapai target pertahanan yang maksimal memerlukan kebijakan politik yang tepat serta kemampuan keuangan yang memadai.


“Kita ingin menjadi negara yang ekonominya maju tetapi kita tidak mau kalau teknologi militer kita maju padahal, suatu negara yang kuat harus memiliki komponen-komponen pendukung yaitu, politik yang bermartabat, ekonominya memenuhi kebutuhan dasar, dan kemampuan pertahanan yang bisa melindungi wilayah nasionalnya,” ujarnya.


Menurutnya, untuk sekarang ini, kekuatan pertahanan Indonesia sudah setara dengan negara-negara di Eropa. Ukurannya adalah varian teknologi alutsista yang dimiliki Indonesia dapat mengimbangi alutsita negara-negara Eropa.


“Untuk mengukur alutsista adalah varian teknologi. Memang bisa saja kita memiliki banyak senjata tetapi kalau teknologinya lama, ya percuma. Varian teknologi kita sudah sama dengan negara di Eropa, apakah itu alutsista laut, udara, dan darat kita setara,” katanya. 



Sumber : BeritaSatu

Elang Khatulistiwa Latihan Air Refueling

SUPADIO-(IDB) : Lanud Supadio sabagai salah satu pengawal dirgantara yang berhome base di Bumi Khatulistiwa melaksanakan latian Air Refueling, (29/04) guna meningkatka kemampuan satuan. Latihan ini merupakan akumulasi dari latihan tingkat perorangan, tingkat satuan yang berguna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi.  Oleh sebab itu latihan ini dilaksanakan dengan sungguh – sungguh sesuai dengan protap yang ada.

Salah satu kekuatan udara yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, untuk itu latihan ini juga bermanfaat sebagai sarana meningkatkan dan mengasah ketrampilan para penerbang Skadron Udara 1 dengan pesawat Hawk 100/200.

Menurut Danlanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Tedi Rizalihadi, Latihan Air Refueling ini merupakan latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Latihan ini diperlukan apabila seorang penerbang sedang melaksanakan pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu pulang ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara (air refueling).

Disisi lain, lanjutnya dengan adanya pengisian bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga  penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.   Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.




Sumber : TNI AU

Berita Foto : Kunjungan KASAL Ke Lebanon

BEIRUT-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengunjungi prajurit TNI yang sedang bertugas sebagai peacekeepers di Libanon beberapa waktu lalu. KSAL menyampaikan rasa bangga terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda.

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda memberikan penghormatan kepada KSAL Laksamana TNI Marsetio.

KSAL disambut oleh Komandan Kontingen Garuda Unifil Kolonel Inf Adipati Karnawijaya beserta Dansatgas Kontingen Garuda lainnya, di antaranya Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi, Dansatgas MPU Konga XXV-F/Unifil Letkol Cpm Andri Gunawan, Dansatgas FPC Konga XXVI-F2/Unifil Letkol Inf Aulia Dwi, serta Dansatgas MCOU Konga XXX-D Mayor Arm Ezra Nathanael. 
KSAL saat tiba di Soedirman Camp, Naqoura, Libanon Selatan. 
KSAL Laksamana TNI Marsetio mendapat penjelasan dari Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi.



Sumber : Detik

Berita Foto : Panglima TNI Terima Tim Wanadri

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima tim penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri. Wanadri menyampaikan memiliki kegiatan di Sungai Kluet, Kabupaten Aceh Selatan, dengan tema 'Krueng Kluet, Meretas Nasionalisme Pemuda dari Barat Indonesia'.

Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Aster (Asisten Teritorial) Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiarta Garjitha, S.H. dan Kapuspen (Kepala Pusat Penerangan) TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya menerima audensi tim penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri yang dipimpin oleh M. Ilham Fauzi selaku Ketua Dewan Pengurus Wanadri XXIII, bertempat di Mabes Cilangkap Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dalam pertemuan tersebut, M. Ilham Fauzi menyampaikan bahwa Wanadri memiliki kegiatan yang akan dilaksanakan di Provinsi Aceh Darussalam, khususnya di Sungai Kluet, Kabupaten Aceh Selatan, dengan tema "Krueng Kluet, Meretas Nasionalisme Pemuda dari Barat Indonesia".
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk ekspedisi penjelajahan dan pengarungan sungai antara pemuda Jawa Barat dan Aceh Selatan tersebut, merupakan kegiatan alam bebas, seperti penjelajahan, pendidikan, kemanusiaan dan perlindungan alam dengan titik kumpul di Desa Jambo Papeun, Kecamatan Meukek dan berakhir di Desa Lawemelang, Kecamatan Kluet Utara, Provinsi Aceh.
Sumber : Detik

Pemberangkatan Satgas Yonif 515 Ke Perbatasan Indonesia - PNG

MALANG-(IDB) : Divisi Infanteri 2 Kostrad kembali mengirimkan  prajurit-prajuritnya untuk diberangkatkan dalam rangka tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini. Pemberangkatan prajurit berjumlah 325 personil ini merupakan sisa pasukan dari pelaksanaan Serpas Satuan Yonif 515/9/2 Kostrad dalam rangka Satgas Pamtas RI-PNG yang diadakan beberapa minggu lalu yang sebelumnya juga diberangkatan sejumlah 325 prajurit.

Berbeda dari pemberangkatan gelombang pertama, dalam pemberangkatan pasukan gelombang kedua ini sisa pasukan yang sejumlah 325 personil dijadwalkan berangkat Senin (28/4) dan Selasa (29/4). 

Pergeseran pasukan ini  berlangsung di Lanud Abd Saleh, tepat pada pukul 04.30 WIB, dengan menggunakan 3 pesawat Hercules. Komandan Brigif 9 Kolonel Inf Wahid Aprilianto ditunjuk untuk mewakili pelepasan pasukan dengan didampingi oleh Waasops Letkol Inf Febriel S. Sikumbang dan Waasintel Letkol Inf Dwi Lagan.




Sumber : TNI

Pramono : Militer Indonesia Harus Ditakuti, Bukan Menakut-Nakuti

JAKARTA-(IDB) : Pramono Edi Wibowo, peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat mendukung modernisasi alutsista militer. Persoalan itu penting guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bagaimana kita menjaga keutuhan NKRI kalau kita tidak kuat. Bagaimana kalau militer kita tidak hebat," kata dia di hotel Grand Sahid Jaya, Minggu (27/4).

Menurutnya militer Indonesia sudah tertinggal dari negara tetangga. Peningkatan segala hal di tubuh militer sangat diperlukan.

"Kita harus ditakuti tapi jangan menakut-nakuti. Undang mereka latihan bersama, ajak patroli perbatasan, dan hilangkan kecurigaan," terang dia.

Di samping itu, menurutnya peremajaan alutsista militer harus sesuai kebutuhan. Hal itu, guna mencegah pembengkakan anggaran.

"Sudah saatnya kita mengganti alutsista yang lebih baik. Militer diberi keleluasaan untuk memilih alutsista yang sepadan harganya," pungkas dia.




Sumber : Merdeka