Pages

Sabtu, April 26, 2014

Putin, Ukraina Dan Militer Rusia

Vladimir Putin (photo:G20.org)
Vladimir Putin

MOSCOW-(IDB) : Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab pertanyaan dari para pakar dan warga Rusia dalam siaran langsung di televisi. Ia berbicara tentang Ukraina, Krimea, Tiongkok, dan hubungan dengan Amerika Serikat. Mantan pegawai CIA, Edward Snowden ikut melontarkan pertanyaan mengenai kemungkinan pemerintah Rusia memata-matai warganya. Acara itu berlangsung selama hampir empat jam, dengan lebih dari 70 pertanyaan dijawab oleh Putin.

Tentang Ukraina Dan Krimea
 
Putin yakin bahwa ada kudeta yang inkonstitusional dan perebutan kekuasaan bersenjata di Ukraina. Pemimpin Rusia tersebut secara tegas membantah semua tuduhan bahwa pasukan Rusia ikut campur dalam peristiwa yang tengah terjadi di Ukraina bagian timur. Putin menganggap sangat penting untuk segera memulai dialog antara otoritas Ukraina saat ini dengan kawasan-kawasan negara tersebut. Ia menekankan bahwa Rusia selalu dekat dengan Ukraina dan bahwa bantuan keuangan yang diberikan kepada negara itu sudah mencapai ratusan miliar dolar.

Sementara mengenai Krimea dan Sevastopol, menurut sang presiden, semuanya jelas diputuskan oleh hasil referendum di semenanjung. Rusia tidak pernah berencana mengambil tindakan militer apapun di Krimea. Rusia sebenarnya siap menjalin hubungan dalam realitas geopolitis saat ini, tetapi mereka terpaksa untuk bertindak karena adanya ancaman nyata terhadap penduduk berbahasa Rusia.

“Ancaman terhadap orang Rusia dan penutur bahasa Rusia konkret dan kasat mata. Ini memaksa mereka untuk memikirkan masa depan Krimea dan meminta bantuan kepada Rusia,” kata Putin.

Putin menyatakan, Armada Laut Hitam yang sekarang ditempatkan di Novorossiysk akan ditransfer ke Sevastopol. Ia berjanji sejumlah besar pembangunan kapal dan perbaikan kapal akan difokuskan pada galangan di Krimea.

Putin menegaskan kembali bahwa Rusia menganggap pemerintahan yang sekarang berkuasa di Ukraina tidak sah. Meski begitu, pihak Rusia tidak menolak untuk melakukan dialog. Putin siap untuk bekerja sama dengan semua pihak demi kelancaran pemilihan umum di Ukraina.

Tentang Kemungkinan Penggunaan Senjata Di Ukraina
 
Putin berharap bahwa ia tidak perlu menggunakan haknya untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina, meski Parlemen Rusia telah memberi izin kepadanya. “Saya sungguh berharap tidak perlu menggunakan hak ini. Semoga cara-cara politis dan diplomatik cukup untuk memecahkan semua masalah pelik di Ukraina saat ini,” kata Putin.

Putin berpendapat bahwa sistem blok sudah kuno. NATO dibuat sebagai lawan Uni Soviet. Uni Soviet telah bubar, tetapi aliansi tersebut tetap ada. Pemimpin Rusia tersebut bertanya-tanya aktivitas aliansi itu sekarang ditujukan untuk melawan siapa dan mengapa NATO memperluas kekuasaannya hingga semakin dekat ke perbatasan Rusia.

“Rusia tidak ingin mewujudkan isu penciptaan aliansi militer-politis dengan Tiongkok. Namun, hubungan kerja sama dengan Tiongkok saat ini berada pada level yang belum pernah tercapai sebelumnya. Hubungan Rusia-Tiongkok di ranah militer menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih besar dari sebelumnya. Saat ini, anggota militer Rusia dan Tiongkok sedang melakukan latihan bersama. Hubungan Rusia-Tiongkok akan menjadi faktor penting dalam politik dunia dan akan sangat memengaruhi hubungan internasional saat ini,” kata sang presiden.

Tentang Alaska
 
Setelah mendiskusikan bergabungnya Krimea ke Rusia, warga Rusia bertanya kepada presiden tentang kawasan lain yang memiliki sejarah terkait Rusia yakni Alaska. Putin menanggapinya dengan tawa, “Mengapa Anda menginginkan Alaska?”.

Putin berkata bahwa Alaska telah dijual pada abad ke-19. “Rusia adalah negara di kawasan bumi utara, dengan 70 persen wilayahnya berada di bagian Utara dan Utara Jauh,” kata Putin. Ia juga mencatat pengelolaan kawasan-kawasan akan menyulitkan dan membebani anggaran negara.

Tentang Gas Dan Minyak
 
Putin mengharapkan resolusi yang sukses untuk masalah transit gas melalui Ukraina. Pemimpin Rusia itu yakin bahwa Eropa tidak dapat menolak untuk membeli gas Rusia karena 30-35 persen kebutuhan gas Eropa dipasok dari Rusia. Sebanyak 90 persen kebutuhan gas Finlandia dipasok oleh Rusia. Sementara di negara lain angkanya berjumlah sekitar 60-70 persen.
 
Rusia bersedia memberi waktu sebulan lagi bagi Ukraina untuk membayar utang pembelian gas. Putin juga menyatakan telah meminta Barat untuk ikut mencari solusi untuk masalah ini.

Pertanyaan Dari Edward Snowden
 
Sebuah pertanyaan video dikirimkan kepada Putin oleh mantan agen intelejen Amerika Serikat, Edward Snowden, yang mengungkap penyadapan pemerintah Amerika Serikat terhadap semua warganya. Snowden ingin tahu apakah Rusia juga melakukan penyadapan seperti itu.

Putin berkata bahwa pengawasan massal terhadap penduduk, sebagaimana yang dilakukan di Amerika Serikat, tidak mungkin terjadi di Rusia. Ia mengingatkan bahwa penggunaan peralatan khusus oleh dinas khusus Rusia, termasuk penyadapan telepon dan pengawasan terhadap internet diatur dengan tegas oleh hukum. Untuk melakukan hal tersebut, pemerintah harus mendapatkan perintah pengadilan yang semestinya. “Dalam skala yang massal seperti itu, skala yang tidak terkontrol, kami jelas melarangnya. Dan saya harap kami akan selalu melarangnya,” terang Putin

Tentang Teknologi Militer Rusia 2014
 
Layner, Rudal Balistik Baru Kapal Selam Rusia,Mengutip sebuah sumber industri pertahanan Rusia, Interfax melaporkan bahwa rudal balistik ‘Layner’ (Liner) yang baru telah digunakan oleh armada kapal selam Rusia. Rudal ini mulai dipasang pada awal 2014. Kabarnya, hulu ledak rudal ‘Layner’ lebih hebat dari yang dimiliki Bulava.

Kapal Selam Terbaru
 
Kapal selam strategis kelas ‘Delfin’ di Armada Utara akan dipersenjatai dengan rudal ‘Layner’. Hal itu memungkinkan barisan APL (Atomnykh Podvodnykh Lodok, kapal selam nuklir) menjaga kesiapan tempur Rusia setidaknya hingga tahun 2025 sampai 2030

Program uji rudal balistik ‘Layner’ selesai pada Oktober 2011. Peluncuran uji rudal dilakukan dua kali dan keduanya dianggap sukses. Rudal balistik ‘Layner’ yang baru ini diharapkan akan digunakan bersama rudal balistik ‘Sinyeva’ yang telah dimodernisasi sebagai bagian dari sistem persenjataan kapal selam kelas ‘Delfin’.

Menurut sumber terbuka, R-29RMU2.1 ‘Layner’ memiliki panjang sekitar 15 meter, diameter 1,9 meter dan berat luncur lebih dari 40 ton metrik. Sistem rudal ‘Layner’ memungkinkan tembakan serentak atau tembakan tunggal ketika bergerak pada kedalaman hingga 55 meter dan kecepatan hingga tujuh knot

Menurut seorang perwakilan armada, penggunaan ‘Layner’ memang dibutuhkan, sambil menunggu kapal selam proyek 955 generasi baru kelas ‘Borey’ dengan rudal ‘Bulava’ selesai dan bisa digunakan. “Angkatan laut strategis Rusia terus mengikuti perkembangan zaman. Dua kapal selam kelas ‘Borey’ telah mulai digunakan dan yang ketiga masih diuji negara, sementara yang keempat baru dibangun,” kata sang perwakilan armada tersebut.

Superkomputer Untuk Kebutuhan Militer
 
Sebuah komputer dengan kemampuan pemrosesan 1,2 petaflop tengah dikembangkan di Fryazino, sebuah kota kecil di luar Moskow. Komputer tersebut akan dapat melakukan operasi 1,2×1015 per detik. Saat ini, hanya ada beberapa komputer dengan kekuatan seperti itu di dunia. Menurut Andrey Zverev, Direktur Umum Perusahaan Induk Roselektronika yang mengembangkan teknologi tersebut, fitur utama yang membedakan komputer tersebut dari komputer lain adalah basis komponen kritisnya, termasuk prosesor, akan terdiri dari produk yang dikembangkan di Rusia. Pada tahap pertama, produksi komponen dan mikroelektronik untuk superkomputer ini mungkin akan dilakukan di Asia Tenggara. Namun, semua hak patennya akan menjadi milik Rusia.

Yars, Rudal Yang Tak Dapat Terdeteksi Musuh
 
Peluru kendali balistik darat bergerak, Topol-M, dan peluru kendali balistik terbaru, Yars, dilengkapi dengan mesin taktikal canggih dan penyamaran (myoma) sehingga dapat terlindung dari pengintaian musuh.Juru bicara Divisi Roket Strategis Rusia (DRSR) di Ivanovskaya Oblast menyatakan telah melakukan uji coba trik dan metode baru untuk menyembunyikan dan membuat replika rudal-rudal balistik. “Peluncur rudal balistik berpindah-pindah setiap hari dan divisi teknik militer menggunakan teknik pengalihan milik myoma pada lokasi yang ditinggalkan untuk mengelabui musuh,” terang Insinyur Utama Divisi Teknik DRSR, Letkol Henry Gaidukevich.

Pesawat Pengebom Sukhoi Su-34
 
Pembelian 32 pesawat bom Sukhoi Su-34 merupakan salah satu kemajuan yang dicapai oleh angkatan udara Rusia dalam bidang persenjataan baru-baru ini. Pesawat tersebut menandai pembaharuan senjata angkatan udara Rusia pada 2013.

Dengan berat take-off hampir 50 ton, Sukhoi Su-34 dapat melakukan gerakan aerobatik, beraksi sebagai pesawat tempur-pencegat dan mengebom target kecil secara akurat dengan mudah.
 
Militer Rusia berencana untuk membeli setidaknya 120 buah pesawat ini. Dua pesawat pengebom pertama dibeli angkatan udara dengan harga 1,8 miliar rubel (sekitar 51,7 juta dolar AS). Sebagai perbandingan, Angkatan Misil Strategis mengeluarkan biaya 5 miliar rubel (143,6 juta dolar AS) untuk enam rudal balistik antarbenua modern Topol-M.

Pesawat Sukhoi Su-34 dapat membawa delapan ton bom dan peluru kendali dengan tingkat akurasi tinggi di segala jenis cuaca dan waktu. Perlindungan kokpit dan komponen vital pesawat telah diperkuat sehingga Su-34 dapat menahan kerusakan yang lebih parah daripada pesawat lain di kelasnya. Pesawat ini juga dirancang dengan mempertimbangkan kemudahan pembaruan suku cadang, sehingga dapat bertahan hingga 30-35 tahun.

Misil Iskander-M
 
Angkatan darat Rusia pertama kali mendapatkan sistem taktis Iskander-M sebanyak dua brigade misil komplet pada 2013. Sebelumnya, sistem yang digunakan dalam pertempuran hanyalah beberapa divisi yang terpisah dari sistem taktis tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pihak mereka telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membalas ancaman dari sistem misil pertahanan Amerika Serikat yang diletakkan di Eropa Timur. Rusia juga sudah menempatkan misil Iskander-M di kawasan Kaliningrad. Misil-misil itu dimuat di dalam sebuah truk dan memiliki jangkauan lebih dari 500 km serta kecepatan meluncur dua kilometer per detik. Setiap misil dapat dipasangi hulu ledak nuklir, baik secara konvensional maupun klaster.

Iskander dapat menghancurkan misil, artileri jarak jauh, sistem pertahanan udara, pesawat di lapangan terbang, area bawah tanah, pos komando dan komunikasi, serta sasaran-sasaran penting lain dengan efektif. Untuk meningkatkan rasio mematikan sasaran bersenjata berat, sistem ini memiliki solusi teknis kompleks yang memungkinkan misil-misilnya dapat mengatasi sistem pertahanan udara atau pertahanan misil musuh yang hampir sama dengan yang ada pada Topol-M.

Sistem balik misil Rusia ini juga sangat sensitif sehingga dapat mengenai sasaran dengan akurasi kurang lebih dua meter, baik untuk sasaran yang berada di bawah tanah, berukuran kecil, tipe area, objek yang bergerak, bahkan saat kondisi malam yang sangat gelap ketika tidak ada penerangan alami.

Kapal Selam Severodvinsk
 
Angkatan laut Rusia membeli tiga kapal selam nuklir generasi masa depan, dua di antaranya adalah kapal selam misil balistik kelas Borei Project 955 yang dilengkapi dengan misil strategis Bulava (Yury Dolgorukiy dan Alexander Nevsky) dan Severodvinsk, sebuah kapal selam kelas Yasen Project 885 yang akan menggantikan beberapa kelas kapal selam bersenjata yang ada saat ini.Para ahli menganggap kapal selam kelas Yasen sebagai inovasi besar di bidang pembangunan kapal selam. Profil deraunya unggul dibanding kapal selam proyek Akula dan lebih tenang dibandingkan dengan kapal selam nuklir Amerika terbaru kelas Seawolf.

Severodvinsk mampu membawa beberapa jenis misil jelajah dan torpedo, salah satunya misil jelajah supersonik Yakhont. Yakhont merupakan pakem bagi misil hipersonik Zircon yang saat ini sedang dikembangkan. Dengan berbagai senjata pembombardir, kapal selam ini dapat memburu kapal pengangkut pesawat musuh dan melakukan serangan misil besar-besaran kepada sasaran di pantai dengan mudah.





Sumber : JKGR

Indonesia Akan Dirikan Fasilitas Design Kapal Perang

SURABAYA-(IDB) : Indonesia akan segera mendirikan fasilitas desain kapal perang di Surabaya. Lokasinya sangat mungkin akan bertempat di salah satu perguruan tinggi negeri di kota yang menjadi basis utama kekuatan laut Indonesia. 
Tujuan dari pendirian fasilitas itu adalah untuk menjadi pusat desain kapal perang bagi Indonesia, apapun jenis kapal perang itu. Pusat desain tersebut nantinya akan menyerahkan hasil desain kepada galangan kapal yang diserahi oleh pemerintah untuk membangun suatu kelas kapal perang.
Eksistensi pusat desain kapal perang memang suatu keharusan bagi Indonesia. Selama ini desain kapal perang sepenuhnya diserahkan kepada produsen kapal perang berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh pengguna akhir. Namun demikian, ada hal yang harus diperhatikan dengan pembangunan fasilitas tersebut.
Galangan kapal perang seperti PT PAL Indonesia mempunyai pusat desain sendiri, di mana salah satunya adalah mendesain kapal perang yang akan dibangun oleh galangan itu. Agar tidak memunculkan tumpang tindih, sebaiknya harus ada sinergi antara pusat desain milik galangan kapal dengan pusat desain kapal perang yang dimiliki atau di bawah pengawasan Departemen Pertahanan.
Selain itu, keberadaan fasilitas desain kapal perang harus pula mampu mengembangkan filosofi kapal perang Indonesia. Hal itu bersifat sangat penting karena filosofi itulah yang akan menentukan desain kapal perang. Selama ini tak jelas filosofi kapal perang yang dianut oleh Indonesia.
Sumber : Torpedo

Batalyon Komando 465 Paskhas Brajamusti Latihan Tingkat Batalyon

PONTIANAK-(IDB) : Batalyon Komando 465 Paskhas Brajamusti melaksanakan Latihan Tingkat Batalyon, dimana Latihan ini adalah merupakan lanjutan dari latihan tingkat perorangan dan kelompok Pontianak, Rabu (23/04).

Komandan Batalyon Komando 465 Paskhas Letkol Psk Soleh, S.Pd., M.M, secara resmi membuka Latihan Tingkat Batalyon, dan dalam sambutannya menekankan kepada para Pelatih dan Kolat agar melaksanakan dengan serius sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh para Bintara Pelatih di tiap-tiap Kompi dan pemberi materi.

Komandan Batalyon Komando 465 Paskhas juga menekankan agar Latihan dilaksanakan dengan semangat dan dedikasi yang tinggi serta mengutamakan safety (keamanan). Parjurit Batalyon Komando 465 Paskhas dapat menjaga sikap dan kesopanan dengan masyarakat sehingga dapat memberikan empati dan perhatian dari masyarakat agar dengan adanya Latihan ini  diharapkan masyarakat akan merasa lebih dekat, aman, dan terlindungi oleh TNI.

Latihan akan dilaksanakan selama 6 hari, dengan medan dan tempat Latihan dilaksanakan di sekitar Desa Rasau Jaya Umum yang memiliki karateristik daerah yang berawa dan semak belukar yang cukup tinggi dan padat.




Sumber : TNI

Photos News : Chinese Indonesian Marines Conduct Light Arms Firing Training

QINGDAO-(IDB) : The picture shows that the Indonesia special operation members are introducing the use of light arms to their Chinese counterparts. Six special operation members of the Indonesia Navy participating in the multi-national maritime joint exercise codenamed "Maritime Cooperation 2014" boarded the amphibious dock landing ship “Changbaishan” of the Navy of the Chinese People’s Liberation Army (PLAN), and carried out exchanges on light arms fire with Chinese marines off the coast of Qingdao, east China's Shandong province, on the morning of April 23, 2014.

The officers and men of the two sides are exchanging the methods to use light arms. Six special operation members of the Indonesia Navy participating in the multi-national maritime joint exercise codenamed "Maritime Cooperation 2014" boarded the amphibious dock landing ship “Changbaishan” of the Navy of the Chinese People’s Liberation Army (PLAN), and carried out exchanges on light arms fire with the Chinese marines off the coast of Qingdao, east China's Shandong province, on the morning of April 23, 2014.

The picture shows a scene of the officers and men of the two sides in light arms firing training. Six special operation members of the Indonesia Navy participating in the multi-national maritime joint exercise codenamed "Maritime Cooperation 2014" boarded the amphibious dock landing ship “Changbaishan” of the Navy of the Chinese People’s Liberation Army (PLAN), and carried out exchanges on light arms fire with Chinese marines off the coast of Qingdao, east China's Shandong province, on the morning of April 23, 2014. 




Source : Chinamil

Indonesian Delegation Visits Submarine Academy In Qingdao

China’s submarine forces have made remarkable progress through technological improvements in training over long-distances and combat capabilities

QINGDAO-(IDB) : On the sidelines of the ongoing West Pacific Naval Symposium in China’s eastern city of Qingdao, the Chinese People’s Liberation Army Navy has arranged a number of exchange programs with foreign naval delegations. It hopes to expand its exchanges with foreign navies and establish a good image on the world stage. CCTV reporter Han Bin follows one delegation from Indonesia. They got the chance to visit one of the PLA’s key institutions, which has trained some 100,000 sailors and commanding officers for China’s submarine force.

Visiting the cradle of China’s submarine commanders. The PLA Navy Submarine Academy is receiving visiting cadets and officers from the Indonesia Naval Academy.

Rear Admiral Zhi Tianlong, president of PLA Navy Submarine Academy, said, "Such exchange is helpful to broaden students’ visions and enhance our friendship."

The academy is one of the military institutions that have opened up, receiving quite a number of foreign delegations. But for the Indonesian students, this is their first experience getting so close to Chinese training facilities. They say they’ve been very impressed.

Danu Umbara, Cadet of Indonesian Naval Academy, said, "This is very great, because in Indonesia, there’s not a submarine academy like this."

"People is very kind, and all the facilities are very good here," Andaru On, cadet of Indonesian Naval Academy.

Cabin for the training room, hyper pressure oxygen chamber, and submarine maneuver laboratories, These were all formerly guarded secrets of China’s submarine training system. All submarine sailors and commanding officers have gone through this kind of simulation test before serving the fleet.

Over the past few decades, China’s submarine forces have made remarkable progress through technological improvements in training over long-distances and combat capabilities.

Many Indonesian students expressed their willingness to study here one day, and learn from the Chinese officers. While the Chinese students say they also hope to visit Indonesia’s military facilities in the future.

Qu Bingchen, cadet of PLA Navy Submarine Academy, Qingdao, said, "I think it’s great that we can make friends and develop the friendship between our two navies."

The head of this delegation, Commander Bambang, praised the PLA’s growing openness, and hopes that one day, these cadets could come back as commanding officers of the Indonesian Navy.

Foto2 Indonesian Naval Academy students visit PLA Navy Submarine Academy from Chinamil :




Source : CNTV

Panglima TNI : Integrated Armed Forces Diklat Utama Negara Maju

JAKARTA-(IDB) : Integrated Armed Forces merupakan suatu hal yang menarik dan tepat, karena joint pattern merupakan suatu isu pelatihan dan pendidikan utama bagi negara maju, bahkan pasukan khususnyapun digabungkan dalam suatu tim operasi gabungan.

Demikian sepenggal sambutan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam acara penyerahan Jabatan Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E. selaku Kasum TNI (dalam rangka pensiun) kepada Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat (25/4/2014). Penyerahan jabatan tersebut didasarkan pada surat perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1011/IV/2014 tanggal 23 April 2014.

Pemanfaatan elite sipil dalam rencana kampanye maupun rencana kontijensi pada operasi gabungan sudah dilakukan dalam rangka joint civil-affairs, joint civil-military operation dan joint military operations. Menurut Panglima TNI, konsep kerjasama ini didefinisikan sebagai meta gabungan, yang bukan hanya gabungan antar angkatan saja.

Inilah kiranya basis pemikiran TNI yang harus diekspresikan pada pemerintahan baru nanti, mulai dari tataran konsep hingga implementasinya. Keberadaan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) harus menjadi basis pembagian kompartemen strategis yang cukup logis, sebagai kriteria untuk pembagian komando gabungan, dengan asumsi bahwa dua atau lebih komando gabungan akan menerima beban tugas yang besar terhadap axis ancaman terdekat, baik di tingkat nasional maupun regional.

Dalam kaitan tersebut, Panglima TNI menjelaskan bahwa TNI harus melakukan rasionalisasi gelar kekuatan secara jelas. Berhitung sederhana, bila ancaman simetrik sementara belum ada, atau masih berada pada tataran most likely no symmetric’s threat, maka fokus area strategi TNI harus diarahkan pada empat small scale conflict atau boleh saja disebut medium scale conflict, empat titik seperti Aceh, Maluku, Papua dan Poso. “Hal ini sangat masuk akal, mengingat ancaman asimetrik dan skala konflik dari terendah sampai menengah melekat dalam perusuh di keempat wilayah tersebut”, ujar Jenderal Moeldoko.

Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain : Wakasad Letjen TNI M. Munir, Wakasal Laksdya TNI Hari Bowo, Wakasau Marsdya TNI Sunaryo, Irjen TNI Letjen TNI Geerhan Lantara, Dansesko TNI Marsdya TNI Ismono Wijayanto dan para Asisten Panglima TNI serta Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya.




Sumber : Poskota