Pages

Sabtu, April 19, 2014

Tim COE Inspeksi Perlengkapan Kontingen Garuda TNI

BEIRUT-(IDB) : Tim COE (Contingent Owned Equipment) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) melakukan inspeksi terhadap perlengkapan Kontingen Garuda TNI di Lebanon, yaitu Satgas Indo FPC (Indonesia Force Protection Company) TNI Kontingen Garuda XXVI-F2/Unifil dan Satgas FHQSU (Force Headquarter Support Unit) Kontingen Garuda XXVI-F1/Unifil, di lapangan Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon Selatan.

Tim COE Unifil yang berasal dari kalangan sipil dan militer serta mempunyai latar belakang spesialisasi sesuai bidang masing-masing dipimpin Mr. Ajmal Khan. Kedatangannya beberapa waktu lalu itu disambut langsung oleh Komandan Satgas Indo FPC, Letkol Inf Aulia Dwi Nasrullah, didampingi Perwira Seksi Logistik (Pasilog) Satgas, Kapten Inf Angga Nugraha beserta para perwira staf, di ruang briefing Sudirman Camp Green Hill, Naqoura.

Kegiatan inspeksi meliputi perlengkapan Komunikasi yang terdiri dari radio komunikasi VHF/UHF-FM, HF dan Telephone. Untuk Engineer meliputi Accomodation, Minor Engineering, Field Defense Stores dan Electrical.

Untuk bidang Transport meliputi Support Vehicle and Trailers serta MTO meliputi EOD (Explosive Ordnance Disposal), Armaments, Ammunition, Combat Vehicles dan Logistics Equipment.

Sedangkan inspeksi Force Medical meliputi Medical, Hygiene dan Sanitiation serta terakhir Force Fire Marshal meliputi Basic Fire fighting dan Fire Detection serta Alarm System.

Unifil sebagai perwakilan PBB di wilayah Lebanon menuntut seluruh satuan yang dikirimkan oleh negara-negara pengirim atau Troops Contributing Country (TCC) memiliki kesiapan operasional sesuai standar yang telah ditetapkan, baik kesiapan personel, materiil maupun perlengkapannya.

Pada pemeriksaan COE kali ini, Satgas Indo FPC Kontingen Garuda XXVI-F2/Unifil dan Satgas FHQSU Kontingen Garuda XXVI-F1/Unifil merupakan inspeksi periodik yang kedua, sehingga dengan pengalaman COE sebelumnya telah menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Dari keseluruhan inspeksi yang dilakukan oleh Tim COE, secara umum berjalan dengan lancar dan memuaskan.

Ketua Tim COE Mr. Ajmal Khan pada kesempatan de-briefing, menyampaikan terimakasih atas kesiapan, pelayanan, koordinasi serta kerjasamanya selama inspeksi sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan pemeriksaan. “Hasil dari seluruh rangkaian kegiatan pemeriksaan secara umum, Kontingen Garuda TNI memenuhi standar inspeksi terhadap kesiapan operasional ini”, ujarnya.

Sementara itu, Komandan Satgas Indo FPC, Letkol Inf Aulia Dwi Nasrullah mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota, terutama staf yang terlibat langsung dalam kegiatan ini.




Sumber : LensaIndonesia

Peluru Frangible Hasil Karya Mahasiswa ITS

SURABAYA-(IDB) : Vicko Gentantyo Anugraha, mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS yang memberanikan diri mengikutsertakan hasil riset tugas akhirnya berupa peluru frangible berhasil menjadi juara dalam lomba karya tulis bertemakan pertahanan nasional yang diadakan oleh TNI AD.

Vicko mengenalkan peluru frangible yang belum pernah diproduksi di Asia. Tak disangka, Vicko berhasil menyabet juara pertama dari 134 peserta yang berasal dari berbagai kalangan.


Bermula dari ajakan senior tiga tahun lalu untuk mengikuti Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM), Vicko dikenalkan tentang peluru frangible yang memiliki berbagai keunggulan. Ia mengangkat riset tersebut dalam tugas akhirnya.


Di tengah Vicko melakukan riset, salah seorang temannya memberitahukan lomba yang diadakan TNI AD. “Kebetulan sekali saya sedang melakukan riset mengenai itu. Temanya pun mengenai sistem pertahanan nasional,” ujar Vicko.


Dalam pengerjaan peluru frangible, ia mengaku banyak dibantu oleh teman dalam tim riset tugas akhirnya, Paiman Joni. “Kami banyak berdiskusi dan terkadang mengerjakan bersama,” ujar Vicko. Selain itu, Vicko mendapat arahan dari dosen pembimbing risetnya, Dr Widyastuti SSi MSi yang telah terlebih dulu menekuni sistem pertahanan.


Vicko menjelaskan berbagai keunggulan peluru frangible, salah satunya adalah komposisi penyusun serbuk peluru. Jika biasanya timbal yang menjadi penyusunnya, Vicko menggantinya dengan tembaga. Pasalnya, timbal merupakan zat berbahaya jika sampai kontak langsung dengan manusia.


Menurut Vicko, peluru frangible lebih membahayakan daripada peluru biasa, tapi lebih aman. ”Sebab, peluru biasa akan menimbulkan back-splash ketika membentur benda keras dan membahayakan orang sekitar,” ujar Vicko.


Peluru biasa akan mempunyai 2 kemungkinan, kalau tidak back-splash, maka akan menembus tubuh. Sedangkan peluru frangible mampu hancur ketika mengenai permukaan keras atau mengenai tubuh, sehingga disinyalir akan lebih merusak ketika mengenai tubuh sasaran.


”Pelurunya akan mancep dan akan pecah dalam tubuh,” tambahnya. Karenanya, peluru frangible ini akan diaplikasikan dalam ruangan tertutup, misalnya evakuasi terorisme.


Dalam perlombaan itu sendiri, awalnya, Vicko tak mengetahui bahwa dirinya lolos menjadi 12 besar dari 134 peserta dengan kategori umum. Melalui info dari salah seorang temannya seminggu sebelum pengumpulan terakhir, ia baru mengetahuinya sehingga harus membuat produk jadi sesuai persyaratan lomba dalam waktu yang sebentar.


Merasa tidak sanggup, Vicko pun menghubungi pihak TNI AD bahwa Ia tidak siap mengikuti tahap selanjutnya. “Saya sudah pasrah kala itu. Hingga H-3 saya dihubungi pihak TNI AD bahwa saya harus mengikuti tahap selanjutnya di Jakarta 3 hari lagi,” ujar Vicko.


Tak ayal, dalam waktu yang singkat, Vicko hanya mampu membuat pellet peluru saja. Tak hanya itu, ketika akan melakukan presentasi, Vicko terjebak macet parah di Jakarta.


“Ketika saya datang, semua juri sudah bergegas pulang. Yang semula saya adalah kontestan pertama yang maju presentasi, akhirnya saya menjadi kontestan terakhir yang presentasi ketika itu,” kenang Vicko.


Namun, usahanya pun membuahkan hasil, Vicko menyabet juara pertama dalam ajang tersebut. Ia mengalahkan para kontestan lain yang lebih ahli. Para kontestan itu diantaranya mahasiswa S2, dosen, dan para ahli dalam bidang persenjataan.


Vicko pun berharap pemerintah dapat mengapresiasi karya-karya pemuda di Indonesia yang ia yakini sangat hebat. “Sayang sekali kalau tidak diapresiasi oleh negara sendiri. Kalau negara lain mengetahui kemampuan pemuda kita, pasti ditarik ke luar negeri,” ujar Vicko.


Diminati Pindad


Usai menjadi juara pertama dalam ajang yang berkaitan pertahanan dan keamanan nasional, hasil riset Vicko dilirik oleh perusahaan persenjataan milik Indonesia, PT Pindad (persero). Menurut Pindad, peluru yang sangat langka di Indonesia tersebut akan menjadi sesuatu yang baru dan unik dalam industri pertahanan dan keamanan di Indonesia. Perusahaan ini menjanjikan untuk mengadakan uji tembak dalam waktu dekat.


Usai uji tembak, PT Pindad mencanangkan untuk produksi masal, tetapi hanya untuk case yang spesial. “Masih ada bimbingan lanjutan dari TNI AD. Jika terjalin kontrak kerjasama, akan dilakukan dengan persetujuan dari TNI AD dahulu,” ujar Vicko.




Sumber : IP

Cina Genjot Militerisasi Luar Angkasa

Cina tidak lagi berbasa-basi soal ambisinya merangsek ke luar angkasa. Presiden Xi Jinping mendorong militerisasi antariksa dengan menggabungkan militer dan dinas luar angkasa negeri itu. 

BEIJING-(IDB) : Cina untuk pertama kalinya mengungkap motif militer di balik program luar angkasanya yang ambisius. Dalam kunjungan ke markas Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing, Xi mendesak penggabungan Angkatan Udara dengan dinas luar angkasa, "dan meningkatkan kapasitas serangan dan pertahanan," kata Xi seperti dilansir kantor berita Xinhua.


Harian pemerintah, China Daily, mengutip wakil pemred mingguan "Aerospace Knowledge," Wang Ya'nan, bahwa "Cina harus bereaksi terhadap realita. AS sedang berupaya menggabungkan angkatan udara dan dinas luar angkasa. Negara lain juga sedang bergerak ke arah militerisasi luar angkasa."
 

"Kendati Cina bersikeras program antariksanya bertujuan damai, kita harus memastikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengimbangi operasi luar angkasa oleh negara lain," kata Wang Ya'nan.
 
Cina VS AS Di Antariksa
 

X-37B AS
Layaknya Amerika Serikat, militer Cina yakin luar angkasa akan menjadi elemen penting dalam perang di masa depan.


Cina selama ini mengklaim program antariksa-nya bertujuan damai. Namun klaim tersebut dimentahkan usai militer negeri tirai bambu itu menggunakan rudal untuk menghancurkan salah satu satelitnya di orbit bumi. Beijing mengabaikan suara protes dari dunia internasional karena aksi tersebut dinilai bisa membahayakan satelit lain di orbit yang sama.


Tidak lama kemudian Amerika Serikat mendemonstrasikan kemampuan militernya menembak jatuh satelit dari langit. Menurut berbagai sumber, Cina tahun lalu mulai mengujicoba rudal balistik anti satelit.
 
Anggaran Militer


Soal program antariksa AS tidak tertinggal. Sebaliknya tahun lalu negeri paman sam itu mengujicoba pesawat luar angkasa tak berawak X-37B. Pesawat tersebut terlihat mirip dengan pesawat ulang-alik Space Shuttle yang saat ini sudah dimuseumkan. Sejumlah pakar saat itu kembali mewanti-wanti terhadap perlombaan senjata di luar angkasa.


Celakanya, penempatan senjata konvensional di luar angkasa tidak akan melanggar hukum internasional. Cina dan AS memang menandatangani perjanjian kerjasama luar angkasa 1967. Namun perjanjian tersebut cuma melarang penempatan senjata pemusnah masal di orbit bumi.


Terlebih Beijing baru-baru ini meningkatkan anggaran militernya. Pada Kongres Rakyat, Maret silam, Cina memupuk anggaran pertahanan sebesar 11,2 persen, menjadi sekitar 80,6 miliar Euro atau sekitar 120 triliun Rupiah. Dengan beranggotakan 2,3 juta serdadu, Tentara Pembebasan Rakyat Cina adalah tentara terbesar di dunia.




Sumber : DW

Bakorkamla Tambah Enam Armada Kapal Patroli

SURABAYA-(IDB) : Badan Koordinasi Keamanan Laut berencana menambah enam armada kapal patroli cepat untuk mendukung tugas operasional pengamanan perairan di beberapa wilayah di Indonesia.

Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksamana Muda TNI D Albert Mamahit kepada wartawan di Surabaya, Selasa, mengatakan pengadaan enam armada kapal patroli buatan dalam negeri itu dijadwalkan selesai tahun depan.

"Saat ini Bakorkamla baru memiliki tiga armada kapal patroli, sehingga ke depan akan ada sembilan kapal patroli yang siap dioperasionalkan," katanya usai membuka kegiatan "Penyegaran Komandan/Nahkoda Kapal Patroli dan Pengawak Satgas Operasi Bersama".

Mamahit menjelaskan enam kapal patroli baru tersebut, masing-masing berukuran 40 meter sebanyak tiga unit dan 80 meter juga tiga unit.

"Kapal ukuran 80 meter itu diproyeksikan untuk kegiatan patroli hingga wilayah terjauh sampai batas ZEE (zona ekonomi eksklusif)," tambahnya tanpa menyebut jumlah anggaran untuk pengadaan kapal tersebut.

Sedangkan tiga kapal patroli yang kini dimiliki Bakorkamla adalah Kapal Motor Bintang Laut, KM Singa Laut dan KM Kuda Laut.

Mamahit mengakui sarana dan prasarana menjadi salah satu kendala untuk mendukung kegiatan operasional pengamanan wilayah perairan Indonesia yang sangat luas.

Namun, pihaknya fokus pada 15 titik strategis yang dianggap rawan terhadap munculnya tindak pelanggaran, terutama di wilayah perbatasan dengan negara tetangga.




Sumber : Antara