Pages

Minggu, April 13, 2014

Analisis : Menyongsong Kogabwilhan

ANALISIS-(IDB) : Penghebatan dan pembagusan kekuatan pertahanan RI di era SBY yang akan berakhir beberapa bulan ke depan, akan “dipuncakpasskan” dengan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Model pertahanan ini adalah komando integrasi matra AD, AL dan AU dalam ruang wilayah masing-masing dengan kemampuan reaksi cepat bersengat lebah jika ada yang berani mengancam dan mengganggu teritori.



Konsep pertahanan seperti ini sejatinya akan mengurai Java Centris dalam pola pemusatan kekuatan militer RI.  Lihat saja selama ini dimana sih alamat Divisi I dan II Kostrad.  Lihat saja dimana lokasi pangkalan utama AL dan komando kekuatan Marinir berada.  Meski beberapa skuadron jet tempur ada di luar Jawa tetap saja pergelaran kekuatan militer dan alutsista ada di jantungnya Indonesia, pulau Jawa.  Bahkan seluruh MBT Leopard dan Tank Marder yang akan datang dalam waktu dekat masih  juga diletakkan di Jawa.

Kesiapsiagaan Marinir Indonesia


Mengingat luasnya wilayah tanah air kita dan untuk merespon cepat pengamanan teritori Indonesia, sangat dibutuhkan model pertahanan wilayah gabungan. Kogabwilhan berbeda dengan Kowilhan yang dibubarkan pertengahan tahun 80an.  Kowilhan lebih berorientasi pertahanan darat meski membawahi Kodau dan Daeral di wilayahnya.  Maklum saja jumlah armada kapal perang hanya berkisar 80an, Marinir hanya 3 batalyon dan alutsista udara semacam pesawat tempur saat itu masih ditumpuk di Jawa dan hanya memiliki 3 skuadron.



Ada pemikiran bahwa lebih baik militer RI memperbanyak dulu jumlah alutsistanya baru kemudian membentuk Kogabwilhan. Mana lebih baik membangun rumahnya lebih dulu baru membeli perabotnya atau membeli perabotnya dulu baru membangun rumahnya. Sebenarnya kalau kita memandang suasana panen raya alutsista tahun ini dan suasana hiruk pikuk di MEF II (2015-2019) nanti maka sudah selayaknya kita bangun rumahnya lebh awal. Karena jika Kogabwilhan dibangun tahun ini maka isian perabotnya dalam rentang 5-10 tahun akan segera terisi dan terdistribusi.



Dengan berasumsi bahwa angggaran pembelian alutsista di MEF II mencapai US $ 20 milyar maka isian alutsista selama lima tahun ke depan diyakini akan mampu menampung kebutuhan perabotan rumah Kogabwilhan meski belum ideal. Jika diprediksi target pemenuhan kebutuhan alutsista Kogabwilhan adalah sampai tahun 2024 (MEF III) maka kebutuhan perabotan ideal itu akan terpenuhi.  Salah satu indikator pendukungnya yang mesti dipenuhi adalah peningkatan belanja senjata alutsista dari US $15 milyar di MEF I menjadi US $ 20 milyar di MEF II dan US $ 28 milyar di MEF III.  Angka-angka ini sangat realistis sejalan dengan perjalanan peningkatan kekuatan ekonomi dan kesejahteraan kita.

Jet tempur T50 Golden Eagle TNI AU


Itu sebabnya pesan jelas untuk pemerintahan yang baru nanti jangan mematahkan tunas yang sudah tumbuh.   
Jangan memutuskan skenario MEF apalagi menganggap MEF itu hanya menghabiskan anggaran negara.  Justru yang mulai dipikirkan dan dieksekusi sekarang adalah mengurangi subsidi energi yang jumlahnya sudah mendekati titik didih alias membahayakan karena membebani Purchase Power bangsa ini. Kondisi dinamis kawasan, perebutan sumber daya energi fosil dan persaingan hegemoni AS versus Tiongkok sudah bermain di panggung Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan.  Tidak boleh ada inkonsistensi dalam program MEF.



Natuna yang diyakini akan masuk Kogabwilhan I membutuhkan 1 skuadron jet tempur.  Demikian juga Biak yang segala fasilitasnya telah lebih dulu ready for use harus segera diisi dengan 1 skuadron jet tempur untuk mengamankan wilayah udara timur NKRI.  Tak ketinggalan Kupang juga harus disediakan 1 skuadron jet tempur untuk “mengimbangi” lalulintas militer di seberang halaman depannya, Darwin.  Dengan begitu kebutuhan perkuatan matra udara pada MEF II minimal ada tambahan 3 skuadron disamping pergantian skuadron jet tempur F5E Tiger.



Demikian juga dengan matra laut.  Tambahan pasti 3 kapal selam Changbogo di MEF II jelas masih kurang.  Bukankah pada periode itu 2 kapal selam Cakra Class sudah semakin sepuh.  Kita ingin menyampaikah unjuk rasa kuat (sembari mata melotot), jangan mencla mencle dalam program paralelisasi pengadaan kapal selam.  Untuk rentang waktu sepuluh tahun ke depan kita masih perlu kapal selam dari kelas selain Changbogo untuk menghantarkan kekuatan laut berlabel disegani.  Termasuk juga penambahan kapal kombatan permukaan kelas korvet dan fregat untuk pengisian armada wilayah.

Aktif mengirimkan UN Peace Keeping


Pulau Jawa tetap merupakan instrumen utama pertahanan. Apalagi jika melihat semakin jelasnya perkuatan persekutuan militer negara asing di Darwin, Christmas dan Cocos yang semua lokasi itu dekat dengan Jawa.  Kogabwilhan Jawa tentu adalah segala-galanya.  Itu sebabnya jika skuadron F5E diganti dengan jet tempur kelas berat Sukhoi SU35 akan menjadi payung udara utama pulau Jawa.   
Ancaman terberat Jawa berasal dari selatan. Maka selain Sukhoi SU35 harus ada perkuatan armada laut berkualifikasi fregat dan destroyer serta kapal selam laut dalam yang mengawalnya.



Itulah gambaran perkuatan alutsista MEF II sembari kita membangun struktur Kogabwilhan tahun ini. Gambaran itu saat ini sudah berbentuk patron dan potongan kain.  Tinggal kita menjahitnya satu persatu sehingga lima tahun ke depan kita sudah bisa memakainya dan “memamerkannya” pada tetangga sebelah.  Maksudnya  kita sudah punya baju baru untuk hulubalang yang layak sandang dan layak pandang. Karena sudah layak sandang dan layak pandang tentu penampilan baju militer ini akan mampu memberikan energi dahsyat kekuatan diplomasi RI ke segala arah.  Kecerdasan diplomasi dengan baju militer yang kuat diniscayakan akan mampu meminimalisir niat jahat kekuatan asing terhadap kue teritori yang bernama NKRI.
Sumber : Analisis

Tank Siluman Polandia

JAKARTA-(IDB) : Firma Polandia meluncurkan PL-01, satu tank siluman yang bisa mengecoh musuh dengan kemampuan "mengganti" imaji yang ditampilkan berbasis sensor inframerah melalui pancaran di lapisan cerdasnya. 

Pada saat banyak produser tank dunia berkutat pada kekuatan mesin dan pelapis dari terjangan peluru kendali dan arsenal musuh serta kamuflase berbasis cat dan bentuk rancangan, perusahaan Polandia telah melangkah lebih maju secara relatif. Di antara mereka itu adalah M1A1/2 Abrams dan 2A4/2A5 Leopard dari Jerman

Prototipe tank buatan Obrum dan BAE Systems itu, PL0-01, bisa menampung tiga orang, dengan berat 35 ton. Tank ini ditutupi jaring yang khusus dikembangkan sehingga bisa membuat dirinya terlihat seperti mobil dengan hanya mengubah temperatur material pelapis cerdas itu. 

PL-01 dimunculkan perdana pada International Defence Industry Exhibition, di Kielce, Polandia, pada 2 September 2013. Diharapkan prototipenya paripurna dibangun pada 2016 dan memasuki roda produksi massal pada 2018. 

Kekuatan kulit tank ini berkat pemakaian lempeng pelapis keramik aramid yang memenuhi standar perlindungan tank pada skala STANAG 4569 Annex A pada tingkatan 5+ di bagian turret, badan utama, dan sebagian lain di pelindung rantainya, berdasarkan sistem NATO

Kunci dari kemampuan silumannya itu pada penerapan lempengan-lempengan heksagonal yang bisa diatur untuk mengendalikan temperatur tank.
Jika mereka menyesuaikan pada level lingkungan, tank tersebut secara efektif menghilang dari sensor panas yang biasa digunakan untuk mendeteksi kendaraan pada saat perang.

Dengan menyesuaikan sensor, kendaraan ini bahkan bisa menyamar menjadi satu mobil. Tank sepanjang tujuh meter ini diawaki tiga orang dan diharapkan bisa mulai digunakan pada 2018.

Tank ini juga bisa "menyatu" dengan lingkungan. Hal ini, seperti dikutip laman Daily Mail, dimungkinkan berkat sensor-sendor infra merah kecil yang dipasang di sekeliling tank yang dideteksi musuh itu, yang lalu menyajikan pola serupa mantel sarang lebah yang paling pas dengan data terkumpul dari sensor infra merah itu. 

Inilah yang kemudian membangun imaji pengelabuhan secara sempurna pada tank itu. Lapisan-lapisan itu juga bisa memanipulasi temperatur, menciptakan satu layar dan memungkinkan pengawak mengendalikan dia persis sebagaimana dia seharusnya dilihat. 

Sistem inilah yang memungkinkan tank itu memakai kamuflase infra merah aktif, sebagaimana halnya satu harimau mengaktifkan organ infra merah mereka untuk mengenali satu obyek di hutan, atau menjadikan tank itu serupa mobil di perkotaan. 

PL-01 juga mampu menurunkan jejak infra merah mereka dengan cara mendinginkan dan menyebarkan asap dan temperatur buangan mesin diesel bertenaga 940 HP itu. 




Sumber : Antara

Panglima TNI Beri Kuliah Kepada 134 Pasis Sesko TNI

BANDUNG-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Dansesko TNI Marsdya TNI Ismono Wijayanto dan para Asisten Panglima TNI serta Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, memberikan pembekalan kepada 134 Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Pendidikan Reguler (Dikreg) XLI tahun 2014 di Sesko TNI Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/4).

Pasis Sesko TNI itu terdiri dari 64 Pamen TNI AD, 32 Pamen TNI AL, 31 Pamen TNI AU, dua Pasis Polri dan lima Pasis mancanegara dari Malaysia, Pakistan, India, Singapura dan Australia.

Pendidikan Reguler Sesko TNI itu bertujuan utamanya untuk menyiapkan para Perwira Menengah (Pamen) TNI terpilih sebagai kader-kader pimpinan TNI pada level strategis di masa mendatang yang bermoral, berwawasan kebangsaan, dan profesional dalam bidang manajemen strategis pertahanan negara serta memiliki jasmani yang baik.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai, antara lain Pasis Sesko TNI memiliki sikap dan perilaku yang baik, meningkatnya lingkungan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manajemen, kemampuan strategi, kemampuan operasi, kemampuan dalam menyelenggarakan latihan TNI, dan terbinanya kesamaptaan jasmani.

Dalam pengarahannya, Panglima TNI mengatakan bahwa Pasis harus bisa mengembangkan kepemimpinan yang efektif yaitu gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan kebutuhan bawahan yang dipimpinnya.

“Pemimpin yang hebat tumbuh bukan karena menegakkan peraturan yang keras melainkan menebarkan pikiran dan semangat yang mengilhami pengikutnya,” kata Panglima TNI seperti dilansir dalam siaran pers Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bernardus Robert.

Lebih lanjut, Panglima TNI memberikan tips kepada para Pasis mengenai cara mengatasi masalah dengan cepat, yaitu berani, biasakan dekat masalah, jangan membuat masalah kecil menjadi besar, selesaikan masalah sebelum masalah menjadi besar. Selain itu, identifikasi masalah dengan cepat, terlibat dalam proses, berpikiran positif, dan biasakan membuat rencana tindakan (action plan).

Diakhir pembekalan, Panglima TNI memberikan tali asih kepada para Pamen organik Sesko TNI yang diwakili tiga orang Pamen.




Sumber : Jurnas

KSAU Berkunjung Ke PT. LEN

BANDUNG-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia bersama rombongan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio beserta para pejabat Asisten Panglima TNI, mengunjungi PT LEN yakni perusahaan industri elektronika, Jumat (11/4). PT LEN yang berada di Jalan Soekarno-Hatta di Bandung itu antara lain memproduksi Radar maupun Simulator.

Setibanya di PT. LEN Industri, KSAU yang didampingi oleh Dankoharmat Marsda TNI Sumarno, Dankorpaskhas Marsda TNI M. Harpin Ondeh, S.H., Kadislitbangau Marsma TNI Amirudin Ahkmad, Koorsmin Kasau Kolonel Pnb Imran Baidirus, Kadisops Lanud Husein Sastranegara Letkol Pnb Herdy Arief S diterima langsung oleh Direktur Utama PT. LEN Industri, Abraham Mose.

Dalam kunjungan tersebut, KSAU beserta rombongan juga berkesempatan untuk menerima paparan singkat tentang perusahaan tersebut dan dilanjutkan meninjau ruang simulator pesawat boeing milik PT. LEN.

Kepala Penerangan Lanud Husein Sastranegara, Kapten Sus. Sundoko, dalam siaran persnya, mengatakan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko beserta Para Asisten Panglima TNI melakukan kunjungan kerja ke Sesko TNI dalam rangka memberikan ceramah kepada Pasis Dikreg XLI Sesko TNI.




Sumber : Jurnas