Pages

Selasa, April 08, 2014

HUT Ke-68 TNI AU Tanpa Akrobatik Udara

JAKARTA-(IDB) : Peringatan HUT ke-68 TNI Angkatan Udara pada 9 April mendatang akan dirayakan secara sederhana. Hal ini karena bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Sebagaimana pantauan Angkasa saat geladi bersih di Lanud Halim Perdanakusuma hari ini (7/4/2014), upacara juga tidak disertai pertunjukan akrobatik udara seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya ada upacara biasa yang diikuti oleh para personel TNI AU, di antarnya Batalyon Upacara Perwira, Wanita Angkatan Udara, Pomau, dan Korps Pasukan Khas.


"Tidak ada akrobatik udara. Upacara kali ini dilaksanakan sederhana saja karena bersamaan dengan pelaksanan Pemilu,” ujar Wakil KSAU Marsekal Madya TNI Sunaryo usai menyaksikan geladi bersih. Selain Wakil KSAU, tampak hadir para Asisten KSAU, Pangkoopsau I, Komandan Korpaskhas, dan pejabat lainnya.




Sumber : Angkasa

Berita Foto : Presiden SBY Resmikan IPSC

SENTUL-(IDB) : Presiden SBY meresmikan Kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC) di Sentul, Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jabar, Senin (7/4). Kawasan IPSC dibangun di atas lahan seluas 261 Ha dengan anggaran sebesar Rp 1,643 triliun dari 2010-2014.

IPSC meliputi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Pusat Pasukan Siaga TNI, Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Pusat Pengembangan Bahasa, Universitas Pertahanan, dan Pusat Olahraga Militer.
Presiden SBY memaparkan betapa pentingnya pembangunan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesia Peace and Security Center/IPSC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
SBY bercerita soal sejumlah prajurit TNI/Polri yang tidak lulus ujian seleksi menjadi pasukan perdamaian dunia.
SBY mendengarkan paparan tentang fasilitas yang ada di IPSC.
Indonesia, lanjut SBY, merupakan negara yang memberi sumbangan terbesar pasukan perdamaian ke 17 dengan 2.000 prajurit. Tahun depan, Indonesia menargetkan menjadi posisi negara ke 10 terbesar penyumbang pasukan perdamaian dengan 4.000 prajurit. 



Sumber : Detik

Indonesia Air Force One Sudah Parkir Di Halim Perdanakusuma

JAKARTA-(IDB) : Pesawat Kepresidenan yang sudah lama ditunggu-tunggu ternyata telah terparkir di Bandara Halim Perdanakusum Jakarta Timur hari ini.

Untuk menyambut pesawat baru itu, akan ada acara seremoni penyambutan pesawat di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis lusa.

Dari undangan yang dikirim, Selasa (8/4/2014), dengan kop surat menteri sekretaris negara, acara digelar Kamis (10/4/2014).

Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha membenarkan agenda tersebut. Namun Julian belum mengetahui apakah acara ini dihadiri oleh Presiden SBY atau tidak.

"Saya belum tahu apakah Presiden hadir. Diberitahu perkembangannya," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan sumber dari kalangan Istana dan pihak TNI AU sudah memastikan bahwa pesawat itu sudah terparkir di Bandara Halim Perdanakusuma.

Pesawat kepresidenan yang akan tiba adalah jenis Boeing Business Jet (BBJ) II. Pesawat ini sempat dikabarkan akan tiba Agustus 2013 lalu.

Presiden SBY pernah menjelaskan, keinginan penggunaan pesawat Kepresidenan ini sudah lama. Pertimbangannya bila menyewa pesawat Garuda, ongkosnya mahal. Belum lagi penyewaan itu bisa mengganggu jadwal Garuda.

"Untuk kepentingan efisien, jangka menengah dan panjang, agar digunakan setiap saat tanpa ganggu jadwal Garuda, maka adakan pesawat sendiri," kata SBY awal tahun 2012 lalu.

Selama ini pihak, kepresidenan menyewa pesawat jenis 787-800 NG untuk penerbangan domestik. Sedangkan untuk jarak jauh atau internasional menggunakan pesawat pabrikan Airbus jenis A330.




Sumber : Detik

Satgas Latma Helang Laut 15b/14 Tiba Di Brunei

BANDAR SRI BEGAWAN-(IDB) : Satuan Tugas (Satgas) Latihan Bersama (Latma) Helang Laut, KRI Cut Nyak Dien-375 dan KRI Barakuda-633  tiba di Pelabuhan Muara Naval Base, Brunei Darussalam, setelah melaksanakan pelayaran selama dua hari dari Pangkalan TNI AL Ranai, Kepulauan Natuna, Minggu (6/4).
 

Kedatangan Satgas Latma Helang Laut yang dipimpin oleh Komandan satgas (Dansatgas) Letkol Laut (P) Oke Dwiyana. P yang sehari-hari menjabat Komandan KRI Cut Nyak Dien-375 tersebut  disambut oleh Atase Pertahanan RI di Brunei Darussalam  Kolonel Arm. Sun Suripto.
 

Latma Helang Laut merupakan program latihan bersama antara TNI Angkatan Laut dan TLDB (Tentara Laut Diraja Brunei) yang dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Brunei Darussalam khususnya angkatan laut kedua negara.

Tahun ini Latihan bersama dengan sandi “Latma Helang Laut 15B/14” diselenggarakan oleh TLDB yang merupakan kelanjutan dari Latma Helang Laut yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Latma kali ini akan dibagi  dalam tiga tahap, yaitu tahap I (tahap pangkalan) dilaksanakan di Pangkalan TLDB, tahap II (tahap manuvra lapangan) dilaksanakan di Perairan Brunei Darussalam, Sedangkan tahap III (tahap pengakhiran) dilaksanakan di MNB (Muara Naval Base).

 

Selanjutnya, Komandan Satgas Latma Helang Laut 15B/14 beserta Komandan KRI Barakuda-633 melaksanakan Courtesy Call ke kedutaan Indonesia di Brunei Darussalam dan diterima oleh Duta Besar Indonesia Nurul Qomar.
 

Dalam kesempatan tatap muka tersebut, Dubes Indonesia menyampaikan pesan Satgas Latma  Helang Laut 15B/14 dapat membanggakan bangsa Indonesia dengan terus berkiprah di dunia Internasional sesuai dengan mandat UUD 1945. Selain itu, agar melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan profesionalisme, serta menjaga nama baik bangsa dan Negara Indonesia.



Sumber : Koarmabar

Pangarmabar Dan 5 Negara Ikut Penutupan Latma MNEK 2014

RIAU-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksma) TNI Arief Rudianto, S.E., menutup latihan bersama Multilateral Komodo 2014 di lapangan dermaga pelabuhan Selat Lampa Kabupaten Kepulauan Natuna Propinsi Kepulauan Riau, baru-baru ini.
 

Pada kesempatan tersebut Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E., membacakan amanat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio. Dalam amanatnya Kasal mengatakan bahwa latihan bersama dengan sandi Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dilaksanakan saat ini mengambil tema “cooperation for stability”, dengan menitikberatkan materi latihan pada aspek non warfighting dan fokus latihan pada disaster relief.
 

Lebih lanjut, Kasal mengatakan tujuan dan sasaran pelaksanaan latihan bersama ini mempunyai dimensi kepentingan nasional, regional dan internasional antara lain meningkatkan hubungan antar negara-negara Asean pada khususnya, dan negara non Asean pada umumnya serta meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan.
 

Selain untuk meningkatkan kemampuan (capacity building) tim penanggulangan bencana Indonesia terutama TNI Angkatan Laut, dalam konteks operasi secara multilateral. Lebih lanjut dapat memberikan rekomendasi dan masukan strategis bagi kerja sama Asean Regional Forum (ARF) dalam penanggulangan bencana di wilayah regional serta untuk meningkatkan kemampuan komunikasi sosial internasional dan kerja sama prajurit TNI Angkatan Laut dengan negara Asean dan Asean plus.
 

Latihan bersama Multilateral Komodo 2014 telah dilaksanakan dengan berbagai rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan bersama, baik di Batam pada saat harbor phase, maupun sea phase dan civic mission di Anambas dan Natuna. Kegiatan harbor phase meliputi  Table Top Exercise (TTX), Command Post Exercise (CPX) meliputi Presail Brief dan Tactical Floor Game (TFG). Pada kegiatan civic mission telah dilaksanakan Kegiatan Engineering Civic Action Project (ENCAP) dan Medical Civic Action Project (MEDCAP) yang diselenggarakan di daerah Jemaja, Tarempa dan Sabang Mawang.
 

Upacara penutupan tersebut diakhiri dengan penandatanganan prasasti Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 ENCAP dan MENCAP sektor Natuna oleh perwakilan dari Angkatan Laut  Australia yang lakukan oleh Capt. Henry William CO kapal Australia HMAS Launceston, Philipina oleh CDR Corbe Jack CO kapal BRP Gregorio Del Pilar, Rusia diwakili oleh Capt. Vladimir Djuli Pummed CO kapal Marshal Shaposnikov (BPK 53), Vietnam diwakili oleh Capt. De Minh Thai CO kapal VPN Khanh Hoa dan Bupati kepulauan Natuna Drs H. Illyas Sabli di Selat Lampa.




Sumber : Koarmabar

Seputar Kegiatan Latma MNEK 2014

Malam Prajurit TNI AL Bersama Prajurit AL 5 Negara

NATUNA-(IDB) : Dalam kegiatan Malam Gelar Budaya dan Malam Prajurit yang merupakan rangkaian kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dilaksanakan di Pantai Kencana Ranai. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksmana TNI Dr Marsetio menyampaikan apresiasi bagi seluruh unsur yang mendukung kegiatan tersebut, terutama para personil TNI Angkatan Laut yang bertugas di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai serta Jajaran Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Natuna yang pada saat ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan.
 

Dikatakan pula bahwa kegiatan ini merupakan kali pertama diadakan dan akan menjadi agenda dua tahunan, untuk tahun ini partisipan kegiatan berasal dari 18 negara yang mengerahkan 14 kapal perang asing dengan tujuan utama untuk menjalin dan mempererat koordinasi terutama para delegasi yang berpartisipasi pada momentum ini, serta meningkatkan kemampuan tanggap bencana, tanggap kemanusiaan sekaligus meningkatkan mutu sarana dan prasarana publik yang dirasa langsung menyentuh kepentingan masyarakat banyak, seperti pembuatan jalan. Selain itu pula kegiatan ini juga meliputi pelayanan medis untuk perawatan kesehatan bagi masyarakat.
 

Selanjutnya, ditinjau dari karakter daerah dan letak geografis, menurut Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksmana TNI Dr Marsetio daerah ini memiliki berbagai potensi yang sepatutnya dapat dikembangkan di masa depan, selain migas terdapat pula sumber daya alam diantaranya destinasi wisata, wisata bawah laut, perikanan dan perkebunan. Namun demikian program yang tepat serta langkah yang konkrit dalam menjalankan pembangunan yang melibatkan seluruh unsur harus selalu.
 

Bupati Natuna, Drs. H. Ilyas Sabli. M.Si pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi kepada pihak Satuan TNI Angkatan Laut karena telah menetapkan Kabupaten Natuna sebagai salah satu lokasi kegiatan latihan bersama Multilateral Komodo 2014, karena melalui kegiatan ini informasi keberadaan berbagai potensi yang ada dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Diakui bahwa daerah ini memiliki begitu banyak potensi yang jika dioptimalkan pemberdayaannya dapat membawa daerah ini kearah kemajuan dan kesejahteraan bagi Negara Indonesia. Diantaranya potensi wisata yang masih belum dapat dipromosikan mengingat berbagai sarana dan prasarana pendukung kurang memadai.

Kapal Perang Rusia, Philipina, Australia, Vietnam Dan KRI Di Perairan Natuna

Sejumlah kapal perang  dari Rusia   Marshal Shaposshnikov jenis destroyer, Tanker Irkut dan Tug Boat Alatau, kapal perang Australia  HMAS Launceston jenis Patrol Ship, kapal perang Philipina  BRP Gregorio Del Pilar dan kapal rumah sakit Vietnam Khanh Hoa HQ 561 berada di perairan Indonesia tepatnya di Perairan Selat Lampa perairan Natuna Propinsi Kepulauan.
 

Keberadaan kapal perang dari lima negara berkumpul di Selat Lampa perairan Yuridiksi Nasional Indonesia  dalam rangka kegiatan latihan bersama Multilateral Komodo 2014  bersama-sama dengan  sejumlah kapal perang TNI AL antara lain  KRI Yos Sudarso-353, KRI Imam Bonjol-383 jenis Parchim dan KRI jenis Frosch KRI Teluk Parigi-539, KRI Teluk Cirebon-543 serta KRi jenis kapal cepat rudal (KCR) Alamang-644, dan KRi jenis Patroli cepat KRI Sembilang-850 serta kapal patroli KRI Tarihu-829 serta kapal jenis landing (LST ) berada di perairan Selat Lampa Natuna Propinsoi Kepulauan.
 

Berkumpulnya kapal perang 5 negara tersebut dalam rangka kegiatan latihan bersama Multilateral Komodo 2014 dengan kegiatan ENCAP dan MEDCAP yang saat itu ditinjau secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksmana TNI Dr Marsetio didampingi Pangarmabar Laksda TNI Arief Rudianto,S.E dan para pejabat pejabat teras Mabesal, Pangkolinlamil dan pejabat Pemda Kabupaten Natuna dan intansi terkait.
 

Dalam kegiatan tersebut Kasal Laksamana TNI  Dr Marsetio dan rombongan secara langsung  berdialog dengan perwakilan personel Angkatan Laut negara peserta yang terjun langsung terlibat  dalam kegiatan pembangunan fasilitas umum dan pelayanan kesehatan di posko kesehatan di Selat Lampa  Natuna.

7 Kapal Perang Negara Sahabat Hadir Di Jemaja Dan Tarempa Kabupaten Anambas

Tarempa  Ibukota Kabupaten Anambas didatangi 5 kapal perang dari negara Asean dalam rangka kegiatan latihan bersama Multilateral Komodo 2014. Kedatangan kapal perang tersebut tentunya didampingi kapal kapal perang TNI Angkatan Laut yang bersama-sama bergiat di Tarempa Kabupaten Kepulauan Anambas.

Kelima kapal perang yang lego jangkar kurang lebih 2 mil  dari dermaga  tersebut berasal dari  kapal perang India jenis Offshore Patrol Vessel  INS Sukanya P 50 diawaki 80 personel, kapal perang Singapura jenis Landing Platform Dock (LPD)  RSS Resolusion diawaki 85 personel, kapal perang Brunei Darussalam KDB Darussalam jenis Offfshore Patroli Vessel atau disebut kapal jenis patroli  diawaki 85 personel dan   kapal perang Thailand HTMS Narathwat jenis Offshore patrol Vessel yang diawaki 84 personel serta personel Solvage dari Korea Selatan yang on board di KRI Makasar-590 dan 6 personel dari Amerika on board di KRI Soeharso-990.

Kedatangan kapal perang dari negara-negara sahabat tersebut dalam rangka latihan bersama dengan sandi Multilateral Naval exercise Komodo 2014 dengan tema “Cooperation For Stability” dengan menitik beratkan materi latihan pada aspek non warfighating dan fokus latihan pada disaster relief.

Kegiatan yang melibatkan lebih dari 3000  personel terdiri dari prajurit –prajurit Angkatan Laut yang mengawaki  kapal perang negara peserta dan personel  yang mengawaki kapal perang  TNI Angkatan Laut termasuk personel TNI Angkatan Darat, KPLP dan intansi terkait lainya datang ke wilayah Tarempa Kabupaten Anambas melaksanakan kegiatan ENCAP dan MEDCAP. Kedatangan personel tersebut tentunya  dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan potensi pariwisata Tarempa.

Kedatangan personel para prajurit negara-negara peserta termasuk diantaranya para prajurit wanita  dari Angkatan Laut  Brunai Darussalam selama dua hari di wilayah Tarempa dapat berbaur dan bekerjasama khususnya dalam pelayanan kesehatan  yang digelar di KRI Dr Soeharso-990 dan di posko pelayanan kesehatan di Puskesmas Tarempa.
 

Para prajurit dari manca negara tersebut bersama-sama dengan warga setempat menyempatkan diri untuk mengabadikan foto dan membuat dokumentasi berbagai kegiatan selama kegiatan berlangsung diantaranya fotografer dari Thailand, Vietnam dan Brunai Darussalam serta korea selatan beberapa personel dari negara peserta.

Di perairan Tarempa, TNI Angkatan Laut sendiri mengerahkan sejumlah kapal perang lego jangkar berdekatan dengan kapal perang negara-negara peserta diantaranya  KRI Soeharso-990 jenis kapal rumah sakit, KRI Makasar-590 jenis LPD, Sultan Iskandar Muda-367 jenis Sigma, KRI Soputan jenis tug boat-923, KRI Arun-903 jenis kapal BCM,  dan KRI Matacora-823 dan KRI jenis  penyapu ranjau dan  dua buah kapal patroli .

Di Pulau Jemaja salah satu wilayah Kabupaten Anambas, hadir  2 kapal perang dari negara China  jenis LPD Mount Changbai  membawa Pesawat helli On board di kapal yang diawaki 420 personel  dan kapal perang Malaysia KD Mahawangsa  jenis supporting ship diawaki 140 personel  berada lego jangkar di perairan sekitar 2 mill dari daratan Pulau Jemaja.  Sedangkan TNI Angkatan Laut  mengerahkan 2 kapal perang  jenis sigma KRI Sultan Hasanuddin-366  dan KRI Teluk Celukan Bawang-532 jenis Froch serta kapal patroli terbatas serta sea reader Pasukan Katak .

Dalam kegiatan MEDCAP dan ENCAP di Pulau Jemaja, kapal perang dari China Mount Changbai-989  menurunkan personel sejumlah kurang lebih  85 orang terbagi dalam dua kegiatan selama dua hari Pulau Jemaja.




Sumber : Koarmabar

Danpasmar 1 Pimpin Gelar Kesiapan Prajurit




JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso memimpin apel gelar kesiapan latihan triwulan II tahun 2014 di lapangan Apel Karangpilang, Surabaya, Senin (07/04/2014).


Kegiatan yang dihadiri Kadepmar AAL Kolonel Marinir Amin Budi Cahyono, Komandan Brigif-1 Marinir Kolonel Marinir Y. Rudy Sulistyanto, para Asisten Pasmar-1, para Dankolak/Satlak Pasmar-1 tersebut juga diikuti Pejabat Teras dijajaran Pasmar-1.


Dalam apel kesiapan latihan tersebut Komandan Pasmar-1, Dankolak beserta para Asisten Pasmar-1 melakukan pemeriksaan secara langsung kesiapan personel maupun material yang akan digunakan dalam latihan triwulan II tahun 2014.



 
Didepan ribuan prajurit Pasmar-1 dan para Taruna Akademi Angkatan Laut Korps Marinir angkatan 59, Komandan Pasmar-1 secara resmi membuka latihan triwulan II tahun 2014, serta menyampaikan ucapan selamat datang kepada Taruna AAL Korps Marinir angkatan 59 yang melaksanakan latihan ‘Bajra Yudha’ yaitu pengenalan kesenjataan yang dimiliki Korps Marinir.


Dalam sambutannya, orang nomor satu dijajaran Pasmar-1 menyampaikan bahwa kemampuan prajurit Resimen Artileri-1 Marinir dalam kesiapannya mulai dari tingkat perorangan, kelompok, regu maupun kompi sangat membanggakan, terlihat dari drill kesenjataan yang mampu dilaksanakan dalam waktu yang singkat.



 
Latihan triwulan I sudah selesai dilaksanakan dengan baik oleh Resimen Kavaleri, Resimen Artileri, Resimen Bantuan Tempur maupun Brigade Infanteri-1 Marinir, lanjutnya, namun masih ada beberapa koreksi dan evaluasi dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit.


Dalam kesempatan tersebut, Komandan Pasmar-1 menyampaikan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan oleh prajurit Pasmar-1 diantaranya latihan Air Bond Operation yang dilaksanakan oleh prajurit Batalyon Taifib-1 Marinir didaerah latihan Purboyo, Malang, kemudian latihan Gladi Posko Armada Jaya tingkat Brigde Pendarat di Jakarta, latihan LPD/LSD dengan kekuatan satu Brigade Pendarat di daerah latihan Purboyo, Malang, latihan Batalyon Komunikasi, latihan Gladi Posko Latgab TNI dilanjutkan dengan manuver lapangan.



 
Sebelum mengakhiri sambutannya, Komandan Pasmar-1 menyampaikan dalam rangka menghadapi pesta demokrasi maupun pasca pesta demokrasi, prajurit Korps Marinir Pasmar-1 siap mengamankan pesta demokrasi dengan selalu siap digerakkan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.




Sumber : Kormar

Kegiatan Marinir Jelang Pemilu 2014

Apel Khusus Prajurit Marinir Pasmar 2



JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., memimpin apel khusus yang diikuti oleh segenap prajurit di jajaran Pasmar-2, di lapangan apel Brigif-2 Mar, Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (07/04/2014).

Pada amanatnya Komandan Pasmar-2 menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, bahkan tinggal beberapa hari saja akan dilaksanakan hajat besar di Negara Indonesia ini, yaitu pesta Demokrasi Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014.


 
Terkait dengan kegiatan tersebut, Komandan Pasmar-2 memberikan beberapa penekanan kepada prajurit di jajarannya yang akan diturunkan secara langsung di tempat-tempat yang akan berhubungan secara langsung dengan proses berlangsungnya kegiatan, sebelum, selama maupun setelah Pemilu. Antara lain, pertama, agar selalu memegang teguh dan mengamalkan Sapta Marga, Sumpah prajurit dan Delapan Wajib TNI dalam setiap penugasan, kedua, kuatkan jiwa dan sikap mental serta pengabdian yang tinggi tampa pamrih, tidak muda menyerah serta memiliki kemampuan keras untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas, ketiga, selalu menjaga netralitas TNI dengan tidak berpihak kepada partai atau kontestan Pemilu manapun, keempat, tingkatkan kesiapan dan kewaspadaan dengan cara cegah dan deteksi dini terhadap segala bentu ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang berupaya akan menggagalkan pelaksanaan Pemilu, dan kelima, tingkatkan dan pelihara kemanunggalan TNI dengan rakyat, sehingga masyarakat secara tulus iklas dapat menerima dan mendukung kehadiran kita, Tingkatkan Solidaritas sesame TNI/Polri serta Gunakan protap yang benar dalam setiap melaksanakan kegiatan guna  meminimalisir terjadinya kerugian terhadap personel, dan material selama penugasan.

 

Hadir pada acara ini Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Ludfi, Para Asisten Kaspasmar-2, serta Para Dankolak/Satlak Pasmar-2.      

Yonmarhanlan IX Ambon Laksanakan Latihan PPH



Dalam rangka menghadapi Pemilu tahun 2014, segenap prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX melaksanakan latihan Penanggulangan Huru Hara (PHH) di lapangan apel Mako Lantamal IX, Senin (07/04/2014).

Latihan yang dipimpin langsung Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Yonmarhanlan IX Ambon Kapten Marinir Erwin Triyulianto ini dihadiri langsung Danyonmarhanlan IX Mayor Marinir Datuk Sinaga.


 
Pada latihan PHH kali ini, para prajurit juga diberikan pemahaman terhadap semua regulasi yang mengatur penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Diantaranya, Perpang TNI No.71/VIII/2011 tentang Bujuklaks tentang Perbantuan TNI kepada POLRI dalam rangka Kamtibmas, Instruksi Presiden No.2 Tahun 2013 tentang  Penanganan Gangguan Keamanan, Nota Kesepahaman TNI-POLRI No.B/4/I/2012, dan B/360/I/2013 tentang Perbantuan TNI kepada POLRI dalam rangka memelihara kamtibmas serta Kerjasama TNI dan POLRI No. B/1/I/2014 tentang perbantuan TNI kepada POLRI bidang Harkamtibmas dalam rangka Pam Pemilu 2014.


 
Dalam arahannya, Danyonmarhanlan IX mengatakan, bahwa dengan terselenggaranya kegiatan tersebut diharapkan dapat bermanfaat sekaligus mengecek sejauh mana kesiapan prajurit Yonmarhanlan IX dalam melaksanakan penanganan aksi sesuai  prosedur, kecepatan dan ketepatan guna penanganan aksi huru hara yang terjadi di wilayah kerjanya.

Lebih lanjut, dikatakan, Yonmarhanlan IX Ambon sebagai satuan pertahanan kewilayahan BKO Lantamal IX Ambon, siap mendukung tugas-tugas Lantamal IX dalam membantu POLRI untuk pengamanan wilayah sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku. Sebagai satuan yang professional Yonmarhanlan IX Ambon siap dengan cepat dikerahkan dan digerakkan kapan dan dimana saja oleh Lantamal IX Ambon guna menjaga stabilitas keamanan wilayah kerja Lantamal IX, tegas Mayor Marinir Datuk Sinaga.




Sumber : Kormar

Indonesia : Kemampuan Dalam Negeri Dan Pengaruh Luar Negeri

“Sejelek apapun alutsista yang kita buat sendiri, orang akan lebih takut dibandingkan kita membeli yang kurang bagus dari luar, kecuali yang super bagus.” -KASAD
JKGR-(IDB) : Dalam beberapa waktu terakhir kita mendengar dan melihat kemajuan pesat dalam hal kekuatan militer dan keinginan untuk mencapai kemandirian alutsista.  Pemerintah sudah menentukan bahwa pembelian alutsista akan diutamakan yang bisa mendorong industri strategis dalam negeri dan pembelian dari luar harus disertai dengan ToT.

Tidak semua produsen alutsista yang dibutuhkan mau berbagi teknologi mereka, dan hal ini – selain keputusan yang politis – memberi warna bagi berbagai belanja alutsista yang terkesan gado-gado.

Sepertinya hal ini adalah hal yang harus dilalui demi mencapai tujuan penguasaan teknologi dari berbagai sumber yang kiranya akan memberikan manfaat jangka panjang bagi industri strategis dalam negeri yang memang belum kita kuasai.

Di sisi lain banyak juga industri strategis Indonesia yang sudah mampu menghasilkan produk-produk unggulan.
Radar
Kecanggihan dan nilai battle proven kapal  perang modern tidak terlepas dari persenjataan dan teknologi radarnya. Seperti radar Low Probability of Intercept (LPI), radar yang dirancang untuk menjadikan kapal sulit dideteksi kapal musuh.

Rata-rata teknologinya dari negara besar seperti Scout MK2 buatan Thales Eropa, SPN 730 buatan Selex ES Inggris, dan negara-negara besar lainnya.

Meski tertinggal dalam teknologi persenjataan, Indonesia ternyata sejak 2009 telah membuat radar canggih ini. Namanya LPI Radar-IRCS, radar buatan PT Infra RCS Indonesia ini menggunakan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FM-CW). Dengan teknologi ini maka daya pancar yang digunakan sangat rendah yaitu di bawah 10 watt untuk dapat memperoleh jarak jangkauan radar yang luas. Di Asia belum ada (produsen), apalagi di Asia Tenggara.

Dengan menggunakan frekuensi X-band, Doopler speed bisa mencapai maksimal 40 knot membuat radar LPI semakin penting untuk pengawasan rahasia, pelacakan target, dan operasi siluman. Selain radar LPI, PT Infra RCS Indonesia juga telah memproduksi Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) dan Electronik Support Measures (ESM).

Nano Satelit

TNI bertekad mandiri, dengan mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan anak negeri. Agar militer Indonesia tak perlu bergantung dengan negara lain. Salah satunya adalah nano satelit. Teknologi ini tak main-main.

Rektor Universitas Surya, Professor Yohanes Surya mengatakan dengan diciptakannya nano satelit dapat membuat negara tetangga gentar dengan kekuatan militer Indonesia. Sebab, nano satelit dapat memantau tanpa diketahui pihak lawan

“Singapura dan Malaysia pada ketakutan. Lagi digarap yang ada gambar, sekarang baru teks saja. Ini baru tahap awal,” ujar Surya kepada Liputan6.com, di Mabes AD, Jakarta, Senin (7/4/2014).

Menurut Surya, dalam pengembangan teknologi tersebut 5 tahun ke depan, nano satelit akan memiliki ukuran seperti kutu. Saat ini, nano satelit berukuran 10 x 20 cm dengan berat 1 kilogram.

“Kalau sekarang bisa tahan sampai ketinggian 500 km bahkan sampai 1 ribu km jika dipakai peluncur. Nanti bisa lebih jauh, bila bahan dasarnya karbon, bisa 20 kali kekuatannya,” terang Surya

Selain itu ada juga sepeda motor yang berubah jadi seperti helikopter bak film ‘Transformer”  hingga pesawat tanpa awak alias drone. Ini keunggulannya.

Sepeda motor yang bisa terbang yang dibuat ini dinamakan Roadble Gyrocopter. KSAD Jenderal TNI Budiman membanggakan sepeda motor terbang ini.

“Riset pertama di dunia, motor yang bisa terbang. Bisa digunakan untuk pasukan khusus sampai masyarakat,” kata KSAD dalam peluncuran alat pertahanan hasil riset dengan Universitas Surya di Mabes TNI AD, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).

Sepeda motor terbang ini juga mampu mendarat di landasan pendek bahkan di jalan. “Landasan hanya 50 meter, dalam keadaan darurat bisa mendarat di jalan raya atau jalan dengan medan yang masih kasar,” imbuhnya sambil menjelaskan.

Sedangkan pesawat nirawak Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Autopilot Super Drone, KSAD menjelaskan bahwa bahan pesawat itu dari fiber, yang besarnya 6×4 meter. “Jam terbangnya 6-8 jam. Diberi tangki cadangan namun bisa digunakan untuk benda lain. Bisa terbang malam dan dilengkapi kamera thermal. Menggunakan teknologi Autonomous Return To Base,” tutur KSAD.
***
Meningkatkan Pengaruh Internasional

Pengaruh internasional di kawasan berdekatan atau kawasan lebih luas tidak selalu hanya didapat melalui kekuatan ekonomi dan militer, namun juga bisa dengan peran serta aktif dalam upaya menjaga perdamaian

Indonesia sering menjadi penengah dalam berbagai masalah internasional, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara atau Asia Pasific  namun juga jauh ke luar kasawan di berbagai daerah-daerah konflik, baik dilakukan Indonesia sebagai negara sahabat ataupun Indonesia sebagai bagian komunitas internasional dalam organisasi PBB.

Hal ini tampaknya akan terus berlanjut dan bahkan meningkat. Presiden Susilo Yudhoyono meresmikan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesia Peace and Security Centre/IPSC) di Sentul, Jawa Barat.

“Kita harapkan dengan pendirian ini Indonesia memberikan kontribusi lebih besar dalam menjaga ketertiban dunia dan perdamaian dunia sesuai dengan konstitusi kita UUD 1945,” kata Yudhoyono.

Presiden Susilo Yudhoyono menargetkan dalam waktu setahun hingga dua tahun ini, jumlah pasukan perdamaian Indonesia dapat meningkat dan masuk 10 besar negara yang berkontribusi dalam mengirim pasukan perdamaian.

“Indonesia saat ini penyumbang pasukan perdamaian nomer 17 dunia kita ingin dalam waktu dekat 1-2 tahun menjadi 10 besar,” kata dia, saat meresmikan kawasan Pusat 

Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesia Peace and Security Centre/IPSC) di Sentul, Jawa Barat, Senin sore.

Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia yang didirikan di Sentul tersebut, menurut Yudhoyono, salah satu upaya Indonesia untuk mempersiapkan para pasukan perdamaian berpartisipasi dalam ketertiban dan perdamaian dunia, seperti termaktub dalam konstitusi UUD 1945.

Dia mengatakan, Indonesia saat ini telah mengirim 2.000 personel pasukan perdamaian, untuk dapat mencapai 10 besar, maka perlu tambahan 2.000 personel sehingga mencapai 4.000 personel.

Menurut dia, hal itu dapat dilakukan dalam waktu dekat, mengingat daerah konflik seperti Aceh, Poso, Maluku, Papua yang dulu ditempatkan pasukan, kini kondisinya telah aman.

Yudhoyono menyatakan, selama ini, banyak perwira baik aparat TNI dan polisi yang terlibat dalam pasukan perdamaian dipulangkan karena kendala bahasa Inggris serta ketrampilan mengemudi.




Sumber : JKGR

Eurofighter Typhoon Dan Sukhoi SU-35

eurofighter-typhoon (photo: baesystems)
Eurofighter-typhoon
JKGR-(IDB) : Membeli Pesawat tempur yang produsennya bersedia berbagi teknologi memang layak untuk dibeli. tujuannya adalah untuk kemandirian di masa depan.

PT. DI memberikan opsi Typhoon, karena PT. DI melihat bahwa produsen Typhoon bersedia berbagi teknologi. Jika pemerintah Indonesia menuruti opsi dari PT. DI dan akhirnya memilih Typhoon, Pemerintah Indonesia harus meminta jaminan dari PT. DI bahwa ditahun 201*, PT. DI sudah bisa membuat pesawat tempur sendiri. tentunya dengan kualitas tidak jauh dari spesifikasi Typhoon.

Jika ternyata di tahun yang sudah ditentukan PT. DI gagal, tentunya harus ada yang bertanggung jawab atas kegagalan itu dan recomendasi dari PT. DI untuk pembelian Typhoon perlu di selidiki oleh BIN dan KPK.

Secara serampangan, pilihan para pilot TNI AU itu juga perlu diperhatikan, mereka cenderung memilih SU-35. Sebagai orang yang memang dilatih dan dididik menjadi pilot tempur dengan segala resikonya, para pilot TNI AU itu lebih mengerti dan lebih memahami medan pertempuran udara yang mungkin kelak mereka hadapi. Para pilot TNI AU tentunya ingin memenangkan setiap insiden pertempuran udara karena kalau mereka kalah berarti nyawa mereka sendiri sebagai taruhannya.

Sangat wajar para pilot cenderung memilih SU-35 karena Australia membeli F-35 dalam jumlah yang efective ( kisaran 75 – 100 ) dan Singapura juga membeli F-35 ( kisaran 45 – 75 ) selain itu mereka juga mempunya F-18 dan F-15. Jika tetangga membeli F-35, tentunya akan terbuka peluang mereka juga akan membeli F-22.

SU 35
SU 35
Jika Indonesia membeli SU-35 dan dikemudian hari ternyata tetangga mempunyai F-22, Indonesia “tinggal melanjutkan” membeli SU-T50 Pakfa. itu juga berlaku untuk negara-negara eropa anggota NATO, jika ternyata pesawat NATO semacam Typhoon dan Rafale banyak yang rontok atau ketinggalan teknologinya, mereka tinggal telpon ke Amerika agar mengirim F-35 atau F-22. itu mudah karena NATO adalah sekutu amerika.

Karena konsorsium eropa “sudah menawarkan” ToT pesawat tempur Typhoon walau agak “aneh” karena tiba-tiba royal berbagi teknologi, mungkin Typhoon perlu dibeli dalam jumlah minimal seperti yang disyaratkan produsennya agar PT. DI mampu berkembang dan memproduksi pesawat tempur sendiri sekaligus untuk opsi cadangan IFX korea selatan.

Jika Typhoon sudah menawarkan ToT, untuk pesawat tempur SU-35, sepertinya pemerintah Indonesia harus berusaha dan memaksa Russia untuk berbagi teknologinya, mungkin dengan membeli dalam jumlah lebih banyak, bekerja sama dalam banyak hal, peluang itu ada karena Russia juga memerlukan partner dalam segala bidang setelah hubungan Russia dengan NATO dan USA bermasalah.

Dengan membeli SU-35 dalam jumlah sekitar 4 sampai 6 skadron, Indonesia akan memperoleh keuntungan ganda.

Keuntungan Pertama : 
Dengan Skill pilot Indonesia yang terkenal handal, dengan Su-35, maka Indonesia akan mempunya skadron pemukul kelas berat yang mampu membuat tetangga meriang, panas dingin, muntah-muntah dan kadang kencing di celana.

Keuntungan Kedua :
Untuk keutungan ke-2 tolong dipikirkan sendiri.




Sumber : JKGR

China Terus Kembangkan Flanker Family

J-11
BEIJING-(IDB) : Perhatian dunia banyak tertuju pada program pengembangan pesawat tempur China, seperti J-10, J-20 dan J-21/31. Pabrikan pesawat China "Shenyang" terus mengembangkan seri Flanker yang sudah sejak tahun 1992 menjadi bagian Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF). Versi Flanker terbaru yang sudah diproduksi China saat ini adalah pesawat tempur J-15 versi kapal induk dan pesawat serang multiperan J-16.

Awal Kemunculan Flanker China

China memulai hubungannya dengan Sukhoi Flanker pada tahun 1992, ketika itu China menjadi negara pertama di luar negara-negara bekas Uni Soviet yang memiliki pesawat tempur kelas berat ini. Tiga batch Sukhoi Su-27SK kursi tunggal dan Su-27UBK kursi ganda diperoleh China langsung dari Rusia, sekaligus menjadi awal transformasi kemampuan pertahanan udara China.

Berdasarkan pembelian dan pengalaman menggunakan Flanker, China akhirnya memperoleh lisensi Rusia untuk memproduksi Su-27SK melalui pabrik pesawatnya Shenyang. Akhirnya pada tahun 1996, China memerintahkan pembuatan 200 pesawat, kit perakitan masih dipasok dari Rusia namun proses produksi di China. Pesawat pertama dinamai dengan J-11, namun Flanker hasil rakitan Shenyang ini mengalami masalah quality control, dan produksi akhirnya dihentikan setelah memasuki produksi yang ke-105. Termasuk didalamnya adalah sejumlah J-11AS dengan upgrade pada kokpit dan persenjataan.

Meskipun terkesan menemui kegagalan di awal, Shenyang dan Shenyang Aircraft Design Institute telah mendapatkan pengalaman berharga dalam membangun pesawat, yang pada akhirnya mereka mampu mengembangkan sendiri J-11B. Karena semangat yang tinggi untuk terbebas dari ketergantungan dengan Moskow, industri-industri China mulai membuat sendiri sejumlah komponen kunci agar bisa membangun pesawat tempur tanpa pasokan dari Rusia, dan juga agar bisa menggunakan senjata buatan China sendiri.

Sejauh ini, salah satu komponen pesawat tempur buatan China yang paling berharga adalah mesin Shenyang Liming WS-10A Taihang yang menggantikan mesin Saturn AL-31F. Dan akhirnya prototipe J-11B terbang untuk pertama kalinya pada tahun 2004 dengan dua mesin WS-10A. Produksi J-11B pertama sudah mulai menggunakan mesin buatan China, tetapi karena lagi-lagi terganjal masalah keandalan, akhirnya pesawat produksi berikutnya kembali menggunakan mesin AL-31F. Sekarang tampaknya isu-isu tentang kurang andalnya mesin WS-10A telah berhasil diatasi dan produksi J-11B sudah kembali menggunkan mesin buatan China. Di akhir tahun lalu muncul foto J-11B dengan desain nozzle yang berbeda, ini mengindikasikan adanya perbaikan yang berati pada mesin WS-10A.

Bersama dengan mesin baru, J-11B juga dilengkapi dengan radar multifungsi, sistem pencarian inframerah dan databus buatan China yang membuat senjata-senjata China bisa digunakan, seperti rudal udara ke udara PL-12. Kokpit J-11B juga dibuat dari komponen China, menghadirkan lingkup kerja yang modern bagi pilot dengan 5 layar multi fungsi.

J-11B mulai dioperasikan PLAAF menjelang akhir tahun 2007 dan sejak itu jumlahnya kian bertambah. Pada awal 2010, Angkatan Laut China (PLAN) mulai dilengkapi dengan J-11B untuk misi tempur berbasis pantai. Selain J-11B kursi tunggal, pabrik Shenyang juga mengembangkan J-11B kursi ganda yang dikenal sebagai J-11BS. Pesawat ini terbang pertama kali pada tahun 2007, dan mulai dioperasikan oleh PLAAF dan PLAN pada tahun 2010.

Hiu Terbang

Sama seperti Uni Soviet yang mengembangkan Su-33 Flanker versi angkatan laut untuk memenuhi kebutuhan operasional kapal induk, China juga mengembangkan Flanker angkatan lautnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan operasional kapal induk barunya Liaoning. Bahkan, China sampai membeli prototipe Su-33 dari Ukraina sebagai bahan percontohan untuk mengembangkan Flanker angkatan lautnya sendiri.

Dikenal sebagai J-15 atau Flying Shark (Hiu Terbang), Flanker Angkatan Laut China ini sangat mirip dengan Su-33 dalam urusan body dan sistem tetapi menggunakan lebih banyak material komposit untuk menurunkan bobotnya. Dalam hal peralatan misi, pesawat ini masih banyak mengambil teknologi untuk J-11B. J-15 memiliki radar yang sama, meskipun diduga telah dipercanggih untuk mode misi maritim. Juga dilengkapi dengan sistem peringatan rudal seperti yang milik J-11B dengan lima layar pada kokpit.

J-15
Untuk urusan persenjataan, J-15 mengusung berbagai persenjataan presisi untuk misi udara ke udara dan udara ke permukaan, termasuk rudal anti kapal. Salah satu fitur menarik lainnya adalah dilengkapi dengan pod pengisian bahan bakar di tengah, yang memungkinkan J-15 mengisi bahan bakar pesawat lain (terutama saat misi jarak jauh dengan beban senjata yang berat). Pod pengisian bakar ini identik dengan pod UPAZ-1A Rusia, kemungkinan telah impor dan ditiru oleh China.

Seperti yang terjadi pada J-11B, J-15 juga terkendala karena ketidakmampuan industri China menghadirkan mesin yang andal. Mesin yang dimaksud adalah WS-10H, versi angkatan laut dari mesin WS-10A dengan peningkatan daya dorong untuk meningkatkan kecepatan lepas landasnya dari ski-jump deck kapal induk Liaoning. Namun diketahui hanya dua prototipe J-15 yang menggunakan mesin WS-10H, selebihnya menggunakan mesin AL-31F Rusia.

Prototipe J-15 dengan mesin AL-31F terbang pertama kali pada bulan Agustus 2009, dan pada bulan Mei tahun berikutnya berhasil lepas landas dari ski-jump tiruan di darat. Percobaan pada kapal induk yang sesungguhnya dilakukan akhir tahun lalu, berhasil lepas landas dan mendarat pertama kali oleh dua prototipe J-15 pada tanggal 23 November. Dari foto-foto yang beredar di internet terlihat J-15 tersebut masih menggunakan mesin Rusia.

Sementara itu, Shenyang juga mengembangkan J-15 kursi ganda, yang disebut sebagai J-15S. Prototipenya dengan mesin WS-10A terbang pertama kali pada November 2012. Meski kemungkinan besar pesawat ini hanya ditujukan China sebagai pesawat latih, J-15S juga sudah mengusung peran tempur dan peralatan peperangan elektronik.

Flanker Baru

Terkesan dengan pembelian Su-27 pertamanya, China tampaknya juga menginginkan Sukhoi kelas berat guna memenuhi persyaratan misi serangan besar. Pada akhir tahun 2000, batch pertama dari Su-30MKK bomber dua kursi tiba dari Rusia, dengan itu kemampuan PLAAF untuk mengirimkan (misi penembakan) senjata precision-guided pun berubah. Dua batch Su-30MKK, masing-masing 38 pesawat, yang dibeli untuk PLAAF, sedangkan PLAN menerima 25 Su-30MK2 dengan radar yang sudah dimodifikasi dengan kemampuan multi target dari rudal anti kapal.

Berdasarkan pengalaman China mengembangkan J-11B dari Su-27SK, Shenyang dan Shenyang Aircraft Design Institute juga memulai program serupa pada Su-30MKK. Hasilnya adalah J-16, yang kemungkinan besar akan menjadi pesawat tempur utama PLAAF, dan mungkin juga akan digunakan PLAN untuk misi anti kapal.

Seperti halnya J-11B, J-16 banyak menggunakan peralatan buatan China,  termasuk mesin WS-10A. Perubahan yang paling penting adalah radar AESA buatan China, meskipun masih sedikit yang diketahui dari sensor ini. Seperti halnya J-15 dan Su-30MKK, pesawat ini juga memiliki probe refueling retractable (untuk air refueling).

Rincian program J-16 masih samar, tapi tampaknya diketahui bahwa J-16 Flanker pertama telah terbang pada akhir 2011. Tahun lalu setidaknya ada dua prototipe J-16 yang diuji coba oleh PLAAF, dan ada kemungkinan bahwa jenis ini akan mulai memasuki fase evaluasi operasional yang lebih jauh.

Super Flanker China?

Dalam beberapa tahun terakhir, China terus dikabarkan akan memperoleh Su-35 dari Rusia. Su-35 adalah Flanker generasi kedua yang menggabungkan banyak perubahan pada badan pesawat, avionik dan mesin. Disebut-sebut, mesin Saturn 117S/AL-41F pada Su-35 lah yang membuat China tergila-gila pada pesawat ini, yang diketahui bahwa China telah mengalami kendala serius soal pengembangan mesin Flanker.

Potensi penjualan Su-35 ke China mulai terendus media pada awal 2012, awalnya akan dibeli 48 pesawat namun kemudian dikurangi menjadi 24. Laporan mengenai potensi penjualan terus dikabarkan dan pada akhir tahun lalu seorang pejabat senior Rusia mengisyaratkan bahwa kesepakatan penjualan akan ditandatangani pada tahun ini. Namun ada pula laporan lain yang bertentangan, yang mengatakan bahwa pembelian China atas Su-35 tidak dapat dilanjutkan.
Sumber : Artileri