Pages

Sabtu, April 05, 2014

Analisis : Sudah Mulai Berdatangan

ANALSIS-(IDB) : Di tengah suasana hiruk pikuk menjelang Pileg tanggal 9 April 2014, KSAD mengumumkan di Makassar Jumat 4 April 2014 bahwa “kloter” 18 meriam artileri kaliber 155m sudah mulai berdatangan ke Indonesia. Kloter ini melengkapi jumlah pesanan yang terdiri dari 38 unit meriam artileri 105mm bermerk KH178 untuk 2 batalyon dan 18 unit kaliber 155m untuk 1 batalyon dikenal dengan sebutan KH179 semuanya made in Korsel.



Tahun ini adalah tahun akhir pemerintahan SBY setelah selama 10 tahun memberikan warna bangkitnya perekonomian negeri ini. Hasilnya saat ini adalah kekuatan ekonomi Indonesia berada di 15 besar dunia, nomor 1 di ASEAN, pendapatan per kapita mencapai US $ 4.000,- pertumbuhan ekonomi rata-rata di kisaran 5-6 % per tahun.  Bandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Ini fakta tak terbantahkan dan yang merilis laporan ini adalah berbagai lembaga keuangan internasional.

Daftar Belanja Militer RI dari SIPRI tahun 2013


Di bidang pertahanan selama 5 tahun terakhir telah diupayakan memperkuat militer negeri kepulauan ini dengan berbagai asupan gizi alutsista.  Karena ternyata selama ini dibanding negara sekitar ternyata kita kurang gizi alutsista alias ketinggalan jauh. Maka sebuah perencanaan dan strategi besar diungkap oleh Pangti SBY di awal masa jabatan keduanya tahun 2009. Dengan memprediksi kondisi kawasan yang dinamis dan tak terduga di hadapan petinggi Kemhan, TNI dan DPR dicanangkan belanja alutsista secara besar-besaran dengan anggaran 150 trilyun untuk masa lima tahun (2010-2014).  Ternyata kemudian prediksi itu benar, kondisi Laut Cina Selatan bergolak, tetangga selatan bertingkah.  Darwin, Christmas, dan Cocos jadi basis militer frekuensi tinggi.



Program belanja alutsista ini  kemudian dikenal dengan sebutan MEF (Minimum Essential Force) yaitu program pemenuhan alutsista untuk standar minimal yang dipersyaratkan.  Meski semua belanja alutsista yang direncanakan itu di rekapitulasi selama lima tahun ini sesungguhnya kekuatan alutsista kita belumlah memenuhi standar berkecukupan apalagi ideal. Artinya meski belanja alutsista bernuansa revolusioner selama lima tahun ini ternyata belum mencapai standar kecukupan karena memang selama 15 tahun terakhir atau sejak reformasi 1998 belanja alutsista TNI dinomorsekiankan.

Artileri Caesar Nexter buatan Perancis
Meski saat ini kita sudah diperkuat 16 Sukhoi dengan persenjataan rudal lengkap tapi dibanding Singapura dan Australia kita masih kalah kelas jumlah dan kalah kelas. Atau kepemilikan jumlah kapal selam kita yang hanya dua itu, bandingkan dengan Singapura yang punya 5 unit dan Australia 6 unit.  Kondisi idealnya mestinya karena kita negara kepulauan harus punya minimal 12 kapal selam. Tapi jangan pesimis dulu, ini kan kondisi MEF I yang tentu akan berlanjut di MEF II (2015-2019).



Kita nikmati saja dulu hari-hari dimulai berdatangannya sejumlah alutsista yang sudah dipesan beberapa waktu lalu.  Setelah 18 unit KH179 itu akan tiba pada tahun ini 12 Pesawat coin Super Tucano, 8 Jet tempur F16 blok 52, 4 UAV Heron, 2 Pesawat angkut berat Hercules, 5 Pesawat angkut sedang CN295, 6 Helikopter serbu Cougar, 20 Helikopter serbu 412EP, 4 Radar, 11 Heli Anti Kapal Selam, 3 Kapal Korvet Bung Tomo Class, 3 Kapal Cepat Rudal 60m PAL, 3 LST, 2 BCM, 40 Tank Leopard, 40 Tank Marder, 50 Panser Anoa, 36 MLRS Astross II, 37 Artileri Caesar, sejumlah peluru kendali SAM, sejumlah peluru kendali anti kapal, Simulator Sukhoi dan lain-lain.



Kedatangan alutsista paket MEF I tentu tidak berakhir di tahun 2014. Tahun-tahun berikutnya masih akan terus berdatangan sesuai kuantitas pesanan.  Misalnya pesanan Tank Leopard, Jet tempur F16.  Bahkan ada pesanan MEF I yang belum datang yaitu 3 kapal selam Changbogo Korsel yang diprediksi datang mulai  tahun 2016.  Yang jelas kedatangan alutsista sepanjang tahun 2014 akan dipergelarkan dalam upacara militer besar-besaran tepat pada HUT TNI 5 Oktober 2014 di Naval Base Surabaya.



Nah di MEF II (2015-2019) nanti diprediksi pemenuhan kebutuhan alutsista sudah bisa memenuhi standar berkecukupan.  Tetapi syarat utamanya tentu ada anggaran belanja yang mampu memenuhi standar berkecukupan itu.  Kita berharap pagu anggaran belanja senjata dan rawat senjata untuk MEF II nanti bisa mencapai 200 trilyun. Angka ini bukan angka impian karena prediksi kekuatan PDB dan kekuatan daya beli Indonesia terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.  Sekedar catatan prediksi beberapa lembaga keuangan internasional pada tahun 2020, kekuatan ekonomi Indonesia mampu menembus 12 besar dunia dengan pendapatan per kapita US $ 8.000,-



Kunci utama dalam kelanjutan MEF II adalah political will dari pemerintahan yang baru. Siapa pun yang menjadi RI 1 nantinya diharapkan dapat melanjutkan program MEF ini agar kebutuhan alutsista kita memenuhi standar kecukupan.  Lebih penting dari itu dengan kekuatan militer yang kuat, maka posisi diplomatik Indonesia akan semakin kinclong dan diperhitungkan.  Lebih utama dari semua itu jika ada yang mau mengusik teritori NKRI akan berpikir ulang atau mengukur diri. Maknanya memiliki kekuatan militer yang gahar diniscayakan mampu meminimalisir terjadinya pelecehan teritori, konflik bersenjata atau perang terbuka antar negara.  Dan alangkah baiknya pula pada hari-hari ke depan ini kita menikmati sajian kedatangan beragam alutsista sembari berucap Alhamdulillah.



Sumber : Analisis

Pengadaan Senjata Harus Menggerakkan Ekonomi

JAKARTA-(IDB) : Mulai 2014, pengadaan senjata untuk Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia harus bisa menggerakkan ekonomi nasional. Untuk itu, pemerintah membuat kebijakan, 85 persen dari nilai pengadaan harus kembali ke dalam negeri.
 
Demikian kata Said Didu dari Bagian Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Rabu (2/4), di Jakarta, usai Lokakarya Perencanaan KKIP. Menurut dia, 85 persen dari nilai pengadaan yang kembali ke dalam negeri terdiri dari penggunaan content lokal untuk pengembangan industri pertahanan dan industri manufaktur serta imbal dagang untuk perkembangan ekonomi nasional.
 
"Kebijakan ini akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang,"kata Said. Ia mengatakan selama ini komponen yang menggerakkan ekonomi nasional tidak bisa dihitung. Namun, dengan kebijakan tersebut, pembelian senjata diharapkan bisa menggerakkan ekonomi nasional.
 
Ketua Tim Pelaksana KKIP Laksamana (Purn) Sumardjono mengakui, ada jurang antara kemampuan industri pertahanan dan kebutuhan TNI dan Polri. Menjadi tugas KKIP untuk mensinkronkan kedua entitas tersebut."Kami tidak akan menurunkan kualitas. Jika industri pertahanan dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan TNI dan Polri, akan dibeli dari luar negeri," kata Sumardjono.
 
Sumadjono yang mantan Kepala Staf TNI AL ini mengatakan, persyaratan pembelian senjata dari luar negeri adalah adanya transfer teknologi. Namun transfer teknologi membutuhkan persiapan panjang. Ini, misalnya, terjadi dalam pengadaan kapal selam Indonesia dari Korea. Dari tiga kapal selam yang dipesan, kapal ketiga dibangun di PT PAL.  "Üntuk itu, kita melakukan inventarisasi persiapan yang perlu dilakukan PT PAL mulai dari alat sampai sumber daya manusia (SDM)," ujar dia.
 
Sementara itu, juru bicara KKIP, Silmy Karim, mengatakan, dalam pengembangan industri pertahanan, perencanaan menjadi hal yang sangat penting. Dalam lokakarya KKIP tersebut, pengguna yaitu TNI, dipertemukan dengan industri pertahanan.
 
Perencanaan yang baik, lanjut Simly akan berujung pada pengadaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan. Untuk itu memang dibutuhkan waktu. Ia mencontohkan, saat TNI Angkatan Darat membutuhkan peluru, PT Pindad tidak serta-merta menyediakan. "Butuh bertahun-tahun sebelumnya untuk mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia," katanya.
 
Dalam pemaparannya, PT Dirgantara Indonesia menyajikan potensinya dalam pengadaan senjata bagi TNI/Polri pada tahun 2014-2019. Perusahaan itu bisa bekerjasama menyediakan pesawat angkut CN-295, pesawat tanker multiperan A-330 untuk pengisian bahan bakar di udara, dan A-400M untuk pesawat angkut berat.
 
PT Dirgantara Indonesia juga telah bekerja sama dengan Airbus untuk membuat helikopter EC-725 guna keperluan SAR dan helikopter anti kapal selam.
 
Pengembangan strategis lain yang sedang dilakukan PT Dirgantara Indonesia adalah pembuatan pesawat tempur generasi 4.5 yang bekerja sama dengan Korea Selatan.
 
Sementara itu, PT LEN Industri mengatakan, produk canggih, seperti sistem tempur udara, sistem tempur laut, dan sistem tempur terintegrasi, memiliki teknologi yang multidisiplin, dinamis, dan membutuhkan investasi yang besar. Untuk itu perencanaan yang berkelanjutan sangat dibutuhkan.




Sumber : Kompas

TNI AU Bidik Jet Tanker A330-MRTT Di 2015

Jet Tanker Airbus A-330-MRTT
JKGR-(IDB) : Untuk memperkuat dukungan logistik bagi armada pesawat tempur TNI AU, Kementerian Pertahanan berencana memesan jet tanker generasi terbaru, Airbus A330-MRTT. Anggarannya dialokasikan mulai tahun 2015 dengan sistem pembayaran multi years.

Pesawat Multi Role Tanker Transport (MRTT) mengambil basis jet penumpang A330 yang dikonversi oleh Airbus Military di Getafe dekat Madrid, Spanyol.

Seperti kita ketahui Airbus Military Spanyol memiliki kedekatan dengan PT DI, dengan proyek CN 295 dan lain-lain. Dan bisa ditebak pembelian jet tanker A330-MRT ini akan memberikan sebagian pengerjaan komponen pada PT DI, serta transfer of technology.

Tidak itu saja, Kementerian Pertahanan juga mengalokasikan dana yang cukup besar untuk penambahan pesawat CN-295 AEW/C/MPA.

TNI AU juga akan  mengganti pesawat angkut Hercules C-130B dengan Airbus A400. Namun ketertarikan dan rencana pembelian A400, belum disertai dengan rencana pendanaannya.

Dengan adanya rencana kontrak-kontrak baru ini, sudah terbayang PT DI ke depannya akan menjadi perusahaan yang kuat dan sarat dengan teknologi terbaru.

Di satu sisi, PT DI dan rekanan akan membangun jet tempur KFX/IFX Indonesia bersama Korea Selatan. Di sisi lain PT DI juga akan menyediakan pesawat angkut militer dan militer, baik itu yang fix wing maupun rotary (helokopter).

Dengan terobosan ini, perawatan dan penggantian suku cadang pesawat fix wing dan rotary Indonesia akan semakin mudah, terencana dan tidak kalah penting semakin murah dan bisa dikerjakan di dalam negeri.

Pola pengembangan pengembangan pesawat fix wing dan rotary Indonesia sudah mulai terlihat. Untuk jenis rotary, pesawat-pesawat militer maupun sipil mulai menggunakan Eurocopter yang sebagian komponennya dibuat oleh PT DI, seperti: AS 550 Fennec untuk Angkatan Darat, Helikopter Panther untuk TNI AL dan Cougar untuk TNI AU.

Sementara untuk pesawat fix wing, PT DI mulai memproduksi NC-212, kerjasama dengan Airbus untuk CN295 dan yang terbaru akan dijalankan Jet Tanker A330-MRTT, sebelum lompat lebih jauh ke pesawat angkut jumbo A440.

a330mrtth
Proyek terbaru PT DI ke depan adalah ikut serta menyediakan sejumlah komponen untuk Jet tanker A330-MRTT yang  dipesan Indonesia.

Jet tanker A330-MRTT yang didukung dua mesin Rolls-Royce Trent 700dapat menyimpan 111 ton bahan bakar dan dilengkapi dua buah pod underwing untuk pengisian bahan bakar.

Dengan kapasitas bahan bakar yang besar, memungkinkan A330 MRTT unggul dalam misi pengisian bahan bakar udara-ke-udara tanpa perlu kembali ke pangkalan/tanker untuk mengisi ulang bahan bakar tambahan.

A330 MRTT juga dapat digunakan sebagai pesawat angkut murni dan mengangkut 300 tentara, atau muatan hingga 50 ton dan juga dapat dikonversi dengan mudah menjadi pesawat Evakuasi Medis sebanyak 130 tandu.

Total, 28 pesawat A330 MRTT telah diorder oleh empat pelanggan yaitu Australia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Inggris. Singapura juga berminat membeli 6 pesawat Jet tanker A330-MRTT.

Jet tanker A-330-MRTT mampu mengisi bahan bakar di udara terhadap berbagai jenis pesawat tempur: F–16, F–35A, Eurofighter Typhoon hingga Sukhoi SU 27/30.

Indonesia tidak hanya menjadi produsen dari A-330-MRTT, tetapi ikut ambil bagian dalam produksinya, sekaligus membangun industri pesawat dalam negeri. Selamat PT DI. 




Sumber : JKGR

Kapal Perusak Jepang Diperintahkan Tembak Rudal Korut

TOKYO-(IDB) : Jepang telah memerintahkan kapal perusaknya di Laut Jepang untuk menyerang setiap rudal balistik yang mungkin diluncurkan Korea Utara dalam beberapa pekan mendatang setelah Pyongyang menembakkan rudal jarak menengah, Rodong, ke laut tersebut, kata sumber pemerintah Jepang, Sabtu.

Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, Kamis, mengeluarkan perintah itu, tetapi tidak diumumkan untuk menghindari sikap dingin pada pembicaraan baru antara Tokyo dan Pyongyang, yang pertama dalam lebih dari satu tahun, kata media lokal memberitakan sebelumnya.

"Menteri pertahanan mengeluarkan perintah pada 3 April dan berlaku sampai 25 April untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan peluncuran rudal tambahan," kata sumber.

Onodera, kata sumber itu, tidak menyebarkan baterei rudal Patriot yang akan menjadi baris terakhir pertahanan terhadap masuknya hulu ledak.

Laporan-laporan media mengatakan, pembicaraan Korea Utara-Jepang di Beijing pekan ini tidak melanggar landasan baru, tetapi berakhir dengan kesepakatan untuk melakukan pertemuan selanjutnya.

Penembakan Rodong bertepatan dengan pertemuan di Den Haag antara Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan para pemimpin Korea Selatan serta Jepang dan diikuti serangkaian peluncuran roket jarak pendek.

Peluncuran tersebut menunjukkan sikap pembangkangan oleh Korea Utara.

Rudal-rudal itu jatuh ke laut setelah terbang 650 km (400 mil laut), jarak terpendek dari rudal jarak menengah yang berjangkauan maksimum sekitar 1.300 km.

Kapal perusak Aegis Jepang di Laut Jepang dilengkapi peralatan radar canggih yang dapat melacak beberapa target dan membawa rudal yang dirancang untuk mengambil target di tepi ruang.




Sumber : Antara

Lawan Ancaman Korut, Korsel Uji Tembak Rudal balistik

SEOUL-(IDB) : Korea Selatan (Korsel) telah melakukan uji tembak rudal balistik terbaru dengan jangakauan mencapai 500 km. Seoul bahkan bersiap melakukan uji tembak rudal dengan jangkauan hingga 800 km atau mampu menembus wilayah Korea Utara (Korut).

Kementerian Pertahanan Korsel pada Jumat (4/4/2014), mengatakan, uji tembak rudal balistik itu dilakukan setelah beberapa hari lalu Korut melakukan uji tembak rudal balistik mereka. Juru bicara kementerian itu, Kim Min-seok, menegaskan, uji tembak rudal Seoul sebagai bentuk perlawanan atas ancaman rudal dan program nuklir dari negara pimpinan Kim Jong-un itu.

Kim Min-seok mengatakan, langkah Korut yang mengancam menguji coba senjata nuklir telah mendapat peringatan keras dari PBB. Sedangkan uji tembak rudal Korsel, lanjut dia, dilakukan di bawah perjanjian dengan Amerika Serikat. Dalam perjanjian yang dibuat tahun 2012 itu, Korsel didukung Amerika Serikat untuk mengembangkan rudal dengan jangkauan 800 km.

”Kami melakukan uji tembak itu, dan kami berhasil,” kata Kim, ketika ditanya hasil uji tembak rudal berdaya jangkau 500 km itu.”Dan kita akan membuat rudal dengan jangkaun 800 km,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters.

Ketegangan di Semenanjung Korea terus memanas. Beberapa hari lalu, kedua militer Korea saling melakukan tembakan, di mana militer Korut menembakkan sekitar 100 peluru ke perairan Korsel. Aksi itu lantas dibalas dengan ratusan tembakan militer Korsel ke perairan Korut. Saat baku tembak terjadi, warga di wilayah perbatasan dievakuasi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.




Sumber : Sindo