Pages

Jumat, Maret 28, 2014

Kapal Peserta Latma Komodo Mulai Berdatangan Di Batam

BATAM-(IDB) : Sejumlah kapal perang TNI AL berbagai jenis dan kapal perang negara Asean dan Asean Plus mulai berdatangan dalam rangka pelaksanaan Latma Multilateral Komodo 2014 (Multilateral Naval Exercise Komodo/MNEK) di perairan Batam.
       
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol laut (KH) Agus Cahyono di Batam, Jumat, mengatakan TNI AL dalam kegiatan ini melibatkan 19 kapal perang antara lain jenis Sigma dan fregat serta jenis Parcim dan landing platform dock (LPD), froch.
       
"Sebagian sandar di dermaga dan sebagian lagi lego jangkar sekitar 2 mil dari dermaga serta 6 pesawat udara. Sedangkan 14 kapal perang dari negara peserta seluruhnya akan lego jangkar bersama-sama dengan kapal perang TNI AL di depan dermaga Batu Ampar Batam," kata dia.
       
Dalam latihan bersama Multilateral Komodo 2014, TNI AL melibatkan kurang lebih 3.000 personel termasuk di dalamnya personel TNI AD, TNI AU dan Polri. Selain itu dilibatkan pula unsur dari kesatuan penjagaan pantai (KPLP) departemen perhubungan dan satu kapal dari SKK Migas.
       
Sedangkan dari negara peserta melibatkn kurang lebih 1.800 personel TNI Angkatan Laut dengan mengerahkan 14 kapal perang dan 4 helikopter dari 17 negara-negara Asean dan Asean plus yang terlibat dalam latihan bersama di Batam, Anambas dan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
       
"Kapal perang Brunai Darussalam KDB Darulehsan dan Tiongkok  jenis LPD Plan Mount Changbai sudah lego jangkar kurang lebih 2 mil dari dermaga Kamis kemarin," kata Agus.
       
Sedangkan kapal perang lainnya mulai Jumat pagi ini sampai jam 12.00 telah berdatangan dan berlabuh di depan pelabuhan Batu Ampar Batam antara lain dari kapal perang Jepang dan India INS Sukanya, Malaysia KD Mahawangsa dan Philipina BRP Ramon Alcaraz.
       
Negara Singapura mengirimkan kapal perang RSS Resolution dan Rusia melibatkan 3 kapal jenis battleship, tanker dan tug boat.
  
"Untuk yang lainnya direncanakan hari ini semua masuk ke Batam," kata dia.
       
Ia mengatakan delegasi dan personel yang telah ditunjuk dari masing-masing peserta negara sahabat tersebut akan bergabung dalam rangkaian kegiatan di Swiss Belhotel Harbour Bay di Batam untuk melaksanakan kegiatan Latma Multilateral Komodo 2014.
       
Sementara kegiatan Satgas ENCAP (Engineering Civic Action Program) dan Satgas  MEDCAP (Medical Civic Action Project) dilaksnakan di Kabupaten Anambas dan Natuna.
       
"Untuk mendukung kegiatan satgas Medcap, dua kapal perang TNI AL yakni kapal rumah sakit KRI Suharso-990 dan jenis LST (landing Ship Tank ) KRI Teluk Banten-516 sudah berangkat menuju lokasi. Kapal tersebut dilengkapi dua kontainer medis," kata Agus.
       
Latihan bersama latma Multilateral Komodo dengan tema diselenggarakan pula dengan kegiatan Maritim Hospitality yang dikemas dalam bentuk Indonesia Maritime festival 2014 di mulai 28 Maret 2014.




Sumber : Antara

Hawk 100/200 TNI AU Hancurkan Markas Separatis

LAMPUNG-(IDB) : Propinsi Lampung tepatnya di Kabupaten Tulang Bawang yang saat ini sudah tidak kondusif manakala Lanud Astra Ksetra telah diduduki sekelompok separatis dan merekapun telah menggelar radar mobail, juga membuat serangan-serangan udaranya, sehingga atas perintah Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I, sebagai Pangkogasudgab mengadakan operasi dengan sandi “Jalak Sakti” untuk merebut kembali Lanud Astra Ksetra dari genggaman separatis . kemudian Panglima memerintahkan jajarannya melaksanakan operasi udara, baik pengintaian serta penyerangan menggunakan pesawat tempur dan penerjunan prajurit-prajurit Korp Paskhasau.


Itulah sebagian skenario pada acara puncak latihan antar satuan Koopsau I,dengan sandi “Jalak Sakti” 2014, Kamis,27/3 di lokasi Air Weapons Range Lanud Astra Ksetra, tepatnya di pos peninjau yang dihadiri Panglima Komando Operasi I marsekal Muda TNI M. Syaugi, S.Sos, Komandan Korp Phaskasau Marsekal Muda TNI M. Harpin Ondeh S.H. sekaligus akan menyaksikan para penerbang tempur dan prajurit Baret Jingganya, didampingi oleh beberapa Asisten, Danlanud Astra Ksetra serta para undangan satuan samping dan muspida Provinsi Lampung yang telah memenuhi panggung pos tinjau, ditambah para penduduk sekitar yang antusias menunggu kehadiran pesawat tempur Hawk 100/200, siap membombardir dua target terlihat jelas dari arah barat.


Dari arah timur terlihat pesawat tempur Hawk 100/200 melakukan manuver ke arah target. Dua Bom MK meluncur tepat mengenai sasaran terdengar gemuruh suara ledakan dan mengeluarkan api dan kepulan asap hitam ke udara. Tampak panglima mengangkat tangan serasa bangga disertai gemuruh teriakan dan tepuk tangan para undangan. Hampir tak sedikitpun dua target dilumpuhkan dengan tujuh kali pemboman semua tepat mengenai sasaran.


Usai acara tersebut Panglima dalam konfrensi persnya mengatakan latihan Jalak Sakti merupakan latihan antar satuan koopsau I setiap tahun rutin diadakan diberbagai tempat di wilayah Koopsau I, sekarang kita adakan di Lampung Khususnya Lanud Astra Ksetra mempunyai Air Weaopns range (AWR) yang cukup ideal, strategis dan aman jauh dari pemukiman penduduk, sehingga kita dapat mempraktekan teori-teori yang kita berikan dikelas ilmu perang udara kepada penerbang-penerbang kita sebagai penerbang tempur TNI AU.


Panglima dan rombongan serta para undangan bergeser ke Lanud Astra Ksetra untuk melanjutkan kegiatan penerjunan taktis menggunakan tiga pesawat Hercules sebanyak 120 penerjun dar Wing 1 Paskhasau, demontrasi SAR Udara dengan pesawat NAS-322 Super Puma dari Skadron 6 Lanud Atang Sanjaya.


Usai acara Panglima langsung menutup latihan Jalak Sakti 2014. Dalam sambutannya mengatakan, “Saya mengharapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam latihan jalak sakti 2014, agar menjadikan latihan ini sebagai bekal pengalaman yang berharga serta dapat menjadi motivasi dalam pelaksanaan tugas secara profesional.dan dipertahankan, sehingga dapat menambah rasa percaya diri dalam menghadapi tugas mendatang, tingkatkan terus profesiona-lisme sebagai prajurit satuan yang mampu menjaga keutuhan wilayah serta mempertahankan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia”. (Pentak Lanud Astra Ksetra).




Sumber : TNI AU

Peresmian Landing Craft Utility (LCU) Pesanan TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Peresmian Landing Craft Utility (LCU) untuk melengkapi di dua KRI jenis Landing Platform Dock (LPD) yang berada di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593, dilaksanakan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Kamis (27/3). Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahan berupa miniatur LCU dari PT. Tesco Indomaritim Bapak Yamin kepada Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda TNI S.M. Darojatim, dilanjutkan pertukaran cendera mata dan acara potong tumpeng.

Pangkolinlamil dalam sambutannya mengatakan, bahwa produk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Landing Craft Utility (LCU) ini dinantikan kehadirannya untuk memperkuat sekaligus menambah kekuatan dari unsur KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut. Penambahan jumlah dan modernisasi alutsista memang sangat kita butuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas  TNI Angkatan Laut serta Kolinlamil pada khususnya.

Lebih lanjut Pangkolinlamil menekankan kepada Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) baik Jakarta maupun Surabaya agar menyiapkan personel serta mengadakan pelatihan untuk mengawaki LCU tersebut, Pelatihan ini penting agar personel tersebut mampu mengawaki LCU tersebut secara baik, dan diharapkan setelah diadakannya pelatihan itu para pengawak KRI dapat mengoperasikannya dengan penanganan terbaik, sehingga seluruh peralatan yang ada di LCU dapat dipelihara dengan baik dan dapat memperpanjang usia pakai menjadi lebih lama.

Kedua unit Landing Craft Utility (LCU) merupakan hasil dari pengadaan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Laut pada awal tahun 2014. LCU yang diresmikan ini adalah tipe water jet produksi dalam negeri yang merupakan jenis boat yang digunakan atau difungsikan oleh pasukan pendarat amfibi untuk mengangkut peralatan perang dan pasukan ke pantai, LCU juga mampu untuk mengangkut kendaraan dari kapal amfibi ke dermaga. Acara peresmian tersebut dihadiri seluruh pejabat di lingkungan Kolinlamil serta perwakilan dari PT. Tesco Indomaritim.


Sumber : TNI AL

Pesawat Kargo Militer India Jatuh Saat Latihan

NEW DELHI-(IDB) : Sebuah pesawat kargo milik militer India jatuh ketika melakukan latihan rutin. Belum diketahui adanya korban tewas dalam insiden.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan India menyebut pesawat kargo yang jatuh merupakan milik Angkatan Udara India. Pesawat kargo jenis C-130J Super Hercules merupakan buatan U.S. Lockheed Martin Corp.

Pesawat ini jatuh ketika terbang melintasi wilayah Madhya Pradesh, India. Seperti dilansir CNN, Jumat (28/3/2014), lokasi jatuhnya pesawat kargo ini ada di area berjarak 115 kilometer dari pangkalan udara Gwalior.

Juru bicara AU India mengaku tidak mengetahui pasti ada berapa orang di dalam pesawat kargo tersebut saat kejadian. Ada tidaknya korban jiwa dalam insiden ini belum dilaporkan.

Penyebab jatuhnya pesawat kargo ini masih belum diketahui. Penyelidikan otoritas setempat masih terus dilakukan.




Sumber : Detik

SBY Cancels Attending Komodo Exercise

JAKARTA-(IDB) : President Susilo Bambang Yudhoyono has canceled a planned visit to the 2014 Multilateral Naval Exercise Komodo, which is to be held in waters around Batam and the Riau Islands, starting on March 29.

Indonesian Navy Western Fleet Comand chief spokesman Lt. Col. Agus Cahyono told The Jakarta Post on Thursday that Coordinating Political, Legal and Security Minister Djoko Suyanto would attend in Yudhoyono’s absence.

“We do not know the reason, the President is the President,” Agus said.

He added that despite the President’s presence, the exercise would go ahead as planned and some of the participants had been arriving in Batam.

The Chinese Navy’s landing platform dock, Changbai Shan, with 420 personnel, has anchored in Batam waters as well as the Royal Brunei Navy’s offshore patrol vessel KDB Darulehsan and the Philippine Navy’s corvette BRP Ramon Alcaraz, with 120 personnel each.

The Indonesian Navy will deploy 18 warships in the exercise.

“We will conduct a simulation where the Natuna and Anambas Islands are stricken by natural disasters,” Agus said.

“Each navy will coordinate on the integrated handling of the disasters.”

Agus said such an exercise was the first of its kind to take lessons from the 2004 Aceh tsunami, when the intentions of many countries to help did not consist of good coordination. He added that the exercise would be held every two years.

“The exercise focuses on disasters only. We focus on how to mitigate disasters in the context of navy-to-navy cooperation,” he said.

Some 28 warships with almost 4,500 personnel from 17 countries will take part in the exercise.
The participants are 10 ASEAN country members and their partners, China, Japan, India, New Zealand, Russia, South Korea and the US. 




Source : JakartaPost

Penutupan Latihan Gaper 2014 Oleh Danlanud Abd Saleh

MALANG-(IDB) : Latihan Garuda Perkasa (Gaper) tahun 2014 Lanud Abd Saleh yang dibuka sejak 7 hari yang lalu, hari ini Kamis (27/3), ditutup oleh Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Gutomo, S.IP., diikuti oleh seluruh pejabat dan anggota Lanud Abd Saleh serta para peserta Latihan Garuda Perkasa termasuk Brigade Anjing, mobil Pemadam Kebakaran (PK), dan mobil BMP, bertempat di Taxy Way Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abd Saleh.

Danlanud Abd Saleh dalam sambutannya menyampaikan apresiasi  atas pelaksanaan Latihan yang dapat berjalan dengan aman, baik, dan lancar. Secara umum Latihan Garuda Perkasa 2014 ini sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 

Namun demikian bagi Peserta Latihan jangan cepat merasa puas dengan hasil Latihan yang dicapai, agar dapat ditingkatkan lagi pada Latihan-Latihan yang akan datang, karena Latihan ini merupakan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tugas yang dipercayakan Komando Atas kepada Lanud Abd Saleh.


Dengan berakhirnya Latihan ini, para Peserta Latihan telah teruji, secara fisik, mental, kemampuan maupun keterampilan untuk merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas operasi maupun dukungannya, sehingga dengan Latihan tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan kesiagaan operasional Lanud Abd Saleh di dalam melaksanakan tugas yang diembannya.




Sumber : TNI AU

Pramono Bantah Pembelian Leopard Tidak Sesuai Geografis Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo angkat bicara, membantah kritik Presiden ketiga RI BJ Habibie soal pembelian tank Leopard oleh bekas kesatuannya itu. Dia berpendapat penilaian Habibie tak tepat.

"Kalau Pak Habibie bilang tank Leopard keberatan berton-ton dan nggak ada jembatan yang mampu dilalui tank ini, saya tanya semenjak tank itu datang ke Indonesia apa ada jembatan yang ambruk?" ujar Pramono di Jakarta, Jumat (28/3/2014). Sebelumnya, Habibie mengatakan, tank Leopard tak cocok dengan karakteristik Indonesia.

Pembelian 116 tank Leopard bekas dari Jerman terjadi saat Pramono menjabat KSAD. Sejak tank-tank itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, dibawa ke Mako Kopassus di Cijantung, dan kemudian dipamerkan di Kemayoran, Pramono mengaku langsung memeriksa apakah ada jembatan yang ambruk karena dilewati Leopard.

"Tidak ada yang ambruk. Saya pun bertanya, Pak Habibie ini kenapa menghina Kementerian PU Indonesia yang buat jembatan? Jangan selalu membangga-banggakan produk asing," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

Selain itu, Pramono pun menepis pandangan Habibie yang menyatakan Indonesia tak membutuhkan Leopard karena tank ini dirancang untuk gurun pasir. Dia mengatakan, negara-negara seperti Brasil, Singapura, Belanda, dan Jerman yang tak punya gurun pasir juga menggunakan Leopard.

Pramono menambahkan, sekarang tak kurang dari 15 negara memiliki Leopard. Menurut dia, keberadaan tank tersebut akan sangat berguna bagi pertahanan Indonesia dalam situasi genting.

Diberitakan sebelumnya, Habibie mengkritik keputusan Kementerian Pertahanan membeli tank Leopard. Menurut dia, tank Leopard tak cocok sebagai alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia.

"Kita impor tank Leopard itu untuk apa? Itu kan untuk negara padang pasir, bukan negara maritim," papar Habibie saat memberikan pidato penutup dalam seminar Uji Publik Capres 2014: Mencari Pemimpin Muda Berkualitas di The Habibie Center, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

"Skenario perang berubah. Sekarang pembuat tank itu mencari orang yang mau bayar besi tuanya. Pakai dong otaknya," ujar Habibie. Terlebih lagi, lanjut dia, tank tersebut memiliki berat mencapai 60 ton.

Alat seberat itu, menurut Habibie, tidak akan cocok dioperasikan di Indonesia. "Belum tentu bisa lewat jembatan, tidak kuat nanti jembatannya. Dan, saya dengar akan datang langsung 120 (buah), mau taruh di mana?" ujarnya.

Habibie meyakini Kementerian Pertahanan sudah mengetahui kondisi- kondisi teknis itu. Namun, menurut dia, Kemenhan sepertinya lebih mementingkan unsur ekonomi dibandingkan unsur teknis dari pembelian tank itu.




Sumber : Kompas

Belajar Dari Kerjasama Airbus Dan China

BEIJING-(IDB) : Kerjasama saling membutuhkan antara Airbus dan China menghasilkan pembangunan pabrik perawatan akhir pesawat Airbus di China. Dari tahun ke tahun jumlah produksinya terus meningkat.



Membangun sebuah pabrik perakitan pesawat dengan tenaga lokal tentu saja tidak mudah. Namun China sudah membuktikan mampu membangun dan mengoperasikannya sampai sekarang.



Adalah pabrik perakitan akhir pesawat Airbus yang didirikan di area industri Tianjin Binhai, sebuah zona pembangunan industri baru tingkat negara. Pabrik  Final Asembly Line China (FALC) tersebut dimiliki oleh Airbus 51% dan Konsorsium China 49% yang terdiri dari Tianjin Trade Zone(TJFTZ) dan China Aviation Industry Corporation(AVIC).



Dukungan Pemerintah


Pembangunan pabrik manufaktur Airbus satu-satunya di luar Eropa ini terlaksana dorongan Pemerintah China. Adalah Perdana Menteri China Wen Jiabao yang sengaja berkunjung ke kantor pusat Airbus di Toulouse, Perancis pada 4 Desember 2005. Jiabao membawa juga Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) untuk menandatangani Kesepakatan Kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) mengenai Penguatan Kerjasama Industri antara industri penerbangan sipil China dan Airbus.



Lewat serangkaian pertemuan dan perjanjian yang didukung penuh oleh Pemerintah China, pada 15 Mei 2007 pembangunan konstruksi pabrik ini pun dimulai. Pendirian pabrik di China ini meliputi pembangunan hanggar khusus, gedung perkantoran, pusat pengiriman dan berbagai fasilitas terkait, termasuk sistem penyediaan listik, gas, air dan bahan bakar. Selain itu juga terdapat pusat pelatihan, pusat perbaikan (service center), dan engineering center.



Luas kompleks FALC mencakup 590.000 meter persegi dan luas bangunan keseluruhan mencakup 114.000 meter persegi. Dan pada Juli 2008, FALC resmi beroperasi.



Tak hanya Pemerintah China, Pemerintah Jerman juga mendukung langkah pabrik ini. Pada 31 Agustus 2012, Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM China Wen Jiabao memimpin pertemuan besar yang dihadiri oleh 1.000 orang di Tianjin untuk merayakan penyelesaian pesawat jenis A320 ke-100 yang dibuat di FALC.



Saling Menguntungkan


Menurut   General Manager Airbus (Tianjin) Final Assembly Co. Ltd, Andreas Ockel, kerjasama antara Airbus dan Negara China itu sebenarnya saling menguntungkan. Menurutnya, China adalah pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat bagi Airbus. “Hingga akhir tahun 2013, sudah ada 1.001 pesawat Airbus berbagai jenis yang dioperasikan oleh maskapai di China,” ujarnya.



Sejak tahun 2006 hingga sekarang, Airbus telah mengirimkan 756 pesawatnya berbagai jenis ke maskapai di China. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding yang dikirim ke AS (177 unit), Inggris Raya (163 unit), Jerman (158 unit), Rusia (236 unit), Uni Emirat Arab (121 unit) dan Turki (95 unit).



Pada tahun 2013, China juga mencetak rekor dalam hal penyerapan peawat airbus yaitu sebanyak 133 pesawat (21%) dari total 626 pesawat yang diproduksi Airbus.



Kualitas Setara Eropa


FALC di Tianjin ini dibangun dengan konsep state-of-art situs perakitan akhir di Hamburg, Jerman. Pesawat tersebut dirakit dan dikirim di Cina menggunakan standar yang sama dengan pesawat yang dirakit dan dikirim di Eropa. “Di sini semua copy paste dengan yang ada di Hamburg,” ujar Andreas Ockel lagi. Saat ini FALC merakit pesawat A319 dan A320.



Cara kerja pabrik manufaktur ini sebenarnya sederhana. Komponen pesawat dari berbagai negara yang dipesan oleh Airbus, dikapalkan menuju China. Sekedar diketahui, beberapa komponen pesawat tidak diproduksi di Eropa. Misalnya pintu pesawat dibuat dari pabrik di India. Sedangkan struktur sayap dibuat di Xiang, China.



Komponen-komponen pesawat tersebut kemudian dirakit secara paralel selama waktu 25 hari dengan melibatkan 150 pekerja. Ditambah dengan berberapa macam pekerjan seperti misalnya pengecatan, instalasi mesin, tes mesin serta tes penerbangan maka dari tahap awal perakitan hingga siap dikirim ke pelanggan memakan waktu 45-50 hari.



Namun karena dikerjakan secara paralel, pabrik ini bisa memproduksi 4 pesawat per bulan atau 46 pesawat per tahun. Kapasitas produksi ini akan dipertahankan hingga tahun 2016 untuk kemudian dievaluasi lagi.

Saat Angkasa mengunjungi pabrik manufaktur ini pada akhir Februari lalu, terlihat jajaran enam bodi pesawat sedang dalam perakitan di hanggar utama. Sayangnya pada hari Sabtu tersebut, tidak banyak pekerja yang masuk kerja.



Memang jumlah karyawan di FALC tidak terlalu banyak. Setidaknya ada 300 karyawan terlatih dari China dan 130 karyawan ekspatriat. Jumlah karyawan ekspatriat akan dikurangi secara perlahan hingga habis sama sekali, digantikan karyawan dari China.



Ke 300 karyawan China tersebut sebelumnya telah mendapat pelajaran dasar aeronautika dan bahasa Inggris. Mereka juga telah melakukan on job training di pabrik pesawat di Hamburg. Selain itu mereka juga telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan kualifikasi dari para teknisi terlatih dari para ekspatriat tersebut.



Merambah Luar Negeri


Sejak tahun 2012, produk pesawat dari pabrik manufaktur China ini mulai merambah luar China. Adalah AirAsia, grup maskapai yang pertama menerima pesawat tersebut. Sebelumnya semua pesawat rakitan pabrik ini hanya diserap dan dioperasikan oleh 12 maskapai penerbangan China. Yaitu  Sichuan Airlines, Beijing Capital Airlines, Shenzhen Airlines, China Eastern Airlines, Juneyao Airlines, Spring Airlines, China Southern Airlines, West Air, Lucky Air, Tianjin Airlines, Air China dan Tibet Airlines. Hingga saat ini, 160 pesawat Airbus  telah dibuat dan dikirimkan oleh FALC.



Menurut CEO AirAsia Malaysia, Aireen Omar, AirAsia mendapat pesawat ini dari perusahaan penyewaan pesawat ICBC. “Pada saat itu kapasitas produksi di dua pabrik Eropa, Toulouse dan Hamburg sedang penuh. Jadi kita dapat dari pabrik ini,” ujarnya.



Pesawat yang dikirim pada 7 Desember 2012 lalu itu kemudian diserahkan pada Indonesia AirAsia dan mendapat registrasi PK-AZA.  Menurut Aireen, pesawat tersebut sudah melakukan operasional dengan mulus, sama seperti saudara-saudaranya yang dibuat di Eropa. Hingga 6 Februari 2014, usia pesawat PK-AZA sudah mencapai 4382 jam terbang (flight hours) dan 2848 take off- landing (cycles).



Dengan adanya pabrik perakitan di China ini, Airbus juga tidak akan kesulitan menyuplai pelanggannya yang berada  di Asia Pasifik. Menurut perkiraan Airbus yang dipublikasikan pada bulan Februari lalu, pasar Asia Pasifik masih merupakan pasar yang terbesar dalam 20 tahun mendatang.



Maskapai penerbangan di kawasan ini akan menerima pengiriman 10.940 pesawat penumpang dan kargo mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2032. Total nilainya mencapai 1,8 triliun dolar AS atau 37 % dari seluruh pengiriman pesawat di seluruh dunia. Jumlah tersebut melebihi Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah.


Untuk pangsa pasar pesawat penumpang, jumlah armada pesawat yang dioperasikan oleh maskapai di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat sebanyak dua kali lipat. Yaitu dari 4.960 pesawat saat ini menjadi 12.130 pesawat. Hal ini berdasarkan pada pertumbuhan lalu lintas tahunan yang lebih tinggi dari rata-rata, atau sebesar 5,8%. Serta untuk penggantian hampir sebanyak 3.770 pesawat yang masih beroperasi sampai dengan hari ini.





Sumber : Angkasa

Berita Foto : Koopsau I Gelar Latihan Jalak Sakti 2014

PEKANBARU-(IDB) : Pesawat tempur Hawk 100/200 lengkap dengan amunisi MK82 dalam waktu singkat berhasil menghancurkan Markas Komando Gerakan Lampung Merdeka, Kamis (27/03/2014). 


Skenario tersebut merupakan puncak latihan tempur Jalak Sakti 2014 yang digelar oleh Koopsau I, yang melibatkan pesawat-pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100/200 dari Skadron Udara (Skadud) I Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadud 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur udara TNI AU sebagai bagian dari sistem pertahanan dan keamanan NKRI.




Sumber : Sindo

Aksi Pilot TNI AU Di Jalak Sakti 2014

PEKANBARU-(IDB) : Satu negara agresor merebut sebagian wilayah Indonesia, menduduki dan menjadikan wilayah itu sebagai pangkalan tempat berpijak militer mereka untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia. Tentu TNI tidak berpangku tangan, panglima TNI memerintahkan TNI AU bergerak.

Berdasarkan data intelijen, diketahui posisi-posisi vital kedudukan musuh yang bernilai strategis. Inilah kemudian yang dikembangkan panglima Komando Operasi Udara I TNI AU untuk melaksanakan misi penghancuran sasaran di darat itu.

Diterbangkanlah dua flight pesawat tempur Hawk 109/209 gabungan dari Skuadron Udara 1 dari Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, dan Skuadron Udara 12 dari Pangkalan Udara TNI AU Rusmin Nuryadin, Pekanbaru.

Flight berkode Elang Flight (Skuadron Udara 1) dan Panther Flight (Skuadron Udara 12) ini berhasil menghancurkan posisi strategis musuh itu, menjatuhkan bom-bom udara-darat multiguna Mk-82 berbobot 500 pound (250 kilogram) dalam empat kali pengeboman.

Sasaran hancur total, pilot pengawak Hawk 109 dan 209 kembali ke pangkalan dalam keadaan selamat. Misi berhasil.

Demikianlah sebagian skenario awal Latihan Puncak Jalak Sakti 2014 kali ini yang berlokasi di tanah Pangkalan Udara TNI AU Astra Ksetra, Lampung. Latihan pengeboman sasaran darat memakai bom betulan ini menjadi tontonan penting tersendiri bagi masyarakat setempat, yang telah diberitahu sejak dua pekan sebelumnya.

"Pilot-pilot tempur yang terlibat semuanya top gun kami di kelas pesawat terbang itu. Bayangkan, cara membidik dan menjatuhkan bom-bom itu masih manual, betul-betul berdasarkan perhitungan awak penerbangnya, mulai dari kecepatan, ketinggian, sudut serang, dan lain sebagainya," kata Komandan Pangkalan TNI AU Supadio, Kolonel Penerbang Samyoga Nofyan.

Dia juga pernah menjadi penerbang Hawk 209 dan menjadi komandan skuadron pesawat tempur buatan British Aerospace, Inggris itu. Ada empat sasaran buatan yang didirikan untuk dihancurkan, masing-masing berukuran 10 x 10 meter dengan warna menyolok.

"Kelihatannya besar, tapi dari ketinggian 2.000 kaki terhadap sasaran sangat kecil. Semula ukurannya 15 x 15 meter. Ini menguji kemampuan pilot-pilot tempur kita," kata dia.

Dari Skuadron Udara 1, ada empat Hawk 109/209 yang diterbangkan, yaitu TT-0229 (Kapten Penerbang Amry Thresher Taufani), TL-0112 (Letnan Kolonel Penerbang Radar Skyfin Suharsono/komandan skuadron dan Letnan Satu Penerbang Higha Hydra Afrianda), TT-0226 (Letnan Satu Penerbang Ari Monster Widodo), dan TT-0221 (Mayor Penerbang I Gusti Greyhound Adibrata).

Skuadron Udara 12 menerbangkan TL-0103 (Letnan Kolonel Penerbang Reka Icepack Budiarsa dan Kapten Penerbang Putut Rafale Hanggiro), dan TT-0211 (Letnan Satu Penerbang Arie Ninja Prasetyo). Satu Hawk 100/200 disiagakan di pangkalan aju sebagai cadangan.

Panglima Komando Operasi Udara I TNI AU, Marsekal Muda TNI Muhammad Wildgeese Syaugi, yang memimpin seluruh latihan puncak di lingkungannya, puas atas capaian anak buahnya itu.

"Tapi jangan berpuas diri, harus semakin sempurna dari hari ke hari. Ini jadi tantangan tanpa akhir melalui latihan, latihan, dan latihan," kata dia, yang saat masih perwira pertama dan menengah adalah penerbang tempur rating F-5 E/F Tiger II dan F-16 Fighting Falcon.

Empat kali bom itu jatuh, semuanya tepat di sasaran. Bahkan satu titik dibombardir tiga kali pemboman, dengan selisih sekitar satu meter saja. "Untuk ukuran pengeboman udara, sudah sangat presisi. Efek mematikan dari ledakan itu saja sudah sangat mematikan musuh dan posisi yang dituju," kata Samyoga.

Dengan cara manual seperti itu saja sasaran-sasaran bisa dihancurkan; bagaimana lagi jika Indonesia dan TNI AU bisa memiliki dan mengoperasikan pesawat tempur generasi mendatang, semisal F-22 Raptor




Sumber : Antara