Pages

Rabu, Maret 26, 2014

Tank Hasil Modifikasi PT. Pindad

Kemenhan Pesan 23 Tank Hasil Modifikasi Pindad

BANDUNG-(IDB) : PT Pindad menunjukkan kemampuannya memodifikasi (retrofit) tank kelas ringan buatan Prancis yaitu AMX-13 pada Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin. Sjafrie pun menyatakan, sebanyak 23 dari 400 populasi AMX-13 milik TNI pun akan dimodifikasi PT Pindad.

"Kita berencana akan membuat 23 unit sebagai pesanan pertama," ujar Sjafrie usai melakukan kunjungan ke PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014)

Ia mengatakan, proyek retrofit AMX-13 itu akan terus dilaksanakan kedepannya. "Kita punya kurang lebih hampir 400 populasi AMX-13 yang harus kita retrofit," katanya.

Sjafrie mengatakan program retrofit ini sudah masuk dalam grand strategy atau rencana kerja untuk pembangunan industri pertahanan.

"Mudah-mudahan retrofit ini bisa berlangsung di tahun anggaran 2015 sampai 2019. Tapi tergantung dengan kebijakan pemerintah yang baru nanti dan kemampuan anggaran," tuturnya.

Dikatakan Sjafrie dalam kunjungannya, PT Pindad mampu menampilkan 1 prototipe tank ringan revolfit AMX-13 yang teknologinya dimodifikasi lebih tinggi dari yang ada sebelumnya

"Kelebihannya, buatan Pindad ini disesuaikan dengan postur prajurit dan kebutuhan operasional. Kalau itu sudah terpenuhi maka itu sudah sangat meyakinkan, sebab kan prajurit harus cocok," jelas Sjafrie.

AMX-13 adalah tank buatan Perancis yang pertama kali digunakan pasukan Perancis. Tank ini diproduksi sejak 1953-1985. Tank ini sudah diekspor ke lebih dari 25 negara.



Wamenhan Apresiasi Tank Berteknologi Tinggi Produksi Pindad



PT Pindad mampu memproduksi tank berteknologi tinggi. Hal ini mendapat apresiasi dari Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin.

Saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014), Sjafri mengungkapkan PT Pindad telah mengalami kemajuan yang signifikan.

"Saya berkunjung sebagai ketua high level comitee untuk menginspeksi sejauh mana Pindad bisa memenuhi kebutuhan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam rangka modernisasi alutsista yang diproduksi PT Pindad," ujar Sjafrie saat ditemui usai kunjungan di PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014).

Ia pun mengatakan, ada kemajuan yang dilakukan PT Pindad dimana mereka mampu membuat prototipe tank ringan. "Mereka menampilkan AMX13 yan dimodifikasi teknologinya lebih tinggi dari yang ada sebelumnya," katanya.

Dalam kunjungan ini hadir pula perwakilan dari industri strategis lainnya seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT LEN. Sjafri juga mengecek kesiapan BUMN tersebut dalam memproduksi pesanan Kemenhan.

Kesiapan lain yang diperiksa yaitu pesanan alat tempur Anoa yang dipesan oleh Menhan untuk TNI. "Karena kira ingin memenuhi kurang lebih 250 Anoa lagi," tuturnya.

Sjafrie juga memantau produksi dan pengembangan produk PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN.

"Seperti PT DI, seperti apa produksi helikopter bell yang dipesan untuk AD. Itu masih perlu melakukan suatu evaluasi-evaluasi teknis supaya setiap saat kualitas meningkat," tuturnya.

Namun ia menyatakan sejauh ini program peremajaan alutsista masih on the track alias sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat.

"Kita kan sudah punya roadmap dan list kebutuhan sampai 2029. Nah harapannya tentu pemerintah yang akan datang bisa melanjutkan. Karena ini tergantung pada dua hal, kebijakan pemerintahan yang akan datang dan kemampuan anggaran yang tersedia. Kalau sekarang sih masih on the track sekarang. Malah kami belum puas karena kami ingin optimal jadi kita ingin ada nilai tambah. Peningkatan kualitas dan target yang diinginkan," jelasnya.


Kecanggihan Tank Hasil Modifikasi Pindad

PT Pindad saat ini tengah mendapatkan tugas untuk memodifikasi (retrofit) tank AMX-13 milik TNI.  Seperti apa modifikasi yang dilakukan?

Pada saat kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke PT Pindad,  Rabu (26/3/2014), Direktur Utama PT Pindad (Persero) Tri Hardjono menjelaskan tank AMX-13 merupakan tank lama dari masa Perang Dunia II sehingga perlu dimodernisasi.

Dia memaparkan setelah dilakukan retrofit, tank tersebut memiliki kelebihan yang dilengkapi senjata Canon 105 mm, fire control system sudah elektronik, serta mesin diesel yang bisa bertahan sampai 20 tahun dan transmisi otomatis.

Model lama AMX-13 masih bermesin bensin dari Eropa, dan modifikasi ini diganti menjadi mesin Diesel Turbointercooler dari Navistar Amerika Serikat. “Biaya untuk retrofit hanya sekitar Rp9 miliar-Rp10 miliar, lebih murah dibandingkan tank baru yang minimalnya Rp30 miliar,” ungkapnya.

Pihak Kemenhan juga memiliki program pembuatan tank medium, dengan senjata 105 mm, dan memiliki kemampuan tank modern yang dibutuhkan kavaleri.

“Untuk tank medium ini dikembangkan sekitar 3 tahun ke depan, sehingga protitipenya baru akan selesai pada 2016.  Sedangkan yang ada saat ini adalah tank Pindad hasil pengembangan sendiri kendaraan roda rantai yang sedang dicoba diaplikasikan,” katanya. Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Apa Kecanggihan Tank AMX-13 Modifikasi Pindad?

Bisnis.com, BANDUNG--PT Pindad saat ini tengah mendapatkan tugas untuk memodifikasi (retrofit) tank AMX-13 milik TNI.  Seperti apa modifikasi yang dilakukan Pindad?

Pada saat kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin ke PT Pindad,  Rabu (26/3/2014), Direktur Utama PT Pindad (Persero) Tri Hardjono menjelaskan tank AMX-13 merupakan tank lama dari masa Perang Dunia II sehingga perlu dimodernisasi.

Dia memaparkan setelah dilakukan retrofit, tank tersebut memiliki kelebihan yang dilengkapi senjata Canon 105 mm, fire control system sudah elektronik, serta mesin diesel yang bisa bertahan sampai 20 tahun dan transmisi otomatis.

Model lama AMX-13 masih bermesin bensin dari Eropa, dan modifikasi ini diganti menjadi mesin Diesel Turbointercooler dari Navistar Amerika Serikat. “Biaya untuk retrofit hanya sekitar Rp9 miliar-Rp10 miliar, lebih murah dibandingkan tank baru yang minimalnya Rp30 miliar,” ungkapnya.

Pihak Kemenhan juga memiliki program pembuatan tank medium, dengan senjata 105 mm, dan memiliki kemampuan tank modern yang dibutuhkan kavaleri.

“Untuk tank medium ini dikembangkan sekitar 3 tahun ke depan, sehingga protitipenya baru akan selesai pada 2016.  Sedangkan yang ada saat ini adalah tank Pindad hasil pengembangan sendiri kendaraan roda rantai yang sedang dicoba diaplikasikan,” katanya.




Sumber : Detik

Ujung Tombak Baru Elemen Pemukul TNI AD

NARA1


24 February 1991, D-day Operation Desert Storm: Berkekuatan 25.000 prajurit, 240 unit tank tempur utama M1 Abrams, 95 unit heli serbu dan serang , 230 unit kendaraan tempur M2/M3 Bradley, dan 8.000 unit kendaraan lain dari berbagai jenis, Divisi Infanteri Mekanis ke-24 memulai kampanye Operation Desert Storm dengan menyerang pangkalan udara di Talil dan Jabbah. Disana, Div. Infanteri Mekanis ke-24 sudah ditunggu oleh Divisi Infateri ke-37 dan 49 AD Irak, plus satuan Pengawal Republik, Divisi Infateri Mekanis Nebukadnezar dengan total kekuatan 28.000 personel, 200 tank, dan 300 kendaraan lapis baja ringan. Pertempuran seru pecah dan ditandai duel tank sengit antara satuan kavaleri berat M1 Abrams melawan elemen lapis baja divisi Nebukadnezar yang dilengkapi dengan tank T-72, T-62, dan T-55. Tidak ketinggalan satuan batalyon infanteri mekanis yang dilengkapi dengan IFV Bradley bergerak sangat cepat memotong jalur suplai logistik pasukan Iraq, dan berhasil merebut 2 pangkalan udara penting di kedua kota tersebut. Di tanggal 28 Februari 1991, secara total Divisi Infanteri ke 24 berhasil menghancurkan 420 tank dan kendaraan lapis baja Iraq, lebih dari 1000 unit artileri dari berbagai jenis dan menawan lebih dari 5000 personel AD Iraq.

JKGR-(IDB) : Prolog diatas mengilustrasikan secara sederhana betapa penting peran Infanteri Mekanis dalam mengubah wajah peperangan darat modern di era abad 21 ini. Konflik seperti perang Libanon dan perang Iraq juga diwarnai oleh pertempuran yang melibatkan unit infateri yang didukung secara ketat oleh kendaraan tempur lapis baja pengangkut pasukan maupun kendaraan tempur yang berfungsi untuk memberikan bantuan tembakan.

Postur Infanteri Mekanis TNI AD : Kini Dan Rencana Pengembangan

NARA2
Saat ini, TNI AD telah memiliki 1 Brigade Infanteri yang menjadi embrio pengembangan satuan infanteri mekanis di masa mendatang, satuan tersebut yaitu Brigade Infanteri (Brigif)-1 Pengamanan IbuKota/Jayasakti. 

Brigade ini memiliki struktur yang terdiri dari 3 Batalyon Infanteri Mekanis (Yonif 201, 202, dan 203) , 1 Batalyon Kavaleri Serbu (Yonkavser-9) dan 1 Peleton Intai Keamanan (Tontaikam/setara dengan unit Ranger/Scout) dengan total personel 3.140 prajurit plus 180 kendaraan lapis baja dari tipe AMX-13 dan Anoa.


Format Brigif Mekanis seperti yang dimiliki oleh Brigif 1 PIK/Jayasakti ini akan dikembangkan lebih lanjut pada formasi Brigade Infanteri Mekanis di beberapa Kodam. Adapun detil format satuan memiliki beberapa opsi, diantaranya yang jadi kandidat terkuat adalah:


A. Format light brigade: 4 Yonif mekanis, 2 yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan

B. Format heavy brigade: 4 Yonif mekanis full size (@ 800 personel), 1 yonkavser berat (MBT/medium tank), 1 Yonkavser ringan, 1 kompi intai tempur/keamanan.


Format heavy brigade akan dibentuk pada Kodam dengan tingkat eskalasi ancaman tinggi, dan yang light brigade pada Kodam dengan tingkat ancaman sedang/menengah.


Adapun struktur kekuatan Yonif mekanis nantinya akan terdiri dari 700-800 personel, 50-60 unit ranpur sekelas Anoa 6×6/8×8 dengan berbagai versi (APC, scout, anti-tank, fire support, dll). Sedangkan untuk Yonkavser berat memiliki setidaknya 30-40 MBT sekelas Leopard 2RI/Leclerc /T-90/99 atau tank medium buatan dalam negeri yang dilengkapi kanon 120 mm. Kombinasi kedua jenis satuan tersebut yang membentuk format standar unit brigade infanteri mekanis TNI AD akan menjadi komponen tempur yang memiliki daya pukul cukup mematikan dan masih cukup lincah untuk bermanuver guna menghadang kekuatan darat agresor/OPFOR (opposing force).


Dengan rencana bahwa tiap unit Yonif Mekanis akan dibekali sistem senjata anti tank portable NLAW atau Javelin setidaknya 60 pucuk, dan ranpur Tarantula/Anoa dg meriam Cockerill 90 mm untuk dukungan tembakan setidaknya 1 peleton/10 unit, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah TNI, kita akan memiliki full strength, fully offensive-capable multi purpose combat unit

Plus, dengan bantuan fire power dari Yonkavser Berat yang memiliki 40 MBT atau tank medium dengan meriam utama 120 mm, maka…..TNI AD menjadi angkatan darat satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang punya satuan terpadu seperti ini (sonotan saja yang punya Brigade Infateri ke-5 hanya bersifat satuan administratif belaka).

Peran Infanteri Mekanis Dalam Pemekaran Kekuatan Komando Utama TNI AD

Seperti yang kita ketahui bersama, renstra TNI dalam format MEF I sampai dengan MEF III didalamnya tercantum pemekaran komando utama (Kotama) TNI AD. Salah satunya adalah Kostrad,juga akan dimekarkan dalam kuantitas dan kualitas yang signifikan. Organisasi eksisting akan dimekarkan hingga 4 divisi dan 3 brigade komposit mandiri.


Satuan Raiders akan jadi “vanguard” atau ujung tombak satuan pemukul, dengan multikualifikasi. Belum lagi satuan lapis baja berat, artileri medan gerak sendiri (swagerak) dan sebagainya (detail undisclosed). Rencana Combatant force untuk kotama Kodam “tier 1 “ akan terdiri dari 1 Brigif Mekanis, 2 Yonif Raiders, 4 Yonif Kostrad, 3 Yonif reguler, 2 Yonkavser, 3 Yon Armed, dan 1-2YonArhanudri/Arhanudse.


Brigade Infanteri Mekanis dalam Kodam beserta satuan organik lainnya akan bertanggungjawab untuk melakukan containment terhadap OPFOR (opposing force).Bila Kondisi memungkinkan OPFOR bisa dihajar habis oleh komponen tempur kodam yang bersangkutan. Tapi kalau terjadi eskalasi dalam level diluar kemampuan Kodam tersebut, maka satuan QRF/RRF (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) akan siap on call membantu kodam tersebut


Bayangkan, jika rencana strategis di MEF II akan ada 8 Kodam didalam lingkup 3 Kogabwilhan yang memiliki 1 Brigif Mekanis, ditambah dengan unit-unit Pemukul Reaksi Cepat/RRF (Rapid Reaction Force) independen dibawah Kostrad, akan terlihat postur TNI AD yang jelas sangat berbeda dan pastinya jauh lebih siap untuk meghadapi potensi ancaman dari luar yang sudah nampak pada saat ini.


Jadi benar adanya, rencana fokus dan konsentrasi pengembangan 500.000 personel yang punya kualifikasi tidak hanya infanteri reguler, namun sudah ter-spesialisasi berdasarkan designasi peran di konteks Kogabwilhan (resident/defense unit atau mobile strike unit). Satuan infanteri mekanis, adalah salah satu implementasi dari rencana besar ini.

Penutup

Satuan infanteri mekanis merupakan salah satu wujud nyata transformasi doktrin TNI AD yang sebelumnya bertumpu pada satuan infanteri murni berpostur defensif menjadi satuan komposit multi dimensi yang memiliki kemampuan sebagai shock troops (seperti unit Stryker Brigade US Army). 

Dengan kemunculan unit baru ini, secara otomatis menimbulkan beberapa konsekuensi diantaranya: pengembangan strategi dan taktik tempur baru, familiarisasi para komandan lapangan dengan olah gerak dan olah tempur infanteri mekanis, pelatihan komprehensif dalam rangka konversi unit infanteri konvensional menjadi unit infanteri mekanis, modifikasi dan transformasi alur logistik, dan lain sebagainya.


Dalam konteks rencana deployment Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di masa mendatang, maka praktis satuan Infanteri Mekanis ini akan menjadi andalan “resident force” yang berada dibawah kendali Pangkogabwilhan dalam setiap operasi tempur pertahanan wilayah. Sehingga, dengan demikian unit ini sebenarnya telah menjelma menjadi unit strategis yang berperan vital dalam grand design skema pertahanan NKRI.

Semoga dengan dukungan penuh dari seluruh komponen NKRI, rencana besar ini dapat terwujud, dan kita akan menyaksikan konsepsi “Indonesian Army 2.0” dalam waktu tidak lama lagi. Amiin…. 




Sumber : JKGR

Habibie : Beli Alutsista Harus Yang Sesuai Geografis Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie menyinggung perkembangan teknologi yang ada di Indonesia khususnya bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.

Habibie mengkritik langkah TNI dan Pemerintah Indonesia yang membeli Tank Leopard. Pembelian itu sia-sia.

"Leopard itu untuk perang di padang pasir bukan di maritim dan sudah dibuktikan tank itu sudah ditinggalkan," ujar Habibie dalam seminar di Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2014).

Dia menilai seharusnya Pemerintah dan TNI menyesuaikan pembelian alutsista dengan kondisi dan skrenario perang saat ini.

"Sekarang skenario perang sudah diubah, sekarang ini yang dicari orang-orang yang mau beli besi tuanya. Saudara-saudara pakai dong otaknya," katanya.

Habibie menjelaskan dengan spesifikasi yang dimiliki Tank Leopard tidak akan bisa digunakan di Indonesia karena kondisi Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan.

"Dengan uang yang kita beli untuk Leopard yang beratnya 60 ton itu belum tentu bisa lewat di beberapa jembatan. Nah itu mau perang di mana, dan dibawa dimana?" ungkanya.

Habibie mencontohkan negara Amerika Serikat yang selalu menyesuaikan alutsistanya dengan skenario perang pernah gagal dan kalah saat perang di Vietnam. Sebab saat itu meski memiliki alutsista yang canggih, Amerika tidak menggunakan tanknya di Vietnam.

"Kita harus buat sistem persenjataan yang disesuaikan dengan skenario perang. Jangan oh kapan lagi mumpung murah kita beli. Itulah otak dagang namanya," ujarnya. 




Sumber : Inilah

ROKAF Terkesan Kemampuaan Tempur Pilot TNI AU

BOYOLALI-(IDB) : Letkol (Pnb.) Wastum adalah salah satu penerbang tempur TNI AU yang beruntung karena menjadi salah satu pilot yang dikirim ke Korea Selatan (Korsel) untuk secara langsung belajar menerbangkan pesawat latih tempur T50 Golden Eagle buatan Negeri Ginseng itu. Mantan penerbang F-16 Fighting Falcon yang saat ini menjabat Komandan Skadron 15 tersebut pun mengaku bangga bisa ikut menunjukkan kemampuan pilot tempur TNI AU saat bertugas di lingkungan angkatan udara di luar negeri.

“Memang tadinya dari pihak Republic of Korea Air Force [ROKAF/AU Korea Selatan] sedikit sangsi dengan kemampuan pilot-pilot kita karena yang akan diterbangkan adalah pesawat yang sama sekali baru. Tapi syukur alhamdulillah saya dan teman-teman bisa menunjukkan kemampuan kami,” tuturnya saat dijumpai di Pangkalan TNI AU (Lanud) Adi Soemarmo, Boyolali, Senin (24/3/2014). Skadron yang dipimpinnya, yang diperkuat dengan pesawat latih tempur T50i Golden Eagle saat ini memang sedang pindah sementara dari pangkalannya di Lanud Iswahjudi, Madiun, ke Lanud Adi Soemarmo.


Ditambahkan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1996 ini, para instruktur AU Korsel bahkan mengagumi kecepatan adaptasi para pilot TNI AU dengan pesawat T50 yang dipelajari. “Kami dinilai bisa dengan cepat belajar mengoperasikan dan melakukan berbagai manuver tempur yang dipersyaratkan. Bahkan kami bisa menuntaskan latihan lebih cepat dari yang dijadwalkan,” ujarnya. “Ini membuktikan bahwa kualitas pilot-pilot TNI AU tidak kalah dan bahkan bisa bersaing dengan pilot AU negara lain,” imbuhnya.


Salah satu kesan yang didapatnya dari penugasannya di Korsel adalah disiplin dan kesiapan yang tinggi dari personel militer negeri itu. “Memang Korsel adalah negara yang statusnya dalam kondisi perang [melawan Korea Utara], sehingga seluruh unsur militernya selalu dalam kesiapan yang tinggi. Disiplin dan kualitas kinerja mereka layak diterapkan di sini,” katanya. 




Sumber : Solopos

18 AL Negara Asia Pasifik Ikut Latihan Internasional Komodo 2014

NATUNA-(IDB) : Sebanyak 18 angkatan laut dari negara-negara kawasan Pasifik, 4.885 personel, dan puluhan kapal perang serta pesawat udara akan turut dalam Latihan Internasional Komodo 2014 (Komodo International Exercisa 2014), di Batam, Kepulauan Anambas, dan Kepulauan Natuna, pada 29 Maret--3 April nanti. 

Inilah pertama kalinya bagi Indonesia dan TNI AL menjadi tuan rumah bagi latihan militer internasional yang berintikan penanganan bencana dan pemulihannya sebagai bagian dari operasi militer selain perang.

Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio mengemukakan hal itu saat menerima Direktur Latihan internasional itu, Laksamana Pertama TNI Amarulla Octavian, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Selasa.

Pada latihan ini jugalah para pihak yang bermasalah di Laut China Selatan juga bertemu, yaitu Brunei Darussalam, Viet Nahm, Filipina, Malaysia, dan China. Kekuatan-kekuatan utama kawasan juga hadir, di antaranya Indonesia, Amerika Serikat, India, Cina, Jepang, dan Korea Selatan. 

Informasi dari Dinas Penerangan TNI AL, Selasa, menyatakan, Latihan Internasional Komodo 2014 itu akan diikuti seluruh negara ASEAN, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Amerika Serikat, China, Rusia, dan Australia. Selain itu, turut serta pula sebanyak 25 personel dari PBB, Uni Eropa, Belanda, Spanyol dan ASEAN sebagai pengamat. 

Menurut Dinas Penerangan TNI AL itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, akan membuka latihan itu, di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Jumat nanti (29/3).
Dalam latihan bersama ini, TNI AL mengerahkan 19 kapal perang, dua pesawat sayap tetap, dan empat helikopter, ditambah dua kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Departemen Perhubungan, dan satu kapal SKK Migas. Sedangkan dari negara-negara asing mengerahkan 14 kapal perang, empat helikopter. 

Lokasi latihan di Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas, dengan inti kegiatan misi kemanusiaan secara serentak di tujuh lokasi di wilayah kerja Pangkalan TNI AL Ranai (Kepulauan Natuna) dan Pangkalan TNI AL Tarempa (Kepulauan Tarempa).

Selain itu juga mengorganisir dan kerja sama antarnegara terhadap berbagai ancaman keamanan maritim, pada materi Humanitarian Assistance (HA) dan Humanitarian Civic Action (HCA), Disaster Relief (DR), menghadapi Transnational Organized Crimes (TOC), dan Peace Keeping Operation (PKO).




Sumber : Antara

Panglima Evaluasi Penempatan Tank Di Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Persoalan keamanan akan berkorelasi dengan kesejahteraan. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan penguatan keamanan tak akan berarti jika kesejahteraan di perbatasan tak ditingkatkan.

"Kita semua bersepakat bagi masyarakat perbatasan yang perlu dititikberatkann adalah persoalan kesejahteraan, infrastruktur untuk membuka keterisolasian, dan meningkatkan akses pendidikan serta kesehatan," kata Moeldoko seperti dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (20/3).

Panglima menambahkan persoalan keamanan tak akan muncul jika masyarakat di perbatasan sejahtera. "Saya kira sektor ekonomi harus menjadi concern kita di perbatasan, bukan masalah keamanan," katanya.

Meski begitu, TNI saat ini terus mengevaluasi pengenai penguatan pertahanan di perbatasan, khususnya perbatasan Indonesia dengan negara lain. Untuk alat utama sistem senjata (alutsista) misalnya, TNI berencana mengevaluasi penempatan alutsista di perbatasan. "Contohnya, penempatan tank di sana mungkin perlu kita lihat kembali apakah perlu ada penyesuaian atau tidak. Saat ini kita sedang evaluasi," kata Panglima.

TNI juga berencana menambah pos-pos di perbatasan. Keberadaan pos perbatasan sangat penting untuk memantau aktivitas di sana. Apalagi perbatasan Indonesia cukup panjang.

Di daratan kita berbatasan dengan negara Malaysia, Brunei, dan Papua New Guinea. Bentang perbatasan Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan lebih kurang 1.800 kilometer. Bentang perbatasan Indonesia dan Papua New Guinea di Pulau Papua lebih kurang 2000 kilometer.



Sumber : Republika

Laksda Iskandar Sitompul Pindah Tugas Ke Kemenko Polhukam

JAKARTA-(IDB) : Kapuspen TNI Laksda Iskandar Sitompul mengemban tugas baru. Kini dia pindah tugas ke Kemenko Polhukam. Iskandar menempati posisi baru sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam.

Dalam siaran pers Puspen TNI, Selasa (25/3/2014), Iskandar untuk sementara masih menjabat sebagai Kapuspen TNI. Pejabat lain yang turut dilantik yaitu Brigjen TNI Yoedhi Swastono sebagai Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, Ir. Arief Poerboyo Moekiyat. M.T sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, Laksamana Pertama TNI Halomoan Sipahutar, M.Sc., sebagai Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional dan Drs. Benny Pertiwanggono, M.A sebagai Staf Ahli Bidang Sosial Budaya.

Dalam pelantikan yang digelar di kantor Kemenko Polhukam, Menko Polhukam Djoko Suyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa pergantian jabatan dalam lembaga ataupun organisasi dimanapun pasti ada beberapa maksud yang terkandung, yang pasti dalam rangka proses regenerasi dan tour of area bagi pejabat untuk memperkaya tugas di dalam pengabdian-pengabdian yang akan datang.

"Seluruh pejabat Kemenko Polhukam harus memastikan bahwa pelaksanaan pemilihan umum bisa berjalan dengan tertib, aman dan lancar. Tiga fungsi pokok ini yang menjadi pedoman dalam memantau setiap dinamika yang ada di lapangan dan tentu tidak ingin terjadi hal-hal yang diluar koridor-koridor hukum maupun koridor-koridor demokrasi," terang Djoko.

Djoko juga berpesan agar para pejabat di Kemenko Polhukam harus melihat dengan kacamata yang sangat luas, dengan pertimbangan yang sangat luas dengan masukan-masukan yang sangat luas agar pelaksanaan pemilu nanti berjalan dengan baik.
"Perkuatlah koordinasi maupun integrasi, serta komunikasi dengan seluruh komponen-komponen Kementerian dan lembaga yang berwenang yang terkait dengan pelaksanaan Pemilu yaitu KPU, Bawaslu, serta TNI dan Polri sebagai garda terdepan pengamanan Pemilu maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang mengawasi Pemilu dapat berjalan dengan lancar," urai Djoko.

Hadir dalam pelantikan pejabat tersebut antara lain, Ka BIN, Kasal, Kepala BNPT dan pejabat Kemenko Polhukam.



Sumber : Detik

50 APC BTR 4 Ukraina Utuk Indonesia

Indonesia Pesan 50 BTR 4 ke Ukraina

JKGR-(IDB) : Ukraina mengumumkan adanya kontrak baru dari perusahaan  “SpetsTechnoExport” untuk pengiriman 50 kendaraan lapis baja APC BTR-4 untuk Angkatan Laut Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua yang membeli BTR-4, setelah Irak menandatangani kontrak pasokan 420 BTR-4 tahun 2009 dengan nilai kontrak $457.5 juta.


Di akhir tahun 2014 manajemen Spectechnoexport melakukan negosiasi antara Spectechnoexport  dengan perwakilan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Indonesia, bertempat di Jakarta. Dalam tahap awal Ukraina akan menyediakan 5 unit BTR yang diproduksi oleh  Biro Desain Morozov Kharkiv Machine.


APC BTR4 yang memiliki kemampuan bertahan  mumpuni

Kontrak ini adalah langkah pertama dari Program pembelian BTR 4 oleh Angkatan Laut Indonesia. Jika kontrak berhasil, akan dilanjutkan dengan pembelian 50 BTR 4. Ukraina berhasil menang atas pesaingnya rosoboronexport dari Rusia.


BTR-4 adalah lapis baja pengangkut personel beroda 8 x 8 dirancang di Ukraina oleh biro desain Kharkiv Morozov.

BTR-4 dilengkapi sistem senjata Grom yang terdiri dari senjata canon 30 mm, pelontar granat otomatis, senapan mesin 7.62 mm dan 4 roket peluncur anti tank. 




Sumber : JKGR

Pemerintah Dukung Penuh Industri Dirgantara Nasional

BANDUNG-(IDB) : Angin segar terus berhembus di tengah kegalauan terhadap masa depan industri dirgantara nasional yang sempat "mati suri" karena krisis ekonomi tahun 1997/1998.

Apalagi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) -- yang merupakan produsen pertama pesawat terbang dan sampai saat ini masih satu satunya di tanah air -- sempat divonis pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada September 2007, namun akhirnya dibatalkan pada Oktober tahun yang sama.

Kondisi itu membuat industri dirgantara Indonesia harus mengalami ujian yang cukup berat, tidak hanya masalah keuangan, tapi juga citranya di dalam dan luar negeri.

Padahal industri tersebut sangat diperlukan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada pesawat terbang impor guna menghubungkan berbagai daerah, khususnya daerah terpencil di nusantara.

Oleh karena itulah pada 2012 pemerintah menyuntikkan modal hingga Rp1,4 triliun agar industri dirgantara bangkit kembali. Apalagi, tidak banyak negara menguasai teknologi pembuatan pesawat terbang dan Indonesia menjadi negara satu-satunya di Asia Tenggara yang mampu memproduksi alat transportasi udara itu.

PT DI sendiri ternyata juga masih dipercaya oleh sejumlah negara, khususnya di ASEAN, untuk membuat pesawat terbang khususnya CN235. Thailand, Malaysia, Brunei, dan Philipina merupakan negara tetangga yang memesan produk buatan Indonesia itu.

Akhir tahun lalu, BUMN tersebut mendapat pesanan dua unit pesawat NC212i. "Kami menang dua unit NC212i di proyek Light Lift Aircraft dengan nilai budget 18 juta dolar AS," kata Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh, kala itu.

Hal itu tentu saja menambah kesibukan BUMN tersebut yang tengah mengerjakan banyak proyek pembuatan pesawat CN235 dan helikopter untuk keperluan dalam negeri.

"Kami perkirakan penjualan tahun ini bisa mencapai Rp4 triliun," kata VP Marketing PTDI Arie Wibowo, beberapa waktu lalu di sela-sela kunjungan kerja Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat ke pusat produksi perusahaan itu di Bandung, Jawa Barat.

Diakuinya tidak mudah bagi perusahaan industri pesawat terbang itu untuk bangkit dan mendapat kepercayaan kembali dari dalam dan luar negeri.

"Kami tidak minta subsidi, tapi pengadaan dari pemerintah," ujar Arie. Hal itu akan membantu PT DI tidak hanya membuktikan BUMN tersebut bisa memproduksi pesawat terbang, tapi juga membantu kinerja perusahaan serta menghapus citra negatif perusahan.

PT DI yang pada awal berdirinya tahun 1976 dikenal sebagai Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Tebang Nusantara (IPTN) pada 1985 itu sempat mendapat citra negatif masyarakat, menghabiskan uang negara. Citra itu masih melekat ketika krisis dan kemudian ada vonis pailit.

"Kami ingin menghapus dan mengembalikan citra positif itu dan membuktikan kami bisa membuat dan menjual pesawat terbang," kata Arie.

Komitmen

Bagi pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri dirgantara merupakan industri strategis dan andalan masa depan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Industri dirgantara bersama industri alat angkut lainnya yaitu otomotif dan perkapalan serta industri telematika dan agro menjadi andalan Indonesia menuju negara industri yang tangguh pada 2025.

Oleh karena itu, Menperin MS Hidayat secara tegas mendukung PT DI agar tetap eksis dan berkembang. "Kami sangat mendukung industri dirgantara karena pengembangan industri tersebut akan menumbuhkan ratusan bahkan ribuan industri lainnya," ujarnya.

Kemenperin memperkirakan industri dirgantara membutuhkan ribuan industri pendukung, terutama komponen di dalam negeri, agar bisa memiliki daya saing yang tinggi.

Menurut Dirjen Industri Unggulan dan Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi, dalam satu pesawat bisa dibutuhkan 30 ribu sampai 40 ribu komponen.

"Karena desain 100 persen dikontrol PT DI, maka dapat dirancang komponen-komponen pesawat disesuaikan dengan fasilitas produksi yang ada di Indonesia," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, tetap harus disiapkan dan dibangun secara berkesinambungan kemampuan industri komponen yang "airworthy" karena terkait keselamatan penerbangan, disamping kehandalannya.

"Industri dirgantara ini akan membutuhkan industri komponen tiga sampai empat kali lebih banyak dari industri otomotif," kata Budi.

Untuk mendukung industri tersebut, kata dia, pemerintah antara lain menyiapkan "tax allowance" serta membantu pendanaan untuk riset dan pengembangan (R&D) model-model baru.

Contohnya, pada model baru N219, pemerintah melalui Bappenas mengucurkan dana hingga Rp400 miliar untuk R&D mulai dari desain, membuat prototipe, sampai uji terbang pesawat berpenumpang 19 orang itu, yang rencananya sudah diproduksi akhir tahun 2015.

"Tahun ini kami membantu R&D melalui LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional) sebesar Rp310 miliar, kemudian tahun depan Rp90 miliar," kata Menteri PPN/Bappenas Armida Alisjahbana yang ikut berkunjung bersama Menperin MS Hidayat ke PT DI awal Maret lalu.

Perlindungan
 

Kendati mendukung penuh pengembangan industri dirgantara, Menperin MS Hidayat mengingatkan agar PT DI sebagai satu-satunya industri pesawat terbang yang dimiliki Indonesia juga melakukan komersialisasi produksinya.

"Produksi PT DI harus dikomersialisasi guna menjaga kesinambungan bisnisnya," ujar mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu.

Artinya setiap model pesawat yang diproduksi harus memenuhi skala ekonomi tertentu agar bisa bersaing dan menguntungkan.

Berdasarkan data Kemenperin ttg industri dirgantara, nilai komponen mencapai 75 persen dari nilai pesawat. Oleh karena itu, untuk bisa bersaing industri dirgantara harus semaksimal mungkin menggunakan komponen dari dalam negeri.

"Kami mendorong agar PT DI menggunakan komponen lokal minimal 40 persen. Bila demikian, kami bisa melindungi dari persaingan produk sejenis buatan asing," kata Hidayat.

Sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri, jika suatu produk nasional berteknologi tinggi mempunyai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 40 persen, maka produk asing sejenis tidak boleh masuk ke Indonesia, terutama untuk pembelanjaan yang menggunakan uang negara (APBN).

Selain itu Peraturan Menperin Nomor 11 Tahun 2006 juga mempertegas bahwa penggunaan produksi dalam negeri menjadi wajib bila di dalam negeri sudah ada perusahaan yang memiliki barang/jasa dengan jumlah TKDN dan nilai BMP (bobot manfaat perusahaan) minimal 40 persen.

Budi Darmadi optimistis PT DI mampu memenuhi persyaratan tersebut, bahkan bisa mencapai 60 persen. "Hanya mesin dan sejumlah komponen berteknologi canggih yang belum bisa diproduksi di Indonesia," katanya.

Saat ini, menurut dia, industri komponen pesawat yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri antara lain produk interior seperti karpet tahan api, tekstil, plastik, karet, dan sejumlah komponen kecil lainnya.

"Kami memang belum menargetkan sampai pembuatan industri mesin pesawat. PT DI diproyeksikan menjadi lead integrator dalam pembuatan pesawat," katanya.

Budi yakin dalam 10-20 tahun ke depan Indonesia akan memiliki industri dirgantara yang kuat dan menjadi produsen pesawat terbang yang tidak hanya mampu memenuhi pasar domestik untuk pesawat-pesawat kecil berpenumpang dibawah 50 orang, tapi juga eksportir pesawat baik ke ASEAN, maupun kawasan lain termasuk Timur Tengah dan Afrika.



Sumber : Antara

Lanud Palembang Satgaspur Jalak Sakti 2014

PALEMBANG-(IDB) : Latihan Jalak Sakti tahun 2014 Koopsau I yang melibatkan pesawat-pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100/200 dari Skadron Udara (Skadud) I Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadud 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru akan berlangsung di wilayah Sumatera. 

 Sejak tiga hari lalu pesawat angkut berat C-130 Hercules dan juga CN-295 selaku pendukung latihan telah memulai melakukan pergeseran baik amunisi maupun personil menuju Lanud Palembang selaku Satgaspur dari masing-masing Skadud yang disusul secara bertahap oleh empat pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skadud I Pontianak, dan tiga pesawat Hawk 100/200 dari Skadud 12 Pekanbaru serta dua Helicopter Puma dan Colibri untuk stanbay SAR. 

Latihan tempur yang bersifat rutin dan terprogram dengan sandi Jalak Sakti tingkat Kotama ini akan dimulai Senin (24/03). Dalam skenario latihan yang dilaksanakan, guna mempertahankan kedaulatan NKRI, TNI AU dengan pesawat-pesawat tempur dan persenjataannya akan melakukan serangan udara dengan membombardir wilayah Lampung yang telah dikuasai oleh musuh. Dalam latihan ini masing-masing pesawat akan mengangkut dua buah rudal masing-masing seberat 250 kg dan menembakkannya ke titik sasaran musuh. 

Seperti disampaikan oleh Komandan Lanud (Danlanud) Palembang, Letkol Pnb. Ramot Sinaga bahwa latihan yang rutin dan terprogram dilaksanakan setiap tahun ini adalah merupakan upaya TNI AU dalam meningkatkan profesionalisme Prajurit TNI AU, dan kesiapan alutsistanya. 

Sehingga dengan terus berlatih secara rutin dan terprogram TNI AU akan selalu siap dan mampu mengemban tugas Negara utamanya dalam menjaga kedaulatan NKRI. Latihan direncanakan akan berlangsung lebih kurang selama sepekan. Lanud Palembang selaku Satgaspur Latihan Jalak Sakti tahun 2014, siap mendukung kelancaran latihan hingga selesai dan sukses, tegas Danlanud. 

Sementara Dan Skadud 1 Letkol Pnb. Radar Suharsono maupun Dan Skadud 12 Letkol Pnb. Reka Budiarsa masing-masing menegaskan yang intinya tidak jauh berbeda bahwa latihan tingkat Kotama dengan sandi Jalak Sakti yang puncaknya pada 26 Maret mendatang dengan menembakkan rudal seberat 250 kg ke titik kekuasaan musuh dimana masing-masing pesawat membawa dua buah rudal adalah untuk melatih tingkat akurasi tembakan rudal melalui serangan udara yang dilakukan.




Sumber : TNI AU

Denmatra 2 Paskhas Gelar " Nagapasa Agra "

JEMBER-(IDB) : Meningkatkan kemampuan sebagai satuan yang memiliki fungsi khusus/khas matra udara berkemampuan tempur darat, Detasemen Matra 2 Paskhas melaksanakan latihan Nagapasa Agra yang digelar mulai tanggal 24 hingga 27 Maret 2014. Latihan ini secara resmi dibuka oleh Komandan Detasemen Matra 2 Paskhas, Mayor Psk Deni Ramdani pada Upacara Pembukaan Latihan Nagapasa Agra di lapangan apel Markas Detasemen Matra 2 Paskhas, Senin (24/03).

Latihan Nagapasa Agra ini adalah guna memantapkan kepampuan matra udara yang antara lain DALPUR (pengendali tempur), DALLAN (pengendalian pangkalan), SAR Tempur (Combat Search And Rescue) dan Jump Master. Yang akan dilaksanakan dengan dua tahapan yakni Gladi Posko dan dilanjutkan dengan kegiatan manuver lapangan. Beberapa tempat yang menjadi sasaran dalam latihan ini yaitu di sekitar Pangkalan TNI AU Abdulrahman Saleh dan wilayah Bandara Notohadinegoro, Jember Jawa Timur.

Dalam amanatnya, Komandan Detasemen Matra 2 Paskhas menyampaikan kegiatan ini merupakan alat ukur dari pelaksanaan pembinaan dan latihan satuan. Sasaran strategis dari latihan ini senantiasa menjaga kemapuan Matra Udara guna mendukung tugas-tugas Korpaskhas dan TNI AU. Komandan Detasemen Matra 2 Paskhas juga berpesan kepada para pelaku dan pendukung latihan agar senantiasa mengutamakan safety dalam menjalankan latihan ini sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai target. Laksanakan secara professional sesuai tugas masing-masing, imbuhnya.

Dalam latihan ini melibatkkan Tim Dalpur, Tim Dallan, Combat SAR dan Jump Master. Kemampuan matra udara merupakan spesialisai tugas untuk mendukung operasi udara pada operasi gabungan TNI, operasi Linud dan operasi TNI AU.




Sumber : TNI AU