Pages

Kamis, Maret 13, 2014

Pembangunan Dermaga Pangkalan TNI AL Balikpapan Mendesak

BALIKPAPAN-(IDB) : Tokoh masyarakat Kalimantan Timur, Ichlas Hasan, menyatakan, pembangunan pelabuhan dermaga TNI AL di Balikpapan, Kalimantan Timur, bersifat mendesak segera diwujudkan

"Perlu gerak cepat dalam menjaga kedaulatan dan keamanan NKRI di perbatasan," kata dia, dalam keterangan tertulis di Jakarta Kamis.

Balikpapan merupakan daerah perbatasan yang strategis terkait menjaga kedaulatan dan keamanan negara kesatuan Indonesia, sehingga diharus didukung berbagai hal, di antaranya dermaga khusus militer untuk mempercepat pergerakan kapal TNI AL.

Dermaga ini, kata dia, tidak bisa digabung dengan dermaga pelabuhan sipil. 

"Terlebih TNI AL memerlukan latihan dengan ruang lebih besar," ujar calon legislator DPRPartai Demokrat Daerah Pemilihan Kalimantan Timur itu.

Pangkalan TNI AL memiliki empat fungsi dasar, yaitu tempat mereparasi kapal dan peralatan pendukung, penggantian suku cadang, amunisi, dan personel, rekreasi, serta pengisian bekal ulang. 

Tahun Depan Akan Dimulai Proses Pembangunan

TNI Angkatan Laut berencana membangun pangkalan berupa pelabuhan khusus di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan operasi di wilayah timur Indonesia.

"Sudah kami paparkan rencana pembangunannya di depan Asisten II Sekretaris Kota Balikpapan," kata Mayor Kusnanto, Kepala Seksi Pembinaan Potensi Maritim (Paskotmar) Pangkalan TNI AL Balikpapan, Selasa (13/9).

Selama ini pelabuhan bagi kapal-kapal TNI-AL adalah Pelabuhan Semayang, yang juga berfungsi sebagai pelabuhan penumpang dan pelabuhan bongkar muat barang dan peti kemas.
Menurut Mayor Kusnanto, TNI-AL juga kerap meminjam Pelabuhan Pertamina.

"Kapal-kapal kita kan sering kemari. Ya kalau dermaga di Semayan lagi kosong, merapat di situ. Atau juga ke Pelabuhan Pertamina. Kalau TNI AL punya sendiri kan kita jadi lebih leluasa. Fungsi pelabuhannya nanti untuk mendukung logistik pasukan dan fungsi-fungsi lainnya," ujar Kusnanto.

Meski selama ini fungsi-fungsi itu tetap bisa jalan dengan menggunakan Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Pertamina, menurut Mayor Kusnanto, keterbatasannya juga cukup banyak. Pelabuhan Pertamina, misalnya, adalah pelabuhan obyek vital dengan peraturan keselamatan yang sangat ketat sementara Pelabuhan Semayang selalu sibuk sebagai pelabuhan penumpang.

Wali Kota Rizal Effendi menyambut baik keinginan pembangunan pangkalan ini.
"TNI-AL sudah menunjuk lahan bekas Pelabuhan Petikemas Semayang, itu yang kita lagi koordinasikan karena lahan itu kan milik Adpel atau Pelindo," kata Wali Kota Rizal Effendi.

Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong pun mendukung penuh rencana pembangunan pangkalan ini. "Penting untuk menjaga keutuhan NKRI,? tegas Ketua Solong penuh semangat.
Pemkot Balikpapan, kata Solong, bisa membantu pembangunan pangkalan tersebut sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

"Secara aturan, APBD bisa bantu TNI seperti diatur dalam UU 32 Tahun 2011," sambung Solong. Dia pun meminta Pemkot untuk segera mengambil langkah-langkah termasuk menyiapkan lahan untuk pembangunan pangkalan. "Jangan dibiarkan mereka tidak memiliki prasarana dan sarana," katanya.
Sumber : Antara

Persiapan Alih Kodal PPRC Di Lanud Abd. Saleh Malang

MALANG-(IDB) : Setelah dua tahun Komandao Pengendalian (Kodal) Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dilaksanakan di wilayah barat, bermarkas di Divisi 1/Kostrad, kini saatnya Kodal PPRC dialihkan ke Wilayah Timur yang bermarkas di Divisi 2/Kostrad. 

Alih kodal ini secara rutin dilaksanakan selama dua tahun sekali, dari wilayah barat ke wilayah timur dengan tujuan untuk memberikan pengalaman tugas PPRC secara luas dan komprehensif. PPRC bertugas melaksananan tindakan reaksi cepat terhadap berbagai ancaman yang terjadi, yakni menangkal, menyanggah awal dan menghancurkan musuh yang mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka kesiapan alih kodal PPRC di Lanud Abd Saleh yang akan dilaksanakan besok, tanggal 13 Maret 2014, telah dilakukan beberapa kali gladi kotor dan hari ini Rabu (12/3) dilakukan gladi bersih di Taxy Way Lanud Abd Saleh, yang melibatkan pasukan Kostrad Angkatan Darat, Marinir Angkatan Laut, Air Crew dan Pasukan Khas TNI AU.

Dalam gladi tersebut juga digelar alutsista yang dimiliki tiga angkatan masing-masing dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Gladi bersih alih kodal PPRC berjalan dengan baik dan lancar. Diharapkan untuk hari “H” besok, pelaksanaannya sesuai seperti yang diharapkan minimal seperti gladi hari ini.

Usai gladi dilakukan pengecekan alutsista yang digelar di belakang pasukan. Para Perwira, baik para Perwira Tinggi maupun Perwira menengah dari ke-tiga angkatan mengamati secara teliti peralatan yang sudah berada di Taxy Way Lanud Abd Saleh sejak dua hari yang lalu, untuk selanjutnya akan digunakan sebagai bahan laporan kepada Panglima TNI yang besok siang akan memimpin langsung upacara alih kodal tersebut.





Sumber : TNI AU

TNI AU Latihan CDS

SUBANG-(IDB) : Penerjunan barang atau dikenal “CDS” Cargo Delivery Sistem dari Pesawat C-130 Hercules Skadron Udara 31 Halim P Jakarta, Kapten pilot Kapten Pnb Alfon, Co Pilot Lettu Pnb DCP Hutagalung , Kamis (13/3) di Runway Lanud Suryadarma, Kalijati Subang.

Penerjunan dalam rangka Latihan “Rajawali Perkasa” Lanud Halim P, sebanyak Satu Sorties / empat run, tiap run menerjunkan barang seberat 300 kg tersebut berhasil baik, disaksikan Kasiopslat Disops Lanud Suryadarma, Mayor Pnb Tarmuji, Kasifaslat Wing 8, Mayor Pnb Tubagus Hasan, Mayor Tek Yudhi W, Kasi Laik Rudal Senmu Dislambangjau, Kapten Lek Aswien, Kaurhar Faslat Wing I Lanud Halim P.

Penerjunan dengan pesawat bernomor A- 1317 berlangsung sekitar 20 menit dipandu personel base ops Lanud Suryadarma, didukung personel Paskhasau, menerima barang di darat selanjutnya pesawat Hercules kembali ke Home base di Lanud Halim P Jakarta.



Sumber : TNI AU

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Alasan Pemerintah Kurang Berminat Dengan PLTN

PT Batan Tekno mengungkapkan, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) kurang diminati pemerintah.

Alasannya, pembangkit itu menyisakan sampah nuklir yang mesti disimpan dalam waktu ribuan tahun.

"Salah satu problemnya itu limbah nuklir. Di PLTN itu, limbah nuklir harus diamankan di dalam tanah selama 10.000 tahun. Bisa dibayangkan bagaimana bisa mengamankan limbah nuklir selama 10.000 tahun," kata Direktur Utama Batan Tekno, Yudiutomo Imardjoko, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 12 Maret 2014.

Yudi, sapaan Yudiutomo Imardjoko, pun memutar otak bagaimana caranya untuk menyimpan limbah nuklir selama ribuan tahun itu. Sebab, waktu itu dia mendengar pemerintah hendak membangun PLTN pada tahun 2000.

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen tenaga nuklir di Universitas Gadjah Mada ini, kemudian melakukan penelitian tentang limbah nuklir dan mendesain kontainer untuk menyimpan limbah tersebut selama 10.000 tahun.

Rancangannya diterima oleh Amerika Serikat. Menurut Yudi, negara Paman Sam itu belum menggunakan teknologi penyimpanan limbah itu.

"Yang diterima Amerika Serikat ada tiga desainnya, salah satunya saya. Jadi, bangun PLTN tidak ada masalah. Urusan limbah tanah bisa diatasi," kata dia.

Meskipun pemerintah Indonesia tidak jadi membangun PLTN, Yudi mengaku penelitiannya tidak sia-sia. Sebab, penelitiannya bisa membantu pemerintah jika rencana membangun PLTN muncul kembali.

"Saya hanya berpikir suatu saat Indonesia membangun PLTN," kata dia.

Yudi juga tengah memikirkan pengembangan reaktor nuklir tanpa limbah. Tetapi, rencananya keduluan oleh bos Microsoft, Bill Gates.

Diketahui, Gates mengumpulkan para ahli nuklir untuk mengembangkan reaktor nuklir tanpa limbah. Nama perusahaannnya adalah TerraPower yang berbasis di Amerika Serikat.

"Yang mendesain itu orang-orang ahli nuklir yang dikumpulkan Bill Gates. Mereka mengembangkan reaktor baru yang tidak ada limbahnya," kata dia.

Bangun PLTN, Batan Tekno Jajaki Gandeng Terra Power

PT Batan Teknologi berminat menggandeng TerraPower, perusahaan pendesain reaktor nuklir yang dikembangkan oleh Bill Gates, pendiri raksasa perusahaan teknologi Microsoft. Karena, Batan Tekno tertarik dengan program TerraPower.

"Batan Teknologi ingin kerja sama dengan TerraPower untuk membangun PLTN," ujar Direktur Utama Batan Teknologi, Yudiutomo Imardjoko, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 12 Maret 2014.

Menurut Yudi, Gates mengumpulkan para ahli nuklir di seluruh dunia untuk mengembangkan reaktor nuklir tanpa limbah. Di samping itu, reaktor ini lebih hemat berlipat-lipat ketimbang dengan reaktor baru yang akan dibangun oleh perusahaan pelat merah itu.

"Reaktor Bill Gates diganti setiap 60 tahun," kata Yudi.

Kalau dibandingkan dari sisi harga, teknologi pembangkit Travelling Wave Reactor (TWR) terbilang lebih mahal. Reaktor berkapasitas 500 MW untuk PLTN ini bernilai investasi Rp 150 triliun.

"Sekali diisi bahan bakar, TWR bisa digunakan untuk 60 tahun. Kelemahan PLTN memang investasi pertamanya yang mahal, karena untuk keselamatan. Tapi, biaya operasionalnya murah," kata Yudi.

Pembangkit tersebut, ia melanjutkan, menggunakan teknologi baru, yaitu teknologi fusi. Teknologi ini menggabungkan inti-inti atom sehingga menimbulkan reaksi.

"Mereka pakai teknologi fusi. Jadi, inti atomnya digabungkan, fusion. Seperti Matahari yang reaksi atomnya tidak habis-habis. Kalau kami, kan, menggunakan fisi. Jadi, inti atomnya ditembak," kata Yudi.

Sayangnya, reaktor ini tengah dikembangkan dan belum diuji coba. Gates belum mendapatkan lokasinya.

Yudi mengatakan, dalam waktu dekat, Gates akan datang ke Indonesia. "Bill Gates akan datang ke Indonesia dua pekan lagi. Nah, tahap awalnya, kami akan menawarkan lokasi prototype-nya. Nanti, kami akan mengajaknya untuk survei lokasi," kata Yudi.

Setelah itu, Yudi akan ke Amerika Serikat untuk berbicara tentang rencana pembangunan purwarupa reaktor itu. Itu pun dilakukan jika Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyetujui rencananya.

"Kalau sudah dapat persetujuan Pak Dahlan, saya akan mengejarnya terus," kata dia.
 
Bangun Reaktor Baru Gandeng BUMN Nuklir Rusia

PT Batan Tekno berencana untuk membangun reaktor nuklir baru di Indonesia. Perusahaan pelat merah ini akan menggandeng perusahaan sejenis dari Rusia, Rosatom State Nuclear Energy Corporation. Nantinya, reaktor ini akan memproduksi uranium cair.

"Kami bekerja sama dengan Rosatom, BUMN Rusia di bidang nuklir. Perusahaannya besar, karyawannya sekitar 160.000 orang, dan mereka sudah membangun reaktor nuklir di Blok Soviet. Teknologi Rusia kami pilih karena bisa mengembalikan full recovery," kata Direktur Utama Batan Tekno, Yudiutomo Imardjoko di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 12 Maret 2014.

Yudi, sapaan Yudiutomo Imardjoko, menjelaskan, Rusia yang akan memproduksi reaktor itu, lalu akan dikirim ke Indonesia untuk ditanam.

Perusahaan BUMN itu, menurut Yudi, juga mengirimkan beberapa karyawannya untuk memberikan standar-standar pengayaan uranium Batan Tekno kepada Rusia.

Sebelumnya, Yudi mengungkapkan, biaya pembangunan reaktor baru itu mencapai Rp2 triliun. Tetapi, dia meralatnya.

"Kami bisa menghitung ulang. Tidak sampai Rp2 triliun. Cukup dengan US$75,5-80 juta atau sekitar Rp800-900 miliar. Pendanaannya 70 persen berupa loan dari Russian Development Bank dan 30 persen dari equity," kata dia.

Yudi memaparkan, BUMN teknologi ini nantinya akan memiliki 51 persen saham pada reaktor tersebut, sedangkan 49 persennya dari Rusia.

"Nah, yang 30 persen ini kami belum mampu. Makanya, kami mengajak Waskita, Pertamina, dan Dahana untuk investasi," kata dia.

Dia menambahkan, reaktor tersebut akan menggunakan uranium cair dan kapasitasnya sebesar 1.200-1.500 currie per minggu. Daya listrik yang dipakai pun sebesar 150 kilovolt.

Daya ini lebih kecil ketimbang daya listrik yang dikonsumsi reaktor nuklir di Serpong, Banten, yang sebesar 30 MW. Dia menuturkan, uranium cair dianggap lebih hemat ketimbang uranium berupa lempengan.

"Reaktor di Serpong berupa lempengan dan perlu diganti setahun sekali. Kalau yang baru, reaktornya diganti sepuluh tahun sekali," kata dia.

Terkait lokasi, Yudi menjelaskan, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyarankan dibangun di Subang, karena berdekatan dengan fasilitas teknologi milik Dahana.

"Kami memutuskan untuk segera mendapatkan izin di Subang. Kami akan melakukan sampling udara dan meteorologi di Subang. Tapi, ada kendalanya. Produk kami itu juga diekspor dan harus berdekatan dengan bandara. Kalau di Subang, jauh," kata dia.




Sumber : Vivanews

LRP 2014 : Pesawat Musuh Berhasil Diusir, Crash Landing Mampu Diatasi

JAKARTA-(IDB) : Latihan tingkat Lanud Halim Perdanakusuma yang dinamakan Rajawali Perkasa tahun 2014, mulai hari ini Rabu (12/3) memasuki tahap manuver lapangan.  Dalam skenario Latihan dilatihkan beberapa kemampuan Prajurit dan Crew menangani beberapa permasalahan menonjol yang mungkin dihadapi, sesuai status Lanud Halim Perdanakusuma sebagai pintu gerbang negara Indonesia. 

Latihan diawali pukul 06.30 WIB, ketika Presiden RI dan rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma untuk kunjungan ke luar negeri.  Namun pesawat VVIP mengalami gangguan, sehingga rombongan pindah pesawat. Sementara itu gerombolan massa di luar Bandara merayap menuju Bandara untuk menemui Presiden RI memprotes pelaksanaan Pemilu 2014 yang tidak adil.


Untuk itu, Komandan Lanud Halim Perdanakusuma memerintahkan Komandan Wing 1 mengatasi keadaan. Selanjutnya  100 personIl Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) dikoordinir Kasi Kamhanlan segera diterjunkan.  Sementara itu, Helikopter cadangan yang akan membawa Presiden kembali ke kediaman disiapkan di Base Ops Lanud Halim Perdanaksuma. Didukung mobil Pemadam Kebakaran, Provost dan Intelijen, massa akhirnya dapat dikendalikan dan Presiden berhasil diterbangkan menuju ke kediaman. 


Latihan berikutnya Force Down pesawat asing. Tiba-tiba Pusat Pengendalian Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas), Kohanudnas menginformasikan adanya pesawat asing di Radar yang tidak dikenal masuk teritorial NKRI. Untuk itu, pesawat tempur TNI AU melakukan pencegatan (intercept) di udara dan kemudian berkomunikasi dengan pilot asing agar mendarat darurat di Lanud Halim Perdanakusuma. Selanjutnya 3 (tiga) crew asing diamankan dan diinterogasi.  


Namun pihak negara Musasi, Negara dimana 3 (tiga)  Crew diamankan berupaya untuk membebaskannya dengan melakukan serangan udara di Lanud Halim Perdanakusuma.  Akibat kegiatan ini, di Lanud Halim Perdanakusma terjadi keributan yang luar biasa, sirine dibunyikan, seluruh anggota kumpul di asembly point terdekat. Kemudian, pesawat tempur diterjunkan untuk mengusir pesawat musuh.  Pesawat musuh kesulitan menerobos pertahanan udara yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma, walaupun sudah menjatuhkan Rudal.  Akhirnya mereka kembali ke Negaranya. 



Tahap berikutnya Crash Landing C-130 Hercules. Sebuah misi penerbangan yang akan dilakukan TNI AU terkendala karena pesawat mengalami kebakaran di ujung landasan. Untuk itu, Crash Team  Lanud Halim Perdanakusuma segera menuju ke lokasi kejadian dan memadamkan kebakaran. Namun pesawat tidak dapat dipadamkan, tidak ada korban jiwa tetapi ada yang luka-luka.  Sehingga, Tim Medis melakukan pertolongan.




Sumber : TNI AU

LEG 2014 : Satgaspur TNI AU Berhasil Hancurkan Musuh

MADIUN-(IDB) : Dari laporan intelijen TNI AU, dilaporkan ada pasukan musuh dari negara musang yang akan menyerang NKRI, dengan mengerahkan kekuatan udara, darat dan intelijennya untuk melaksanakan infiltrasi kewilayah kita. Sehingga Lanud Iswahjudi sebagai Pangkalan Operasi mendapat perintah untuk melaksanakan operasi udara dalam menghadapi kekuatan negara Musang yang akan melakukan infiltrasi.


Untuk itu Lanud Iswahjudi membentuk satuan tugas operasi yang diawali dengan melakukan persiapan dengan mengadakan briefing dari unsur intelijen, unsur Satgaspur dan unsur Pangkalan. Dari unsur-unsur tersebut menyampaikan paparan kesiapan dan rencana gerak untuk menghadapi kekuatan negara Musang.


Berawal dari laporan intelijen, terdapat satu pesawat negara Musang jenis Boeing terdekteksi radar telah melaksanakan pengintaian udara di wilayah NKRI. Sehingga Dansatgaspur memerintahkan dua pesawat F-16 malakukan interceptor dan memaksa mendarat (Force Down) pesawat Boeing tersebut di Lanud Iswahjudi. Setelah mendarat, pilot dan copilot pesawat Boeing tersebut diinterogasi oleh unsur Intelijen, Pomau dan Hukum Lanud Iswahjudi.


Selanjutnya dari informasi intelijen, diketahui negara Musang telah melakukan penyerangan dengan kekuatan udara. Sehingga Lanud Iswahjudi memberangkatkan dua pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14, untuk melaksanakan Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO) sehingga pesawat udara negara Musang yang masuk ke wilayah NKRI berhasil dihancurkan.


Namun dalam perang udara tersebut, salah satu pesawat F-5 kita terkena tembakan, dengan keadaan emergency masih dapat melakukan pendaratan darurat di Lanud Iswahjudi dan crash team Lanud Iswahjudi telah siap dengan sigap melaksanakan pengamanan serta mengevakuasi pilot dan copilot yang mengalami cidera ke Rumah Sakit Lanud.


Disinyalir pasukan musuh melakukan infiltrasi dan sabotase secara tersembunyi terhadap Lanud Iswahjudi, unsur pasukan pengamanan alutsista Lanud Iswahjudi berhasil menangkap dan menemukan bahan peledak yang dipasang oleh penyusup di Skadron Udara 3 dan gudang amunisi, berhasil diamankan oleh pasukan Kamhanlan Lanud Iswahjudi.


Dari hasil pengintaian dan Informasi Intelijen terhadap negara Musang, didapatkan peta target vital berupa pusat pemerintahan, pabrik amunisi dan gudang logistik musuh, sehingga unsur satuan tugas tempur diberangkatkan dua F-16 sebagai sweeper, dua T-50i Golden Eagle dan dua pesawat F-16 lainnya sebagai striker serta dua pesawat F-5 Tiger sebagai escort yang dilengkapi dengan senjata dan amunisi lengkap, melaksanakan Operasi Serangan Udara strategis (OSUS), menghancurkan target-target musuh yang telah ditentukan.


Sementara itu terdapat pesawat angkut TNI AU yang mengangkut personel terkena tembakan musuh sehingga terjadi crash landing yang menimbulkan banyak korban meninggal maupun luka-luka, kejadian tersebut secara cepat dan tepat berhasil ditangani oleh personel kesehatan.


Namun dalam perjalanan pulang selesai melaksanakan OSUS, satu pesawat F-16 dan satu pesawat F-5 terkena tembakan musuh, pesawat F-16 berhasil melakukan pendaratan darurat, dan berhasil di tangani oleh crash team Lanud Iswahjudi. Sementara itu pesawat F-5 mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga pilot dan co pilot melakukan eject dan jatuh didaerah musuh. Tim SAR tempur Lanud Iswahjudi berhasil menemukan dan menyelamatkan kedua penerbang dan dievakuasi dengan pesawat colibri ke Lanud Iswahjudi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.


Demikian skenario latihan “Elang Gesit” tahun 2014 dan penanganan korban massal pada pesawat terbang yang dilaksanakan selama tiga hari di Lanud Iswahjudi. Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan latihan tersebut sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.


Setelah seluruh rangkaian latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iswahjudi selesai, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., secara resmi menutup latihan dalam upacara penutupan latihan Elang Gesit 2014, di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjudi, Kamis (13/3/14)


Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., mengatakan bahwa latihan yang telah dilaksanakan agar dievaluasi dan dikaji lebih lanjut yang selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam menyempurnakan protap untuk pelaksanaan latihan-latihan yang akan datang.




Sumber : TNI AU

Klaim China Atas Natuna

BEIJING-(IDB) : Cina memasuk sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayah mereka, kata Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini.

Pemerintah Republik Rakyat Cina telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka.

Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara Cina dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkap Fahru Zaini saat berkunjung ke Natuna, Rabu.

Ia menjelaskan, Cina telah menggambar peta laut Natuna di Laut Cina Selatan masuk peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus, bahkan dalam paspor terbaru milik warga Cina juga sudah dicantumkan.

"Yang dilakukan oleh Cina ini menyangkut zona wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, kami datang ke Natuna ini ingin melihat secara nyata strategi dari komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," jelasnya.

Menurut dia, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan oleh Cina tetapi juga wilayah negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut Cina Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, serta Taiwan.

"Bukan wilayah negara Indonesia saja yang dipetakan oleh Cina, negara lain juga dipetakan. Namun Cina tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," katanya.

TNI Siap Gelar Pasukan

Satu lagi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diklaim asing. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mengklaim wilayah perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayah RRT.

Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina.

Masekal Pertama TNI Fahru Zaini menegaskan, akibat klaim terhadap perairan Natuna oleh Tiongkok, TNI siap gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah tersebut.

"Yang dilakukan oleh Tiongkok ini menyangkut zona wilayah NKRI. Untuk itu, kami datang ke Natuna ingin melihat secara nyata strategi komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," tegas Fahru.

Dijelaskannya, Tiongkok telah menggambar peta sebagian perairan Natuna di wilayah Laut Tiongkok Selatan masuk ke peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan dalam paspor terbaru milik warga Tiongkok juga sudah dicantumkan.

"Sengketa ini akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkapnya.

Menurutnya, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan oleh Tiongkok, tetapi juga negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut Tiongkok Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, serta Taiwan.

"Namun Tiongkok tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," ujarnya.

Dalam rangka terjaganya keutuhan NKRI, tegas dia, kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu diperkokoh.

"Wilayah yang berada di perbatasan, seperti Kabupaten Natuna, persatuan dan kesatuan antarwarga maupun etnis, perlu diperkokoh. Persatuan antarwarga perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya tak mudah disusupi atau diadu domba oleh negara lain," ujarnya.

Ia mengatakan letak Indonesia sangat strategis, baik lautnya maupun udaranya. Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal maupun pesawat negara lain.

"Dari letak yang bagus ini, bisa menjadi keuntungan, bahkan juga kerugian, itu tergantung kita dalam mengimpletasikannya dalam bernegara, NKRI adalah harga mati," tuturnya.




Sumber : Republika

Indonesia Sangat Komit Bangun Pertahanan Matra Laut

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan Indonesia memiliki komitmen bangun sistem pertahanan laut bervisi kemaritiman yang mumpuni.

"Gelar alat utama sistem senjata (Alutsista) di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya menandakan kita memiliki komitmen untuk membangun sistem pertahananan laut," kata Susanintyas, melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

Nuning sapaan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati yang ikut menghadiri gelar Alutsista TNI AL dan penyerahan pesawat CN 235-220 MPA dengan nomor lambung P 861 di Surabaya itu, mengatakan, Indonesia boleh bangga dengan hasil karya anak bangsa berupa Pesawat CN 235 yang telah dilengkapi dengan alat surveylance kemaritiman canggih.

Ia berharap rencana strategis (renstra) pertahanan memiliki konsistensi untuk terus meningkatkan kemampuan SDM prajurit TNI dan kelengkapan amunisi Alutsista serta sistem pemeliharaan yang baik.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan penambahan kekuatan TNI Angkatan Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan karena Indonesia ingin berperang.

"Kita tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi," kata Presiden Yudhoyono di sela-sela melakukan peninjauan gelar alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan demo kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Pelanggaran kedaulatan dapat terjadi dalam beragam bentuk, terutama di wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan.

Didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Presiden Yudhoyono meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Menteri Pertahanan, alutsista yang digelar antara lain empat kapal perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 tank amphibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan tiga helikopter Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu juga digelar model atau miniatur alutsista yang pengadaannya melampaui masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II.

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga pesawat CN-235 MPA, 11 unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi dipping sonar dan torpedo, lima unit panser BTR-4 dan satu baterai Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Turut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI IB Putu Dunia, serta Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. 




Sumber : Antara

Presiden SBY : Krisis Ekonomi Penyebab Tertundanya Modernisasi Alutsista TNI

SURABAYA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai Indonesia memerlukan pertahanan yang baik. Baginya, negara yang berdaulat memerlukan pertahanan yang tangguh. Karena itu, sangatlah penting mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan mengenai pertahanan. 

Hal itu disampaikan usai meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut, di dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13 /3). Ia sempat memimpin rapat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di kawasan dermaga tersebut. “Dengan pertahanan yang baik, dunia akan lebih damai," katanya, Rabu (12/3). 


Presiden mengatakan modernisasi alutsista penting dan relevan dalam hal konteks strategis. Saat ini telah dimulai industri strategis dan pertahanan milik swasta/BUMN yang mendukung modernisasi alutsista. Meskipun demikian, Presiden SBY mengingatkan, agar semua ini harus dari kebijakan yang benar, rencana yang benar, dan alokasi anggaran yang tepat.


Indonesia, lanjutnya, tidak boleh kalah dengan industri pertahanan negara lain. Ia pun  mengajak seluruh elemen terkait untuk menjadikan industri pertahanan yang kompetitif dan tidak menjadikan kebijakan terkait modernisasi alutsista dikaitkan dengan politik. “Bangsa ini harus bersatu,” katanya. 


Dalam kesempatan ini, Presiden SBY menyampaikan apresiasinya atas kemampuan TNI melakukan modernisasi pertahanan. Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang menggembirakan karena sudah agak lama Indonesia tidak melakukan modernisasi alutsista. 


Menurut Presiden SBY, krisis ekonomi yeng terjadi beberapa waktu lalu merupakan salah satu penyebab Indonesia belum dapat membangun alutsista. Namun, kini dapat terlihat bagaimana Indonesia melakukan modernisasi alutsista baik darat,laut dan udara.


“Kita tidak ingin berperang, namun jika harus bertempur dan pertahankan kedaulatan, kita sudah siap,” tegas Presiden SBY.




Sumber : Republika

Tony Abbott Setujui Pembelian 86 Jet Tempur F-35

CANBERRA-(IDB) : Pemerintahan Tony Abbott memberikan lampu hijau kepada Departemen Pertahanan Australia untuk melakukan pembelian militer terbesar sepanjang sejarah Australia, yaitu untuk membeli hingga 86 jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat untuk Angkatan Udara Australia (RAAF), laman news.com.au melaporkan.
 

Ketika sudah dikirimkan antara tahun 2018 dan 2020, harga masing-masing F-35 akan sekitar USD 90 juta (sekitar 1,028 triliun) dan secara keseluruhan proyek pembelian ini akan memakan biaya USD 14 miliar, sudah termasuk "biaya hidup" bagi 86 F-35 Joint Strike Fighter (JSF) selama 30 tahun.
 

Namun opsi pembelian ini masih perlu disajikan dihadapan Komite Keamanan Nasional Australia guna mendapatkan persetujuan.
 

Amerika serikat yang mengepalai proyek pengembangan F-35 dan berencana untuk membeli 2.443 unit pesawat generasi kelima ini telah berhasil meyakinkan Australia bahwa proyek F-35 tidak akan melenceng dari jalurnya (mengingat beberapa kendala pembangunan F-35) dan F-35 yang Australia inginkan akan dikirimkan tepat waktu.
 

Letnan Jenderal Chris Bogdan dari Angkatan Udara AS mengatakan kepada News Corp Australia di Sydney bahwa program JSF berjalan dengan baik. "Lockheed Martin melakukan pekerjaan jauh lebih baik daripada yang didengar oleh pelanggan, yaitu kita," katanya.
 

AS akan membeli 2.443 unit F-35 yang terdiri dari 1.763 unit F-35 konvensional atau model A untuk Angkatan Udara, 360 unit model B atau versi pendaratan vertikal untuk Korps Marinir dan 360 unit model C yaitu varian yang dioperasikan dari kapal induk untuk Angkatan Laut AS.
 

JSF merupakan program pengembangan senjata militer yang begitu banyak menguras anggaran AS, sekaligus sebagai program pembangunan senjata termahal dalam sejarah Pentagon.
 

Dua F-35 model A pertama RAAF sudah masuk lini produksi di pabrik Fort Worth Lockheed Martin, dan pesawat pertama dijadwalkan tiba di Pangkalan Udara Williamton RAAF pada 2018 dengan skuadron pertama akan beroperasi secara penuh pada tahun 2020.
 

JSF akan menggantikan armada pesawat tempur F/A Hornet dan akan memberikan RAAF keunggulan besar dari kekuatan regional lainnya bersama dengan Singapura yang juga berencana untuk membeli jet tempur siluman ini.
 

Hingga akhir 2013 lalu, JSF telah terbang selama 12.000 jam dalam 8000 penerbangan dan setidaknya sudah ada 59 pesawat yang dioperasikan dan 20 pesawat masih diuji coba.
 

Pada seminar kekuatan udara yang diadakan Williams Foundation di Canberra pada 11 Maret 2014, pilot tempur RAAF Squadron Leader (setingkat Mayor) Matt Harper dan dan pilot tempur Korps Marinir AS Letnan Kolonel Chip Berke keduanya memberikan pujian atas kecanggihan super komputer pada pesawat tempur JSF.
 

Squadron Leader Harper adalah orang Australia pertama yang menerbangkan pesawat tempur generasi kelima F-22 Raptor dan Letnan Kolonel Berke adalah satu-satunya orang yang menerbangkan F-22 dan F-35 JSF.
 

"Fitur siluman akan membuat Anda tak terbendung dan tingkat kesadaran situasional musuh akan menjadi nol," kata Harper.


"Jet ini akan meningkatkan survivabilitas dan mengurangi risiko misi dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan misi. Informasi lebih berharga daripada (hanya mengandalkan) kecepatan," tambah Harper.




Sumber : Artileri

Kapal Selam Mana Lagi Yang Akan Perkuat TNI AL...???

ARTILERI-(IDB) : Wilayah Indonesia mengangkangi salah satu wilayah titik kritis kapal selam yang paling penting di dunia. Sebagian besar perdagangan dunia harus melewati Selat Malaka dan perairan dangkal di pesisir sekitar kepulauan Indonesia. 

Hal ini menjadi alasan betapa pentingnya bagi Indonesia untuk menempatkan armada kapal selam di wilayah ini, tapi Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam dari Kelas Cakra (U209) selain armada permukaan lainnya seperti frigat, korvet dan kapal serang cepat.
 

Galangan kapal Daewoo Korea Selatan, yang cukup memiliki pengalaman dalam membangun kapal selam Tipe U209, telah dikontrak untuk mengupgrade kapal selam Kelas Cakra dan pekerjaan sudah selesai. Meskipun sudah diupgrade, tekanan lambung Kelas Cakra tetap saja memiliki batas terkait keamanannya mengingat kapal selam ini sudah cukup berumur.
 

Sejak tahun 2007, Indonesia sudah serius untuk menambah armada kapal selam dari 3 sampai 6 unit. Galangan-galangan kapal yang berharap memperoleh kontrak pembangunan kapal selam dari Indonesia antara lain dari Perancis, Jerman, Rusia, Korea Selatan, dan bahkan Turki. Namun tampaknya prioritas anggaran kala itu masih untuk sektor lain, sehingga pembelian kapal masih tertunda. 

Seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan sektor pertahanan menjadi prioritas utama anggaran, akhirnya pembelian pun jadi. Dan Korea Selatan lah yang beruntung memperoleh kontrak pembangunan 3 kapal selam dari Indonesia.

MEF Dan Tawaran Kapal Selam

Kekuatan Pokok Minimum (MEF) Indonesia sampai tahun 2024 adalah minimal memiliki 10 kapal selam. Pada saat itu, 2 kapal selam Kelas Cakra (KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402) sudah memasuki masa-masa kritis, artinya untuk memenuhi MEF, tentu tidak cukup untuk penambahan 8 kapal selam saja. Pada 2011 lalu, Indonesia membeli 3 kapal selam dari Korea Selatan (kontrak yang disebutkan sebelumnya) dengan disertai transfer teknologi.
 

Secara umum, Indonesia bisa saja membeli kapal dalam selam diesel-listrik dalam jumlah yang diinginkan dari 5 galangan kapal yang dikait-kaitkan selama ini. Namun ada pertanyaan teknis, apakah Indonesia menginginkan sistem Air-Independent Propulsion (AIP) dilengkapkan pada kapal selam yang memungkinkan bagi kapal selam untuk beroperasi di bawah air tanpa muncul selama 3 minggu?. AIP juga menjadikan kapal selam diesel listrik lebih sulit dideteksi, tapi konsekuensinya adalah biaya yang lebih dan akan memprovokasi negara-negara tetangga. 

 Berbeda dengan kapal selam konvensional yang sering menunjukkan benderanya di permukaan, tentu lebih terlihat bersahabat. Tapi kita tentu menginginkan kemampuan TNI AL yang optimal, tetangga tidak perlu risau dengan kekuatan apa yang kita miliki, toh kita bukan bangsa Bar Bar. Dan tampaknya kapal selam ketiga (kontrak dengan Korsel) yang akan dibangun oleh PT PAL ditargetkan akan dilengkapi dengan AIP.
 

Berbicara soal kapal selam U209 yang merupakan produk Korea lisensi dari Thyssen/Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) Jerman, produk terbaru HDW adalah U214 yang sudah dilengkapi dengan sistem AIP. Kapal selam ini lebih canggih dari U209 dan tentunya juga lebih mahal. Beberapa varian dan desain khusus dari kapal selam tipe ini telah diorder oleh Italia (U212A), Yunani, Korea Selatan, Turki dan Jerman Sendiri.
 

Indonesia sudah mengoperasikan Tipe U209, dan salah satu pilihan awal Indonesia adalah untuk membeli lebih banyak U209 dengan sistem internal yang sepenuhnya modern. Dari segi biaya dan teknis, sebenarnya pilihan ini masih cukup tepat untuk Indonesia saat ini.
 

Kapal selam dari Thyssen/Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) diproduksi oleh Jerman, Korea Selatan dan Turki. Turki tampaknya mencoba mendekati negara-negara Islam untuk mendapatkan pekerjaan bagi galangan kapalnya. Namun disisi lain Korea Selatan sudah memiliki hubungan yang baik dengan armada kapal selam Indonesia, ditambah lagi dengan klausul transfer teknologi, akhirnya Korea Selatan memenangkan kontrak awal pembangunan 3 kapal selam, namun Turki tentu tetap berminat dan siap menerima kontrak bila ada lagi pesanan dari Indonesia.
 

Ada pula galangan kapal DCNS Perancis yang menawarkan 3 hasil karyanya. Yang paling menonjol adalah kapal selam Kelas Scorpene yang telah dibeli oleh Malaysia dan India (India merakit sendiri namun pembangunannya molor). Scorpene bisa dibeli dengan atau tanpa sistem AIP, seperti pendahulunya Agosta 90B yang sedang dibangun untuk Pakistan dalam dua konfigurasi. Hingga saat ini, Scorpene yang diorder adalah varian CM-2000 standar (konvensional/non AIP).
 

Salah satu pilihan unik lainnya dari DCNS adalah kapal selam Kelas Andrasta. Kapal selam kecil dengan bobot benaman 855 ton lebih ditujukan untuk dioperasikan di pesisir atau lingkungan perairan dangkal seperti Indonesia. Kapal selam kecil ini banyak menggunakan teknologi Scorpene, namun daya jelajahnya lebih pendek dan 6 tabung torpedonya hanya bisa dimuat di dock. Kapal selam kecil ini dibuat sebagai ganti bagi yang menginginkan kapal selam silent namun dengan biaya yang rendah. Tapi tampaknya Indonesia tidak tertarik dengan tawaran DCNS.
 

Vietnam, wilayah lautnya mirip Indonesia dan memiliki anggaran pertahanan yang minim, lebih memilih untuk membeli kapal selam Kelas Kilo dari Rusia dan dari pemberitaan yang beredar tampaknya Indonesia juga semakin dekat akan memiliki kapal selam dari Rusia.
 

Secara "diam-diam," Rusia sudah menancapkan kakinya di Indonesia. Rusia sudah mulai menyuplai alutsista ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Utamanya adalah pembelian jet tempur Sukhoi dan kendaraan lapis baja, tidak hanya itu, TNI AL juga sudah diperkuat dengan rudal supersonik jarak jauh P-800/SS-N-26 (Yakhont) yang daya hancur dan keakuratannya mengkhawatirkan musuh.
 

Indonesia tentu mengapresiasi tawaran kapal selam dari Rusia, ditambah lagi "sikap" Rusia yang tidak mengintervensi peralatan-peralatan tempur buatan mereka akan digunakan untuk apa oleh operatornya. Kapas selam Kelas Kilo atau (mungkin Kelas Lada) buatan Rusia merupakan pilihan teknis yang baik untuk lingkungan Indonesia. Negara-negara terdekat yang telah mengoperasikan kapal selam ini (Kelas Kilo) adalah India, China dan Vietnam.
 

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah ekonomi Indonesia akan terus tumbuh, dan sektor pertahanan terus menjadi prioritas untuk menunjang pencapaian MEF ini? Kita semua berharap, semoga saja.




Sumber : Artileri

Paskal Malaysia Murid Dari Kopaska Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Pasukan Khas Laut (Paskal) dikenal sebagai pasukan paling elite Tentara Diraja Malaysia. Latihan Paskal disebut sebagai yang terberat di negara jiran itu.

Di antara rekan-rekannya di Malaysia, Paskal punya nama harum. Merekalah andalan Malaysia untuk misi-misi kontrateroris. Maklum kawasan Selat Malaka yang dikenal rawan mewajibkan Malaysia punya pasukan spesialisasi laut. Tercatat beberapa kali Paskal berhasil membebaskan kapal yang dibajak lanun.

Pasukan Baret Ungu ini juga punya andil dalam membebaskan kapal Malaysia dari perompak Somalia.

Namun ketangguhan Paskal rupanya tak bisa dilepaskan dari Komando Pasukan Katak TNI AL. Pada para manusia kodok dari Indonesialah Paskal pertama kali menimba ilmu. Hingga kini pun kadang masih ada latihan bersama antar dua satuan elite ini.

"Gurunya Paskal (pasukan khusus AL Malaysia) itu Komando Pasukan Katak (Kopaska) kita," ujar Laksamana TNI Agus Suhartono yang saat itu masih menjabat Kepala Staf TNI AL

Agus mengatakan itu dalam jumpa pers Forum Strategi TNI AL di Seskoal, Jakarta Selatan, Rabu (21/4/2010) lalu.

Pria yang kemudian menjadi Panglima TNI ini menjelaskan, ada beberapa teknik bertempur yang diajarkan para pelatih Kopaska pada Paskal tentara laut Diraja Malaysia.

Sama seperti Kopaska, Paskal pun terus mengembangkan diri. Mereka rutin menggelar latihan dengan Navy Seal, atau pasukan khusus Inggris dan Australia.

Namun Agus menambahkan, kemampuan personel Kopaska masih lebih baik. Untuk persenjataan perorangan dan tim, senjata Kopaska pun tak kalah dari Paskal.

"Kemampuan kita masih lebih hebat," kata Laksamana Agus.




Sumber : Merdeka

Navantia Kirimkan 4 Kapal Pendarat AL Australia

SPANYOL-(IDB) : Empat kapal pendarat LCM-1E pertama untuk Angkatan Laut Australia telah diberangkatkan pada tanggal 8 maret. Dikirimkan dari fasilitas Navantia di Puerto Real, Spanyol. Kapal-kapal ini dijadwalkan akan tiba di tujuan pada pertengahan April. 

 

LCM-1E
Navantia



Kontrak untuk pembangunan 12 unit LCM-1E ditandatangani pada September 2011. Sisanya yang delapan unit masih dibangun oleh Navantia dan akan dikirimkan dalam 2 grup (masing-masing 4 unit) dalam bulan-bulan kedepan. LCM-1E adalah kapal pendarat yang fungsinya untuk mengirimkan pasukan dan peralatan darat selama serangan amfibi. 



LCM-1E
Navantia

Karakteristik umum LCM-1E

- Panjang keseluruhan: 23,30 m

- Lebar: 6,40 m

- Propulsi: dua mesin diesel 809 kW, dua baling-baling waterjet

- Kecepatan : >20 knot

- Jangkauan: 305 km.

- Fleksibilitas kapasitas muatan: tank Abrams, berbagai kendaraan darat, atau truk kontainer 6,5 meter.
Sumber : Artileri

COBRA, Prototipe Rantis MRAP Baru Marinir Thailand

Cobra kendaraan MRAP 4x4 Marinir Thailand

BANGKOK-(IDB) : Industri pertahanan daam negeri Thailand saat ini sedang naik daun, bagaimana tidak, Angkatan Bersenjata Thailand saat ini didorong untuk melibatkan industri lokal dalam pengadaan peralatan pertahanannya. Tentu saja ini merupakan peluang yang tidak akan disia-siakan oleh industri lokal.




Angkatan Darat Thailand yang telah berpengalaman menangani konflik di Thailand Selatan, akhirnya merubah pola operasinya dengan menggunakan kendaraan MRAP (Mine-Resistant Ambush Protected). Negara gajah putih ini membeli kendaraan Reva buatan Afrika Selatan untuk melindungi prajuritnya dari ranjau darat. Belakangan, Chaiseri sebagai produsen lokal telah menawarkan MRAP buatannya dengan nama First Win 4x4.





Marinir Thailand (Royal Thai Marine Corps) juga tak mau ketinggalan, Satuan ini saat ini mendapatkan satu prototipe kendaraan MRAP untuk diuji coba. Uji coba dilangsungkan sejak 6 Februari lalu dan akan berlangsung selama tiga bulan. Kendaraan bongsor ini juga akan dipakai Marinir untuk menangani konflik di Thailand Selatan.

 


Kendaraan 4x4 yang diberi nama Cobra ini mempunyai bobot 18 ton, disebutkan bahwa proses perancangannya dibantu oleh senior design engineer dari Inggris. 
 
Cobra tentu saja menggunakan konsep lambung V-shape, bodi monocoque, mesin kendaraan ini menggunakan Cummins 380 hp dan sistem transmisi dipilih Allison.
 
Belum ada data lainnya lagi dari kendaraan ini termasuk ketahanannya terhadap tembakan, namun 3 bulan adalah waktu yang cukup untuk menguji coba kendaraan ini : dapat memenuhi kriteria Marinir Thailand atau tidak.




Sumber : DS