Pages

Selasa, Maret 11, 2014

Tiba Di Surabaya, Besok SBY Beri Arahan Sidang KKIP 2014

SURABAYA-(IDB) : Setelah terbang sekitar satu jam dari Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono tiba di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/3) pukul 14.00 WIB. Di kaki tangga pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-800 milik Garuda Indonesia, Presiden SBY disambut Gubernur Jatim Soekarwo beserta istri Nina Soekarwo, dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Timur.
Besok, Rabu (12/3), Presiden SBY meninjau gelar alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut, dilanjutkan dengan memberi pengarahan pada sidang perdana Komite Kebijakan Indsutri Pertahanan (KKIP) 2014. Presiden adalah Ketua KKIP. Acara akan berlangsung di Markas Komando Armada Kawasan Timur (Mako Armatim). Seusai acara tersebut, SBY dan Ibu Ani melanjutkan menuju Kabupaten Lumajang dan Tuban.

Kunjungan kerja ke Jatim ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke Jatim, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah hingga kembali ke Jakarta pada Kamis (20/3) pekan depan.

Menyertai Presiden SBY dalam kunjungan kerja ini, antara lain, Mendagri Gamawan Fauzi, Mendikbud M. Nuh, Menteri PU Djoko Kormanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Wakil Menteri Agama Nazarudin Umar.




Sumber : PresidenRI

Sidang Perdana Komite Pertahanan Akan Dipimpin Presiden SBY

SURABAYA-(IDB) : Untuk pertamakalinya, Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden akan pimpin langsung sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan. Sidang perdana ini akan digelar di Surabaya di sela-sela kunjungan Presiden ke Markas Armada TNI AL Wilayah Timur (Armatim) pada Rabu (12/3/2014).
 

"Biasanya sidang dipimpin Menteri Pertahanan, tapi dalam Undang-undang pertahanan yang baru mengamanatkan Presiden sebagai Ketua Komite, dan besok sidang perdana akan dipimpin oleh Presiden," kata Sjafrie Sjamsoeddin, wakil Menteri Pertahanan, di sela-sela memberikan bantuan secara simbolik bagi korban Letusan Kelud di Markas Kodam V/Brawijaya, Selasa (11/3/2014).
 

Menurut Sjafrie, sidang perdana Komite Kebijakan Industri Pertahanan ini, akan membahas berbagai kebutuhan alutsista baik TNI maupun Polri.
 

Upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan industri pertahanan nasional juga akan dibahas. "Kebijakan industri pertahanan akan menjadi pembahasan utama," kata Sjafrie.
 

Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan sendiri akan dihadiri tak kurang dari 80 orang anggota komite serta pejabat terkait termasuk Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan. Sidang akan digelar di Gedung Candrasa, Surabaya.




Sumber : SS

Pameran Alutsista TNI AL Dipusatkan Di Armatim

SURABAYA-(IDB) : Pameran alat sistem persenjataan (Alutsista) TNI AL, Rabu (12/3/2014) akan dipusatkan di Armada RI Kawasan Timur (Armatim) Surabaya. Peralatan yang dipamerkan tersebut terdiri dari persenjataan dan Armada selama kepemimpinan Presiden SBY periode 2004-2014.
 
Pameran yang diselenggarakan selama sehari tersebut, dijadwalkan akan ditinjau langsung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden, Menhan dan instansi terkait dan tidak dibuka untuk umum.
 

Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan laut (Kasal) saat meninjau acara Gladi bersih pameran Alutsista mengatakan, pameran tersebut akan memperlihatkan seluruh peralatan perang yang dimiliki TNI AL baik persenjataan maupun Armada yang ada di seluruh Indonesia.
 

"Alutsista yang dimiliki TNI AL selama kepemimpinan Bapak Presiden periode 2004 – 2014, nanti akan dipamerkan keseluruhannya, Baik persenjataan maupun Armada yang ada diseluruh Indonesia, tentunya nanti hanya perwakilan dari jenisnya saja," kata Marsetio, kepada wartawan Senin (10/3/2014).




Sumber : SS

Skuadron Udara 1 Supadio Lakukan Terbang Malam

KALBAR-(IDB) : Langit di atas Kota Pontianak yang biasanya sunyi dikala senja mendadak terdengar gelegar suara pesawat tempur meraung - raung. Ini dikarenakan pesawat Hawk 100/200 yang berhome base di Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa sedang melaksanakan Latihan terbang malam, (11/03). 


Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga mengatakan, latihan terbang malam ini berguna untuk meningkatkan profesional para penerbang dalam mengantisipasi kemungkinan akan terjadinya gangguan, ancaman serta pelanggaran wilayah kedaulatan hukum nasional oleh pihak lain. 

Serta untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan serta tetap terpeliharanya keahlian terbang, untuk itu dibutuhkan latihan yang berkesinambungan dengan kondisi cuaca maupun situasi siang ataupun malam sehingga para penerbang dapat mengatasi berbagai tantangan tugas yang dihadapi. 


”Bagi para penerbang tempur, terbang malam bukan merupakan hal yang luar biasa namun perlu untuk pembiasaan terutama pada saat lepas landas dan mendarat yang hanya mengandalkan instrumen yang ada disamping visual dengan alat bantu lampu penerangan yang ada di dua sisi landasan atau run way, untuk itu para penerbang dituntut lebih teliti dan hati-hati dalam menerbangkan pesawat serta melakukan manuver-manuver tertentu,” tambah Danlanud. 


Hal senada juga disampaikan Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono. Menurutnya latihan terbang malam menjadi salah satu latihan yang penting bagi para penerbang maupun ground crew sehingga dapat meningkatkan kemampuan operasional Skadron Udara 1. ”Latihan terbang malam ini juga melatih dan dapat dijadikan barometer untuk mengukur kemampuan kesiapan personel yang ada, baik kesiapan para penerbang, alutsista serta kesiapan teknisi dalam penyiapan pesawat,” tambahnya.




Sumber : TNI AU

Kopassus Dan Marinir Bantu Polisi Buru Pembakar Hutan

JAKARTA-(IDB) : Kebakaran hutan di Sumatera semakin parah, Selasa 11 Maret 2014. Titik api terus bertambah beberapa hari terakhir. Upaya penegakan hukum untuk mengejar pelaku pembakaran dan perambah hutan belum efektif.

Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kepolisian menggandeng Kopassus dan Marinir. “Kami sedang koordinasi dengan Kopassus dan Marinir. Mereka akan ditempatkan di daerah rawan untuk melakukan pengejaran dan pemadaman titik api secara langsung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

Menurut Sutopo, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan berjalan lambat. “Baru 28 kasus yang ditangani. Saya sudah koordinasi dengan Kapolda, katanya paling cepat penanganan pembakaran hutan enam bulan,” ujar dia.

Namun Sutopo tak menyebut berapa banyak dan kapan pasukan elite TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut itu akan diturunkan ke lokasi rawan pembakaran hutan. “Yang pasti secepatnya. Pasukan ini akan memperkuat unit gabungan yang saat ini berjumlah 2.100 personel dan telah menyebar di lapangan,” kata Sutopo.

Percepatan penambahan kekuatan ini sangat penting karena BNPB memperoleh informasi ada sekelompok warga yang ditugaskan pihak tertentu untuk mebakar hutan di wilayah dekat hutan cagar alam. “Mereka dijanjikan akan mendapat lahan dua hektare bila aksinya berhasil. Ini sedang kami cari. Kami butuh Kopassus dan Marinir buat mencari,” ujar Sutopo.

Untuk menanggulangi kebakaran hutan di Sumatera, BNPB telah membentuk lima tim satuan tugas, yakni satgas penegakan hukum, satgas operasi darat, satgas operasi udara, satgas embung penyedia air, dan satgas kontrol pembakaran.



 Sumber : Vivanews

Intervensi Asing Masih Berpotensi Terjadi Di Wilayah Kedaulatan

JAKARTA-(IDB) : Kegiatan terselubung berbentuk operasi clandestine (gerakan rahasia atau gerakan bawah tanah), maupun terang-terangan seperti intervensi asing di wilayah kedaulatan dan intrusi asing terhadap wilayah terluar khususnya di laut dan udara masih berpotensi terjadi pada saat ini dan masa mendatang. Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Strahan Kemhan) Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo, M.A saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Ditjen Strahan Kemhan, Rabu (5/3), di Kemhan, Jakarta.

Saat ini di lingkup domestik telah terjadi peningkatan ancaman terhadap keutuhan wilayah dan kesatuan nasional (national unity). Hal ini berimbas kepada menurunnya keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan. Ancaman tradisional dalam bentuk invasi militer secara terbuka memang kecil kemungkinannya namun tidak dapat diabaikan begitu saja. Di samping itu, ancaman tradisional yang berbasis teknologi justru semakin mengemuka seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang dipergunakan oleh negara-negara maju untuk mendukung kepentingannya di wilayah kedaulatan negara lain tanpa adanya sanksi atau protes masyarakat internasional.

Ancaman lainnya adalah ancaman di dunia maya atau cyber threat baik yang dilakukan oleh non-state actor atau oleh negara-negara maju secara terselubung. “Kita telah memasuki era peperangan dimensi kelima yaitu dimensi dunia maya selain dimensi darat, laut, udara dan ruang angkasa,” tegas Dirjen Strahan.

Lebih lanjut Dirjen Strahan mengungkapkan realita dan kecenderungan dari potret perkembangan lingkungan strategis tersebut manakala tidak dikelola dengan baik semuanya akan berujung pada masalah pertahanan dan keamanan nasional. Untuk menyikapi hal tersebut maka kebijakan Ditjen Strahan harus dipedomani dalam melaksanakan sasaran program kerja dan anggaran Ditjen Strahan Kemhan TA. 2014.

Maksud diselenggarakannya Rakornis Strahan ini adalah untuk mensosialisasikan program kerja dan anggaran Ditjen Strahan Kemhan TA. 2014 dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dengan para pemangku penyelenggara pertahanan negara dalam rangka mendukung kelancaran tugas Ditjen Strahan Kemhan.

Rakornis ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut Rapat Pimpinan Pertahanan (Rapimhan) Kemhan tahun 2014 untuk menyampaikan kebijakan pertahanan negara dan untuk menyamakan persepsi dengan para pemangku penyelenggaraan pertahanan negara dalam rangka mendukung kelancaran tugas Ditjen Strahan Kemhan TA. 2014.

Dalam rakornis ini, Dirjen Strahan selaku narasumber memberikan pandangan tentang strategi Pertahanan Negara sebagai salah satu produk-produk strategis Kemhan, presentasi dari para Direktur Ditjen Strahan Kemhan dilanjutkan dengan pendalaman dan tanya jawab serta penekanan Dirjen Strahan Kemhan.

Hadir dalam Rakornis ini yaitu pejabat eselon I - II di Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan serta pejabat kementerian/lembaga terkait dan mahasiswa UNHAN Indonesia. Adapun tema yang diangkat adalah, “Implementasi Kebijakan Pertahanan Negara di Bidang Strategi Pertahanan Guna Mendukung Kontinuitas Kebijakan Pembangunan Pertahanan Negara”. 




Sumber : Kemhan

Vietnam To Buy 3D Search Radar ST68UM Of Ukraine


SAIGON-(IDB) : Mobile 3D search radar ST68UM (36D6-M) for the S-300PMU of Vietnam shipped in the port of Saigon, Ho Chi Minh City (photos : Giaoduc, Militaryphotos)

(GDVN) - Mobile 3D search radar ST68UM (36D6-M) for the S-300PMU of Vietnam shipped at the port of Saigon, Ho Chi Minh City.



Recent Chinese media repeatedly reported on the construction of modernization of Vietnam Army, while providing much appreciated, commentary, communication, confirmed that Vietnam is focusing on customs modernization, Air Force for the South China Sea. Here is some new information Chinese media propaganda:



Sheet "Hoan Cau" China February 28 posts that Vietnam Defense Force purchased a 3D search radar ST68UM cell types (36D6-M) of Ukraine for surface to air missiles S-300PMU, recently dismantled in the port of Saigon, Ho Chi Minh City.



Also, according to Chinese media, and particularly interested in the relationship between Vietnam and the major countries, including Vietnam-Russia relations, Vietnamese-American, Vietnamese-Japanese, Vietnamese-Indian ... Because This relationship involves many factors both political, military, security, and economic strategy ...


The Chinese press has expressed concern to the visit of the American leaders, Russia, Japan ... to Vietnam, including Cam Ranh Bay visit of U.S. Secretary of Defense (June 3, 2012) and Defense Minister of Japan (September 17, 2013), and focus attention on the Cam Ranh military port in Vietnam.




Source : Giaoduc

T-50i GE : “Baby Falcon” Elang Emas Indonesia

ANGKASA-(IDB) : Penyerahan 16 unit T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan kepada Indonesia di Lanud Halim Perdanakusuma, 13 Februari 2013 lalu, menandai resminya Sang Elang Emas bergabung dengan jajaran kekuatan TNI AU. Pesawat yang juga dijuluki “Baby Falcon” ini akan menjadi titik awal kebangkitan Skadron Udara 15 di tahun-tahun mendatang.

Sehari sebelum penyerahan 16 T-50i, Mekopolhukan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto didampingi Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5004 berkelir biru-kuning. Di pesawat yang lain, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia juga terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5012 berkelir hijau toska-abu-abu didampingi Kasiops Skadron Udara 15 Mayor Pnb Hendra Supriyadi. Dari Lanud Halim kedua pesawat terbang dengan tanda panggil Golden Flight menuju ketinggian 15.000-20.000 kaki di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat selama kurang lebih satu  jam.

Sebagai mantan penerbang tempur, baik Menkopolhukam (F-5E/F Tiger II) maupun KSAU (A-4 Skyhawk) tentu saja tertantang untuk mencoba mengendalikan sendiri jet latih fly-by-wire buatan Korea Aerospace Industries (KAI) kerja sama dengan Lockheed Martin, AS yang bentuknya mirip F-16 Fighting Falcon ini. Kedua fighter TNI AU tersebut kemudian mencoba kendali sendiri dan melaksanakan beberapa manuver seperi loop, cuban eight, serta barrell roll.

“Seperti Baby Falcon. Bagus, enak,” ujar Menkopolhukam dengan raut wajah berseri dan sedikit berkeringat. Demikian juga halnya dengan KSAU. Terbang dengan tarikan gaya gravitasi yang besar tentu mengasyikkan dan addicted, namun juga badan akan dipaksa menerima tekanan-tekanan dengan bobot berlipat dari bobot tubuh. Beruntunglah karena fisik kedua pejabat dapat dikatakan masih oke. Menkopolhukam dan KSAU juga bukan kali ini saja me-refreh ketahanan tubuh dengan kembali terbang di sela-sela kesibukan keduanya yang sangat tinggi.

Perkuatan TNI

Seremoni penyerahan 16 T-50i yang dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusuma terbilang cukup meriah. Selain ke-16 pesawat T-50i yang ditampilkan berderet, di lokasi upacara juga dihadirkan pesawat-pesawat baru TNI AU lainnya seperti CN295, EMB-314 Super Tucano, pesawat latih Grob G-120TP-A dan jet tempur Su-30MK2 untuk TNI AU. Sementara untuk TNI AL ditampilkan CN235-220 MPA dan untuk TNI AD helikopter NBell-412EP.

Prosesi penyerahan dilaksanakan berantai dari Presiden Direktur KAI Ha Sung-yong kepada
Kabaranahan Kemenhan Laksda TNI Rachmad Lubis, lalu kepada Aslog Panglima TNI Marsda TNI Karibiyama, dan terakhir kepada Aslog KSAU Marsda TNI Ida Bagus Anom Manuaba. Penyerahan disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkopolhukam Djoko Suyanto, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAD Jenderal TNI Budiman, KSAL Laksamana TNI Marsetio, Duta Besar Korea di Jakarta Kim Young-sun, KSAU Korea Selatan Jenderal Sung Il-hwan, dan pejabat lainya.

Usai prosesi serah terima, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hadir untuk menyaksikan demo flypass empat T-50i dikawal dua Su-30MK. Setelah itu ditampilkan solo aerobatik Grob G-120TP-A yang memperlihatkan kelincahan dan kecepatan terbangnya sebagai pesawat latih full aerobatic.

Presiden RI kemudian meninjau kokpit T-50i dan mengangkat tangannya. “Untuk Perkuatan TNI,” ujarnya penuh gembira. Setelah itu presiden juga melihat pesawat-pesawat baru lainnya yang dipamerkan.

Kebahagiaan presiden sangat beralasan karena sesuai pencanangan program perkuatan TNI menuju Minimum Essential Force (MEF), pesawat-pesawat dan alutsista yang dibeli untuk TNI terus berdatangan, membuat TNI tak lagi menjadi yang terlemah di kawasan regional bahkan di tahun 2024 bisa menjadi salah satu kekuatan yang amat diperhitungkan.

"Pesawat-pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks di masa mendatang,” ujar Purnomo Yusgiantoro. Ia menambahkan bahwa untuk tahun ini masih ada sejumlah pesawat pesanan yang akan datang. Di antaranya adalah 24 unit F-16 setara Block 52, pesawat tempur Super Tucano yang akan lengkap menjadi satu skadron hingga awal semester II tahun 2014, pesawat tanpa awak (UAV) untuk mengisi Skadron UAV di Lanud Supadio, Pontianak, pesawat CN295 sehingga jumlahnya menjadi sembilan, dua CN235, serta satu CASA 212 untuk angkut ringan. Lalu dalam rangka menunggu kegiatan airlift dan Operasi Militer Selain Perang (OSMP), akan datang sembilan pesawat C-130H yang satu di antaranya sudah tiba. Kemudian penambahan pesawat latih Grob G-120TP-A dari 18 unit menjadi 24 unit.

Untuk pesawat sayap putar, saat ini telah ditambah beberapa jenis heli yakni tiga NAS-332 Super Puma dan kemudian akan datang heli full combat SAR EC-725 Cougar kerjasama dengan Eurocopter sebanyak enam unit. 




Sumber : Angkasa

Kopaska Navy Sealnya Indonesia

Kopaska Ajari Navy Seals Jebakan Hutan

KOPASKA-(IDB) : Kopaska adalah pasukan elite spesialis misi bawah air. Pasukan khusus dengan kemampuan berderet.

Mulai dari demolisi bawah air, sabotase, pembebasan sandera, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, penyapu ranjau hingga intelijen.

Tepat jika disebut Kopaska adalah Navy Sealnya Indonesia.

Karena kecocokan itu, Navy Seal dan Kopaska rutin menggelar latihan bersama. Sudah 32 tahun dan 64 kali dua pasukan elite ini berlatih bersama dalam latihan berjudul Flash Iron.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

Latihan pun disimulasikan seperti pertempuran sungguhan. Lengkap dengan peluru tajam. Sedangkan materi latihan bersama beragam mulai mengatasi pembajakan, perang hutan, hingga terjun bebas dan mendarat ke laut.

Navy Seal pun merasa perlu mempelajari beberapa taktik dari saudaranya jauhnya di Indonesia.

Salah satu yang diajarkan Kopaska pada Navy SEAL adalah pembuatan booby trap alias jebakan dari bahan-bahan yang sudah ada di hutan. Ranting, kayu dan akar-akaran bisa jadi senjata mematikan jika dipadukan dengan senjata atau peledak yang sudah ada.

Ternyata dalam peperangan modern, hal itu masih sangat menakutkan. Untuk itu Navy Seal merasa perlu mempelajarinya.

Latihan bersama aspek darat, laut dan udara ini biasanya mengambil tempat di Guam Naval Base dan US Anderson Air Force, jika Navy Seal jadi tuan rumah. Sementara di Indonesia digelar di Surabaya dan Banyuwangi.

Usai latihan, personel Kopaska pun layak mendapat brevet Trident Navy Seals kehormatan. Karena itu jangan heran kalau melihat anggota TNI AL memakai brevet Navy Seals.

Kalau saja dunia perfilman Indonesia secanggih Holywood, mungkin nama Komando Pasukan Katak akan setenar Navy Seal. Dibuatkan lusinan film dengan cerita yang heroik. Sayangnya produser film Indonesia lebih memilih membuat film hantu yang vulgar daripada kisah heroik TNI.

Cukup Dengan Tiga Prajurit Kopaska Usir 2 Kapal Malaysia

Ada lagi cerita menarik soal Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2005, saat ketegangan RI-Malaysia di Blok Ambalat.

Saat itu pemerintah RI membangun mercusuar Karang Unarang yang terletak di titik terluar. Upaya ini selalu diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia maupun Marine Police. Mulai dari bermanuver yang menimbulkan gelombang, hingga menganiaya pekerja mercusuar.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

1 April 2005, dua kapal TLDM dan Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Upaya kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tak digubris.

Komandan KRI pun meminta bantuan dari personel Kopaska yang memang disiagakan di sana. Serka Ismail meminta izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.

Lettu Berny mengizinkan. Namun dia meminta Ismail tak membawa senjata agar tak terjadi kontak tembak.

Serka Ismail melaju dengan motor boat bersama Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.

Tujuannya agar perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Sementara itu Ismail melompat dan berenang senyap menuju kapal Malaysia.

Tanpa diketahui satu pun ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sambil berteriak.

"Di mana kapten kapal," bentak Ismail hingga ABK Malaysia ketakutan.

Serka Ismail pun sempat membentak seorang petugas meriam kapal Malaysia.

Kapten Kapal keluar. Dengan nada tinggi Ismail bertanya apa keperluan kapal Malaysia di tempat itu. Sang kapten menjawab normatif, hanya menjalankan perintah.

"Baiklah kalau begitu. Daerah ini adalah wilayah saya (Indonesia). Jadi setelah saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak jangkar akan saya putuskan," sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.

Walau tak bersenjata, keberanian Ismail rupanya membuat nyali para ABK Malaysia ciut. Begitu Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama langsung angkat jangkar dan kabur dari Karang Unarang.

Namun kapal kedua tak mau pergi. Serka Ismail dan Tim Kopaska segera melaju. Aksi mereka dihalangi sehingga Ismail tak bisa naik kapal.

Ismail segera menuju tali jangkar. Dia berteriak sambil menggoyang-goyangkan tali jangkar.

"Kalau tidak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan," ancamnya.

Berhasil. Aksi ini pun membuat kapal Malaysia meninggalkan wilayah Karang Unang.

Rupanya cukup tiga orang Kopaska untuk mengusir dua kapal Malaysia.


 
Sumber : Merdeka

BIN Siap Bantu Telusuri Dugaan Aksi Teroris Di Malaysia Airlines

JAKARTA-(IDB) : Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, Indonesia memiliki kerja sama yang baik dengan bagian penelitian intelijen Malaysia. Bila diminta membantu, katanya, BIN siap menurunkan kekuatan untuk melacak dugaan keterlibatan teroris dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 Kuala Lumpur-Beijing pada Sabtu (8/3/2014) lalu.

"Kami berkoordinasi dengan research division Malaysia karena kami selama ini bekerja sama baik. Apabila ada informasi dukungan dari intelijen sana, BIN akan siap membantu. Sampai sekarang, mereka belum minta itu. Tapi kami tetap berhubungan," ujar Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/3/2014).

Menurut dia, hilangnya pesawat Malaysia Airlines telah menimbulkan sejumlah spekulasi, seperti aksi terorisme, peledakan, pembajakan, human error, hingga kesalahan teknis pesawat. Terkait dugaan adanya aksi terorisme, ia mengatakan perlu penelitian lebih jauh karena belum ada bukti pendukung.

"Jadi jangan terlalu cepat ke sana. Semua kemungkinan coba diurai. Kalau kemungkinannya ada yang menangani sendiri, kalau berkaitan dengan terorisme, harus berkomunikasi dengan BIN dari beberapa negara yang punya informasi tentang itu," ujarnya.

Pesawat Malaysia Airlines MH 370 bertolak dari Kuala Lumpur pada Sabtu (8/3/2014) pukul 00.41. Hilang kontak terjadi pada pukul 02.40. Pesawat itu seharusnya mendarat di Beijing pada Sabtu pukul 06.30 waktu setempat.

Data termutakhir menunjukkan bahwa pesawat jenis Boeing 777-200 itu membawa 239 penumpang. Dari jumlah tersebut, 153 penumpang adalah warga negara China, 38 warga negara Malaysia, dan 7 warga negara Indonesia (WNI). Ketujuh WNI itu adalah Firman Chandra Siregar, Herry Indra Suadaya, Lomr Sugianto, Ferry Indra Swadaya, Indrasuria Tanurisam, Chynthyatiomrs Vinny, dan Willy Surijanto Wang.

Upaya pencarian terus dilakukan dengan bantuan lintas negara, mulai dari Vietnam, Indonesia, hingga China. Hingga kini, penyebab hilangnya kontak pesawat Malaysia Airlines itu belum diketahui. Maskapai penerbangan masih menelusuri sejumlah nama penumpang yang ternyata diketahui membawa paspor palsu.




Sumber : Kompas