Pages

Rabu, Maret 05, 2014

SBY Resmikan Kapal SAR Pacitan Dan Purworejo

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Kapal Negara Pacitan dan Kapal Negara Purworejo di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (4/3/2014). Penamaan kedua kapal milik Badan SAR Nasional itu mirip dengan kota asal SBY dan Ani.


Seperti diketahui, SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. Adapun Ani lahir di Yogyakarta. Namun, ayah Ani, Sarwo Edhie Wibowo berasal dari Purworejo, Jawa Tengah.


"Dengan ridho Allah, dan bismillahirrahmanirrahim, dua kapal SAR secara resmi saya nyatakan dimulai operasinya," ucap Presiden.


Dua jenis kapal baru Basarnas itu berjenis catarman dengan panjang 59 meter. Kapal tersebut memperkuat alat utama SAR yang dimiliki Basarnas. Kapal tersebut akan mendukung pelaksanaan operasi SAR di wilayah laut. Alat utama yang sebelumnya telah dimiliki seperti pesawat CASA, Helikopter Dauphin, helikopter BO-105, rescue boat catarman 59 meter, rescue boat 40 meter, rubber boat, hovercraft, paramotor, ambulance, amfibi, dan multipurpose vehiclem hagglund.


KN Pacitan dan KN Purworejo merupakan tipe kapal cepat yang mampu bergerak dengan kecepatan maksimal mencapai 29 knot. Selain mempunyai stabilitas yang tinggi dan mampu beroperasi dalam kondisi cuaca buruk, kapal berbahan aluminium ini juga dilengkapi helideck untuk landasan helikopter.


Setelah meresmikan penamaan kedua kapal ini, Presiden SBY yang ditemani Ibu Negara langsung melihat kondisi kapal. Presiden sempat menyaksikan aksi simulasi evakuasi yang dilakukan tim dari Basarnas.


Di dalam sambutannya, Presiden SBY memuji kerja Basarnas selama ini yang terkesan nyata. Presiden pun meminta agar bangsa Indonesia harus siap menerima bencana. Presiden berharap agar jajaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, serta Basarnas untuk selalu siap sedia menghadapi bencana alam.

2 Kapal Baru Guna Meningkatkan Kemampuan SAR

Letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan didominasi wilayah perairan serta terletak diantara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Pasifik mempunyai karakteristik laut dengan gelombang yang tinggi dan kondisi cuaca yang buruk terutama pada musim-musim tertentu menjadikan Basarnas harus selalu siaga mengantisipasi kemungkinan musibah yang terjadi dalam pelayaran. 

Grafik musibah pelayaran menunjukkan garis yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Data yang didapat dari Direktorat Operasi dan Latihan Basarnas, untuk musibah pelayaran yang terjadi pada tahun 2009 sebanyak 89 kejadian dan  tahun 2010 meningkat menjadi 153 kejadian. Tahun 2011 meningkat lagi lebih dari dua kali lipat mencapai 322 kejadian, dan pada tahun 2012 sebanyak 460 kejadian. Sedangkan data musibah pelayaran tahun 2013 meningkat lagi menjadi 617 kejadian.

Musibah pelayaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun menuntut Basarnas untuk meningkatkan kemampuan baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana. Dalam bidang sarana dan prasarana SAR, Pada Tahun 2013 Basarnas telah menambah dua unit rescue boat/ kapal penyelamatan dengan tipe catamaran. Kedua kapal tersebut merupakan tipe kapal cepat yang mampu bergerak dengan kecepatan maksimal mencapai 29 knot dan memiliki panjang 59 Meter. Kapal berbahan dasar alumunium ini mempunyai stabilitas yang baik sehingga mampu beroperasi dengan kondisi cuaca yang buruk dan juga dilengkapi helideek untuk landasan helikopter sejenis BO-105.

Kapal baru Basarnas tersebut diberi nama KN SAR Lumba-lumba 01 dan KN SAR Lumba-lumba 02. Kapal yang telah diterima pada bulan Desember 2013 dibuat oleh dua perusahaan dalam negeri yaitu PT Citra Shipyard dan PT Palindo Marine. Saat ini Basarnas mempunyai rescue boat yang ditempatkan dalam wilayah kerja Kantor-kantor SAR seluruh Indonesia dengan tipe 12 Meter sebanyak 5 unit, tipe 28 Meter 7 unit, tipe 22 Meter 1 unit, tipe 20 Meter 2 unit, tipe 36 Meter 20 unit, tipe 40 Meter 5 Unit dan 2 unit tipe catamaran. Untuk tipe catamaran ini ditempatkan didua wilayah kerja UPT Kantor SAR Kendari untuk wilayah Timur dan UPT Kantor SAR Tanjung Pinang untuk wilayah Barat Indonesia. Dengan penambahan 2 unit kapal catamaran ini diharapkan mampu menangani musibah pelayaran pada kondisi cuaca yang buruk sehingga mampu mengurangi jumlah korban.




Sumber : Basarnas 

Koarmatim Akan Gelar Kekuatan Alutsista TNI AL

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur akan menggelar kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat. Gelar Alutsista TNI AL  bertempat di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Seluruh peralatan tempur digelar mulai senjata setrategis kapal perang, antara lain Peluru Kendali (Rudal) C-802, C-805, Exocet, Torpedo, berbagai macam roket anti serangan udara dan anti kapal selam serta meriam Penangkis Serangan Udara (PSU)

persenjataan Korps Marinir kendaraan tempur amphibi berupa  Tank BMP-3F yang baru saja dibeli dari Rusia, Tank LVT-7 buatan Amerika Serikat, kendaraan tempur Tatra, roket multi laras RM 70-Grad, Kendaraan Amphibi Pengangkut Artileri (Kapa), serta beberapa Tank Aphibi lainnya dan Meriam Howitzer 105 mm.

Digelar juga senjata dan matrial khusus milik pasukan khusus Angkatan Laut dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), Intai Para Amfibi (Taifib) Marinir, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL, peralatan selam penyelam tempur TNI AL dan peralatan khusus milik Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal).

Di Dermaga Koarmatim bersandar berbagai jenis kapal perang terbaru milik TNI AL, yakni Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Ship Geometrical Modularity Approach (Sigma), Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan dalam negeri kelas Beladau, kapal angkut matrial dan personel jenis Landing Platform Dock (LPD) buatan PT. Pal Indonesia, dan kapal amfibi.

Kemudian kapal perang jenis korvet, frigate, destroyer, vanspeijk, kapal patroli cepat rudal (Fast Patrol Boat) buatan PT. PAL Indonesia, Kapal Cepat Rudal dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal Penyapu Ranjau  dan Buru Ranjau (BR), kapal bantu, Kapal Selam Kelas Kilo buatan Jerman dan berbagai macam kapal perang lainnya.

Dalam gelar Alutsista ini TNI AL juga mendemontrasikan kemampuan unsur laut dan udara dalam mendukung operasi laut peperangan anti kapal selam. 

Demonstrasi peperangan laut diawali dengan sailing pas kapal perang oleh enam kapal perang yang tergabung dalam Divisi satu terdiri dari kapal perang jenis Sigma, Kapal Cepat Rudal dan kapal patroli cepat. 

Kemudian enam kapal Divisi dua terdiri dari kapal perang jenis Sigma, Kapal Cepat Rudal dan kapal patroli cepat serta sailing pass delapan kapal Divisi tiga terdiri Landing Craft Utility (LCU) (LCVP) Combat Boat dan Sea Rider.

Operasi laut terintegrasi antara lain kapal perang dan unsur udara diawali dengan penyebaran ranjau laut oleh pesawat udara jenis Cassa U-612 ke perairan lawan kemudian penembakan roket multi laras anti kapal selam RBU-1000 dari KRI Tjiptadi-381 dan peluncuran torpedo anti kapal selam dari Helikopter Bolcow BO NV-410 yang terbang dari atas geladak KRI Sultan Iskandar Muda-367.

Demontrasi selanjutnya yakni simulasi pembebasan sandera di KRI Banda Aceh-593 yang melibatkan pasukan khusus TNI AL gabungan Kopaska dan Taifib dibarengi dengan penerjunan pasukan (free fall) dari pesawat Cassa U-617, serta penyerbuan dari laut dengan kendaraan tempur air cepat  Sea Rider.

Demontrasi selanjutnya yakni fly pass pesawat udara terdiri dari empat pesawat jenis Bonanza, dua pesawat TB10 dan TB9, empat Nomad, dua CN-235, lima Cassa, empat Heli Bell dan satu Heli Panther.

Kesiapan unsur Gelar Alutsista ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., didampingi Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., Komandan Pasmar-1 Surabaya Brigjen TNI Mar Siswoyo Hari Santoso, serta pejabat TNI AL lainnya. 




Sumber : Koarmatim

Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak Meledak



JAKARTA-(IDB) : Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak, Kawasan Armada Barat di Pondok Dayung meledak pada Rabu (5/3) sekitar pukul 10.30 WIB. Petugas Polres KPPP pelabuhan Tanjung Priok, Ateng, membenarkan adanya kejadian itu. Kata dia, insiden itu terjadi sekitar pukul 11.00 tadi.


Lokasi Ledakan - Googe

Kapolres KPPP Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengaku sudah berada di lokasi. “Saya urus dulu TKP-nya,” kata dia.


Menurut informasi di lapangan, saat ini korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menyatakan masih menacari data persitiwa itu


Menurut para pekerja di PT Indonesia Power, ledakan tersebut membuat kaca kantor pecah berhamburan. ”Kaca seluruh jendela kantor bergetar hebat, bahkan kaca ruang merokok di kantor kami pecah. kami sempat panik,” kata Surya Ashari, salah satu karyawan PT Indonesia Power.


Korban ledakan Gudang Peluru TNI AL, Tanjung Priok, dibawa ke RS TNI AL Mintoharjo, Benhil, Jakarta Pusat. Hingga pukul 12.44 WIB sudah ada tujuh korban yang dibawa ke rumah sakit milik angkatan laut itu.


Menurut pantauan media setiap satu ambulans membawa satu korban luka. Beberapa korban mengalami patah kaki dan diperban.Ada satu korban yang tubuhnya penuh debu dan luka di wajah. Prajurit TNI AL itu terlihat menahan sakit.



Selain itu, ada satu anggota Provos yang ikut menjadi korban. Tidak terlihat luka dari luar namun dia mengerang menahan sakit. Sebanyak 25 anggota TNI Angkatan Laut menjadi korban akibat ledakan gudang peluru di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014.


Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul, mengatakan, umumnya korban terkena pecahan kaca, kayu, dan genteng.


“Sampai sekarang tidak ada korban sipil, karena itu daerah terisolir,” kata Iskandar. “Mungkin saja di tempat lain ada,” tambahnya. Menurut Iskandar, lokasi ledakan berada di tempat latihan dan ada lapangan tembak Pasukan Katak TNI AL. Di lokasi itu terdapat gudang amunisi. Iskandar menjelaskan, gudang amunisi itu meledak pukul 10.30 WIB.


“Kebetulan lokasi terisolir, Pondok Dayung seperti danau kecil, di danau kecil itu orang masuk susah, dan ada kapal angkut kecil untuk menyeberang, sehingga korban adalah petugas,” jelasnya.


Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, ledakan dahsyat di lokasi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Kawasan Armada Barat, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014 berdekatan dengan Markas Direktorat Kepolisian Perairan (Pol Air) Polda Metro Jaya.


Rikwanto memastikan, jika anggotanya ikut menjadi korban dalam peristiwa itu. “Selain anggota TNI ada juga anggota Polri yang terluka. Namun jumlah belum dapat disampaikan karena masih dalam proses pendataan,” ujar Rikwanto.

Puluhan personel TNI Angkatan Laut berjaga di depan ruang UGD. Tidak ada yang boleh memasuki ruang UGD selain petugas. 



Sumber : JKGR

Mengenal 4 Korvet Kelas Sigma TNI AL

ARTILERI-(IDB) : Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dirancang dan dibangun untuk TNI Angkatan Laut oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding, perusahaan galangan kapal Belanda. Empat korvet kelas SIGMA 9113 telah dikirim ke TNI AL antara tahun 2007 sampai 2009.


Sistem propulsi canggih dan kemampuan berlayarnya yang baik menjadikan korvet kelas SIGMA cocok untuk dioperasikan di perairan Indonesia. Korvet kelas SIGMA dapat digunakan untuk misi patroli di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), misi anti kapal selam (ASW) dan untuk misi SAR (search-and-rescue).


KRI Diponegoro-365
Korvet kelas SIGMA TNI AL "KRI Diponegoro-365" memasuki Samudera Hindia pada Juli 2011. Gambar: US Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Kelas Adam K. Thomas.

Konsep

Korvet kelas SIGMA TNI AL dibangun berdasarkan konsep "ship integrated geometrical modularity approach" atau SIGMA, yang mana kapal akan memberikan fleksibilitas tinggi bagi TNI AL dengan biaya yang minim namun memungkinkan modularitas dalam desainnya.
 

Korvet kelas SIGMA berdimensi panjang 90,71 m, beam 13,02 m, dan draft 3,60 m. Masing-masing korvet memiliki bobot benaman (displacement) 1.700 ton dan dapat menampung 80 awak.

Konstruksi

Lunas (keel) dari korvet pertama kelas SIGMA, KRI Diponegoro-365, diletakkan pada Maret 2005. Kapal ini diluncurkan pada bulan September 2006 dan mulai ditugaskan pada bulan Juli 2007.
 

Lunas Korvet kedua, KRI Sultan Hasanuddin-366, juga diletakkan pada Maret 2005 dan diluncurkan pada bulan September 2006, namun baru ditugaskan pada 24 November 2007.
 

KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang merupakan korvet ketiga dari kelas SIGMA, lunasnya diletakkan pada Mei 2006 dan diluncurkan pada bulan November 2007. KRI Sultan Iskandar Muda-367 baru ditugaskan pada bulan Oktober 2008.

KRI Sultan Iskandar Muda-367
KRI Sultan Iskandar Muda-367
Lunas korvet keempat dan yang terakhir dari kelas SIGMA, KRI Frans Kaisiepo-368 diletakkan pada bulan Mei 2006, diluncurkan pada bulan Juni 2008 dan ditugaskan pada bulan Maret 2009.

Sistem Senjata


Senjata utama korvet kelas SIGMA
Meriam Otobreda 76 mm 
Korvet kelas SIGMA dilengkapi dengan rudal MBDA Mistral Exocet permukaan ke permukaan (SSM) dan rudal Tetral permukaan ke udara (SAM).
 

Meriam Oto Melara 76 mm yang super cepat dengan laju tembakan 120 putaran per menit terpasang di bagian depan. Dua senjata G12 Denel Vector 20 mm juga terpasang pada korvet kelas SIGMA sebagai pertahanan dari ancaman udara.
 

Dek Korvet kelas SIGMA juga dilengkapi dengan dua peluncur tiga laras B515, yang merupakan senjata versi upgrade dari peluncur torpedo ILAS-3 (sudah pensiun).

Sensor Dan Radar

Perusahaan pertahanan multinasional Perancis, Thales, dianugerahi kontrak senilai €60 juta (sekitar 960 miliar rupiah saat ini) untuk mengirimkan sistem pertahanan bawah dan atas air serta sistem komunikasi untuk dua korvet pertama pada tahun 2004.
 

Sonar frekuensi menengah Kingklip menjadikan korvet SIGMA mampu mendeteksi kapal selam. Radar LIROD Mk2 pada SIGMA berfungsi sebagai radar kontrol tembak dan optronic director, sementara radar multibeam MW08 3D yang beroperasi di B-band (C-band) memberikan kemampuan untuk surveilance (pengawasan) dan penetapan target.
 

Sistem manajemen tempur TACTICOS (CMS TACTICOS) dari Thales berfungsi sebagai sistem komando dan kontrol yang terintegrasi dengan sensor.

Akomodasi Helikopter

Dek helikopter pada bagian belakang korvet SIGMA mampu mengakomodasi helikopter dengan bobot maksium 5 ton. Dilengkapi dengan sistem pengisian bahan bakar dan lashing point, dek helikopter ini bisa dioperasikan kapan saja.

Sistem Penanggulangan (countermeasures)

Selain dua peluncur decoy Terma SKWS (soft kill weapon system), korvet kelas SIGMA dilengkapi dengan sitem penanggulangan elektronik Thales DR3000 ESM dan Racal Scorpion 2L ECM.

Sistem Propulsi Dan Tenaga

Korvet kelas SIGMA didukung oleh dua mesin diesel SEMT Pielstick yang menggerakkan dua baling-baling yang dikontrol dari dua poros. Setiap mesin menghasilkan output maksimum 8.910 kw, memberikannya kecepatan 28 knot (51,9 km/jam) dan jangkauan sekitar 5557 km pada kecepatan 18 knot (33,3 km/jam). Korvet kelas SIGMA juga diintegrasikan dengan sistem stabilisasi roll pasif.



Korvet Kelas SIGMA
Tipe
Korvet
Pabrik
Damen Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda
Operator
TNI AL
Kru
80
Bobot benaman
1.700 ton
Kecepatan
28 knot (51,9 km/jam)
Jangkauan
5556 km dengan kecepatan 18 knot (33,3 km/jam)




Sumber : Artileri

Pemerintah Anggarkan Dana Rp. 600 M Pembuatan N245

JAKARTA-(IDB) : Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) siap mengembangkan pesawat perintis jenis terbaru yaitu N245. LAPAN akan mengeluarkan anggaran hingga Rp 600 miliar untuk membuat dan mengembangkan pesawat ini.
 
Pesawat dengan tingkat jelajah jauh lebih besar dari N219 ini, nantinya dapat mengangkut jumlah penumpang hingga 45 orang. Sebelumnya Mantan Menristek BJ Habibie sempat membuat beberapa prototipe pesawat N250 dengan kapasitas 50 orang penumpang.
 
"Anggarannya besaran kita perkirakan nggak terlalu beda dari pesawat N219. Barangkali harga mesin saja yang beda. Kalau sekarang dengan proyek N219 sebesar Rp 400 miliar dapat 2 pesawat mungkin N245 ini kalau kita coba bikin sekitar 1,5 lebih tinggi atau sekitar Rp 500 hingga Rp 600 miliar," kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan S Prabowo kepada detikFinance, Senin (3/3/2014).
 
Menurutnya pesawat N245 adalah proses pengembangan dari pesawat sebelumnya yang sudah ada yaitu CN235. Hanya saja tim ahli LAPAN dibantu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) nantinya akan memodifikasi di bagian ekor pesawat. Dengan adanya modifikasi tersebut jumlah penumpang bisa bertambah sebanyak 10 orang menjadi 45 orang. Pesawat CN235 hanya dapat menampung 35 penumpang.
 
"Sebetulnya pesawat jenis ini hanya pengembangan N-235. Hanya di belakang sayap itu pakai pintu belakang ternyata kalau dikonversi bisa menambah tempat duduk sebanyak 10 orang," imbuhnya.
 
Ditargetkan pesawat N245 mulai dilakukan pengembangan pada awal tahun 2017 dan rampung di tahun 2020. Spesifikasi pesawat sepenuhnya dibuat di dalam negeri hanya mesin pesawat masih diimpor dari negara lain. Mesin yang akan digunakan pesawat N245 mempunyai daya jelajah lebih tinggi dan cepat dibandingkan N219 dan CN235. 
 
Sehingga diharapkan dengan adanya pesawat N245 pihak maskapai penerbangan nasional dapat membeli produk pesawat buatan anak bangsa ini. Apalagi di era sekarang bisnis penerbangan perintis sedang naik daun.
 
"Pasar penerbangan perintis semakin besar lalu membangkitkan kembali industri pesawat lokal. N245 dengan jelajah lebih tinggi nantinya diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan Airlines kita," jelasnya.
 
Saat ini PT DI dan LAPAN sedang mengerjakan proyek N219 yang targetnya bisa mengudara dan mulai dikembangkan secara massal di 2016.




Sumber : Detik

Helikopter Serang WZ-10 China Jatuh

BEIJING-(IDB) : Helikopter serang WZ-10 yang dioperasikan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China jatuh di provinsi Shaanxi pada tanggal 4 Maret 2014.



Tidak ada rincian mengenai kejadian tersebut, selain laporan dari media lokal yang menyatakan bahwa dua awak selamat meskipun luka-luka. Informasi menyebutkan bahwa helikopter serang ini jatuh dari ketinggian secara vertikal.



Heli serang WZ-10 jatuh di provinsi Shaanxi
Heli serang WZ-10 jatuh di provinsi Shaanxi pada 4 Maret. Gambar: Xinhua News Agency

Menurut saksi mata, saat terbang,  bagian ekor tiba-tiba mengeluarkan suara keras, selanjutnya hilang kendali dan jatuh lahan pertanian. Masyarakat, petugas keamanan, pemadam kebakaran dan polisi bergegas ke tempat kejadian, awak kapal yang terluka telah dibawa ke rumah sakit.



Penyebab kecelakaan itu masih dalam penyelidikan, informasi resmi belum dirilis.



Helikopter serang WZ-10 dibuat oleh Changhe Aircraft Industries Corporation (CAIC), mulai terbang pada April 2003 dan pada pertengahan 2013 sudah dioperasikan setidaknya oleh lima resimen PLA. 



Heli serang WZ-10 jatuh di provinsi Shaanxi





Sumber : Artileri

Design Of Long Delayed KF / IF-X Still In Debate

SEOUL-(IDB) : After a decade-long delay, Korea’s indigenous fighter program is about to officially hit the road with bidding by partner firms scheduled for next month.

However, which design concept to go with — a single- or twin-engine aircraft — is emerging as the biggest sticking point in the program, codenamed KF-X.

Currently, the state-run Agency for Defense Development (ADD), siding with the Air Force, claims the nation’s future fighter should be a two-engine, clean-sheet aircraft, proposing a design labeled C103.

The Defense Acquisition Program Administration (DAPA), on the other hand, has promoted a single-engine version of an aircraft, named C501, to be derived from the Korea Aerospace Industries (KAI) FA-50 light attack fighter, saying the plane is cheaper and easier to develop and build than the ADD preference.

The KF-X, aimed at manufacturing “F-16+ class” fighter jets with the help of global defense contractors to fill a fighter gap envisioned the next decade, has been delayed due to budget constraints and questions over its feasibility.

The program, initiated by the late former President Kim Dae-jung in March 2001, had its basic strategy resolved in April 2010 and the ADD conducted a final study on the feasibility of the development program between 2011 and 2012. The Air Force plans to secure 120 new jets to replace its aging fleet of F-4s and F-5s under the fighter project.

In January, 20 billion won ($18.7 million) from the defense budget for 2014 was appropriated for deciding on its design and engine, and DAPA said it would begin accepting bids from manufacturers to participate in the indigenous program in April.
 
The Korean Air Force believes that more than anything else, a twin-engine aircraft has better combat performance as well as better safety.

“Twin-engine fighters are more expensive, but they can carry heavier payloads over longer distances,” said Greg Waldron, Asia managing editor of FlightGlobal, an aviation and aerospace industry website.

“In addition, a twin-engine fighter provides a larger margin of safety in that if the pilot loses one engine, he can usually make it back to base with the remaining one.”

The Air Force also prefers the twin-engine version for possible future upgrades.

“The C103 is a Eurofighter-like 4.5th-generation plane that can easily be upgraded to a fifth-generation fighter, while the C501 is a fourth-generation one,” said a local aviation analyst on condition of anonymity.

The ADD has reserved space for a conformable weapons bay in its C103 design, which would give it the makings of a low-observable fighter.

The analyst said that if Korea opts for the twin-engine aircraft in the KF-X, the combat plane will eventually be able to replace the Air Force’s F-16s and F-15s in the future.

“Otherwise, the KF-X will only end up as replacement for F-4s and F-5s,” he said.

Thus far, the Korean Air Force has only used the American airplanes, so it has been troubled by U.S. interference in international sales and upgrades.

The Air Force says the clean-sheet, brand-new aircraft will be free from that hindrance. The KAI FA-50 is based on the T-50 supersonic trainer, co-developed with Lockheed Martin.

“The biggest advantage is that Korea will be able to export it without an export license (from the United States),” said Yang Uk, a senior research fellow at the Korea Defense and Security Forum.

“The aircraft will help the Air Force save operational and maintenance costs, as well.”

In addition, the Air Force says that the development of F-16-class fighters will be meaningless because the KF-X planes will enter service from 2023, with neighboring countries such as China and Japan featuring advanced stealth jets — J-20s and F-35s, respectively.

“In terms of military strategy and military buildup, considering the operational environment of the 2030s to 2050s, the Air Force believes that a twin-engine fighter is a better choice,” said an Air Force officer.

“However, it is the defense ministry’s task force who calls the shots and we will follow the decision.”

According to KAI, the C501 will be built based on the FA-50, although it will be larger, but Yang said that the up-sizing plan is unfeasible.

“If the C501 is built based on FA-50, KAI should redesign the plane’s aerodynamics, which will pose a big financial burden,” he said.

“If so, there will not be much difference between the C501 and C103 in terms of cost and development time.”

However, according to the Korea Institute of Science and Technology Evaluation and Planning (KISTEP) in November, the single-engine design will cost 6.4 trillion won for development, compared with 8.6 trillion won for the twin-engine aircraft. In addition, the single-engine plane’s operational and maintenance costs were evaluated at about 1 trillion won cheaper, along with earlier deployment — 10.5 years for the twin-engine model and 8.5 years for the single version.

“KAI is a listed company, so they should consider seeking a profit from the KF-X,” said the aviation analyst.

Richard Aboulafia, vice president of the Virginia-based Teal Group, believes that there is definitely a market for a new medium weight affordable fighter design in the coming decades. Lockheed Martin is expected to close its near-ubiquitous F-16 production line in 2015.

“The KF-X should follow previous successful medium fighters like the F-16 and Dassault Mirage series,” he said.

Aboulafia also said that a decision to make the KF-X a twin-engine design would be very damaging to export prospects.

“Two large combat engines would make the KF-X too large and expensive for most of the export fighter market,” he said.

“On the flip side, if two small civilian engines are adapted for combat use, that would make the KF-X an underperforming and inadequate plane, much like Taiwan’s Ching Kuo.”

In terms of combat performance, the number of engine is not a conclusive factor.

“The engine is a crucial part of a combat aircraft, but it is merely one aspect of a system of systems. Employed properly, both single and twin-engine fighters can be highly effective in combat.” Waldron said.

James Hardy, Asia-Pacific editor of IHS Jane’s Defense Weekly, calls the Air Force’s preference for a twin-engine aircraft “ironic” given that it turned down twin-engine F-15 in favor of the single-engine F-35 in the F-X III competition last year.

“Single engine aircraft are no longer seen as inferior for most missions — thus the F-35 is single-engine, as are the F-16 and Saab Gripen,” he said.

Yang said that there is no clear definition for the KF-X and that has led to ceaseless debates.

“If an aircraft from the KF-X achieves stealth fighter status, it is a high-class fighter jet now, but it will be a medium fighter in 2025-26. There is no clear standard for a medium-class aircraft,” he said.

“I believe that KAI will be able to manufacture the high-class plane, should it get more funds. If the government really wants to see economic effects from the KF-X, it should be a national project.”

DAPA wants a participant to optionally pay 20 percent of the KF-X development cost, which will prevent KAI from developing a twin-engine aircraft that requires more technical effort. In addition, the arms procurement agency will require compensation for any delay in deployment, the unidentified analyst said.

“If a decision to go ahead with a twin-engine design is made, the government should ease the company’s financial burden,” he said.




Source : KoreaTimes

S. Korean Firm Claims Development Of Wideband Radar Absorbing Material

SEOUL-(IDB) : A South Korean company claims that it has developed a radar absorbing material (RAM) suited to absorption of almost all frequencies.
 
Cony International, based in Icheon, announced it has developed a RAM with reflectivity lower than -10dB at any frequency.
 
“The Cony RAM has greater radar absorbency at almost all frequencies,” said Choi Jae-chul, chairman of the company. “This material could be applied to many types of weapons systems, such as fighter jets and warships, for stealth capabilities. It will help improve their survivability and mission capability to a greater extent.”
 
Korea Maritime and Ocean University evaluated the Cony RAM for its radar cross-section efficiency last November. The absorption rate peaked at a level as high as 98 percent, according to the university.
 
The national university in Busan is one of the two organizations in South Korea to evaluate the RAM performances. The other is the Agency for Defense Department, affiliated with the Ministry of National Defense.
 
“RAM generally absorbs radar waves either at a certain frequency or a short range of frequencies,” said Professor Kim Dong-il of the Department of Radio Sciences and Engineering at the university. “But the Cony RAM has been tested to have excellent electromagnetic absorption performance over a wide band.”
 
The RAM could be used in developing a stealthy fighter jet, Kim said, referring to the country’s KF-X project aimed at developing an F-16 class aircraft with radar-evading stealth capabilities.
Established in 1986, Cony International has long developed microwave absorbing materials both for commercial and military purposes.
 
In the late 1980s, the company supplied the South Korean Navy with RAMs for warships to resolve electromagnetic interferences.
 
It also signed a contract with a Middle East nation in 1992 to provide RAMs for fighter aircraft.




Source : Defensenews

Berita Foto : Penampakan CN-235 MPA Kedua TNI AL

KASKUS-(IDB) : Berikut penampakan pesawat CN235 Patroli Maritim (Patmar) Kedua pesanan TNI AL.

Pesawat Patroli Maritim Kedua TNI AL ini rencananya akan diresmikan secepatnya untuk dapat memantau perairan Indonesia oleh Pernebal.

Foto Pesawat Patmar TNI AL kedua dengan nomor lambung registrasi AX 2340 :






Sumber : Kaskus

Skadron Udara 12 Lanud RSN Laksanakan Terbang Malam

PEKANBARU-(IDB) : Seluruh penerbang Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin melaksanakan latihan terbang malam, Senin (3/3). Direncanakan terbang malam ini akan berlangsung dalam satu minggu ini.


Danlanud Rsn, Kolonel Pnb Andyawan MP, S.IP yang turut hadir pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa, latihan ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan seluruh penerbang beserta crew pesawat dalam melaksanakan seluruh misi penerbangan.


Kepada seluruh penerbang dan personil yang terlibat, Danlanud menekankan agar memperhatikan faktor keselamatan terbang, terutama yang berkaitan dengan kondisi cuaca kota pekanbaru saat ini yang selalu diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan.


Latihan terbang malam yang di pimpin oleh Danskadron Udara 12, Letkol Pnb Reka Budiarsa tersebut dapat berjalan dengan lancar dan aman.




Sumber : TNI AU

China Ingin Indonesia Miliki Peran Di Laut China Selatan

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah China menginginkan Indonesia memiliki peran yang semakin baik untuk ikut berkontribusi di dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah Laut China Selatan.



"Keinginan Pemerintah China tersebut ditujunkkan ketika kunjungan saya ke China. Pemerintah China, dan Panglima AB China, saya diterima dengan baik dan mereka menginginkan Indonesia memiliki peran untuk ikut  berkontribusi menjaga stabilitas keamanan Laut China Selatan," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko, usai meresmikan Group D Paspampres di Mako Paspampres Tanah Abang II, Jakarta Pusat, Senin, 3 Maret 2014.



Menurut Moeldoko, pihaknya menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki kepedulian atas perkembangan Laut China Selatan akan memberikan kontribusi yang sangat positif, agar Laut China Selatan menjadi pendorong. "Pemerintah China memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada TNI," katanya.



Panglima TNI juga menjelaskan, dalam kunjungan ke China tersebut sejumlah kesepakatan kerjasama untuk meningkatkan kerjasama Navy to Navy kedua negara yang sudah berjalan. Kemudian TNI juga merintis lagi kerjasama Army to Army, dan Airforce to Airforce. "Ini kita sedang jajaki untuk ditindaklanjuti," ungkap Moeldoko.



Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai kunjungan Panglima TNI Jendral Moeldoko ke China sebagai perkenalan pejabat baru sekaligus dalam rangka upaya penguatan kerjasama militer sebagai langkah tepat.



Supra strategic position Indonesia menurut Connie seharusnya memang dapat memainkan posisinya sebagai penyeimbang kawasan. "Inisiatif dari Panglima seharusnya juga secara politik dimainkan oleh Presiden beserta Kemlu dan Kemhan mengingat ditetapkan Air Defense Identification Zone (ADIZ) China di Laut Cina Timur yang pasti akan diikuti juga dengan penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata Connie, Senin, 3 Maret 2013.



Menurut dia, Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan secara unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah di masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks dibandingkan laut China Timur, sambungnya.



Connie menambahkan, sikap antisipatif dan mendorong terciptanya stabilitas kawasan memang sudah waktunya dimainkan Indonesia dengan lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang seringkali secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya. Seperti Australia dicontohkannya, dengan Australian Maritime Identification Zone (AMIZ) yang mengkover sepertiga Indonesia.


TNI Tambah Satu Batalyon AD di Pulau Natuna



TNI akan melakukan penguatan personel di Natuna berupa penambahan satu batalyon angkatan darat, peningkatan kapabilitas pangkalan TNI Angkatan Laut dan Lapangan Udara TNI AU.



"Mereka berada di pos terdepan yang menjaga kedaulatan ini sehingga wajib memiliki kekuatan yang lebih baik. Pesawat tempur juga ditempatkan di Natuna," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, usai meresmikan Group D Paspampres di Mako Paspampres, Jakarta, Senin, 3 Maret 2013.



Menurut Moeldoko penguatan personel di Pulau Natuna ini sesuai evaluasi dilakukan bersama para Kepala Staf Angkatan, terkait eksistensi pasukan-pasukan TNI  di wilayah perbatasan seperti Pulau Natuna. Selain itu mengantisipasi perkembangan di Laut China Selatan dengan penuh kewaspadaaan.



"Apabila terjadi sesuatu dilaut China Selatan maka akan terjadi skill over, dan ada perembesan pengaruh itu kepada wilayah Indonesia," katanya.
Sumber : Kominfo

Satgas Komplek Persiapkan Sarana Komunikasi Di Batam

JAKARTA-(IDB) : Satuan Tugas (Satgas) Komunikasi dan Elektronika (Komlek) yang tergabung dalam Latma Multilateral Komodo 2014 melaksanakan pemasangan sarana dan prasarana peralatan komunikasi guna mendukung terselenggaranya kegiatan latihan bersama yang rencana pembukaannya dipusatkan di kota Batam, Kepulauan Riau, baru-baru ini.


Pemasangan jaringan komunikasi di Batam, karena kota ini sebagai pusat kegiatan latihan sehingga sarana prasarana komunikasi yang baik dan memadahi untuk kemudahan pelaksanaan latihan sangat diperlukan. 

Untuk itu Satgas Komlek yang personelnya merupakan gabungan dari Mabes TNI, Mabesal dan Koarmabar dan Kormar mempersiapkan diri dengan memasang peralatan-peralatan komunikasi di titik-titik starategis. Jaringan Komunikasi yang dibangun ini nantinya akan digunakan untuk hubungan komunikasi dari posko pusat yang berada di Batam dengan posko-posko di daerah kepulauan Natuna dan  Kepulauan Anambas serta dengan Kapal-kapal perang Negara peserta latihan.


Sarana peralatan komunikasi yang dipasang di Batam ini selain untuk kelancaran latihan kapal-kapal perang yang melaksanakan latihan laut, juga dipergunakan untuk mendukung kelancaran di darat yang ada di kota Batam, mengingat acara dalam rangka memeriahkan Latihan yang diikuti 16 negara ini cukup padat seperti kegiatan festifal maritim yang akan menampilkan pagelaran jazz, pangung prajurit, lomba memasak atau battle of chef serta kegiatan olahraga seperti triathlon, sepeda santai, lomba perahu naga dan Kirab kota. 




Sumber : TNI AL