Pages

Selasa, Maret 04, 2014

First Australian Pilots To Undertake F-35A Training

DEFENCE-(IDB) : The names of the first two Australian pilots selected to undergo training in the United States on the F-35A Lightning II, commonly known as the Joint Strike Fighter, were today announced by the Deputy Chief of Air Force, Air Vice Marshal Gavin Davies.
 
AVM Davies said the training represented an important milestone towards introducing the F-35A into RAAF service.
 
“It is fitting to announce the future of this capability here at Point Cook, where military aviation in Australia was born,” he said.
 
“Our history is important, and our first two pilots will make history as they become our first pilots to fly this fifth generation aircraft.
 
“Not only do they represent the future of RAAF, they will have an important leadership and training role as future instructors for the F-35A,” AVM Davies said.
 
Squadron Leaders Andrew Jackson and David Bell, currently based at RAAF Base Williamtown, NSW, were selected for their operational flying skills, extensive experience and leadership. They are among the very best in their field. They will soon travel to the United States to commence their training.
 
“The F-35A will be Australia’s firstfifth generation aircraft and will provide us with an incredible air combat capability. I’m excited to be given the opportunity to take a leading role in its introduction” Squadron Leader Jackson, a qualified Fighter Combat Instructor, said.
 
Squadron Leader Bell, a qualified Test Pilot, was equally impressed by the opportunity.
 
“This aircraft gives fighter pilots a level of situational awareness that far exceeds legacy platforms. It will be an honour to work alongside the US Air Force and to be at the leading edge of delivering the F-35A to Australia,” he said.
 
The RAAF’s first two F-35A aircraft are scheduled to complete production in mid-2014 .




Source : Defence

Berita Video : Amerika Sulap F-16 Bekas Jadi Jet Tempur Tanpa Awak QF-16

WASHINGTON-(IDB) : Teknologi pesawat tanpa awak atau drone menjadi prioritas utama Boeing dalam sistem tempur. Saat ini Boeing berusaha mengubah pesawat tempur F-16 menjadi jet tempur tanpa awak QF-16.

Berikut Videonya :



Sumber : Youtube

KRI Frans Kaisiepo–368 Tiba Di Belawan

BELAWAN-(IDB) : Setelah melakukan perjalanan selama tiga hari di laut, KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-F / UNIFIL 2014 tiba di Pelabuhan Belawan, Sumatera. Minggu, (01/03).

Kedatangan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-F disambut perwakilan personel dari Lantamal I Belawan. Satgas Maritim kebanggaan Bangsa Indonesia tersebut akan melaksanakan misi mulia dalam menjaga perdamaian dunia di Lebanon, serta misi yang bertujuan membangun hubungan diplomasi yang baik dengan Negara Internasional.

Komandan KRI FKO – 368 selaku Komandan Satgas MTF TNI Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi beserta 99 prajurit TNI Angkatan Laut direncanakan singgah di Belawan selama dua hari. Pada kunjungan tersebut KRI FKO – 368 akan melaksanakan perbekalan kapal dan melaksanakan Sea Trial sebelum melanjutkan perjalanan menuju Colombo (Srilangka). 




Sumber : Koarmatim

Jepang Ajak Indonesia Kerjasama Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Menteri luar negeri Jepang dan Indonesia sepakati untuk mengadakan pembicaraan ’2 +2′ Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan sesegera mungkin, untuk memperkuat kemitraan strategis yang komprehensif dari kedua negara. Langkah ini tampaknya muncul sebagai gerakan untuk meng-counter kemajuan China ke Pasifik.
 
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dengan rekannya dari Indonesia Marty Natalegawa, bertemu di sela-sela Kerjasama antara negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD), yang diadakan pada tanggal 1 Maret 2014 di Jakarta.

Kishida mengungkapkan rencana Jepang untuk berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional berdasarkan “proactive pacifism”, seperti pernyataan yang dilansir Kementerian Luar Negeri Jepang.




Sumber: Jane's

Airbus Terima Pasokan Komponen Sayap Produksi PTDI

LONDON-(IDB) : Bangsa Indonesia bolehlah berbangga karena Airbus menerima pasokan kompenen-komponen sayap yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) di Bandung termasuk untuk pesawat A380.

Komponen-komponen sayap produksi PTDI di perusahaan Airbus tersebut dilihat langsung oleh  Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Teuku Mohammad Hamzah Thayeb saat melakukan tur di perusahaan Airbus dan perakitan sayap pesawat yang dipesan Garuda Indonesia, dalam kunjungannya ke Kota Chester, Broughton, Deeside, Wrexham di wilayah North Wales.

"Dubes juga melihat pasokan kompenen-komponen sayap yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung termasuk untuk pesawat A380," demikian sekretaris satu KBRI London Hastin Aristya Bakti kepada Antara London, Senin.

Dalam kunjungannya Dubes Hamzah Thayeb dan delegasi KBRI London bertemu West Cheshire and North Wales Chamber of Commerce, pihak Airbus, dan perusahaan Toyota untuk mendengar langsung aspirasi kalangan bisnis di North Wales.

Selain itu Dubes mengadakan pertemuan dengan Secretary of State for Wales, David Jones MP Menurut David Jones yang pada November tahun lalu mengunjungi Indonesia, salah satu emerging markets, Indonesia mempunyai banyak peluang dan kalau perusahaan di wilayah North Wales ingin sukses, perusahaan-perusahaan tersebut harus terus tumbuh dan dapat menembus pasar termasuk Indonesia.

Sementara Dubes RI pada saat pertemuan dengan West Cheshire and North Wales Chamber of Commerce menyebutkan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil, perusahaan di wilayah North Wales dapat ikut berinvestasi di Indonesia di berbagai sektor termasuk infrastruktur yang dikedepankan Perintah RI melalui Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Colin Brew, Executive Director of the West Cheshire and North Wales Chamber of Commerce menyambut baik kunjungan Dubes karena kalangan bisnis dapat mendengar langsung mengenai perkembangan ekonomi di Indonesia dan mempunyai kesempatan untuk membangun link bisnis di masa mendatang mengingat di wilayah North Wales banyak terdapat perusahaan manufaktur.

Pertemuan dengan pihak Kamar Dagang itu dihadiri oleh sekitar 18 wakil dan pimpinan berbagai perusahaan di wilayah North Wales yang merupakan bagian dari Wales yang berpenduduk sekitar 640 ribu orang dan mempunyai sejumlah kawasan industri.

Pada saat mengunjungi perusahaan Toyota, Dubes juga diundang Richard Kenworthy, Plant Director untuk melihat secara langsung produksi mesin mobil yang berlokasi di kota Deeside.

Mengakhiri kunjungan di wilayah North Wales, David Jones MP mengundang Dubes RI untuk mengunjungi Chirk Castle di kota Wrexham yang saat ini merupakan salah satu obyek wisata favorit di wilayah North Wales.

Dubes Hamzah Thayeb memanfaatkan kesempatan kunjungan ke wilayah North Wales untuk bertemu dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di kota Chester dan sekitarnya.




Sumber : Investor

Lapan Siapkan Roket Pengangkut Satelit

JAKARTA-(IDB) : Selain mengembangkan pesawat terbang perintis, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga telah membuat dan mengembangkan roket dengan tingkat daya jelajah jauh.

Roket ini mampu terbang dengan tingkat jelajah 300 Km lebih dan merupakan cikal bakal roket penarik satelit buatan Indonesia.

"Namanya roket Sonda, kita lepas roket dan bawa muatan biasanya untuk mengukur parameter atmosfer. Roket ini juga merupakan cikal bakal roket pembawa satelit," ungkap Kepala Pusat Teknologi Roket LAPAN Rika Andiarti ,Senin (3/3/2014).

Roket ini adalah pengembangan dari roket jenis sebelumnya yang telah dikembangkan oleh LAPAN. LAPAN sudah berhasil memproduksi roket jenis air han, roket 122, roket 337 yang mempunyai jangkauan jelajah 100 Km lebih.

Selain itu dengan kehadiran roket Sonda ini akan mempermudah para pengusaha terutama jasa telekomunikasi lokal yang ingin menerbangkan satelitnya ke luar angkasa.

Selama ini satelit telekomunikasi milik Indonesia seperti Satelit Palapa dan lainnya hanya bisa diterbangkan di negara lain seperti Jerman dan Amerika Serikat. Hal ini karena Indonesia masih belum mempunyai roket dengan daya jangkauan tinggi.

"Sistemnya sudah sedemikian rupa kita buat. Roket ini dapat membawa muatan sendiri dan dilengkapi transmitter jarak jauh dan alat pengirim data. Roket juga dibekali muatan diagnostik seperti di dalam ada sensor dan GPS agar data dapat dikirim ke bawah," imbuhnya.

Ditargetkan ujicoba roket pembawa satelit ini bisa dilakukan tahun depan. Namun dikatakan Rika, sebagian besar bahan baku pembuat roket masih diimpor dari negara lain.

Bahan baku yang diimpor mulai dari lempengan baja hingga tabung roket. Oleh karena pihaknya menjalin kerjasama dengan perusahaan baja nasional yaitu Krakatau Steel (KS) untuk membuat lempengan baja dan tabung roket di dalam negeri.

Ia mengatakan industri roket kita ini belum didukung sepenuhnya di dalam negeri karena beberapa material roket masih impor. Menurutnya untuk mendapatkan komponen yang bagus dari luar negeri juga cukup sulit.

"Sebetulnya masih banyak bahan baku roket yang masih impor. Baja-baja yang kita pakai kita banyak impor. Makanya kita kerjasama dengan KS yang membuat pelat baja yang kita inginkan," jelasnya.




Sumber : Detik

Indonesia Penyeimbang Di Laut China Selatan

JAKARTA-(IDB) : Kunjungan Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, ke China pada akhir februari 2014 lalu, langkah tepat sebagai upaya penguatan kerja sama militer, bahkan posisi Indonesia bisa menjadi penyeimbang kawasan Laut China Selatan.

"Inisiatif dari panglima seharusnya juga secara politik dimainkan presiden beserta kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan mengingat air defense Iidentification zone China di Laut Cina Timur yang pasti diikuti penerapan ADIZ di Laut China Selatan," kata pengamat pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Indonesia seharusnya memang dapat memainkan posisinya sebagai penyimbang kawasan sebagai negara yang memiliki posisi strategis.

"Indonesia seharusnya mengambil momentum ini juga dengan secara unilateral menetapkan zona ADIZ nya dan bersikap menjadi penengah di masalah ADIZ laut China selatan yang dipastikan akan lebih kompleks dibandingkan laut China Timur," ujarnya.

Connie mengatakan, sikap antisipatif dan mendorong terciptanya stabilitas kawasan memang sudah waktunya digunakan Indonesia dengan lebih berani dan tegas utamanya terhadap negara tetangga yang seringkali secara unilateral menerapkan dan memainkan aturannya.

Di tempat terpisah, Moeldoko menyebutkan, kunjungan ke China mendapat respon positif oleh negara tirai bambu tersebut.

"Mereka inginkan Indonesia berperan semakin baik dalam jaga stabilitas Laut China Selatan. Saya tegaskan Indonesia memiliki kepedulian atas Laut China Selatan. TNI akan beri kontribusi yang sangat positif," katanya seraya mengatakan kerja sama army to armyair force to air force, navy to navy sudah jalan.

Dalam kesempatan sama, dia menuturkan penguatan personel di Kepulauan Natuna berupa penambahan satu batalion TNI AD, peningkatan kapasitas pangkalan TNI AL dan TNI AU.

"Mereka pos depan punya daya penggentar," kata dia. 




Sumber : Antara