Pages

Kamis, Februari 27, 2014

Grand Design Cyber Defence Dibentuk untuk Hadapi Ancaman Non-Traditional

JAKARTA-(IDB) : Grand design cyber defence yang disiapkan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan dibentuk untuk menghadapi ancaman-ancaman non traditional seperti cyber crime, terorisme maupun cyber spionage. Demikian diungkapkan Menhan Purnomo Yusgiantoro saat menghadiri paparan produk Grand design cyber defence Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan selaku Ketua Tim Kerja (desk) cyber defence, Rabu (26/2), di Kemhan.
 
Dalam paparan yang dihadiri pejabat eselon I dan II Kemhan, Menhan berharap para peserta dapat memberi masukan terhadap paparan Dirjen Pothan tentang produk Grand design cyber defence guna menyempurnakan hasil yang telah dibuat oleh Tim Kerja (desk) cyber defence Kemhan .Kemhan melalui Tim Kerja (desk) cyber defence telah menyusun produk grand design cyber defence.  

Grand design cyber defence diantaranya memuat peta jalan strategi nasional pertahanan siber dan  3 (tiga) Rancangan Permenhan tentang Pusat Operasi Pertahanan Siber (COC/Cyber Operation Center), Rancangan Perpres tentang Komite Pertahanan Siber Nasional, Pengamanan Informasi di lingkungan Kemhan/TNI serta penyelenggaraan nama domain di lingkungan Kemhan/TNI.


Hal ini selaras dengan kebijakan pertahanan tahun 2014, yang diantara sasarannya adalah mewujudkan pertahanan siber nasional sebagai salah satu strategi pertahanan negara dengan membentuk Komite Pertahanan Siber Nasional.


Sementara itu dalam paparannya, Dirjen Pothan Kemhan Timbul Siahaan mengatakan  peta jalan strategi nasional pertahanan siber dibuat sebagai pedoman dalam pembangunan, pengembangan dan penerapan pertahanan siber nasional, agar penyelenggaraan pertahanan siber nasional dapat dilaksanakan dengan tertib, aman, lancar dan akuntabel.


Kemampuan pertahanan siber nasional yang ingin dikembangkan adalah terbentuknya regulasi siber yang kuat, pengorganisasian dengan tata kelola yang baik serta sinergi dengan yang telah ada di setiap sektor, infrastruktur yang modern dan handal, serta pembinaan dan peningkatan potensi sumber daya manusia nasional siber yang terarah dan berkesinambungan.  

“Kedepannya diharapkan terdapat suatu badan atau komite nasional yang akan menangani segala permasalahan yang merupakan ancaman non militer,” ungkap Dirjen Pothan. 




Sumber : DMC

Singapore Announces SGD12.56 Billion Defence Budget

SINGAPORE-(IDB) : Singapore has announced a 2014 defence budget of SGD12.56 billion (USD9.93 billion), a 3.2% increase over spending in 2013, the government said on 21 February.

The allocation amounts to 22% of total annual government expenditure and about 3.3% of GDP. Both figures are in line with the country's long-term approach to defence spending, which is geared towards maintaining the Singapore Armed Forces' (SAF's) relative high degree of military capability.

While expenditure as a percentage of GDP is higher than the global average of around 2%, it remains significantly below the Singapore government's sanctioned cap of 6%. The reduction from 3.4% of GDP in 2013 to 3.3% in 2014 follows a general trend of decline with regards to this particular metric since 2009.




Source :  Jane's

Pangko Ops Tinjau Persiapan Skadron F 16 Di Pekanbaru

RIAU-(IDB) : Panglima Komando Operasi (Pangko Ops) Wilayah 1 Marsekal TNI AU, Syaugi meninjau langsung persiapan pangkalan Skadaron 16 di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Skadron F 16 itu nantinya akan diperkuat 24 pesawat jenis F 16. Suadron yang lokasi tidak terlalu jauh dari Skuadron 12 di Lanud Pekanbaru berdiri diatas lahan seluas 7 hektar.

Pangko Ops dan rombongan melakukan pengecekan bangunan dari hanggar pesawat, tempat penyimpanan amunisi dan sejumlah alat penunjangnya.

"F 16 ini nantinya akan tiba sekitar Juni 2014. Pesawat ini adalah buatan Amerika," Pangko Ops Syaugi usai meninjau langsung persiapan Skuadron 16 Selasa (25/2/2014).

Terkait bangunan fisik skadron F 16, Pangko Ops menyatakan bangunan sudah rampung lebih dari 90 persen.

Lanud Pekanbaru saat ini juga memiliki skuadron 12 yang diperkuat pesawat Hawk 100.

16 Jet Tempur F-16 Segera Bermarkas di Pekanbaru

Pembangunan Skuadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin TNI-AU di Pekanbaru, Riau, hampir rampung.

Tak lama lagi, 16 unit pesawat tempur F-16 yang baru saja dibeli dari Amerika Serikat akan datang.

"Pembangunannya hampir selesai. Dengan begitu 16 unit F-16 siap didatangkan karena pangkalannya hampir selesai," kata Panglima Komando Operasi Angkatan Udara Satu Marsekal Muda M Syaugi di Pekanbaru, Selasa (25/2/2014).

Syaugi datang ke Pekanbaru menggunakan pesawat angkut VIP milik TNI AU jenis Foker 28. Ia menyempatkan berkeliling di pangkalan udara bersama Danlanud Riau Kolonel Pnp Andyawan.

Syaugi menjelaskan, Skuadron Udara 16 di Pekanbaru sudah dibangun sejak Juni 2013. Bangunan yang menampung pesawat legendaris asal Amerika itu didirikan diatas lahan seluas 7 hektare.

"Skuadron akan dilengkapi hanggar beserta ruang perawatan, kantor operasional, mess, dan infrastruktur pendukung lainnya. Secara keseluruhan cukup baik. Kalau ada kekurangan, akan segera benahi," ujar Perwira bintang dua itu.

Pembangunan skuadron bersumber dari alokasi dana Kementerian Pertahanan melalui APBN. "Kalau besarannya saya tidak tahu," tegas Syaugi.

Pemilihan Riau sebagai penempatan 16 unit F-16, sebut Syaugi, karena teritorialnya yang berdekatan dengan Selat Malaka dan beberapa negara tetangga. Pelanggaran udara sering dilakukan negara tetangga.

"Untuk menjaga keamanan udara Indonesia, dibutuhkan armada tempur kuat. Kita sengaja memilih Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin ini untuk pembangunan skuadron Udara 16.

Karena jaraknya tidak jauh dari Selat Malaka dan negara tetangga lainnya," pungkas Syaugi. Indonesia sebelumnya mendatangkan 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Pengiriman pesawat dilakukan bertahap.

Untuk Skuadron 16, bakal ada 16 unit pesawat F-16 yang akan bermarkas di Pekanbaru. Selebihnya bakal ditempatkan di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

Sebanyak 24 pesawat F-16 blok 25 sudah dibekali senjata seperti rudal. Kedatangan F-16 diharapkan mampu memperkuat pengamanan wilayah udara Indonesia, khususnya kawasan barat dan utara, termasuk kawasan Selat Malaka.




Sumber : SCTV

Indonesia Belajar Satelit Maritim Ke Negeri Tiongkok

BEIJING-(IDB) : Setidaknya tiga belas personel pengelola satelit maritim tingkat manajer dari berbagai instansi di Indonesia mengikuti seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim untuk pejabat-pejabat Indonesia di Academy for International Business Officials (AIBO), Kementerian Perdagangan RRT. 
 
Sebagaimana diinformasikan Jurubicara KBRI Beijing Dyah R Andrini kepada PedomanNEWS melalui email mengatakan dalam kegiatan yang berlangsung selama satu minggu (21-28 Februari 2014) tersebut para peserta mempelajari perkembangan dan pengelolaan satelit maritim di RRT yang nantinya bisa diterapkan bagi kepentingan Indonesia.

Kegiatan seminar dan pelatihan pengelolaan satelit maritim ini disambut dengan baik oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Beijing, Wisnu Edy Pratignyo, yang hadir dalam acara pembukaan kegiatan di kampus AIBO, Beijing. 


Menurut KUAI KBRI Beijing, seminar dan pelatihan ini memiliki arti sangat penting dan strategis bagi upaya promosi dan peningkatan hubungan bilateral RI-RRT secara umum, maupun upaya peningkatan kerjasama di bidang maritim. 


KUAI KBRI Beijing pun menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini sangat tepat di tengah upaya Pemerintah RI untuk menyusun kebijakan kelautan nasional yang kuat, mengembangkan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperkuat tata kelola kelautan. Indonesia bisa belajar pengelolaan satelit maritim dari negara yang lebih berpengalaman.


“Jadi belajar pengelolaan satelit maritim ke Tiongkok merupakan salah satu langkah yang tepat mengingat RRT sudah mapan dalam hal pengelolaan satelit, bahkan sudah bisa meluncurkan satelitnya sendiri”, ujarnya. 


Sementara itu Wakil Presiden AIBO Zou Chuanming mengemukakan bahwa kegiatan pelatihan bagi personil Indonesia yang menangani masalah pengelolaan satelit maritim kali ini merupakan kegiatan kedua, setelah kegiatan pertama yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. Hanya saja kegiatan yang dilakukan pada Oktober 2013 tersebut merupakan kegiatan yang diikuti pada level teknis. 


Ke depan, sebagai bagian dari upaya peningkatan hubungan bilateral RI-RRT diharapkan pelatihan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Harapan untuk terus meningkatkan kerjasama di bidang maritim bukanlah hal yang mengada-ngada karena isu maritim bisa menjadi sumber kerjasama yang memperkuat ikatan satu sama lain. 


Terlebih lagi sejak tahun 2012 Indonesia dan Tiongkok telah sepakat membentuk Komite Kerjasama Maritim (KKM) yang akan merealisasikan dan memajukan kerjasama maritim antara kedua negara. 


Melalui Komisi Bersama tersebut Indonesia dan Tiongkok dapat membahas serangkaian bentuk kerjasama di berbagai bidang termasuk di bidang ketahanan pangan dan energi, antariksa dan pertahanan keamanan, serta penguatan hubungan antar masyarakat dalam bidang pendidikan, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan penelitian ilmiah dua satwa langka yang berasal dari masing-masing negara yaitu Komodo dan Panda. 


Dan seperti disampaikan Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Beijing, Aris Heru Utomo, berbagai kerjasama maritim RI-RRT sebelumnya sudah pernah dilakukan seperti kerjasama pelatihan bagi operator kapal penyedia jasa lalu lintas (vessel traffic services) di selat Lombok dan Sunda. 


Pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan personil dalam menjaga kepentingan Indonesia di jalur komunikasi dan perdagangan laut. Selain itu, RRT juga ikut membantu penggantian alat-alat navigasi yang rusak akibat tsunami di tahun 2006, bersama-sama membentuk Pusat Iklim dan Kelautan RI-RRT dan mengembangkan satelit keamanan laut bersama. 




Sumber : Pedomannews

Fakta-Fakta N-219 Produksi PT. DI

JAKARTA-(IDB) : Industri penerbangan dan kedirgantaraan di Indonesia sudah berumur lebih dari setengah abad. Namun, kiprah dan cemerlangnya industri ini dikenal saat era kepemimpinan Presiden Soeharto. Saat itu Indonesia punya catatan membanggakan di bidang kedirgantaraan. Di bawah komando BJ Habibie, putra-putri terbaik Indonesia sukses merancang dan membuat pesawat yang kemudian dikenal dengan nama pesawat N250 Gatot Kaca.

Setelah itu ada pesawat turboprop N250 yang dirancang BJ Habibie pada akhir 1990-an. Namun gagal dikembangkan dan sampai sekarang mangkrak di PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Itu terjadi saat krisis moneter di akhir 1997-1998.

BUMN yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) gagal mendapat pendanaan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menuntaskan pesawat turboprop N250. Padahal, jika dikembangkan, pesawat sipil berkapasitas 60-80 penumpang digadang-gadang menjadi pesaing ATR, pesawat terbang buatan Prancis-Italia.

Setelah sekian lama tertidur, ambisi untuk mengembangkan pesawat oleh anak negeri kembali menggeliat. PT Dirgantara Indonesia (DI) kembali tergugah melanjutkan kesuksesan pembuatan pesawat lokal. Kemarin, Selasa (25/2), PT DI menandatangani perjanjian kerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Kerja sama ini meliputi perancangan dan pembiayaan pengembangan pesawat N219.

Penandatanganan dilakukan di Kantor Pusat LAPAN, Rawamangun, Jakarta Timur. Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT DI Budi Santoso dan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin

"Ini merupakan sejarah baru sebagai sinergi antar lembaga dalam mendukung kemajuan industri dirgantara di Indonesia," ucap Budi saat acara penandatanganan di Jakarta.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan rancang bangun pembuatan N219 merupakan bagian pemersatu bangsa di bidang transportasi udara dan sebagai bukti kemampuan anak bangsa dalam menguasai dan mengembangkan teknologi pesawat.

Rencananya, integrasi komponen pesawat akan dilaksanakan pada 2015 ditandai dengan roll out pesawat pertama. Bagaimana spesifikasi pesawat buatan putra putri Indonesia itu? Pesawat berkapasitas 19 tempat duduk ini cocok untuk penerbangan perintis. Pesawat ini tergolong mudah dan sederhana dalam proses perawatannya.

N219 memiliki konfigurasi yang dapat diubah dengan cepat, biaya operasi rendah, bersertifikasi dasar CASR 23 dan menggunakan sepasang mesin PT6A-42 yang masing-masing berkekuatan 850 daya kuda.

Dari keterangan yang diperoleh merdeka.com, pesawat ini dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu yang fleksibel.

N219 mampu lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek atau hanya memerlukan landasan 500 hingga 600 meter. Pesawat ini juga dilengkapi dengan alat bantu navigasi sehingga mampu lepas landas dan mendarat di bandara bandara perintis dengan peralatan minimal.

Selain kelebihan-kelebihan itu, merdeka.com mencatat fakta-fakta lain seputar pesawat N219 buatan anak negeri. 


Berikut paparannya :

1. Terbang Dua Tahun Lagi
 

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, saat ini pesawat N219 telah selesai tahap preliminary design/desain awal atau estimasi jenis material, mutu material, serta dimensi material yang akan digunakan untuk membentuk struktur. Setelah itu akan memasuki detail design, kemudian memasuki pembuatan komponen.

"Rencananya, integrasi pesawat akan dilaksanakan pada 2016 ditandai dengan roll out pesawat pertama. N219 akan terbang perdana pada 2016," katanya.

Direktur Komersial dan Restrukturisasi PT DI, Budiman Saleh, mengatakan, ?rentang waktu antara pengenalan prototipe dengan penerbangan perdana biasanya dalam rentang waktu maksimal satu tahun. Sehingga, diperkirakan awal 2016 pesawat N219 bisa langsung diantarkan ke maskapai pemesan.

2. Kandungan Lokal N-219 60 Persen

Direktur Pengembangan Teknologi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Andi Alisjahbana, mengakui 40 persen komponen pesawat N219 masih didatangkan dari luar negeri alias impor. Salah satu komponen yang pasti diimpor adalah bagian mesin.

Meski begitu, Andi menyebut pesawat N219 adalah pesawat buatan PT DI yang paling banyak menggunakan komponen lokal. Pihaknya terus berusaha agar rancangan dan komponen bisa dihadirkan dari dalam negeri.

"Ini komponen lokal tertinggi pesawat kita, target kita itu menuju 60 persen produk lokal," ucap Andi di kantor pusat LAPAN, Jakarta, Selasa (25/2).

Komponen pesawat lokal N219 jauh lebih besar dibandingkan pesawat CN250 yang telah dulu beroperasi. Pada CN250 komponen impor masih sangat banyak di mana mulai dari komponen mesin hingga kaca pesawat.

"Semua di CN219 kita ingin lebih, kita ingin roda mendarat buatan Indonesia, belum tentu PT DI yang buat tapi bisa saja sub kontraktor. CN 250 dulu kacanya saja kita impor," akunya.

Impor mesin pesawat CN219, lanjutnya, diimpor dari pabrikan Pratt and Whitney asal Kanada.?

3. Habiskan Rp 400 Miliar

Merdeka.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menghabiskan anggaran sekitar Rp 400 miliar untuk pengembangan pesawat N219 bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Dana ini akan digunakan untuk dua tahun yaitu 2014 dan 2015.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Gunawan S Prabowo mengatakan, tahun ini anggaran yang dihabiskan mencapai Rp 310 miliar. Sedangkan sisanya atau sekitar USD 90 miliar akan digunakan untuk tahun depan.

"Komitmen kita tahun 2014 itu Rp 310 dan sisanya 2015," ucap Gunawan di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Dia menegaskan, anggaran ini diakui tidak digunakan untuk kepentingan komersil atau mengambil keuntungan.

"Kita kan pusat teknologi penerbangan, dunia penerbangan engineering kita improve kemampuan engga ada barangnya ya engga bisa. Bagi enginer Lapan jadi wahana penelitian. Ada feedback kita masuk ke pesawat terbang," tegasnya.

4. Sudah 200 pesawat dipesan

PT Dirgantara Indonesia (PT KAI) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menargetkan pesawat N 219 mengudara pada 2016. Itu artinya, pesawat buatan anak negeri tersebut ditargetkan lolos sertifikasi paling lambat tahun tersebut.

Kepala Program N 219 Lapan Agus Aribowo mengatakan walau masih dalam tahap pengembangan, pesawat tersebut sudah banyak di pesan. Pemesannya beragam, mulai dari maskapai penerbangan, pemerintah daerah, hingga negara tetangga.

Berikut rinciannya:

1. Maskapai Lion Air 100 unit

2. Nusantara Buana Air 30 unit

3. Pemda Papua dan Papua Barat 15 unit

4. Pemda Aceh 6 unit

5. Pemda Sulawesi 6 unit

6. Pemda Riau 4 unit

7. Thailand (Nomad) pengawas pantai sebanyak 18 unit dan cadangan 2 unit

8. TNI AL (Nomad) 1 skuadron 9-15 pesawat.

5. Lebih Unggul Dari Otter Twin

Direktur Pengembangan Teknologi PT DI, Andi Alisjahbana mengatakan, harga satu pesawat ini sekitar USD 4,5 juta. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan pesawat sekelasnya yaitu twin otter yang harganya mencapai USD 6-7 juta.

"Kalau di jual harganya sekitar USD 4,5 juta," ucap Andi di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Meski lebih murah, Andi mengklaim banyak kelebihan yang melekat dalam pesawat N219 dibandingkan twin otter. Salah satunya dari sisi desain. Desain pesawat twin otter sudah ketinggalan zaman.

"Twin otter itu dulu diproduksi bombardier, dan mereka tidak produksi lagi kemudian sekarang dikembangkan perusahaan kecil. Desain mereka tidak berubah dari tahun 1960. Kita desain era 2000-an," jelas Andi.

Menurutnya, kemampuan pesawat N 219 dalam mengangkut barang dan kargo juga melebihi kemampuan twin otter. Kemampuan N 219 500 Kilogram lebih besar dibandingkan twin otter.

"Kemampuan kita lebih besar karena menggunakan teknologi baru. Tapi kalau masalah fuel (bahan bakar) kira kira sama, tapi kelebihannya kita loadnya lebih besar," tutupnya.




Sumber : Merdeka

Kolaborasi PT. DI Dan Lapan

Lapan Dan PT. DI Tandatangani MoU Bangun Pesawat Penumpang

JAKARTA-(IDB) : Lapan dan PT Dirgantara Indonesia (DI) menandatangani kontrak pengembangan pesawat N219. Penandatanganan berlangsung di kantor pusat Lapan, Rawamangun Jakarta Timur, Selasa (25/2). Pengembangan pesawat ini akan menjadi titik kebangkitan industri pesawat berpenumpang Indonesia.

Direktur Utama PT DI mengatakan bahwa, kerja sama dalam pembangunan pesawat ini merupakan tonggak sejarah bangsa dan instansi pemerintah. “Kerja sama ini juga menjadi pintu pembuka bagi bangsa ini sehingga negara Indonesia dapat menghasilkan model pesawat terbang yang bisa bersaing di dunia. Selain itu, pembuatan N219 juga menjadi wadah untuk mewariskan kemampuan pembangunan pesawat terbang kepada generasi muda.” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Soewarto Hardhienata, mengatakan bahwa program pengembangan N219 merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik di Lapan dan PT DI di bidang pengelolaan pesawat terbang.

N219 merupakan pesawat yang sepenuhnya dirancang oleh putera-puteri Indonesia. Pesawat ini merupakan pesawat regional komuter yang dirancang bersama Lapan dan PT DI dan akan diproduksi PTDI. Saat ini, pengembangan N219 telah mencapai tahap preliminary design dan siap memasuki detail design dan pembuatan komponen. Integrasi akan dilaksanakan pada 2015 dan direncanakan terbang pada 2016.

Pesawat berpenumpang 19 orang ini akan memenuhi kebutuhan transportasi di Indonesia. Wilayah Indonesia memerlukan alat transportasi udara untuk konektivitas antar pulau agar lebih efisien. Pesawat-pesawat kecil yang hanya membutuhkan landasan kecil dianggap paling cocok untuk dapat menjadi penghubung bagi daerah terpencil di nusantara.

N219 diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah terpencil dan perbatasan melalui ketersediaan sarana transportasi udara perintis. Pengembangan pesawat ini juga akan menumbuhkan industri penerbangan nasional, industri pendukung, dan operator pesawat terbang. Pada akhirnya, pengembangan pesawat ini juga akan meningkatkan kemandirian nasional dalam produksi sarana transportasi udara.

PT Dirgantara Kucurkan Rp100 M Kembangkan N219

Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso menyebutkan bahwa pihaknya mengucurkan modal sebesar Rp100 miliar untuk pengembangan Pesawat N219.

"Biaya pengembangan ini sebagian besar ditanggung pemerintah. Melalui anggaran yang kita kucurkan ke LAPAN yaitu Rp400 Miliar,kalau dari PT DI Rp100 miliar lebih, sampai 2015," ujar Dirut PTDI Budi Santoso di Lantai 3 Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Selasa (25/2/2014).

Ia juga menjelaskan skema Pesawat N219 untuk terbang udara harus mendapat sertifikasi dari Kementerian Perhubungan yang rencananya akan keluar di 2016 dan siap mengudara pada 2017.

"Kita arahkan 2016 sertifikasi, setelah dapat sertifikasinya kelaikan dari perhubungan, mudah-mudahan 2017 baru kita operasikan, kita jual operator," jelasnya.

Selain itu, Kepala Program N-219 dari LAPAN Agus Aribowo mengatakan pesawat asli rancangan dari perusahaan plat merah ini dijual dengan harga antara US$3,8 juta hingga US$4,5 juta atau sekitar Rp38 miliar hingga Rp45 miliar.

Sebagai infomasi, PTDI juga mendapatkan pesanan pesawat dari Lion Air yang memesan paling banyak yaitu 50 pesawat N219, lalu ada Nuansa Buana Air (NBA) 30 dan PT Merpati Nusantara Airlines 20 unit.

Juga Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dan Papua Barat memesan 15 pesawat N219. Selain itu, Pemda Aceh masih dalam negosiasi 6 pesawat, sedangkan Pemda di Sulawesi 6 pesawat dan Riau 4 pesawat.

Setelah N219, PT DI Dan Lapan Bakal Buat N245 Dan N270

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) makin berambisi mengembangkan dan membuat pesawat produksi dalam negeri. Walau sertifikasi untuk pesawat N219 belum tuntas, PT DI sudah menyampaikan ambisinya mengembangkan pesawat N245 dan N270.

Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto Hardhienata mengatakan, dalam pengembangan pesawat ini, Lapan akan membantu pembiayaan dengan timbal balik SDM bidang mesin yang dimiliki Lapan akan bekerja di PT DI.

"Program ini anugerah besar sekaligus merupakan tantangan, taruhan. Kalau ini jalan mulus maka pemerintah dan masyarakat akan percaya kepada kita, menjalani penerbangan selanjutnya," ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Pesawat N245 merupakan pesawat dengan dua engine (mesin) dengan kapasitas angkut 45 penumpang. Sedangkan N270 merupakan pesawat dua mesin dan punya daya angkut lebih besar yakni 70 penumpang. Pengembangan dua pesawat ini rencananya dilakukan pada 2017.

"Sekarang belum ada anggaran, mungkin pertengahan 2016 kita ajukan. Pengembangan setelah selesai sertifikasi N219 (2016)," tegasnya.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawam Setyo Prabowo menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat N245 dan N270 dengan PT DI akan sama dengan pengembangan N219.

"Mirip seperti ini dan setelah N 219 selesai. Kita ikut pengembangan sampai sertfikasi dengan memasukkan enginer kita. Kita ikut dalam model perencanaan," tutupnya.
 


Sumber :  Lapan

Produsen Truck Kamaz Rusia Masuk Indonesia

Kamaz 6350
JAKARTA-(IDB) : Perusahaan RI, Tehnika INA berhasil mewujudkan mimpinya untuk memboyong perusahaan pembuat truk terbesar dari Rusia, OJSC Kamaz demi bisa memasarkan produk mereka di Tanah Air.

Mereka pun berhasil membuat terobosan baru, karena truk buatan Kamaz itu akan dirakit di Indonesia.

Demikian ungkapan Presiden Direktur PT Tehnika INA, Panca Tazakka, kepada VIVAnews yang ditemui sebelum menandatangani perjanjian dengan distributor lokal di Hotel Ritz Carlton.

Dia menyebut, alasan membawa truk tersebut ke Tanah Air, karena truk produksi Kamaz merupakan alat transportasi terbaik di dunia.

"Hal itu sudah dibuktikan dengan memenangkan Rally Paris Dakkar sebanyak 10 kali. Bahkan, pada 2014, mereka berhasil meraih juara pertama. Truk jenis all wheel drive-nya merupakan salah satu truk terbaik di dunia," kata dia.

Variasi dari truk yang dimiliki Kamaz pun, imbuh Panca, mencapai ratusan. Dia melihat transportasi seperti ini sedang diperlukan oleh industri strategis di Indonesia.

Untuk proses perakitan di Tanah Air, ungkap Panca, Tehnika INA akan bermitra dengan PT Pindad.

Dia memaparkan, pada tahun ini, Tehnika INA dan Kamaz akan membuat empat tipe, yakni dua tipe all wheel drive dan dua tipe lainnya prime mover, yakni tipe 6520 (6X4) - dump truck, tipe 6460 (6X4) - tractor head, tipe 4326 (4X4) - cargo/passenger, dan tipe 43118 (6X6) - cargo/passenger.

Tetapi, dia menambahkan tidak tertutup untuk membuat tipe lainnya. "Proses perakitan telah dimulai pada September 2013 untuk jenis 6X6 dan 4X4," kata Panca.

Selain itu, truck ini bisa dibentuk menjadi bus wagon yang dapat menunjang transportasi perintis untuk di lokasi yang jalannya tidak terlalu bagus dan sulit dilewati.
 
Dipasarkan Mei 2014

Setelah ada kesepakatan dengan distributor, maka keempat jenis truk itu sudah siap dipasarkan pada Mei 2014. "Sudah ada beberapa truk yang dikirim langsung dari St. Petersburg," imbuh dia. 

Panca mengungkapkan, pada 2014, sekitar 200-500 unit truk dapat terjual.

"Sementara itu, untuk sale forecast pada 2014, untuk dua tipe, kami berharap bisa meraih US$50 juta (Rp583 miliar)," kata Panca.

Menurut dia, perusahaan tambang yang berada di Indonesia timur sebagai pembeli potensial. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk pembeli di kawasan Jawa, mengingat citra truk buatan Rusia di Indonesia cukup baik.

Sementara itu, Presiden Direktur OJSC Kamaz, Rafail V. Gafeev, siap memasarkan produknya ke Indonesia, karena melihat pangsa pasar yang besar yakni lebih dari 250 juta orang.

Dia mengatakan, pendekatan dari mitra lokalnya di Indonesia yang cukup gigih selama setahun juga membuatnya luluh. "Mereka memiliki program pengembangan yang baik untuk produk kami," ujar Rafail.

Di Rusia, ungkap Rafail, konsumen terbesar truk itu yakni Kementerian Pertahanan. Tetapi, dia menyebut varian truk Kamaz juga tersedia untuk kepentingan masyarakat sipil. 

ToT Kepada PT. Pindad

Produsen otomotif asal Rusia, OJSC KAMAZ melebarkan sayapnya hingga ke Indonesia. Penghasil truk yang jawara di reli Dakar (Dakar Rally) ini, menggandeng perusahaan asal Indonesia yakni PT Tehnika Ina.

"Ini produsen otomotif truk terbaik dunia yang menjuarai reli dakar. Ini sudah teruji di jalanan Siberia yang sulit," Kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2014).

Selama ini, perusahaan asal Indonesia membeli truk merek KAMAZ harus melalui negara pihak ketiga.

Nantinya setelah kerjasama ini, PT Tehnika Ina akan menjadi pemasok kendaraan truk dan suku cadang produk KAMAZ di Indonesia. Untuk perakitan unit truk KAMAZ tipe CBU, PT Tehnika menggandeng BUMN produsen dan panser yaitu PT Pindad (Persero)

"Nanti dirakit Pindad. Juga ada transfer teknologi," kata Direksi PT Tehnika Ina, Ahmad Fitri.

Untuk pasar Indonesia, PT Tehnika Ina akan menjual dan merakit 4 tipe truk yaitu dump truk tipe 6520 6X4, tractor head tipe 6460 6X4, truck cargo tipe 43118 6X6 dan tipe 4326 4X4.
 



Sumber : Vivanews

Apel Gelar Perlengkapan Satgas Maritim TNI KONGA XXVIII – F Unifil 2014

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 100 prajurit TNI AL yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-F UNIFIL 2014 telah melaksanakan apel gelar perlengkapan yang dilaksanakan di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta. Selasa, (24/02/2014). Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Maritim TNI Konga XXVIII-F Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi selaku Komandan Upacara (Danup) melaporkan kesiapan gelar perlengkapan kepada Waasops Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Darwanto yang mewakili Asops Panglima TNI Mayjen TNI Ridwan.

Didampingi Dansatgas, Waasops Panglima TNI, beserta Danguspurlatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S. Sos mewakili Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M. Hum, Komandan PMPP TNI Brigjen TNI A.M Putranto, Kepala Staf Pangkolinlamil, dan Para Perwira Staf dijajaran Mabes TNI, TNI AL, serta PMPP TNI berkesempatan melaksanakan inspeksi kesiapan perlengkapan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F.

Dalam Inspeksi tersebut Waasops Panglima TNI meninjau langsung kesiapan personel maupun materil di KRI FKO – 368 dan Helly NV 400 BO-105. Kedua unsur TNI AL tersebut merupakan kekuatan Satgas Maritim TNI yang sangat berperan penting dalam melaksanakan misi perdamaian dunia PBB di Lebanon sesuai mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
Sumber : Koarmatim

Pentingnya Optimalisasi Pamtas Laut

SURABAYA-(IDB) : Optimalisasi Pengamanan Terbatas (Opspamtas) laut menjadi suatu bahasan yang cukup menarik dalam forum Komandan (KRI) Kapal Perang Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Koarmatim. Rabu (26/2) di gedung Candrasa, Koarmatim,Ujung, Surabaya.

Forum Komandan KRI merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Koarmatim dalam bentuk diskusi dan tanya jawab seputar permasalahan yang dihadapi oleh para Komandan KRI yang bertugas dan terlibat langsung dalam setiap tugas dan operasi yang dilaksanakan oleh Koarmatim, forum ini diharapkan dapat menjawab setiap persoalan yang timbul dan sedang dihadapi dimedan tugas.

Komandan KRI atau Komandan unsur memiliki peran yang penting dan signifikan sebagai bagian dari problem solver kawasan perbatasan. Program bulanan kali ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat Koarmatim) Kolonel Laut (P) Aria Cakra Wibawa yang bertindak sebagai Moderator.

Optimalisasi Pengamanan Terbatas Laut sebagai bahasan dalam forum ini, merupakan pemikiran dari Kolonel Laut (P) Andi Abdul Aziz yang sehari-hari menjabat sebagai Asisten Operasi (Asops) Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Timur (Guskamlatim) sebagai  narasumber, sedangkan Letkol Laut (P) Endra Hartono Komandan KRI Keris -624 sebagai pemapar.

Kegiatan yang diawali dengan paparan yang dilanjut dengan tanya jawab, usul dan saran itu diikuti oleh para Komandan KRI dilingkungan Koarmatim yang berada di pangkalan Surabaya. Dalam forum ini terlihat masih ada beberapa persoalan yang masih perlu dibenahi antara lain masalah pangkalan, penanganan masalah perbatasan yang perlu dioptimalkan serta masalah dukungan logistik.

Tujuan yang terkandung dalam bahasan diforum ini adalah mencegah dan meniadakan ancaman yang mungkin timbul di wilayah perbatasan, dilakasanakan sesuai dengan rencana operasi TNI dalam bentuk deteksi dini, cegah dini, penangkalan maupun penindakan serta melaksanakan survey dan pemetaan seluruh wilayah perbatasan Indonesia, dilakukan dengan gelar kekuatan dan patroli terus menerus. 




Sumber : Koarmatim

Pree Sail Brief Danguspurlatim Tentang Pelaksanaan Sail Raja Ampat

SORONG-(IDB) : Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos selaku Komandan Gugus Tugas Sail Raja Ampat 2014 memimpin rapat pelaksanaan acara Sail Raja Ampat di Sorong Papua, belum lama ini, Rabu (19/2).

Sail Raja Ampat 2014 kali ini akan dihadiri Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan melibatkan berbagai unsur dari 3 matra TNI antara lain Prajurit Kopasus TNI AD, prajurit Kopasau TNI AU dan Prajurit Kopaska dan Marinir TNI AL. Seluruh prajurit pilihan tersebut akan melaksanakan demontrasi terjun payung dan kemahiran sebagai prajurit pasukan khusus pada saat pelaksanaan Sail Raja Ampat.

Dalam paparannya, Danguspurlatim memberikan beberapa penekanan dan himbauan kepada para Dansatgas yang terlibat dalam acara Sail Raja Ampat agar dalam pelaksanaan acara tersebut tetap menjaga soliditas dan koordinasi yang baik antar Dansatgas maupun unsur. Sehingga acara tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar serta meminimalisir kerugian baik personel maupun material.

Hadir dalam acara tersebut Asintel Danguspurlaarmatim Kolonel Laut (P) Yeheskiel K, Asops Danguspurlaarmatim Kolonel Laut (P) Andi Abdul A, Aslog Danguspurlatim Kolonel Laut (P) Bambang W, Komandan Satuan Kapal Patroli Kolonel (P) Suhartono, Dansat Kopaska Kolonel Laut (P) Bramantyo, Kolonel Laut (P) Arsyad Abdulah serta seluruh perwira yang terlibat acara Sail Raja Ampat.




Sumber : Koarmatim

Panglima TNI : Hubungan Indonesia China Harus Terjalin Strategis

BEIJING-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengharapkan ‪‪hubungan dan kerja sama militer antara Indonesia dan China dapat terus ditingkatkan. Salah satunya dengan menggelar forum dialog antarpejabat militer Indonesia-China untuk mempererat hubungan baik yang sudah terjalin selama ini.
‪‪
Hal itu disampaikan Moeldoko saat pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata China Jenderal Fang Fenghui di Markas Besar Angkatan Bersenjata China, Beijing, Selasa (25/2).  ‪‪           
              
"Hubungan kedua negara semakin meningkat dengan kesepakatan pimpinan kedua negara untuk meningkatkan kemitraan strategis menjadi lebih komprehensif pada 2013," kata Moeldoko dalam keterangan persnya, Selasa (25/2).
              
Dijelaskan Panglima, China merupakan negara yang baik dan bersahabat bagi Indonesia. Ke depan, kata dia, hubungan kedua negara khususnya militer dapat ditingkatkan untuk menjaga stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran kawasan.
              
Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengatakan hubungan baik yang makin meningkat antara Indonesia dan China diharapkan semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama militer kedua negara.
‪‪          
Menurut dia, Indonesia dan China telah sepakat untuk menjadi mitra strategis pada 2005 yang ditindaklanjuti dengan penandatangan Rencana Aksi Kemitraan Strategis pada 2010 dan Komunike Bersama
‪‪          
Khusus di bidang pertahanan, kata mantan Wakil Gubernur Lemhannas ini, Indonesia dan China telah menyepakati Forum Konsultasi Pertahanan pada 2007 dan kerja sama industri pertahanan pada 2011. Kemudian, hubungan pertahanan dan militer kedua negara semakin meningkat.
‪‪          
Kerja sama itu antara lain saling kunjung pejabat tinggi militer, pertukaran perwira siswa di masing-masing angkatan, latihan bersama pasukan khusus antiteror dan lainnya.
‪‪         
Sebelum pertemuan itu, Panglima TNI juga mengadakan kunjungan ke Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing, serangkaian kunjungan lima harinya di China hingga Jumat (28/2).
‪‪          
Panglima TNI disambut jajar kehormatan didampingi Komandan Pusat Komando Pertahanan Udara Beijing Brigjen Zhang Peng untuk kemudian meninjau beberapa fasilitas di pusat komando pertahanan udara tersebut.
‪‪          
Panglima TNI juga direncanakan akan berkunjun ke Ministry of National Defence, People’s Republic of China dan diterima oleh Jenderal Chang Wanguan.  Dalam kunjungan kehormatan ini, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko didampingi oleh Duta Besar RI untuk RRC, Asops Panglima TNI, Kabais TNI, Kapuskersin TNI, dan Athan RI untuk China. Selanjutnya Panglima TNI dan rombongan menuju Markas Central Mulitary Commission dan disambut oleh Vice Chairman of Central Military Chommission Jenderal Fan Changlong.




Sumber : JPNN