Pages

Sabtu, Februari 15, 2014

PT. DI Targetkan Penjualan Naik 38 Persen

SINGAPORE-(IDB) : Perusahaan pelat merah PT Dirgantara Indonesia (Persero) menargetkan kenaikan penjualan sebesar 38 persen pada 2014 atau senilai Rp 4,8 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang membukukan realisasi sebesar Rp 3,5 triliun.

Direktur Niaga PTDI Dirgantara Indonesia, Budiman Saleh, mengatakan kenaikan penjualan itu seiring dengan rencana perseroan kembali menancapkan kukunya di pasar luar negeri yang sempat hilang ketika berenti beroperasi dulu kala. Adapun jenis pesawat yang ditawarkan adalah NC 212 dan CN 235.

"Tahun lalu kita seratus persen untuk alutsista dalam negeri, tahun ini akan mulai jajaki kembali Korea, Malaysia, dan Thailand," katanya di Bandung Jumat 14 Februari 2014. Selain kembali lagi menjajaki pasar yang dulu sempat hilang, Budiman mengatakan telah memasuki pasar baru yakni Filipina. "Karena ada potensi disana."

Dengan masuknya kembali PTDI ke pasar-pasar luar negeri ia berharap akan memberikan komposisi baru dari penjualan. Harapannya 60 persen penjualan dari domestik dan sisanya dari luar negeri.

Namun ia sayang ia enggan mendetailkan lebih jauh tender-tender apa saja yang sedang di ikuti di negara tersebut, dan nilai tendernya. Musababnya Budiman mengatakan bersifat rahasia,karena proses tender masih berlangsung.  "Yang baru deal di Filipina, sedangkan tiga negara lainnya masih berproses," katanya.

Di Filipina misalnya PTDI telah memperoleh notice of award atau surat penetapan pemenang pengadaan dua unit pesawat NC212i. Nilai kontraknya sebesar 820 juta peso Filipina atau sekitar Rp 225 miliar.

Per 2013 PTDI memperoleh laba bersih sebesar Rp 10,2 miliar. Tahun ini ditargetkan laba bersih tumbuh 500 persennya menjadi Rp 66,5 miliar. Kontrak baru 2014 ditargetkan sebesar Rp 5,3 triliun, dengan kontrak carry over tahun sebelumnya RP 7,3 triliun.




Sumber : Tempo

Jika TNI AU Ambil JAS Gripen 39-NG, SAAB Tawarkan ToT 100%

SINGAPORE-(IDB) : Produksi Pesawat Terbang asal Swedia, SAAB group menjanjikan memberi ToT (Transfer of Technology) 100% bila produk pertahanannya dibeli. ToT diberikan untuk kemandirian Indonesia kedepan. seperti yang diberitakan Kompas hari ini (15/02).

Perihal ToT diberikan setelah melihat industri lokal, sehingga dapat memutuskan transfer apa yang dibutuhkan. SAAB group menawarkan Pesawat JAS 39 Grifen NG untuk menggantikan Pesawat uzur F5 Tiger TNI AU.
 
TNI AU sendiri menjajaki beberapa pesawat pengganti Termasuk F18 Hornet, SU 35 dan beberapa lainnya.

Berdasarkan studi kelayakan, Kepala SAAB Indonesia, Peter Carlqvist, mengatakan bahwa industri lokal di Indonesia cukup matang.




Sumber : Kompas

Kunjungan Komandan Guspurla Koarmatim Ke Defence Expo 2014

NEW DELHI-(IDB) : Sebagai upaya mengikuti perkembangan kekuatan militer internasional maka Mabes TNI AL menugaskan Komandan Guspurla Koarmatim Laksma TNI Aan Kurnia, S.Sos melaksanakan kunjungan kerja ke luar negeri untuk menghadiri Defence Expo 2014 di Pragati Maidan, New Delhi, India pada tanggal 06 s/d 09 Pebruari 2014.

Turut bersama Komandan Guspurla Koarmatim adalah Komandan Pasmar-1 KormarBrigjen TNI Mar Siswoyo Hari S untuk menyaksikan secara langsung perkembangan teknologi industri Pertahanan/Militer Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat negara India khususnya peralatan Militer Angkatan LautIndia.
 


Disela - sela menyaksikan Defence Expo, Komandan Guspurla Koarmatim dan Komandan Pasmar-1 Kormar pada tanggal 7 Pebruari 2014 berkesempatan menghadiri undangan makan siang dari Rear Admiral R.B. Pandit, Asisten Kepala Staf Angkatan Laut bidang Hubungan Luar Negeri dan Intelijen India. Hadir dalam makan siang tersebut adalah delegasi beberapa negara yang diundang dalam Defence Expo 2014.

Selesai melaksanakan kunjungan Komandan Guspurla Koarmatim dan Komandan Pasmar-1 Kormar tanggal 09 Februari 2014meninggalkan New Delhi India menuju Indonesia setelah transit via Suvarnabhumi Airport,Bangkok.




Sumber : Koarmatim

Marinir Hanya Untuk Yang Bermental Baja

JAKARTA-(IDB) : Sejak dulu Korps Marinir TNI Angkatan Laut selalu jadi andalan. Mereka berada di garis depan, merebut pantai yang dikuasai musuh. Menusuk dari laut sebagai ujung tombak operasi amfibi.

Marinir juga bisa bergerak dalam satuan kecil. Menyusup jauh ke garis belakang musuh untuk melakukan sabotase. Sersan Usman dan Kopral Harun sebagian di antaranya. Saat masih bernama Korps Komando Operasi mereka tergabung dalam operasi Dwikora. Menyusup ke Singapura dan meledakkan pusat bisnis MacDonalds.

Prajurit tangguh dibentuk lewat latihan keras. Marinir jelas bukan untuk mereka yang lemah dan bermental tempe.

Dalam website Marinir TNI AL dijelaskan bagaimana sulitnya bergabung dengan Korps Baret Ungu ini. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Seseorang yang berminat dan bercita-cita menjadi Marinir harus melewati beberapa tahap pendidikan dan seleksi yang ketat dan cukup berat.

"Bagi yang bermental baja dan menganggap Marinir sebagai pilihan kata hati maka mereka akan maju terus menghadapi semua tahap pendidikan. Namun bagi mereka yang tidak siap, Korps Marinir akan mengembalikan mereka kembali ke masyarakat."

Berikut beratnya seleksi mereka disarikan merdeka.com dari informasi Dinas Penerangan Marinir.

1. Pelatihan Perwira Marinir


Mereka yang ingin menjadi Perwira Marinir dapat melalui akademi TNI AL dan khusus dari Sarjana lewat Komando Pendidikan TNI AL.

Khusus untuk Calon Perwira Marinir yang dididik lewat Akademi TNI AL, 25 persen dari yang terpilih menjadi Taruna Korps Marinir akan merasakan dunia Marinir tatkala mereka dilantik menjadi Kopral Taruna.

Pada tahap inilah para Taruna Korps Marinir mulai digembleng, ditempa dan dibentuk menjadi calon-calon Perwira Marinir yang handal dan profesional. Pada pangkat Sersan Taruna, mereka mulai dibekali mata kuliah kejuruan Marinir Tahap I.

Pada saat ini, mereka diwajibkan untuk mengikuti antara lain: pendidikan Komando di Puslatpur Baluran-Banyuwangi untuk mendapatkan Brevet Komando serta mengikuti pendidikan kwalifikasi menembak senapan dan pistol untuk memperoleh brevet senapan maupun menembak pistol.

Pada pangkat Sersan Mayor Taruna mereka dibekali mata kuliah Kejuruan Marinir Tahap II, dimana di antaranya mereka diwajibkan untuk mengikuti pendidikan Para Dasar (terjun payung) untuk mendapatkan Brevet Para Dasar.

Usai pelantikan menjadi Perwira Marinir dengan pangkat Letnan Dua Marinir, para lulusan Akademi TNI AL ini masih digembleng lagi sebagai Perwira Siswa (Pasis) guna mendalami ilmu-ilmu ke Mariniran selama setahun.

Usai lulus dari pendidikan Pasis, barulah mereka resmi dikirim ke satuan-satuan tempur yang ada di Korps Marinir dengan jabatan awal sebagai Komandan Peleton. Di sinilah awal pengabdian mereka sebagai Perwira Korps Marinir.

2. Pendidikan Bintara dan Tamtama



Untuk Calon Bintara dan Tamtama Korps Marinir, setelah melewati tahap Pendidikan Dasar Kemiliteran selama tiga bulan di Komando Pendidikan TNI AL Surabaya, sekitar 30 persen di antara para calon yang terpilih masuk ke kejuruan Korps Marinir segera dikirim ke Komando Pendidikan Korps Marinir di Gunung Sari Surabaya. Mereka mengikuti pendidikan tahap kejuruan Marinir.

Di Kodikmar inilah para calon Marinir akan dihadapkan pada model pendidikan khas Marinir yang terkenal keras dan tak kenal kompromi. Dan di sini pulalah mereka harus memilih antara dua pilihan, mundur atau maju menjadi Marinir.

Model pendidikan khas Marinir yang di hadapi para calon diawali dengan sebuah tahap yang dikenal dengan pekan orientasi. Pada tahap ini, mereka harus melewati beberapa problem yang semuanya difokuskan untuk menguji kesiapan mental, disiplin, ketahanan fisik maupun intelijensi mereka.

Di bawah tangan-tangan para pelatih yang bertemperamen khas Marinir mereka harus siap menahan ujian mental, fisik khas Komando Marinir. Mereka harus rela tidur di sembarang tempat, baik di pohon, di sungai maupun di rawa-rawa.

Mereka juga harus sering menutup mata bila rekan mereka yang kurang siap mental dan fisik digotong oleh petugas kesehatan yang akan menjadi pengantar mereka untuk kembali ke masyarakat.

Setelah pekan orientasi terlewati, para calon Marinir kemudian mengikuti tahap pembelajaran yang meliputi teori maupun praktik. Di sinilah mereka akan mempelajari dan mendalami doktrin-doktrin operasi amfibi dan operasi darat serta materi penunjang lain yang berkaitan dengan profesi mereka sebagai prajurit.

3. Pendidikan Komando


Tahap berikutnya yang merupakan tahap terberat adalah tahap pendidikan komando yang dilaksanakan sekitar dua bulan. Pada tahap yang harus diikuti pula oleh para Taruna Korps Marinir dari Akademi TNI AL ini, semua calon harus menerapkan semua materi yang diperolehnya dalam bentuk skenario latihan pertempuran yang lengkap, terjadwal dan terus-menerus.

Tahapan yang harus dilewati para calon Marinir ini terdiri dari: Tahap Komando, Tahap Laut, Tahap Hutan, Tahap Gerilya Lawan Gerilya dan Tahap Lintas Medan.

Semua siswa harus mampu melaksanakan jalan kaki sejauh 450 km dari Banyuwangi-Surabaya melewati berbagai bentuk medan seperti penggunungan, lembah, jurang, medan berbatu, berpasir dengan memotong empat gunung yaitu pegunungan Ijen, Argopuro, Tengger dan Bromo.

Setelah tahap ini terlewati, semua siswa harus mengikuti latihan pendaratan amfibi. Di sinilah masa awal mereka dikenalkan dengan penggelaran operasi amfibi yang sebenarnya.

Usai pendaratan merupakan tahap yang paling menegangkan dan juga menyenangkan bagi para calon Marinir. Di bawah terpaan gelombang pantai sebatas pinggang, bagi yang dinyatakan lulus akan mengikuti upacara sakral pembaretan. Di sinilah akhir pendidikan yang merupakan masa awal mereka menjadi prajurit Marinir sejati.

Setelah resmi masuk menjadi keluarga besar Korps Marinir, para Marinir muda ini kemudian dikirim ke satuan-satuan tempur yang ada untuk menambah dan memperkuat jajaran Korps Marinir.

Di Kesatuan yang baru ini, para Tamtama, Bintara Remaja Marinir yang baru lulus pendidikan, termasuk para Perwira Remaja Marinir tetap dibina dalam suatu sistem pembinaan yang terpadu, terprogram dan berlanjut sehingga mereka dapat menjadi prajurit yang profesional.




Sumber : Merdeka

TNI AU Datangkan 4 Radar Baru

JAKARTA-(IDB) : Indonesia mengalami kekurangan radar untuk pertahanan. Rencananya, sebanyak 4 unit radar baru khusus militer berjenis radar primer bakal didatangkan tahun ini. Hal ini tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2014.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto menuturkan, hingga kini Indonesia baru memiliki 20 radar yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Untuk radar kita sudah tergelar 20 radar dengan jenis Plesey, Thomson dan Master-T," kata pria berkumis itu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (14/02/2014).

Hadi menuturkan, TNI AU akan membeli radar-radar baru secara bertahap. Diharapkan, radar-radar itu dapat membantu menjaga perbatasan dan wilayah udara tanah air. 

"Saya perlu tambahkan radar tambahan renstra 2, Jayapura, Tambolaka, Singkawang, Ploso. Pada renstra 3, Morotai, Ambon, Kendari, Tanjung Pandan, Bengkulu dan Nliyep Malang," tuturnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai radar khusus militer di Indonesia masih kurang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Kemenhan bekerja sama dengan radar sipil atau radar sekunder.

"Kekurangannya kami hitung sekitar 32-34 unit radar di seluruh Indonesia," ucap Purnomo di Landasan Udara Ranai, Natuna, pada 30 Oktober 2013 silam.

Radar primer atau khusus militer digunakan untuk memantau dan mencatat segala jenis pesawat yang terbang yang menggunakan bahan baku logam. Sedangkan radar sekunder atau sipil digunakan pada penerbangan domestik dan tidak akan bisa memantau pesawat yang mematikan transmiternya.




Sumber : SCTV

Penyerahan Pesawat T-50i Tingkatkan Hubungan Indonesia Korea Selatan

JAKARTA-(IDB) : Penyerahahan enam belas pesawat tempur ringan T-50i “Golden Eagle” dari Korea Aerospace Industry (KAI) kepada Kementerian Pertahanan, Kamis (13/2), diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Korea.
 
Selain itu pemerintah Republik Korea memiliki komitmen terhadap pembangunan modernisasi alustsista TNI. Demikian diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat menerima courtesy call (cc) Administrator Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Lee, Young Geol beserta rombongan di Kemhan Jakarta, Kamis (13/2).


“Diharapkan momentum penyerahan pesawat T50-i ini dapat dijadikan kredit poin bagi pemerintahan yang akan datang,” ujar Wamenhan.


Terkait dengan produksi bersama alutsista TNI, Wamenhan mengharapkan baik pihak Indonesia maupun Korea dapat berkontribusi untuk  menyelesaikan masalah-masalah teknis yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kerja sama produksi alutsista TNI tersebut.


Lebih lanjut dikatakan Wamenhan sesuai arahan Presiden RI bahwa untuk proyek kapal selam yang diproduksi bersama Indonesia dan Korea telah menjadi program nasional. Untuk itu kedepannya Indonesia akan membuat peraturan presiden tentang program nasional kapal selam. Selain kapal selam, proyek KF-X/IF-X juga menjadi program nasional.


Senada dengan Wamenhan, ketua delegasi DAPA menyatakan bahwa pemerintah Korea berharap kerja sama di bidang pertahanan ini tidak hanya menjadi proyek akuisisi saja namun lebih kepada peningkatan hubungan kedua negara layaknya dua negara yang bersaudara.


Selain itu juga diharapkan momentum penyerahan 16 pesawat tempur T50-i yang  berlangsung di Taxy Way Echo, Lanud Halim PK Jakarta ini, dapat menjadi momentum yang baik untuk mendorong kerja sama lainnya.

Hadir mendampingi Wamenhan dalam cc ini yaitu mantan Kasal yang juga Ketua Tim Asisten KKIP Bidang Hubungan Lembaga Laksamana TNI (Purn) Sumardjono, mantan Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A., Mantan Ses Menneg BUMN  sekaligus Tim Asistensi KKIP Bidang Kebijakan Dr. M. Said Didu, Juru Bicara KKIP Silmi Karim dan Dirtekind Ditjen Pothan Kemhan Marsma TNI Darlis Pangaribuan, M.Sc.




Sumber : DMC

SBY : Tidak Perlu Khawatir Modernisasi TNI

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak perlu ada kekhawatiran atas langkah Indonesia memodernisasi alat utama sistem senjata karena hal itu semata-mata untuk menegakkan kedaulatan dan juga menjaga keutuhan wilayah.

"Beberapa pihak di luar negeri khawatir atas modernisasi dan peningkatan kekuatan militer Indonesia. Ini tidak perlu terjadi. Indonesia cinta damai, tetapi kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI tentulah harga mati. Perang adalah jalan terakhir jika tidak ada pilihan lain," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat dini hari.

Presiden dalam tweetnya mengatakan, seiring pertumbuhan ekonomi dalam sembilan tahun terakhir, memodernisasi alat utama sistem senjata TNI agar mampu melakukan Operasi Militer Gabungan.

"Hari ini (Kamis 13/5) kita menyaksikan 16 unit pesawat tempur T-50i sebagai 1 skadron TNI AU, melengkapi 24 unit pesawat F-16 dan 16 unit Super Tucano. Kita juga melengkapi skadron pesawat Sukhoi," kata Presiden.

TNI AU juga mendapatkan sembilan unit pesawat CN-235, sembilan unit pesawat C-130, sejumlah helikopter dan pesawat latih baru, serta pesawat terbang tanpa awak.

"Alat utama sistem senjata TNI ini sudah mulai berdatangan sejak tahun 2013 yang lalu. Insya Allah semua akan masuk ke formasi TNI pada tahun 2018," katanya.

Indonesia, kata Kepala Negara, sedang dan akan terus aktif bermitra serta bekerja sama dengan negara-negara sahabat, termasuk kerja sama pertahanan. 




Sumber : Antara

Marinir Kirim Prajurit Ke Daerah Bencana Gunung Kelud


SURABAYA-(IDB) : Panglima Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung Pramono didampingi Komandan Lantamal V Surabaya Laksma TNI Sumadi dan Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso memberangkatkan prajurit Korps Marinir TNI AL ke daerah bencana gunung Kelud di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (14/02/2014).


Prajurit Korps Marinir TNI AL yang berangkat ke daerah bencana sebanyak 268 prajurit dibawah pimpinan Letkol Marinir Irpan Nasution, dan akan menempati pos di lapangan desa Wates Kecamatan Wates Kediri.



 
Dalam amanatnya, Pangarmatim mengatakan bahwa keberangkatan prajurit TNI AL tersebut dalam rangka melaksanakan tugas mulia membantu masyarakat yang tertimpa musibah letusan gunung Kelud.


“Kecepatan dan kesigapan kita membuktikan bahwa prajurit TNI AL yang berada diwilayah Surabaya siap dan sigap untuk melaksanakan tugas yang datangnya mendadak,” tegasnya.


Kesiapan prajurit TNI AL tersebut juga telah dilaporkan kepada Kasal, oleh karenanya kepergian prajurit TNI AL ke daerah bencana dalam rangka untuk mendukung penanggulangan bencana.



 
Dikatakan lebih lanjut, prajurit TNI AL yang berangkat dengan menggunakan kendaraan yang berisi prajurit, peralatan kesehatan lapangan dan dapur lapangan serta lima kendaraan yang berisi logistik personel dan yang akan dibagikan kepada masyarakat.


Sebelum mengakhiri amanatnya, Pangarmatim memberikan beberapa penekanan yaitu tugas yang akan dilaksanakan merupakan tugas-tugas TNI sehingga Komandan yang tertua melaporkan kepada Komandan Teritorial yang disana untuk menerima tugas yag harus dikerjakan dan penempatannya, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan bekerja sama dengan aparat teritorial, 

Pemda dan masyarakat setempat, selain itu  tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak citra TNI AL, dan yang tidak kalah pentingnya selalu berdoa agar dalam melaksanakan tugas tersebut dapat berjalan dengan aman dan lancar hingga selesainya penugasan.





Sumber : Kormar

Kapal Perang China Lintasi Indonesia

Kapal Perang China yang Patroli di Asia Timur 2013 (photo: Zhong Kuirun/Getty Images)

JAKARTA-(IDB) : Angkatan Udara Australia (RAAF) memantau latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tanpa pengumuman terlebih dahulu oleh tiga kapal perang China di perairan internasional di utara Australia, 13/2/2014.


Latihan Angkatan Laut yang tidak biasanya ini, akhir minggu lalu, dianggap sebagai langkah sengaja oleh China untuk mengirim pesan jelas kepada kawasan.


Untuk pertama kalinya, Angkatan Laut China mengirim kapal-kapal perang berlayar melalui Selat Sunda. Kapal-kapal itu berlayar menyusur perairan selatan Jawa, dekat dengan Christmas Island, dan kemudian melewati Selat Lombok.


Langkah itu dianggap sebagai unjuk kekuatan militer yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh China, dan akan mempunyai dampak signifikan terhadap penentuan kebijakan keamanan dan strategis untuk Australia dan negara-negara kawasan, terutama Indonesia dan India.


Para analis berpendapat, dengan mengirim kapal-kapal perang melalui kawasan dengan cara seperti itu, Beijing ingin menunjukkan dengan jelas bahwa China kini menganggap Samudra Hindia sebagai prioritas strategis.


China mengisyaratkan bahwa mereka akan mengerahkan militernya untuk melindungi kepentingannya di kawasan, jika perlu.


Reaksi Australia
 
Australia bergegas mengirim sebuah pesawat pengintai AP-3C Orion dari RAAF Basis Edinburgh, dekat Adelaide, untuk memantau latihan militer China yang muncul tanpa pemberitahuan di dekat ke wilayah Australia.


Pengamat menilai langkah ini merupakan pengembangan strategi yang signifikan dari China dengan melakukan simulasi tempur antara Pulau Christmas dan Indonesia.


Royal Australian Air Force (RAAF) AP-3C Orion, of 92 Wing, jettisons flares during a trial of electronic warfare self-protection systems by the Aircraft Research and Development Unit (ARDU) based at RAAF Base Edinburgh, South Australia.

Tiga kapal Cina yang berlayar melintasi perairan di utara Australia terdiri dari dua kapal perusak dan kapal pendaratan mampu membawa ratusan marinir. Ini adalah pertama kalinya China telah melakukan simulasi militer dekat wilayah maritim Australia.


Tiga kapal perang datang melalui Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera, menyusuri sepanjang sisi selatan Jawa -dekat Pulau Christmas- sebelum berbalik ke utara melalui Selat Lombok berikutnya ke Bali.


Analis menekankan langkah China itu sah -terjadi di perairan internasional- dan tidak bersikap bermusuhan. Tapi manuver itu merupakan sinyal dari Beijing untuk menunjukkan kekuatan angkatan laut yang benar-benar global, yang secara fundamental ikut mengubah posisi strategis Australia.


Direktur program keamanan internasional Lowy Institute Australia, Rory Medcalf mengatakan, China telah mengirimkan pesan bahwa Samudra Hindia merupakan bagian dari kepentingan China, seperti halnya wilayah laut di Pasifik.


“Hal ini harus menjadi pemikiran Australia karena selama puluhan tahun, kebijakan pertahanan Australia didasarkan pada pandangan bahwa Indonesia adalah antara kita dan kekuatan besar dari Asia Timur. Pandangan Itu tidak lagi cukup, dengan adanya kasus ini”, ujar Rory Medcalf.


Latihan China ini, sinyal yang diarahkan bukan hanya kepada Australia, tetapi juga untuk negara di wilayah Asia Pasifik, termasuk pesan kepada Amerika Serikat dan India, bahwa mereka tidak bisa memblokade jalur laut yang penting melalui Selat Malaka, jika krisis/ konflik dengan China.


Profesor studi strategis di Universitas Nasional Australia, Hugh Putih mengatakan, latihan itu, demonstrasi yang sangat jelas tentang seberapa jauh dan cepat perubahan-perubahan telah terjadi.


Juru Bicara Kementeri Pertahanan Australia, David Johnston mengatakan, Australia tidak diberitahu sebelumnya tapi tida ada kewajiban bagi China untuk melakukannya.


Reaksi Indonesia.
 
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing.


“Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China,” kata Untung kepada VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.


alki-ri

Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. “Mereka melewati perairan Alur Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia,” kata dia.


Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu akan melalui ALKI 2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.


Untung menyatakan, tiga kapal perang China tersebut berlatih secara legal karena masih berada di perairan internasional. Selain itu, saat melewati perairan Indonesia, kapal-kapal itu menujukkan itikad damai tanpa bermusuhan.


Menurut Untung, AL dari negara manapun berhak untuk memproyeksikan kekuatannya di laut internasional. “Sepanjang mereka memiliki kekuatan AL tingkat dunia atau disebut Blue Water Navy,” kata dia.

AL yang masuk kategori ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Sementara itu, China sedang menuju tahapan Blue Water Navy. 




Sumber : JKGR