Pages

Jumat, Februari 14, 2014

Singapore Airshow 2014 : Airbus Helicopters Tingkatkan Kerjasama Dengan PTDI

 http://www.artileri.org/2014/02/singapore-airshow-2014-airbus-helikopters-kerjasama-ptdi.html


SINGAPURA-(IDB) : Airbus Helicopters menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam hal memperluas kolaborasi kedua perusahaan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul dari helikopter Airbus Helicopters yang digunakan Indonesia.


MoU ditandatangi oleh Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, dan Presiden Airbus Helicopters, Guillaume Faury, saat Singapore Airshow, 12 Februari 2014, yang berfokus pada kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan overhaul helikopter AS365 Dauphin, EC725 Cougar, dan AS350/AS 555 Fennec yang dioperasikan pemerintah Indonesia.


Budi menjelaskan bahwa kerjasama PTDI dengan Airbus Helicopters merupakan buah dari hubungan jangka panjang yang dibangun atas dasar kepercayaan. Dan dengan kerjasama strategis baru ini, masing-masing perusahaan akan mendukung satu sama lain untuk saling menguntungkan kedua belah pihak.


"Kami membuka bab lain dalam kerjasama yang sangat sukses dan penting bagi jejak global industri Airbus Helicopters," Faury menambahkan. "PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu mitra terpenting kami, dan saya berharap untuk mengejar aspek baru dari hubungan kami ini."


Kerjasama kedua perusahaan ini sudah terjalin sejak 1970-an dengan lisensi kepada PTDI untuk memproduksi helikopter N-B0105, yang mana sudah dibangun sekitar 120 unit. Kemudian kerjasama ditingkatkan dengan lisensi kepada PTDI untuk memproduksi helikopter N-SA330 Puma dan N-AS332 Super Puma. Tidak hanya itu, sejak tahun 2012 PTDI juga telah memasok bagian ekor, bagian atas dan bawah badan helikopter untuk helikopter EC725 dan varian sipil EC225 dengan total produksi saat ini sebanyak 125 shipset.

Tentang PT. DI


PTDI merupakan perusahan milik negara yang didirikan pada tahun 1976, berlokasi di Bandung. Produk utama PTDI adalah pesawat, komponen struktur pesawat, jasa dan rekayasa pesawat. PTDI telah memproduksi pesawat CN-235 varian militer untuk misi patroli maritim, surveillance dan penjagaan pantai dan varian untuk transportasi sipil. Selain pesawat sayap tetap, PTDI juga memproduksi helikopter N-AS332 Super Puma dan N-Bell412-AH.

PTDI telah mengirimkan lebih dari 400 pesawat untuk penggunaan sipil dan militer di dalam dan di luar negeri. PT DI juga memproduksi bagian-bagian pesawat, komponen, peralatan dan perlengkapan untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380, untuk helikopter MK2 dan EC725 Euro dan memproduksi pesawat CN235, C212-400 dan C295/CN295. PTDI juga menyediakan jasa pemeliharaan, perbaikan, modifikasi dan dukungan logistik untuk CN235, Bell412, BO-105, NC-212-100/200, N-AS332 Super Puma, B737-200/300/400/500, A320, A380, Fokker 100 dan Fokker 27. Selain itu PTDI juga menyediakan teknik dan analisis, dan simulator penerbangan.


Tentang Airbus Helicopters

Airbus Helicopters (sebelumnya Eurocopter), adalah salah satu divisi dari Airbus Group yang berkantor pusat di Prancis, pelopor kedirgantaraan dunia dan jasa yang berhubungan dengan pertahanan. Airbus Helicopters merupakan produsen helikopter No 1 di dunia dan mempekerjakan lebih dari 23.000 karyawan di seluruh dunia. Dengan pangsa pasar 46% disektor sipil, perusahaan ini telah menyuplai 12.000 helikopter yang digunakan oleh lebih dari 3.000 pengguna di sekitar 150 negara.

Kehadiran Airbus Helicopters di dunia internasional ditandai dengan hadirnya 21 anak perusahaannya di 21 negara, dan jaringan luas di seluruh dunia yang meliputi pusat servis, fasilitas pelatihan, distributor dan agen bersertifikat. Jumlah helikopter Airbus Helicopters yang digunakan sipil dan militer adalah yang terbanyak di dunia.




Sumber : Artileri

Akhir Desember Nanti, IAF Akan Uji Rudal BrahMos Dari Su-30 MKI

Sukhoi Su-30MKI

NEW DELHI-(IDB) : Angkatan Udara India (IAF) berencana untuk memulai uji tembak rudal jelajah supersonik "BrahMos" dari pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI nya pada akhir 2014.


Kepala BrahMos Aerospace, Sivathanu Pillai, dikutip oleh The Times of India, mengatakan bahwa versi rudal BrahMos yang diluncurkan dari udara berikut peluncurnya sudah siap, dan segera akan memasuki tahap uji tembak setelah uji simulasi.

Pillai mengatakan, "Pekerjaan (pengintegrasian rudal BrahMos ke Su-30MKI) sekarang berlangsung di fasilitas Hindustan Aeronautics di Nasik, guna meningkatkan kekuatan tempur Sukhoi dengan dilengkapi rudal berat."

"Setelah proses integrasi, kami berencana untuk mengujinya dengan menggunakan pesawat tempur (Su-30MKI) pada bulan Desember."

Sekitar 42 pesawat tempur Su-30MKI telah dimodifikasi oleh IAF agar mampu membawa dan menembakkan rudal BrahMos dari udara.

Seorang pejabat yang tidak sebutkan namanya, dikutip The Times of India mengatakan bahwa peluncur rudal BrahMos yang beratnya sekitar 300kg-350kg akan dipasang pada bagian perut pesawat.

"Akan memakan waktu tiga bulan (lagi) untuk menyempurnakan perangkat lunak dan komputer Sukhoi agar bisa menggunakan rudal BrahMos," kata pejabat tersebut.

Disebut-sebut, IAF telah menganggarkan dana sebesar USD 1,05 miliar untuk kontrak rudal BrahMos versi peluncuran dari udara, tapi Pillai menolak mengonfirmasi hal tersebut.



Rudal BrahMos
Dikembangkan oleh BrahMos Aerospace, perusahaan patungan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) dan NPO Mashinostroyenia Rusia, BrahMos adalah rudal jelajah supersonik siluman yang didesain untuk diluncurkan dari darat, kapal kombatan, kapal selam dan pesawat udara.

Propelan padat yang menjadi sumber tenaga BrahMos membuatnya mampu terbang pada kecepatan Mach 2,8 (3.430 km/jam) dan mampu memukul target di permukaan dengan terbang hanya serendah 10m di atas tanah (tipikal khas rudal jelajah), bahkan di daerah pegunungan dan perbukitan. Jangkauan rudal BrahMos sendiri diperkirakan mencapai 290 kilometer.


Menurut The Times of India, sekitar tiga resimen rudal BrahMos Block-II telah diinduksi oleh Angkatan Darat India, sementara Angkatan Laut India sejauh ini baru memasang rudal BrahMos pada enam kapal perang, termasuk pada kapal fregat siluman terbaru mereka.




Sumber : Artileri

DPR Dorong Pemerintah Percepat pembelian Kapal Selam Rusia

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI mulai melirik tawaran penjualan kapal selam kelas kilo dari pemerintah Rusia. Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan keinginan komisi untuk melirik tawaran kapal selam oleh pemerintah Rusia bertujuan untuk meningkatkan wilayah keamanan Indonesia terutama di wilayah laut. 

"Saya juga sudah bicara dengan kedutaan Rusia, bahwa Komisi I tertarik dengan tawaran kapal selam mereka untuk kelas kilo. Itu kapal selam kelas kilo. Dalam waktu dekat akan kita kirim beberapa anggota untuk meninjau," kata Mahfudz Siddiq kepada Gresnews.com di gedung parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/2).

Mahfudz menambahkan kapal selam yang berjenis kelas kilo itu rencananya juga akan diminta untuk ditambahkan rudal jenis sea to air. Atau rudal yang dapat ditembakkan dari laut langsung ke udara. Sehingga dengan demikian kapal selam itu dapat meningkat tugas pengawasannya dalam mengamankan perairan nasional. Kapal ini aslinya didesain punya kemampuan bertempur melawan kapal permukaan dan sesama kapal selam di perairan yang relatif dangkal. Rencananya DPR RI akan meninjau tiga kapal selam yang ditawarkan oleh pemerintah Rusia.

Kapal selam itu rencananya akan di tempatkan di beberapa titik sistem keamanan laut di Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Rencana pembelian kapal selam itu sebenarnya sudah digagas sejak lama. Namun mengingat maraknya kejahatan yang terjadi di wilayah laut belakangan ini membuat DPR RI untuk mempercepat pembelian alutsista bagi TNI Angkatan Laut. Selain kapal selam, pada bulan Juni mendatang armada laut TNI akan diperkuat dengan datangnya tiga kapal perang baru yang dibeli dari Inggris. Kapal itu rencananya juga akan digunakan untuk operasi-operasi laut TNI AL.

Sebagaimana diketahui, Indonesia baru-baru ini banyak menerima imigran gelap yang masuk melalui jalur laut. Peristiwa terbaru adalah masuknya imigran asal Timur Tengah pada 6 Februari 2014 lalu di Pantai Pangandaran Jawa Barat. Mereka masuk dengan menggunakan kapal kapsul warna oranye, yang difasilitasi oleh Australia. Terdamparnya para imigran gelap itu lantaran, pemerintah Australia menolak untuk menerima mereka.

Menyikapi hal ini, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq mengatakan masuknya para imigran itu ke Indonesia dilatar belakangi karena tidak tegasnya sikap pemerintah Indonesia. "Berlanjutnya tindakan-tindakan Australia ini khususnya kaitan dengan imigran ini, itu karena Australia melihat sikap pemerintah Indonesia ini lembek dan tidak tegas. Sehingga mereka terus merangsek ke Indonesia dengan berbagai cara," imbuhnya.

Mahfudz mengatakan bila pemerintah mampu tegas, maka seharusnya mampu bersikap tegas dengan pemerintah Australia. Dikatakan Mahfudz, Indonesia bukanlah negara yang tergabung dalam state party dimana Indonesia dapat memberi suaka pada imigran gelap. Menurut Mahfudz, pemerintah Australia seharusnya membicarakan masalah imigran gelap ini bila ingin menyelesaikan masalah.

Pembicaraan bukan hanya dengan negara-negara asal imigran, namun juga negara-negara yang menjadi transit termasuk Indonesia. Dikatakan Mahfudz bila Australia belum mengubah kebijakan luar negerinya, dengan tetap masih menerima para imigran gelap, namun seolah menolak menjadi tidak etis dalam hubungan kawasan. "Kalau Australia ingin menyelesaikan soal imigran dan tidak ingin bermasalah dengan Indonesia ya declare saja bahwa Australia menjadi negara tertutup bagi para pencari suaka dan imigran. Jadi clear!" pungkas Ketua Komisi I DPR RI.

Mahfudz menambahkan pemerintah Indonesia juga harus tegas terkait dengan masalah imigran gelap. Menurutnya, bila tidak dapat diselesaikan secara bilateral, Pemerintah sebaiknya membawa kasus ini ke forum PBB. Mahfudz Siddiq pun mengakui, Indonesia memang menjadi negara strategis yang mudah dimasuki oleh para imigran gelap lantaran wilayahnya yang merupakan kepulauan dan sangat luas, sehingga menjadi potensi baru untuk dimasuki para imigran gelap.




Sumber : GN

Brunei To Acquire CN235-220 Aircraft Ffor Maritime Operations

SINGAPORE-(IDB) : The Royal Brunei Air Force (RBAF) is set to acquire three CN235-220 aircraft from Indonesian aerospace company PT Dirgantara Indonesia (Persero) for maritime patrol and anti-submarine (ASW) operations.


Persero spokesperson Teguh Graito told IHS Jane's on 12 February at the Singapore Airshow that he had received strong indications from the RBAF that they had come to a decision. Acquisition details are expected to be finalised soon.


Colonel Shahril Anwar Bin Hj Ma'awiah, director of the Directorate of Force Capability Development at the Brunei Ministry of Defence (MINDEF), told IHS Jane's in December 2013 that one of the country's priorities was the acquisition of fixed-wing maritime patrol aircraft.




Source : Jane's

Komandan Kontingen Garuda TNI Patroli Udara Di Lebanon

LEBANON-(IDB) : Untuk memantau area operasi yang menjadi tanggung jawab satgas Kontingen Garuda pada misi perdamaian di Lebanon, Komandan Kontingen Garuda TNI Kolonel Inf Adipati Karnawijaya didampingi Komandan Satgas Indo FPC (Indonesia Force Protection Company) Mayor Inf Aulia Dwi Nasrullah, Komandan Satgas CIMIC (Civil Military Co-Operations) Mayor Arm Syamsul Bahri serta Komandan Satgas MCOU (Military Community Outreach) Mayor Arm Ezra, beberapa waktu lalu melaksanakan Patroli Udara di wilayah operasi UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) Lebanon Selatan.

Kegiatan Patroli Udara / Air Patrol Recce yang dilaksanakan Satgas yang tergabung dalam misi perdamaian Unifil ini, merupakan implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701, tahun 2006. Resolusi ini kemudian diimplementasikan oleh pasukan-pasukan di bawah bendera Unifil  dalam bentuk patroli, baik dengan berjalan kaki, berkendaraan darat maupun patroli udara serta penempatan Pos Pengamatan Statis (Static Observation Post), di area operasi masing-masing, termasuk yang dilaksanakan Kontingen Indonesia saat ini.

patroli-tengah
Sesaat sebelum Heli take off dari Ital Air Base Naqoura Extension Camp yang letaknya tidak terlampau jauh dengan Sudirman Camp (Mako Satgas Indo FPC), seluruh penumpang  menerima brief and basic safety tentang keselamatan selama penerbangan dan sekaligus menerima penjelasan tentang rute paroli yang akan di tempuh selama melaksanakan Air Patrol  Recce. Selanjutnya Heli Bell dengan nomor ekor 282 lepas landas dari runway, Naqoura Extension Camp.

Rute yang dijadikan sasaran patroli ialah memantau seluruh batas sektor AOR (Area Of Responsbility) UNIFIL, selanjutnya menuju ke titik hostpot yang selama ini sering kali terjadi ketegangan antara IDF (Israel Defence Force) dan LAF (Lebanese Armed Force) yaitu garis batas yang selama ini dikenal dengan istilah Blue Line In Panorama Point.

Pelaksanaan Patroli Udara ini berlangsung kurang lebih 2 jam, hingga akhirnya patroli selesai dan proses VTOL (Vertical Take – Off and Landing ) di LZ (Landing Zone) Ital Air Base – Naqura Extension Camp berjalan dengan aman.




Sumber : Poskota

Menhan : Kekuatan TNI AU Meningkat

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat serah terima mengatakan, kekuatan TNI Angkatan Udara berangsur-angsur terus meningkat seiring bertambahnya alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU pada 2014 ini.

"Pesawat ini akan meningkatkan peran TNI dalam mengemban tugas yang lebih besar dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa mendatang. Pada tahun ini, sejumlah pesawat tempur yang telah dipesan akan berdatangan dan makin memperkuat TNI AU" kata Purnomo.

Menhan menambahkan, tahun ini akan datang pesawat tempur F-16 setara Blok 52 buatan Amerika Serikat sebanyak 24 unit. Sampai awal semester II tahun 2014 akan hadir 16 pesawat tempur Super Tucano untuk melengkapi 1 skuadron dalam rangka mendukung operasi pengamanan dalam negeri.

Disamping itu, juga akan segera tiba UAV (pesawat terbang tanpa awak) untuk mengisi skadron UAV dalam rangka memperkuat operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Lanud Supadio Pontianak.

Menhan juga mengungkapkan, untuk pesawat angkut sedang, secara berurutan telah tiba di Indonesia sebagian besar dari 9 unit pesawat CN-295 yang merupakan hasil kerja sama produksi antara PT DI dengan Airbus Military dan rencananya akan menjadi 1 skuadron CN-295, dan 2 unit CN-235 serta 1 unit Casa-212 untuk angkut ringan.

Dalam rangka mendukung kegiatan airlif dan OMSP, telah dilakukan penambahan kekuatan sebanyak 9 unit pesawat angkut berat Hercules C-130H yang sudah mulai tiba secara bertahap.

TNI AU juga telah menerima dan mengoperasikan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan yang digunakan oleh Tim Aerobatik TNI AU, Jupiter sebanyak 1 skuadron.

Selain itu, peremajaan pesawat-pesawat latih TNI AU telah dilakukan dengan mengganti pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo yang sudah berusia sekitar 30 tahun dengan pesawat latih generasi baru yaitu Grob G-120 TP buatan Jerman sebanyak 18 unit yang direncananya akan menjadi 24 unit.

Menhan menambahkan, untuk "rotary wing", telah ditambah beberapa jenis Helikopter yaitu Helly Super Puma NAS-332 sebanyak 3 unit dan Helly Full Combat SAR EC-725 Caugar dari Euro Copter sebanyak 6 unit.

Sedangkan untuk pertahanan udara nasional, telah diperkuat dengan pengadaan PSU (Penangkis Serangan Udara) sebanyak 3 batere/6 firing unit buatan Rainmetall Air Defence Switserland untuk satuan-satuan di Korps Paskhas TNI AU 7 unit radar canggih yang telah dan akan dipasang di beberapa lokasi antara lain Merauke, Saumlaki, Timika dan Morotai.

KASAU :  Di Luar 100 KM, Pesawat Indonesia Masih Efektif Kejar Ancaman

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, untuk jarak hingga lebih dari 100 kilometer (km), pesawat-pesawat AU masih sanggup melakukan pengejaran terhadap sumber ancaman.
 
Sistem pertahahan AU Indonesia, kata dia, mendesain tiga sasaran dari titik pusat. Diharapkan, ancaman yang datang ke wilayah Indonesia bisa dijangkau atau dikejar dengan jarak yang makin jauh pada waktu-waktu yang akan datang.


"Apabila sasarannya di luar 100 kilometer, maka pesawat masih efektif mengejar," demikian disampaikan KASAU di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (13/2).


Hal tersebut disampaikan KASAU dalam rangka serah terima 16 unit pesawat tempur Indonesia yang baru T50i Golden Eagle yang diimpor dari Korea Selatan.


"Untuk pertahanan itu TNI AU sangat siap dengan pesawat tempur dengan rudalnya. Titik poin akan ada serangan udaranya masing-masing," kata Ida Bagus Putu Dunia lagi.




Sumber : BeritaSatu

DPR Ingatkan Deteksi Dini Intelijen

SEMARANG-(IDB) : Komisi I DPR RI ingatkan deteksi dini dan kewaspadaan intelijen, menyusul meningkatnya suhu politik luar negeri RI akibat campur tangan Singapura. Demikian pula terkait dengan sikap beberapa negara  tetangga, yang mulai tampak mengusik ketenangan Indonesia. 

 Anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo mengatakan, Komisi I DPR RI sudah menggelar rapat dengan Panglima TNI, dalam menyikapi permasalahan ini. “Intinya Komisi I bersama- sama TNI tegas menolak apapun bentuk intervensi asing terhadap kedaulatan negara RI,” jelasnya,saat mlakukan kunjungan kerja di Kodam IV/Diponegoro, Kamis (13/2). 

 Tapi hal ini juga menjadi hal yang harus dicermati. Singapura sudah mulai menunjukkan hal- hal yang kurang bersahabat. Demikian halnya dengan Papua Nugini maupun Australia. 

Makanya, Komisi I DPR RI mendesak kepada Panglima TNI dan Kementrian Pertahanan RI untuk melengkapi skuadron baru di Madiun yang akan diresmikan Presiden SBY  pada Jumat (14/2),dengan persenjataan serta peralatan radar yang mumpuni.

 Sehingga skuadron baru ini dapat mendukung berbagai langkah antisipasi maupun perlawanan akibat intervensi asing terhadap kedaulatan negara RI. “Pokoknya kita negara yang berdaulat, merdeka dan negara yang mempunyai sikap bahwa sejengkal tanahpun, merupakan harga diri bangsa yang harus kita pertahankan,” tegasnya. 

Dalam jangka panjang, masih jelas politisi PDIP ini, Komisi I DPR RI juga telah meminta agar matra darat, laut dan udara harus terus diperkuat. Demikian halnya dengan profesionalisme prajurit TNI serta kesejahteraan prajurit ke depan juga harus bisa menjadi lebih baik. “Dengan begitu, apapun yang menyangkut stabilitas serta keutuhan bangsa Indonesia, TNI harus terpanggil,” tambah Tjahjo.




Sumber : Republika

Singapore Airshow 2014 : IAI Unveils New Super Heron HF UAV

SINGAPORE-(IDB) : Israel Aerospace Industries (IAI) unveiled a new heavy-fuel variant of its Heron medium-altitude long-endurance (MALE) unmanned aerial vehicle (UAV) at the Singapore Airshow on 11 February.


Dubbed Super Heron HF (Heavy Fuel), the upgraded platform features a new 200 hp powerplant from Italian company Diesel Jet (part of the Fiat group). Speaking at the public unveiling, IAI President and CEO Joseph Weiss said the switch from standard aviation fuel over to diesel for the Super Heron was done following customer feedback.


"Customers wanted a less flammable fuel for increased safety," he said


As well as improving safety, the new diesel powerplant has afforded the Super Heron HF a number of performance enhancements, including an increased rate of climb (the service ceiling remains the same as the baseline Heron 1 at 30,000 ft), a top speed of 150 kt (compared to 125 kt), and increased maximum take-off weight of 1,450 kg (compared to 1,250 kg). Further to the new engine, the Super Heron HF features triple-redundant avionic systems, a more varied payload set, and winglets (a first for an IAI UAV). 

These winglets increase the aircraft's endurance beyond the 45 hours of the baseline Heron 1, although Weiss declined to quantify this particular improvement. "The Super Heron HF is faster, stronger, and smarter," said Weiss.


Having made its maiden flight in October 2013, the Super Heron HF has received "real" interest from both current Heron operators and others. "It is already practically operational," Weiss told reporters.


With the Heron 1 having already amassed 1.1 million flight hours (200,000 of which are operational), IAI will continue to market that aircraft alongside the new Super Heron HF. As Weiss explained: "Not every customer wants a heavy-fuel UAV, and some do not want to be the first customer on a new engine." In addition to the Heron 1 and Super Heron HF, IAI will also offer its larger Heron TP which is in the running to fulfil Germany's MALE UAV requirement (the type's other potential launch customer, France, has since opted for the General Atomics Aeronautical Systems Inc MQ-9 Reaper).


As to future developments for the Heron-family, Weiss said that the platform has now reached a level of maturity where further physical changes are no longer needed, and that the company will instead be focusing its efforts on developing new payloads and sensors to enhance its capabilities.




Source : Janes

KF/IF - X Diproyeksikan Gantikan F-16 Di Masa Depan

JAKARTA-(IDB) : Direktur Utama Korea Aerospace Industries Ha Sung Yong yakin pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment yang kini sedang dikembangkan bersama Indonesia dapat menggantikan pesawat F16 di masa datang.

Setelah proyek pengembangan bersama KFX/IFX dihentikan dan dilanjutkan pada Januari 2014, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap pada 2020 prototipe pesawat dapat ditampilkan dan akan mulai diproduksi pada tahun berikutnya.

Menurut Sung Yong, pesawat tempur K/IFX apabila dikembangkan dapat dijadikan sebagai pesawat pengganti F16 dan F4 pada 2025.

"Pengganti F16 pada 2025 akan sangat dibutuhkan, saya percaya dengan kerjasama yang kuat kami dapat memenuhi pengganti F16 di masa yang akan datang," jelasnya saat ditemui seusai acara serah terima pesawat tempur T-50i Golden Eagle di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (13/02/2014)

Selain itu Sung Yong juga yakin proyek pengembangan pesawat tempur bersama ini akan sukses karena lima alasan, yang pertama karena Korea dan Indonesia adalah sahabat yang istimewa. Kedua, karena secara geografis letak kedua negara sangat dekat.

Alasan ketiga adalah karena kondisi geografis yang memungkinkan untuk menjalin komunikasi yang efisien dan efektif dalam mengembangkan pesawat.

Alasan keempat karena budaya kedua negara memiliki banyak kesamaan yang memudahkan untuk saling mengerti.

Sementara alasan terakhir, Sung Yong mengatakan dari segi teknologi, Indonesia memiliki kesamaan dalam pengembangan pesawat dan helikopter. 




Sumber : Bisnis