Pages

Selasa, Februari 11, 2014

Indonesia May Replace F-5S With SU-35S

JAKARTA-(IDB) : Indonesia’s defense authority is leaning toward a plan to purchase 16 of the latest generation of Russian twin-engine Sukhoi Su-35 multirole fighters to replace its F-5 Tigers.

The decision to purchase the Russian fighters came after a meeting between Defense Minister Purnomo Yusgiantoro and Indonesian military top brass, including Military Commander Gen. Moeldoko and Air Force Chief of Staff Marshal Ida Bagus Putu Dunia in mid-January.

Speaking to reporters, Yusgiantoro said they also considered other options to replace the aging Tigers beyond the Su-35 purchase.

Moeldoko said the Air Force will hold further evaluations of other fighters prior to making a final decision. Other fighters under evaluation are the Saab JAS 39 Gripen, Lockheed Martin F-16 Block 60, Boeing’s F-15 Silent Eagle and F/A-18 Super Hornet, and the Dassault Rafale.

An Air Force adviser — a retired three-star Air Force marshal — hinted that the American fighters would likely be preferable for Indonesia.

The adviser, however, said the Tiger replacement would not be decided in the near future, despite claims that Indonesia is ready to equip its Air Force with a squadron of new fighters.

The Indonesian Air Force operates six F-5Es and two South Korean T-50 Golden Eagle advanced supersonic trainers.

The Air Force is also equipped with 10 F-16A/Bs and a squadron of Su-27/30s.

During the first phase of the Indonesian Defense Strategic Plan, the Air Force has begun receiving 16 T-50s, with final delivery expected by the end of this year.

Debate has been rife in Indonesian defense circles over whether to buy Russian, European or US fighters. A final decision will be made after the presidential and legislative elections scheduled for October.




Sumber : DN

TNI AD Akan Segera Diperkuat Helikopter Serbu AS 550 Fennec

JAKARTA-(IDB) : Sejumlah helikopter serbu ringan AS 550 Fennec akan memperkuat TNI Angkatan Darat (AD). Dari 12 unit yang dipesan TNI AD, beberapa helikopter yang diproduksi Eurocpter melalui PT Dirgantara Indonesia sudah bisa dioperasikan pada 2014 ini.

"Untuk 12 heli Fennec yang akan dibeli TNI AD, rencana tiba tahun 2014 dan 2015," sebut Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Namun Andika belum tahu berapa unit helikopter pesanan yang sudah jadi pada 2014 ini. Yang jelas, dari 12 unit yang dipesan itu, 8 unit akan ditempatkan di Squadron-12 Serbu Waytuba, Sumatera Selatan, 3 unit di Squadron-13 Serbu Tanjungredep, Kalimantan Timur, dan 1 unit di Pusdik Penerbangan TNI AD Semarang, Jawa Tengah.

Untuk mengoperasikan helikopter-helikopter serbu itu, saat ini TNI AD telah menyiapkan pilot beserta teknisinya. AS 550 Fennec berupa helikopter berbadan kecil dengan single engine ini merupakan bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai program Minimum Essensial Force (MEF).

"Kebutuhan SDM untuk operasional Heli Fennec disiapkan 23 penerbang dan 31 teknisi," tambah dia.

Sementara, untuk helikopter Apache yang dipesan dari Amerika Serikat akan tiba pada tahun 2017. Meski belum datang, TNI telah menyiapkan sejumlah personel.

"Kebutuhan SDM untuk operasional heli Apache direncanakan 24 penerbang dan 59 teknisi. Gelar heli Apache ini masih belum ditentukan," ujar Andika.

Helikopter AS 550 Fennec adalah helikopter militer ringan yang diproduksi Eurocopter grup, gabungan perusahaan Aerospatiale Prancis dan DaimlerChrysler Aerospace AG (DASA) Jerman.

Fennec dapat dilengkapi dengan senjata koaksial, roket, torpedo dan amunisi lainnya. AS 550 Fennec dapat menampung 6 orang, yakni 2 kru dan 4 penumpang. Helikopter yang menggunakan mesin Turbomeca Arril 2B ini mampu terbang selama 4 jam lebih dengan kecepatan maksimum 287 km/jam. 




Sumber : SCTV

Komisi I Gelar Rapat Tertutup Bersama Panglima TNI

JAKARTA-(IDB) : Dalam kurun waktu dua pekan, hubungan luar negeri Indonesia diusik oleh ulah tiga negara tetangga, Australia, Singapura dan Papua Nugini. Menanggapi kasus ini, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mencurigai ada skenario di balik ketiga kasus tersebut.

"Ini seperti ada benang merahnya. Ini saya sampaikan ke Panglima, apakah ada satu skenario untuk menekan Indonesia melalui sejumlah negara beberapa kasus ini," kata Mahfudz usai menggelar rapat tertutup Komisi I DPR dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).

Dia menjelaskan, belum selesai masalah imigran dengan Australia, kemudian datang Singapura yang menolak pemberian nama kapal perang TNI AL Usman Harun, lalu ditambah dengan ulah tentara PNG yang membakar perahu nelayan Indonesia. Dia pun yakin, semua kasus ini memiliki keterkaitan.

"Belum pernah ada sejarahnya militer PNG melakukan hal itu terhadap nelayan sipil kita," ujarnya.

Wasekjen PKS ini menambahkan, sangat mungkin ketiga kasus ini berhubungan dengan Pemilu 2014. Namun untuk kepentingan apa, dirinya belum mengetahuinya.

"Rangkaian kejadian ini semisal by design. Tapi saya lihat Australia ini kan sangat progresif dalam mengaplikasikan kebijakan Abbott (PM Australia) dan kelihatannya mereka tidak akan mundur. Apakah mereka tetap menekan Indonesia, kita belum tahu," pungkasnya.

Komisi I Curiga Singapura, PNG Dan Australia Sekongkol Tekan Indonesia

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq melihat banyak kejanggalan yang terjadi terkait perseteruan Indonesia dengan negara tetangga. Dimulai dari protes Singapura tentang penamaan kapal perang milik TNI AL Usman Harun, pembakaran kapal nelayan oleh tentara Papua Nugini (PNG) dan persoalan dengan Australia yang tak kunjung usai. Menurut dia, saat ini Indonesia sedang mendapat tekanan politik dari luar negeri.

Mahfudz yakin, gesekan dilakukan oleh negara tetangga tersebut disengaja. Dia menuding, Australia, PNG dan Singapura bekerja sama untuk menekan Indonesia.

"Kalau kita lihatkan Australia, Singapura, PNG sangat mungkin berkolaborasi untuk melakukan tekanan politik kepada Indonesia. Untuk kepentingan apa, kita tidak tahu," ujar Mahfudz di Gedung DPR, Jakarta, Senin, (10/2).

Wasekjen PKS ini mengatakan, dari 3 negara yang berkonflik dengan Indonesia, dia menduga, ada maksud dan kepentingan tertentu. "Saya lihat kok ada kejadian secara terpisah, waktunya tetap bersamaan dengan Singapura dan kasus militer PNG. Ini ada apa?," tanyanya.

"Rangkaian kejadian ini bisa jadi untuk diarahkan target kepentingan tertentu. Tapi saya melihat Australia ini kan sangat progresif dalam mengimplementasikan kebijakan Abbot (PM Australia). Dan kelihatannya mungkin mereka tidak akan cepat-cepat mundur dengan langkah-langkahnya. Dan mereka akan melakukan berbagai cara untuk menekan Indonesia," imbuhnya.

Selain itu, terkait dengan persoalan protes Singapura dengan penaman KRI Usman Harun, menurutnya, hal ini tidak akan ada persoalan. Sebab, Singapura tidak punya hak untuk mengatur dan mengubah nama KRI tersebut.

"Mereka tidak punya hak untuk itu. Kalau dipersoalkan, kita bertanya kepada Singapura, ada apa? TNI mengatakan kepada kami, tidak akan mengubah nama Usman Harun dan tidak ada yang bisa mengubah itu. Kita komisi I mendukung penuh sikap tegasnya," pungkasnya.




Sumber : Merdeka

DPRD Papua Kecam Tindakan Arogansi Tentara Papua Nugini

PAPUA-(IDB) : Sikap tentara Papua New Guinea terhadap nelayan Indonesia di perairan Torasi, Merauke dikecam DPRD Papua. Tindakan membakar perahu lalu merampas isinya sampai para nelayan harus berenang berkilo-kilo meter, dianggap arogan dan tidak manusiawi.

Itu dituturkan Ketua DPRD Papua, Deerd Tabuni, Senin, 10 Februari 2014. “Tindakan Tentara PNG merupakan kejahatan besar dan tidak manusiawi, bahkan masuk dalam kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya.

Ia juga menyebut, tentara PNG sebagai bandit bersenjata. Apalagi, mereka melakukannya terhadap nelayan Indonesia yang memiliki dokumen untuk memasuki PNG. Menurut Deerd, para nelayan sudah kerap berdagang ke daerah itu.

Kalaupun nelayan Indonesia memang salah, tetap tak layak diperlakukan demikian. “Kan bisa diproses sesuai hukum yang berlaku dengan cara manusiawi. Nanti pemerintah kita tinggal menggunakan jalur diplomatik,” imbuh politisi Partai Golkar itu.

Deerd pun meminta, otoritas Indonesia segera menyelidiki insiden itu. Mengingat, masih ada lima nelayan yang hilang terkait kejadian itu. Ia berharap, pihak berwenang bertindak cepat sembari melakukan pencarian terhadap mereka.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua I DPRD Papua, Yunus Wonda. Sejak lama, sudah ada hubungan tradisional antara masyarakat Indonesia di perbatasan dengan masyarakat PNG. Karenanya, Yunus berharap pemerintah segera melayangkan nota protes.

“Pemerintah harus bersikap tegas, memprotes aksi itu secara resmi ke Pemerintah PNG,” ujarnya.

Masih Mencari

 
Sementara itu, upaya pencarian terhadap lima nelayan yang hilang masih berlanjut hingga kini. Pasukan marinir yang bertugas di Pos Torasi Merauke masih mencari di sekitar perairan Perbatasan RI-PNG.

Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen (Mar) Buyung Lalana saat dihubungi via telepon seluler mengatakan, ada sekitar 50 personel yang diterjunkan mencari. Mereka juga melibatkan lima nelayan yang selamat.

TNI AL sengaja tidak berkoordinasi dengan Tentara PNG. “Kami tak melibatkan Tentara PNG, sebab mereka penyebab hilangnya lima nelayan itu. Mereka membakar perahunya dan menyuruh berenang,” kata Buyung.

Akibat kejadian itu, nelayan mengalami kerugian berupa uang sebesar 160 Kina atau setara Rp480 juta, rokok, dan bahan bakar.



Sumber : Vivanews

Timor Leste Ijinkan China Bangun Pangkalan Militer

JAKARTA-(IDB) : Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Timor Leste Xanana Gusmao menyatakan pihaknya terbuka bagi kehadiran armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China di wilayahnya.

”Saya ditanya hal yang sama saat berada di Australia. Kami terbuka dan sebagai negara kecil tentu menyambut baik pihak-pihak yang bersahabat,” kata Xanana di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (10/2).

Xanana sebelumnya ditanya soal kesiapan Timor Leste membuka pangkalan bagi armada China atau fasilitas logistik dan perbaikan kapal bagi armada China yang sedang membangun kekuatan lintas benua.

Xanana menjawab, Asia Pasifik adalah wilayah yang luas dan mampu menampung niat positif dari semua pihak yang berkepentingan. Namun, tidak dijelaskan di mana fasilitas bagi angkatan laut asing tersebut akan disiapkan di Timor Leste.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditanya mengenai izin bagi armada China melintasi perairan Indonesia menuju ke timur (Timor Leste) menjelaskan, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat dilintasi armada mana saja, termasuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Selama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan AL Australia (Royal Australian Navy) juga biasa melintas secara damai di perairan Indonesia. US Navy juga memiliki fasilitas perbekalan dan perbaikan di Singapura untuk elemen Armada Ketujuh yang beroperasi di kawasan Asia Pasifik.

Selain itu, US Navy juga memiliki fasilitas di Guam dan pangkalan Marinir di Darwin, Australia.

Seperti diberitakan sebelumnya, AL PLA sudah mengoperasikan kapal induk perdananya dan sedang membangun beberapa kapal induk lagi untuk mewujudkan armada lintas samudra (blue water navy). Pemerintah China juga diketahui membantu pembangunan infrastruktur kompleks Kementerian Pertahanan Timor Leste.

Sebaliknya, Timor Leste memiliki hubungan baik dengan negara-negara Lusofoni (pemakai bahasa Portugis), termasuk dengan Daerah Administrasi Khusus Makau yang kini sudah kembali menjadi wilayah China di sebelah barat Hongkong.

Terbuka Untuk Semua

Xanana mengingatkan media tentang pesan yang disampaikan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton saat berkunjung ke Dili tahun 2012 yang menyatakan, Asia Pasifik terbuka untuk semua pihak dan bisa mengembangkan potensi ekonomi, pariwisata, dan lain-lain, termasuk kerja sama militer.

Ditanya tentang kerja sama intelijen dengan Indonesia mengingat Timor Leste dan Indonesia mengalami hubungan kurang baik dengan Australia, Xanana mengingatkan agar media massa tidak mencampuradukkan persoalan yang dihadapi Timor Leste dengan hubungan Indonesia dan Australia.

Dalam kunjungan ke Jakarta, dicapai sejumlah kesepakatan bidang latihan dan pendidikan bagi personel militer Timor Leste hingga rencana pembelian persenjataan dari Indonesia untuk Kementerian Pertahanan Timor Leste.

Timor Leste berbagi perbatasan darat dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan perbatasan laut dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Maluku. 




Sumber : Kompas

Hubungan Militer Indonesia Malaysia Stabil

JAKARTA-(IDB) : Hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia saat ini memasuki masa yang tenang dan kondusif. Selain kerja sama antarpemerintah, kerja sama militer menjadi kunci penguatan hubungan kedua negara bertetangga.

Bentuk hubungan Indonesia dan Malaysia digambarkan secara gamblang oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim. Berbicara kepada Okezone di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Kamis, 26 Desember 2013, Datuk Zahrain turut melihat hubungan usaha bisa membuat hubungan kedua negara makin lebih erat.

Bagaimana bentuk hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia saat ini?

Saya lihat dengan pertemuan baru ini (Pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) cukup akrab. Dari pemimpin ke pemimpin, hubungannya saya boleh mengatakan bahwa mereka terus menjadi kawan.

Dalam ucapan Yang Terhormat (PM Najib) pun menekanan, "we will be friends forever". Bukan hanya sebagai presiden dan perdana menteri, tetapi hubungan yang intim dari kedua pemimpin. Dari segi kemlu (Indonesia dan Malaysia), mereka senantiasa berhubung melalui kedutaan.

Selain dari itu juga, ada pula hubungan militer ke militer. Begitu pun keadaannya, begitu akrabnya. Sebab banyak joint exercise dan beberapa rundingan melalui joint border comitee. Jadi itu telah berlaku. Hubungan itu cukup baik.

Melalui pertemuan-pertemuan itu, antar negara, pemerintah dan militer. Kita ingin melihat kerja sama baik dari business to business. Kita mau pelaku industri kedua negara duduk bersama dan membahas Salah satu objektif yang telah ditetapkan, di mana kami melihat target perdagangan untuk mencapai USD30 juta dalam masa 2015. Pemimpin sudah menentukan, yang bisa berperan mencapai target itu adalah pelaku industri tersebut.

Tugas saya ini adalah pelaku usaha di Indonesia untuk cari jalan untuk meraih kesepakatan dengan pelaku bisnis dari Malaysia.

Selain bidang tersebut, bidang lain yang bisa dimanfaatkan untuk hubungan yang lebih baik?


Hubungan lain yang harus dimantapkan juga adaalah people to people atau masyarakat dengan masyarakat. Dalam hal ini yang menjadi pemainnya mungkin adalah NGO (non-governmental organization) antara kedua negara. Mungkin kita akan mengatur pertemuan antara NGO-NGO, khususnya mengenai masyarakat Indonesia dan Malaysia. Mungkin dari masyarakatnya dan budayanya. Jadi kalau kita tidak kenal, maka tidak cinta.

Datuk sebelumnya menyebutkan kerja sama militer. Bentuk kerja sama militer ini seperti apa?


Kita bentuknya (kerja sama) dalam border atau perbatasan yang cukup luas. Antara Indonesia dan Malaysia kita ada land border (perbatasan darat) hampir 1.700 kilometer. Selain itu juga ada kerja sama pelatihan dan pertemuan antara panglima angkatan tentara Malaysia (PAT) dengan panglima TNI.

Apa bentuk kerja sama militer ini bisa dibilang mengimbangi dominasi China?


Saya tak mau spekulatif. Bagi saya yang penting untuk memantapkan hubungan kedua negara harus ada kerja sama militer yang baik. Jadi bila ada hubungan yang baik, kemungkinan besar kesalahpahaman tidak akan berlaku antara kedua negara.

Jadi tentang yang lain mengenai Laut China Selatan itu spekulatif. Saya tidak mau terlibat dalam perkara itu.

Bentuk kerja sama bordernya seperti apa?


Saya tak berkemampuan untuk terperinci untuk isu ini. Itu operasi-operasi militer, kadang-kadang tidak bisa disebarluaskan. Dari segi keseluruhan, kedua negara paham bahwa kerja sama militer banyak sekali. 




Sumber : Okezone

Indonesia Timor Leste Tindak Lanjuti Perjanjian Kerja Sama Pertahanan

JAKARTA-(IDB)Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) menindaklanjuti perjanjian kerja sama atau Joint Cooperation Agreement  pertahanan yang telah ditandatangani pada tahun 2011 lalu di Dili, Timor Leste. 

Tindak lanjut kerja sama tersebut diperkuat dengan bilateral meeting yang dilakukan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Kay Rala Xanana Gusmao, Senin (10/2), di Kemhan, Jakarta.
 
Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan RDTL tersebut meliputi pertemuan bilateral rutin serta konsultasi dalam isu-isu keamanan strategis. Kesepakatan kerja sama lainnya yaitu saling tukar informasi dalam hal pertahanan dan peningkatan kerja sama angkatan bersenjata kedua negara melalui latihan bersama angkatan bersenjata atau pertemuan personel dari tingkat rendah hingga tingkat yang lebih tinggi.

Menhan RI menekankan beberapa area kerja sama telah dilaksanakan dan dapat ditingkatkan dalam kerja sama pertahanan kedua negara. Kerja sama yang telah dilaksanakan antara lain saling kunjung pimpinan pertahanan, pendidikan dan pelatihan, kerjasama industri pertahanan.

Melalui kesepakatan tersebut kedua negara berharap kerja sama ini menjadi lebih dekat dan kuat termasuk diantaranya kerja sama dalam bidang bantuan logistik, industri pertahanan serta  bidang lainnya, yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Menhan mengapresiasi Xanana Gusmao yang bulan September tahun ini akan memasuki masa pensiun, yang sangat mendukung diadakannya Jakarta International Defence Dialogue (JIDD). PM sekaligus Menhankam RDTL ini setiap tahunnya menghadiri dan menjadi pembicara dalam JIDD yaitu dialog pertahanan tahunan yang diadakan oleh Kemhan RI.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama,  PM sekaligus Menhankam RDTL yang ramah ini menyatakan keinginannya untuk membangun kerja sama pertahanan yang lebih baik lagi. Selain itu sebagai negara tetangga diharapkan Timor Leste dan Indonesia dapat melihat kedepan tentang berbagai isu yang kerap melanda negara bertetangga.

“Untuk itu kerja sama ini diharapkan dapat lebih meningkat seperti halnya sektor-sektor kehidupan lainnya,” tegas Menhankam RDTL.   

Bicarakan Latihan Militer Gabungan

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro bertemu dengan Menteri Pertahanan serta Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Jakarta, Senin, membahas kemungkinan latihan militer bersama antara kedua negara.

"Indonesia dan Timor Leste akan melakukan pelatihan bersama untuk tentara. Kami juga akan melaksanakan kerja sama antara angkatan laut dan angkatan udara di masa depan," kata Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro menambahkan bahwa Indonesia dan Timor Leste akan bekerja sama dalam industri pertahanan.

Sementara itu Menteri Pertahanan serta Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan bahwa Indonesia dan Timor Leste adalah tetangga yang berbagi perbatasan darat dan masalah umum lainnya.

Oleh karena itu kerjasama pertahanan yang kuat adalah isu penting yang harus di fokuskan oleh kedua negara.

"Kami akan mengirim orang untuk belajar dari Indonesia," tutup Xanana. 




Sumber : DMC

Iran Sukses Ujicoba Dua Rudal Generasi Baru

TEHRAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan, Tehran berhasil menguji rudal balistik generasi baru dan rudal terpandulaser pada malam HUTke-35 kemenangan Revolusi Islam Iran.

"Generasi baru dari rudal balistik jarak jauh darat ke darat dengan hulu ledak fragmentasi dan rudal terpandu laser udara ke permukaan dan permukaan ke permukaan yang dijuluki Bina (yang bisa melihat) telah berhasil diuji tembak," kata Brigadir Jenderal Hossein Dehqan, Senin (10/2).


Ia menambahkan, rudal balistik baru yang dirancang dan dibuat dalam negeri itu dapat menghindari sistem pertahanan rudal musuh dan bisa menghancurkan beberapa target.

Dehqa nlebih lanjut menandaskan, rudal terpandu laser, Bina dapat ditembakkan dari darat atau dari pesawat.
 
"Rudal ini mampu menyerang target penting seperti jembatan, tank dan pusat komando musuh dengan tepat," tegasnya.

Menhan Iran mengatakan, prestasi berharga yang diraih di tengah sanksi dan tekanan musuh ini, sekali lagi membuktikan bahwa Revolusi Islam akan terus maju secara dinamis.


Selama beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat terobosan penting dalam sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan militer dan sistem-sistem penting. 




Sumber : Irib

Menhan : Tim Aerobatik Indonesia Tetap Tampil Di Singapura

JAKARTA-(IDB) : Tim aerobatik angkatan udara Indonesia, Jupiter Acrobatic Team, masih akan tampil di Singapore Air Show pada Selasa, 11 Februari, meskipun ketegangan mengenai penamaan kapal Angkatan Laut Indonesia KRI Usman Harun.

"Tim aerobatik Jupiter sudah di Singapura dan saat ini sedang menjalani pelatihan untuk Singapore Air Show," Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan di Jakarta Senin.

Namun, ia menegaskan bahwa delegasi pejabat Indonesia diantaranya Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima Angkatan Udara Marsekal Indonesia Ida Bagus Putu Dunia dan Kepala Angkatan Darat Indonesia Letnan Jenderal Budiman tidak akan menghadiri Singapore Air Show.


Purnomo juga menegaskan bahwa Singapura telah membatalkan undangan untuk 100 personil militer Indonesia untuk menghadiri Singapore Air Show.


"Kami tidak akan membuat masalah ini lebih rumit. Jika mereka ( Singapura ) membatalkan undangan, maka kita membatalkan kunjungan. Sesederhana itu," tambah Purnomo .


Menurut Purnomo penamaan kapal Angkatan Laut Indonesia KRI Usman Harun sudah final dan telah melalui prosedur dan merupakan hak Indonesia.


Purnomo juga menegaskan bahwa masalah ini tidak akan menggangu berbagai kerjasama Indonesia dan Singapura yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir.


"Sejauh ini Singapura hanya menyatakan keprihatinannya mengenai penamaan kapal angkatan laut Indonesia. Indonesia dan Singapura memiliki perspektif sendiri mengenai masalah ini . Tapi Indonesia memiliki alasan yang kuat mengapa kita memilih nama KRI Usman Harun," kata Purnomo.


Sebelumnya Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama Untung Suropati mengatakan penamaan kapal perang terbaru Indonesia Usman Harun telah melalui prosedur.


"Kami menggambarkan nama dari dua pahlawan nasional Indonesia," kata Untung.


Sebelumnya, pemerintah Singapura telah menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal angkatan laut Indonesia menyusul kedua marinir Indonesia tersebut turut ambil bagian dalam pemboman MacDonald House di Orchard Road pada 1965 selama era konfrontasi Indonesia - Malaysia.


Konfrontasi itu sendiri terjadi setelah Presiden pertama RI Soekarno menuduh pembentukan Malaysia sebagai negara (dimana Singapura masih bagian dari Malaysia pada saat itu) yang didukung oleh kolonial Inggris.


Dalam upaya untuk menyusup wilayah Malaysia, Indonesia mengirimkan dua anggota angkatan lautnya yaitu Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said untuk mengebom Macdonald House di Orchard Road, Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya


Kedua marinir tersebut tertangkap dan dieksekusi di Singapura yang kemudian dikirim ke Indonesia di mana mereka dianggap sebagai pahlawan nasional.


Insiden ini kemudian menyebabkan ketegangan antara Indonesia - Singapura selama beberapa tahun. Namun hubungan tersebut dipulihkan ketika Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew berkunjung ke Jakarta pada tahun 1973 dan menaburkan bunga di kuburan marinir. 




Sumber : Irib

Sutiyoso : Singapura Jangan Merasa Lebih Hebat

JAKARTA-(IDB) : Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menilai Singapura tidak perlu merasa lebih hebat dari Indonesia sehingga memprotes penamaan KRI Usman-Harun.

"Singapura jangan aneh-anehlah, jangan merasa dia lebih hebat dari kita. Kenapa dia ribut? Belanda yang lebih besar saja enggak ribut kita gunakan nama-nama musuh mereka dulu. Musuh mereka itu pahlawan kita," kata Sutiyoso di Jakarta, Senin.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, nama Soekarno, Mohammad Hatta, Sudirman atau Diponegoro yang merupakan musuh Belanda di zaman penjajahan saat ini digunakan sebagai nama jalan atau bandar udara.

"Belanda sendiri enggak marah, begitu harusnya kita pakai (nama itu)," ujarnya.

Pria yang kerap disapa Bang Yos itu juga menilai politik luar negeri harus kuat agar bisa meningkatkan kemanan. Sebagai negara besar, Indonesia tidak bisa terus menerus "diledek" negara tetangga.

"Politik luar negeri kita jangan lembek seperti sekarang. Singapura itu negara kecil, berani nantangin kita. Dia kaya karena orang kita sering kesana saja," katanya.

Mantan Wakil Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu juga menambahkan sangat mengapresiasi jasa Usman dan Harun karena telah mempertaruhkan nyawa dalam mengemban tugas negara.

"Saya sangat memberikan apresiasi kepada dua manusia katak marinir itu, mereka mempertaruhkan nyawanya untuk Republik, mengemban amanah negara. Kita patut hargai mereka, jangan mundur karena itu. Kalau perlu, (namanya) ditulis lebih besar lagi di atas kapal," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah Singapura menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal perang baru milik TNI Angkatan Laut dengan nama KRI Usman Harun.

Penamaan kapal itu diambil dari nama dua pahlawan nasional Indonesia yaitu Usman Haji Mohamad Ali dan Harun Said. Kedua pahlawan itu mengebom MacDonald House, Orchard Road, Singapura yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang.

Sementara itu Pemerintah Indonesia menyatakan penamaan KRI itu sudah sesuai tatanan, prosedur, dan penilaian yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, pemerintah menegaskan tidak boleh ada satu negara pun yang mengintervensi Indonesia untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. 

Wakasal : KRI Usman Harun Sudah Final


Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Hari Bowo mengatakan, penamaan Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman Harun yang segera memperkuat armada matra kerjanya sudah final, meski mendapat protes dari Singapura.

"Penamaan sudah final. Kami tidak ada masalah," ujarnya di Batam, usai menghadiri peresmian KN Kuda Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Sabtu.

Ia mengatakan, KRI Usman Harun akan digunakan untuk Armada RI Kawasan Timur (Armatim), namun bisa juga dioperasikan untuk pengamanan seluruh wilayah perairan Indonesia.

"Akan ditempatkan di armada wilayah Timur. Namun, bisa beroperasi di seluruh wilayah," katanya.

Bagi TNI AL, dikemukakannya, tidak ada masalah meski Singapura keberatan atas penamaan kapal tersebut.

Pemerintah Singapura beberapa waktu lalu menyatakan keprihatinannya atas penamaan KRI Usman Harun karena dikaitkan dengan konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia tahun 1962-1966.

Akibat konfrontasi tersebut, pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando atau KKO (kini Marinir) Indonesia, yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House, Orchard Road, Singapura, yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.

Gabungan dua nama Usman dan Harun inilah yang saat ini dipakai sebagai nama kapal Angkatan Laut yang baru.  




Sumber : Antara