Pages

Kamis, Januari 23, 2014

Indonesia Siagakan Kapal Perang Dan Sukhoi Dekat Perbatasan Australia

Indonesia memindahkan kapal perangnya mendekat ke perbatasan dan menyiagakan pesawat tempur untuk menggagalkan kemungkinan kapal Australia masuk ke perairan Indonesia dalam operasi menyetop para pencari suaka.

CANBERRA-(IDB) : Pekan lalu, Canberra mengakui bahwa kapal-kapal angkatan laut mereka telah melanggar teritorial Indonesia, ketika menggelar operasi menghalau kapal-kapal yang membawa para pencari suaka agar tidak memasuki Australia.


Sejumlah kapal perang Indonesia telah dikerahkan dan empat radar pertahanan udara telah diprogram untuk memonitor dari dekat perbatasan maritim, demikian diungkapkan harian The Jakarta Post yang mengutip juru bicara militer Indonesia.


“Jika kami mengetahui ada pelanggaran perbatasan, pangkalan udara kami di Makassar akan siap,“ kata juru bicara angkatan udara Komodor Udara Hadi Tjahjanto.


“Australia bisa dijangkau dari sana,“ kata dia.


Pangkalan udara Sultan Hasanuddin di Makassar, ibukota Sulawesi selatan, adalah pangkalan bagi 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia.


Standby



Juru bicara komandan angkatan laut Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan bahwa kapal-kapal perang yang dipindahkan ke arah perbatasan Australia termasuk diantaranya adalah fregat, kapal cepat bertorpedo, kapal cepat rudal dan korvet.


“Semua kapal-kapal ini sedang dipindahkan, berpatroli di perairan,“ kata dia kepada harian Indonesia tersebut.


Australia sebelumnya telah meminta maaf atas pelanggaran laut yang mereka lakukan dan berjanji akan memastikan itu tidak akan terjadi lagi.


Indonesia telah menarik pulang duta besarnya di Australia dan menunda sejumlah kerjasama dalam bidang militer dan kepolisian terkait laporan bahwa intelijen Australia mencoba menyadap percakapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, istri dan sejumlah menterinya pada 2009.


Canberra meminta bantuan Jakarta untuk menahan aliran para pencari suaka yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Asia Tengah yang mencoba memasuki Australia melalui perairan Indonesia dengan kapal-kapal nelayan Indonesia.




Sumber : DW

TNI AL Telah Pesan 3 Kapal Selam Dan 5 Fregat

SURABAYA-(IDB) : TNI Angkatan Laut telah memesan kapal perang yang saat ini tengah dibangun, diantaranya adalah tiga buah kapal selam, di mana dua kapal selam sedang dibangun di Korea Selatan dan satu kapal dibangun di PT PAL Surabaya. Selain itu dua kapal Perusak Kawal Rudal jenis Frigat 105 meter, serta tiga kapal fregat jenis Multi Roll Light Frigate (MRLF) dari Inggris.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio saat memberikan pengarahan kepada para peserta Apel Komandan Satuan (AKS) Tahun 2014, bertempat di gedung Graha Samudera Bumimoro (GSB), Kobangdikal, Surabaya, Kamis (23/1/2014). “Dua kapal MRLF akan tiba pada bulan April dan September tahun 2014, sehingga pertanggungjawaban TNI Angkatan Laut tentang pembangunan kekuatan yang telah diberikan negara, akan kita tunjukkan kepada rakyat dan bangsa kita, melalui Sailing Pass pada HUT TNI Oktober nanti,” tegas Kasal.

Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio juga menambahkan, selain kapal-kapal tersebut, TNI Angkatan Laut juga akan membangun dua kapal hidrografi dari Prancis, selain itu juga kapal jenis Tall Ship pengganti KRI Dewaruci dengan panjang 92 Meter yang nantinya akan mampu menampung sekitar 200 Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL), serta pembelian 11 helikopter antikapal selam. Sedangkan dari dalam negeri,  TNI Angkatan Laut juga telah memesan lagi 16 Kapal Cepat Roket (KCR) 60 Meter, dan 16 Kapal KCR 40 Meter yang dibangun dari berbagai galangan kapal dalam negeri, yakni di Batam dan Banten, kemudian memesan pula Kapal Angkatan Laut (KAL)-28 dan dua kapal perang jenis Landing Ship Tank (LST).

Pada kesempatan tersebut, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio menyampaikan pula bahwa, untuk menuju World Class Navy salah satunya dibutuhkan komponen kekuatan pertahanan yang besar, apalagi mengingat Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, maka pada tahun ini TNI AL sedang terfokus pada proses pengadaan  alutsista yang proses pembangunannya disesuaikan dengan Undang-Undang Industri Pertahanan Indonesia. “Ke depan, secara bertahap kita akan bangun alutsista di negeri kita sendiri, sehingga hal ini membangkitkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi industri pertahanan negara kita,” ujarnya.

AKS merupakan rangkaian dari kegiatan Rapim TNI AL Tahun 2014 dan Olah Yudha Renstra Tahun Anggaran 2015. Kegiatan ini diikuti oleh 650 peserta, yang terdiri dari: Para Pati Struktural TNI Angkatan Laut, Pati non-Struktural Angkatan Laut, para komandan strata jabatan Kolonel sampai dengan strata jabatan Mayor di seluruh Komando Utama (Kotama) TNI Angkatan Laut, para Kepala Unit Pelaksana Teknis Balakpus, para Asrena, Asintel, Asops, Aspers, Aslog Kotama dan Lantamal, para LO TNI Angkatan Laut yang berada di Kodam, Kostrad, dan Kohanudnas, Seklem Seskoal, Dirrena Kobangdikal, Dirrenbang AAL, serta perwira lainnya.

Dalam kegiatan AKS disampaikan beberapa permasalahan di lingkungan TNI Angkatan Laut sesuai bidang. Paparan disampaikan oleh beberapa asisten Kotama yang ditunjuk, di antaranya Asintel Pangarmabar, Asops Pangarmatim, Aspers Dankormar, Dirlog Kobangdikal, Direnbang AAL, serta paparan tentang evaluasi kecelakaan alutsista oleh Kolonel Laut (P) Antonius W.U.

Kegiatan AKS ini diselenggarakan setiap tahun dan bertujuan menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap kebijakan-kebijakan Pemimpin TNI Angkatan Laut, dalam pembinaan dan pembangunan kekuatan ke dalam pelaksanaan tugas yang diemban oleh Komandan Satuan di lapangan. Diharapkan melalui Rapat Pimpinan (Rapim) dan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI Angkatan Laut Tahun 2014, serta Olah Yudha Renstra Tahun Anggaran 2015, timbul kesamaan pemahaman seluruh perwira terhadap berbagai kebijakan pemimpin TNI Angkatan Laut, sehingga menjadi faktor pendorong bagi para pelaksana program dan kegiatan untuk lebih bersinergi dalam pembangunan TNI Angkatan Laut yang berkualitas, efektif dan efisien.



Sumber : TNI AL

PAL Akan Overhaul Kapal Selam U-209

SURABAYA-(IDB) : Setelah sekitar tujuh tahun silam menjalani overhaul di Korea Selatan, kapal selam kelas U-209 milik kekuatan laut Indonesia akan kembali menjalani overhaul yang kesekian kalinya. Pembedanya adalah nanti kapal selam itu akan kembali dioverhaul di galangan perkapalan BUMN di Ujung dan tak lagi dikirim ke galangan DSME. Pertanyaannya, mengapa kapal selam yang belum genap 10 tahun di-overhaul tersebut kini harus menempuh proses yang sama lagi?
Terdapat beberapa masalah teknis yang menyelimuti kapal selam pertama kelas U-209 kepunyaan Angkatan Laut Indonesia. Ada masalah akibat "pembedahan" di Korea Selatan yang mempengaruhi daya tahan lapisan lambung kapal selam terhadap air laut. Masalah itu jelas mengancam kelaikan operasional sistem senjata bawah air itu. 
Belum lagi masih adanya berbagai peralatan CMS lama pada kapal selam itu, karena saat di-overhaul oleh DSME peralatan itu tak termasuk dalam kontrak untuk dimodernisasi. Modernisasi CMS dan berbagai subsistem lainnya baru terdapat dalam kontrak ketika kapal selam kedua di-overhaul.
Apabila overhaul yang dilakukan oleh Korea Selatan di masa lalu dilaksanakan secara benar, sebenarnya tak perlu ada lagi overhaul dalam jangka waktu 15 tahun. Kini dengan rencana overhaul di PT PAL, tentu amat gampang untuk menebak siapa yang akan digandeng oleh galangan BUMN tersebut sebagai mitra. Apakah galangan pembuat kelas U-209 yang asli ataukah galangan pembuat kelas U-209 versi fotokopi?
Sumber : Damnt

Rapim TNI AL, Bahas Pembangunan Kekuatan

SURABAYA-(IDB) : Rapim TNI Angkatan Laut Tahun 2014, merupakan tindaklanjuti kebijakan dan arahan Panglima TNI di tahun 2014.

Kegiatan ini sekaligus sebagai media yang efektif untuk menerima masukan secara langsung dari para peserta Rapim TNI Angkatan Laut terkait dengan pelaksanaan program kegiatan di tahun 2013.


Dengan demikian bisa diambil langkah-langkah kebijakan yang komprehensif agar mencapai sasaran pembinaan tahun 2014 secara optimal.


Dalam acara yang dipimpin langsung oleh Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) ini dilaksanakan tiga agenda kegiatan strategis sekaligus yakni Rapat Pimpinan (Rapim) dan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI Angkatan Laut Tahun 2014, serta Olah Yudha Renstra Tahun Anggaran 2015. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 22 - 24 Januari 2014.

"Dalam rampim ini yang pertama tentang arah kebijakan dan proses pembangunan kekuatan TNI. Nantinya para Pangkotama TNI AL para pemimpin Kotama, akan menjabarkan kepada anggotanya hingga paling bawah," kata Laksamana TNI Marsetio KASAL kepada wartawan, Kamis (23/1/2014).


Dia menambahkan, terkait dengan pembahasan proses pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), TNI AL saat ini sedang melakukan pengadaan tiga buah kapal selam, dan satu diantaranya dibangun full di PT. PAL.

"Setelah kita mampu membeli, harus mampu membuatnya sendiri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi nasional. Selain itu juga sedang dibangun dua Perusak Kawal Rudal (PKR) Fregat, panjang 105 meter. Saat ini PT PAL juga mempunyai program untuk membeli tiga kapal multi role light frigate (mrlf) dari Inggris," kata Marsetio.

TNI AL saat ini juga memesan dua kapal hidrografi dari perancis, membeli 11 Helikopter anti Kapal selam dan PT. PAL juga membangun 16 kapal cepat roket. "Yang tidak kalah penting adalah pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci. Mengingat KRI tersebut dibuat pada tahun 50an, sehingga dilakukan peremajaan diganti dengan kapal tahun pembuatan 2011," ujarnya.

Laksamana TNI Marsetio berharap, TNI AL yang telah mencanangkan world class navy, dan semua negara mengganggap bahwa Indonesia adalah negara maritim besar, tentunya memiliki pertahanan yang kuat. 




Sumber : SS

KASAD : TNI AD Akan Diperkuat 8 Helikopter Tempu

BALIKPAPAN-(IDB) :  Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman mengatakan, TNI AD akan diperkuat dengan delapan helikopter tempur AH-64 Apache yang akan didatangkan secara bertahap mulai tahun 2015. "Secara bertahap helikopter tersebut akan kita datangkan mulai 2015 hingga 2017. Helikopter canggih buatan Boeing ini akan dioperasikan oleh para penerbang Angkatan Darat (Penerbad)," katanya di Samarinda, Kamis (23/1).

Ia mengatakan, TNI AD tengah menyiapkan sejumlah titik untuk menjadi pangkalan senjata berawak ini. Menurut KSAD, salah satunya adalah di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di kabupaten paling utara Provinsi Kaltim itu selain helikopter Apache, juga akan menjadi pangkalan heli tempur Agusta dan berbagai jenis pesawat lain.

"Indonesia membeli varian terbaru dari helikopter serbu tersebut, yaitu versi AH-64E. Sejak 2013, model ini oleh Amerika Serikat, negara pembuatnya, mulai dipakai untuk menggantikan AH-64D Longbow, yang di ASEAN dimiliki oleh Singapura.

Dia mengatakan, AH-64E memiliki mesin T700-GE-701D yang hemat bahan bakar dan lebih efisien sehingga dapat terbang lebih jauh, lebih lama, dan bisa membawa persenjataan lebih banyak. Rotornya terbuat dari bahan komposit yang lebih ringan namun lebih kuat yang membuat jenis heli ini terbang lebih cepat ketimbang seri D.

Jenderal Budiman mengatakan, harga delapan heli lengkap dengan persenjataan dan pelatihan pilot serta kru darat adalah 600 juta dolar AS. Selain Indonesia, katanya, Taiwan, India, dan Qatar juga sudah memesan AH-64E bersamaan dengan Korea Selatan dan Jepang. India bahkan bisa memaksa Boeing melakukan alih teknologi dengan membuat sebagian komponen untuk India di India.

Dia mengatakan, senjata utama Apache AH-64 adalah rudal AGM-114 Hellfire. Rudal ini dijuluki tank-killer atau penghancur tank, julukan yang didapatnya dari berbagai medan perang. Apache membawa 16 rudal Hellfire dibagi ke dalam 4 peluncur di sayapnya dengan jangkauan tembak hingga 12 km.

Senjata lapis kedua dari Apache adalah roket Hydra 70 mm yang dibawa dalam sepasang peluncur roket isi 19 roket. Untuk pertahanan udara, helikopter ini dilengkapi rudal AIM-9 Sidewinder dan AIM-92 Stinger. Heli ini juga bisa mengangkut rudal anti radiasi AGM-122 untuk menghancurkan instalasi radar musuh.

"Jadi kita tunggu saja," kata KSAD Jenderal Budiman.




Sumber : Republika

Wamenhan Arab Saudi Tinjau CN-295

JAKARTA-(IDB) : Disela-sela kunjungannya di Indonesia, Kamis (23/1) Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz AL Saud, meninjau Statis Display Pesawat CN-295 TNI Angkatan Udara di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
 
Dengan didampingi Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz AL Saud menyempatkan untuk melihat secara fisik dan masuk kedalam badan Pesawat CN-295 yang merupakan produk industri pertahanan dalam negeri. Selain Pesawat CN-295 Wamenhan Kerajaan Arab Saudi tersebut juga meninjau Helikopter Bell-412 TNI AD dan Helikopter Puma VIP  TNI AU.

Sementara itu Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa Wamenhan Kerajaan Arab Saudi ini terkesan dan tertarik melihat kapabilitas, endurance, dan kemampuan terbang dari Pesawat CN-295. 

“Terkait dengan pesawat CN-295, beliau (Wamenhan Kerajaan Arab Saudi) itu tertarik melihat pesawat dari sisi kapabilitasnya, endurancenya, serta kemampuan terbangnya. Meskipun secara spesifik ketertarikan beliau tidak dalam bentuk kontrak, akan tetapi bahwa akan ada tahap berikutnya, yaitu tahap observasi, kalo sekarang itu baru tahap introduction “ Ungkap Wamenhan.




Sumber : DMC

Wamenhan Arab Saudi Kagumi Aksi Khusus Kopassus


JAKARTA-(IDB) : Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo,S.E. menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi HIS Royal Highness Prince Salman Bin Sultan Bin Abdul Aziz Al Saud beserta delegasinya di Markas Komando Pasukan Khusus Cijantung Jakarta Timur ,Kamis (23/1/2014) 

Wamenhan Arab Saudi  di Kopassus disambut dengan jajar kehormatan, menyaksikan profil Kopassus . Acara dilanjutkan  di Mako Sat-81 Kopassus menyaksikan demontrasi Aksi prajurit Sat-81 Kopassus  antara lain peragaan serbuan gedung, serbuan bus , menembak reaksi dan transisi dari MP-5 ke pistol dan peragaan menembak saling berhadapan kemudian acara ditutup dengan pemberian cinderamata pisau Komando di Balai Komando .

Usai kunjungan Wamenhan Arab Saudi  mengatakan hubungan baik antar Indonesia dengan Arab Saudi sudah terjalin dengan baik. Selain itu Wamenhan berharap hubungan yang telah terjalin tersebut dapat lebih maju lagi.

Menurut Wakasad Letjen TNI Munir , Wamenhan Arab saudi sangat mengapresiasi kedisplinan dan profesional prajurit Kopasus dengan kemampuan perorangan maupun Tim.

Wamenhan Arab Saudi Ingin Kerjasama Pertahanan Indonesia-Arab Saudi Meningkat

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Kerajaan Arab Saudi Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz, dalam kunjungannya ke Indonesia menyatakan harapannya hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Arab Saudi khususnya kerjasama di bidang pertahanan yang sudah terjalin dengan baik selama ini terus meningkat. 

“Saya berharap dan sangat berharap hubungan Indonesia – Arab Saudi akan selalu maju, untuk kedua belah negara dan rakyatnya. Kami sangat dekat dan menghargai Indonesia, dan kami berharap Indonesia selalu maju”, ungkap Wamenhan Arab Saudi dalam kunjungannya di Mako Kopassus, Kamis (23/1) di Cijantung, Jakarta Timur.

Dalam kunjungan ke Mako Kopassus tersebut, Wamenhan Arab Saudi diterima Wakil Kepala Staff Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Munir dan Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo didampingi jajaran Kopassus.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari serangkaian kunjungan ke Indonesia dalam rangka memenuhi undangan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin berkunjung ke Kemhan RI.

Selama di Mako Kopassus, Wamehan Arab Saudi menyaksikan secara langsung kesigapan dan uji latihan pasukan Penanggulangan Teror (Gultor) dalam pembebasan sandera. Selain itu, juga melihat kemampuan kendaraan tempur panser Anoa dan berkesempatan mencoba senjata-senjata buatan industri pertahanan dalam negeri, PT. Pindad. 

Usai kunjungan ke Mako Kopassus, dalam sela-sela kunjungan singkatnya ke Indonesia, Wamenhan Arab Saudi juga berkesempatan meninjau Statis Display Pesawat TNI Angkatan Udara produksi dalam negeri PT. DI antara lain pesawat CN 235, CN 295 dan helikopter Bell 412 di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Sebelumnya, Wamenhan Arab Saudi juga telah bertemu dengan Menhan RI Purnomo Yusgiantoro dan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin serta menandatangani Defense Coorporation Agreement (DCA) atau Persetujuan Kerjasama Pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Arab Saudi di kantor Kemhan RI.

Kunjungan Wamenhan Arab Saudi ke Indonesia yang mewakili Kementerian Pertahanan Arab Saudi ini merupakan yang pertama sejak tahun 1950. Arab Saudi juga merupakan negara pertama di Timur Tengah yang menandatangani perjanjian kerjasama pertahanan dengan Indonesia.

Hal ini menjadikan kunjungan tersebut sebagai suatu tonggak sejarah bagi hubungan kedua negara dalam aspek pertahanan. Perjanjian kerjasama pertahanan yang telah ditandatangani kedua negara juga menjadi fondasi bagi implementasi kerjasama pertahanan, agar lebih erat, produktif dan konstruktif sebagai tindakan meningkatkan kapasitas bagi pertahanan Indonesia – Arab Saudi kearah yang lebih konkrit.



Sumber : Kopassus

Indonesia Arab Saudi Tandatangani Kerjasama Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz As-Saud, melakukan kunjungan kerja ke Indonesia dan bertemu dengan Wamen Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Mereka menandatangani kerjasama Defence Cooperation Agreement.

Keduanya kemudian mengadakan jumpa pers di gedung Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus, Kamis (23/1/2014). Sjafrie mengenakan setelan jas hitam sedang Wamen Arab Saudi mengenakan baju gamis berwarna putih dan penutup kepala shemagh.

"Sejak tahun 1950 baru saat ini kita menerima kunjungan Wamenhan Arab Saudi yang mewakili Kementerian Pertahanan Arab Saudi. Ada 2 hal penting dari pertemuan ini. Pertama, peningkatan kapasitas dan kemampuan dalam profesionalitas dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa pada prajurit muslim kita," kata Sjafrie.

"Kedua, untuk kerjasama industri seperti join assessment dalam kendaraan tempur. Beliau saat ini sedang melihat kendaraan tempur panser Anoa yang sudah digunakan oleh Kopassus," lanjutnya.

Pangeran Salman juga akan meninjau alutsista milik TNI seperti pesawat CN 235, CN 295 dan helikopter Bell 412. Pihak Arab Saudi juga menyetujui memberikan pelatihan bahasa Arab untuk persiapan kontingen PBB Indonesia yang akan berangkat ke Libanon di pusat bahasa di Shanti Dharma Sentul, Jawa Barat.

Kedua pejabat juga membahas mengenai terorisme yang kerap dikaitkan dengan agama Islam. "Akan ada kerjasama dengan kedua pasukan khusus RI dan Arab Saudi untuk menanggulangi terorisme. Yang perlu digarisbawahi dari kedua Wamenhan sudah sepakat bahwa terorisme tidak terkait dengan satu ideologi jadi tidak bisa dikaitkan dengan Islam," ucapnya.

Sebagai pertanda kerjasama dimulai, Sjafrie memberikan senjata SS 2 Pindad 1 yang biasa digunakan pasukan TNI kepada Pangeran Salman. Pangeran Salman kemudian berkunjung ke markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur




Sumber : Detik

TLDM Kekal Cemerlang

KD Kasturi korcet milik TLDM
TLDM Kekal Cemerlang

KUALA LUMPUR-(IDB) : Tahun 2013 menyaksikan Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) berjaya mengekalkan tahap pengoperasian aset yang tinggi dan telah melaksanakan semua misi yang diamanahkan.

Berikutan kenaikan peruntukan untuk Program Pertahanan Maritim sebanyak 4.83 peratus pada tahun itu, TLDM telah berjaya melaksanakan aktiviti-aktiviti penambahbaikan yang melibatkan pemodenan peralatan dan menaikkan taraf hidup warganya.

Dalam aspek operasi dan eksesais, TLDM telah melaksanakan sebanyak 323 operasi berkala pada tahun 2013. Selain operasi-operasi berkala tersebut, TLDM turut melaksanakan beberapa operasi khas bagi menangani situasi keselamatan maritim negara sepanjang tahun 2013.

Operasi-operasi tersebut adalah Ops Daulat, Ops Sekat dan Ops Terapung.

Pasukan itu juga terlibat dalam memberi perlindungan keselamatan kepada pekerja yang melaksanakan pembinaan dan pemasangan struktur tetap bagi penandaan titik pangkal sempadan negara dan pembinaan infrastruktur kekal yang terletak di permulaan timur Selat Singapura dan selatan Laut China Selatan.

Selain operasi-operasi ketenteraan, TLDM turut memberi bantuan kepada mangsa bencana alam melalui Ops Murni semasa banjir melanda pantai timur Semenanjung pada bulan Disember lalu.

Kesemua operasi ini telah dilaksanakan dengan cemerlang dan mencapai objektif operasi. Sepanjang tahun itu juga, TLDM telah terlibat dengan 20 siri latihan dan eksesais di dalam dan di luar negara.

Kesemua eksesais berkenaan dilaksana untuk mengekalkan kemahiran warga TLDM serta menguji keupayaan aset-aset ketumbukan berkenaan. Selain melatih warga TLDM, eksesais bersama negara-negara sahabat juga berperanan sebagai medium untuk mengekal dan mempereratkan hubungan diplomatik negara dengan negara-negara terbabit.

Sehubungan itu, adalah penting untuk eksesais-eksesais ini diteruskan pada masa hadapan.

KD Kasturi
 
Tahun 2013 turut menyaksikan beberapa perolehan aset baharu dan program pemodenan aset TLDM mula membuahkan hasil. Antaranya adalah pelancaran Kapal Latihan kedua TLDM iaitu ‘Teguh Samudera’, pengoperasian Simulator Kapal Selam Scorpene, penerimaan Misil SM39 Block 2 dan pengoperasian semula Kapal Diraja (KD) Kasturi selepas Program Pemanjangan Jangka Hayat selesai pada 20 November lepas.

Daripada segi pembangunan infrastruktur, sebanyak tiga projek pembangunan prasarana melibatkan Kompleks Bangunan Kolej TLDM (KDSI I), Projek Pembangunan KD Sri Sandakan Fasa Tiga dan Projek Peningkatan Jeti Operasi TLDM telah berjaya disiapkan pada tahun 2013.

Dalam bidang hidrografi, Pusat Hidrografi Negara (PHN) telah mendapat pelbagai pengiktirafan sebagai penguasa berkaitan hal-hal hidrografi negara. Ketua Pengarah Hidrografi telah dilantik untuk mempengerusikan pelbagai jawatankuasa khas di bawah Jawatankuasa Hidrografi Negara (JHN).

Selain itu, PHN turut cemerlang dalam aktiviti-aktiviti berkaitan pengukuran dan pencartaan.

Dalam aspek bantuan logistik, sebanyak empat buah kapal dan sebuah stesen luar pantai telah menjalani penambahbaikan dan pasang pulih sepanjang tahun lalu. Tujuh buah kapal dan sebuah stesen luar pantai yang sedang menjalani pasang pulih pula dijangka siap pada tahun ini.

Selain itu sebanyak 13 buah kapal dan sebuah stesen luar pantai dirancang bakal memulakan rutin pasang pulih mengikut jadual masing-masing pada tahun ini.

Bagi meningkatkan kesejahteraan warganya, TLDM sentiasa berusaha menambah baik kemudahan infrastruktur pangkalan dan Rumah Keluarga di semua pangkalan TLDM. Sepanjang tahun 2013, TLDM telah membelanjakan sebanyak RM33.7 juta bagi menyelenggara dan memperbaiki kemudahan infrastruktur dan prasarana di semua Pangkalan TLDM.

TLDM juga telah mengekalkan langkah perbelanjaan secara berhemah yang mula diperkenalkan sejak tahun 2010. Hasil daripada perbelanjaan secara berhemah ini, TLDM telah berjaya membuat penjimatan sebanyak RM4 juta dalam perolehan dan perbelanjaan yang dibuat sepanjang tahun 2013.

Hasil penjimatan ini telah digunakan untuk menampung kos pembaikan kapal-kapal TLDM dan pembiayaan kursus-kursus terutamanya di bawah program Foreign Military Sales (FMS).

TLDM sentiasa menitikberatkan dan memberi tumpuan kepada aspek pengurusan sumber manusia. Penstrukturan semula organisasi TLDM. Pemutihan Penstrukturan semula organisasi ini turut melibatkan proses pemutihan perjawatan di seluruh organisasi TLDM. Dengan pelaksanaan pemutihan perjawatan ini, TLDM dapat memastikan kemahiran dan kepakaran warga TLDM dapat dioptimumkan.

Dalam meningkatkan taraf jawatan anggota dan pegawainya, TLDM turut memperolehi beberapa peningkatan taraf perjawatan yang telah dimohon sejak 2011.

Bagi merealisasikan konsep ‘right man for the job’, pembangunan billet prerequisite (BPR) yang bermula awal tahun 2011 telah berjaya diselesaikan. Sebanyak 15,575 prasyarat jawatan telah dibangunkan berdasarkan keperluan jawatan semasa.

Hasil pembangunan BPR, sebanyak 269 kursus kemahiran dan kepakaran telah dikenal pasti sebagai kursus mandatori BPR.




Sumber : Utusan

Helikopter TNI AD Yang Hilang Ditemukan Dalam Kondisi Baik

TARAKAN-(IDB) : Tim SAR berhasil menemukan helikopter TNI AD yang sempat dikabarkan hilang di Tarakan. Baik unit helikopter berikut awak dan para prajurit penumpangnya dalam keadaan baik-baik saja.

"Penumpang dan cres dalam keadaan selamat," kata Kadispen TNI AD, Brigjen TNI Andika Perkasa, melalui telepon, Kamis (23/1/2014).


Heli Bell 412 dilaporkan melalukan pendaratan darurat di Desa Long Tulip, Karang Mentarang, Malinau. Pendaratan darurat dilakukan akibat cuaca buruk yang sempat pilot laporkan sesaat sebelum dinyatakan hilang kontak.


"Bila cuaca sudah memungkinkan hari ini, mereka akan terbang kembali ke Long Bawan," sambung Brigjen Andika.




Sumber : Metrotvnews

Danlanud Iswahyudi, Terbang Dengan F-5 Tiger Dan Hawk MK-53

MAGETAN-(IDB) : Dengan selalu me-refresh kembali kemampuan atau keahlian yang dimiliki maka keahlian tersebut tidak akan hilang begitu saja, seperti halnya Komandan Lanud  Iswahjudi Marsekal Pertama TNI YuyuSutisna, S.E., me-refresh kemampuan terbang dengan menggunakan pesawat tempurHawk MK-53, bersama Kapten Pnb Dwi Cahyadi dari Skadron Udara 15 LanudIswahjudi, Kamis (23/1).  

Seharisebelumnya Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., jugaterbang dengan menggunakan pesawat tempur F-5 Tiger, mendampingi penerbangtempur F-5 Tiger, Mayor Pnb Reza dari Skadron Udara 14, terbang di lokasi overthe field Lanud Iswahjudi, dengan ketinggian 15 ribu feet.

Diatasketinggian 10 ribu feet, dengan misi General Flight dan lokasi terbang northwest area, demikian callsign Danlanud Iswahjudi menjajal kemampuanpesawat tempur F-5 Tiger dan Hawk MK-53, sekaligus merefresh kembali kemampuanterbangnya. 
Sepertibiasa Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, S.E., sebelum melaksanakanterbang, melaksanakan cek kesehatan, briefing terbang serta mengadakanpengecekan kondisi pesawat tempur F-5 Tiger maupun Hawk MK-53.



Sumber : TNI AU


Transformasi TNI AL Menuju World Class

SURABAYA-(IDB) : Sekitar 800 lebih Perwira TNI AL wilayah Surabaya mulai pangkat Letda sampai dengan Kolonel dikumpulkan di PTA , Ujung, Surabaya, Senin (20/1), untuk mendapatkan pembekalan dari Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio.  
 
Acara yang dibuka oleh Kasal tersebut ditandai dengan gegap gempita yel-yel zero accident yang diserukan oleh seluruh peserta Focus Group Discussion. Acara ini dalam rangka untuk meminimalisasikan terjadinya kecelakaan pada Alutsista TNI AL selama kurun waktu 10 tahun, yang disebabkan  kelalaian personil (Human Error), adapun tema yang diambil yaitu, "Transformasi TNI AL Menuju Zero Accident".   


Menurut orang nomor satu di TNI AL bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengevaluasi seluruh kegiatan yang berkenaan dengan maraknya terjadi kecelakaan terhadap Alutsista milik TNI AL baik itu Kapal-Kapal Perang maupun Kendaraan Tempur milik Marinir. Dengan demikian perlunya kita mengambil langkah untuk menyamakan persepsi agar kedepan apa yang telah menjadi tujuan bersama dapat tercapai yaitu TNI AL menuju World Class. Dan ke depan Armatim harus menjadi motor dalam segala kegiatan. 


Hadir pada acara tersebut Pangkotama TNI AL, para Pejabat Teras Mabesal, Danlantamal V Laksma TNI Sumadi, S.Sos., Wadan Lantamal V Kolonel Marinir Bambang Sutrisno, para Asisten Pangarmatim, para Asisten Danlantamal V, para Asisten Pasmar 1, para Komandan Satuan Unsur KRI, para Kasatker Lantamal V dan seluruh Perwira mulai dari pangkat Letda sampai dengan pangkat Kolonel berjubel memenuhi ruangan PTA Koarmatim.




Sumber : TNI

Australia Remehkan Isu HAM

Australia telah merusak catatan hak asasi manusianya dengan terus menerus meremehkan perlindungan atas pengungsi, termasuk lewat kebijakan “kejam” mengirimkan para pencari suaka ke kamp terpencil. 



CANBERRA-(IDB) : Human Rights Watch, dalam laporan tahunan terakhir mengatakan pemerintah Australia selama ini lebih memprioritaskan politik domestik dibanding kewajiban hukum internasional terkait para pencari suaka, yang menghadapi “kebijakan baru Australia yang kejam” dengan memindahkan mereka ke negara ketiga.


“2013 benar-benar mewakili titik rendah terbaru dalam perlakuan atas para pengungsi dan pencari suaka di Australia,“ kata direktur HRW Australia Elaine Pearson saat meluncurkan laporan ini di Jakarta.


Komentarnya ini muncul menyusul diberlakukannya “Operasi Kedaulatan Perbatasan” di bawah pemerintah konservatif Australia, yang mencegat para pencari suaka di tengah lautan lepas dan mengusir mereka kembali ke Indonesia.


Pemerintahan partai buruh kiri-tengah yang berkuasa sebelumnya, yang kalah dalam pemilu September lalu, telah memulai program pengiriman para pencari suaka ke Papua Nugini dan Nauru untuk diproses, dengan mengetatkan aturan pada 2013 untuk menegaskan bahwa tak ada yang bisa tinggal di Australia, meski mereka dianggap sebagai pengungsi asli.


“Ada sesuatu yang sangat mengganggu dan tidak bermoral dari negara paling kaya di wilayah ini, yang menyodorkan beban mereka ke negara-negara yang lebih miskin dan kekurangan,” kata Pearson.


Pearson mengatakan bahwa Australia mempertaruhkan diri ”karena kini dibandingkan dengan negara lain yang juga punya banyak masalah dan catatan buruk dalam soal penjara lepas laut – dan tentu saja saya yang saya bicarakan ini adalah Amerika Serikat dengan Guantanamonya“.


Abaikan Kritik


Perdana Menteri Tony Abbott hari Selasa lalu membela kebijakan soal pencari suaka ini, dengan menganggap enteng ketegangan dengan Jakarta terkait pengakuan angkatan laut Australia yang berulangkali melanggar wilayah dan memasuki perairan Indonesia selama operasi pencegatan para pencari suaka di laut lepas.


Berbicara dari Swiss , Abbott menggambarkan hubungan dengan Indonesia, secara umum, bahwa Indonesia adalah Negara paling penting bagi Australia dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah ”kawan Australia yang sangat baik”.


“Dari itu semua, bagi kami, menghentikan kapal-kapal (pengungsi) adalah masalah kedaulatan dan Presiden Yudhoyono dari semua orang seharusnya bisa memahami, dan dia paham, tentang seberapa serius negara-negara menjaga kedaulatan mereka,” kata Abbott di Davos.


“Jadi kami akan terus melakukan apa yang kami sebut sebagai mengamankan perbatasan kami.”

HRW mengkritik kebijakan penahanan wajib yang diberlakukan Australia kepada mereka yang tiba di negara itu tanpa visa.


Badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi, UNHCR, berulangkali mengekspresikan keprihatian mereka terkait penahanan wajib dan tanpa batas bagi para pencari suaka di pusat-pusat penahanan lepas pantai, yang kondisinya keras dan tidak memuaskan di mana para individu hanya memperoleh bantuan sedikit untuk mendapat hak mereka,” kata laporan itu.


UNHCR tahun lalu merilis sebuah review keras mengenai fasilitas bagi para pencari suaka Australia yang ditempatkan di kepulauan Manus Papua Nugini dan Nauru, mengatakan bahwa kondisi di sana tidak memenuhi standar internasional.


Badan itu mengatakan kamp-kamp pengungsi, yang menampung ratusan pencari suaka, melakukan penahanan sewenang-wenang dengan melanggar hukum internasional dan gagal menyediakan sistem yang efisien untuk memastikan hak bagi para pengungsi serta keselamatan dan kondisi yang manusiawi.

Canberra menolak laporan itu dan menyebutnya “cukup berlebihan”.

Menkopolhukam Geram, Perairan RI Dilanggar Militer Australia

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, geram atas aksi kapal Angkatan Laut Australia, yang beberapa waktu lalu menerobos perairan Indonesia saat mengusir perahu yang ditumpangi para pencari suaka. Pelanggaran batas wilayah itu diakui sendiri oleh pemerintah Australia pekan lalu.

"Pemerintah Australia di bawah pimpinan Perdana Menteri Tonny Abbot juga harus paham dan mengerti apa arti kedaulatan RI, yang dilanggar begitu saja oleh AL Australia," kata Djoko di Jakarta, Rabu 22 Januari 2014.

Menurut Djoko, pengembalian pencari suaka yang sudah masuk wilayah negara manapun, termasuk Australia seharusnya diurus bersama Komisi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM). Kerjasama itu diatur dalam amanat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Indonesia akan terus meningkatkan patroli keamanan laut untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali," kata dia.

Sebelumnnya, Komandan Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, menyatakan pelanggaran tersebut terjadi secara tidak sengaja. Campbell menjamin Australia tak akan mengulangi kesalahan yang sama.



Sumber : DW