Pages

Jumat, Januari 10, 2014

110 Personel Baru Perkuat Kopassus

SUKOHARJO-(IDB) : 110 personel baru Grup 2 Kopassus TNI AD, Kandang Menjangan, Kartasura, Jawa Tengah, mengikuti rangkaian tradisi pengukuhan, di Puncak Gunung Lawu, Kabupaten, Karanganyar, Sabtu lalu (11/1).

Wakil Komandan Grup 2 Kopassus TNI AD, Letnan Kolonel Infantri M Hasan, di Sukoharjo, Kamis, mengatakan, sebanyak 110 personel itu terdiri dari 10 perwira dan 100 anggota berpangkat bintara dan tamtama.

"Hal ini sudah menjadi tradisi kami," kata Hasan. Ke-110 anggota baru Kopassus TNI AD itu sebelumnya telah menempuh pendidikan komando.

Menurut dia, Gunung Lawu dipilih paling tinggi karena terdekat dari pangkalan mereka. Ada tiga gunung yang jadi alternatif, yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu. 

Rangkaian tradisi pengukuhan ini masih berlangsung akan ritual pengukuhan itu sendiri digelar di Argo Dalem yang juga ada tugu Kopassus TNI AD-nya.

Menurut dia, anggota-angggota baru Kopassus TNI AD itu akan diberangkatkan ke puncak Lawu melalui Cemoro Kandang, sekitar pukul 06.00 WIB. Perjalanan ke puncak memerlukan waktu sekitar empat jam, setelah upacara pengukuhan, mereka turun dari Cemoro Sewu.
Sumber : Antara

TNI Akan Memiliki Rantis Buatan Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Sebagai bangsa yang besar Indonesia sudah mampu membangun alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang tidak kalah dengan bangsa lain. Salah satu karya anak bangsa yang dapat diandalkan adalah kendaraan taktis (Rantis) 4X4 yang akan digunakan oleh TNI.

Kalagiat Rantis 4x4 TNI, Kolonel Kavaleri Rihananto, menjelaskan, kendaraan tersebut merupakan kendaraan taktis (rantis) militer yang pertama lulus uji coba dari semua parameter teknis untuk kendaraan taktis yang telah ditetapkan oleh TNI. Dan kendaraan ini nantinya yang disiapkan untuk dijadikan kendaraan standart Operasional TNI.

"Kendaraan ini sudah diuji coba melebihi kendaraan lainnya, kemana saja seperti pulau Jawa, Madura. Kendaraan ini diuji habis-habisan. Dan kenyataanya performancenya tinggi," kata Rihananto, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (8/1/14).

Program pengembangan Rantis ini merupakan wujud kekuatan pokok TNI dan sesuai dengan arahan Presiden RI agar karya anak bangsa dapat dimanfaatkan.

"Mabes TNI telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka memenuhi kemandirian alutsista, dengan bekerjasama dan memberdayakan industri pertahanan nasional, guna mengurangi ketergantungan kebutuhan alutsista pada negara lain," terangnya.

Menurutnya, prototipe rantis ini semua komponen bodinya dirancang dan dibuat di dalam negeri.

Dalam kesempatan yang sama, koordinator mitra industri TNI, Riky Tampinongkol berharap ada dukungan terkait program pengembangan dan produksi Rantis TNI ini.

"Karena program yang dijalankan sudah menjadi sebuah gabungan dari tingkatan yang kecil (UKM) sampai yang besar (industri)," imbuhnya.

Program Rantis yang dicanangkan oleh TNI tersebut, dapat berdampak pada kemajuan karya anak bangsa lainnya. Hal tersebut juga sesuai dengan instruksi presiden.

Kedepan diharapkan, jenis prototipe ini akan memiliki konsorsium sendiri untuk bisa diproduksi massal. Selain itu juga direncanakan semua komponennya akan di produksi dalam negeri secara bertahap dan akan melibatkan berbagai komponen bangsa dari tingkat UKM, industri nasional, dan lembaga pendidikan.

"Kita berharap akan ada kebijakan pemerintah dan DPR khususnya Komisi I untuk memberikan dukungan anggaran terkait produksi Rantis tersebut sebagai program ke depan," ujarnya.

Menurut Riky, pihaknya sudah menyiapkan dua jenis prototipe. Ia juga mengaku menghabiskan biaya Rp5 miliar untuk pembuatan Rantis tersebut.

"Dan kendaraan ini sudah berhasil memenuhi spek TNI. Panglima TNI juga sudah memberi rekomendasi begitu juga dengan Menteri Pertahanan," pungkasnya.



Sumber : Okezone

Menhan : Meski Pergantian Pejabat, Restra II-III MEF Harus Tetap Berjalan

JAKARTA-(IDB) : Memasuki awal Rencana Strategis Tahap II dari program pembangunan kekuatan pertahanan (Bangkuathan) banyak pejabat yang telah berganti, termasuk Menteri Pertahanan. Meskidemikan kebijakan dan cita-cita dari Renstra II (2015-2019) dan Renstra III (2020-2024) harus terus berjalan untuk mencapai target tujuan yang telah diciptakan bersama-sama.

Demikian dikemukakan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro dalam pembekalannya kepada peserta Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Tahun 2014, Rabu (8/1) di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap. Rapim tahun 2014 berlangsung selama empat hari mulai tanggal 8, 9, 10 dan 13 Januari 2014, dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

Lebih lanjut Menhan mengatakan Tahun 2014 merupakan tahun kerjakeras bagi Kemhan dan TNI karena disamping kebijakan rutin yang setiap tahun selalu dilaksanakan, masih terdapat hal-hal khusus yang memang perlu dipersiapkan untuk masuk kedalam renstra ke II dari pembangunan kekuatan pertahanan.

Sehubungan dengan persiapan awal Renstra II yang meliputi alutsista, sumber daya manusia, sarana prasarana dan kelembagaan tersebut, Menhan menyebutkan terdapat beberapa produk strategis pertahanan yang perlu dipersiapkan. Diantaranya yaitu Strategic Defence Review yang telah dilakukan sejak Tahun 2012 lalu, konsep kebijakan penanganan konflik sosial, pedoman strahan nir militer, Grand Desigen Cyber Defence, postur pertahanan militer, pengintegrasian komponen Pertahanan negara, serta pemberdayaan wilayah pertahanan dan pengamanan objek vital nasional (revisi Perpres no.63 tahun 2004).

Pada kesempatan Rapim TNI itu Menhan juga menyampaikan arah kebijakan pertahanan negara tahun 2014 mencakup komitmen terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, merealisasikan target pembangunan sarana pertahanan, postur pertahanan militer dan mengarahkan pembinaan sumber daya nasional, mewujudkan pertahanan nir militer, serta memantapkan pembinaana kemampuan bela negara.

Sementara itu terkait sasaran dan rencana aksi kebijakan pertahanan negara Tahun 2014, Menhan menjelaskan salah satu diantaranya terselesaikannya produk-produk strategis pertahanan negara salah satunya RUU Keamanan Nasional dan Revisi Kepres No. 63 Tahun 2004 tentang pengamanan objek Vital Nasional. Hal ini penting untuk diselesaikan karena 250 ada objek vital nasional dan perlu dijabarkan lebih rinci lagi.

Selain itu juga adanya pencapaian target pembentukan Kelembagaan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) dan kelembagaan Cyber Army sebagai tim yang kokoh yang dipergunakan untuk menangkal serangan Cyber dari pihak atau negara lain. Pada tahun 2014 ini juga adanya penyelesaian dari pembangunan Indonesia Peace Security Center ( IPSC ) di sentul dan terbangunnya sarana di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, yakni 14 Pos Pengamanan Pertabatasan. Indonesia juga bercita-cita untuk menjadi masuk kedalam 10 besar dunia untuk Peace Keeping Operation yang diusahakan dengan penambahan personel hingga berjumlah 3500 prajurit.

Untuk bidang Industri Pertahanan peran Komite Kebijakan Industri Pertahanan KKIP dapat melanjutkan membantu pertumbuhan industri pertahanan yang saat ini masa pertumbuhannya dalam 5 tahun PT. Pindad (67%), PT. Dirgantara Indonesia (70%) dan PT. PAL (48%). Selain itu tetap terlaksanakanya Litbang dan Transfer of Technology serta Program Nasional, seperti meneruskan proyek pembangunan pesawat tempur KFX/IFX dengan pihak pemerintah Korea Selatan dengan program nasional. Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia bisa memiliki pesawat tempur diatas generasi 4.

Terakhir yang menjadi sasaran dari kebijakan pertahanan negara adalah tindak lanjut pelaksanaan MoU Kemhan dengan Kementerian Perumahan Rakyat dalam hal proyek pembangunan Rumah Susun dan Rumah Tapak bagi personel TNI dan PNS.

Rapim TNI tahun 2014 ini diikuti 229 pejabat Mabes TNI dan angkatan, termasuk Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI IB Putu Dunia

Rapim TNI merupakan sarana komunikasi, bertukar informasi antar para pimpinan agar dicapai satu kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja dan kinerja organisasi TNI. Rapim ini juga diarahkan untuk membangun kesatuan persepsi para pimpinan TNI. Sehingga pelaksanaan tugas TNI 2014 dapat berjalan sesuai arah kebijakan pimpinan dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Hasil evaluasi Rapim TNI 2103 yang menonjol adalah belum lengkapnya alutsista (alat utama sistem senjata) pengganti dari sebagian alutsista lama, dan penggelaran TNI yang masih bertumpu di Pulau Jawa, serta keterbatasan dukungan anggaran yang belum mencukupi dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum (MEF) TNI.

Tujuan Rapim TNI untuk mengavaluasi pelaksanaan tugas TNI dibidang pembinaan kekuatan, mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi baik dari aspek fungsi-fungsi maupun mekanisme antara unsure perencanaan dan unsur pelaksana operasi, menajamkan prosedur dan mekanisme hubungan kerja antara Mabes TNI dan angkatan atau Komando Utama (Kotama), menemukan simpul-simpul dan kendala serta solusi dalam pelaksanaan tugas TNI dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan Rapim TNI Tahun 2014 ini juga digelar static show alat peralatan pertahanan (Alpalhan) oleh 38 institusi yang memproduksi alutsista dalam negeri antara dari PTDI, PT PAL, PT Pindad, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, PT LEN, LAPAN, Dislitbang TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.



Sumber : DMC

Pertemuan Athan Peserta Latma Multilateral Komodo 2014

JAKARTA-(IDB) : Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar)  Laksamana Pertama (Laksma) TNI Dr. Amarulla Octavian ,S.T.,M.Sc., D.E.S.D selaku Direktur Latihan (Dirlat )  Latihan Bersama  Multilateral Komodo 2014 diwakili Kasguspurla Koarmabar Kolonel laut (P) Dadi Hartanto mengadakan pertemuan dengan  para atase pertahanan   peserta Latma Multilateral Komodo 2014, di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta, Rabu (8/1).

Kegiatan pertemuan yang dikemas dalam acara minum bersama  yang dihadiri  para perwira TNI AL yang terlibat dalam   Latihan Bersama  Multilateral Komodo 2014  dengan para atase pertahanan peserta latihan  dilaksanakan guna memberikan gambaran secara garis besar pelaksaaan Final Planning Conference (FPC) yang direncanakan dilaksanakan di Batam pada tanggal 16-17 Januari 2014.

Dalam kesempatan tersebut Komandan Gugus Tempur Laut diwakili   Kasguspurla Koarmabar  Kolonel Laut (P) Dadi Hartanto menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para atase pertahanan dalam  rangka meningkatkan koordinasi dan konfirmasi  kegiatan dan keterlibatannya secara tehnis di lapangan. pada saat di Laksanakan rangkaian kegiatan Latma Multilateral Komodo 2014 di Batam, Anambas dan Natuna pada akhir Maret sampai dengan Awal Bulan April 2014.


Pertemuan yang dihadiri para atase pertahanan Negara peserta latihan bersama Multilateral Komodo 2014 tersebut dilaksanakan  untuk memberikan informasi secara lengkap pelaksanaan  kegiatan FPC yang akan berlangsung tanggal 16-17 januari 2014 di Batam dan sekaligus penyampaian informasi pelaksanaan  kegiatan Festifal Maritime  yang akan berlangsung  pada akhir bulan Maret 2014 di Batam.


Lebih lanjut disampaikan bahwa FPC yang direncanakan dihadiri para delegasi negara peserta dilaksnakan   sebagai salah satu tahap kegiatan dalam meningkatkan kesiapan Latma Multilateral Komodo 2014 yang akan dilaksanakan di Kepulauan Batam, Natuna dan Anambas Kepulauan Riau.


Kegiatan tersebut dihadiri para pejabat Atase Pertahanan diantaranya dari  Singapura, Rusia, Thailand, Jepang ,Philipina,USA, China, Brunai ,Laos, Malaysia . Sedangkan TNI AL dihadiri Kepala Staf  Gugus Tempur Laut dan perwira Staf Guspurlabar, Komandan Satuan Koarmabar dan perwakilan para perwira dari Kotama TNI AL yang terlibat latihan.



Sumber : Koarmabar

Second Of Six Submarines Will Be Transferred In Late January

MOSCOW-(IDB) : Second of six diesel submarines of Project 636 type "Varshavyanka" (NATO - Kilo) will be transferred to Vietnam until the end of January, told RIA Novosti on Thursday, a source in the military-industrial complex (MIC) of Russia.

Prime Minister Nguyen Tan Dung in December 2009 announced the signing of a contract for the supply of six Russian submarines of Project 636 in the amount of about $ 2 billion. Performance of all contracts to be completed by 2016.

"Varshavianka" for Vietnam are based on the "Admiralty Shipyards" in St. Petersburg. Two submarines in 2012 were launched.

"In January in St. Petersburg will be signed by the technical act of Handover second submarine series. Next it will be shipped on the lighter and go by sea from the Baltic to the site based in Vietnam" - a spokesman said.

He recalled that in November 2013 on "Admiralty Shipyards" act was signed technical transmission of the first boat series. Late last year, she was taken to Cam Ranh (Vietnam), and in early January, has successfully made the first out of the base into the sea.

"Now continue its acceptance tests, and as soon as they are completed, will be signed by an official act of transfer boat," - said the representative of the CMO.

Project 636 boats belong to the third generation, have a total displacement of 3.1 million tons, 20 knots, dive depth of 300 meters, the crew of 52 people. Their armed with torpedoes caliber of 533 millimeters (six units), mines, missile impact "Club/Calibre". These submarines can detect a target at a distance of three to four times higher than that at which they can be detected by the enemy. During his stealth boat project 636 of NATO experts got the name "black hole".




Source : RIA

Kerjasama Tentera Darat, Udara Naik Taraf Nuri

KUALA LUMPUR-(IDB) : Program naik taraf kesemua helikopter Nuri yang dijangka dilaksanakan sebelum tempoh Rancangan Malaysia Kesepuluh (RMK-10) berakhir 2015 nanti akan dilakukan dengan kerjasama Tentera Darat (TDM) dan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).

Perkara itu diumumkan Menteri Pertahanan, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein melalui laman sosial Twitternya, bagi memastikan Nuri yang cukup berjasa kepada negara selamat serta memenuhi keperluan pertahanan semasa.

"TDM dan TUDM akan bekerjasama naik taraf helikopter Nuri," katanya sebagaimana dipetik melalui Twitternya hari ini iaitu dua minggu selepas sebuah pesawat Nuri mendarat cemas di Pulau Perak, dekat Kedah, 23 Disember lalu.

Nuri yang digunakan Tentera Udara sejak 40 tahun lalu perlu dinaik taraf bagi membolehkan aset tersebut kekal signifikan dengan doktrin pertahanan negara terutama selepas kemasukan helikopter moden jenis Eurocopter EC 725.

Pada Pameran Udara dan Maritim Antarabangsa Langkawi (LIMA) 2013 lalu, bekas Menteri Pertahanan, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan kesemua baki 30 pesawat Nuri yang masih beroperasi akan dinaik taraf.

Kata Ahmad Zahid, proses naik taraf itu akan dilakukan firma selenggara pertahanan tempatan melibatkan penggantian sistem paparan digital, kotak gear termaju dan bilah kipas utama yang dijangka menelan kos RM500 juta.

Bagaimanapun, Utusan Malaysia difahamkan, berikutan kekangan peruntukan, dipercayai hanya 15 buah Nuri paling 'muda' sahaja yang akan dinaik taraf dan kemungkinan program tersebut tidak akan melibatkan penukaran bilah kipas utama.




Sumber : Utusan