Pages

Minggu, Agustus 31, 2014

Berita Foto : Welcome To Your New Home... Leo...!!!

JAKARTA-(IDB) : Satu persatu, MBT Leopard 2 dan IFV Marder diturunkan dari kapal pengangkutnya. Bukan pekerjaan mudah memang menurunkan sebanyak total 26 unit MBT Leopard 2 dan 26 buah Marder. 

Secara cepat dan efisien, kru dari Jerman itu mampu menurunkan puluhan tank. 

Dan menyaksikan puluhan MBT berjejer memang tiada bandingnya. Apalagi, ARC sempat ikut joyride dari kapal pengangkut menuju lapangan. Whoaaa… its a best ride eveeerrrr…!!

Hingga berita ini diturunkan, belum semua MBT dan Marder selesai diturunkan. Dan rencannya, pemuatan ke kapal angkut menuju Surabaya baru akan dilakukan pada Minggu (31/08) pagi. 

Untuk itu mari kita nikmati dulu sebagian foto-foto jepretan ARC berikut ini. Tapi jangan lupa nantikan update selanjutnya.




Sumber : ARC

Taiwan Investasikan USD 2,5 Miliar Untuk Sistem Arhanud

TAIPEI-(IDB) : Taiwan berencana akan menghabiskan dana senilai USD 2,5 miliar dalam sembilan tahun ke depan untuk mendapatkan sistem anti rudal guna meningkatkan pertahanan udara terhadap China. Dengan dana tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan bermaksud membeli sistem rudal pertahanan udara Tien Kung 3 (Sky Bow 3) dalam rentang tahun 2015 hingga 2024.



Rudal Tien Kung 3
Rudal Tien Kung 3

Tien Kung 3 adalah sistem rudal pertahanan udara buatan dalam negeri Taiwan yang rencananya akan menggantikan sistem rudal Hawk yang sudah tua, kata Lin Yu-fang, anggota parlemen Taiwan dari komisi pertahanan dilansir laman Channel News Asia. Pengadaan ini akan menjadi pengadaan sistem anti rudal buatan dalam negeri terbesar dalam beberapa tahun terakhir, Lin menjelaskan pada Jumat.


Tien Kung 3 adalah sistem rudal versi ketiga dari sistem rudal Tien Kung yang dikembangkan oleh Chungshan Institute of Science and Technology (CSIST) Taiwan. CSIST merancang Tien Kung 3 yang mirip dengan sistem rudal Patriot Amerika Serikat ini sebagai senjata pertahanan udara untuk menghadapi rudal balistik, rudal jelajah dan pesawat tempur siluman. Dilaporkan, Tien Kung 3 memilki jangkauan sekitar 200 km.



Sejak mulai mengembangkan sistem anti rudal pada tahun 1996, CSIST dilaporkan hingga saat ini telah menghabiskan dana senilai USD 678 juta. Tien Kung 3 sendiri baru pertama kali ditampilkan di hadapan publik saat Parade Hari Nasional pada tahun 2007, dan telah diuji coba dalam latihan tempur skala besar pada tahun 2011.



Peluncur rudal Tien Kung 3
Peluncur rudal Tien Kung 3

Ketegangan antara Taipei dan Beijing berangsur mereda sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada tahun 2008 dan terpilih kembali pada tahun 2012. Meski ketegangan cenderung mereda, namun China tetap menganggap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah bagian wilayahnya, yang menunggu reunifikasi, jika perlu dengan kekuatan militer.
Analis militer Taiwan memperkirakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China saat ini telah menyebarkan lebih dari 1.600 rudal yang ditujukan kepada Taiwan. Namun ketika pejabat Taiwan dimintai konfirmasi oleh media, mereka tidak bersedia memberikan keterangan.



Persaingan Sistem Rudal Pertahanan Udara Dengan China
 

Tidak hanya Taiwan, dalam beberapa tahun kedepan China juga akan berinvestasi besar-besaran untuk sistem rudal pertahanan udara. Di satu sisi, telah banyak terlihat tanda bahwa China akan menjadi pembeli pertama sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia. Sebelumnya China telah mengoperasikan S-300 dan sistem rudal buatan dalam negeri HQ-9.
 

Dilaporkan, S-400 mampu terlibat dengan 36 target udara secara simultan dan memiliki jangkauan hingga 400 km. Selain itu S-400 dilaporkan mampu mencegat hampir semua ancaman udara pesawat taktis dan strategis, rudal balistik dan rudal jelajah, termasuk dan senjata hipersonik seperti jet tempur F-35 Amerika Serikat.
 

Yang paling merasa terancam jika China jadi membeli S-400 adalah Taiwan. Untuk saat ini, sistem pertahanan udara tercanggih China yaitu S-300 dan HQ-9 memang hanya mampu mencapai sebagian kecil barat laut Taiwan. Namun, apabila China sudah memiliki S-400, mereka mampu mengancam seluruh cakupan pertahanan udara Taiwan. Terlebih lagi jika dikombinasikan dengan jet-jet tempur, maka China akan lebih mendominasi.



Bagi Taiwan, untuk mengatasi ancaman China mereka mungkin akan menambah armada tempur udaranya dengan F-35, meningkatkan produksi rudal jelajah atau mencari rudal balistik. Bahkan, sebagian berspekulasi bahwa Taiwan akan mengerahkan pasukan khusus dekat ke daratan untuk mencoba menghancurkan S-400 di awal terjadinya konflik.
 

Sedangkan, Tien Kung 3 diharapkan akan memberikan kontribusi besar untuk pertahanan udara Taiwan dalam menghadapi rudal jelajah dan rudal balistik China. Khususnya, harus mampu menghadapi jet tempur siluman J-20 China. Seperti pernah dikatakan oleh Kao Hua-Chu, mantan Menteri Pertahanan Taiwan, bahwa Tien Kung 3 akan mampu berurusan dengan J-20 asalkan dilengkapi dengan radar yang lebih canggih.




Sumber : Artileri

2015 Markas Batalion Infanteri Hadir Di Natuna

KEPRI-(IDB) : Pada tahun 2015 nanti, satu batalion infanteri TNI AD akan hadir di Natuna. Penambahan dan penempatan kekuatan TNI tersebut adalah sebagai salah satu upaya dalam pengembangan gelar kesatuan di wilayah terdepan NKRI.

"Benar, pada tahun 2015 nanti akan ada batalion infantri di Natuna. Ini adalah salah satu upaya dalam pengembangan gelar kekuatan pasukan TNI di wilayah perbatasan," ungkap Danrem 033/Wira Pratama Kepri Brigjen TNI B Zuirman di sela kunjungan ke Natuna, Rabu.

Jenderal bintang satu itu mengatakan, nantinya markas batalion tersebut akan ditempatkan di daerah Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur dengan nama Batalion Infanteri 135.

"Mengapa Batalion Infanteri, sebab batalion ini adalah pasukan yang bisa di arahkan kemana saja dan siap tempur kalau terjadi apa-apa nantinya, juga taktis. Sedangkan alat perangnya adalah yang terdepan atau utama," kata Brigjen B Zuirman.

Perlu diketahui, tambah jenderal lagi, Kabupaten Natuna merupakan daerah NKRI yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, dan wilayah timurnya berbatasan dengan Malaysia Timur, Thailand dan Brunei, yang bila terjadi konflik sangat riskan dijadikan musuh sebagai pangkalan sebelum masuk ke wilayah Indonesia.

"Posisi Natuna ini sangat strategis dan banyak pulau-pulau kecil, yang dikelilingi oleh negara asing, bila terjadi konflik, sangat mungkin dijadikan pangkalan oleh musuh sebelum masuk ke wilayah RI, oleh sebab itu, perlu ada tambahan pasukan yang terpusat di wilayah ini," tambahnya.

Sementara ini kata dia, untuk lahan, Pemerintah Daerah Natuna sudah mempersiapkannya, dan menunggu sertifikatnya saja. Sedangkan dana untuk pembangunan markas tersebut, berasal dari pusat.

"Kita juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Natuna, yang sudah mempersiapkan lahan untuk TNI, semoga pada tahun 2015 nanti apa yang kita harapkan dan bisa terwujud, demi keutuhan dan keamanan NKRI di daerah perbatasan," pungkasnya.



Sumber : Antara

Pesan Kemerdekaan Prof. Yohanes Surya " Penjajah Pikiran "

Maaf  waktunya sudah lewat, tapi pesan yang disampaikan saya rasa tidak akan mati dan mudah-mudahan bisa menjadi motivasi untuk kita semua......

PYS-(IDB) : Pagi tadi di Universitas Surya diadakan upacara 17 Agtustus. Mungkin untuk suatu universitas agak aneh mengadakan acara peringatan ini apalagi dihari libur. Lebih aneh lagi kalau setiap senin pagi semua mahasiswa wajib menyanyikan lagu Indonesia raya sebelum kuliah. Selama saya kuliah S1 seingat saya tidak pernah kami mengadakan upacara 17 Agustus apalagi nyanyi Indonesia Raya (kecuali waktu ospek). Padahal saya pikir ini hal yang sangat penting.


Anyway, dalam acara itu saya share tentang merdeka dari penjajah pikiran.


Penjajah Pikiran selalu mengganggu kita dengan perkataan-perkataan spt: “aku bodoh” “aku tidak mampu..” “aku tidak akan bisa mengalahkan dia..” “kita sih tidak mungkin bersaing dengan Amerika…” “wah mengalahkan Korea… jauh deh… apalagi mengalahkan Jerman”


Merdeka dari penjajah pikiran ini memerlukan perubahan cara pikir (revolusi mental). Pikiran “aku tidak bisa.” harus diubah total menjadi “ya.. kita mampu!!! Kita bisa!!!”
 

“Tidak ada gunung yang tidak dapat didaki, tidak ada laut yang tidak dapat disebrangi, tidak ada mimpi yang tidak dapat dikejar… ”
 

Selalu berpikir positif dalam kondisi apapun juga.


Penjajah Pikiran berusaha mencegah kita bermimpi besar:
 

“Tdk usah mimpi ngalahin Jerman, ngalahin kamboja aja sdh bagus..”
 

“Tidak usah mimpi tinggi…kita ini orang kecil.. cukup segini saja”
 

“jangan kelewat ngoyo… ini sudah cukup… ”


Merdeka dari penjajah Pikiran memerlukan mimpi besar dan langkah tekun mengejar mimpi itu.

Tahun 1993 kami memimpikan Indonesia juara dunia olimpiade fisika… awalnya gelap tidak tahu harus mulai dari mana…Saingan dengan Amerika? Jerman? Rusia? China? Woow apa mungkin? Walau begitu kami melangkah … ketika melangkah itu terlihatlah titik terang.. jalan menuju kesana terbuka… selangkah demi selangkah kami jalani … banyak hambatan… banyak kesulitan… banyak tantangan… namun kami terus melangkah… tahun ke 7 dapat 1 emas, tahun ke 8 jatuh lagi …kemudian bangkit dan Indonesia jadi juara Asia 2003, jatuh lagi.. bangkit lagi.. dan akhirnya tahun ke-14 (2006) kita meraih the absolute winner.

Mimpi besar membebaskan kita dari penjajah pikiran….membawa kita terbang tinggi seperti burung Rajawali…


Selamat ulang tahun kemerdekaan RI ke 69 ! Semoga Indonesia Jaya cepat terwujud!! Merdeka...!!!





Indonesia Kazakhstan Jajaki Kerjasama Kontra Terrorisme

NUSA DUA-(IDB) : Indonesia dan Kazakhstan sedang menyiapkan kerangka kerja atau “jurus” untuk menumpas terorisme. Kedua pemerintah ini mulai mewaspadai potensi serangan teroris, setelah muncuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berulah di Irak utara dan Suriah.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natelegawa, mengatakan, salah satu negara yang sedang dijajaki oleh Indonesia untuk diajak kerjasama menumpas terorisme adalah Kazakhstan. Hal itu disampaikan Marty usai bertemu Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Erlan Idrissov, Sabtu (30/8/2014) di Bali.

“Sudah ada framework-nya, tinggal sekarang followup-nya. Sudah ada pertemuan kelompok kerja,” kata Marty menjelang penuntupan Global Forum UNAOC Keenam di Nusa Dua, Bali.

”Yang tadi kita bahas adalah betapa kerjasama ini semakin relevan, karena menghadapi situasi perkembangan di dunia, seperti ISIS. Indonesia dan Kazakhstan merasa perlu untuk meningkatkan upaya-upaya guna menangkal terorisme,” ujarnya.

Namun, menurut Marty, masih ada beberapa hambatan terkait kerjasama untuk menumpas terorisme tersebut. ”Hambatannya saya kira lebih pada persepsi. Ada anggapan bahwa Kazakhstan adalah negara yang jauh, negara yang belum jelas potensinya,” kata Marty mencontohkan. “Kita hanya perlu saling mengenal.”




Sumber : Sindo

Sabtu, Agustus 30, 2014

RX-320 Sukses Mengudara Dan RX-450 Terukur Karakteristiknya

GARUT-(IDB) : Lapan kembali melakukan pengujian dalam rangkaian pembangunan Roket Pengorbit satelit (RPS) secara mandiri. RPS ini ditargetkan meluncur pada 2039. Jumat (22/08), Lapan menguji terbang RX-320 dan RSX-100 serta menguji statik RX-450. Pengujian berlangsung di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. 


Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut proses pengembangan penelitian Lapan dalam penguasaan teknologi di peroketan. Pengujian ini menyusul pelaksanaan survei lokasi di berbagai wilayah di Indonesia untuk dijadikan Bandara Antariksa, salah satunya Pulau Morotai, Maluku Utara. Di pulau ini, Lapan telah berhasil menguji terbang roket beberapa waktu silam. Hal ini merupakan bagian dari misi dan visi utama Lapan dalam penelitian dan pengembangan di dunia keantariksaan untuk maksud-maksud damai. 


Kali ini, Lapan sukses melakukan uji terbang satu unit Roket Sonda RX-320 yang nantinya akan dijadikan roket pembawa muatan di dalam rangkaian RPS. Muatan dari roket tersebut rencananya akan dibangun dengan sinergi bersama Technische Universitat (TU) Berlin, Jerman. Kebutuhan ini untuk upaya transfer teknologi serta pengembangan sumber daya manusia Lapan dalam menguasai teknologi peroketan. 



Lapan juga melakukan uji terbang pertama kalinya untuk satu unit Roket Sonda RSX-100 yang merupakan roket sonda hasil sinergi Pusat Teknologi Roket dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Roket tersebut membawa misi muatan sensor yang diprogram untuk melakukan pengukuran terhadap variabel atmosfer, yaitu untuk observasi suhu, tekanan angin, dan kelembaban udara.



Satu hari sebelum peluncuran roket-roket tersebut, Lapan juga melakukan uji statik roket sonda dengan tipe RX-450. Roket ini nantinya berfungsi sebagai roket pendorong dalam rangkaian RPS. Pengujian kali ini terlaksana dengan sukses. Dari hasil pengujian ini, Lapan memperoleh data karakteristik dari motor roket tersebut.



Kesuksesan pengujian tersebut membawa harapan besar untuk mencapai visi Lapan. Harapan tersebut yaitu membangun dan meluncurkan sendiri satelit yang dibangun secara mandiri. Tentunya, untuk mencapai target ini, diperlukan kemampuan nasional dan sinergi dengan berbagai pihak.

Sumber : Lapan

Bila Diminta, Indonesia Siap Kirim Pasukan Ke Gaza

NUSA DUA-(IDB) : Indonesia sebagai negara yang selama ini terus mendorong terwujudnya perdamaian di Palestina menyatakan siap mengirimkan pasukan keamanan ke wilayah itu, bila ada permintaan.

Pernyataan tersebut diutarakan oleh Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib. Komentar Hasan itu disampaikannya disela-sela acara forum UNAOC di Bali.

“Kapan pun dibentuk Peace Keeping Operation Indonesia siap untuk membantu pasukan,” sebut Hasan di Bali, Sabtu (8/3/2014).

Namun, hal ini baru bisa terwujud bila ada permintaan dari DK PBB. Tidak hanya DK PBB, persetujuan untuk menerima pasukan penjaga perdamaian harus ada persetujuan dari pihak Palestina di Ramallah dan Israel.

Walau belum ada permintaan dari DK PBB, namun wacana mengenai hal ini sudah mulai berkembang. 



Sumber : DT

Lapan Tuan Rumah Pelatihan Internasional Sistem Satelit Navigasi Global

JAKARTA-(IDB) : Lapan dipilih oleh Asia Pacific Space Cooperation Organization (APSCO) atau organisasi kerja sama keantariksaan Asia Pasifik sebagai tuan rumah pelaksanaan International Training Course on Global Navigation Satellite System (GNSS) Technology and Its Applications. Kegiatan ini berlangsung pada 26 Agustus hingga 3 September 2014 di Hotel All Sedayu, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pelatihan ini diikuti oleh 45 peserta dari berbagai negara anggota APSCO yaitu Tiongkok, Bangladesh, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Thailand, Turki dan Indonesia.

Kepala Lapan, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, dalam sambutan pembukaan acara, Selasa (26/8) mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kontribusi aktif Indonesia dalam kegiatan APSCO. Selain itu, Thomas juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) anggota APSCO dari berbagai negara, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi satelit. 
“Kegiatan ini juga diharapkan menjadi wadah pertukaran ide dan keahlian antarpeserta yang berasal dari perwakilan negara-negara anggota APSCO termasuk Indonesia,” Thomas menambahkan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal APSCO Celal Unver dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada Indonesia, dalam hal ini Lapan, atas sambutan dan kesediaan menjadi tuan rumah kegiatan ini. Ia berharap, sebagai signatory state (negara penandatangan) berdirinya APSCO, Indonesia dapat menjadi full member state (negara anggota tetap) APSCO.
 

 
“Indonesia merupakan negara penting bagi APSCO. Sebagai negara terbesar keempat dari sisi populasinya, kami mengharapkan Indonesia bisa menjadi anggota tetap APSCO. Banyak keuntungan yang bisa dirasakan Indonesia jika sudah menjadi anggota tetap, diantaranya bisa mengajukan projek-projek strategis bagi Lapan (Indonesia) yang akan kami diskusikan dalam dewan APSCO agar bisa disetujui dan didukung oleh negara-negara anggota APSCO lainnya,” Celal menjelaskan.
 

 
Peserta kegiatan ini mendapatkan kuliah dan pelatihan dari ahli GNSS dari Beihang University, Beijing, China. Salah satu peserta yang berasal dari Bangladesh, Abdus Salam Khan mengaku antusias mengikuti kegiatan ini.

“Meskipun GNSS bukan latar belakang pendidikan saya, namun saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan ini dan memahami materi yang disampaikan,” ujar Abdus.




Sumber : Lapan

CoC Sebagai Peringatan Pemerintah Australia Selanjutnya!

NUSA DUA-(IDB) : Indonesia dan Australia sepakat mengakhiri kasus penyadapan dengan menandatangani Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku, pada Kamis (28/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa menyatakan CoC itu jadi peringatan bagi pemerintah Australia selanjutnya.

”Perjanjian ini akan menjadi semacam penggetar atau alarm kepada pemerintah Austrlia selanjutnya agar mereka tidak melakukan tindakan penyadapan semacam ini lagi. Kalau mereka melakukannya lagi, dan memang terbukti, maka mereka dengan jelas telah melakukan pelanggaran terhadap perjanjian itu,” kata Marty.

Setelah melewati proses yang sangat panjang, kedua pihak komitmen kuat untuk memperbaiki hubungan. "Kita mencapai kesepakatan ini untuk mencapai kesepahaman bersama, bahwa ini adalah komitmen kedua negara untuk tidak melakukan tindakan penyadapan lagi," ucapnya.

"Inilah (komitmen untuk tidak melakukan penyadapan lagi) yang menjadi inti dari perjanjian tersebut," tegas Marty.

Menurut Marty, CoC sendiri dilandasi oleh Lombok Treaty. Yakni, suatu perjanjian internasional antara Indonesia dan Australia, yang secara khusus mengatur hubungan antara kedua negara melalui 21 buah perjanjian dalam 10 bidang. Termasuk di dalamnya bidang intelijen dan militer.Australia Menang Perang Spionase? Ini Reaksi Marty Sehari usai penandatangan Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku untuk mengakhiri kasus penyadapan, media Australia mengklaim itu sebagai kemenangan Austraia atas perang spionase.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, merespons dingin pemberitaan media Australia tersebut. ”Kemenangan apa?" ucap Marty, Jumat (29/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

”Kalau ingin menang, ya udah menang aja terus. Kalau hal seperti ini dianggap kemenangan ya syukur Alhamdulillah, liat saja isinya (CoC),” lanjut Marty.

Menurut Marty, dalam kondisi seperti ini seharusnya jangan ada pihak mengklaim sebagai pemenang.”Kan sekarang sudah ada kesepakatan, yang melakukan penyadapan siapa selama ini," ucapnya.

”Kalau mereka anggap itu (CoC) sebagai kemenangan untuk mereka, silahkan saja bermimpi seperti itu,” katanya.

Media yang menulis berakhirnya kasus penyadapan sebagai kemenangan spionase Australia ditulis oleh Sydney Morning Herald, kemarin. ”Australia win the spy war with Indonesia," begitu judul pemberitaan media itu.

Dalam artikel tersebut ditulis bahwa kesepakatan yang ada antara Indonesia dan Australia, tidak akan menang melawan kesepakatan yang sudah dibuat antara intelijen Australia, Inggris, Selandia baru dan Kanada yang merupakan kelompok spionase "Five Eyes".

Reaksi Marty Atas Klaim Kemenangan Australia Atas perang Spionase

Sehari usai penandatangan Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku untuk mengakhiri kasus penyadapan, media Australia mengklaim itu sebagai kemenangan Austraia atas perang spionase.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, merespons dingin pemberitaan media Australia tersebut. ”Kemenangan apa?" ucap Marty, Jumat (29/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

”Kalau ingin menang, ya udah menang aja terus. Kalau hal seperti ini dianggap kemenangan ya syukur Alhamdulillah, liat saja isinya (CoC),” lanjut Marty.

Menurut Marty, dalam kondisi seperti ini seharusnya jangan ada pihak mengklaim sebagai pemenang.”Kan sekarang sudah ada kesepakatan, yang melakukan penyadapan siapa selama ini," ucapnya.

”Kalau mereka anggap itu (CoC) sebagai kemenangan untuk mereka, silaan saja bermimpi seperti itu,” katanya.

Media yang menulis berakhirnya kasus penyadapan sebagai kemenangan spionase Australia ditulis oleh Sydney Morning Herald, kemarin.”Australia win the spy war with Indonesia," begitu judul pemberitaan media itu.

Dalam artikel tersebut ditulis bahwa kesepakatan yang ada antara Indonesia dan Australia, tidak akan menang melawan kesepakatan yang sudah dibuat antara intelijen Australia, Inggris, Selandia baru dan Kanada yang merupakan kelompok spionase "Five Eyes".




Sumber : Sindo

Robot Tempur Siap Menggantikan Tentara...???

Pesawat tanpa awak dan robot semakin sering digunakan untuk menggantikan tentara dalam situasi berisiko tinggi. Periset dan politisi khawatir hidup dan mati di masa depan ditentukan oleh mesin otonom.

DW-(IDB) : Sebuah video Pentagon menunjukkan sebuah jet tempur bertolak dari kapal induk Amerika Serikat. Sekilas, manuver ini tidak tampak spektakuler. Namun setelah mencermati lebih jauh, terkuak detail yang tidak terlalu mencolok: jet tempur siluman X-47B tidak memiliki kokpit, ini adalah pesawat tanpa awak.


Menurut angkatan laut Amerika Serikat, teknologi pesawat tak berawak kembali mencapai tonggak sejarah setelah peluncuran perdana pesawat tanpa awak sebesar jet tempur dari kapal induk. Selangkah lebih maju menuju sistem persenjataan tanpa awak.

Tentara Masa Depan


Lebih dari 70 negara telah menggunakan pesawat tak berawak – kendaraan udara yang mampu mengumpulkan intelijen, atau mencari, dan kalau perlu, mengeliminasi target. Saat ini keputusan semacam itu diambil oleh seorang operator melalui kendali jarak jauh.


Namun kini pesawat tak berawak sudah dapat diprogram untuk bermanuver sepenuhnya secara otonom. Jet tempur X-47B masih dalam ujicoba, namun begitu siap tempur, pesawat tanpa awak tersebut akan mampu menggelar misi sendiri  tanpa kendali manusia.


Memang belum ada pesawat tanpa awak yang dapat beraksi secara sepenuhnya sendiri. Operator menentukan adanya serangan atau tidak. Tapi muncul kekhawatiran bahwa “tekanan militer akan mendorong pengenalan sistem otonom,” jelas Jürgen Altmann, seorang ahli fisika dan periset perdamaian di Universitas Teknologi Dortmund.


Robot Tidak Pernah Lelah


Dari sudut pandang militer, langkah menuju tentara mekanis amatlah logis: robot tidak kenal lelah, mereka dapat melakukan manuver yang lebih berisiko daripada pilot manusia, yang selalu menghadapi ancaman tertembak jatuh. Bukan berarti kendali jarak jauh tanpa batasan: Komunikasi antara sistem dan operator membutuhkan waktu beberapa detik, yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah misi.

Menurut makalah strategi Pentagon, Amerika Serikat akan terus meningkatkan sistem tanpa awak dalam 20 hingga 30 tahun ke depan. Altmann yakin Amerika Serikat bukan satu-satunya negara yang tengah mengembangkan sistem persenjataan otonom. “Produsen senjata lainnya akan mengikuti dan pada titik tertentu, sebagian dari angkatan bersenjata akan terdiri dari jet tempur otomatis.”


Larangan Atas Robot Tempur


Politisi partai Hijau Jerman, Agnieszka Brugger, mendukung pelarangan sistem senjata otonom. Robot tempur tidak dapat membedakan antara pejuang musuh dan warga sipil – dalam operasi tempur, mereka tidak dapat beraksi menurut hukum internasional. Agnieszka Brugger dan Jürgen Altmann setuju: menggantikan tentara dengan mesin juga berpotensi meningkatkan toleransi pemimpin militer terhadap kekerasan.

“Yang dibutuhkan adalah sistem pengendalian senjata secara global,” Roderich Kiesewetter berargumen. Namun pensiunan kolonel tersebut juga menekankan bahwa pengembangan tidak boleh dilarang sepenuhnya. “Kita harus berasumsi bahwa tidak akan ada negara yang secara sengaja beralih sepenuhnya kepada teknologi tempur otomatis.




Sumber : DW

Berita Video : Pembuatan Kendaraan Tempur Anoa Pindad

BANDUNG-(IDB) : Berbagai alat utama sistem senjata atau alutsista bagi pertahanan negara telah dihasilkan PT Pindad yang bergerak di bawah naungan Kementerian BUMN. Salah satunya kendaraan Panser Anoa 6x6 yang telah diproduksi sebanyak ratusan unit dan tersebar di Indonesia maupun negara lain.
 

Dikerjakan secara profesional dengan peralatan dan bahan yang kuat sesuai peruntukannya. Panser Anoa 6x6 dibuat berlapis baja agar anti peluru. Dengan menggunakan transmisi otomatis sehingga memudahkan prajurit untuk fokus pada kendaraannya pada medan apa pun.
 

Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady mengatakan panser anoa ini memenuhi standar NATO level satu baik body maupun kaca.
 

Hingga saat ini panser anoa sudah diproduksi 300 unit dari tahun 2008 hingga tahun 2014. Pada tahun ini PT Pindad sedang melakukan perakitan sekitar 40 unit. Panser Anoa sendiri menggunakan mesin Renault Truk Dxi.7, memiliki berat tempur 15.000 kg, serta bermuatan 12 orang.
 

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Sudirman Said mengatakan populasi anoa yang sudah beredar sekitar 250 unit. Anoa adalah salah satu Produk pindad yang akan ditampilkan pada HUT TNI AD 5 oktober mendatang bersama produk lainnya. Anoa juga digunakan oleh pasukan perdamaian PBB di Lebanon dan Sudan sebanyak 19 dan 20 unit.

Liputannya :

 



Sumber : Tempo

Leopard Dan Anoa Jadi Primadona Di Monas

JAKARTA-(IDB) : Independent Day Run digelar untuk kali kedua di area Monumen Nasional (Monas) besok (31/8).  Kegiatan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI itu juga diramaikan pesta rakyat dan pameran alutsista (alat utama sistem senjata). Dua Tank Leopard buatan Jerman dan Panser Anoa bikinan PT Pindad ikut dihadirkan.

Dua Tank Leopard dipajang di Silang Barat Monas Jumat (29/8). Sedangkan delapan Panser Anoa diparkir di pintu masuk Gedung Indosat. Alutsista milik pasukan pengamanan presiden (Paspamres) tersebut menjadi primadona acara. Tidak sedikit pengunjung yang memanfaatkan peralatan perang itu untuk berfoto selfie.


Panitia penyelenggara Independent Day Muhammad Aries menjelaskan, Tank Leopard dan Panser Anoa sengaja dipajang untuk menarik kedatangan warga dalam acara tersebut. Puncak acara bakal diramaikan pesta rakyat. ’’Sengaja dipajang lebih awal supaya Sabtu (hari ini, Red) pengunjung bisa menikmati dulu,’’ ujar dia.


Menurut Aries, Independent Day Run sengaja dihelat untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan RI. Acara yang dimulai pukul 06.00 itu diawali dengan lomba lari sejauh 8 kilometer dan 17 kilometer.


Presiden SBY dijadwalkan hadir dan membuka lomba lari tersebut. SBY juga diagendakan ikut memainkan salah satu alat marching band lokananta milik akademi militer. ’’Ada juga kegiatan lomba balap karung, bakiak, panjat pinang, dan makan kerupuk. Semuanya terbuka untuk umum,’’ tuturnya.

Sebagai penutup kegiatan, panitia akan mempersembahkan kegiatan jupiter aerobatik tim. Kegiatan itu diisi dengan atraksi pesawat jet milik TNI-AU yang melakukan manuver di atas langit Monas.




Sumber : JP

Berita Foto : Pameran Alutsista Di Monas

JAKARTA-(IDB) : Warga berfoto di dekat tank Leopard yang di pajang jelang lomba lari Indepedence Day Run, Jakarta, Jum'at (29/08/2014). Indepedence Day Run adalah lomba lari 17 km dan 8 km yang diselenggarakan oleh Istana Negara dan Paspampres sebagai pelaksananya. Ajang ini mengambil start di depan Istana Negara dan akan dilepas oleh Presiden SBY pada tanggal 31 Agustus 2014 mendatang.

Dua orang bocah melintas dekat tank Leopard yang dipajang jelang lomba Indepedence Day Run, Jakarta, Jum'at (29/08/2014).

Seorang bocah berfoto deket tank Leopard yang dipajang jelang lomba Indepedence Day Run, Jakarta, Jum'at (29/08/2014).

Anggota TNI memeriksa tank Leopard yang dipajang jelang lomba Indepedence Day Run, Jakarta, Jum'at (29/08/2014). 

Anggota TNI memeriksa tank Leopard yang dipajang jelang lomba Indepedence Day Run, Jakarta, Jum'at (29/08/2014). 




Sumber : Vivanews

Berita Foto : Yamaha FZ1 1000 cc Kendaran Pengawal Presiden

JAKARTA-(IDB) : Petugas pengawal kepridenan (Paspampres) bergoncengan dengan mengendarai dua motor Yamaha FZ1 1.000 cc dengan senjata serbu MP7 mengawal mobil kijang Innova Hitam B 1124 BH keluar Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (27/8/2014).



Mobil yang berisi Presiden terpilih Jokowi ini menghatarnya ke Bandara Halim Perdana Kesuma yang lanjutkan dengan penerbangan ke Bali guna bertemu dengan Presiden SBY untuk membahas pemerintahan transisi.




Sumber : Tribunnews