Selasa, Juni 10, 2014
4
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberi opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013. Salah satu yang disoroti adalah pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

JAKARTA-(IDB) : Ketua BPK Rizal Djalil dalam laporan di hadapan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, mengkritik kelemahan sistem pengadaan senjata Tentara Nasional Indonesia ini.

Dari temuan BPK, anggaran pertahanan tahun lalu sudah meningkat tiga kali lipat sejak 2007. Dari hanya Rp 30,7 triliun, pada 2013 menjadi Rp 92,1 triliun.

"Pada 2013 anggaran pertahanan itu direalisasikan hanya kurang lebih Rp 27,8 triliun," ujarnya di Gedung Nusantara II, DPR RI, Jakarta, Selasa (10/6).

Kelemahan pengadaan tank, peluru, hingga jet tempur ini akibat lemahnya koordinasi Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan Bappenas. Ketiga kementerian itu gagal memenuhi target waktu dan biaya kebijakan Minimum Essential Force (MEF).

Bahkan biaya pengadaan jadi terhitung membengkak lantaran alutsista yang dibeli bekas lantas diperbaiki di Tanah Air. Ini menimbulkan cost of borrowing. Ada pula, menurut BPK, fee kepada perantara pembelian senjata.

"Kualitas alutsista yang dibeli menjadi kurang mutakhir dan belum sepenuhnya mengikuti perkembangan teknologi," kata Rizal.

Dengan temuan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2013 ini, Rizal mendesak pemerintah membenahi pola pengadaan alutsista.

"Pemerintah juga hendaknya melakukan evaluasi dan kajian terkait komposisi alokasi anggaran belanja kementerian pertahanan."

Dari target Minimum Essential Force (MEF) yang dicanangkan TNI bersama pemerintah sejak 2009, dilakukan pembelian tahun jamak untuk beberapa alutsista penting. Misalnya helikopter serbu Apache dan pesawat jet F-16.

Akan tetapi, kontrak yang sudah dibuat sejak 2009 itu sebagian melonjak nilainya, akibat pelemahan nilai tukar. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ketika bertemu dengan Kementerian Keuangan di DPR awal tahun ini.

Jelang Masa Jabatan, Menhan Selesaikan Pembelian Alutsista

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan masa akhir jabatannya, prioritas pertama program yang akan dilakukan yaitu menyelesaikan pengadaan alat utama sistem senjata (Alustista) yang berasal dari belanja modal. Serta, menyelesaikan masalah administrasi semisal kontrak dan lainnya.

"Praktis untuk belanja modal pengadaan alutsista itu bisa kita selesaikan. Kedua, yang akan kita selesaikan itu adalah masalah administrasinya, misalnya kontrak," ujar Menhan kepada wartawan di Gedung Kemhan,  Jakarta, Selasa (10/6).

Akan tetapi, ia menuturkan untuk pengiriman alustista di luar tahun 2014. "Pasti akan di luar kabinet, jadi semua kita selesaikan. Tapi pengirimannya di luar 2014. Kita tak ada masalah memenuhi belanja modalnya," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, pihaknya sedang menyelesaikan produk strategis 3 bulan terakhir masa jabatan serta mempersiapkan untuk kabinet berikutnya. "Apa yang disiapkan untuk menteri baru agar punya bahan awal 2015-2019. Namun, nanti bisa diubah sesuai keinginan kabinet baru," katanya.

Selain itu, ia mengatakan  tahun 2013 ini, pihaknya mendapat laporan keuangan opini WTP murni dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia mengingatkan agar bisa mempertahankan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. "Walaupun pada 2013 kemarin, waktu diperiksa untuk tahun 2012, kita mendapat WTP dengan catatan," ungkapnya.

Menurutnya, WTP dengan catatan itu dikarenakan pihaknya mengalami kesulitan di Simak BMN. Ia mengatakan perlu tanggung jawab untuk mempertahankan lagi (WTP murni). Dalam pemeriksaan laporan keuangan tersebut dilakukan 80 hari.

"Kita berbahagia, akan tetapi di sisi lain masih ada perjuangan dan perjuangan lebih sempurna biasanya lebih sulit," katanya.



Sumber : Medeka

4 komentar:

  1. soal alutsista barang bekas menhan ahlinya : terbukti hercules angkut dari gurun ausi di boyong habis ...mudahan 2 tidak mirip kereta bekas dari jepang , krupsi perawatannya mahal sekali .

    BalasHapus
  2. orang kemhan lebih paham dr pada orang bpk, indo butuh kuantitas dan tdk menyampaikan kualitas, apalagi akses pembelian mbt sangat susah sekali jadi inilah jawaban tni ad, mau kapan lg baru punya mbt

    BalasHapus
  3. semoga kedepannya, bisa beli yang baru, up to date...dan apapun itu kita cukup bersyukur, bahwa bangsa ini dapt alutista sekalipun sebagiannya bekas, tetapi kedepannya semoga siapa saja yang naik jadi RI 1 mempertahankan atau menambah jumlah alutista yang modern, S-400, Sukhoi Fakfa mudahan bisa.....AAmiiin...

    BalasHapus
  4. Kahkahkah tgk jiran beli tank dia nak beli tp bodoh kena tipu beli brg bekas takda kualiti. Tembak sekali terbarai

    BalasHapus