Pages

Sabtu, Mei 31, 2014

Kapal Tanker Thailand Tujuan Indonesia Dibajak

MALAKA-(IDB) : Sebuah kapal tanker berisi solar berbendera Thailand diduga dibajak dalam perjalanan dari Singapura ke Indonesia. Biro Maritim Internasional (IMB) mengatakan insiden itu merupakan yang kedua kalinya di jalur perairan tersibuk di dunia tersebut.

Aparat kehilangan kontak dengan kapal tanker MT Orapin 4 setelah bertolak dari sebuah terminal minyak di Singapura pada Selasa, 27 Mei 2014 lalu. Kapal tersebut dalam perjalanan menuju Pontianak, Indonesia.

“Ini bisa jadi sebuah pembajakan. Kami sudah mengirim sinyal kepada kapal-kapal di wilayah itu untuk selalu waspada dan aparat juga disiagakan,” kata Noel Choong, Kepala Pusat Pelaporan Pembajakan IMB, Kuala Lumpur, Sabtu.

Akhir April lalu, perompak menyerbu sebuah kapal tanker di lepas pantai Malaysia dan mengambil tiga juta liter solar muatannya.

Menurut badan anti-perombakan dan perampokan bersenjata kawasan, Regional Co-operation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia (ReCAAP), pembajakan tanker dan kapal kargo sebelumnya terjadi dekat Singapura. Lima insiden terjadi antara tahun 2011-2013.

Di lain pihak, delapan serangan bersenjata terjadi di Selat Malaka dan sekitar Singapura pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yakni hanya satu serangan. Namun demikian, kedelapan serangan itu adalah pencurian kecil, kata ReCAAP yang berpusat di Singapura. 

TNI AL Terus Cari Kapal Thailand Yang Diduga Dibajak

Pada Jumat 30 Mei 2014 sore, Gugus TNI AL Batam memberitahukan kepada TNI AL Pontianak bahwa kapal tanker MP Orapin IV berbendera Thailand telah hilang kontak di perairan Natuna.

Menanggapi hal ini Kadispen AL, Laksamana Pertama TNI, Manahan Simorangkir mengatakan saat ini dua kapal AL telah dikerahkan di kawasan China Selatan dengan 160 personil.

"Setelah mendapatkan informasi kehilangan kontak dari Kapal Tanker MT Orapin IV berbendera Thailand, Jumat kemarin, kami langsung menurunkan personil dengan dua kapal. Yaitu kapal KRI Sibolga dan Kapal Dharma Putra," ungkapnya saat dihubungi Okezone, Sabtu (31/5/2014).

Menurutnya kapal tersebut berlayar dari Singapura menuju Pontianak, Kalimatan Barat. Namun Intel Maritim Biro (IMB) mengaku kehilangan kontak dan AL belum dapat memastikan apakah kapal tersebut tenggelam atau dibajak.

"Hingga saat ini kami masih dalam pencarian di sekitar Natuna. Sehingga kami belum bisa memastikan apakah kapal dibajak atau tenggelam," jelasnya.

Manahan menambahkan, pencarian kapal masih berlanjut dan AL akan segera menambah personil dan kapal bantuan jika memang dimungkinkan.




Sumber : Tempo

Sebagai Negara Maritim Indonesia Minim Wawasan Bahari

JAKARTA-(IDB) : Indonesia punya potensi sumber daya laut yang luar biasa. "Jika dikalkulasi dan diolah secara maksimal, maka kekayaan laut Indonesia bisa menyumbang pendapatan sebesar US$ 1,2 triliun," kata Suseno, Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, di Universitas Indonesia pada Jumat, 30 Mei 2014.

Kekayaan laut Indonesia, kata Suseno, bisa dipetakan dari beberapa sumber, yakni migas, wisata bahari, dan komoditas perikanan. "Dari sektor cadangan migas saja, 70 persen atau sebesar 9,1 miliar barel terdapat di laut," kata dia.

Selain itu, kata Suseno, potensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya datang dari kekayaan alam, tetapi juga bisa datang dari inovasi teknologi berbasis kelautan. "Ada contoh inovasi menarik di Bali, yaitu air mineral disuling dari kedalaman 60 meter di bawah permukaan laut dan dijual US$ 100 per botol," ungkapnya.

Namun, pemerintah mengakui semua potensi tersebut belum memberikan kontribusi maksimal bagi perekonomian nasional. "Indonesia sering lengah mengawasi kekayaan lautnya sehingga kerap dimanfaatkan negara tetangga," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Hidayat.

Ia mencontohkan perairan Indonesia cocok sebagai tempat perkembangbiakan ikan tuna karena pertemuan dua arus samudera. Namun, setelah mencapai ukuran proporsional, ikan tuna tersebut malah ditangkap nelayan asing karena minimnya pengetahuan nelayan Indonesia soal musim tangkap ikan.

"Contoh lain lemahnya pengetahuan bahari di bidang tata ruang laut. Misalnya, Singapura menarik kabel fiber optic bawah laut ke Australia. Apakah mereka sudah minta izin ke pemerintah Indonesia?" ujar Sjarief. Kasus tata ruang kelautan itu, katanya, membuktikan Indonesia belum punya wawasan bahari yang mumpuni.

"Cina yang bukan negara maritim saja mengatur secara ketat tiap jengkal kawasan laut dan pesisirnya sehingga potensi lautnya sanggup menopang perekonomian dan menjadi bukti penguasaan bahari yang kuat," katanya.




Sumber : Tempo

Berita Foto : Uji Tembak Meriam Giant-Bow

SITUBONDO-(IDB) : Prajurit dari kesatuan Baterai Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud) 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Meriam yang akan digunakan dalam Latihan Gabungan TNI pada 4 Juni 2014 mendatang tersebut merupakan produksi Norinco Tiongkok, dengan kecepatan luncur proyektilnya mencapai 970 meter per detik. Dengan dua laras, dua mesin penembak, dan jarak tempuh efektif 2.500 meter.

Meriam Giant Bow mampu menjatuhkan helikopter musuh dan tank jenis Scorpion dan Tarantul
a.

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K mempersiapkan amunisi saat uji uji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K menguji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Pusat Latihan Pertempuran Marinir V Baluran, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).

Prajurit dari kesatuan Baterai Arhanud 1/1/K mempersiapkan pesawat tanpa awak yang akan mereka tembak saat uji coba meriam type 80 Giant Bow kaliber 23mm di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (30/5).



Sumber : Republika

TNI Uji Tembak Sasaran Menggunakan Meriam Giant-Bow

SITUBONDO-(IDB) : Menjelang hari H latihan gabungan, seluruh satuan TNI memperkuat kesiapan tempurnya masing-masing.

Tak hanya kesiapan personel, alat perang juga hampir seluruhnya telah tiba di medan tempur di kawasan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Salah satu satuan dari TNI AD, Kostrad Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) 1. Prajurit Arhanudri melakukan latihan tembak dengan menggunakan meriam berkaliber 23 mm. Meriam merk Giant Bow ini berkecepatan tembak 970 meter per detik dengan jarak jangkau efektif 2,5 km.

Pantauan di lokasi, sebanyak 3 unit meriam merk Giant Bow disiagakan di medan tempur. Masing-masing meriam diawaki 7 personel.

"Mereka adalah pengemudi, komandan regu, penembak dan pelayan amunisi," kata Komandan Pleton (Danton) II Baterai Meriam B, Letda Arh Angga Trisna Nugraha di Karang Teko, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).

Para personel tersebut tampak sibuk menyiapkan amunisi ke dalam meriam. Amunisi diletakkan di sebuah kotak bernama magesan di sisi kanan dan kiri meriam. Masing-masing magesan berisi 50 butir peluru.

"Meriam ini terdiri dari 2 mesin penembak dan 2 laras dengan kecepatan keluar munisi 250 butir per menit," ujarnya.

Mereka menggunakan pesawat rakitan sebagai sasaran tembak. Pesawat tersebut diterbangkan dari lokasi yang sama dengan lokasi meriam buatan Tiongkok itu berada.

Meriam yang datang ke Indonesia tahun 2003 ini unggul dalam hal menembak sasaran udara bergerak, khususnya heli. Senjata ini menyebar sehingga sasaran lebih banyak.

"Tank juga bisa tembus, tapi sasaran kita adalah sasaran udara. Tingkat presisinya 90 persen mengenai sasaran," tutur Angga.

Begitu pesawat diterbangkan, bidikan meriam langsung diarahkan ke pesawat. Meriam terus mengintai arah pergerakan pesawat. Tak lama, sekitar 5 menit pesawat berputar, penembak menarik pelatuk meriam lalu terdengar bunyi 'door' yang sangat kencang memekakkan telinga.

"Yaaa," spontan para personel berteriak.

Sasaran berhasil dilumpuhkan. Setelah berkoordinasi sebentar, mereka bersorak-sorai merayakan keberhasilan tersebut. Sebagai Danton, Angga memimpin anak buahnya menyanyikan yel-yel dengan penuh semangat.

"Ini tim terbaik yang pernah saya pimpin. Rekor hanya 30 butir munisi untuk melumpuhkan sasaran," katanya berapi-api.

Beberapa personel kemudian mencari pesawat yang tertembak itu untuk melihat detail kerusakan sekaligus evaluasi. Rupanya pesawat itu telah hancur berkeping-keping.



Sumber : Detik

Latgab 2014 TNI AL Masih Didominasi Alutsista Tua

SURABAYA-(IDB) : Apel pengecekan kesiapan pasukan dan alutsista menjelang Latgab TNI 1-5 Juni 2014 mendatang dilakukan Dirlatgab, Letjen Lodewijk F. Paulus, di Koarmatim, Surabaya, beberapa hari lalu.

"Dari unsur laut, total alutsista ada 33 KRI, 76 kendaraan siap tempur, dan 8 pesawat," ujar Lodewijk saat konferensi pers.


Lodewijk meninjau satu per satu kesiapan pasukan TNI AL. Alutsista yang digunakan pasukan ini rata-rata berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata laras panjang hingga kendaraan tank amfibi yang dibuat pada 1960-an.


Namun meski sudah tua, menurut Lodewijk, alutsista tersebut masih layak digunakan. Peralatan tempur TNI AL sudah di-upgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar, dan GPS.


Dalam Latgab ini, unsur laut terbagi dalam tiga komando tugas, yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).


Lebih lanjut, Lodewijk menerangkan mengenai perincian alutsista dari masing-masing komando yang mengikuti Latgab.


“Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis Landing Platform Dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya, dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis Landing Ship Tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar, dan KRI Teluk Penyu,” paparnya.


Dirlatgab yang didampingi Danguspurla Koarmatim, Laksamana Pertama Aan Kurnia, juga meninjau KRI Sultan Hasanuddin yang berlabuh di Koarmatim. KRI ini dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan udara.


"Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data," ucap Aan.


Selain itu, kapal juga dilengkapi tanker anti rudal untuk self defence, sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.


Salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F juga turut dipersiapkan untuk mengikuti Latgab. Tank ini didatangkan dari Rusia pada tahun 2010 lalu. Tank berwarna hijau loreng tersebut berkapasitas 9 penumpang dan 3 orang awak ini memiliki kemampuan dapat menembak secara otomatis.




Sumber : JurnalMaritim

Persiapan Latgab Alutsista TNI Jadi Tontonan Warga

SITUBONDO-(IDB) : Latihan Gabungan TNI 2014 akan dilaksanakan di kawasan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Kawasan tersebut merupakan salah satu pusat latihan tempur Marinir.

Berbagai alutsista didatangkan dari seluruh penjuru Indonesia untuk diterjunkan dalam latgab terbesar ini. Dari KRI, tank, helikopter hingga pesawat tempur diturunkan ke area tersebut.

Kehadiran alutsista ini mengundang perhatian warga sekitar. Seperti yang terlihat di Lapangan Sukorejo, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Puluhan warga berdiri di samping lapangan menonton helikopter yang tengah mendarat. Helikopter tersebut mengangkut meriam untuk dibawa ke lokasi latihan yaitu di daerah Karang Teko.

Pengendara roda dua yang tengah melintas memelankan laju kendaraannya. Sebagian menyempatkan berhenti untuk melihat langsung helikopter dari jarak dekat.

"Seneng aja lihatnya. Bagus, keren," kata Juhairiyah (41), warga Sukorejo, di lokasi, Jumat (30/5/2014).

Juhairiyah membawa serta anaknya yang berumur 6 tahun. Meski mengaku sudah sering melihat helikopter mendarat di lapangan tersebut, ia dan warga sekitar tak bosan-bosannya menonton.

"Kita ikut bangga. Merasa ada yang melindungi," ucap warga lain, Hasanudin.

Meskipun para tentara tersebut membawa senjata api dan alat tempur, mereka mengaku tak takut. Sebab mereka yakin TNI menerapkan prosedur keamanan tinggi.

"Kami juga patuh, kalau tidak boleh mendekat, kami tidak mendekat. Hanya lihat dari jauh," ucapnya.

Helikopter yang mendarat di lapangan tersebut adalah jenis Heli Super Puma dari Skadron Udara 6 sebanyak 1 unit dan Heli Puma dari Skadron Udara 8 sebanyak 3 unit. Keempat heli ini didatangkan dari Lanud Atang Sandjaja, Bogor.



Sumber : Detik

Indonesia Perkuat Skuadron Tempur Di LCS

KEPRI-(IDB) : Letnan Kolonel Andri Gandy, Komandan Pangkalan Udara Ranai di Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan, mengatakan, Indonesia sedang meng-upgrade pangkalan udara sehingga bisa menampung pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30.

Secara terpisah, menurut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman, empat helikopter serang AH-64E Boeing Apache akan dikerahkan ke pangkalan udara Ranai.


Pengumuman ini dikeluarkan saat kekhawatiran Indonesia mulai meningkat merespons posisi teritorial Tiongkok di Laut Natuna, lepas pantai Kepulauan Riau.


Komodor Fahru Zaini, seorang pejabat senior pertahanan Indonesia, mengatakan bahwa Tiongkok telah mengklaim Perairan Natuna.


“Tiongkok telah mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah perairan mereka. Klaim sewenang-wenang ini terkait dengan sengketa Pulau Spratly dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina. Sengketa ini akan memiliki dampak besar pada keamanan Perairan Natuna,” ujarnya seperti diberitakan China Daily Mail, Jumat (23/5).


Namun, Laksamana Evan A. menuturkan, pemerintah Indonesia dengan cepat mengingkari pernyataan Zaini. Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menyatakan bahwa tidak ada sengketa.


Pertama, tidak ada sengketa teritorial antara Indonesia dan Tiongkok, terutama tentang Natuna. Bahkan kami bekerja sama dengan Tiongkok dalam kemungkinan mewujudkan rencana investasi langsung asing di Natuna. Kedua, kita bukan negara penuntut di Laut Tiongkok Selatan,” kata Marty.


Laksmana Evan juga menunjukkan bahwa Indonesia telah lama berencana untuk memperkuat kekuatan militernya di kawasan Natuna.


Wilayah Natuna memiliki peran strategis dan ekonomi. Terletak di ujung selatan Selat Malaka yang penting, di mana banyak impor minyak dan gas alam Asia Timur Laut melakukan perjalanan di sana.


Secara ekonomi, Laut Natuna diyakini mengandung sejumlah besar gas alam. Menurut International Energy Administration, Blok Natuna Timur memegang sekitar 1,3 TCM cadangan gas, hampir setengah dari cadangan gas alam seluruh Indonesia. IEA juga mengatakan, blok ini adalah prospek gas yang belum dikembangkan terbesar di Indonesia.




Sumber : Jurnal Maritim

DPR Perjuangkan Pembangunan Pangkalan Militer Di Temajuk

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR-RI akan memperjuangkan pembangunan pangkalan militer di wilayah Temajuk, Kalimantan Barat, yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia, saat pembahasan rencana strategis bidang pertahanan keamanan di Jakarta, Senin (2/6).

"Senin depan kami akan membicarakan masalah ini dengan kementerian terkait," kata anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) Tri Tamtomo di Pontianak, Jumat.

Ia melanjutkan, Komisi I DPR telah meninjau wilayah perbatasan di Kalimantan Utara dan Kalbar.

"Dan, ada yang perlu mendapat perhatian dari pusat karena terjadi ketidakimbangan kekurangan," kata dia.

Menurut dia, hasil temuan di lapangan itu segera diangkat ke tingkat pusat karena menjadi mandat rakyat.

"Kalau tidak didukung pusat, wilayah kita bisa tergerus," ujar dia.

Ia sendiri menilai tindakan pihak Malaysia membangun rambu suar di Tanjung Datuk, Desa Temajuk, seperti "meledek" Indonesia. "Namun, tetap harus disikapi secara arif dan bijak," katanya.

Ia tidak memungkiri isu seputar perbatasan telah disampaikan beberapa waktu lalu namun tidak ada anggapan sehingga muncullah pembangunan rambu suar tersebut.

"Untuk itu, pembangunan pangkalan militer dan pergeseran alutsista harus segera dilakukan," kata mantan Pangdam I Bukit Barisan yang kini bergabung dengan PDI Perjuangan itu.

Di Kalbar, ujar dia, ada sekitar 300 kilometer wilayah perbatasan yang tidak memiliki penjagaan sehingga banyak jalan-jalan tikus yang membuat ketahanan daerah berkurang.

Munculnya kasus rambu suar di Tanjung Datuk juga membuat Komisi I mendorong Kementerian Luar Negeri untuk menuntaskan masalah batas wilayah dengan 10 negara tetangga.




Sumber : Antara

Berita Foto : Mercusuar Malaysia Sudah Merah Putih

TD-(IDB) : Tiga tiang pancang mercusuar yang berdiri di kawasan perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, dicat merah putih. Tiang pancang mercusuar dengan ketinggian 13 meter di atas permukaan air laut itu dibangun oleh Malaysia. Sebanyak dua kapal perang milik TNI AL disiagakan di kawasan tersebut.

Berikut liputannya : 


Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014).






Kapal KRI 632 Lemadang di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014).





Kapal KRI 352 Slamet Riyadi di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014)



Batu yang dicat gambar bendera merah putih di kawasan perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014).



Sumber : Vivanews

Satgas Pearl Harbour TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Untuk pertama kalinya TNI AL mengirimkan kontingen satuan tugas multi korps sebagai peserta aktif pada Latihan Bersama Multilateral Rim of the Pacific 2014 di Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour, Amerika Serikat, pada 25 Juni-1 Agustus 2014 nanti.

Kontingen berangkat dengan KRI Banda Aceh-593 yang dilepas Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dalam satu upacara militer di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL, Tanjungpriok, Jakarta, Jumat.

"Laksanakan tugas ini sebaik mungkin, jaga nama baik bangsa, serap semua pengetahuan dan ilmu yang kalian dapat di sana semaksimal mungkin," kata Marsetio di luar naskah sambutan kepada Komandan KRI Banda Aceh/593 yang juga komandan satuan tugas itu, Letnan Kolonel Pelaut Arief Budiman.

Ke-236 personel gabungan TNI AL akan saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan 23 mitra internasionalnya. Tercatat 23 negara itu antara lain adalah Jepang, Cile, Korea Selatan, Singapura, Kanada, Norwegia, Peru, Brunei Darussalam, Kolombia, Selandia Baru, Meksiko, Belanda, Filipina, Thailand, China, Tonga, India, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah.

Sejak lama RIMPAC digelar sebagai latihan maritim terbesar yang dilaksanakan Amerika Serikat di kawasan Pasifik. Walau "meminjam" arena latihan di seputaran Kepulauan Hawaii yang menjadi markas Pangkalan Utama Armada Ketujuh Angkatan Laut Amerika Serikat, namun penyelenggara adalah US Pacific Command dengan Armada Ketiga Angkatan Laut Amerika Serikat.

Di dalam KRI Banda Aceh/326, juga disertakan dua tank amfibi LVT-7 dari Korps Marinir TNI AL, satu unit helikopter NBO-105 Pusat Penerbangan TNI AL, dan satu unit kapal sergap laut (sea raider) Rhib-impact.

Unit-unit kecil pasukan khusus TNI AL dari unsur Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL dan Komando Pasukan Katak TNI AL, juga serta karena latihan mereka menjadi menu penting latihan internasional itu.

Menurut Marsetio, "Ini juga menjadi arena bagi kami untuk saling belajar dan mempelajari doktrin-doktrin baru operasi maritim militer, juga menggalang interoperabilitas di antara angkatan laut dunia. Selama ini kami mengirim pasukan Korps Marinir TNI AL ke sana, sekarang bisa mengirim kapal perang."

Duta Promosi Alutsista Dalam Negeri

TNI AL memberangkatkan satuan tugas gabungan ke Latihan Bersama Multilateral RIMPAC 2014, di Pearl Harbour, Honolulu, Hawaii, memakai KRI Banda Aceh/593 (LPD, Landing Platform Dock) kelas Makassar, yang dilepas Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.

"Dulu cuma memberangkatkan satu kontingen satuan tugas dari Korps Marinir TNI AL. Sekarang kapal perang kelas LPD ini, KRI Banda Aceh-593, yang juga diberangkatkan. Untuk menunjukkan juga kemampuan kita membangun kapal perang, sekalian ditawarkan ke dunia internasional," kata Marsetio, dalam upacara pemberangkatan, di Jakarta, Jumat.

Seusai upacara di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL itu, Marsetio menyatakan, "Sengaja dikirim KRI Banda Aceh-593 karena sifatnya yang multitask dan sangat bermanfaat dalam misi-misi kemanusiaan, sesuatu yang sangat penting pada banyak negara," kata dia.

KRI Banda Aceh-593 dibuat di galangan kapal PT PAL, Surabaya, dan diluncurkan pada 21 Maret 2011 setelah dibangun sejak 19 Maret 2010. Dia menjadi kapal keempat di kelas ini, yang mengambil rancang bangun awal dari kelas Tanjung Dalpele, di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (Daesun Shipyard), Korea Selatan.

Sebelum KRI Banda Aceh, berturutan kapal perang kelas LPD berbobot mati 8.400 ton, panjang 122-125 meter, lebar 22 meter, ketinggian 56 meter, dan draft 4,9 meter ini adalah KRI Makassar-590, yang dibangun pada 7 Desember 2006 dan diluncurkan 29 April 2007, KRI Surabaya-591 (7-Desember 2006-23 Maret 2007, diluncurkan 1 Agustus 2007).

Disusul KRI Banjarmasin-592 (19 Oktober 2006-28 Agustus 2008, diluncurkan 28 November 2009), dan KRI Banda Aceh-593 (07 Desember 2007-19 Maret 2010, diluncurkan 21 Maret 2011).

KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591 dibangun di galangan kapal Daesun Shipbuilding & Engineering Co, Korea Selatan, sedangkan KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dibangun di galangan kapal PT PAL, Surabaya.

Proyek pengadaan kapal perang kelas LPD ini ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan pada 28 Maret 2005 setelah dirintis beberapa tahun sebelumnya.

Selain sebagai kapal perang kelas LPD, kapal kelas ini juga bisa berfungsi sebagai kapal komando dan pengendali pertempuran, yang dilengkapi meriam anti serangan udara dan laut 57 milimeter dan sistem pertahanan udara maritim.

Selain Indonesia dengan PT PAL-nya, kapal kelas ini juga dibeli Angkatan Laut Filipina dengan pola lisensi pembangunan di SIMA Callao Shipyard, Filipina. Mereka memesan dua unit LPD kelas Makassar ini. 



Sumber : Antara

Seruuu, NATO Dan Rusia Berebut Kapal Perang Perancis

WASHINGTON-(IDB) : Para anggota Kongres Amerika Serikat (AS) menekan Perancis supaya menjual dua kapal perangnya ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), bukan ke Rusia. Tekanan itu muncul di tengah memanasnya hubungan AS dengan Rusia yang dipicu krisis di Ukraina.

Perancis diminta memikirkan ulang penjualan kapal perang Mistral ke Rusia. Padahal, penjualan kapal perang itu sudah disepakati, dan jika dibatalkan Rusia bisa menjatuhkan denda yang bisa melumpuhkan ekonomi Perancis.

NATO sendiri keberatan dengan sikap Perancis yang telanjur membuat kesepakatan untuk menjual dua kapal perang pengangkut helikopter tempur itu kepada Rusia.

”Pembelian (kapal perang) tersebut akan mengirim sinyal kuat kepada Presiden Rusia, (Vladimir) Putin, bahwa sekutu NATO tidak akan mentolerir dengan cara apapun terkait gerakan sembrono (Rusia),” tulis Reuters mengutip mengutip surat elektronik dari Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, Jumat (30/5/2014).

Dalam surat tersebut, NATO merasa akan kuat jika berhasil mengakuisisi dua kapal perang Perancis tersebut. Beberapa anggota Parlemen AS yang menekan Perancis tersebut antara lain, Eliot Engel, Michael Turner dan William Keating. Tiga politikus AS itu dikenal memiliki lobi kuat terhadap negara-negara Eropa anggota NATO.

Perancis telah menghadapi tekanan yang meningkat dari perusahaan rekan AS dan Eropa untuk membatalkan penjualan dalam terang krisis Ukraina. Pemerintah Perancis pernah menyatakan, jika penjualan itu ingin digagalkan, maka semua negara-negara NATO harus mau berbagai derita dengan Perancis.

Maklum, nilai penjualan dua kapal perang dalam sebuah kontrak itu mencapai USD1,2 miliar. Jika dibatalkan, Rusia akan menerapkan denda besar-besaran kepada Perancis sesuai kesepakatan.

Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih. Pada tahun 2011 Perancis sepakat untuk menjualnya kepada Rusia. Perancis juga komitmen tidak akan melanggar kontrak itu Tindakan Perancis itu sebelumnya telah membuat kesal AS dan sekutu-sekutu NATO.

Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol  yang akan dikirimkan pada tahun 2015.

Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rudia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Mosko pada Maret 2014 lalu.




Sumber : Sindo

Iran's First Caspian Sub Will Be Active In 2015

TEHRAN-(IDB) : A submarine Iran is building at Bandar Anzali on the Caspian Sea will be operational in 2015, according to military sources cited by the Azerbaijan Press Agency (APA).
In November 2013, IHS Jane's published satellite imagery that revealed the submarine was being constructed at Bandar Anzali and that a second, similarly sized boat had already been launched at the Bostanu shipyard on the Strait of Hormuz.

Iranian officials have said a new class of 500-tonne submarines called the Fateh is under construction. Although the launch of the first-of-class has not been officially announced, in February Iranian television broadcast footage of it being launched at Bostanu.

The one at Bandar Anzali will represent a significant new threat as it will be the first naval submarine to ever operate in the Caspian.

The APA reported that it is 50 m long, was being built by a Chinese company, and would be operated by the Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) rather than the Islamic Republic of Iran Navy (IRIN).

The boat cannot be seen in more recent satellite imagery taken on 9 May by Airbus Defence and Space, presumably because it has been moved into a construction shed.



Source : Jane's

Jumat, Mei 30, 2014

Pangdam Tanjungpura Minta Tempatkan Tank Leopard Di Kalimantan

JAKARTA-(IDB) : Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Andi Ibrahim Saleh, meminta sepuluh tank Leopard untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. "Kalau bisa, ditempatkan sepuluh tank dan helikopter," kata Andi di depan anggota Komisi Pertahanan DPR saat berkunjung ke Kalimantan Barat, Jumat, 30 Mei 2014.

Wilayah itu beberapa waktu yang lalu memanas karena Malaysia membangun rambu suar di patok STRP 01 perairan Tanjung Datu. Namun pembangunan itu dicegah oleh TNI, yang kemudian menjaga perairan Indonesia tersebut.

Menurut Ibrahim, topografi Desa Temajuk yang berbukit menyebabkan pengawasan memerlukan helikopter. Perbatasan wilayah Malaysia-Indonesia di Desa Tamajuk berada di kedua sisi Gunung Tanjung Datu. Keberadaan semenanjung di kawasan tersebut menyebabkan pengawasan makin sulit. Ia menambahkan, dengan kondisi seperti itu, Desa Temajuk sebaiknya dijadikan pangkalan militer.



Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan pemerintah provinsi sudah mempersiapkan lahan seluas seribu hektare untuk membangun pangkalan militer di Desa Temajuk. “Itu jangka panjang,” ujarnya.

Anggota Komisi Pertahanan DPR, Tri Tamtomo, mengatakan pemerintah harus menyegerakan diplomasi. 


“Pemerintah harus berkomitmen mempertahankan kedaulatan wilayah,” ucapnya. Ia berpendapat pembangunan rambu suar oleh Malaysia belum lama ini bisa bermakna memperolok pemerintah Indonesia.




Sumber : Tempo

Latgab 2014 Uji Coba Doktrin Baru TNI...???

SURABAYA-(IDB) : Di sela-sela kegaduhan dan pro-kontra calon presiden, bangsa ini tengah mengalihkan sedikit perhatian ke Situbondo. Di ujung timur Jawa Timur inilah TNI sedang mengonsentrasikan kekuatannya menjalani Latihan Gabungan (Latgab) 2014.

Latgab yang digelar di akhir fase Minimum Essential Force (MEF) I sekaligus pemerintahan SBY patut menjadi perhatian. Bukan sekadar untuk mengukur sejauh mana belanja militer mampu memenuhi kebutuhan mengamankan NKRI, tapi juga mengukur apakah perkembangan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) sudah cukup membuat TNI percaya diri untuk mengubah doktrin dari defensif aktif dengan titik fokus pada skenario perang berlarut menjadi defensif-ofensif dengan konsentrasi pada containment dan penghancuran kekuatan lawan sebelum memasuki teritorial darat NKRI.

Sejauh ini susah dipahami bahwa TNI sudah mempunyai kemampuan melakukan tindakan ofensif. Hal ini karena persepsi tentang kekuatan tulang punggung pertahanan Indonesia tersebut belum beranjak dari era Orde Baru hingga era reformasi di mana TNI begitu nelangsa akibat embargo militer, terutama dari Amerika Serikat yang merupakan pemasok utama alutsista sejak dimulainya era pemerintahan Soeharto.

Sebaliknya, tidak banyak yang sadar melonjaknya perekonomian, hubungan baik dengan Rusia; bargaining position yang kuat di mata Amerika Serikat, China,dan Inggris; kerja sama erat antara Indonesia dan Jerman, Prancis, Korea Selatan; serta simbiosis mutualisme dengan negara sahabat seperti Brunei Darussalam telah menjadi daya dongkrak kekuatan alutsista TNI.

Pun konflik di Laut China Selatan serta gesekan dengan Australia dan Malaysia telah menjadi trigger perubahan yang bisa disebut revolusi alutsista. Dengan posisi di atas angin tersebut, tentu tidaklah sulit bagi TNI memiliki bukan hanya kapal selam U-209 yang selama ini dikenal sebagai Cakra-Nanggala, tapi juga kapal selam U-206, U-212, U-214, Kilo tipe 636 dan 877 K4b, Amur, bahkan Typhoon.

Juga bukan perkara sulit bagi TNI untuk mendatangkan Slava Class (heavy cruiser), Sovremenny Class (destroyer), Talwar Class (frigate), Stereguschyy Class (corvette), dan lainnya. Untuk matra udara, bukan mustahil TNI memiliki pesawat tempur sekelas Su-34 Fullback, Su-35SI Super Flanker, Dassault Rafale, dan Eurofighter Tornado, bahkan Tu-160 Blackjak. Pun tidak mengada- ada jika TNI memiliki S-300PMU2 / SA-20 Gargoyle atau HQ- 16 SAM Systems sebagai payung udara.

Siapa pun sulit membayangkan kekuatan Indonesia tinggal selangkah melampaui kekuatan di era 1960-an. Apalagi bagi mereka yang mendewakan ”penampakan”. Padahal, domain militer lebih banyak misterinya. Tapi kalau jeli, pesannya sudah disampaikan Moeldoko tentang Sukhoi terbang di atas air dan alutsista yang semakin padat pada 2016.

Atau lebih jauh seperti disampaikan Menhan Poernomo Yusgiantoro bahwa militer Indonesia pada 2014 akan menjadi terkuat di kawasan dan pernyataan SBY–yang sebenarnya didapuk TNI sebagai panglima besar atas jasanya untuk TNI–tentang kesiapan Indonesia berperang. Tapi pihak skeptis sekaligus pesimis, tentu harus bertanya apakah Indonesia selamanya aman-aman saja, apakah tidak punya potential adversaries, apakah tidak pernah menjadi sasaran assymetric warfare dan proxy warfare.

Dengan posisi geopolitik yang demikian strategis, apakah Indonesia tidak layak menjadi primary target. Jika begitu adanya, apakah Indonesia tidak layak membangun deterrent effect . Dengan potensi yang datang dari delapan penjuru angin, tentu Indonesia harus membentuk komando gabungan wilayah pertahanan (kogabwilhan) dan itu harus dilengkapi beragam alutsista, termasuk produk dalam negeri.

Berdasarkan pemaham atas ancaman inilah kita berharap latgab menjadi ajang deklarasi dan uji coba perubahan doktrin militer. Tentu Indonesia mempertimbangkan keseimbangan kawasan hingga tidak perlu vulgar. Tapi paling tidak bisa memberi pesan: Jalmo moro, jalmo mati; dhemit moro, dhemit mati; dewa moro, dewa keplayu; dhemit ora ndulit, setan ora doyan.”




Sumber : Sindo

Denrudal-003 Sambut Tentara Darat Diraja Malaysia

JAKARTA-(IDB) : Setelah beberapa hari lalu mengunjungi Menarhanud-1/F dan Yonarhanudse-10/1/F, Tentara Darat Diraja Malaysia mengunjungi Denarhanud Rudal 003/1/Falatehan Kodam Jaya.


Rombongan diterima langsung oleh Komandan Denarhanud Rudal 003/1/F Mayor Arh Yogi Nugroho BS. Kunjungan tersebut bertujuan untuk saling bertukar informasi, budaya, pengalaman, dan rencana latihan bersama.


Turut mendampingi para Perwira Denarhanud Rudal 003/1/F Dam bertempat di Mako Denarhanud Rudal 003/1/F Dam Jaya.


Kunjungan Tentara Darat Diraja Malaysia dipimpin oleh Kapten RAD Mohd Nizam bin Ibrahim didampingi oleh Leftenan RAD Mohd Fidarus bin Zulkefli, Pwii RAD Mohd Affindi bin Hamzah dan Ssjn RAD Mohd Nik Saimie bin Marason.


Turut mendampingi Kapten Arh Drian selaku Kasi Jianbang Dik Pussen Arhanud selama pelaksanaan kegiatan.


Denarhanud Rudal 003/1/F dalam menerima Tentara Darat Diraja Malaysia menampilkan demonstrasi pelaksanaan drill kompleks Alutsista dan menunjukkan kesigapan prajurit dalam mengawaki Alutsista.

Kunjungan dilanjutkan dengan pemaparan tentang kondisi umum Satuan dan diakhiri dengan pemberian cindera mata oleh Mayor Arh Yogi Nugroho, BS serta foto bersama.




Sumber : Indopos

Kegiatan KRI Frans Kaisepo-368 Sebagai Duta Perdamaian Indonesia

Laksanakan MISCEX 805 (Mail Bag Transfer) Dengan HS Nikiforos

LEBANON-(IDB) : Untuk yang ke – 3 kalinya, KRI Frans Kaisiepo (FKO) – 368 yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL 2014, melaksanakan Miscellaneous Exercise (Miscex) 805, Mail Bag Transfer. Kali ini latihan dilaksanakan bersama kapal perang Yunani, HS Nikiforos di Area of Maritime Operations (AMO) Zona 1 Selatan Laut Mediterania. Lebanon, Rabu, (28/5/2014).

Miscex 805 secara teori merupakan latihan Replenishment at Sea (general)  dengan tujuan untuk melatih kapal perang dalam melaksanakan bekal ulang di laut dari suatu kapal bantu, melatih personil dalam menyiapkan dan mengoperasikan peralatan pembekalan di laut, melatih para Perwira Pelaut dalam pengendalian kapal peralatan (ship handling), dan untuk menjadi bahan evaluasi dalam menilai kesiapan operasi pembekalan di laut bagi personil kapal penerima maupun kapal pemberi dalam hal transfer material.

Seperti latihan – latihan sebelumnya, pada Miscex 805 ini, secara bersamaan KRI FKO – 368 melaksanakan operasi penerbangan helly untuk melaksanakan Intelligence Surveillance Reconnaissance (ISR) dari udara sekaligus pengambilan dokumentasi latihan. Dengan diawaki oleh Pilot Kapten Laut (P) Dani Widjanarka dan didampingi Co-Pilot Lettu Laut (P) Haryanto, GARUDA (Call Sign untuk BO-105 NV-409), melaksanakan pengamatan udara di jalur pembekalan untuk meyakinkan keadaan laut aman dari bahaya navigasi dan kapal umum lainnya.

Latihan berlangsung selama 1,5 jam. KRI FKO – 368 berperan sebagai kapal pemberi material dan HS Nikiforos sebagai kapal penerima material. KRI FKO – 368 mempertahankan cepat dan haluan, sedangkan HS Nikiforos melakukan pendekatan dari buritan lambung kiri KRI FKO – 368 dengan kecepatan tinggi sampai dengan haluannya sejajar dengan kapal pemberi dengan jarak melintang kurang lebih 40 yards. Dengan sigap para personil peran pembekalan di laut melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya. Pemberi isyarat baik marshailler maupun operator komunikasi mengirimkan signal gerakan tangan dan bendera sesuai prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan pembekalan di laut.
Setelah masing – masing kapal selesai bergantian mengirimkan mail bag, HS Nikiforos segera melepas tali – tali yang digunakan untuk transfer, dan selanjutnya menambah kecepatan meninggalkan stasiun pembekalan menuju sektor patrolinya didahului penghormatan antar kapal. Melalui jaring koordinasi anjungan masing – masing kapal mengucapkan terima kasih atas latihan yang dilaksanakan sehingga dapat terlaksana dengan baik, lancar, dan aman.

Boarding Exercise 002 (Boardex 002) Brazilian Navy

"MV. Chameleon...MV. Chameleon, this is UN Warship, prepare for boarding, reduce and your speed and request your cooperation!" Demikian penggalan perintah dari BRS Liberal kepada KRI Frans Kaisiepo-368 yang sedang berperan sebagai salah satu merchant vessel yang melintas di Area of Maritime Operations (AMO), dalam suatu latihan yang dinamakan Boarding Exercise 002 (Boardex 002), Lebanon, Rabu (28/05).

Latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapsiagaan, kapabilitas, dan efisiensi unit Maritime Task Force (MTF) UNIFIL dalam melaksanakan identifikasi terhadap seluruh kapal yang masuk menuju pelabuhan-pelabuhan di Lebanon. Melatih prosedur internal sebelum dan selama pelaksanaan boarding operations (peran pemeriksaan). Dan tentunya untuk melatih kesigapan Tim Boarding Party atau istilah lain adalah Visit Board Search and Seizure Team (Tim VBSS).


Disimulasikan KRI FKO sebagai kapal cargo MV. Chameleon berlayar di AMO menuju Beirut tanpa melalui koridor yang telah ditentukan oleh Lebanese Armed Force (LAF) Navy. BRS Liberal selaku MIO Commander saat itu melakukan aksi identifikasi dan hailing terhadap MV Chameleon yang dicurigai karena berlayar diluar kebiasaan yang seharusnya serta adanya informasi intelijen bahwa kapal tersebut membawa muatan illegal. Disusul selanjutnya dengan menyiapkan dan mengirimkan Tim VBSS untuk melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan.


Latihan berlangsung selama kurang lebih 2 jam di Zona 3 Sidon, dan diakhiri dengan diskusi singkat di geladak Helly sebelum Tim VBSS Brazilian Navy kembali ke kapalnya. Komandan KRI FKO-368 Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwaardi secara langsung menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama Latihan antara kedua Angkatan Laut dapat terlaksana dengan baik, aman, dan lancar.




Sumber : TNI AL

JASSM Achieves Final Operational Capability

CANBERRA-(IDB) : Minister for Defence, Senator David Johnston, today announced Final Operational Capability (FOC) had been achieved for Project AIR 5418, the AGM-158A Joint Air-to-Surface Stand-Off Missile (JASSM).
 
“The Joint Air-to-Surface Stand-Off Missile is now fully in service and is an extremely capable, long range missile that meets the future requirements of Air Force,” Senator Johnston said.
 
“Successful JASSM integration forms a key piece of the strike capability and ensures that Air Force can meet future operational demands.”
 
Chief of Air Force, Air Marshal Geoff Brown AO, said the JASSM was designed to attack high-value, heavily defended targets such as hardened bunkers, or pinpoint objectives such as radar and communications sites.
 
“This is a great achievement for Air Force and is a major milestone for our air combat capability,” Air Marshal Brown said.
 
“This long range, highly accurate missile can be released far from enemy targets, keeping RAAF aircrew out of harm’s way without compromising mission objectives.”
 
JASSM is a ‘military-off-the-shelf’ long range guided missile developed by the United States Air Force, with a 1000-pound penetrator/blast fragmentation conventional warhead, capable of precisely striking targets from over 300 kilometres away.
 
The Initial Operational Capability (IOC) for JASSM was declared in 2011, following successful test firings at the Woomera Test Range in South Australia.




Source : Minister

Berita Foto : Piasecki X-49A "SpeedHawk"

X-49A "SpeedHawk"



ARTILERI-(IDB) : Piasecki X-49A "SpeedHawk" adalah helikopter empat bilah, dua mesin General Electric T700-GE-701C, dan merupakan helikopter eksperimental yang sedang dikembangkan oleh Piasecki Aircraft untuk Angkatan Darat Amerika Serikat.



X-49A "SpeedHawk"



X-49A masih menggunakan bodi helikopter Sikorsky YSH-60F Seahawk, namun dimodifikasi dengan menambahkan sistem Vectored Thrust Ducted Propeller (VTDP) dan lifting wing hasil desain Piasecki. Teknologi VTDP menggantikan rotor ekor konvensional dan menyediakan anti-torsi dan yaw control dengan tambahan kemampuan dalam daya dorong ke arah depan. Dengan penambahan sayap, helikopter ini akan lebih bermanuver dan  lebih andal.



X-49A "SpeedHawk"



X-49A merupakan bagian dari program eksperimental Advanced Technology Demonstration (ATD) untuk menerapkan teknologi VTDP ke helikopter-helikopter militer guna memberikan berbagai keunggulan mulai dari kecepatan, jangkauan, survivabilitas dan beban yang mampu dibawanya.



X-49A "SpeedHawk"




X-49A Speedhawk terbang pertama kali pada tanggal 29 Juni 2007. Awalnya ini adalah proyek Angkatan Laut AS senilai USD 26 juta dolar yang terdiri dari sebuah helikopter Sikorsky YSH-60F yang dimodifikasi oleh Piasecki Aircraft sebagai helikopter uji coba untuk memvalidasi sistem VTDP. Pada bulan Mei 2003,YSH-60F/VTDP berganti nama menjadi X-49A. Dan pada tahun 2004, program X-49A VTDP dialihkan dari Angkatan Laut AS ke Angkatan Darat AS. Hingga saat ini program X-49A masih terus berjalan.
Sumber : Artileri