Pages

Rabu, April 30, 2014

AS Tambah 10 Kapal Selam Nuklir

Ilustrasi kapal selam Kelas Virginia


WASHINGTON-(IDB) : General Dynamics Electric Boat dan Newport News Shipbuilding dikontrak oleh Angkatan Laut AS untuk memasok 10 kapal selam tambahan dari Kelas Virginia, melengkapi 10 kapal selam Kelas Virginia yang saat ini dioperasikan. General Dynamics Electric Boat melaporkan kontrak untuk 10 kapal selam tersebut adalah senilai USD 17,6 miliar.



Kapal selam serang berkecepatan tinggi dan bertenaga nuklir ini mampu ditugaskan untuk berbagai misi di abad 21, antara lain mendukung misi khusus, perang anti-kapal permukaan dan anti-kapal selam. Kapal selam ini juga baik dioperasikan di lingkungan pesisir dan laut lepas untuk melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian.



Kelas Virginia berbobot benaman 7.800 ton, memiliki panjang 115 meter, diameter 10 meter dan mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 240 meter. Kecepatan maksimumnya adalah antara 30-35 knot per jam dengan diawaki oleh 134 personel Angkatan Laut AS. Senjata yang diusungnya, antara lain rudal Harpoon, rudal Tomahawk, torpedo Mark 48 dan drone bawah air dengan 12 tabung vertikal peluncur rudal dan empat tabung torpedo 533mm.



Tingkat kebisingan (noise level) kapal selam Kelas Virginia sama dengan kapal selam nuklir Kelas Seawolf (kapal selam nuklir AS lainnya) dan lebih rendah dari kapal selam Kelas Akula Rusia dan kapal selam serang generasi ke-4 lainnya. Lebih khusus lagi, Kelas Virginia adalah kapal perang pertama dalam sejarah Angkatan Laut AS yang dirancang sepenuhnya menggunakan CAD (computer-aided design) dan teknologi visualisasi.



Kapal selam ini akan terkoordinasi dengan baik dengan armada udara, laut dan aset ruang angkasa (satelit). Kapal selam yang fleksibel dan kuat ini telah menjadi komponen inti dari armada Angkatan Laut AS untuk mendukung kepentingan keamanan nasional.
 

USS Virginia


Dengan bekerjasama, General Dynamics Electric Boat dan Newport News Shipbuilding berharap bisa membangun dua kapal selam Kelas Virginia setiap satu tahun selama kurun waktu lima tahun. Pembangunan kapal selam pertama dari pesanan akan dimulai pada 1 Mei, dengan kapal selam yang terakhir (ke-10) akan diserahkan ke Angkatan Laut AS pada tahun 2023.



"Ini adalah jumlah terbesar dari kapal (selam kelas Virginia) yang dipesan dalam kontrak tunggal, yang menjadi berita besar terutama mengingat situasi ekonomi dan politik (AS) saat ini," jelas Matt Mulherin, Presiden Newport News Shipbuilding dalam siaran pers General Dynamics.
"Kontrak ini memiliki arti besar bagi Angkatan Laut Amerika Serikat, bagi perusahaan kami dan seluruh industri yang berbasis kapal selam," tambah Presiden General Dynamics Electric, Boat Jeffrey S. Geiger . "Dengan (target) membuat dua kapal pertahun, Angkatan Laut dan tim industri akan berusaha mempertahankan stabilitas guna meningkatkan efisiensi, dan menghadirkan armada kapal selam yang dibutuhkan untuk mempertahankan dominasi bangsa," Geiger menambahkan.




Angkatan Laut AS saat ini telah mengoperasikan 10 kapal selam Kelas Virginia (ditugaskan tahun 2004), USS Virginia, USS Texas, USS Hawaii, USS North Carolina, USS New Hampshire, USS New Mexico, USS Missouri, USS California, USS Mississippi dan USS Minnesota. Delapan kapal selam Kelas Virginia lainnya saat ini juga sedang dibangun (kontrak sebelumnya). Total kebutuhan Angkatan Laut AS untuk kapal selam Kelas Virginia adalah 30 unit.




Sumber : Artileri

UAV Wulung PA 9 Alami Gangguan Teknis

CILACAP-(IDB) : Serpihan pesawat tanpa awak diduga milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ditemukan di perairan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Serpihan pesawat latih tanpa awak berupa potongan ekor pesawat dan bagian sayap itu ditemukan dua orang nelayan, Andi Siseno (30) dan Reza Kurniawan Ndendeng (24) pada hari Senin (28/4)," kata Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Andry Triaspoetra didampingi Kepala Subbagian Humas Ajun Komisaris Polisi Siti Khayati, di Cilacap, Selasa.

Saat itu, kata dia, kedua nelayan tersebut sedang mencari ikan dengan menggunakan perahu di perairan Selok Pipa, Pulau Nusakambangan.

Tiba-tiba, mereka menemukan serpihan pesawat berupa potongan ekor dan bagian sayap yang terbuat dari fiber.

Menurut dia, serpihan pesawat tersebut selanjutnya diserahkan ke Satuan Polisi Air Polres Cilacap untuk diamankan.

Terkait dugaan pesawat tersebut milik BPPT, dia mengatakan hal itu terkait laporan dari Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr. Ir. Samudro, M.Eng., pada hari Minggu (27/4), pukul 19.30 WIB.

"Pelapor yang beralamat di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong, Tangerang, Banten, melaporkan peristiwa berupa kecelakaan udara yang terjadi pada hari Minggu (27/4), sekitar pukul 14.56 WIB," katanya.

Menurut dia, peristiwa tersebut bermula dari uji pesawat latih tanpa awak Wulung PA 9 yang dilakukan BPPT bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan di Bandar Udara Nusawiru, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.

Dalam hal ini, kata dia, pesawat tersebut melakukan uji terbang arah 125 derajat menuju arah 148 derajat pada pukul 17.15 WIB.

Akan tetapi ketika hendak kembali ke arah semula di Bandara Nusawiru, lanjut dia, pesawat mengalami gangguan dan jatuh di koordinat 108,44 derajat bujur timur dan 7,56 derajat lintang selatan.

"Kemudian pelapor melaporkan kejadian tersebut ke Satpol Air Polres Ciamis untuk permintaan bantuan SAR (Search and Rescue). Hingga akhirnya, serpihan pesawat tanpa awak itu ditemukan di perairan Nusakambangan oleh nelayan dan saat ini telah diamankan di Satpol Air Polres Cilacap," katanya. 




Sumber : Antara

Lockheed Martin Wins Sensor Contract For Indonesian Apaches

WASHINGTON-(IDB) : Lockheed Martin has secured an USD80 million contract to supply fire-control sensors to be fitted to Boeing AH-64E Apache attack helicopters ordered by Indonesia in 2013.


A US Department of Defense notice on 29 April said Lockheed Martin had been contracted to supply Indonesia with eight Lot 9 Modernized Target Acquisition Designations/Sight Pilot Night Vision Sensors (M-TADS/PNVS), as well as spares.


The contract progresses as a Foreign Military Sale (FMS), with deliveries estimated to be complete by 2018.


Washington confirmed in August 2013 that it had agreed to sell eight Apache helicopters to Indonesia. The FMS deal is costed at USD500 million.




Source : Jane's

KMC Komando Menyaingi Produk Eropa

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menyebutkan, pihaknya menggelontorkan dana sekitar Rp 12 miliar untuk riset dan membangun Kapal Motor Cepat (KCM) Komando.
 

Menurutnya, dengan kapal sejenis yang dijual Finlandia harganya mencapai dua kali lipat atau Rp 24 miliar.
 

"Biayanya Rp12 miliar dari mulai riset hingga pemasangan senjatannya," kata Budiman dalam peluncuran KMC Komando, di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara, Selasa (29/4/2014).
 

Budiman menjelaskan, dengan spesifikasi yang sama dirinya mengklaim kapal buatan TNI AD mampu meyaingi negara di Eropa tersebut.

Menurutnya, saat ini TNI AD sedang menggarap 10 unit KMC Komando. Dua unit hasil pesanan 2013 telah selesai dan diuji coba tadi pagi. Sementara itu, delapan unit akan hadir pada tahun ini.
 

"Mudah-mudahan Juni selesai," ujarnya.
 

Budiman pun mengaku puas dengan performa yang ditunjukan oleh KMC Komando pada uji coba tadi pagi.
 

"Hasilnya sangat memuaskan. Kecepatan tinggi bisa tepat sasaran. Hasilnya sangat bagus," katanya.
 

Diketahui hari ini TNI AD melakukan uji coba peluncuran KCM. Selain mampu bermanuver dengan lihai di atas air, alat utama sistem senjatanya (alutsista) mampu menembakan peluru dengan akurasi yang tinggi walau sedang dalam kecepatan maksimal.



Sumber : Tribunnews

SBY Senang Indonesia Bangun Kekuatan Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan Indonesia membangun kekuatan pertahanan, selama periode 2010-2014.

SBY menyebutkan, periode itu adalah era pembangunan sistem pertahanan secara besar-besaran di negeri ini, sejak merdeka pada 1945.


"Pertahanan negara itu penting. TNI terus kita bangun, peningkatan anggaran spektakuler hampir mencapai 400 persen. Itu patut kita syukuri," kata SBY saat berpidato pada pembukaan Musrenbangnas 2014 di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).


Dia menyebutkan, pada 2004, anggaran untuk TNI sekitar Rp 21,4 triliun. Kini seiring meningkatnya perekonomian nasional, alokasi dana untuk TNI mencapai Rp 84,4 triliun.


Peningkatan itu mendorong Indonesia membeli alat utama sistem senjata (alutsista), di antaranya, pesawat tempur, helikopter, pesawat angkut, rudal pertahanan, kendaraan tempur taktis, kendaraan berlapis baja, dan kapal cepat.


"Ini sangat membanggakan. Kita juga mendorong industri pertahanan kita untuk makin maju dan bisa bersaing dengan negara lain," kata dia.


Selain itu, Indonesia juga aktif berkontribusi dalam perdamaian dunia.


Saat ini Indonesia berada di peringkat 17 dan berpeluang menembus angka 10 besar dunia. "Kita juga telah mengirim pasukan pemelihara perdamaian di bawah PBB sebanyak 1815 personel. Ini adalah prestasi yang membanggakan," kata SBY. 




Sumber : BeritaSatu

Modernisasi Alutsista Indonesia Belum Capai 50% MEF

JAKARTA-(IDB) : Kendati modernisasi berupa pengadaan, dan peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI telah berjalan, namun, pertahanan Indonesia belum mencapai 50% kekuatan pertahanan minimum (minimum essensial force/MEF). Alasan utamanya disebabkan minimnya anggaran pertahanan yang alokasinya belum mencapai 2% dari produk domestik bruto (PDB).

Hal itu diungkapkan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin selaku, Ketua High Level Committee (HLC) dalam acara pemaparan Perkembangan Modernisasi Alutsista TNI kepada Pemimpin 

Redaksi Media Massa, di Gedung Jenderal TNI M Yusuf, Jakarta, Selasa (29/4) malam.


“Belum. Tetapi sudah memenuhi sekitar 40% kekuatan minimum. Karena anggaran belum optimal maka kita mengambil yang paling fokus dulu pada alutsista bergerak. Fokusnya kita sudah dapat dan memang anggarannya tinggi sekali,” katanya.


Alutsista bergerak yang dimaksud adalah kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, termasuk kapal selam. Dengan begitu, kendati belum optimal, pertahanan Indonesia sudah mengalami perbaikan. Sebab alutsista yang ada sekarang ini sudah mampu mengimbangi kekuatan regional.


“Kita sudah sukses dalam transfer teknologi, secara keseluruhan persenjataan kita sudah kuasai, teknologi sedang dalam proses, termasuk pembuatan pesawat,” ujarnya.


Adapun alutsista yang diadakan sebagaimana rencana strategis (Renstra) tahun 2010-2014 baik untuk darat, udara, dan laut, beberapa di antaranya yang dibeli dari luar negeri adalah 16 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, 180 tank kelas berat Leopard dan Marder dari Jerman, 37 unit meriam 155 MM Howitzer dari Prancis, 38 unit Rudal MLRS dari Brasil, 3 unit kapal selam dari Korsel, dan 8 unit helikopter serang Apache dari Amerika Serikat.


Beberapa alutsista yang ditargetkan bakal rampung sehari sebelum hari TNI yang jatuh pada 5 Oktober yang diproduksi di dalam negeri antara lain kapal angkut Leopard, 23 unit tank retrofit AMX-13 , 3 unit pesawat CN-235 MPA, dan 5 panser BTR-4.


Menurutnya, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju maka memerlukan komponen-komponen pendukung seperti politik bermartabat, ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, dan kemampuan pertahanan yang bisa melindungi kedaulatan nasional. Artinya, kekuatan ekonomi perlu diimbangi dengan kekuatan pertahanan.


Dirinya berharap, pemerintah selanjutnya dapat melanjutkan Renstra 2015-2019 agar program pertahanan terus berjalan mengingat teknologi militer sifatnya dinamis. Tantangan yang bakal dihadapi ke depan adalah pembangunan infrastruktur pertahanan dalam negeri yang sejauh ini belum memadai.


Dengan demikian, untuk mencapai target pertahanan yang maksimal memerlukan kebijakan politik yang tepat serta kemampuan keuangan yang memadai.


“Kita ingin menjadi negara yang ekonominya maju tetapi kita tidak mau kalau teknologi militer kita maju padahal, suatu negara yang kuat harus memiliki komponen-komponen pendukung yaitu, politik yang bermartabat, ekonominya memenuhi kebutuhan dasar, dan kemampuan pertahanan yang bisa melindungi wilayah nasionalnya,” ujarnya.


Menurutnya, untuk sekarang ini, kekuatan pertahanan Indonesia sudah setara dengan negara-negara di Eropa. Ukurannya adalah varian teknologi alutsista yang dimiliki Indonesia dapat mengimbangi alutsita negara-negara Eropa.


“Untuk mengukur alutsista adalah varian teknologi. Memang bisa saja kita memiliki banyak senjata tetapi kalau teknologinya lama, ya percuma. Varian teknologi kita sudah sama dengan negara di Eropa, apakah itu alutsista laut, udara, dan darat kita setara,” katanya. 



Sumber : BeritaSatu

Elang Khatulistiwa Latihan Air Refueling

SUPADIO-(IDB) : Lanud Supadio sabagai salah satu pengawal dirgantara yang berhome base di Bumi Khatulistiwa melaksanakan latian Air Refueling, (29/04) guna meningkatka kemampuan satuan. Latihan ini merupakan akumulasi dari latihan tingkat perorangan, tingkat satuan yang berguna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi.  Oleh sebab itu latihan ini dilaksanakan dengan sungguh – sungguh sesuai dengan protap yang ada.

Salah satu kekuatan udara yang dimiliki TNI Angkatan Udara adalah Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, untuk itu latihan ini juga bermanfaat sebagai sarana meningkatkan dan mengasah ketrampilan para penerbang Skadron Udara 1 dengan pesawat Hawk 100/200.

Menurut Danlanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Tedi Rizalihadi, Latihan Air Refueling ini merupakan latihan yang sangat penting sekali untuk meningkatkan profesional dan skill bagi seorang penerbang pesawat tempur. Latihan ini diperlukan apabila seorang penerbang sedang melaksanakan pertempuran di udara atau akan menyerang ke sasaran musuh yang letaknya cukup jauh dari home base. Dan apabila pesawat tempur tersebut memerlukan pengisian fuel (bahan bakar) maka tidak perlu pulang ke home basenya namun dapat mengisi bahan bakar di udara (air refueling).

Disisi lain, lanjutnya dengan adanya pengisian bahan bakar di udara juga dapat menghemat waktu sehingga  penyerangan ke daerah musuh dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.   Namun demikian untuk melaksanakan latihan air refueling ini tidaklah mudah karena dibutuhkan ketepatan, ketelitian, kecakapan seorang penerbang dan tentunya mempunyai jam terbang yang memadai.




Sumber : TNI AU

Berita Foto : Kunjungan KASAL Ke Lebanon

BEIRUT-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengunjungi prajurit TNI yang sedang bertugas sebagai peacekeepers di Libanon beberapa waktu lalu. KSAL menyampaikan rasa bangga terhadap keberhasilan yang telah dicapai oleh prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda.

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda memberikan penghormatan kepada KSAL Laksamana TNI Marsetio.

KSAL disambut oleh Komandan Kontingen Garuda Unifil Kolonel Inf Adipati Karnawijaya beserta Dansatgas Kontingen Garuda lainnya, di antaranya Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi, Dansatgas MPU Konga XXV-F/Unifil Letkol Cpm Andri Gunawan, Dansatgas FPC Konga XXVI-F2/Unifil Letkol Inf Aulia Dwi, serta Dansatgas MCOU Konga XXX-D Mayor Arm Ezra Nathanael. 
KSAL saat tiba di Soedirman Camp, Naqoura, Libanon Selatan. 
KSAL Laksamana TNI Marsetio mendapat penjelasan dari Dansatgas Indobatt Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi.



Sumber : Detik

Berita Foto : Panglima TNI Terima Tim Wanadri

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima tim penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri. Wanadri menyampaikan memiliki kegiatan di Sungai Kluet, Kabupaten Aceh Selatan, dengan tema 'Krueng Kluet, Meretas Nasionalisme Pemuda dari Barat Indonesia'.

Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Aster (Asisten Teritorial) Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiarta Garjitha, S.H. dan Kapuspen (Kepala Pusat Penerangan) TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya menerima audensi tim penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri yang dipimpin oleh M. Ilham Fauzi selaku Ketua Dewan Pengurus Wanadri XXIII, bertempat di Mabes Cilangkap Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dalam pertemuan tersebut, M. Ilham Fauzi menyampaikan bahwa Wanadri memiliki kegiatan yang akan dilaksanakan di Provinsi Aceh Darussalam, khususnya di Sungai Kluet, Kabupaten Aceh Selatan, dengan tema "Krueng Kluet, Meretas Nasionalisme Pemuda dari Barat Indonesia".
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk ekspedisi penjelajahan dan pengarungan sungai antara pemuda Jawa Barat dan Aceh Selatan tersebut, merupakan kegiatan alam bebas, seperti penjelajahan, pendidikan, kemanusiaan dan perlindungan alam dengan titik kumpul di Desa Jambo Papeun, Kecamatan Meukek dan berakhir di Desa Lawemelang, Kecamatan Kluet Utara, Provinsi Aceh.
Sumber : Detik

Pemberangkatan Satgas Yonif 515 Ke Perbatasan Indonesia - PNG

MALANG-(IDB) : Divisi Infanteri 2 Kostrad kembali mengirimkan  prajurit-prajuritnya untuk diberangkatkan dalam rangka tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini. Pemberangkatan prajurit berjumlah 325 personil ini merupakan sisa pasukan dari pelaksanaan Serpas Satuan Yonif 515/9/2 Kostrad dalam rangka Satgas Pamtas RI-PNG yang diadakan beberapa minggu lalu yang sebelumnya juga diberangkatan sejumlah 325 prajurit.

Berbeda dari pemberangkatan gelombang pertama, dalam pemberangkatan pasukan gelombang kedua ini sisa pasukan yang sejumlah 325 personil dijadwalkan berangkat Senin (28/4) dan Selasa (29/4). 

Pergeseran pasukan ini  berlangsung di Lanud Abd Saleh, tepat pada pukul 04.30 WIB, dengan menggunakan 3 pesawat Hercules. Komandan Brigif 9 Kolonel Inf Wahid Aprilianto ditunjuk untuk mewakili pelepasan pasukan dengan didampingi oleh Waasops Letkol Inf Febriel S. Sikumbang dan Waasintel Letkol Inf Dwi Lagan.




Sumber : TNI

Pramono : Militer Indonesia Harus Ditakuti, Bukan Menakut-Nakuti

JAKARTA-(IDB) : Pramono Edi Wibowo, peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat mendukung modernisasi alutsista militer. Persoalan itu penting guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Bagaimana kita menjaga keutuhan NKRI kalau kita tidak kuat. Bagaimana kalau militer kita tidak hebat," kata dia di hotel Grand Sahid Jaya, Minggu (27/4).

Menurutnya militer Indonesia sudah tertinggal dari negara tetangga. Peningkatan segala hal di tubuh militer sangat diperlukan.

"Kita harus ditakuti tapi jangan menakut-nakuti. Undang mereka latihan bersama, ajak patroli perbatasan, dan hilangkan kecurigaan," terang dia.

Di samping itu, menurutnya peremajaan alutsista militer harus sesuai kebutuhan. Hal itu, guna mencegah pembengkakan anggaran.

"Sudah saatnya kita mengganti alutsista yang lebih baik. Militer diberi keleluasaan untuk memilih alutsista yang sepadan harganya," pungkas dia.




Sumber : Merdeka

Selasa, April 29, 2014

Berita Foto : Peluncuran KCM Komando TNI AD

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Darat meluncurkan Kapal Motor Cepat (KMC) Komando di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara, Selasa (29/4/2014). Kapal garapan dalam negeri ini dilengkapi dengan persenjataan canggih.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Kapal Motor Cepat (KMC) komando diluncurkan di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara.
TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Pembuatan KMC merupakan hasil rancang bangun tenaga ahli dari perwira Ditbekang serta bekerjasama dengan tenaga ahli dari ITS.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Untuk pembangunan Kapal Motor Cepat (KMC) ini TNI AD juga merangkul PT Tesco Indomaritim.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Kapal Motor Cepat (KMC) ini memiliki kecepatan hingga 35 knot.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Kapal ini juga diujicoba melakukan penembakan di Pulau Damar.
TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Dari 10 unit KMC hingga kini baru 2 unit yang jadi dan dapat dioperasikan.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Untuk persenjataannya, KMC dilengkapi dengan sistem senjata mesin berat 12,7 mm
TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
TNI AD melakukan uji coba kapal.
TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Aksi prajurit TNI AD saat menjajal ketangguhan Kapal Motor Cepat (KMC).

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
Kapal Motor Cepat (KMC) ini memiliki daya angkut penumpang hingga 31 orang dan 3 orang ABK.

TNI AD Luncurkan Kapal Motor Cepat
KMC Komando akan dipergunakan untuk pasukan TNI AD di setiap kepulauan.



Sumber : Detik

Launching Kapal Motor Cepat (KMC) Komando TNI AD

KMC KOmando TNI AD (VIVAnews/Muhamad Solihin)
KMC Komando TNI AD
JAKARTA-(IDB) : TNI AD meluncurkan Kapal Motor Cepat (KMC) yang diberi nama “Komando” buatan dalam negeri. Peluncuran yang digelar di Pantai ABC Ancol, Jakarta, Selasa 29 April 2014, ditandai dengan demonstrasi, manuver dan uji tembak KMC ‘Komando’, disaksikan KSAD Jenderal Boediman.


Kapal ini merupakan hasil karya anak negeri. Dari tangan ahli yang terdiri dari para perwira Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI-AD dengan melibatkan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan tenaga pelaksana pembangunan PT Tesco Indomaritim.


“Kami sudah beli 10 unit. Per unit seharga Rp 12 miliar sudah termasuk biaya riset dan pembangunannya,” kata Jenderal Budiman.

Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD (photo: Media Indonesia)
Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD.

Dari sepuluh unit KMC Komando, bulan ini baru dua unit yang telah selesai diproduksi. Selebihnya, akan selesai pada akhir bulan depan. Harga produksi kapal motor ini jauh lebih murah ketimbang membeli kapal sejenis dari luar negeri.


Kapal ini akan didistribusikan ke sembilan Komando Daerah Militer, yakni Kodam Iskandar Muda, Kodam Bukit Barisan, Kodam Sriwijaya, Kodam Mulawarman, Kodam Wirabuana, Kodam Udayana, Kodam Tanjungpura, Kodam Patimura, dan Kodam Cendrawasih.


Daerah operasi kapal meliputi rawa, laut, sungai, dan pantai. Kapal ini juga bisa digunakan untuk pendaratan pasukan di pantai dan mampu berlayar terus menerus sejauh 250 NM (mil laut).


KMC berkapasitas 31 penumpang dan tiga ABK. Kecepatan maksimum kapal ini mencapai 35 knot. Tapi, untuk pengembangan berikutnya, kecepatan akan ditambah.


“Tahun 2015 nanti, kecepatannya akan ditambah menjadi 45 knot. Harus lebih cepat dari sekarang, karena pertempuran ke depan memerlukan kecepatan dan akurasi. KMC Komando terus akan kami kembangkan,” kata Jenderal Budiman.

Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD (photo: Media Indonesia)
Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD.

Untuk persenjataan KMC dilengkapi dengan sistem senjata mesin berat (SMB) dengan jenis peluru 17,5 milimeter yang mampu menembak hingga 6 kilometer dengan jarak efektif tembakan 2 kilometer. Dengan begitu, posisi penembak lebih aman.


Bukan cuma itu, kapal ini juga memiliki dengan sistem tracking and locking target. Sistem tersebut mengatur penggunaan senjata secara otomatis yang dikendalikan oleh seorang penembak dari dalam ruang kemudi.

KMC Komando (photo: Media Indonesia)
KMC Komando

Dilengkapi Senjata Auto Control

Mabes TNI Angkatan Darat memiliki sistem senjata automatis dengan menggunakan remote weapon station (RWS).

Pemanfaatan teknologi tersebut untuk melindungi penembak dari target musuh.


Anggota Litbang Mabes TNI AD Mayor (TNI) Armed Herman mengatakan, dengan menggunakan RWS, penembak tidak perlu berada di balik senapan. Mereka bisa mengontrolnya secara otomatis tanpa harus berada di balik senjata.

"Teknologi ini mampu membidik target tepat sasaran, karena dalam kondisi bergerak pun senjata tetap stabil," kata Herman pada RoL di acara peluncuran kapal cepat komando TNI di Ancol, Selasa (29/4).

Menurutnya, dengan dilengkapi RWS, senjata tersebut mampu mengunci sasaran dengan tingkat akurasi baik. Dia menambahkan, senjata tersebut dikatagorikan SMB 12,7 MM dengan jarak tembak hingga 6000 meter, efektif 2000 meter.

Amunisinya mampu memuat hingga 200 kaliber, namun tergantung kapasitas box penampung. SMB tersebut mampu mengeluarkan peluru hingga 300 RPM. Herman menambahkan, senjata ini sebenarnya sudah umum dipasaran, hanya RWS yang terbaru.

"Di sini, kami me-launching RWS, karena ini sistem baru, dimana dapat melindungi penembak dan menjaga akurasi," ujar dia. 

Diminati Negara Lain


Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman menyatakan, banyak negara asing yang sebetulnya ingin membeli teknologi yang saat ini tengah dikembangkan TNI AD. Namun, ia enggan memperjualbelikannya karena saat ini teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan.

"Negara-negara di kawasan ASEAN, misalnya, ingin membeli salah satu produk kita," kata Budiman di sela-sela peluncuran kapal motor cepat (KMC) Komando di Pantai ABC Ancol, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Ia mengatakan, salah satu teknologi yang diincar negara lain adalah radio very high frequency (VHF) produk PT CMI Teknologi. Radio tersebut merupakan hasil pengembangan kerja sama antara Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubad) dan Universitas Surya. "Nanti saja kalau sudah selesai proses pengembangannya," ujarnya.

Menurut Budiman, sebetulnya produk kedirgantaraan yang dari Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Selain radio, ia mencontohkan, panser Anoa dan seragam tentara produksi dalam negeri juga diminati oleh negara asing.

Tahun ini TNI AD menggandeng Universitas Surya untuk mengembangkan 15 teknologi yang dapat mendukung kegiatan operasi personel di lapangan. Pengembangan teknologi tersebut bertujuan memperkuat sistem alat utama sistem persenjataan Indonesia sekaligus meminimalisir pengeluaran negara untuk membeli produk luar negeri. Untuk melakukan 15 riset teknologi tersebut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 31 miliar.

Pengembangan teknologi itu antara lain digunakan untuk pembuatan gyrocopter, nano satelit, OpenBTS (base transceiver station), mesh networking communication system, radio VHF, dan battle management system (BMS). TNI AD juga merancang teknologi konversi bahan bakar minyak ke gas, simulasi modifikasi mobil tempur antipanas, simulasi senjata api antipanas, energi mandiri, global positioning system (GPS) tracking system dengan automatic package reporting system, multirotor, flapping wing air vehicle, pesawat drone atau unmanned aerial vehicle, simulasi menembak dengan laser gun, serta integrated optronics defence system.


Minim Alat
 
Wilayah Indonesia begitu luas. Sarana penunjang sudah menjadi keharusan. Itulah yang diinginkan KSAD Jenderal Budiman.


“Jujur, kadang-kadang kami sedih melihat prajurit yang bertugas di wilayah pesisir dan terpencil. Mereka mengalami keterbatasan transportasi,” Ujar KSAD.


Meski terkadang mendapatkan pinjaman kapal pengangkut pasukan dari satuan di atasnya, seperti Komando Militer wilayah setempat, namun kendala teknis sering tak teratasi.


Tak jarang, kapal yang dipinjamkan itu justru tidak dapat digunakan karena medan perairan yang dilalui terlalu dangkal. Sedangkan kapal yang ada rata-rata untuk perairan dalam.


Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD (photo: Media Indonesia)
Kapal Motor Cepat KMC Komando TNI AD.
Jenderal Budiman khawatir, ketidakmampuan TNI dalam menunjang sarana operasi anggotanya, dimanfaatkan pihak lain yang justru akan merugikan kedaulatan bangsa. “Kami memikirkan tentara yang berada di wilayah kecil (Kepulauan) ini, jangan sampai dibiayai oleh pihak lain (asing),” kata dia.

Oleh karena itul pihak TNI ADa melakukan kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan PT Tesco Indomaritim, untuk mengembangkan teknologi KMC Komando. Kapal yang dapat digunakan di permukaan air dengan kedalaman hanya satu meter.




Sumber : Vivanews

Pemerintah Tegaskan Pertahankan Ketentuan Hak Pilih TNI

JAKARTA-(IDB) : Perwakilan pemerintah dalam pengujian Undang-Undang No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (UU Pilpres) menegaskan tetap mempertahankan ketentuan hak pilih TNI guna menjaga netralitas.

Hal ini diungkapkan Plt Ditjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM Mualimin Abdi saat membacakan jawaban pemerintah dalam pengujian Pasal 260 UU Pilpres yang mengatur anggota TNI dan Polri tidak memiliki hak pilih dalam pemilu presiden di Mahkamah Konstitusi, Senin.

"Pemerintah harus tetap memberlakukan aturan ini karena struktur kelembagaan TNI/Polri berada di tingkatan pusat dan daerah. Melihat hal tersebut, adalah hal tepat untuk tetap mempertahankan aturan tersebut dalam Pemilu 2014," kata Mualimin, di depan majelis hakim yang diketuai Arief Hidayat.

Dia juga mengatakan pemilu merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat untuk melahirkan pemerintahan yang demokratis, sehingga dalam UU Pileg dan UU Pilpres harus tetap menjaga netralitas TNI-Polri.

Meskipun Anggota TNI dan Polri memiliki hak seperti warga negara yang dijamin oleh UUD 1945, namun berdasarkan realitas sosial dan karakteristik kehidupan berbangsa dan bernegara, pembatasan realita politik dan tidak melibatkan diri dalam politik praktis harus tetap dilakukan.

Pengujian UU Pilpres yang mempermasalahkan hak pilih TNI ini dimohonkan oleh Mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dan Supriyadi Widodo Eddyono yang berprofesi sebagai advokat.

Mereka menilai pasal yang mengatur anggota TNI dan Polri tidak memiliki hak pilih dalam Pilpres itu menimbulkan ketidakpastian hukum karena ketentuan hanya menyebut Pilpres 2009, bukan Pilpres 2014.

Pasal 260 UU Pilpres berbunyi: "Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009, anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menggunakan haknya untuk memilih".

Sementara dalam Pasal 326 UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif telah dinyatakan anggota TNI dan Polri tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014.

Menurut dia, dengan adanya pengaturan berbeda terkait hak pilih anggota TNI-Polri itu melahirkan situasi ketidakpastian hukum yang dijamin Pasal 28D ayat (1) jo Pasal 1 ayat (3) UUD 1945.

Untuk itu, pemohon meminta MK menyatakan Pasal 260 UU Pilpres bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai "Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014, anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menggunakan haknya untuk memilih".




Sumber : Antara

Delayed Delivery Of Brazilian Aircraft Irks RI

BRAZIL-(IDB) : The Defense Ministry has expressed its disappointment withBrazilian aerospace conglomerate Embraer SA for a seven-month delay in the delivery of four EMB 314 Super Tucano turboprop aircraft.

The ministry’s procurement center head, First Marshal Asep Sumaruddin, said on Monday that Embraer was obliged to deliver the first batch of eight aircraft by August last year and the second one in March 2015.

“From the first batch, we’ve only received four aircraft,” said Asep. “We’ve contacted Embraer for clarification about the remaining four, but haven’t received a sufficient response. We’re still coordinating with the Brazilian government through their Defense Ministry and embassy in Jakarta to resolve the problem.”

The ministry signed a US$284 million contract with Embraer in 2010 to build a squadron of Super Tucanos to replace the OV-10 Bronco aircraft, which have been in service since 1976.

The Tucano is designed for light attack, counter insurgency, close air support, aerial reconnaissance missions in low threat environments, as well as providing pilot training.

Under the contract, Embraer has been required to pay a penalty of 0.1 percent on a daily basis since the delay, but the combined penalty is capped at a maximum of 5 percent.

Embraer, according to Asep, has paid the maximum penalty of around $7 million and cannot be issued with more fines, regardless of the length of the delay.

Brazilian Ambassador to Indonesia Paulo Alberto da Silveira Soares said his government would try its best to see that Indonesia receives the four remaining Tucanos “as soon as possible”.

Soares added that the embassy had communicated directly with Embraer to settle the issue.

“Next month, Indonesian Deputy Defense Minister Sjafrie Sjamsoeddin will visit Brazil to discuss defense cooperation. During the visit, he is also scheduled to meet with the president of Embraer. Let’s hope that meeting will clarify everything,” Soares told The Jakarta Post.

Aviation expert Dudi Sudibyo said the delay was worrying as it would set a precedent for another delay in the delivery of the final batch of Tucanos next year.

Dudi blamed the lengthy delay on the lenient penalty stipulated in the procurement contract.

“Five percent is clearly too small for a sanction and the company may be taking advantage of that, particularly when the government has paid almost the entire cost,” Dudi said.

Indonesia has paid 97 percent of the first batch contract, worth $142 million, according to the ministry.

Dudi suggested that the ministry improve its negotiation skills for subsequent purchases to prevent future delays.

Under the so-called Minimum Essential Force (MEF) strategy, Indonesia is working to purchase 128 jet fighters by 2024, according to the ministry.

“Among them is the Super Tucano, which is technologically superior in its class,” said Dudi.

The four Tucano aircraft delivered last year are now being used by the Indonesian Air Force’s 21st squadron at Abdul Rahman Saleh Air Force Base in Malang, East Java. 




Source : JakartaPost

Analisis : Ujian MEF II

ANALISIS-(IDB) : Kesinambungan cara pandang berpertahanan untuk lima tahun ke depan akan segera memasuki lintas jembatan suksesi figur orang nomor satu RI.  Yang jelas figur yang akan mengisi orang nomor satu itu tidak lagi Sby, sosok yang telah memberikan segelas anggur merah untuk perkuatan militer RI.  Figur yang akan mengisi lembaran cerita berbangsa dan bernegara lima tahun ke depan merupakan kepala sekolah yang akan menentukan kebijakan berpemerintahan yang salah satunya adalah kebijakan berpertahanan.  Dengan kata lain kepala sekolah yang baru nanti akan menentukan apakah mata pelajaran MEF akan dilanjutkan, dilanjutkan dengan beberapa perubahan atau akan diganti dengan mata pelajaran lain, bisa saja kan.



Meski sudah ada kurikulum MEF (minimum essential force) sampai jilid III tetap saja tongkat komando pimpinan tertinggi menjadi patokan melangkah.  Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi apakah harus tetap langkah tegap atau langkah biasa atau malah langkah santai aja.  Catatan yang bisa kita sampaikan adalah kebiasaan berperencanaan kita selama ini kan tergantung selera pemimpinnya. Adanya pergantian kepemimpinan  sangat memungkinkan terjadinya  pergantian selera dan cara pandang. 



Contoh sederhana, berapa tahun harus sia-sia waktu untuk menentukan penambahan armada kapal selam.  Sejak tahun 2003 sudah mulai melakukan perencanaan untuk mengganti atau menambah kapal selam Cakra Class yang sudah lama malang melintang. Tetapi baru 8 tahun kemudian menjadi jelas merek apa yang akhirnya akan dibeli.  Dan selama kurun waktu itu telah terjadi pergantian pimpinan TNI dan TNI AL.  Bandingkan dengan Vietnam, hanya butuh satu tahun perencanaan, lalu proses pengadaan, tiga tahun kemudian satu persatu kapal selam Kilo yang dipesannya datang.  Setelah itu baru kita kaget.

Presiden Sby, peduli perkuatan TNI


Jangan dikira tidak ada “blusukan” atau lobi-lobi untuk menentukan siapa kelak yang akan memimpin Kementerian Pertahanan meski Presidennya pun belum tahu siapa.  Kementerian Pertahanan selama lima tahun ini kan sudah menjadi kementerian gadis manis dengan rambut sebahu yang banyak dilirik dan dicolek produsen alutsista internasional.  Kementerian sekarung gula ini tentu menarik minat rombongan semut dunia untuk ikut mencicipi manisnya anggaran alutsista RI. 



Dengan berkaca pada kepadatan anggaran beli senjata selama lima tahun ini tentu perkiraan produsen alutsista dan makelarnya bahwa untuk MEF II akan lebih banyak lagi dana dikucurkan. Semua keputusan itu ada di tangan kepemimpinan RI-1 yang baru bersama group kabinet pilihannya.  Salah satu pilihan figur paling berbinar dan bercahaya adalah Kementerian Pertahanan.  Jika presidennya si A maka ada kemungkinan Menhannya si B atau C. Jika presidennya si X maka kira-kira Menhannya si Y dan Z.  Kalkulasi jika, seandainya, misalnya, andaikata pun makin menarik dicermati.



Tidaklah penting bagi kita untuk menentukan figur Kemhan-1 tetapi lebih penting dari itu adalah menjaga kesinambungan program MEF.  Jadi sebenarnya ujian MEF terletak pada kelanjutan program perkuatan militer RI.  Jika MEF satu bisa mencapai 36% dari target MEF, alangkah bagusnya jika sisa target itu bisa diselesaikan di MEF II.  Meski begitu jika ternyata style pemerintahan besok menginginkan sampai MEF jilid III target itu diselesaikan, juga tak mengapa.  Yang penting tetap bisa berjalan sesuai rencana.



Sekedar gambaran PDB Indonesia tahun 2013 berdasarkan data BPS berjumlah 9.084 trilyun rupiah meningkat dan searah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78%.  Jika anggaran pertahanan tetap, seirama dengan kenaikan PDB maka anggaran pertahanan ikut naik 5,78%.  Selama ini anggaran pertahanan kita ada di kisaran 0,8 – 0,9 % dari PDB padahal Singapura saja sudah membagi anggaran pertahanannya sampai 4% dari PDB.  Maka jika anggaran pertahanan kita bisa dinaikkan sampai 2% saja maka perkuatan militer RI akan semakin membahana.

2 Fregat A Yani Class pengawal samudera RI


Itu sebabnya banyak prediksi menyebut khusus untuk anggaran beli dan rawat senjata dalam MEF II (2015-2019) akan menyentuh angka  US$ 20 milyar, naik US$ 5 milyar dari MEF I yang berjumlah US $15 milyar. Prediksi ini bukan sebuah impian atau angan-angan namun sangat realistis untuk dicapai.  Angka 20 milyar dollar itu tentu bisa membelanjakan berbagai jenis alutsista termasuk bayar multi years alutsista yang sudah dipesan duluan.



Maka soal ujian MEF jilid dua nanti kira-kira bocoran soalnya begini.  Apakah RI-1 nanti figur yang peduli melanjutkan MEF-1. Kalau ya apakah anggaran alutsista bisa dinaikkan minimal US$ 20 milyar.  Kalau ya apakah yang akan dibeli untuk duit sebanyak itu. Sampai disini kemudian bumbu masak bernama “selera” mulai dimunculkan. Bumbu masak selera itu ada gerbang Kemhan.  Maka jauh-jauh hari kita mengingatkan selera user alias pengguna mesti menjadi indikator utama rencana beli alutsista. Termasuk mengutamakan industri pertahanan dalam negeri yang mulai bersinar saat ini.



Isian alutsista di MEF II adalah menyediakan perabot untuk rumah Kogabwilhan.  Sinergi pertahanan model Kogabwilhan membutuhkan alutsista dalam kuantitas dan kualitas yang menyengat.  Jelaslah bahwa MEF II adalah faktor kunci untuk menuju perkuatan militer kita yang sebenarnya.  Sejalan dengan itu dinamika kawasan juga akan semakin memperlihatkan kekuatan blok pemegang hegemoni dengan penantang hegemoni.  Kita ada diantara keduanya dan kita tidak berpihak pada keduanya.  Padahal arena tarung memperebutkan piala hegemoni itu ada di sekitar halaman kita. Jadi kita harus perkuat pagar teritori kita dengan alutsista berkualitas.  MEF II adalah soalnya, yang menjawab adalah Next RI-One. 
Sumber : Analisis