Pages

Minggu, Desember 29, 2013

Pesawat Tempur Tejas Mk1 India

Pesawat tempur ringan Tejas Mk1 (photo: Indian defence ministry)
Pesawat tempur ringan Tejas Mk1
NEW DELHI-(IDB) : Pesawat tempur ringan (Light Combat Aircraft/LCA), Tejas Mk1 buatan Hindustan Aeronautics (HAL) akhirnya menerima izin operasional awal (Initial Operational Clearance / IOC, dari Angkatan Udara India.

Dokumen “release to service” diserahkan oleh Menteri Pertahanan AK Antony kepada Kepala Angkatan Udara India, NAK Browne di Bengaluru, 20/12/2013. Pemberian IOC untuk varian Mk1 membuka jalan bagi pesawat tempur Tejas, untuk bisa bergabung ke dalam pesawat operasional Angkatan Udara India. Agar pesawat tempur Tejas Mk1 bisa sepenuhnya beroperasi, pesawat ini harus memperoleh izin operasional akhir (Final Operational Clearance – FOC), yang dijadwalkan pada bulan Desember 2014.

Angkatan Udara India memperkirakan hanya pesawat Tejas Mk2 yang memenuhi standar yang ditetapkan Angkatan Udara India pada tahun 1985.

“Dua desain daya dorong pesawat yang telah kami pelajari, masih ada masalah dalam pengintegrasian mesin GR F-414, untuk mendapatkan daya dorong lebih besar, desain intake lebih baik serta kemudahan perawatan pesawat”, ujar Kepala Angkatan Udara India, Browne.

Hasil review desain awal Tejas Mk2 dijadwalkan selesai pada Februari 2014 dan mesin pertama GE F-414 tiba di India pada tahun 2015.

Pesawat Tejas Mk2 akan dilengkapi fitur helmet mounted interface, untuk efesiensi rancang bangun sistem avionik, senjata baru, upgrade piranti peperangan elektronik serta modul pengisian bahan bakar di udara.

tejas

Selimut Pesimisme
 
Dengan muka kecut dan perasaan yang tidak antusias, Angkatan Udara India pertama kali menerima pesawat tempur Tejas pada tahun 2011. 


Pihak militer pun meminta sejumlah konsesi yang tertuang dalam IOC-1. Pada saat itu, perbaikan yang diminta adalah meningkatkan kinerja pesawat tempur, waktu penyelesaian, kemampuan mengangkut senjata yang sesuai, serta harus lulus dari ujicoba operasi di segala kondisi cuaca.
Kini tahapan itu berhasil dilalui. Angkatan Udara India memberikan izin operasional awal / IOC bagi pesawat tempur Tejas Mk1, setelah pesawat tempur ringan ini dapat mencapai sudut serangan (AoA) hingga 22 derajat. Fitur pesawat juga berhasil mengintegrasikan sistem avionik dan sistem senjata dengan helm terpasang layar /helmet mounted display sight (HMDS).
Uji penembakan rudal R-73E berhasil menunjukkan penggunaan helmet mounted display sight/HMDS. Tejas Mk1 sekarang bisa terbang tanpa bantuan telemetri hingga radius of action 500 km (310 mil) dengan opsi tambahan 1.750 km, bila menggunakan 800/1200 liter drop tanks.
Angkatan udara India akan menempatkan skadron pertama Tejas Mk1 berbasis di Sulur, Tamil Nadu, dekat dengan Bengaluru, tempat di mana pesawat tersebut diproduksi. Angkatan Udara India sejauh ini berkomitmen untuk memesan dua skuadron (40 pesawat) Tejas Mk1 .
Hindustan Aeronautics (HAL) pada awalnya akan membangun 20 pesawat tempur Tejas dengan standar IOC dan akan diupgrade di kemudian hari ke standar FOC. Sementara batch kedua akan diterima oleh AU India sudah berupa standar FOC.

Tejas Mk1 India
Tejas Mk1 India

HAL merencanakan pengiriman Tejas Mk1 (SP1) akan dilakukan Maret 2014. Produksinya direncanakan delapan pesawat dalam setahun dan ditingkatkan menjadi 16 pesawat/tahun di tahun-tahun berikutnya.


Angkatan Udara India banyak menaruh harapan kepada Tejas MK2, sehingga tak heran mereka berencana memesan 4 skadron (80 pesawat), meskipun hingga kini belum ada order resmi untuk jenis pesawat ini.


Menjawab Tantangan
 
Menurut Aeronautical Development Agency, sejumlah besar pekerjaan untuk FOC telah selesai. Tugas utama mereka adalah meningkatkan kemampuan daya serang pesawat hingga 24 derajat (Angle of Attack) AoA , instalasi dan demonstrasi sistem pengisian bahan bakar dalam penerbangan, penambahan Python Rafael Israel dan Derby air-to-air missiles, serta integrasi dan uji coba canon 23 mm.


Tejas Mk1 HAL India
Tejas Mk1 HAL India

Meski masih menemui sejumlah kendala teknis, program uji terbang pesawat tempur Tejas menunjukkan catatan keamanan yang sangat baik. Lebih dari 2.450 sorti dari 11 pesawat telah diterbangkan sejak 2011, dengan 490 penerbangan mandiri pada tahun 2013.


Tejas adalah pesawat tempur ringan, mesin tunggal, kursi tunggal, multi-role fighter supersonik serta fitur quadruplex digital fly-by-wire flight control system disain orsinil dalam negeri. India tidak muluk-muluk untuk pembangunan pesawat tempurnya ini.


Tejas juga sedang dikembangkan untuk memenuhi persyaratan carrier borne fighter, bagi Angkatan Laut India. Namun program pembangunan Tejas untuk Angkatan Laut India, masih tertunda-tunda.


Tejas harus dilengkapi disain rester-hook dengan baik sebelum dapat memulai uji operasi di kapal induk/carrier. Uji coba harus dilakukan dalam dua tahap, pertama pada fasilitas uji di wilayah pantai dengan fasilitas melibatkan ski-jump launch dan arrested landing. Berikutnya ujicoba di kapal induk dalam kondisi cuaca yang berbeda, siang hari dan malam. Setiap fase akan memiliki tantangan tersendiri.


Tejas adalah pesawat tempur kedua yang dikembangkan India, sejak HAL Marut, yang terbang pertama kali pada tahun 1961. India menempuh perjuangan yang panjang dan berliku dalam membangun pesawat tempur ringan Tejas yang prototype-nya pertama kali terbang 13 tahun lalu dan hingga kini masih banyak membutuhkan penyempurnaan.
 
Tejas Mk1 India
Tejas Mk1 India
Pesawat Tempur Tejas HAL India
Pesawat Tempur Tejas HAL India
tejas-10
tejas-12




Sumber : JKGR

Satgas Indobatt Diminta Perketat Penjagaan

LEBANON-(IDB) : Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama melaksanakan tugas sebagai misi perdamaian di Lebanon, Prajurit TNI yang tergabung dalam satgas Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) atau Indobatt (Indonesian Battalion), diperintahkan agar memperketat penjagaan di setiap pintu masuk markas (Main Gate)masing-masing UNP (United Nation Position), Sabtu (28/12/2013).

Dalam pengarahannya, Dansatgas Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi mengatakan bahwa, setiap personel militer dan sipil serta kendaraan baik mobil UN (United Nation), maupun mobil sipil yang akan masuk ataupun keluar dari markas wajib untuk dicek, mulai dari identitas pengemudi sampai kendaraannya.

"Kondisi di Lebanon saat ini yang tengah memanas menjadi perhatian penting saya selaku Komandan Satgas, guna mengamankan setiap personel TNI yang bertugas  sebagai pasukan perdamaian di wilayah Lebanon Selatan maupun materiil yang menjadi tanggung jawab Satgas Indobatt dalam pelaksanaan tugasnya," kata Letkol Inf M. Asmi.

Dansatgas memerintahkan, jika ada hal yang mencurigakan agar segera dilaporkan kepada Komandan Peleton (Danton) maupun Komandan Kompi (Danki) masing-masing, agar segera dapat ditindak lanjuti.
Selain itu, langkah antisipasi lainnya diberlakukannya patroli ronda malam di masing-masing Markas Indobatt, yaitu: UN Post7-1 Adshit al Qusayr Markas Indobatt, UN Post7-3 Blate Markas Kompi Bravo, UN Post 9-2 Az Zikkiyah Markas Kompi Charlie dan UN Post 9-63 El Aadeisse serta UN Post 9-15 Kafer Killa Markas Kompi Alfa.

Sementara itu, Wadansatgas Indobatt Mayor Inf Ade Rony didampingi Kasilog Satgas Kapten Inf Dobby, Perwira Fuel Lettu Marinir Donny melaksanakan pengecekan kesiapan kendaraan tempur yang berada di UN Post9-2 Az Zikkiyah Markas Kompi Charlie.

"Inspeksi ini adalah untuk mengecek seberapa jauh kesiapan setiap kendaraan tempur Satgas Indobatt dalam mendukung pelaksanaan tugas patroli," katanya.

Jenis kendaraan tempur yang berada di Kompi Charlie, diantaranya jenis BTR 80-A buatan Rusia tahun 2002 sebanyak 12 unit, 2 unit VAB buatan Pindad jenis ANOA dan Ambulance serta 1 unit Panhard buatan Prancis.




Sumber : Tribunnews

Tank Leopard Di Kalimantan, Suatu Kebutuhan

Tank Leopard 2A4 TNI AD
Tank Leopard 2A4 TNI AD

BANJARBARU-(IDB) : Beberapa tahun yang lalu, mungkin kita masih ingat bagaimana pernyataan Pangdam VI/Mulawarman saat itu tentang potensi ancaman dari negara lain di perbatasan Kalimantan, Terutama dengan adanya MBT PT 91 Malaysia.


Sebentar lagi MBT Leopard 2A4 Indonesia akan tiba dan Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman saat ini, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan “main battle tank Leopard” sangat dibutuhkan untuk menjaga perbatasan di Kalimantan.


Pangdam Mulawarman di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 29/12/2013 mengatakan perbatasan di Kalimantan sangat rawan, terutama terkait keamanan karena Kalimantan memiliki banyak titik perbatasan dengan wilayah Malaysia dan Singapura.


“Di perbatasan masih sering terjadi pembalakan liar, pertambangan liar dan pencurian ikan. Orang luar seperti sudah ingin caplok sekitar perbatasan kita. Dengan adanya Leopard akan membuat moril lawan jatuh,” katanya saat menerima kunjungan wartawan dari Jakarta, di Markas Komando Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.


Menurutnya, keberadaan Leopard akan semakin memperkuat alutsista canggih yang ada di jajaran Kodam VI/Mulawarman. Saat ini, tank yang ada di Kodam merupakan tank ringan berjenis AMX dan Scorpion. “Paling tidak, satu kompi tank Leopard (delapan unit) dapat ditempatkan di Kalimantan,” tuturnya.

PT 91 Malaysia
PT 91 Malaysia
Dalam waktu dekat ini Kodam Mulawarman akan menerima Multi Launcher Roket System (MLRS). Selain itu sudah terbentuk Skuadron Penerbad yang diperkuat 4 heli tempur dan 4 heli angkut.

Saat ini, kata Dicky, Kodam Mulawarman juga telah menyiapkan satu batalion kavaleri. Sebelumnya, Kodam ini hanya memiliki detasemen kavaleri.

Kodam Mulawarman juga memperbanyak pos-pos gabungan dengan Malaysia untuk menjaga perbatasan. Keberadaan pos ini untuk mempersempit upaya adanya pemindahan patok perbatasan dan untuk menghalau para pembalak yang notabene berasal dari Malaysia.
Kodam Mulawarman bertanggung jawab menjaga perbatasan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Dicky mengatakan daerah perbatasan itu cukup rawan. Baru-baru ini, pihaknya menangkan 11 bandar shabu-shabu.”Bukti yang berhasil disita adalah 6,6 gram shabu dan uang tunai Rp2,6 miliar. Uang itu diperkirakan dari hasil transaksi shabu,” katanya.

Atas temuan itu, Dicky juga melakukan operasi gabungan dengan kepolisian dan kejaksaan karena dikhawatirkan banyak narkoba masuk melalui perbatasan ini.”Biasanya mereka menyamar sebagai nelayan dan memasukkan narkoba melalui jalur sungai,”. 




Sumber : Republika

650 Personel TNI AD Dipersiapkan Amankan Perbatasan Indonesia PNG

BANJARBARU-(IDB) : TNI Angkatan Darat sedang menyiapkan 650 personil pasukannya dari Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama/Korem Antasari 101/Kodam VI Mulawarman dan Raider 600 Balikpapan untuk melakukan pengamanan perbatasan antara Indonesia - Papua Nugini (PNG) selama sembilan bulan.

"Sebelum melakukan tugas pengamanan perbatasan RI-PNG, seluruh personil melakukan pratugas teori dan lapangan (tempur)," kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, di sela-sela Pembukaan Pratugas Tahap II dan Tahap III Pamtas RI-PNG, di Mako Yonif 623, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.

Menurut dia, pasukan pengamanan perbatasan yang sedang disiapkan itu telah melakukan pratugas di hombase selama sepekan, dan dalam dua pekan ke depan seluruh pasukan yang bertugas pamtas RI-PNG akan melakukan latihan lapangan.

"Kami berharap seluruh prajurit untuk melaksanakan latihan ini dengan sungguh-sungguh, sehingga saat melaksanakan tugas dapat dilakukan dengan baik. Lebih baik ?mandi keringat dalam latihan dibandingkan mandi darah dalam penugasan," kata Pangdam.

Kepada seluruh prajurit yang akan diberangkatkan ke perbatasan Papua-PNG, Pangdam mengatakan, penugasan yang diberikan itu merupakan penugasan yang terhormat dari bangsa dan negara.

"Saya yakin dan percaya penugasan akan berhasil. Kalian benar-benar harus menyiapkan latihan pratugas dengan baik, agar tidak ada keraguan dalam bertindak dan yakin kita siap melaksanaan tugas tersebut," kata Dicky.

Dalam latihan itu, para perwira juga dibekali bagaimana memimpin, proses pengambilan keputusan dan latih teknis prosedur. Di pos penjagaan, bagaimana mereka mengawasi kelar masuknya masyarakat kita ke PNG, ujarnya.

Kerawanan yang ada di Papua, kata Dicky, tidak terlalu signifikan dibandingkan perbatasan Kalimantan dan Malaysia, seperti pembalakan liar, pencurian ikan, penyelundupan narkoba dan lainnya.

"Namun, kita harus siap siaga. Di Papua ada gerakan pengacau keamanan (GPK) yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di Papua dan PNG," kata Pangdam seraya mengatakan lintas batas di Papua dirundung persoalan sederhana, yakni soal isi perut untuk mencari rezeki.

Selain persoalan GPK, tambah Pangdam Mulawarman, persoalan penyakit malaria juga harus diwaspadai oleh seluruh prajurit. Petugas medis harus disiapkan dengan baik agar bisa mengatasi prajurit yang terjangkit malaria.

Danyonif 623/Bhakti Wira Utama, Mayor Inf Singgih Pambudi Arinto, mengatakan, jumlah personil Yonif 623 yang akan diberangkatkan ke perbatasan Papua-PNG sebanyak 450 personil. Sementara jumlah personil dari Raider 600 sebanyak 200 personil.

Selain untuk menjaga wilayah perbatasan itu, kata dia, pihaknya juga akan menyiapkan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan guna membantu masyarakat sekitar perbatasan Papua.

"Disana ada sekolah, namun tenaga pengajar tidak ada. Kami akan membantu mendidik anak-anak di perbatasan. Kita juga akan membantu mengatasi persoalan kesehatan di masyarakat, meski fasilitas yang ada sangat minim," kata Singgih.



Sumber : Republika