Pages

Kamis, Desember 26, 2013

Pesawat T-50i GE Batch Kelima Transit Di Lanud Balikpapan

BALIKPAPAN-(IDB) : Komandan Lanud Balikpapan Kolonel Pnb Ir Tri Bowo Budi Santoso,MM menyambut kedatangan dua jet latih tempur T-50i Golden Eagle yang dipesan Republik Indonesia dari Korean Aerospace Industries (KAI). 

Tepat pukul 15.40 dua pesawat T-50i landing di baseops Lanud balikpapan untuk melaksanakan transit dan pengisian bahan bakar sebelum meneruskan perjalanannya esok hari menuju Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rabu (25/12).

Dua pesawat tersebut merupakan pesawat ke-9 dan ke-10 dari total 16 pesawat yang Negara Indonesia pesan dengan no seri TT 5009 dan TT 5010. Selanjutnya pesawat tersebut akan berada di bawah koordinasi TNI Angkatan Udara untuk meningkatkan kekuatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista Negara Indonesia.

Pesawat T-50i Golden Eagle tersebut akan menempati rumah barunya (home base) di Skuadron 15 Lanud Iswahjudi. Selanjutnya pesawat T-50i Golden Eagle akan menggantikan pesawat Hawk Mk-53, dikarenakan Pesawat Hawk MK-53 tidak akan digunakan lagi karena sudah tua dan mulai kesulitan mencari suku cadangnya.

Sebagai pesawat jet latih tempur, pesawat T-50i juga bisa di gunakan untuk misi pertempuran di udara. Untuk menambah daya tempur pesawat T-50i Golden Eagle juga bisa dilengkapi dengan persenjataan yang dapat digunakan dalam berbagai misi. 

Diantaranya AIM-9 Sidewinder, bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, MK-20 Cluster Bomb Unit, dan bom pintar JDAM. 




Sumber : TNI AU

AU Rusia Terima 12 Su-35 Pada 2013

MOSCOW-(IDB) : Pembuat pesawat tempur Rusia Sukhoi menyerahkan 12 pesawat tempur multiperan Su-35 kepada Angkatan Udara Rusia pada tahun ini, Komandan Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Bondarev mengatakan kepada RIA Novosti Rabu, 25 Desember 2013.

Pada 2009 lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memerintahkan pemesanan 48 unit Su-35 dengan jatuh tempo pengiriman akhir pada 2015.


"Kami menerima 12 pesawat (Su-35) pada tahun ini selain 10 yang telah disampaikan sebelumnya," kata Letnan Jenderal Viktor Bondarev.


Bondarev mengatakan bahwa dalam kontrak dengan pihak Sukhoi, Angkatan Udara Rusia masih akan menerima 26 Su-35 lagi, yang 12 unit diserahkan pada tahun depan dan 14 unit pada tahun 2015.


Su-35 Angkatan Udara Rusia akan berbasis di Pangkalan Udara Dzemga di Timur Jauh Rusia, kata Bondarev.


Su-35 Flanker-E merupakan turunan canggih dari pesawat tempur multiperan Su-27. Yang disebut-sebut sebagai pesawat tempur generasi 4++ yang menggunakan teknologi generasi kelima.


Su-35 menggunakan dua mesin turbofan 117S dengan daya dorong-vectoring, berkemampuan manuver tingkat tinggi dan kemampuan untuk bertempur dengan beberapa target udara secara simultan (bersamaan).




Sumber : Artileri 

Target Pasar PT. DI Di Tahun Depan

PT DI Siap Rambah Pasar Internasional

BANDUNG-(IDB) : Meski sempat mengalami masa-masa sulit, akhirnya, PT Dirgantara Indonesia dapat mempertahankan hidupnya, bahkan bangkit. Buktinya, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam industri kedirgantaraan itu mendapat kepercayaan, tidak hanya domestik, tetapi juga mancanegara.


Melihat kondisi itu, PT DI terus berupaya meningkatkan kinerjanya pada 2014. Satu diantaranya, menembus pasar internasional guna menyemarakkan persaingan pesawat kecil. “Tahun ini, kami membangun prototipe N-219, pesawat berkapasitas 19 penumpang. Targetnya, pada 2016, kami sudah produksi dan izinnya terbit. Tahun berikutnya (2017), kami siap menembus pasar internasional, yaitu Asia, termasuk ASEAN, dan Afrika, ujar Asisten Direktur Bidang Jaminan Mutu dan Humas PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, di Bandung, Selasa (24/12).


Menurutnya, N-219 adalah pesawat bermesin propeler (baling-baling) berukuran kecil. Kendati demikian, sambungnya, daya angkut N-219 lebih banyak daripada pesawat sekelasnya. Daya saing lain yang terdapat pada N-219, ungkap Sonny, dalam hal harga jual. Harganya, berada di level 4-4,5 juta dollar Amerika Serikat.



Selain itu, tukasnya, N-219 pun dapat take off dan landing pada landasan pacu pendek dan kawasan pegunungan. Karenanya, Sonny berpendapat, N-219 cukup tepat bagi penerbangan perintis. “Indonesia punya sejumlah maskapai perintis. Saya kira, N-219 dapat menjadi primadona penerbangan perintis. Jadi penerbangan perintis merupakan pasar bagi kami,” tuturnya.



Sonny menjelaskan, di dunia, terdapat beberapa negara yang juga memproduksi pesawat sejenis. Antara lain, Twin Otter, Cessna Caravan (Kanada), dan Sukhoi (Rusia). Di dunia, menurutnya, kebutuhan pesawat perintis cukup banyak. Tahun lalu, kebutuhannya 800 unit. “Kami harap dapat meraih 200 unitnya,” ucapnya.



Tidak hanya N-219, lanjut Sonny, pihaknya pun meningkatkan produksi dan pemasaran CN-295, CN-235 MPA, Bell 412 EP, dan N-212 sipil dan militer. Diutarakan, sejauh ini, beberapa negara berminat pada produk-produk andalan PT DI tersebut. Bahkan, seru Sonny, beberapa di antaranya segera mencapai kesepakatan kontrak. “Salah satunya, dengan Filipina, yaitu pemesanan N-212 dan CN-295,” katanya.



Mengenai rencana 2014, Sonny mengemukakan, pihaknya menargetkan rencana kerja dan kontrak bernilai Rp 4,91 triliun. Target lainnya, dalam hal penjualan sebesar Rp 4,43 triliun. “Kami pun menargetkan penerimaan Rp 4,90 triliun,” jawab Sonny.


Khusus kontrak 2014, beber dia, sekitar 80 persen merupakan kontrak lama. Sisanya, imbuh dia, merupakan kontrak baru. “Khusus kontrak baru, kami perkirakan, masih didominasi pemesanan dalam negeri, yaitu 60 persen. Semuanya berkenaan dengan alutsita (alat angkut sistem pertahanan). Sementara 40 persen kontrak baru yaitu dengan beberapa negara. Semisal, sebut dia, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Myanmar,” tandas dia. 

Siap Penuhi Kebutuhan Kemenhan

Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan menjadi salah satu kebijakan yang diputuskan pemerintah. Karenanya, Kementerian Pertahanan terus melakukan berbagai upaya untuk memperbarui dan memperkuat alat angkut sistem pertahanan (alutsista). Salah satu caranya dengan melakukan pemesanan pembuatan pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia.


Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengemukakan, secara keseluruhan, untuk beberapa tahun mendatang, jumlah pemesanan CN 235 oleh pemerintah untuk memperkuat barisan TNI sebanyak 21 unit. Sedangkan NC 212, sejumlah 54 unit. “Namun, sejauh ini untuk CN 235, kontraknya baru 3 unit. Sebanyak 1 diantaranya, kami serahkan hari ini,” ujar Budi pada penyerahan pesawat CN 235 di PT DI, Rabu (2/10).


Budi mengungkap, selain Kemenhan, beberapa negara pun memesan pesawat-pesawat tersebut. Antara lain, Malaysia, yaitu berupa modifikasi 2 unit CN 235 MPA. Kemudian, Brunei Darussalam, sebanyak 1 unit CN 235 MPA. “Berikutnya, Filipina. Pemesanannya yaitu NC 212 sebanyak 2 unit. Begitu pula dengan kepolisian Thailand, yang memesan 1unit NC 212 dan 2 unit CN 235,” ungkap Budi.


Mengenai nilai kontrak, Budi menyebutkan, pemesanan Kemenhan bernilai cukup tinggi. Ia menyebut,  secara total, angkanya mencapai 80 juta dollar AS.

Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, berpendapat, pihaknya memang memerlukan armada-armada pertahanan yang lebih mumpuni. Tujuannya, jelas dia, tidak lain untuk mempertahankan dan memperkuat kedaulatan. Rencananya, pesawat-pesawat itu peruntukannya bagi pemerkuatan patroli maritim. Menurutnya, CN 235 adalah pesawat  yang cocok untuk menjaga dan memantaui wilayah perairan di Indonesia.




Sumber : JabarToday

116 Prajurit Korps Marinir Ikuti Pelatihan Calon Awak BMP 3F

SURABAYA-(IDB) : Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, membuka Kepelatihan Dalam Negeri Calon Awak Ranpur Tank Amfibi BMP-3F, di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (18/12).
 
Kepelatihan Dalam Negeri Calon Awak Ranpur Tank Amfibi BMP-3F dimulai 13 Desember 2013 sampai dengan 04 Februari 2014 tersebut diikuti 116 prajurit Korps Marinir yang terdiri dari 60 personil dari Resimen Kavaleri-1 Marinir, 51 personil dari Resimen Kavaleri-2 Marinir, 3 (tiga) personil dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir dan 2 (dua) personil dari Lanmar Surabaya.


Dalam amanatnya, Komandan Pasmar-1 mengatakan, dalam rangka pemenuhan kekuatan pokok minimum (MEF) TNI AL, Korps Marinir telah menetapkan kendaraan tempur Tank Amfibi BMP-3F sebagai salah satu material tempur yang akan memperkuat jajaran satuan Kavaleri Marinir.


Dalam kesempatan Komandan Pasmar-1 mewakili Komandan Korps Marinir menyampaikan ucapan selamat datang di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya kepada Bpk. Indra Jati dan Mr. Safronov Sergei beserta Tim Penjamin dari Rusia.


Sementara itu, Komandan Resimen Kavaleri-1 Marinir Kolonel Marinir Sarjito mengatakan, kegiatan Kepelatihan Cawak Ranpur BMP-3F tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang teknis pengoperasian Ranpur Tank Amfibi BMP-3F pada tingkatan Komandan Kendaraan, Pengemudi Ranpur, dan Penembak Ranpur.




Sumber : TNI 

3 Kapal Angkut Untuk Kodam Pattimura

AMBON-(IDB) : Guna memudahkan operasional prajurit TNI dalam menjalankan tugas khususnya untuk menjangkau dan memantau pulau-pulau terluar di Maluku, Markas Besar TNI AD akan mendatangkan tiga kapal angkut untuk jajaran Kodam XVI Pattimura. Hal ini diungkapkan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI, Jenderal Budiman kepada wartawan di Markas Kodam XVI Pattimura Ambon, Kamis (26/12/2013).

“Untuk Maluku utara dan Maluku terutama untuk alat transporrtasi laut, kami saat ini sedang membangun kapal untuk Kodam dan Makorem,” kata Budiman.

Dia menjelaskan, kapal yang saat ini sedang dibuat tersebut, rata-rata mampu mengangkut 40 penumpang dengan kecepatan tempuh 40 knot. Jumlah kapal yang saat ini sedang dibuat berjumlah tujuh unit. Selain Maluku, sejumlah jajaran Kodam lainnya juga akan mendapatkan bantuan serupa.

“Mudah-mudahan kapal itu sudah selesai sebelum April nanti. Kami sudah buat 7 buah. Untuk Maluku dapat 3 buah, Natuna 1 buah, Sulawesi 1 buah dan NTT 1 buah. Satunya kita akan serahkan lagi ke Kodam yang lain,” ujarnya.

Selain itu, Budiman juga mengungkapkan, Markas Besar TNI AD juga akan memberi bantuan sejumlah kapal bagi jajaran Korem dan Kodim yang ada di Indonesia. “Kalau untuk Kodim-kodim kami siapkan kapal dengan kapasitas penumpang 20 orang, kecepatannya juga 40 knot. Kapal ini bisa menembus gelombang setinggi 4 meter. Sementara kita masih buat,” ungkapnya.

Menurut Budiman, tiga kapal yang dalam waktu dekat akan diserahkan ke Makodam Pattimura tersebut nantinya akan membantu prajurit TNI dalam menjalankan tugasnya di Maluku, termasuk memantau pulau-pulau terluar di Maluku.

“Transportasi laut untuk TNI di Maluku itu sangat penting, saya lihat kapal yang digunakan Pangdam sangat sederhana. Makanya kapal yang sementara dibuat ini nanti akan lebih baik lagi,” ujarnya. 




Sumber : Kompas

TNI AL Gelar Latma “ Multilateral Komodo 2014”

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Laut akan menyelenggarakan latihan bersama (Latma) Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 pada bulan April 2014 dengan mengikutsertakan negara-negara ASEAN dan sejumlah negara sahabat luar ASEAN. Sebanyak 18 negara yang telah konfirmasi dengan mengikutsertakan alutsista kapal perangnya. 

Latihan akan digelar di perairan Indonesia di laut Natuna dan Anambas.  TNI Angkatan Laut sendiri mengikutsertakan 12 KRI yang terdiri dari 2 Van Speijk, 2 Sigma, 2 LPD, 3 ATF, 2 PK, dan 1 LST, sedangkan alutsista Pesud TNI Angkatan Laut menyertakan 6 Pesud, yang terdiri dari 2 fixed wing dan 4 rotary wing.

Sebagai kegiatan pendahuluan, Komodo Multilateral Exercise 2014, telah diselenggarakan Initial Planning Conference (IPC) pada tanggal  22 s.d. 23  Agustus 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat dan diikuti perwakilan dari Angkatan Laut 18 negara yang telah konfirmasi akan mengikuti Komodo Multilateral Exercise 2014. Pertemuan delegasi angkatan laut 18 negara yang mengikuti Initial Planning Conference (IPC) telah merumuskan formulasi sementara Komodo Multilateral Exercise 2014, yang diorientasikan dalam penanggulangan bencana alam dan kemanusiaan. Rumusan tersebut akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya, yaitu Mid Planning Conference (MPC) dengan melibatkan delegasi yang sama.

Mid Planning Conference (MPC) Komodo Multilateral Exercise 2014, dibuka secara resmi oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio pada hari Rabu 13 November 2013 di Hotel Borobudur dan berlangsung selama 2 hari (tanggal 13 s.d. 14 November 2013), serta diikuti perwakilan angkatan laut 18 negara peserta Komodo Multilateral Exercise 2014.

Sejumlah negara yang telah konfirmasi akan mengikuti Komodo Multilateral Exercise 2014 antara lain, dari Angkatan Laut ASEAN dan observer dari ASEAN Plus. Peserta Komodo Multilateral Exercise 2014, yaitu Indonesia (sebagai tuan rumah), Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, serta dari India, Japan, Korea Selatan, Australia, New Zealand, Amerika Serikat (USA), China, dan Rusia. Latma Multilateral Komodo yang diharapkan dapat terlaksana secara rutin setiap dua tahun sekali dan TNI AL bisa bertindak sebagai tuan rumah.

Bertindak sebagai Direktur Latihan (Dirlat) Komodo Multilateral Exercise 2014 adalah Laksamana Pertama TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., yang sehari-hari menjabat Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurla Koarmabar). Tema Latihan. ASEAN Navy: Cooperation for Stability” (Bekerja sama untuk menjaga stabilitas di kawasan ASEAN).

Secara umum Komodo Multilateral Exercise 2014 bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan dalam bentuk kerja sama menangani bencana alam. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menciptakan confidence building measure dalam rangka meningkatkan stabilitas keamanan maritim. Kerja sama militer dalam konteks hubungan antarnegara tidak hanya terbatas di bidang pertahanan. Sangat dimungkinkan juga untuk menjalin kerja sama pada aspek non tempur, antara lain penanggulangan bencana, keamanan maritim, dan diplomasi. 

Dengan demikian, tujuan latihan ini mempunyai dimensi kepentingan nasional sekaligus regional/internasional, yaitu antara lain, Meningkatkan hubungan antarnegara ASEAN pada khususnya, dan negara non-ASEAN pada umumnya. Meningkatkan stabilitas keamanan maritim kawasan. Meningkatkan kemampuan (capacity building) tim penanggulangan bencana Indonesia terutama TNI Angkatan Laut, dalam konteks operasi secara multilateral. Memberikan rekomendasi dan masukan strategis bagi kerja sama ASEAN Regional Forum (ARF) dalam penanggulangan bencana di wilayah regional. 

Memfasilitasi keselarasan berbagai protokol nasional, regional, dan internasional dalam penanggulangan bencana. Dan meningkatkan kemampuan komunikasi sosial (Komsos) internasional dan kerja sama prajurit TNI Angkatan Laut antarnegara ASEAN dan non ASEAN.

Komodo Multilateral Exercise 2014 menitikberatkan materi latihan pada aspek nonwarfighting, yaitu mengorganisir dan kerja sama antarnegara terhadap berbagai bentuk ancaman keamanan maritim. Komodo Multilateral Exercise 2014 akan memfokuskan pada materi latihan Humanitarian Assistance Disaster Relief (HADR), menghadapi Transnational Organized Crimes (TOC), dan Peace Keeping Operation (PKO). Penyelenggaraan Latma yang pertama ini sesuai dengan agenda kerja sama dan ASEAN Defense Minister’s Meeting (ADMM).

Kegiatan latihan bersama ini meliputi, :Table Top Exercise (TTX).    Suatu metode latihan yang dirancang untuk menguji prosedur, kebijakan, dan aturan (guidelines) secara teoritis menggunakan situasi hipotesis penanggulangan dampak bencana. TTX dilaksanakan untuk menguji prosedur hubungan antar angkatan laut negara peserta latihan Komodo Multilateral Exercise 2014 dan bantuan multinasional yang berupa civil and military coordination dalam rangka melaksanakan penanggulangan bencana.

Field Training Exercise (FTX) Geladi Lapangan. Metode latihan taktis dengan pasukan atau personel yang dilakukan dalam situasi menghadapi bencana serta disimulasikan, dan memancarkan realisme medan operasi sebenarnya. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi, Identifikasi dan evakuasi (evacuation and identification), yaitu, pencarian dan penyelamatan (search and rescue), pencarian dan penyelamatan di pemukiman (urban SAR), dan penyelamatan laut (maritime rescue).

Distribusi Logistik (logistical distribution), yaitu, transportasi termasuk angkutan udara (transportation including air lift), pemulihan dan rekonstruksi (recovery and reconstruction), pemetaan, komunikasi dan Informasi publik (mapping service, communication, public information). Kesehatan (hospitalization), meliputi, pelayanan kesehatan (medical care), dan Sanitasi (sanitation). Relokasi pengungsi (displaced person relocation), meliputi, penampungan sementara (shelter), pelayanan air bersih (water supply), dan dapur lapangan (community/field kitchen). Sistem komando, kendali, dan komunikasi (command and control). Prosedur bantuan luar negeri (custom, credential, security/flight/port clearance, immigration, and quarantine). Bakti Sosial/HCA (Humanitarian Civic Action). Pelaksanaan bakti sosial terhadap masyarakat di daerah latihan dalam bidang konstruksi dan pelayanan kesehatan dari beberapa negara peserta Komodo Multilateral Exercise 2014.

Latihan dilaksanakan di perairan yurisdiksi nasional Indonesia di Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas. Kegiatan civic mission akan dilaksanakan secara serentak di tujuh lokasi yang berada di wilayah kerja Lanal Ranai (Kepulauan Natuna) dan Lanal Tarempa (Kepulauan Tarempa). 




Sumber : Koarmatim

Kakap-811 Amankan Perbatasan Indonesia Philipina

BITUNG-(IDB) : Dalam rangka melaksanakan tugas Operasi Tameng Cucut-13, Kapal Perang RepubliK Indonesia (KRI) Kakap-811, mendapat tugas untuk mengamankan perairan perbatasan antara Republik Indonesia dengan Philipina. 

Saat ini kapal perang yang dikomandani oleh Mayor Laut (P) John David Nala Sakti, sedang melaksanakan bekal ulang di Dermaga TNI AL Samuel Langunyu, Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (24/12). Kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) buatan PT. PAL Indonesia ini melaksanakan tugas dengan sandi Operasi Tameng Cucut-13, di Bawah Kendali Operasi (BKO) Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim.

Tugas yang diemban KRI Kakap sebagai unsur tugas Operasi Tameng Cucut-13, yakni melaksanakan pengawasan di wilayah perbatasan khususnya di wilayah kerja Komando Armada RI kawasan timur. Operasi ini merupakan operasi laut dalam rangka mengamankan wilayah perbatasan RI – Philipina di sekitar perairan Laut Sulawesi. Adapun target operasi yakni pencegahan terhadap aksi tindak kejahatan dan pelanggaran di laut berupa pelanggaran batas wilayah perairan, illegal fishing, illegal entry, illegal logging, penyelundupan senjata, pembajakan dan terorisme di laut.

Disamping melaksanakan patroli laut, dilain kesempatan saat kapal sandar di dermaga, prajurit KRI Kakap melaksanakan olah raga bersama dan Open Ship bagi kalangan pelajar dan masyarakat umum serta penduduk setempat. 

Hal ini sebagai sebagai bentuk pemembinaan hubungan baik antara prajurit TNI AL dengan rakyat sekaligus sebagai wahana untuk membangkitkan rasa nasionalisme, patriotisme dan cinta tanah air, serta menumbuh kembangkan semangat jiwa bahari sebagai bangsa maritim.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya,  KRI Kakap-811 mendapatkan dukungan dari  Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) ataupun Pangkalan Angkatan Laut (Lanal), untuk melaksanakan bekal ulang atauapun kegiatan dukungan operasi yang lain. Pangkalan yang pernah disinggahi selama menjalankan opersi antara lain, Lantamal VI ( Makassar, Kendari), Lantamal VIII (Bitung, Tahuna) dan Lantamal IX (Ambon, Tual).

KRI Kakap-811 melaksanakan tugas Operasi Tameng Cucut-13, sejak tanggal 10 November Desember 2013. 

Selain menjalankan tugas pokok tugas lain yang telah dilaksanakan KRI Kakap selama kurang lebih dua bulan antara lain mengangkut amunisi berbagai jenis untuk Lanal Tahuna di Proponsi Sulawesi Uatara, turut menyukseskan kegiatan kunjungan kerja pejabat tinggi TNI AL dan olah raga lari bersenjata mengelilingi Kota Tual, Propinsi Maluku.

Penghujung akhir tahun 2013, merupakan akhir waktu pelaksanaan Operasi Tameng Cucut-13. Meskipun demikian prajurit KRI Kakap-811 tetap menjalankan tugas menjaga perairan laut dengan penuh semangat, demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini semata-mata sebagai bentuk pengabdian terbaik untuk bangsa dan Ibu Pertiwi tercinta. 




Sumber : Koarmatim