Pages

Rabu, Desember 18, 2013

Strategi Baru Militer Jepang Picu Kekhawatiran Cina

BEIJING-(IDB) : Pemerintah Cina, Selasa (17/12) mendesak Jepang untuk menghormati masalah keamanan negara-negara regional setelah Tokyo menyetujui paket kebijakan pertahanan untuk memperluas kekuatan militernya.
 

"Kebijakan Jepang di bidang militer dan keamanan terkait dengan arah pembangunan nasional dan akan berdampak pada keamanan regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, seperti dilansir Xinhua.

 

Mengingat kegiatan negatif Jepang terkait isu-isu sejarah, negara-negara Asia termasuk Cina dan masyarakat internasional harus mewaspadai tindakan Jepang, ujar Hua ketika diminta untuk mengomentari paket kebijakan pertahanan Jepang.

 

Kabinet Jepang menyetujui paket kebijakan pertahanan pada hari Selasa. Paket itu mencakup strategi keamanan nasional, pedoman program pertahanan dan rencana pembelian besar-besaran peralatan tempur dari Barat.

 

Jepang juga akan meningkatkan peran militernya di luar negeri dan menetapkan pedoman baru untuk ekspor senjata.

 

"Kami mendesak Jepang untuk meninjau sejarah, mengikuti momentum pembangunan damai dan kerjasama yang saling menguntungkan serta menghormati masalah keamanan negara-negara regional," tegas Hua.

 

Dia mengimbau Jepang untuk mengadopsi pembangunan yang damai dan berkontribusi positif bagi perdamaian dan stabilitas regional.

 
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan strategi baru akan memungkinkan militer Jepang untuk lebih memikul tanggung jawabnya di panggung global.



Sumber : Irib

Sekilas Tentang KCR 60 Produksi Anak Bangsa

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia (Persero) meluncurkan kapal pesanan TNI Angkatan Laut jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter W000273. Kapal ini merupakan kapal pertama dari 3 kapal pesanan TNI AL yang diproduksi oleh putra-putri bangsa dalam pemenuhan memoderinisasi sistem persenjataan yang ada. 

Kemandirian dalam memproduksi sistem persenjataan mutlak dibutuhkan negera untuk mengamankan dan mempertahankan kedaulatan dari berbagai ancaman yang ada. Peluncuran kapal ini sebagai bukti PT PAL Indonesia (Persero) mampu dan pantas menjadi salah satu pemadu utama (lead integrator) dan sebagai salah satu Industri Pertahanan Nasional dalam pemenuhan alat utama sistem persenjataan sesuai dengan UU no. 12 Tahun 2012. 

Kemandirian pertahanan dan keamanan memerlukan tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh kebijakan Pemerintah dalam pemberdayaan potensi nasional. Untuk itu PT PAL Indonesia (Persero) terus meningkatkan kompetensinya baik dalam bidang teknologi, fasilitas maupun SDM. 

Berbekal kepercayaan berbagai pihak khususnya TNI AL, dan sebagai Lead Integrator pengadaan alutsista di bidang Matra Laut, PT PAL Indonesia (Persero) akan terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif mendukung kemandirian bangsa untuk pengadaan alutsista maupun modernisasi Alutsista. Sekaligus turut berperan menciptakan keamanan dan martabat bangsa, serta penghematan devisa negara.
 
Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter ini merupakan hasil pengembangan dari Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) yang telah diproduksi sebelumnya berjumlah 43 unit. Antara lain : FPB 28 meter berjumlah 28 unit, FPB 38 meter 3 unit dan FPB 57 meter 12 unit. 

Berikut deskripsi KCR-60 meter W000273 :

Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60M)

Spesifikasi

  • Panjang keseluruhan (LOA) : 59.80 M
  • Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
  • Lebar (B) : 8.10 M
  • Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
  • Sarat muatan penuh (Dd) : 2.60 M
  • Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton

Mobilitas
 

Kecepatan kapal pada Skala Beaufort 2 dan Sea State 1 :
  • Kecepatan Maksimum (pd.kondisi muatan 50%) 28 knot
  • Kecepatan Jelajah ( Crusing) :  20 knot
  • Kecepatan Ekonomis  :  15 knot


Sistem Persenjataan
  • Meriam Utama
  • Senjata pendukung
  • Peluncur rudal anti kapal permukaan (SSM)
  • Decoy Launcher
Olah Gerak

KCR 60M mempunyai kemampuan olah gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.


Navigasi

Memiliki ketahanan bernavigasi dalam segala cuaca hingga Sea State 6 dan Jumlah ABK sebanyak 55 orang.


Ketahanan Berlayar
  • Ketahanan dilaut : 9 hari
  • Jarak jelajah : 2.400 nm pada kecepatan 20 knot
  • Akomodasi : 55 orang


Kelaikan Kapal
 

KCR 60m dirancang dengan mempertimbangkan kriteria kelaikan laut sbb:
  • Stabilitas kapal memenuhi criteria standar IMO A (749)
  • Tugas patroli hingga sea state 3
  • Kemamapuan pengoperasian senjata hingga sea state 4




Sumber : BUMN

PT. PAL Luncurkan KCR 60 Pesanan TNI AL

SURABAYA-(IDB) : PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan kapal pesanan TNI-AL jenis Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR-60). Kapal perang ini merupakan kapal pertama dari 3 kapal yang dipesan untuk pemenuhan kebutuhan TNI AL. Sebagai Lead Integrator Industri Pertahanan Nasional dalam bidang Matra Laut, PAL Indonesia terus mengembangkan kemampuannya untuk memproduksi Kapal Perang maupun Kapal Niaga. Hal tersebut terbukti dengan produksi kapal pertama ini sebagai hasil dari pengembangan dari beragam Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) yang telah diproduksi sebelumnya.
 
Dalam acara peluncuran kapal pertama ini dihadiri Asisten Logistik KASAL, Laksamana Muda TNI Suyitno, Jajaran Perwira Tinggi Markas Besar TNI AL, Baranahan Kemhan, para petinggi Komando Armada Timur dan LANTAMAL V Surabaya. Berikut juga hadir Dewan Komisaris dan Manajemen PT PAL Indoensia (Persero) serta undangan dan mitra kerja. Setelah penandatanganan berita acara peluncuran Kapal kemudian dilanjutkan peninjauan proses produksi kapal KCR 60 Meter yang kedua dan ketiga, yang telah mencapai pengerjaan hampir 80 persen dan 70 persen. Menurut Asisten Logistik KASAL, Laksamana Muda TNI Suyitno, kebutuhan KCR 60 Meter sangat diperlukan karena kapal ini akan diandalkan dalam meningkatkan keamanan dan kedaulatan Bangsa.


“Kedepan bukan hanya Kapal ukuran 60 Meter saja dan akan terus ditingkatkan dimasa mendatang. Selanjutnya akan diproduksi Kapal 105 Meter dengan keunggulan yang berbeda dan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan Bangsa” tutur ASLOG KASAL. Kapal Cepat Rudal ini adalah hasil karya anak Bangsa sebagai upaya untuk meningkatkan industri galangan dalam negeri agar tidak bergantung pada Kapal Produk luar.


Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero), Firmansyah Arifin dalam sambutannya menuturkan beberapa keunggulan produk KCR 60 meter yang akan digunakan dalam mengamankan batas wilayah Indonesia. “Kapal ini sepenuhnya dikerjakan oleh anak bangsa dibawah bimbingan dan supervisi dari MABES TNI AL. … PT PAL Indonesia (Persero) dapat berkarya dengan sebaik-baiknya bahwa produk-produk anak bangsa tidak kalah dengan produk-produk import lainnya” tandasnya.


Konsistensi PT PAL Indonesia (Persero) dalam mendukung kemandirian bangsa untuk pengadaan Alutsista maupun modernisasi Alutsista terus ditingkatkan. Baik dalam bidang teknologi, fasilitas maupun SDM yang telah memiliki kebanggaan dalam menciptakan produk yang berperan dalam menciptakan keamanan dan martabat bangsa serta penghematan Devisa Negara.




Sumber : BUMN

Kemhan Dan Pertamina Tandatangani MoU BBM

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan bahan bakar dan pelumas bagi kebutuhan armada pertahanan Indonesia. Komitmen kerjasama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman antara kedua belah pihak.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, armada militer dan alutista Kementerian Pertahanan semakin tahun semakin bertambah. Itu sebabnya, kebutuhan terhadap pasokan bahan bakar pun bertambah demi terus beroperasinya alutista-alutista yang ada.

"Ini sangat penting. Salah satu tugas tni adalah melakukan operasi pengamanan dan ketertiban dalam kaitannya membantu pihak kepolisian. Di sisi lain, kita tidak bisa memenuhi kebutuhan BBM kita," kata Purnomo di acara Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang jual beli bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Purnomo menambahkan, kebutuhan BBM untuk operasional kendaraan perang di Kementerian Pertahanan terus bertambah. Saat ini kebutuhan BBM untuk kegiatan operasi TNI yang diperlukan mencapai 0,4 juta kiloliter.

"Namun karena peralatan kita sebagian sudah kuat, dan membutuhkan konsumsi banyak. Sebagai implikasinya, kebutuhan BBM-nya besar. Sudah dihitung oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) sampai dengan 0,6 jutakilo liter," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, siap berkomitmen penuh untuk memberikan pasokan seperti yang dibutuhkan oleh Kemenhan.

"TNI ada kebutuhan BBM ada bujet. Di APBN itu bujet rupiah, sementara kebutuhan TNI adalah volume. Pertamina tugasnya memasok kebutuhan TNI," kata Hanung.

Saat ini, Pertamina telah melakukan pendistribusian BBM keekonomian baik berupa kegiatan rutin maupun kegiatan operasi kepada TNI dan Polri dengan kuantum senilai 425 juta liter per tahun dengan pertumbuhan kurang lebih 5% setiap tahunnya.




Sumber : Detik

Lapan Luncurkan 8 Roket Di Morotai

MOROTAI-(IDB) : Sebanyak delapan buah roket pengorbit satelit (RPS) diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI dari Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (18/12/2013).

Ini merupakan tahap uji coba peluncuran roket oleh Lapan atas nama Konsorsium Roket Nasional untuk yang kesekian kalinya. Delapan roket itu masing-masing roket jenis RX 2020 sebanyak dua buah, R-han 1220 sebanyak empat buah, dan R-han 1220 sebanyak dua buah.

Roket-roket ini merupakan roket ukuran kecil karena rata-rata memiliki diameter antara 12-20 sentimeter dengan jarang tempuh antara 14-32 kilometer. “Roket jenis RX 2020 ini memiliki panjang 3,2 meter, berdiameter 20 sentimeter dengan jarang tempuh 32 kilometer selama dua menit dengan berat 170 kilogram,” ujar Rika Andiarti, Ketua Panitia Peluncuran Roket.

Peluncuran roket dilakukan di Tanjung Sangowo, Kecamatan Morotai Timur. Titik koordinat peluncuran berada pada satu kilometer dari permukiman penduduk, yakni Desa Sangowo dan Desa Mira, Kecamatan Morotai Timur.

Sasaran peluncuran dikerahkan menuju kawasan timur Pulau Morotai. Kepala Lapan RI, Bambang Setiawan Tejasukmana, mengatakan, roket-roket yang diuji coba tersebut sering kali dilakukan uji coba peluncuran oleh Lapan di berbagai tempat di Indonesia.


Sebelumnya, Lapan juga melakukan uji coba peluncuran dengan jenis roket yang sama di wilayah selatan Indonesia. Tepatnya di Garut selatan. Kali ini, Lapan memilih Morotai sebagai pusat kegiatan uji coba peluncuran roket yang kesekian kalinya.

Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang terletak di kawasan utara Indonesia bagian timur. Pulau yang telah dimekarkan menjadi daerah otonom baru pada 2009 ini berada di Provinsi Maluku Utara.

Uji coba peluncuran roket ini karena Pulau Morotai berhadapan langsung dengan lautan Pasifik. “Sebelumnya kita uji coba di Garut selatan karena di sana berhadapan dengan Samudra Hindia, kita coba di Morotai ini karena Pasifik-nya,” ujar Bambang S Tejasukmana.

Menurut Bambang, roket-roket tersebut dibuat atas kerja sama konsorsium roket nasional yang melibatkan berbagai pihak, di antaranya Lapan RI, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementreian Pertahanan, dan beberapa lembaga lainnya, termasuk industri teknologi. “Dan roket-roket ini akan dimanfaatkan oleh TNI,” ujar Bambang lagi. 




Sumber : Kompas

Analisis : Kado Akhir Tahun Untuk Pengawal Republik

ANALISIS-(IDB) : Lagu Maju Tak Gentar layak dilantunkan untuk memberikan semangat suasana hati yang gembira, bangga dan senang, utamanya untuk pengawal republik yang sedang digagahperkasakan.  Sejumlah kado akhir tahun memeriahkan bahasa tubuh tentara dengan kedatangan berbagai alutsista baru untuk disandangkan di satuan tempur TNI segala matra. Selasa tanggal 17 Desember 2013 PT Dirgantara Indonesia menyerahkan 3 pesawat angkut militer CN295 kepada TNI AU dari jumlah pesanan 9 unit.  Dengan penyerahan ini TNI AU sudah memiliki 5 unit CN 295.  Kemudian TNI AD mendapat tambahan 6 heli serbu Bell 412 EP.  Matra darat ini memesan sedikitnya 24 Heli jenis ini bersama 16 Heli jenis Fennec yang akan datang tahun 2014. Minggu ini juga TNI AL mendapat kekuatan tambahan dengan datangnya 37 unit tank amfibi maut BMP3F dari Rusia.



Kado terbesar dari semua keceriaan yang mewarnai “jalan-jalan” bersama tentara tentu dengan diumumkannya rencana pembelian kapal selam Rusia secara besar-besaran oleh Menhan Purnomo Jumat siang tanggal 6 Desember 2013. Rencana ini juga bersinergi dengan pembangunan infrastruktur kapal selam di tanah air untuk pembuatan kapal selam Changbogo. Kapal selam yang mau dibeli itu adalah dari jenis Kilo dan Amur, dua jenis kapal selam yang paling ditakuti di seluruh dunia.  Kapal selam ini mampu menembakkan peluru kendali dari bawah laut menuju daratan dari jarak 300 km. 

Kapal selam Amur, senyap yang menggetarkan


Dipastikan kehadiran dua jenis kapal selam paling senyap di dunia ini akan memberikan efek gentar dan getar dalam perkuatan otot militer TNI yang sesungguhnya. Dengan lugas dinyatakan Menhan Purnomo bahwa kehadiran kapal selam ini untuk menjaga ALKI di laut Selatan.  Maksud tersiratnya jelas pada tetangga Selatan yang lagi galau karena dicuekin SBY. Galau dan panik karena gelombang laut Selatan mengirim manusia perahu makin deras. Tetapi tidak hanya laut Selatan saja dong, juga untuk memagari Laut Cina Selatan atau Ambalat, atau membatasi gerak kapal selam negeri pulau sebelah Batam itu yang suka nyelonong ke perairan kita.



Sebenarnya berbagai alutsista lain sudah menjelang masuk gudang arsenal TNI.  Misalnya Kapal Cepat Rudal (KCR) 40m yang ke empat buatan Palindo Batam.  Kemudian Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m buatan PT PAL.  Sementara 16 jet tempur T50 Golden Eagle seluruhnya akan tiba akhir Desember ini.  Juga pesawat Super Tucano dari Brasil yang kecepatan datangnya dikalahkan Golden Eagle Korsel. Panen raya alutsista digambarkan dengan jelas akan terjadi sepanjang tahun 2014 dengan kedatangan beragam alutsista seperti kapal perang jenis Light Fregat dari Inggris, kapal cepat rudal 60m, kapal angkut tank, kapal BCM (Bantu Cair Minyak), tank berat Leopard, tank Marder, panser Anoa, MLRS Astross, artileri Caesar Nexter, artileri KH179, rudal Starstreak, rudal Mistral, jet tempur F16 dan lain-lain. 



Itu yang mau datang Pak Cik.  Yang mau dipesan juga masih banyak utamanya untuk kebutuhan MEF 2 periode 2015-2019.  Dengan prediksi anggaran belanja alutsista sebesar US$20 milyar untuk MEF 2 maka asumsi kita minimal akan ada tambahan untuk TNI AU 1 Skuadron Sukhoi Family, 1 skuadron f16 batch2 dan 1 skuadron Typhoon.  Sedangkan untuk TNI AL akan ada pemesanan 3-5 fregat dari Rusia, tambahan 3-5 kapal PKR10514 Sigma Belanda, atau bisa saja mengambil 2 Destroyer.  TNI AD akan memperkuat satuan Kavaleri dan Armed dengan mendatangkan MBT dan MLRS serta Heli tempur.  Heli Apache dan Blackhawk sudah diambang pintu termasuk  peluru kendali pertahanan udara jarak sedang (SAM) yang akan memayungi Jakarta dan sejumlah pangkalan militer.



Untuk pembangunan kapal selam, jika proyek “Sekilo Semur” berjalan lancar maka prediksi kita pada tahun 2019 saat MEF 2 selesai Indonesia akan memiliki sedikitnya 12 kapal selam dengan rincian 4 Kilo, 4 Amur dan 4 Changbogo.  Dua kapal selam Cakra Class buatan tahun 1980 tidak lagi dioperasikan.  Sementara teknologi Changbogo yang sudah didapatkan akan menjadi loncatan prestasi dan sekaligus awal pengembangan teknologi kapal selam sehingga RI mampu memproduksi kapal selam secara berkesinambungan mulai tahun 2020.

Juara di lomba ASEAN, tradisi ketangguhan TNI


Sebuah kado sejatinya adalah sebuah momentum.  Meski bukan hanya kado akhir tahun saja yang telah diterima pengawal republik.  Sepanjang tahun 2013 ini sudah banyak kado yang dipersembahkan untuk tentara rakyat ini.  Demikian juga tahun 2014 dan seterusnya, tentara benteng NKRI akan terus mendapatkan berbagai alutsista berteknologi terkini sebagai kewajiban dan tugas pemerintah dan rakyat Indonesia.  Wajar dong kita mendandani prajurit kita karena mereka kita tugaskan untuk mengawal dan mewibawakan teritori NKRI. Tentara berteknologi tempur adalah visi dan misi yang harus disandangkan kepada siapapun yang akan memimpin republik kebanggaan ini.  Ke depan ini adalah sebuah era dimana perebutan sumber daya energi tak terbarukan menjadi tema utama.  Negara yang kaya ini harus dijaga dengan kekuatan militer yang setara dalam teknologi.



Ke depan ini kekuatan Asia Pasifik akan dibelah menjadi dua kekuatan besar.  Cina Rusia Korut dimungkinkan menjadi kekuatan militer gabungan melawan AS, Australia, Jepang dan Korsel.  Meski tanpa Rusia kekuatan Cina pun sudah mulai diperhitungkan.  Insiden pencegatan kapal perang AS USS Cowpens oleh kapal pengawal kapal induk Cina di Laut Cina Selatan 5 Desember 2013 merupakan embrio dari liga pertarungan gengsi militer dan klaim teritori.  Indonesia mau tak mau harus ikut kompetisi itu dalam kapasitas membela teritori, menjaga kualitas kewibawaan wilayah negara dan eksistensi NKRI.  Maka kado demi kado alutsista harus terus dipersembahkan kepada pengawal republik agar kemampuan jaga wibawa dan jago berotot dapat diperlihatkan.  Jika tentara petarung militan dan tentara berteknologi disinergikan dengan jiwa nasionalis sejati. Maka perhatikan apa yang akan terjadi.  Super sekali.
Sumber : Analisis

Jepang Akan Beli 28 Pesawat F-35

TOKYO-(IDB)  : Jepang mengumumkan pada Selasa pihaknya akan membeli jet-jet tempur siluman Stealth, kapal selam dan pesawat canggih lain sebagai bagian untuk memperkuat militernya dan meningkatkan pertahanan pulau-pulau di tengah-tengah perselisihan teritorial dengan China.

Kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe sepakat untuk menggunakan dana senilai 24,7 triliun yen (240 juta dolar AS) antara 2014 dan 2019 dalam perubahan strategi terhadap selatan dan barat negara itu -- kenaikan lima persen anggaran militernya selama lima tahun.

Belanja peralatan senjata itu bagian dari usaha Abe meningkatkan militer di Jepang, yang secara resmi bersifat mengambil jalan damai sejak kekalahan pada Perang Dunia II. Jepang yang memiliki peralatan militer yang memadai dan personel profesional dibatasi hanya memiliki peran bela diri.

"Dapatkah kita sesungguhnya melindungi nyawa warga negara dan negara kita hanya dengan melaksanakan hak untuk mempertahankan diri individual?" tanya Abe secara retorika pada pertemuan dengan panel pakar keamanan Selasa, seperti dilansir kantor berita Jepang Kyodo.

Pengeluaran berskala besar atas peralatan militer terjadi ketika Jepang membentuk satu Dewan Keamanan Nasional seperti ala Amerika Serikat yang diperkirakan mengkonsentrasikan kekuasaan lebih besar di tangan sejumlah kecil politisi dan birokrat senior.

Ketakutan berkembang di Jepang atas kekuatan yang meningkat di China. Kedua negara itu terlibat perselisihan soal kedaulatan satu gugus kepulauan di Laut China Timur, dan ancaman dari Korea Utara yang tak dapat diprediksi.

Garis-garis besar baru yang disetujui kabinet pada Selasa menyerukan Jepang untuk meningkatkan sistem pertahanan peluru kendalinya menghadapi "ancaman" dari Korea Utara.


Pyongyang melakukan tes nuklir ketiganya pada Februari, menyusul tes kedua pada Desember 2012.

Pedoman itu juga menuntut satu "kekuatan pertahanan bersama dinamis", yang bertujuan membantu pasukan udara, darat dan laut bekerja sama lebih efektif.

Abe mengatakan perubahan itu akan memungkinkan militer Jepang lebih baik memikul tanggung jawabnya di pentas dunia.

"Kami berharap membuat sumbangsih lebih lanjut bagi perdamaian dan stabilitas komunitas internasional melalui pasifisme proaktif," kata dia. "Ini menunjukkan dengan transparansi kebijakan-kebijakan pertahanan dan diplomasi kami."

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan pada kunjungan ke Manila Selasa bahwa negerinya mendukung rencana yang baru diumumkan Jepang dengan menyatakan hal itu telah dibicarakan dengan AS sebelumnya.

"Jepang punya kemampuan untuk memainkan satu peran lebih modern dan terlibat (di kawasan). Ini sesuatu yang kami telah bahas, dan mereka telah rencanakan untuk kurun waktu cukup lama," kata dia kepada wartawan.

Pengeluaran untuk belanja peralatan militer akan naik menjadi 24,7 triliun yen selama lima tahun mulai April 2014, naik dari 23,5 triliun yen selama kurun waktu hingga Maret 2014, tapi angka itu bisa dipangkas hingga menjadi 700 miliar yen jika kementerian pertahanan dapat melakukan penghematan dan efisiensi.

Peralatan baru akan mencakup dua kapal perusak yang dilengkapi sistem anti rudal dan 28 jet tempur F-35, satu pesawat siluman jauh lebih unggul dari sejumlah jet tempur F-15 yang saat ini Jepang operasikan.

Jepang juga akan membeli peralatan lainnya yang dirancang untuk meningkatkan pengintaian maritim dan meningkatkan pertahanan pulau-pulau, demikian AFP.




Sumber : Antara

Acara Puncak Peringatan Hari Nusantara Di Palu

Selain Sailing Pass kapal perang jajaran TNI AL, puncak acara juga dimeriahkan atraksi terjun payung Free Fall oleh 14 penerjun pilihan dari Batalyon Intai Amfibi-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang mendarat tepat di atas geladak KRI Makassar-590
DONGGALA-(IDB) : Ribuan masyarakat Kabupaten Palu dan sekitarnya yang termasuk dalam wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) berbondong-bondong memadati Pantai Talise, Palu-Sulteng, untuk menyaksikan demo 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang sedang melaksanakan Sailing Pass, dan atraksi terjun payung free fall oleh para penerjun pilihan dari Batalyon Intai Amfibi-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut pada puncak acara Hari Nusantara (Harnus) 2013, Minggu (15/12/2013) kemarin.


Demonstrasi yang cukup memukau seluruh undangan dan penonton lainnya: Berawal dari melintasnya sejumlah KRI di depan podium kehormatan, Divisi 1 dengan Komandan Divisi KRI Rencong dengan nomor lambung 622 dari Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Timur yang dikomandani Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi, alumni Akademi Angkatan Laut Angkatan 41 Tahun 1995.



Dengan dimensi 50 x 7,2 meter, diawaki 54 prajurit pilihan, dipersenjatai dengan rudal anti kapal permukaan exocet 38mm dan meriam 57mm. Sebagai pertahanan diri, KRI Rencong mampu melesat dengan kecepatan lebih dari 41 knot untuk melaksanakan serangan mendadak dari arah yang tidak terduga di antara gugusan kepulauan nusantara.



Sailing Pass yang dilakukan sejumlah unsur kapal perang tersebut melintas dengan kecepatan rata-rata 6 knot, di mana 1 knot = 1,85200 km/jam. Mereka melaksanakan manuver di laut membentuk formasi berbanjar taktis, dengan jarak yang sudah ditentukan satu sama lainnya. Jarak antar unsur 150 yards, jarak antar divisi 300 yards, dan jarak track dengan podium 400 yards.



Sementara itu pada saat bersamaan, terlihat Heli Bolkow NV 411 milik TNI Angkatan Laut yang melintas di depan mimbar undangan dengan membawa banner bertuliskan “Peringatan Hari Nusantara 2013”, dengan Captain Pilot Lettu Laut (P) Veteriansyah Oktomiawan, dan Co Pilot Lettu Laut (P) Ii Solihin.



Heli Bolkow ini merupakan buatan PT. Dirgantara Indonesia merupakan pesawat Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Pusat Penerbangan TNI AL. Pesawat kebanggan TNI AL ini mempunyai kemampuan pengintaian udara taktis, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, maupun pendaratan pasukan pendarat lintas heli.



Selain Sailing Pass kapal perang jajaran TNI AL, puncak acara juga dimeriahkan atraksi terjun payung Free Fall oleh 14 penerjun pilihan dari Batalyon Intai Amfibi-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang mendarat tepat di atas geladak KRI Makassar-590 yang sedang melaju di Perairan Teluk Palu dalam rangka ambil bagian pada ajang unjuk keterampilan di hari yang cukup bersejarah ini. Keempat belas penerjun pun dapat mendarat dengan tepat di titik droping zone yang telah ditentukan.



Yang tak kalah menarik dan mampu mengundang perhatian para undangan adalah ketika dua penerjun terakhir yang membawa banner Hari Nusantara 2013 dan bendera Merah Putih, masing-masing berukuran 6x4 meter mendarat dengan tepat di titik droping zone yang sudah disiapkan di depan podium yang berada di bibir pantai Talise, Palu, Sulteng.



Acara dengan tema “Setinggi Langit Sedalam Samudera Adalah Potensi Pariwisata dan Kreatifitas Nusantara yang Tak Terhingga” ini disaksikan Wakil Presiden RI Prof. Dr. Budiono beserta Ny. Hj. Herawaty Budiono, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para petinggi TNI termasuk Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, Msc., Gubernur Sulteng Longki Djanggola, sejumlah Gubernur dan Bupati di Indonesia, Tokoh Masyarakat serta para undangan lainnya.
Sumber : PelitaOnline

Kunjungan Menhan Ke China Markas Kopassus

Menhan China : Sat 81 Kopassus Prajurit Terampil Dan Terlatih

JAKARTA-(IDB) : Komandan Jenderal Kopassus  Mayjen TNI Agus Sutomo,S.E. menerima kunjungan resmi Menteri Pertahanan Nasional RRC Jenderal Chang Wanquar di Makopassus Cijantung Jakarta Timur, Senin,(16/12) 

Kunjungan resmi  tersebut bertujuan  untuk meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama kedua negara antara  Indonesia dan China khususnya Kopassus Indonesia  dengan pasukan khusus China,.baik dalam bidang pendidikan dan latihan maupun bidang lain untuk meningkatkan  profesionalisme prajurit.  

“Menteri Pertahanan China ketika  selesai melihat Demontrasi prajurit Sat 81 Kopassus  sangat senang , dan bangga melihat penampilan kemampuan tehnis prajurit Sat 81 Kopassus. Selain itu juga memuji bahwa prajurit Sat 81 Kopassus adalah prajurit yang terampil dan terlatih ”  Kata Danjen Kopassus. 

Menhan China dalam kunjungan tersebut didampingi beberapa staf dan Duta besar China sedangkan Danjen Kopassus didampingi para Pamen ahli, Asisten Danjen Kopassus dan para Komandan satuan serta Kabalak Kopassus 

Berikut foto yang berhasil di abadikan :
 






Sumber : Kopassus

Indonesia Malaysia Laksanakan Patkor Malindo DI Malaka

MALAKA-(IDB) : Operasi pengamanan laut di Selat Malaka kembali digelar antara kedua negara yakni Malaysia dan Indonesia yang dikenal dengan nama Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malindo di Selat Malaka.

Patroli yang dilaksanakan dari tanggal 9 hingga 18 Desember 2013 ini melibatkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Pesawat Udara (Pesud) TNI AL dan Kapal Perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).


Patroli Terkoodinasi antara TNI Angkatan Laut yang dilaksanakan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dengan TLDM merupakan patroli terkoordinasi untuk menangkal dan menindak pelanggaran hukum serta pengamanan perbatasan laut, khususnya dijalur lalu lintas pelayaran Selat Malaka pada wilayah laut negara masing-masing secara terkoordinasi.


Dalam Patkor Malindo kali ini, TNI Angkatan Laut melibatkan dua kapal perang dari Koarmabar yaitu KRI Tenggiri (TGR-865) yang dikomandani Kapten Laut (P) Mochamad Fuad Hasan dan jenis kapal patroli cepat KRI Welang (WLG-808) yang dikomandani Kapten Laut (P) Indra Julia Purnomo. Sedangkan dari TLDM mengirim kapal perang KD Handalan dan KD Gembita.


Pada pelaksanaannya, tugas dari unsur-unsur yang terlibat dalam patroli ini adalah melakukan tindakan preventif, deteksi dan pemeriksaan terhadap para pengguna laut serta tindakan represif melaksanakan penahanan terhadap pengguna laut yang melakukan pelanggaran kedaulatan dan hukum selanjutnya diproses secara hukum sesuai perundangan yang berlaku.


Patkor Malindo yang dilaksanakan kali ini merupakan Patroli yang ke 122 antara kedua negara. Patkor Malindo digelar sepanjang tahun dilaksanakan secara bertahap sebanyak empat kali dalam kurun waktu yang telah ditetapkan secara bersama oleh kedua Angkatan Laut Indonesia dan Malaysia.




Sumber : PelitaOnline