Pages

Kamis, Desember 12, 2013

Russia To Develop Light-Class Fighter Jet

MOSCOW-(IDB) : Russia will soon start developing a prototype of an advanced lightweight fighter jet to supplement fifth-generation T-50 aircraft, a top government official said Wednesday. 

The new aircraft is expected to be cheaper to produce and easier to maintain, but should also possess combat capabilities and performance characteristics comparable with those of heavy-class aircraft.

“The development of a light-class fighter has been included in the current arms procurement program. It will be created,” said Deputy Prime Minister Dmitry Rogozin, addressing the lower house of parliament.

Rogozin, who oversees the defense and space industries, said light-class fighters were in greater demand abroad, compared to more advanced heavy-class aircraft, such as Su-30 or the planned T-50 fighter jets.

Russia is currently developing the heavy-class T-50 multirole fighter aircraft, also known as PAK-FA, which will be the core of the country’s future fighter fleet.

The T-50 is expected to enter service with the Russian air force in 2016.
Rogozin, who first voiced the idea of developing a second type of a fifth-generation fighter in February 2012, said Wednesday that Russia has always had at least two types of tactical fighters that in general supplemented one another.

The latest example is a MiG-29/Su-27 pair.

Rogozin did not specify which of Russia’s two main designers of combat jets – MiG or Sukhoi – will be assigned the development of the future light-class fighter.




Source : RIA

Menhan : KF/IF-X Project Lanjut

JAKARTA-(IDB) : Proyek produksi bersama pesawat temput KFX antara Indonesia dengan Korea Selatan masih belum jelas. Namun Menhan Purnomo Yusgiantoro menyebut Korsel justru telah memberi lampu hijau.

"Untuk KFX sudah ada green light dari Korsel, mereka bilang mau diterusin," kata Purnomo usai rapat bersama di Komisi I, di Gedung DPR, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Meski yakin sudah diberi lampu hijau, namun Menhan belum bisa memastikan kapan proyek itu dimulai. Alasannya, hal itu masih dibahas oleh parlemen Korsel.

"Ini sudah dapat laporannya, keputusannya nanti tergantung kongres, tergantung parlemen sana," paparnya.

Menhan mengatakan, karena sudah mendapat sinyal, para teknisi pun kembali dipersiapkan. "Ini kan prosesnya ada di Bandung juga dan kita masih tahap pengembangan," ucapnya.

Joint production ini sebelumnya sempat berjalan mulus. Tetapi pada tahun 2013 Korsel menyatakan menunda 1,5 tahun proyek ini.




Sumber : Detik

Satu Hercules Hibah Australia Telah Tiba Di Tanah Air

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah tetap melanjutkan kerja sama pembelian hibah pesawat angkut militer C-130 Hercules dengan Australia. Pada 29 November lalu, satu unit Hercules sudah diterima TNI Angkatan Udara dan kini sudah berada di Landasan Udara Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur. ”Baru satu unit yang masuk, yang lain dalam proses,” kata Purnomo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 11, Desember 2013.

Purnomo mengatakan, alasan tetap melanjutkan kerja sama dengan Australia karena pemerintah Indonesia telah membayar untuk pembelian dan biaya servis pesawat hibah tersebut ke Australia. ”Sayang, kalau sudah dibayar tapi tidak diambil,” kata bekas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini. Namun, Purnomo tak menjelaskan secara rinci dana yang sudah dibayarkan pemerintah kepada Australia.

Menurut Purnomo, pengiriman sisa pesawat Hercules akan dilakukan secara bertahap. Caranya, pilot dan kru TNI Angkatan Udara dikirim ke Pangkalan Udara Militer Australia di Richmond. Selanjutnya, pilot dan kru TNI Angkatan Udara akan membawa pulang pesawat ke Tanah Air.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia menyatakan menghentikan kerja sama di bidang pertahanan dengan Australia. Hal ini sebagai respons menanggapi penyadapan yang dilakukan pihak Australia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko bahkan sempat menyatakan menarik enam pesawat F-16 milik TNI AU yang hendak melakukan kerja sama dengan Australia pada 20 November lalu.

Purnomo menjelaskan, kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Australia memang terhenti, kecuali pembelian dan hibah pesawat Hercules. Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan, kerja sama latihan bersama antara Indonesia-Australia memang dihentikan. ”Tapi kerja sama militer dalam pendidikan tetap berjalan,” kata dia di tempat yang sama.

Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Agus Gumiwang Kartasasmita, mendukung langkah Kementerian Pertahanan. Menurut dia, keputusan untuk tetap mengambil pesawat Hercules hasil pembelian dan hibah dari Australia sudah benar.

Menurut politikus Partai Golkar ini, langkah ini tak melanggar keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang meminta kerja sama pertahanan Indonesia dan Australia dihentikan sementara. ”Pesawat itu sudah dibayar ke Australia karena masuk anggaran 2013. Pembelian itu program lama, jauh sebelum ketegangan kedua negara,” kata Agus.




Sumber : Tempo

KSAL Iran Ingin Tingkatkan Kerja Sama Dengan TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Republik Islam Iran Laksamana Muda (Rear Admiral) Dr Habibollah Sayyari mengharapkan AL Iran dan TNI AL dapat mencapai kesepakatan di masa depan sebagai langkah pertama untuk meningkatkan kerja sama kedua pihak.

"Kami senang dan terima kasih kepada TNI AL atas undangan untuk dapat mengikuti simposium ini (yang diadakan oleh TNI AL)," kata Sayyari dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Rabu.

Sayyari bertemu dengan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio di sela mengikuti simposium internasional keamanan maritim yang digagas TNI AL pada Selasa.

Kedua kepala staf itu saling bertukar pandangan dan menjajaki kesepakatan yang dapat dilakukan pada masa depan.

"Kami dapat saling mengenal secara dekat dari pertemuan ini," kata Sayyari yang disertai beberapa perwira AL Iran lainnya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan luas, sumberdaya melimpah dan pengaruh besar di kawasan, kata dia.

Menurut dia, TNI AL memiliki kemampuan sangat baik dalam memelihara keamanan di wilayah kedaulatannya.

Sayyari mengatakan dia juga telah bertemu dengan sejumlah kepala staf angkatan laut dari berbagai negara peserta simposium, antara lain dari China, Jepang, India, Malaysia, Bangladesh, Prancis, dan Qatar.

Dia mengatakan kerja sama diperlukan secara maksimal di kawasan untuk memelihara dan menciptakan keamanan di kawasan sendiri.

Pada bagian lain dia menceritakan strategi Iran dalam pertahanan dan keamanan di laut dan bagaimana AL Iran memproduksi sendiri peralatannya termasuk membangun kapal-kapal untuk keperluan di dalam negeri.

Sayyari memandang simposium ini sangat penting dan memanfaatkan kehadirannya untuk mempererat hubungan dengan angkatan laut dari negara-negara lain.

Indonesia menyelenggarakan simposium maritim internasional pada 9-11 Desember 2013 guna membahas masalah terkini terkait keamanan dan kegiatan kemanusiaan di kawasan dan mengundang peserta dari 55 negara termasuk seluruh negara yang tergabung dalam Simposium Angkatan Laut Samudera Hindia (IONS) dan Simposium Angkatan Laut Wilayah Pasifik Barat (WPNS).

Sayyari termasuk kepala staf angkatan laut di wilayah tersebut yang diundang dan memberikan paparan pada Selasa.

Berbagai sumber yang diperoleh Antara menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir AL Iran telah meningkatkan kehadirannya di perairan internasional, termasuk di kawasan paling ujung di bagian utara Samudera Hindia, Selat Bab el-Mandeb dan Laut Merah, untuk melindungi rute-rute laut dan menyediakan keamanan bagi kapal-kapal niaga dan tanker.

Sesuai dengan usaha-usaha internasional terhadap perompakan, AL Iran juga berpatroli di Teluk Aden sejak November 2008 untuk mengawal kapal-kapal peti kemas niaga atau tanker minyak yang disewa Iran atau negara-negara lain.

AL Iran telah berhasil menggagalkan beberapa serangan atas tanker-tanker Iran atau negara lain selama misinya di perairan internasional.



Sumber : Antara

TNI AL Ajak Negara Peserta IMSS Tegakkan Perdamaian Di Kawasan

JAKARTA-(IDB) : Simposium internasional keamanan maritim yang digagas TNI AL telah selesai dengan wacana negara-negara kawasan diajak menjamin penegakan perdamaian dan keamanan kawasan. 

"Nanti bisa diarahkan ke sana. Saat ini, diawali dengan mengundang puluhan negara dari Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia duduk bersama dan berdialog bersama di simposium ini," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, di Jakarta, Rabu. 

Simposium itu diikuti 32 delegasi angkatan laut dari 57 negara yang diundang, mewakili kawasan terlingkup dalam Western Pacific Navy Symposium dan Indian Ocean Navies, selain unsur-unsur dari kekuatan NATO dan bekas Pakta Warsawa. 

13 kepala staf atau panglima angkatan laut negara-negara sahabat hadir sebagai pembicara, dengan tujuh negara terlibat konflik Laut China Selatan dan Laut China Timur, juga hadir. Mereka adalah Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Korea Selatan, Viet Nahm, Malaysia, dan China. 

Terhadap wacana patroli damai bersama di perairan Laut China Selatan yang menjadi titik pangkal konflik antara China dan empat negara ASEAN, Marsetio menyatakan, "Ajakan untuk sama-sama menjaga kepentingan bersama telah diutarakan."

Hal senada juga dinyatakan Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan Greenert, yang menjadi pembicara, bahwa saling bertukar informasi dan data untuk kepentingan pengamanan dan perdamaian kawasan adalah satu hal penting dilakukan bersama. 

"Tentu semua negara memiliki data rahasia yang tidak bisa diungkap begitu saja. Namun yang pokok adalah membangun keyakinan bisa saling percaya dan hal itu dimulai dengan dialog seperti ini," kata Marsetio. 

Ilustrasi nyata hal itu terjadi di Selat Malaka, antara TNI AL, Angkatan Laut Kerajaan Thailand, Angkatan Laut Singapura, dan Tentera Laut Diraja Malaysia. Mereka berempat sepakat melakukan patroli terkoordinasi bersama; salah satunya untuk membasmi perompakan di selat urat nadi perekonomian dunia itu. 

Hal yang terjadi di perairan Selat Malaka inilah yang kemudian sempat diwacanakan dilakukan di sekitar perairan Laut China Selatan, yang menjadi ajang perebutan kepemilikan antara Brunei Darussalam, Filipina, Korea Selatan, Viet Nahm, Malaysia, dan China. 




Sumber : Antara

Sertijab Dansatgas Kontingen Garuda

banon-sub
LEBANON-(IDB) : Force Commander UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) Mayjen Paolo Serra bertindak selaku Inspektur Upacara pada serah terima jabatan Komandan Satgas (Dansatgas) Kontingen Garuda (Konga), yang terdiri dari Satgas FHQSU (Force Headquarter Support Unit), Satgas Batalyon Mekanis TNI, Satgas MPU (Military Police Unit) dan Sagas FPC (Force Protection Company), bertempat di Lapangan Sudirman, UNIFIL HQ (Head Quarters) Naqoura, Lebanon Selatan, Senin (9/12/2013).


Pelaksanaan serah terima (Transfer of Authority) diawali dengan penyerahan bendera UN (United Nation) dari Komandan Kontingen Indonesia / Dansatgas FHQSU Konga XXVI-E1/Unifil Kolonel Inf Karmin Suharna kepada Dansatgas FHQSU Konga XXVI-F1/Unifil Kolonel Inf Adipati Karna Wijaya, dilanjutkan penandatanganan berkas serah terima jabatan Dansatgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G/Unifil Letkol Inf Lucky Avianto kepada Dansatgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-H/Unifil Letkol Inf M. Asmi, Dansatgas MPU Konga XXV-E/Unifil Letkol Cpm Subiyakto kepada Dansatgas MPU Konga XXV-F/Unifil Letkol Cpm Andri Gunawan serta Dansatgas FPC Konga XXVI-E2/Unifil Letkol Inf Yuri Elias kepada Dansatgas FPC Konga XXVI-F2/Unifil Mayor Inf Aulia Dwi.

Komandan Kontingen Indonesia periode 2012-2013 Kolonel Inf Karmin Suharna dalam sambutannya di depan para peserta upacara mengucapkan selamat datang kepada Kontingen yang baru, dan selamat pula melanjutkan misi ini dengan penuh tanggung jawab serta semangat yang tinggi. Tidak lupa pula ucapan selamat dan terimakasih kepada Kontingen lama yang akan kembali ke Indonesia yang telah berhasil menyelesaikan misi perdamaian ini dengan penuh kerjasama yang baik, sehingga kepercayaan Internasional kepada Indonesia melalui TNI terus bertambah.


banon-tengahSementara itu, Force Commander UNIFIL Mayjen Paolo Serra menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Kontingen Indonesia yang telah menyelesaikan misi ini dengan baik dan berharap kontingen yang baru juga dapat melanjutkan layaknya kontingen sebelumnya. “Indonesia adalah kontingen terbesar yang tergabung dalam UNIFIL yang bertanda bahwa keberadaan dan keberhasilan Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata”, kata Force Commander.


Upacara serah terima jabatan dihadiri antara lain oleh Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Bapak Dimas Samoedra Rum, para Komandan Satgas dari negara-negara yang juga tergabung dalam misi perdamaian dunia di Lebanon/Unifil, Tokoh Masyarakat Lebanon dan para Pemuka Agama.




Sumber : Poskota

Kapolri : Indonesia Belum Punya Industri Pertahanan Yang Baik

JAKARTA-(IDB) : Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengakui, jika sarana dan prasarana dalam menunjang keamanan yang dimiliki Polri masih minim. Hal itu diperparah dengan minimnya jumlah industri pertahanan yang dimiliki Indonesia.

"Indonesia adalah pengguna (sarana dan prasarana keamanan) yang besar, tapi belum memiliki industri pertahanan yang cukup," kata Sutarman saat membuka pameran Aspacpol 2013 Expo and Forum di Jakarta Internastional Expo (JIExpo) Kemayoran, Rabu (11/12/2013).

Pameran internasional bidang keamanan internal negara tersebut akan dilangsungkan selama tiga hari hingga 13 Desember 2013 mendatang. Pameran tersebut diselenggarakan bersama dengan pameran Indo Security 2013 Expo and Forum dan Indo Firex 2013 Expo and Forum. Sebanyak 15 negara termasuk Indonesia turut ambil bagian dalam pameran ini, diantaranya Malaysia, Belarusia, China dan Taiwan.

Kapolri mengatakan, selama ini hanya PT Pindad yang menunjang sarana dan prasarana Polri, sementara teknologi yang dimiliki Pindad masih belum maksimal. Ia menambahkan, Polri memiliki 400 ribu personel bertugas untuk menjaga keamananan lebih dari 240 juta penduduk Indonesia.

Dalam upaya mewujudkan keamanan, Polri harus dihadapkan dengan sejumlah persoalan keamanan. Persoalan itu diantaranya meliputi kejahatan transnasional, penyelundupan senjata, people smuggling, hingga perdagangan narkoba ilegal. Di samping itu, di era demokrasi seperti saat ini masyarakat diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya.

Tak jarang mereka harus turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasinya. Ketika aksi tersebut diselenggarakan, diakui Sutarman, jika tidak sedikit yang berujung gesekan. Sehingga hal tersebut harus diantisipasi agar keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjamin.

"Kita memerlukan senjata seperti laser atau senjata listrik yang dapat melumpuhkan para demonstran selama lima menit," ujarnya.

Sementara itu, Sutarman berharap, melalui pameran peralatan ini industri pertahanan dalam negeri dapat meningkat. Di samping juga muncul teknologi-teknologi baru yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 




Sumber : Kompas

Menhan Dan DPR Bahas Pembangunan Armada Kapal Selam

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Rabu (11/12) menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, untuk membahas rencana pelaksanaan pembangunan Kapal Selam ke-3 PT PAL kerjasama dengan pihak Korea, di gedung DPR, Jakarta. 

Kehadiran Menhan di Raker Komisi I DPR tersebut juga didampingi oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Marsetio, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan utusan dari Kementerian Keuangan. 

Pada kesempatan rapat tersebut Menhan mewakili pemerintah yang juga selaku Ketua Harian Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) juga membahas rencana strategis tentang pemberdayaan industri strategis pertahanan nasional, serta Dana On Top.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengadakan rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR. Rapat itu juga membahas tentang infrastruktur pangkalan kapal selam di Indonesia.

"Kami kan mau bangun kapal selam di Indonesia dan mau bangun itukan butuh infrastruktur, butuh dana. Nah dananya dari mana kan kita enggak tahu. Jadi itu yang kami bahas," kata Purnomo usai rapat di Gedung DPR, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/12/13).

Dalam rapat itu, Menhan juga membahas rencana pembelian kapal selam dengan Rusia. Adapun rencana pembelian itu mencapai angka 300 juta dollar amerika.

"Kami sampai saat ini masih membicarakan dengan Rusia mengenai pembelian ini," tutur Menhan.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan, pembelian kapal selam di Indonesia merupakan langkah strategis Indonesia di bidang pertahanan laut. Untuk itu, pihaknya perlu membahas ini dengan pihak-pihak terkait.

"Ya itu merupakan 1 pemikiran strategis yang msh butuh 1 penyesuaian anggaran. Kapal selam rusia bisa 350 juta dollar AS lebih," pungkasnya.




Sumber : DMC

Menhan RI Terima Panglima Tentera Darat Malaysia Yang Baru

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Kasad sekaligus Sekjen Kemhan Jenderal TNI Budiman dan Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Sonny E. Prasetyo menerima kunjungan kehormatan Panglima Tentera Darat Malaysia Jenderal Datuk Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor beserta rombongan, Rabu (11/12), di kantor Kemhan Jakarta.
 
Maksud kunjungan Panglima Tentera Darat Malaysia kepada Menhan adalah untuk memperkenalkan diri sebagai Panglima Tentera Darat Malaysia yang baru terhitung  sejak 14 Juni 2013. Jenderal Datuk Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Malaysia dari tahun 2010 hingga tahun 2013.

Selain itu kunjungan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama kedua negara khususnya kedua angkatan bersenjata. Kerjasama yang dapat ditingkatkan seperti pelatihan gladi posko di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Panglima Tentera Darat Malaysia menyatakan masih terdapat banyak ruang dan peluang yang dapat dipergunakan kedua negara untuk melakukan kerjasama.  


Rangkaian kunjungan Panglima Tentera Darat Malaysia beserta rombongan dilanjutkan dengan mengunjungi Kodam V Mulawarman di Balikpapan Kalimantan  




Sumber : DMC