Pages

Sabtu, November 23, 2013

Presiden SBY Terima Surat Balasan PM Abbott

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu 23 November 2013, menerima surat balasan dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott terkait protes Indonesia atas aksi penyadapan sembilan pejabat negara.
 
Surat itu diantar langsung oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. "Presiden secara resmi telah menerima surat balasan dari Perdana Menteri Australia," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.

Menurut Julian, belum ada rencana menggelar konferensi pers guna mengumumkan sikap Pemerintah Indonesia atas surat balasan tersebut. Sebab, saat ini surat balasan sedang dipelajari Presiden.

Presiden SBY saat ini tengah melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk menghadiri Forum Kebudayaan Dunia atau World Culture Forum (WCF) 2013.

Beberapa hari sebelum kunjungannya, yakni pada Rabu malam, 20 November, Presiden SBY mengirimkan surat kepada PM Australia meminta penjelasan atas penyadapan terhadap para pejabat tinggi Indonesia.
Menurut SBY, penjelasan harus ditujukan kepada bangsa Indonesia, bukan kepada komunitas di Australia.




Sumber : Vivanews

Pengamat : Jangan Haram Bicara Peningkatan Anggaran Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Pengamat militer Dr Connie Rahakundini Bakrie menilai  bahwa pemerintah jangan tabu, atau terkesan mengharamkan rencana meningkatkan anggaran pertahanan. Hal ini karena pertahanan yang kuat yang dalam hal ini ditunjang alusista modern adalah kebutuhan yang mendesak bagi negara kaya sumber daya, seperti Indonesia. 
 
"Mengapa ya kok pemerintah dan kita takut atau kesannya haram bila bicara tentang peningkatan anggaran pertahanan. Padahal kita dituntut untuk mampu melindungi sumber daya alam kita yang kaya, dari jarahan negara asing. Selalu saja kita hanya memprioritaskan dana untuk pendidikan dan perekonomian. Dan mengapa kita itu lupa pada sejarah bahwa perang memperebutkan sumber daya alam, masih berlangsung, dan tidak akan berakhir," kata Connie dalam orasi ilmiahnya  pada acara syukuran HUT ke-1 Presscode, Hotel Sari Pan Pacific, Kamis malam.

Menurut dia, invasi AS dan sekutunya ke Irak dengan dalih demi menghancurkan senjata pemusnah masal Irak, yang mana hal itu tak terbukti, adalah bukti perebutan sumber daya alam berupa minyak. Begitu pula intervensi militer asing untuk menumbangkan Muamar Qadafi di Libya, juga terkait perebutan sumber minyak.  Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, maka diperlukan pangkalan TNI AU yang merata. 

Dia menggambarkan bahwa pangkalan TNI AU untuk wilayah Timur Indonesia berada di Makasar. Dengan pesawat Sukhoi terbaru yang kita miliki pun masih butuh waktu diatas 90 menit untuk bisa mencapai Merauke. 

"Sementara dari pangkalan RAAF (AU Australia), dengan jet tempur mereka bisa mencapai Merauke dengan waktu 60 menit saja. Bila pesawat musuh sudah berada lebih dulu di wilayah kita, dan bahkan malah sudah bersiaga mencegat pesawat kita, apa itu tidak berbahaya namanya. Pembangunan pangkalan TNI AU yang baru untuk wilayah Timur Indonesia, jelas suatu hal yang mendesak," papar dia.





Sumber : SuaraMerdeka

Analis : Indonesia Bekukan Kerjasama, Pertahanan Australia Bisa Melemah

CANBERRA-(IDB) : Penghentian kerjasama di bidang penangkalan aksi teror dan operasi perbatasan antara Australia dengan Indonesia, dikhawatirkan akan memiliki dampak yang serius, khususnya bagi bidang pertahanan Negeri Kanguru.
 
Para ahli memperingatkan penghentian sementara kerjasama antara Polisi Federal Australia dengan Indonesia dapat memukul mundur semua kemajuan yang pernah dicapai di bidang pertahanan.

Harian Sydney Morning Herald (SMH), Jumat 22 November 2013, melansir pernyataan seorang sumber di bidang keamanan yang menyebut penghentian kerjasama dapat membahayakan Australia.

"Hal itu dapat membahayakan seluruh inisiatif mengenai penyelundupan manusia yang pernah disepakati oleh kedua negara," ujar sumber itu.

Kepala Polisi Federal Australia (AFP), Tony Negus, menegaskan kendati kedua negara kini dibelit isu penyadapan, namun 30 petugas polisi AFP masih terus melanjutkan pekerjaan mereka di Indonesia. Namun, Negus menolak berkomentar apakah AFP turut merasakan dampak kekisruhan isu spionase.

Pernyataan itu muncul ketika anggota tentara elite militer Australia, resimen SAS bersiap pulang setelah latihan bersama penyelamatan sandera dan pembajakan dengan Kopassus Indonesia dibatalkan. Negus juga enggan berkomentar soal dampak yang dirasakan oleh AFP setelah adanya penghentian kerjasama dengan Indonesia mulai Rabu lalu.

"Kami tetap membina sebuah hubungan yang baik dengan Polri. Reputasi dan hubungan kami dengan Polri tetap baik saat ini, jadi kami berharap tetap bisa meneruskan kerjasama itu," ungkap Negus.

Untuk sementara ini, lanjut kedua pihak akan terus melanjutkan kerjasama yang sudah berjalan. Dia pun berjanji akan terus melanjutkan kerjasama itu selama mungkin.

Selain latihan bersama penanggulangan aksi pembajakan yang dibatalkan, aktivitas militer lain yang juga ditangguhkan yaitu latihan bersama udara Australia dengan Indonesia menggunakan nama Elang. Dalam latihan bersama itu, pesawat jet tempur F-16 Indonesia akan beradu kemampuan dengan pesawat tempur klasik milik Negeri Kanguru, Hornet.

Pembatalan itu dikabarkan pada Rabu, 20 November 2013 kemarin. Sebuah rencana untuk menyerahkan sembilan pesawat Hercules C-130H gelombang pertama dari Australia ke Indonesia juga ditunda. Acara tersebut sedianya diadakan tanggal 26 November 2013.

Belum diketahui apakah Pesawat Hercules itu berniat untuk dihibahkan Negeri Kanguru atau ditawarkan untuk dijual ke Indonesia.

Kendati terjadi pembatalan latihan militer, namun kunjungan para petinggi militer Australia seperti Kepala Angkatan Udara, Geoff Brown dan Kepala Angkatan Laut, Ray Griggs, dijadwalkan masih tetap seperti agenda semula.

Indonesia pun disebut mash berencana untuk memiliki tiga kendaraan lapis baja Bushmaster dari Australia.

Sementara Juru Bicara Menteri Keamanan David Johnston, menyayangkan adanya pembatalan beberapa latihan militer. Namun, dia menyebut Australia akan menggunakan pendekatan jangka panjang untuk menjalin kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia.

Mantan polisi anti teror, Nick O'Brien yang pernah bekerja sama dengan polisi satuan khusus Inggris, kecewa apabila kerjasama di antara satuan pengamanan akan dihentikan sementara. Pasalnya, kolaborasi polisi Australia dan Indonesia dalam membekuk para pelaku aksi teror merupakan kisah sukses yang terkenal.

"Sangat disayangkan apabila kerjasama tersebut harus hilang. Namun, kehilangan justru dirasakan lebih besar oleh warga Australia dan Indonesia," kata O'Brien.
Penghentian kerjasama di bidang penangkalan aksi teror dan operasi perbatasan antara Australia dengan Indonesia, dikhawatirkan akan memiliki dampak yang serius, khususnya bagi bidang pertahanan Negeri Kanguru.
Para ahli memperingatkan penghentian sementara kerjasama antara Polisi Federal Australia dengan Indonesia dapat memukul mundur semua kemajuan yang pernah dicapai di bidang pertahanan.

Harian Sydney Morning Herald (SMH), Jumat 22 November 2013, melansir pernyataan seorang sumber di bidang keamanan yang menyebut penghentian kerjasama dapat membahayakan Australia.

"Hal itu dapat membahayakan seluruh inisiatif mengenai penyelundupan manusia yang pernah disepakati oleh kedua negara," ujar sumber itu.

Kepala Polisi Federal Australia (AFP), Tony Negus, menegaskan kendati kedua negara kini dibelit isu penyadapan, namun 30 petugas polisi AFP masih terus melanjutkan pekerjaan mereka di Indonesia. Namun, Negus menolak berkomentar apakah AFP turut merasakan dampak kekisruhan isu spionase.

Pernyataan itu muncul ketika anggota tentara elite militer Australia, resimen SAS bersiap pulang setelah latihan bersama penyelamatan sandera dan pembajakan dengan Kopassus Indonesia dibatalkan. Negus juga enggan berkomentar soal dampak yang dirasakan oleh AFP setelah adanya penghentian kerjasama dengan Indonesia mulai Rabu lalu.

"Kami tetap membina sebuah hubungan yang baik dengan Polri. Reputasi dan hubungan kami dengan Polri tetap baik saat ini, jadi kami berharap tetap bisa meneruskan kerjasama itu," ungkap Negus.

Untuk sementara ini, lanjut kedua pihak akan terus melanjutkan kerjasama yang sudah berjalan. Dia pun berjanji akan terus melanjutkan kerjasama itu selama mungkin.

Selain latihan bersama penanggulangan aksi pembajakan yang dibatalkan, aktivitas militer lain yang juga ditangguhkan yaitu latihan bersama udara Australia dengan Indonesia menggunakan nama Elang. Dalam latihan bersama itu, pesawat jet tempur F-16 Indonesia akan beradu kemampuan dengan pesawat tempur klasik milik Negeri Kanguru, Hornet.

Pembatalan itu dikabarkan pada Rabu, 20 November 2013 kemarin. Sebuah rencana untuk menyerahkan sembilan pesawat Hercules C-130H gelombang pertama dari Australia ke Indonesia juga ditunda. Acara tersebut sedianya diadakan tanggal 26 November 2013.

Belum diketahui apakah Pesawat Hercules itu berniat untuk dihibahkan Negeri Kanguru atau ditawarkan untuk dijual ke Indonesia.

Kendati terjadi pembatalan latihan militer, namun kunjungan para petinggi militer Australia seperti Kepala Angkatan Udara, Geoff Brown dan Kepala Angkatan Laut, Ray Griggs, dijadwalkan masih tetap seperti agenda semula.

Indonesia pun disebut mash berencana untuk memiliki tiga kendaraan lapis baja Bushmaster dari Australia.

Sementara Juru Bicara Menteri Keamanan David Johnston, menyayangkan adanya pembatalan beberapa latihan militer. Namun, dia menyebut Australia akan menggunakan pendekatan jangka panjang untuk menjalin kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia.

Mantan polisi anti teror, Nick O'Brien yang pernah bekerja sama dengan polisi satuan khusus Inggris, kecewa apabila kerjasama di antara satuan pengamanan akan dihentikan sementara. Pasalnya, kolaborasi polisi Australia dan Indonesia dalam membekuk para pelaku aksi teror merupakan kisah sukses yang terkenal.

"Sangat disayangkan apabila kerjasama tersebut harus hilang. Namun, kehilangan justru dirasakan lebih besar oleh warga Australia dan Indonesia," kata O'Brien.




Sumber : Vivanews

F-16 Yang Ditarik Dari Australia Tiba Lanud Iswahjudi

MAGETAN-(IDB) : Komandan Wing 3 Pangkalan Udara Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Kolonel Penerbang Minggit Tribowo mengatakan bahwa lima pesawat F-16 Fighting Falcon yang ditarik dari Australia sudah tiba tadi pagi. “Hari ini sudah masuk ke Lanud Iswahyudi,” katanya, Jumat, 22 November 2013.

Kelima pesawat tempur itu terbang dari Lanud El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Kami melaksanakan perintah dari atasan untuk menarik kembali (pesawat F-16).”

Penarikan pesawat F-16 dari latihan gabungan dengan sandi Elang AusIndo di Australia itu merupakan dampak isu penyadapan oleh Negeri Kanguru terhadap petinggi Indonesia. Akibatnya, hubungan diplomatik Indonesia-Australia memanas. Kendati demikian, kata Minggit, penerbang di kedua negara tetap bersahabat.

Selain pesawat F-16, sebanyak 60 personel TNI AU yang mengikuti latihan gabungan juga ditarik. “Mereka pilot, co-pilot, dan teknisi,” kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Iswahjudi, Mayor Sus Wahyudi.

Latihan militer Indonesia-Australia dijadwalkan berlangsung hingga 24 November. Namun latihan dihentikan lebih cepat akibat masalah hubungan diplomatik antara kedua negara yang memburuk. 




Sumber : Tempo

Latihan Gabungan Operasi Khusus Satgultor TNI Trimatra

 

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Boy Syahril Qamar S.E, bertindak selaku Irup pada acara Upacara Pembukaan Latihan Operasi Khusus Satgultor TNI Trimatra VIII Tahun 2013 di lapangan apel Denjaka Kesatriaan Arthur Solang Cilandak, Jakarta Selatan, Jum’at (22/11/2013).


Dalam pembukaan latihan Trimatra yang mengusung tema “Counter Hijacking At The Sea” ini dilaksanakan laporan kesiapan latihan oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington selaku Direktur Latihan serta penyematan pita tanda peserta latihan oleh Kasum TNI. 


Pada kegiatan tersebut Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington selaku Direktur Latihan (Dirlat) membacakan laporan kesiapan latihan kepada Kasum TNI 


Latihan yang melibatkan Satuan Denjaka Korps Marinir TNI-AL, Sat-81 Gultor Kopasus TNI-AD serta Den Bravo 90 Kopaskhas TNI-AU, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Satuan Gultor TNI yang dihadapkan kepada kecenderungan kondisi faktual perkembangan aksi dan modus operandi terorisme saat ini dan di masa yang akan datang.



 

Dalam Amanat panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang dibacakan oleh Kasum TNI menyampaikan beberapa hal untuk menjadikan perhatian bagi seluruh peserta latihan untuk yaitu pertama, satukan visi dan misi Sat-81, Denjaka dan Den Bravo 90 dalam satu ikatan tugas TNI. 

Pertama, hilangkan ego sektoral karena dapat menimbulkan kelemahan serta menjadi penghambat dalam mewujudkan TNI yang professional, militan dan solid.  

Kedua, laksanakan latihan dengan penuh dedikasi, semangat dan tanggung jawab.  

Ketiga, tingkatkan keterpaduan langkah, kesamaan pandangan dan “pola” tindakan dalam menanggulangi ancaman sesuai skenario latihan, khususnya yang terkait mekanisme perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran opssus dengan segala taktik dan tehnik yang digunakan.  

Keempat, pelajari dan kembangkan kemungkinan integrasi komando, kendali, komunikasi, komputer, intelijen dan manajemen pertempuran pada latihan ini guna pengembangan perencanaan kebutuhan alat-alat khusus tugas operasi Satgultor TNI.  

Kelima, catat dan evaluasi segala kelemahan dan kekurangan latihan ini, guna penyempurnaan strategi, taktik dan teknik serta prosedur tetap yang ada dihadapkan kepada prediksi dan kecenderungan perkembangan ancaman saat ini dan masa yang akan datang.


Latihan yang rencananya akan digelar hingga 4 Desember 2013 ini diawali dengan latihan gladi posko di Mako Denjaka, Cilandak, Jakarta. 


Turut hadir dalam acara tersebut Para Pejabat Teras Mabes TNI serta Pejabat Teras ketiga Pasukan khusus tersebut. 





Sumber : Kormar

Persiapan Peluncuran Roket Pertahanan Indonesia

Pengujian Roket RX-2020 di Pameungpeuk, Garut (26/8/2013)
MOROTAI-(IDB) : Morotai bukan sekedar pulau bersejarah di Maluku Utara yang menyimpan jejak Pasukan Sekutu di masa Perang Dunia II.  Pulau ini juga ideal sebagai lokasi peluncuran roket yang dibangun Indonesia. Penduduk yang belum padat dan lokasi yang menghadap ke Samudera Pasifik, ideal untuk memenuhi prasyarat sebuah lokasi peluncuran roket.

Pulau Morotai dinilai sebagai alternatif terbaik di antara dua lokasi pilihan lainnya, seperti Pulau Enggano – Bengkulu dan Pulau Biak – Papua, ujar Deputi bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Dr. Ing. Soewarto Hardhienata.

“Pada 6 November ini kami mulai mempersiapkan pengiriman perlengkapan peluncuran beserta roketnya melalui kapal ke Morotai, mungkin sekitar 20 hari perjalanan. Diharapkan awal Desember peluncuran roket sudah bisa dimulai, ini sebagai uji coba lokasi,” katanya.

Lapan sejak lama berencana mengembangkan roket pengorbit satelit (RPS) yang didesain dan dibuat mandiri di dalam negeri, untuk mengorbitkan satelit yang juga buatan sendiri. Namun Desember ini, roket-roket yang diluncurkan untuk uji terbang di Morotai, masih roket-roket ukuran kecil yakni: dua unit RX 1210 dan empat unit RX 1220 yang digunakan untuk misi pertahanan, ujar Dr. Ing. Soewarto.

Petugas Lapan pasang stiker roket RX1210 di lapangan Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk, Garut  (29/8/2013) (photo:kenyot10/kaskus.co.id)

RX-1210 adalah roket berdiamter 120mm dengan panjang propelan 1 meter. RX 1210 atau Rhan122 memiliki panjang 1.762 cm dan berat 38 kg, dengan jangkuan 14 km. Dengan ukurannya tidak begitu besar, roket ini bisa dibawa menggunakan mobil truk militer dan digunakan oleh Angkatan Laut serta Angkatan Darat.

Untuk mendapatkan jangkauan  20 km,  RX1210 diperpanjang propelannya dari satu menjadi 2 meter dan disebut RX-1220. Lapan telah mengembangkan roket D230 Type RX 1220 sejak 2010. Spesifikasi bahan bakarnya, propelan dengan panjang 200 cm menggunakan konfigurasi geometri propelan double, yaitu bintang dan hallow.

Roket RX1220 telah digunakan Marinir. Roket tempur dengan berat 169,5 kg dan panjang 3230 mm ini menggunakan sistem sirip lipat yang secara otomatis terbuka vertikal ketika lepas landas dari peluncur.

Lapan juga telah membuat roket D230 Type RX 2020 yang kemampuannya lebih sempurna dari roket RX 1210. Roket dengan panjang 3.230 cm ini menggunakan bahan bakar komposite dengan struktur tabung aluminium sehingga mencapai titik serang semakin sempurna. Roket ini memiliki daya jangkau hingga mencapai 32 km dan telah digunakan TNI untuk latihan militer.



Roket Pengorbit

Roket Lapan (photo: Audrey)
Roket Lapan
Lapan juga melakukan  serangkaian uji coba  roket RX 450 dengan daya jangkau mencapai 150 km. Selain untuk pertahanan, RX-450 bisa dimanfaatkan untuk membawa alat pemantau radiasi atau keperluan penelitian lainnya. “Ini menunjukkan bahwa kita mampu membuat roket canggih berteknologi tinggi,” tukas Soewarto.


Roket RX 450 adalah tipe roket balistik, kaliber 450 mm, panjang total 6.110 mm, panjang motor 4.459 mm, berat total 1.500 kg, berat muatan 100 kg, gaya dorong 12895 kg, dan menggunakan bahan bakar propelan komposit.


Selain roket RX 450, Lapan mengembangkan roket RX 550 dengan panjang 8–10 meter dan memiliki daya dorong 25 ton dalam waktu 7 detik. Roket ini ditargetkan mampu terbang sejauh 300 km hingga mencapai titik yang ditentukan. “Selain untuk menunjang kepentingan pertahanan negara, RX-550 bisa digunakan untuk mengorbitkan statelit,” jelasnya. RX-550 dengan jangkauan 300 km yang masih dalam tahap uji statis, sementara RX-420 telah uji terbang pada tahun 2009.


“Roket pengorbit satelit yang berskala besar merupakan rencana jangka panjang Lapan untuk 2025, karena untuk sekarang ini Lapan masih menggunakan roket milik India untuk meluncurkan satelit. Lokasi peluncurannya pun dari negara itu,”  tambahnya.


Pengembangan roket Lapan, ditujukan baik untuk kepentingan ilmiah maupun kepentingan pertahanan, yang dalam jangka panjang juga mengarah pada peluncuran satelit. Untuk misi pertahanan, teknologi roket Lapan sudah diadopsi oleh Konsorsium Roket yang terdiri dari Kemhan, Kemristek, PT Pindad, PT Dahana, dan PT DI.


R Han 220 berdaya jangkau 40 km,  sedang dikembangkan konsorsium untuk kepentingan peningkatan kapasitas personel militer.

Fungsi Pamengpeuk Beda Dengan Morotai
 
morotai-4Menurut Kepala Pusat Teknologi Roket Lapan Dr Rika Andiarti, selama ini Lapan menggunakan Instalasi Peluncuran Roket di Pameungpeuk, Garut untuk melakukan uji terbang roket dengan ketinggian terbatas.


Instalasi di Garut, Jawa Barat dibangun khusus untuk riset penguasaan teknologi dasar roket, terutama pada kinerja motor roket, agar roket dapat meluncur dengan baik. Namun instalasi milik Lapan sudah tidak lagi ideal untuk melakukan uji coba roket berukuran besar berhubung saat ini kawasan di sekitar Pantai Santolo itu sudah semakin padat penduduk.


“Untuk meluncurkan roket yang berukuran besar diperlukan lokasi yang memenuhi zona aman, mengingat faktor resiko yang ditimbulkannya lebih besar, karena itu dicarilah lokasi baru yang memenuhi syarat, sekaligus syarat sebagai bandar antariksa nasional,” katanya.


Dari enam alternatif lokasi yang disurvai di Morotai, Tanjung Sangowo merupakan wilayah yang paling potensial, karena jika ditarik garis lurus, jarak tepi dua desa ini mencapai 6,5 km sehingga jika meletakkan posisi peluncur utama di tengah antara dua desa itu, maka jaraknya lebih dari 3 km dari masing-masing desa, jauh dari kawasan penduduk.

Berbeda dengan Pameungpeuk yang baru mengantisipasi uji terbang roket skala kecil, Morotai ditargetkan menampung uji terbang roket skala besar, bahkan termasuk peluncuran satelit yang jangkauannya minimal 350 km, misalnya untuk keperluan remote sensing, bahkan sampai ketinggian 36 ribu km untuk geostation, kata Rika.




Sumber : JKGR

Kemhan Kunjungi Perbatasan Indonesia Timor Leste

ATAMBUA-(IDB) : Kementerian Pertahanan melalui Pusat Komunikasi Publik (Puskom Publik) mengadakan kegiatan Press Tour Wantawan Kemhan 2013 dengan melakukan kunjungan ke perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste di Atambua, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Kegiatan Press Tour dilaksanakan sejak tanggal 19 sampai dengan 22 November 2013 dan diikuti sebanyak 17 wartawan dari media televisi, cetak dan online. Rombongan dipimpin oleh Kepala Bidang Pemberitaan Puskom Publik Kemhan Kol. Kal. Anton Iman Santoso yang dalam kesempatan mewakili Kapuskom Publik Kemhan.

Press Tour ke daerah perbatasan RI-Timor Leste tersebut bertujuan untuk melihat situasi pembangunan di perbatasan, berikut kehidupan prajurit yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan. Melalui kegiatan Press Tour ini juga diharapkan wartawan Kemhan dapat melihat dari dekat kondisi infrastruktur di perbatasan.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Press Tour Kemhan melakukan beberapa rangkaian kegiatan antara lain audiensi ke Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Pos Pamtas.

Selain itu, kegiatan lainnya adalah audiensi ke Korem 161/Wirasakti di Kupang dan audiensi ke Kodim 1605/Belu dan Batalyon 744 di Atambua. Setelah dari Atambua, rombongan Press tour juga berkesempatan mengunjungi obyek wisata bersejarah yakni Gong Perdamaian Kota Kupang.





Sumber : DMC

Wamenhan : Pabrik Bom Nasional Siap Dukung Modernisasi Militer

MALANG-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan, mengatakan Pabrik Bom yang ada di Indonesia telah siap beroperasional dalam rangka mendukung modernisasi peralatan TNI baik untuk kebutuhan latihan ataupun tugas-tugas mengamankan kedaulatan.“kita pastikan industri dalam negeri makin bangkit dan kuat khususnya pabrik produksi bom siap operasional untuk mendukung modernisasi peralatan militer,” Ungkap Wamenhan.
 
Demikian diungkapkan Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (22/11) saat meninjau secara langsung proses pembuatan bom latih P-100 di kompleks Pabrik milik PT. Sari Bahari, Malang, Jawa Timur.


Saat peninjauan, Wamenhan mengatakan industri bom seperti PT. Sari Bahari dalam proses perkembangan yang mengarah kepada kesiapan operasional mendukung modernisasi peralatan, selain memiliki peluang yang besar, namun juga terdapat tantangan yang harus dihadapi.


Mengenai peluang Wamenhan mengatakan penggunaan bom akan tetap diperlukan selama masih tersedianya senjata. Disamping itu pihak pemerintah juga memberikan peluang seluas-luasnya  secara berkelanjutan pada setiap sistem sesuai rencana strategis (Renstra) setiap lima tahun.


Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menopang peluang yang diberikan dari pemerintah, dan perlu diperhatikan dalam menjawab tantangan yang akan dihadapi.


Diantaranya dijelaskan Wamenhan, agar kualitas produksi bisa terus meningkat dan berkembang perlu juga meningkatkan faktor Skill Level dalam wujud kesejahteraan, Selain itu diperlukan atensi terhadap perkembangan infrastruktur pabrik yang akan menunjang target industri strategis.


Wamenhan juga menghimbau dari sisi legitimasi kelayakan produksi sebagai bagian dari pada industri pertahanan juga perlu diawasi. Terkait faktor legitimasi kelayakan produksi industri harus berinteraksi dengan pihak regulator dan pengguna, karena disini memiliki kepentingan untuk mendapatkan otentikasi kelayakan operasional. Sehingga hal itulah yang menjadi pegangan untuk terus meningkat dan menjadi justifikasi apabila ingin masuk kedalam lingkup eksport regional.

Kemhan Dukung ToT Fuze Dari Bulgaria

Kementerian Pertahanan mendukung kemungkinan alih teknologi pembuatan fuze atau komponen pemicu bom dari Armaco JSC Bulgaria sebagai upaya menuju kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

"Kita memang menuju kepada kemandirian alat utama sistem senjata (Alutsista), tetapi prosesnya bertahap. Pada saat kita belum mampu, kita melakukan kerja sama dengan luar negeri," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang juga Ketua High Level Committe (HLC) usai meninjau kesiapan pabrik bom PT Sari Bahari di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Menurut dia, kerja sama dengan luar negeri harus ada kesetaraan dan kemitraan untuk mendapatkan satu alih teknologi tentang pengembangan fuze ini.

"Ini dilakukan secara bertahap dengan target suatu saat kita bangun pabrik fuze di Indonesia. Ini dilakukan agar industri pertahanan dalam negeri bisa mandiri tanpa ketergantungan negara asing," tuturya.

Menurut dia, meski Indonesia belum memiliki pabrik pembuat fuze, namun Indonesia memiliki pabrik pembuat bom, PT Sari Bahari, dimana satu-satunya yang ada di Asia Tenggara.

Bom yang telah diproduksi oleh PT Sari Bahari dan PT Dahana selaku tempat pengisian bahan peledaknya, antara lain, bom asap, bom P-100 L yang diperuntukan untuk pesawat tempur Sukhoi TNI AU, roket untuk pesawat Super Tucano dan lainnya.

"Kami koneksikan dengan PT Sari Bahari dengan PT Dahana. Ini menunjukan kemampuan industri pertahanan kita sudah memiliki infrastruktur termasuk amunisi untuk mendukung kemandirian alutsista TNI," kata Sjafrie.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur PT Sari Bahari Ricky Egam mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk bisa berkembang dengan pesat, meskipun ada beberapa kendala yang dihadapinya.

Kendala itu, kata dia, belum adanya pembuat fuze di Indonesia sehingga mengharuskan pihaknya mengimpor dari Bulgaria.

"Sebenarnya pihak Armaco, Bulgaria setuju untuk menjalin kerja sama untuk PT Sari Bahari untuk alih teknologi pembuatan fuze. Namun, pihak Armaco meminta sebelum ada kesepakatan, PT Sari Bahari harus membeli fuze sebanyak 1.500 pcs. Kami minta pemerintah untuk mendukung masalah ini," katanya.




Sumber : DMC 

Kostrad Dan AD India Gelar Latihan " Garuda Shakti "

JAKARTA-(IDB) : Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Indian Army Battalion 9 Madras melaksanakan Latihan Bersama (Latma), dengan nama latihan “Execise Garuda Shakti-II/2013”, yang dibuka oleh Panglima Divisi Infanteri-1 Kostrad Mayjen TNI Daniel Ambat, di Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok, Senin (18/11). 

Latma Execise Garuda Shakti-II dilaksanakan dari tanggal 18 sampai tanggal 29 November 2013, dengan lokasi daerah latihan di Cilodong dan daerah latihan Kostrad Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. Latihan Bersama India ini merupakan Latihan Bersama antara 2 (dua) negara dan merupakan wujud kerjasama internasional, dilaksanakan setiap tahun secara bergantian, bertujuan untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama antara TNI-AD dengan Army Battalion 9 Madras.

Adapun materi Latma Execise Garuda Shakti-II ini antara lain Latihan silang Cross Training (PJD), Latihan taktis dengan pasukan Infanteri mekanis dalam OLI (FTX), Sedangkan personel yang dilibatkan dalam latihan bersama ini sejumlah personel terdiri dari kostrad 40 personel yang dipimpin Mayor Inf Habib Mahfud Koamandan Batalyon Infanteri 321 Kostrad dan Angkatan Darat India 40 personel dipimpin oleh Mayor Polaki Srinivas.


Pangdivif 1 Kostrad mengatakan, melalui latihan bersama Execise Garuda Shakti-II, prajurit kedua negara dapat mengembangkan kemampuan taktik yang dimiliki, dihadapkan dengan medan yang sebenarnya, sehingga dapat menunjang pencapaian keberhasilan latihan bersama Execise Garuda Shakti-II 2013.


Pangdivif 1 Kostrad berharap peserta latihan dapat meningkatkan persahabatan dan kerja sama serta meningkatkan profesionalitas keprajuritan sehingga tujuan latihan dapat tercapai secara optimal. Disamping itu, Pangdivif 1 kostrad juga berharap seluruh kegiatan Latihan Bersama dapat berjalan sesuai dengan sasaran yang dikehendaki, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh para Prajurit, satuan dan Angkatan Darat kedua negara.




Sumber : Kostrad

Koarmabar Latihan SAR Laut Evakuasi Korban Di Kepulauan Seribu

     
JAKARTA-(IDB) : Sesuai dengan UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2 salah satu  tugas pokok TNI adalah melaksanakan operasi militer selain perang (OMSP)  yaitu diantaranya membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan atau SAR (search and Resque). Dalam rangka mempersiapkan diri menjalankan tugas tersebut TNI AL yang dilaksanakan Koarmabar melaksankan latihan pencarian dan penyelamatan korban dan evakuasi di laut (Sar laut) tahun 2013, kamis (21/11).

Latihan SAR Laut Koarmabar tahun ini terbagi dalam dua tahap yaitu Geladi Posko (Pos Komando) yang dilaksanakan di Gedung O.B. Syaaf, Markas Komando Armada RI Kawasan Barat dan Tahap geladi lapangan yang dilaksanakan di Perairan Teluk Jakarta dan Laut Jawa.

Latihan SAR dipimpin langsung  oleh Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Danguskamlabar) Laksamana Pertama TNI Harjo Susmoro, S.Sos, S.H., M.H. yang dalam latihan ini  bertindak sebagai Wakil Direktur Latihan (Wadirlat).


Latihan Sar Laut ini melibatkan personel lebih dari 400 orang yang berasal dari kesatuan  Koarmabar terdiri dari tim Kopaska, tim Dislambair, Tim kesehatan serta dari  Lantamal III, Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintoharjo dan Wing Udara II Pusnerbal dengan dibantu dari tim pendukung latihan dari Basarnas, Adpel Peabuhan Tanjung priok dan KPLP.


Unsur-unasur latihan Sar ini mengerahkan  alut sista sebanyak 3 buah KRI yaitu 1 KRI jenis perusak kawal (PK) KRI Patiunus-384, 1 jenis Fast Patrol Boat (FPB) KRI Todak-681 dan 1 jenis patroli cepat (PC) KRI Sanca-815 dan 1 Helly Bell serta 1 sea reader dari Kopaska.


Dalam latihan ini bertindak sebagai komandan Satgas latihan SAR Kolonel laut (P) Deni Septiana, S.IP yang sehari-hari menjabat Komandan satuan kapal Patroli Koarmabar, sedangkan sebagai Ketua Penilai DankolatKoarmabar Kolonel Laut (P) Yudho Margono


Skenario Latihan

Dalam latihan ini diskenariokan bahwa ada sebuah kapal barang dengan nama KM.  Maju Makmur yang sedang mengakut barang-barang kebutuhan pokok dan penumpang berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok akan menuju Pontianak. Dalam perjalanan di sekitar Pulau Damar terjadi cuaca buruk dan gelombang besar, kapal mengalami kebocoran akibat hantaman ombak. Dalam situsi darurat sebelum kapal tenggelam,  kapal ini sempat mengirimkan distress Signal ke kantor Basarnas. Diperkirakan kapal tenggelam dan penumpangnya beserta ABK menyelamatkan diri terjun ke laut.


Selanjutnya dengan cepat Kabasarnas berkoordinasi dengan Pangarmabar untuk meminta bantuan unsur SAR TNI AL (KRI dan Pesud), sekaligus meminta kepada Pangarmabar supaya salah satu perwiranya menjadi SMC (SAR Mission Coordinator). Pangarmabar melalui radiogram menunjuk Dansatrolarmabar sebagai SMC.


Kemudian Dansatrolarmabar setelah menerima perintah sebagi SMC memerintahkan KRI Patiunus (PTS)-384 yang sedang melaksanakan operasi Rakata Jaya  karena berada pada posisi sekitar kejadian kapal yang mengalami musibah untuk melaksanakan pencarian dan pertolongan. Selanjutnya Dansatrolarmabar juga meminta bantuan Helly Wing II (Pusnerbal) untuk menuju tempat kejadian  untuk melaksanakan survailance dan pertolongan SAR.


Selain memerintahkan KRI Patiunus SMC juga memrintahkan KRI Todak-631 dan KRI Sanca-815 yang sedang standbye di pangkalan Jakarta untuk melaksanakan pencarian dan pertolongan (SAR)


Setelah KRI Patiunus  menemukan korban kapal tenggelam selanjutkan melaksanakan evakuasi dari laut, dan selanjutnya dibawa dilapangan Pondok Dayung untuk ditangani sementara oleh tim medis dan selanjunya dikirim ke RSAL. Demikian juga Tim Helly yang telah menemukan lokasi kejadian juga melaksanakan evakuasi ke Pangkalan Pondok Dayung untuk ditangani sementara oleh tim medis dan kemudian dikirim ke RSAL Dr. Mintohardjo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut via darat dan via udara.




Sumber : Koarmabar

Danpasmar-2 Sambut Satgas Pam Puter XIV

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi, S.Mn., memimpin upacara penyambutan Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar (Satgas Pam puter) XIV Wilayah Timur, di lapangan apel Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2013).

Dalam amanatnya Danpasmar-2 mengucapkan selamat datang kepada seluruh anggota Satgas Pam Puter XIV yang telah melaksanakan tugas dalam rangka menjaga kedaulatan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

“Mudah-mudahan tugas yang telah saudara laksanakan dapat menambah pengalaman dan wawasan untuk menunjang tugas-tugas dimasa mendatang. Lupakan dan tinggalkan kesan yang buruk selama di daerah penugasan dan jadikan sebagai tolak ukur agar tidak terulang pada penugasan yang akan datang”, tegas Danpasmar-2.


 
Para prajurit Pasmar-2 yang tergabung dalam Satgas Pam Puter XIV di bawah pimpinan Kapten Marinir Nurkhodli telah melaksanakan tugas di wilayah Indonesia Bagian Timur selama kurang lebih 7 bulan. 

Usai upacara, dilanjutkan dengan razia dan pemeriksaan material serta barang bawaan anggota Satgas oleh Detasemen Provos dan Denintel Pasmar-2 dipimpin Kapten Marinir Sutrisno, kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah masuknya barang-barang yang dilarang oleh Dinas yang tidak berhak dimiliki oleh anggota. Adapun pemeriksaan dititikberatkan pada Narkoba, sisa Amunisi dan Bahan Peledak.


 
Hadir pada acara tersebut Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Yuniar Lutfi, Para Asisten Kaspasmar-2, Para Dankolak/Satlak Pasmar-2. 




Sumber : Kormar