SEOUL-(IDB) : Pesawat tempur T-50 buatan Korea Selatan (Korsel) pesanan TNI akan
tuntas diserahkan oleh Korea Aerospace Industries Ltd akhir 2013.
Delapan pesawat sudah diserahkan, sedangnya delapan sisanya akan
diserahkan dalam dua bulan jelang tutup tahun.
"Kami akan serahkan tepat waktu sesuai pesanan," kata President &
CEO Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) Ha Sung-Yong saat menerima
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan) Sjafrie
Sjamsoeddin di pabrik KAI, Sacheon City, Gyeongnam, Korsel, Rabu
(13/11).
Hadir pada kesempatan itu, Duta Besar Indonesia untuk Korsel John A
Prasetio dan tiga pemimpin redaksi media massa dari Indonesia, yakni
Rikard Bagun dari harian umum Kompas, Heidy Lukito dari majalah mingguan Gatra, dan Primus Dorimulu dari harian umum Suara Pembaruan, harian bisnis Investor Daily, dan portal berita Beritasatu.com.
Selain melihat pesawat T-50 kesembilan (nomor TT-5009) dan kesepuluh (TT-5010) yang masih dalam tahap ferry flight,
Wamenhan dan rombongan juga meninjau pembuatan enam pesawat terakhir.
Delapan pesawat T-50 sudah berada di pangkalan TNI Angkatan Udara,
Madiun. TNI memesan satu skuadron atau 16 pesawat T-50 buatan KAI sejak
2011. Namun, karena proses politik anggaran di DPR, pembuatan pesawat
tempur ini baru dimulai pertengahan tahun 2013.
Dalam peninjauan sepintas, tampak jelas keseriusan pemerintah Korsel
dalam meningkatkan kemampuan di bidang industri militer. Pabrik pesawat
KAI cukup besar dan dilengkapi peralatan modern. Selama 2,5 jam di
Sancheon City terlihat beberapa pesawat tempur latih buatan KAI silih
berganti take-off, bermanuver di udara, dan landing.
Ha Sung-Yong menyatakan kegembiraannya bekerjasama dengan Indonesia.
Setelah kerjasama ekonomi dan politik internasional, Korsel dan
Indonesia meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan. Pesawat
yang ditumpangi Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan rombongan dari
pangkalan udara Seoul ke Sancheon City pulang-pergi adalah "Tetuko",
pesawat CN-235 khusus pesawat angkut militer buatan PT Dirgantara
Indonesia (DI), dahulu PT industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Sjafrie memuji KAI yang sudah memproduksi tepat waktu pesawat tempur
T-50 pesanan TNI. "Kami berterimakasih kepada Korsel yang sudah membantu
modernisasi persenjataan TNI," ujarnya.
Pembelian satu skuardon pesawat T-50 dari Korsel, kata Sjafrie,
merupakan langkah awal menuju kemandirian Indonesia dalam memproduksi
pesawat tempur. Pemesanan 16 pesawat buatan KAI ini disertai transfer
teknologi. Perlahan, PT DI akan memproduksi pesawat tempur.
Indonesia, kata Sjafrie, sudah memasuki era industri pertahanan. Bekerjasama dengan Korsel, TNI akan memproduksi pesawat tempur dan kapal selam. Panser dan sejumlah senjata sudah bisa diproduksi Indonesia. Modernisasi, peningkatan kekuatan militer, dan pembangunan industri pertahanan Indonesia sudah dimulai sejak sembilan tahun lalu.
Sumber : BeritaSatu