Pages

Sabtu, November 02, 2013

Analisis : Pesan Untuk Musang Natuna

ANALISIS-(IDB) : Deru dan gelegar 8 jet tempur canggih Sukhoi dan 6 jet tempur F16 di langit Batam tentu “terdengar nyaring” di jiran sebelah dan sebelahnya lagi.  Bahkan ribuan buruh yang lagi demo di Batam akhir Oktober lalu menghentikan teriakannya sejenak untuk mendongak keatas menyaksikan dan mengagumi. Selama 5 hari di penghujung Oktober dan awal Nopember 2013, Hang Nadim Batam menjadi home base latihan tempur khusus tentara langit Nusantara  bersama Tanjung Pinang, Pontianak dan Ranai Natuna.

Batam menjadi pangkalan aju Sukhoi, F16, Hawk skuadron Pekanbaru.  Pontianak menjadi pangkapan aju Super Tucano dan Hawk tuan rumah. Sementara 7 Hercules diterbangkan langsung dari Halim membawa ratusan tentara untuk diterjunkan ke Natuna.  Materi latihan tentu bermacam menu dan biarlah itu menjadi urusan rumah tangga AU mau mendapat ponten berapa. Tapi kita sebagai penonton secara visual bisa melihat betapa lumatnya sasaran yang dijadikan target penghancuran oleh jet-jet tempur tadi.
Jet tempur Sukhoi dan rudalnya di langit Natuna
Sudah tentu kurikulum latihan matra udara paling bergengsi itu diintip dan dipantau oleh jiran sebelah dan sebelahnya lagi. Singapura dan Cina sangat diyakini ikut memantau gerakan tentara dan jet-jet tempur RI itu dengan mata telinga elektronikanya.  Tak apa-apa, ini akan semakin memberikan kesan dan pesan pada “musang-musang” itu bahwa TNI mampu memperlihatkan dan menjalankan pertempuran modern dengan alutsista setara. 

Show of Force untuk tetangga sebelah Batam diperlukan karena ini menyangkut kewibawaan. Termasuk untuk warga Batam Riau bahwa payung dan persenjataan dirgantara di atas mereka siap melindungi ummatnya setiap saat. Penting juga untuk dipesankan bahwa mereka adalah merah putih. Soalnya warna keseharian warga perbatasan adalah lintas batas dalam interaksi eknonomi. Sekedar mengingatkan.

Pesan untuk musang Natuna jelas, jangan bermain api dengan teritori NKRI.  Musang yang dimaksud adalah singkatan dari musuh anggapan, sebuah nama sandi militer untuk sebuah negara yang menjadi musuh simulasi.  Beberapa waktu lalu musuh simulasi itu bernama Sonora tanpa ada kepanjangannya, sehingga dipersepsikan macam-macam. Musang yang ini pun bisa dimaknai dengan “musuh sang naga” atau “musuh sangar” atau tetangga yang berwatak musang.  Yang jelas untuk wilayah Natuna dan sekitarnya kita berhadapan dengan kekuatan multi kelas.  Ada kelas Naga, ada kelas Singa dan ada kelas Jaguh. Tidak usah dijelaskan lagi karena diskusi forum militer sudah memahami terutama pada kelas yang terakhir itu.
Hasilnya, melumat musang Natuna
Banyak hal yang bisa dicatat dalam latihan ini. Inilah untuk pertama kalinya diperlihatkan kepada khalayak bahwa persenjataan Sukhoi tidak lagi sekedar kanon dan bom P100. Tetapi juga sudah memiliki tentengan rudal-rudal mautnya.  Ada rudal R73, R77, Kh31A, Kh31P dan S8 yang made in Rusia itu, sehingga memberi kesan gentar dan getar.  Catatan lain adalah adanya sorti pertempuran udara yang tentu bernuansa mencekam karena kemampuan first look, first shot dan first kill menjadi kejaran prestasi untuk pilot kita bersama keunggulan teknologi radar dan rudalnya.  Pertempuran udara modern saat ini dan seterusnya sesungguhnya adalah uji keunggulan teknologi radar, jarak tembak dan kecepatan rudal serta militasi pilot jet tempur.

Sebagai evaluasi untuk kondisi kepemilikan dan jenis alutsista TNI AU saat ini dibandingkan dengan luas wilayah dan spektrum ancaman maka harus diakui kekuatan pukul alutsista udara kita masih belum memadai.  Satu skuadron Sukhoi yang dimiliki saat ini belum mencukupi nilai gizi kegaharan pengawal dirgantara.  Meski tahun depan akan ada penambahan 24 jet tempur F16 dan melengkapi kekuatan penuh satu skuadron Golden Eagle dan Super Tucano, tetap belum disebut gahar. Oleh sebab itu masih diperlukan minimal 1-2 skuadron Sukhoi Family lagi untuk memastikan kewibawaan itu.  Apalagi jika dikaitkan dengan kehadiran F35 yang mulai tahun depan di kawasan ini. Dan kita meyakini bahwa dalam program MEF tahap 2 nanti kekuatan pengawal dirgantara bersama dua matra angkatan lainnya akan semakin bagus dan berotot.

Intensitas latihan militer yang dilakukan Indonesia selama dua tahun terakhir ini adalah memastikan tingkat kesiapsiagaan yang tinggi untuk menjaga kepemilikan medan teritori.  Lebih dari itu adalah untuk mengingatkan negara manapun untuk tidak mengusik teritori Indonesia.  Kampanye militer dengan mengerahkan berbagai alutsista untuk diperdengarkan dan diperlihatkan bunyi musik amunisi dan dentumannya. Menenggelamkan kapal perang dengan rudal Yakhont dari jarak 200 km yang membuat para musang terperangah. Membumihanguskan dan mendemonstrasikan teknologi persenjataan yang dimiliki adalah pesan militer yang jelas dan tegas.  Pesan yang hendak disampaikan kepada para musang lewat dentuman, deru, gelegar dan manuver di wilayah perbatasan sesungguhnya adalah rangkaian kalimat yang kira-kira berbunyi seperti ini: anda sopan kami sapa, anda maju  kami sapu.
Sumber : Analaisis 

Uang Tunjangan Prajurit TNI Naik 20 Persen

Prajurit TNI
Latihan Prajurit TNI .

SURABAYA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan peningkatan remunerasi bagi prajurit TNI, secara prinsip telah disetujui komisi I DPR RI. Remunerasi prajurit TNI naik 20 persen, dari 37 % menjadi 57 %.


“Remunerasi saat ini perlu ditingkatkan”, ujar Jenderal Moeldoko pasca pengangkatan sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI AL di lapangan tembak marinir FX Supramono, Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (1/11/2013).


“Saya sudah berguru dan sudah sampaikan kepada pimpinan kita dan komisi I DPR RI prinsipnya sudah menyetujui, remunerasi prajurit perlu ditingkatkan,” katanya.

Prajurit TNI
Prajurit TNI

Ia menyebut remunerasi prajurit saat ini 37 persen akan naik menjadi 57 persen dan berharap tahun depan akan terealisasi. “Sekarang baru 37 persen, harapan saya tidak terlalu lama 2014 mudah mudahan bisa menjadi 57 persen,” jelasnya.


Jika terealisasi, ia memastikan senyum para prajurit TNI dipastikan akan semakin lebar. “Semoga bisa segera teralisasi. Jadi senyum prajurit saya semakin lebar,” pungkas Moeldoko sambil tertawa lebar.

Remunerasi adalah sistem penggajian dikaitkan dengan penilaian kinerja yang bertujuan untuk memacu prestasi dan motivasi. Sasaran remunerasi mendorong peningkatan profesionalisme dan kinerja para prajurit. 




Sumber : JKGR

Jepang Bersiap Latihan Perang Skala Besar

TOKYO-(IDB) : Jepang tengah mempersiapkan latihan perang dalam skala besar. Puluhan ribu pasukan Jepang dan jet tempurnya akan disiapkan dalam latihan perang selama 18 hari ini.

Seperti dilansir Telegraph, Jumat (1/11/2013), latihan perang Jepang tersebut dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan pasukan bela diri mereka, di tengah ancaman meningkatnya ketegangan di wilayah Asia.

Diperkirakan sekira 34 ribu pasukan bela diri Jepang dilengkapi dengan kapal perang dan pesawat tempur F-2, terlibat dalam latihan perang ini. Latihan tersebut dijadwalkan akan berlangsung hingga 18 November 2013 mendatang.

Latihan akan berlangsung di udara, laut, dan darat. Latihan termasuk melibatkan penembakan peluru dan pendaratan kendaraan amfibi. Selain itu, dilatih pula cara mempertahankan pulau dari serangan.

Di saat bersamaan, Pemerintah Jepang juga meluncurkan klaimnya terhadap dua pulau yang diperebutkan dengan China, Korea Selatan (Korsel) dan Taiwan.

Jepang beberapa kali terlibat perebutan wilayah dengan tetangganya. Saat ini, China merupakan lawan utama Negeri Sakura dalam memperebutkan kendali Pulau Senkaku.

Latihan perang ini sepertinya juga akan menganggu hubungan kedua negara, setelah pihak pasukan bela diri Jepang mempertimbangkan untuk melakukan latihan tembak di Pulau Ishigaki. Pulau tersebut jaraknya dekat dengan Pulau Senkaku yang diperebutkan kedua negara.




Sumber : Okezone

Panglima TNI Jadi Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL

 
SURABAYA-(IDB) : Bunyi ledakan dan rentetan tembakan yang disusul meluncurnya sejumlah kendaraan tempur pengangkut pasukan, mengawali acara pengukuhan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko sebagai warga kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, dalam suatu upacara militer di lapangan tembak F.X. Soepramono, Karangpilang, Surabaya, Jum’at  (1/11/2013).


Upacara yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI DR. Marsetio, para mantan Komandan Korps Marinir, serta sejumlah pejabat tinggi TNI itu ditandai dengan penyerahan baret ungu dan dilanjutkan dengan penyematan Brevet Intai Amfibi Korps Marinir serta Brevet anti teror aspek laut Detasemen Jalamangkara di dada kanan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington. 


Sesaat kemudian,Panglima TNI melakukan penembakan dengan menggunakan senjata How 105 mm milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut, yang disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh undangan.


Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi, dan Brevet anti teror aspek laut Detasemen Jalamangkara yang disematkan itu sebelumnya dibawa oleh 3 peterjun pilihan dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), sertadari Batalyon Taifib 1 dan 2 Marinir, dipimpin Kapten Marinir Pujo Setiyono, mendarat tepat di depan mimbar Inspektur Upacara yang telah diapit 4 unit kendaraan tempur BMP-3F dan 6 unit meriam Howitzer 105 mm.


Mariniiiiir... !!! Berulang-ulang dan begitu lantang penuh bangga, suara Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, sesaat setelah menerima penyematan Baret Ungu, Brevet Intai Amfibi Korps Marinir, dan Brevet Anti Teror TNI Angkatan Laut. 

“Apakah kalian bangga memakai baret seperti yang saya pakai ini, apakah saya terlihat bertambah gagah memakai baret ungu ini?,” tanya Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kepada ribuan prajurit Korps Marinir seluruh peserta upacara.


“Kebanggaan saya adalah kebanggaan kalian semua. Kebanggaan kalian adalah kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu jagalah kebanggaan ini sebaik-baiknya”, seru Panglima TNI kepada seluruh prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut.


Menurut Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir (Kadispen Kormar) Letkol Marinir Suwandi, pengukuhan Jenderal TNI Moeldoko sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, didasari beberapa pertimbangan, antara lain mengingat kontribusi dan perhatiannya yang sungguh-sungguh terhadap kemajuan dan perkembangan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, disamping juga sebagai bentuk apresiasi atas keteladanan jiwa, sikap, semangat, dan komitmen yang tinggi yang diberikan kepada Korps Marinir TNI Angkatan Laut. 


Sejak berdirinya Korps Marinir TNI Angkatan Laut tahun 1945, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko merupakan orang ke-31 yang menerima penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.


Upacara pengukuhan selain diwarnai dengan demonstrasi kemampuan dan ketangkasan prajurit, juga dimeriahkan dengan defile pasukan dan defile kendaraan tempur yang dimilki oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut.


Upacara yang melibatkan sedikitnya 6.000 prajurit petarung Korps Marinir dari Pasmar-1 Surabaya dan Pasmar-2 Jakarta, dipimpin oleh Komandan Upacara Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, yang sehari hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-2Jakarta, sedangkan bertindak selaku Komandan Defile yaitu Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasmar-1 Surabaya.


Seusai upacara, Panglima TNI berfoto bersama dengansejumlah prajurit Marinir, dan diakhiri dengan melakukan tele conference dengan para prajurit Korps Marinir yang sedang melaksanakan tugas pengamanan di sejumlah pulau terluar.

Panglima TNI : Akhir Tahun 2013 Marinir Akan Dierkuat 37 Tank BMP-3F

Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) terus dilakukan TNI. Akhir 2013, TNI akan kedatangan puluhan tank dari Rusia.

"Peningkatan dari waktu ke waktu akan berjalan terus. Sebentar lagi akan hadir 37 unit tank dari Rusia akhir tahun ini, kemudian dari korea menyusul pada 2014. Dan semuanya baru," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko di lapangan tembak Mmarinir FX Supramono, Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (1/11/2013).

Bahkan kata dia, anggaran belanja alutsista 2014 dipastikan akan naik, tapi tidak signifikan meski tahun ini hanya terserap 42 persen.

"Anggaran alutsista, ada peningkatan tahun depan. Harusnya target. Sekarang (2013) hanya terserap 42 persen, tetapi pada 2014 bisa terlampaui 53 persen tidak ada akselerasi yang signifikan dan belanja untuk semua kesatuan," ungkap dia.





Sumber : Kormar

Amerika Kembangkan Drone Hipersonik SR-72, Suksesor SR-71 'Blackbird'

Desain SR-72
WASHINGTON-(IDB) : Perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin, memecah keheningan dengan berencana untuk mengembangkan pesawat hipersonik tanpa awak yang diusulkan untuk misi pengintaian dan penyerangan jarak jauh militer AS di masa depan. Lockheed Martin mengatakan, pihaknya siap memulai pengembangan pesawat hipersonik tak berawak SR-72 yang bisa digunakan Angkatan Udara AS pada 2030.

Usulan pengembangan drone ini sebagai tindak lanjut dari pengembangan pesawat pengintai strategis tercepat Angkatan Udara AS SR-71 'Blackbird' (kecepatan Mach 3) yang dikembangkan oleh desainer legendaris Clarence "Kelly" Johnson, chief designer dari Lockheed Martin Skunk Work di era 60-an.




Sebagai drone hipersonik, SR-72 akan terbang dengan kecepatan hingga Mach 6 (7.350 km/jam), atau enam kali kecepatan suara. Pada kecepatan ini, laju drone akan sangat cepat sehingga musuh tidak memiliki waktu untuk bereaksi atau menghindar. SR-72 kemungkinan baru bisa beroperasi pada 2030.


Sudah beberapa tahun terakhir, Lockheed Martin Skunk Works bekerjasama dengan Aerojet Rocketdyne (perusahaan AS pembuat mesin rudal dan roket) guna mengembangkan metode untuk mengintegrasikan turbin dengan mesin jet ramjet supersonik air breathing untuk menambah daya pesawat hingga mencapai kecepatan Mach 6.


Desain SR-72
Turbin akan berbasis kombinasi cycle propulsion, yang berarti turbin dikombinasikan dengan ramjet untuk memungkinkan operasi dari statis ke kecepatan hipersonik. Pada tahapan turbin, daya dorong dihasilkan dari mesin turbin sejak lepas landas hingga mencapai kecepatan Mach 3, selanjutnya hentakan ramjet akan mempercepat laju pesawat hingga kecepatan hipersonik.

Hasilnya adalah SR-72 yang Aviation Week juluki sebagai "anak Blackbird", dan mesin yang terintegrasi dan badan pesawat yang dioptimalkan akan menghasilkan performa yang tinggi. "Diciptakan sebagai solusi untuk platform senjata mobile yang dapat bersembunyi dari satelit. Jet akan terbang sangat cepat sehingga lawan tidak akan mampu bereaksi untuk menyembunyikan target (mobile)," seperti yang dikatakan Guy Norris, seorang penulis di Aviation Week.


Menurut Brad Leland, manajer program Lockheed Martin, sebuah pesawat hipersonik akan menjadi 'game changer'. "Pesawat hipersonik yang dilengkapi dengan rudal hipersonik, akan menembus wilayah udara yang dijaga dan menyerang hampir semua lokasi di seluruh benua dalam waktu kurang dari satu jam, kata Leland. "Kecepatan adalah kemajuan selanjutnya dari penerbangan untuk melawan ancaman yang muncul dalam beberapa dekade mendatang. Teknologi ini akan menjadi 'game changer' di teater (perang), seperti halnya pesawat-pesawat siluman yang mengubah wajah pertempuran udara hari ini."


SR-72 bukanlah pesawat hipersonik pertama Lockheed Martin. Dalam kemitraan dengan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), para pengembang sebelumnya telah mengembangkan Falcon Hypersonic Technology Vehicle 2 (HTV-2) rocket-launched. Proyek pengembangan dan penelitian HTV-2 digunakan untuk mengumpulkan data pada tiga tantangan teknis dari penerbangan hipersonik yaitu aerodinamik; efek aerothermal; dan bimbingan, navigasi dan kontrol.




Sumber : Artileri

Dari Rusia Ke Langit Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Jakarta merapat ke Moskow. Jet tempur Sukhoi seri terbaru bakal meraung di langit Indonesia. Bukan hanya di awang tapi juga di tanah. Kendaraan tempur dan rudal juga bakal dibeli dari sana. Indonesia dan Negeri Beruang Merah itu juga bakal bekerjasama. Dalam banyak soal.

Negeri kita memang pasar yang subur. Dan itulah sebabnya, dalam dekade terakhir, Rusia rajin menyambangi pameran pertahanan Indonesia. Mereka juga rajin hadir pada pameran dirgantara.

Meski sudah masuk dalam kelompok elit G20, Indonesia dipandang belum memiliki alutsista yang memadai. Dalam pameran Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine Expo & Forum, yang rutin berlangsung di Kemayoran, Jakarta, delegasi Rusia selalu menjadi penghuni anjungan yang luas.

Mereka memamerkan rupa-rupa model persenjataan. Dari prototipe pesawat tempur, helikopter militer, radar, hingga senapan serbunya yang sudah mendunia, Kalashnikov (AK).

Pada setiap pameran dua tahunan itu, terakhir pada awal November 2012, anjungan Rusia selalu ramai dikunjungi. Dari  warga biasa hingga para petinggi militer. Pameran itu menghadirkan 500 peserta dari 40 negara. Dikunjungi 20.000 orang.

Seperti di pameran-pameran sebelumnya, produk-produk senjata Rusia di Indo Defence 2012 banyak disanjung.  Saat mengunjungi pameran itu, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Marsetio, terkesan akan ketangguhan mesin-mesin perang dari Negeri Beruang Merah.

Dia menegaskan bahwa tank amfibi buatan Rusia, PT-76, sampai kini masih dipakai oleh TNI. Padahal usianya sudah 50 tahun. "PT-76 ini masih kami pakai sejak 1962," kata Laksamana Marsetio, yang sejak Desember 2012 naik jabatan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

Pertama kali diproduksi pada awal dekade 1950an, PT-76 menjadi tank ringan amfibi standar bagi militer Uni Soviet dan negara-negara anggota Pakta Warsawa. Menurut laman Main Battle Tanks, PT-76 dipakai 25 negara.

TNI masih memakai tank ini, seperti diungkapkan Laksamana Marsetio. Di jajaran TNI Angkatan Laut, PT-76 merupakan aset yang dipakai oleh Korps Marinir, spesialis operasi militer dari laut ke darat. 

Di dunia internasional, digunakan pada berbagai perang besar - seperti Perang Vietnam dan Perang Arab-Israel.  PT-76 diakui kalangan pengamat sebagai tank amfibi yang populer karena memiliki desain yang sederhana. Efektif.  Mampu dipakai di medan-medan berat.

Itulah sebabnya PT-76 menjadi salah satu simbol sukses Soviet, dan kini Rusia, dalam memproduksi tank maupun kendaraan lapis baja. Selain itu masih ada tank-tank tempur legendaris lain era Soviet, seperti T-62 dan T-72.

Ingin meneruskan kejayaan Soviet, Rusia pun gencar memproduksi kendaraan-kendaraan lapis baja baru. Salah satu andalan mereka saat ini adalah kendaraan tempur (ranpur) BMP3. Ini merupakan ranpur amfibi yang bergerak lebih lincah dari tank-tank terdahulu dan mampu mengangkut hingga tujuh personel serta bisa dikendalikan tiga orang.

Keunggulan itulah yang membuat Indonesia memperkuat militernya dengan membeli kendaraan tempur BMP3 seri F. Dibuat oleh perusahaan Kurganmashzavod, Indonesia telah memiliki 17 unit BMP3-F pada 2008 dan berencana menambah 37 unit lagi untuk memperkuat Satuan Marinir TNI-AL.

Seorang prajurit Marinir TNI-AL, Guntur Pasaribu, mengungkapkan kelebihan BMP-3F. "Korps Marinir Indonesia sangat berpengalaman mengendalikan tank-tank buatan Rusia, mulai dari PT-76 sampai BMP-3F. Menurut pengalaman kami, tank-tank dari Rusia sangat memuaskan," kata Pasaribu seperti dikutip media Rusia, RBTH. 

Alternatif AS

Bukan cuma soal alat tempur, Indonesia dan Rusia juga bekerjasama dalam latihan militer. Juga membangun  proyek patungan alutsista. Dan sesungguhnya, kerjasama kedua negara bukan hal baru.

Ketika masih berbentuk Uni Soviet (USSR), Rusia sudah menjual persenjataan ke Indonesia, tidak lama setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik pada 1950. Pada masa-masa awal itu, banyak pula personel angkatan laut dan udara dikirim ke Uni Soviet. Mereka sekolah di sana.

Hubungan itu terganggu pertengahan dekade 1960an karena alasan politis. Kedua negara kembali melanjutkan hubungan di awal dekade 1990an, meski baru efektif beberapa tahun kemudian. Contohnya, pembicaraan soal jual-beli jet tempur Rusia Sukhoi-30 ke Indonesia berlangsung sejak 1997. Namun jual-beli itu baru disepakati pada 2003.

Hubungan itu kembali terajut, setelah renggangnya Indonesia dengan Amerika Serikat di akhir dekade 1990an. Kerenggangan itu muncul setelah Washington menjatuhkan embargo penjualan senjata ke Jakarta karena menilai Indonesia saat itu melanggar Hak Asasi Manusia di Timor Timur, yang kini bernama Timor Leste sejak menjadi negara berdaulat pada 2002.

Embargo senjata AS ke RI itu, berikut suku cadang, berlangsung selama 1999-2005. AS mengakhiri embargo ketika Presidennya saat itu, George W Bush, menganggap Indonesia termasuk mitra penting memerangi terorisme.

Setelah mencabut embargo, AS pun terlihat aktif menawarkan mesin-mesin perangnya kepada Indonesia. Pada 2011, AS sepakat mengirim 24 unit jet tempur bekas tipe F-16 seri C/D blok 25 kepada Indonesia secara cuma-cuma, kecuali untuk biaya pemutakhiran (upgrade).

Pada akhir 2012, AS dan Indonesia berunding untuk jual-beli helikopter serbaguna UH-60 Black Hawk dan helikopter tempur AH-60D buatan Boeing.   

Namun, belajar dari embargo AS itu, Indonesia membuka pintu kerjasama seluas-luasnya kepada negara lain, termasuk Rusia, agar tidak lagi bergantung kepada satu pihak dalam pengadaan alutsista. Maka, sejak itu, Indonesia tidak hanya kembali berbisnis senjata dengan AS, namun juga mempererat kerjasama serupa dengan Rusia.

Maka, Indonesia dan Rusia bersepakat soal jual beli jet tempur dan mesin-mesin perang lain. Sejak 2003, Rusia telah mengirim 12 unit jet tempur Sukhoi ke Indonesia dan pengiriman empat unit lagi masih menunggu persetujuan lebih lanjut.

Moskow pun telah menjual sejumlah helikopter militer Mi-35 dan Mi-17 kepada Jakarta. Alutsista lain yang dijual Rusia ke Indonesia adalah kendaraan tempur lapis baja BMP-3F, kendaraan pengangkut personel BTR-80A, serta senapan serbu AK-102.

Untuk membeli persenjataan itu, Moskow pada 2007 memberi fasilitas kredit sebesar US$1 miliar kepada Jakarta. Kerjasama pertahanan di luar jual-beli persenjataan juga telah berlangsung, seperti menggelar latihan bersama memerangi perompak di laut antara pasukan Indonesia dengan Rusia pada 2011.

Baru-baru ini pun Rusia menawarkan bantuan ke Indonesia membangun sistem pertahanan udara. Saat ini, Indonesia hanya memiliki rudal-rudal pertahanan SAM (surface-to-air missile) jarak dekat.

Viktor Komardin dari perusahaan ekspor senjata-senjata Rusia, Rosoboronexport, mengungkapkan bahwa Moskow akan menjual perangkat sistem SAM sekaligus membantu Indonesia bila tertarik mempersiapkan jaringan pertahanan udara.

Malaysia, katanya, sudah membentuk suatu sistem pertahanan udara terintegrasi. "Tapi Indonesia belum memilikinya. Padahal sistem pertahanan ini penting dimiliki Indonesia," lanjut Komardin seperti dikutip kantor berita Russian Beyond the Headlines.  

Alih Teknologi

Namun kerjasama ini tidak berlangsung sangat mulus. Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Sisriadi, mengatakan kerjasama pertahanan antara RI dengan Rusia masih terbentur pada adanya alih teknologi yang harus menyertai setiap pembelian alutsista dari sana.  Keharusan itu termuat dalam UU No. 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Dalam UU itu tertulis setiap pembelian sistem senjata dari luar negeri, wajib ada konten lokal. Bentuknya, antara lain pelatihan, kerja sama pembuatan, dan kerja sama operasi. Hal itu diungkap Sisriadi, ketika dihubungi VIVAnews, Jumat 1 November 2013.

"Setelah adanya UU Industri Pertahanan No. 16 Tahun 2012 itu, maka kami mengganti format pertemuan bilateral yang selalu dilakukan setiap tahun dengan  Rusia. Kami menyampaikan kepada mereka bahwa pembelian produk alutsista dari negara mana pun harus disertai alih pengetahuan dan teknologi," ungkap Sisriadi.

Hingga saat ini, lanjut Sisriadi, pihak Rusia masih belum dapat memenuhi inisiatif tersebut. Kendati begitu, pihak Kemhan tidak lantas menghentikan kerjasama pertahanan dengan Negeri Beruang Merah. "Kami masih akan terus mendorong Rusia supaya alih teknologi itu dilakukan,”katanya.

Proses negosiasi itu, lanjutnya, sangat alot, karena mereka ngotot tidak dapat memenuhi inisiatif RI. Rusia sendiri, ujar Sisriadi, tidak mengungkapkan secara gamblang alasan di balik penolakan mereka melakukan alih teknologi. 

"Kemhan juga tidak tahu alasannya. Karena mereka tidak mengemukakan alasannya. Tiap kali kami tanyakan, mereka malah kembali membahas pinjaman yang ditawarkan Rusia kepada Indonesia," katanya.

Pinjaman negara yang dimaksud Sisriadi adalah dana pinjaman yang ditawarkan Pemerintah Rusia untuk membeli peralatan alutsista dari mereka. Nominalnya mencapai US$1 miliar atau Rp11 triliun.  Namun, kata Sisriadi, dalam ada ketentuan, disebutkan bahwa pinjaman hanya dapat membeli produk alutsista tertentu. “Mereka juga menyertakan daftar belanja alutsista apa saja yang dapat kami beli,” ujarnya.

Dana pinjaman itu merupakan bagian dari kesepakatan kerjasama pertahanan yang diteken oleh kedua Pemerintah sejak delapan tahun silam. Kedua pucuk pimpinan yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Vladimir Putin telah menyepakati adanya dana pinjaman tersebut.

Dari dana yang ditawarkan senilai US$1 miliar, Kemhan baru menggunakan sebagian dari dana tersebut untuk membeli pesawat jet tempur Sukhoi, helikopter MI-17 dan MI-31 serta tank BMP-3F. Totalnya mencapai US$308 juta atau Rp3,4 triliun.

Pesawat Sukhoi yang dibeli menggunakan dana pinjaman ini, merupakan pesawat yang dikirimkan pada gelombang awal ke Indnesia. "Jadi bukan pesawat Sukhoi baru yang dikirim pada September lalu ya. Kami membeli itu menggunakan dana pinjaman dari bank swasta," ujarnya.

Total ada lima pesawat Sukhoi SU-27 SKM yang baru dikirim pada September lalu dibeli dengan harga US$470 juta atau Rp5,2 triliun. Kontraknya ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan dengan  Rosoboronexport Rusia pada tanggal 29 Desember 2011 silam.

Lima pesawat jet tempur ini akan melengkapi 11 pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang sudah terlebih dahulu tiba di Indonesia dan berjumlah 11 unit.

Maka total pesawat Sukhoi yang dimiliki telah mencapai 16 unit atau satu skuadron. Sementara untuk harga helikopter MI-17 dan MI-31, Sisriadi, tidak menyebutkan harganya.

Ditanya VIVAnews apakah ada alutsista lainnya yang masih berniat dibeli dari Rusia, Sisriadi menyebut hingga kini Kemhan masih belum ingin menggunakan sisa dana yang ada untuk membeli alutsista lainnya. Mereka tidak ingin melanggar UU yang berlaku.

Soal keunggulan pesawat jet tempur Sukhoi dari Rusia, Sisriadi menyebut burung besi itu memiliki sistem sensor yang baik. "Endurance atau jangkauan operasional jauhnya pun juga hebat sehingga bisa dioperasikan untuk jarak jauh dan bisa kembali lagi. Selain itu sistem avionik yang dimiliki Sukhoi juga bagus. Pesawat ini lincah di kelasnya, " papar Sisriadi.

Ke depan, lanjut Sisriadi, untuk alutsista pesawat Sukhoi dirasa  sudah cukup. Pesawat tempur itu akan dicampur dengan F-16 yang juga sudah ada.

Sisriadi mengatakan pelajaran lain dari peristiwa embargo yang dipetik Kemhan yakni jangan bertumpu kepada satu negara saja dalam mengandalkan pembelian alutsista. Jadi ketika diembargo, masih ada alutsista lain yang dapat digunakan. 




Sumber : Vivanews

System Pertahanan Ibukota

2014 Dimulai Pembangunan System Pertahanan Bawah Tanah Di Monas
JAKARTA-(IDB) : Rencana pembangunan sistem pertahanan bawah tanah di kawasan Monas, Jakarta Pusat segera terealisasi. Dijadwalkan pembangunan akan dimulai tahun depan. Selain itu, juga akan dilakukan pemanfaatan daerah pesisir laut di sekitar Marunda, Jakarta Utara sebagai tempat meluncurnya kendaraaan TNI jenis amphibi.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengungkapkan, semua rencana tersebut akan dilakukan mulai tahun depan. Dengan demikian, Jakarta ikut berkontribusi membantu TNI menyediakan lahan untuk pertahanan. "Ini kita akan mulai tahun depan di Monas, akan dibangun basement besar dan lebar, jadi nanti di situ akan berjalan dan digunakan," ujar Jokowi di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

Ia menyebutkan, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amphibi. "Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amphibi ke laut. Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang," kata Jokowi.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI, Jenderal Budiman mengakui, rencana tersebut telah dibicarakan antara kedua belah pihak. Bahkan, pembicaraan kepada Jokowi telah dilakukan saat ia masih menjabat sebagai Sekjen Kementerian Pertahanan. Lokasi yang menjadi sasaran adalah pusat-pusat strategis, bisa pusat perekonomian, pemerintahan, perindustrian, dan keuangan,

"Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan sebagainya yang strategis, maka saya berdiskusi dengan beliau, kalau kita punya basement di bangunan, selayaknya basement ini punya penghubung suatu saat bisa digunakan, termasuk saluran air," lanjut Budiman.

Ia pun merekomendasikan ruang bawah tanah Monas yang akan dibangun sebagai lahan parkir dan lokasi berjualan Unit Usaha Mikro (UKM) juga dilengkapi sistem pertahanan darurat. "Gubernur waktu itu respons dan siapkan termasuk rencana beliau yang bagus untuk pertahanan negara," tandasnya.

Gedung Tinnggi Jakarta Akan Dipasang Senjata Penangkis Serangan Udara

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman mengatakan pihaknya akan memasang sejumlah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) atau Senjata Penangkis Serangan Udara di atas sejumlah gedung tinggi di Jakarta.

"Pada gedung tinggi bisa digunakan.gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara," ujar Budiman dalam acara operasi katarak dan bibir sumbing gratis memperingati hari Juang Kartika di Silang Monas, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Tidak hanya Senjata Penangkis Serangan Udara, diharapkan di gedung-gedung tertentu dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.

"Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara," tutur Budiman.

Rencana membangun sistem pertahanan di tempat-tempat strategis di Ibukota lantaran DKI Jakarta sebagai pusat dari perekonomian, pemerintahan, perindustrian dan keuangan.

"Jadi perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga," ucap Budiman.

Dalam rangka mewujudkannya, Budiman mengaku telah melakukan kerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Tidak hanya di Jakarta, Budiman menjelaskan penempatan alat pertahanan juga dilakukan di beberapa daerah lain dengan menyesuaikan kontur wilayah.




Sumber : BeritaJakarta